You are on page 1of 15

BUDIDAYA TERNAK DAN PERIKANAN

I.

Pengrtian Budidaya Dalam pertanian, budidaya merupakan kegiatan terencana pemeliharaan sumber daya

hayati yang dilakukan pada suatu areal lahan untuk diambil manfaat atau hasil panennya. Kegiatan budidaya dapat dianggap sebagai inti dari usaha tani.Pada dasarnya budidaya dapat dibedakan menjadi dua macan yaitu :
1. Budidaya Tanaman mengandalkan pada penggunaan tanah atau media lainnya di

suatu lahan untuk membesarkan tanaman dan lalu memanen bagiannya yang bernilai ekonomi. Bagian ini dapat berupa biji,buah, daun, bunga, tunas, batang serta semua bagian lain yang bernilai ekonomi.
2. Budidaya Hewan melibatkan usaha pembesaran bakalan (hewan muda) atau

bibit/benih (termasuk benur dan nener) pada suatu lahan tertentu selama beberapa waktu untuk kemudian dijual, disembelih untuk dimanfaatkan daging serta bagian tubuh lainnya, diambiltelurnya, atau diperah susunya (dairy). Proses pengolahan produk budidaya ini biasanya bukan bagian dari budidaya sendiri tetapi masih dianggap sebagai mata rantai usaha tani ternak itu.

II. Budidaya Dalam Pertaniaan Pertanian adalah kegiatan manusia mengusahakan tanah dengan maksud memperoleh hasil tanaman atau hasil hewan tanpa mengakibatkan berkurangnya kemampuan tanah yang bersangkutan untuk mendapatkan hasil selanjutnya. Kegiatan pertanian yang meliputi budaya bercocok tanam dan memelihara ternak merupakan kebudayaan manusia paling tua. Tetapi dibandingkan dengan sejarah keberadaan manusia, kegiatan bertani ini termasuk masih baru. Sebelumnya, manusia hanya berburu hewan dan mengumpulkan bahan pangan untuk dikonsumsi. Sejalan dengan peningkatan peradaban manusia, pertanianpun berkembang menjadi berbagai sistem. Mulai dari sistem yang paling sederhana sampai sistem yang canggih dan padat modal. Berbagai teknologi pertanian dikembangkan guna mencapai produktivitas yang diinginkan. Di lain fihak, ilmu pertanianpun berkembang. Ilmu pertanian kemudian tumbuh bercabang-cabang, terspesialisasi, seperti misalnya agronomi, ilmu tanah,
Geografi Pertaniaan | Budidaya Ternak dan Perikanan 1

sosial ekonomi, proteksi tanaman, dsb. Kemajuan ilmu dan teknologi, peningkatan kebutuhan hidup manusia, memaksa manusia untuk memacu produktifitasmenguras lahan, sementara itu daya dukung lingkungan mempunyai ambang batas toleransi. Sehingga, peningkatan produktivitas akan mengakibatkan kerusakan lingkungan, yang pada ujungnya akan merugikan manusia juga. Berangkat dari kesadaran itu maka muncullah tuntutan adanya sistem pertanian berkelanjutan. Diperkirakan, tanaman pertanian di seluruh dunia bisa mencapai 10.000 - 20.000 spesies. Jumlah tanaman yang secara ekonomi cocok pada kegiatan manusia mungkin sekitar 1.000 - 2.000 spesies. Lima belas spesies melengkapi bagian besar tanaman pangan dunia: padi, gandum, jagung, sorgum, barlai, tebu dan bit gula, kentang, ubi jalar dan ubi kayu, kedelai, kacang jogo dan kacang tanah; pisang dan kelapa. Produksi tahunan dalam juta ton dari 30 spesies tanam penting dunia. Ada beberapa Sistem Pertanian di Indonesia, yaitu :
a.

Sistem ladang merupakan sistem pertanian yang paling primitif. Suatu sistem peralihan dari tahap budaya pengumpul ke tahap budaya penanam. Pengolahan tanahnya sangat minimum, produktivitas bergantung kepada ketersediaan lapisan humus yang ada, yang terjadi karena sistem hutan. Sistem ini pada umumnya terdapat di daerah yang berpenduduk sedikit dengan ketersediaan lahan tak terbatas. Tanaman yang diusahakan umumnya tanaman pangan, seperti padi darat, jagung, atau umbiumbian.

b.

Sistem tegal pekarangan berkembang di lahan-lahan kering, yang jauh dari sumbersumber air yang cukup. Sistem ini diusahakan orang setelah mereka menetap lama di wilayah itu, walupun demikian tingkatan pengusahaannya rendah. Pengelolaan tegal pada umumnya jarang menggunakan tenaga yang intensif, jarang ada yang menggunakan tenaga hewan. Tanaman-tanaman yang diusahakan terutama tanaman tanaman yang tahan kekeringan dan pohon-pohonan.

c.

Sistem sawah, merupakan teknik budidaya yang tinggi, terutama dalam pengolahan tanah dan pengelolaan air, sehingga tercapai stabilitas biologi yang tinggi, sehingga kesuburan tanah dapat dipertahankan. Ini dicapai dengan sistem pengairan yang sinambung dan drainase yang baik. Sistem sawah merupakan potensi besar untuk produksi pangan, baik padi maupun palawija. Di beberapa daerah, pertanian tebu dan tembakau menggunakan sistem sawah.

d.

Sistem perkebunan, baik perkebunan rakyat maupun perkebunan besar (estate) yang dulu milik swasta asing dan sekarang kebanyakan perusahaan negara, berkembang
Geografi Pertaniaan | Budidaya Ternak dan Perikanan 2

karena kebutuhan tanaman ekspor. Dimulai dengan bahan-bahan ekspor seperti karet, kopi, teh dan coklat yang merupakan hasil utama, sampai sekarang sistem perkebunan berkembang dengan manajemen yang industri pertanian. Berdasarkan pengertian tersebut, pertanian dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: a) Pertanian dalam arti sempit atau pertanian dalam arti sehari-hari, yaitu bercocoktanam.
b) Pertanian dalam arti luas atau pertanian

dalam arti ilmiah, yaitu semua kegiatan

manusia yang meliputi bercocok tanam, peternakan, perkebunan, kehutanan, perikanan, serta pengolahan hasil bumi. Dalam KTT Bumi di Rio de Janreoi (1992), Indonesia telah ikut

menandatangani Agenda 21 yang antara lain menyebutkan bahwa setiap negara harus meninjau kembali kebijakan pembangunan pertaniannya dan menyesuaikannya dengan prinsip Pertanian Berkelanjutan yang diperlukan (Sustainable untuk Agriculture) memasyarakatkan , serta konsep mengambil pertanian langkah-langkah

berkelanjutan tersebut.

Sebelum istilah Pertanian Berkelanjutan tersebut dibakukan, di berbagai tempat telah dilakukan berbagai sistem pertanian yang dilandasi berbagai konsep antara lain: - Organic Farming (Pertanian Organik) Pertanian organik merupakan sistem pertanian yang bertujuan untuk tetap menjaga keselarasan (harmoni) dengan sistem alami dengan memanfaatkan dan mengembangkan semaksimal mungkin proses-proses alami dalam pengelolaan usaha tani. Tujuan yang hendak dicapai dengan penggunaan sistem pertanian organik menurut IFOAM (International Federation of Organic Agriculture Movements) dikutip oleh Kasumbogo Untung (1996) adalah : 1. Menghasilkan makanan dengan kualitas nutrisi yang tinggi serta jumlah yang mencukupi 2. Berinteraksi secara konstruktif dan mendukung kehidupan dengan semua sistem dan daur alami.
Geografi Pertaniaan | Budidaya Ternak dan Perikanan 3

3. Mendorong dan meningkatkan daur biologi di dalam sistem usaha tani dengan mengaktifkan kehidupan jasad renik, flora dan fauna tanah, tanaman dan binatang. 4. Memelihara serta meningkatkan kesuburan tanah secara berkelanjutan. 5. Menggunakan sebanyak mungkin sumber-sumber yang terbarukan dari sistem organisasi pertanian lokal. 6. Sejauh mungkin bekerja di dalam sistem tertutup berkaitan dengan bahan-bahan organik dan unsur-unsur hara. 7. Sejauh mungkin bekerja dengan menggunakan materi dan bahan-bahan yang dapat didaur ulang atau digunakan kembali, baik dari dalam maupun luar usahatani. 8. Membuat keadaan yang memungkinkan hewan-hewan ternak untuk melakukan aspek-aspek dasar perilaku mereka yang hakiki. 9. Meminimalkan terjadinya semua bentuk pencemaran lingkungan yang mungkin dihasilkan oleh kegiatan pertanian. 10. Mempertahankan keanekaragaman genetik sistem pertanian dan daerah sekitarnya, termasuk melindungi tanaman dan habitat margasatwa. 11. Memberikan jaminan yang semakin baik bagi para produsen pertanian (terutama petani) dengan kehidupan yang lebih baik sesuai dengan butir-butir tentang Hak Asasi Manusia menurut PBB dalam memenuhi kebutuhan dasar mer eka, memperoleh penghasilan dan kepuasan kerja, termasuk lingkungan kerja yang aman dan sehat. 12. Mempertimbangkan semua dampak sosial dan lingkungan yang lebih luas dari sistem pertanian. - Ecological Farming (Pertanian Ekologi) Pertanian ekologis adalah model pengelolaan ekosistem pertanian dimana konservasi keanekagaman hayati dan layanan ekosistem (ecosystem services) mampu berjalan seiring dengan produksi pangan dan keberlanjutan penghidupan (sustainable livelihood). Konsep pertanian ekologis adalah visi untuk pengelolaan lahan dan sumberdaya alam untuk mencapai tiga tujuan utama yang terkait satu sama lain : (i) menghasilkan produksi pertanian secara berkelanjutan (ii) memperkuat penghidupan masyarakat lokal dalam hal ini petani (iii) konservasi keanekaragaman hayati dan layanan ekosistem.
Geografi Pertaniaan | Budidaya Ternak dan Perikanan 4

Hal ini semakin relevan ketika dunia termasuk Indonesia dihadapkan pada beberapa tantangan besar : (i) pemenuhan kebutuhan pangan bagi pertambahan jumlah penduduk dunia yang semakin besar (ii) kemiskinan dan kesenjangan ekonomi yang semakin besar (ii) penurunan daya dukung ekologis akibat kerusakan lingkungan dan sumberdaya alam termasuk kerusakan keanekaragaman hayati (iii) perubahan iklim yang menuntut kebutuhan untuk mitigasi dan adaptasi dalam situasi iklim yang penuh ketidakpastian. Untuk itu secara konseptual, pertanian ekologis merupakan alternatif jalan bagi upaya untuk menghadapi tantangan tersebut. Pertanian ekologis merupakan pendekatan untuk produksi pangan secara berkelanjutan, dengan praktek pertanian yang selaras kelestarian ekosistem pertanian. Pertanian ekologis juga merupakan jalan bagi upaya untuk memperkuat penghidupan masyarakat lokal dengan mengurangi ketergantungan dari input luar, tingginya biaya produksi, peningkatan nilai tambah produk dan peningkatan pendapatan. Pertanian ekologis merupakan pendekatan pertanian untuk mengurangi kerusakan lingkungan hidup, dengan pemanfaatan keanekaragaman tanaman, serangga dan mikroba dalam praktek serta memperbaiki sumberdaya ekologis pertanian yang rusak akibat praktek pertanian intensif yang kaya akan input kimia (pestisida dan pupuk kimia). Dalam konteks perubahan iklim, pertanian ekologis merupakan jalan untuk mitigasi dan adaptasi petani terutama untuk efisiensi penggunaan energi dan pemanfaatan sumberdaya lokal, serta menghasilkan resiliensi ekosistem terhadap dinamika perubahan ekologis akibat perubahan iklim global. Saat ini dunia sedang menuju trend perubahan preferensi konsumen akan produk organik sejalan dengan peningkatan kesadaran konsumen akan kesehatan. Pertanian ekologis akan mampu mengisi peluang ini dengan menghasilkan produk organik yang diproses melalui sistem budidaya yang ekologis. Peluang pasar untuk produk organik akan terbuka lebar, sehingga menjadi sarana untuk meningkatkan nilai tambah dari produk petani yang menerapkan prinsip pertanian ekologis. Isu pertanian ekologis juga sejalan dengan upaya untuk pelestarian alam dan konservasi keanekaragaman hayati. Pertanian ekologis akan menjadi wilayah untuk konservasi keanekaragaman hayati dan perbaikan kualitas lingkungan hidup terutama dalam agro-ekosistem. Pertanian ekologis juga menjawab tantangan untuk perubahan iklim, karena praktek pertanian ekologis akan merupakan jawaban untuk adaptasi petani terhadap perubahan iklim. Petani akan mampu memilih benih yang sesuai, mengurangi pupuk dan pestisida yang diproduksi oleh pabrik yang boros emisi karbon, serta menghasilkan produk yang ramah lingkungan.
Geografi Pertaniaan | Budidaya Ternak dan Perikanan 5

Dengan kenyataan tersebut sangat tidak tepat jika pertanian ekologis dikatakan sebagai pertanian masa lalu, namun sebaliknya justru merupakan jawaban akan masa depan. Pertanian ekologis merupakan sebuah terobosan untuk mengatasi masalah pertanian pada saat ini, dan sarana untuk menghadapi tantangan masa depan seperti adaptasi terhadap perubahan iklim. - Biological Farming (Pertanian Biologis) Peraturan pertanian biologis didasarkan pada kelestarian lingkungan hidup, alam sekitanya dan juga kesehatan binatang. Petani biologis memanfaatkan dan menggunakan alat pemberantas hama dengan cara alami (burung, belalang, serangga selama itu tidak berlebihan) bahkan untuk membuat tanamannya subur petani biologis memakai pupuk kompos dan memberi keleluasaan bergerak untuk binatanga piaraannya dari pada mengandangkan ditempat yang reguler/tetap. Penggunaan pupuk kimia atau pestisida sangat dilarang dalam pertanian biologis. Sarana dah prasarana yang digunakan mendukung ke arah pertanian biologis. Untuk memproduksi hasil pertanian biologis yang menunjang, hanya dibolehkan memakai aditiv tertentu yang berasal dari hasil alami, semisal pemberian aroma, warna dan penambah rasa adalah dilarang. Taksatupun boleh mencantumkan produk-produk dari penggunaan genteknologi. Diantaranya adalah genetisch gemodificeerde ingredinten dan genetisch gemodificeerde enzymen dan lain produk yang terkait.

- Alternative Farming (Pertanian Alternatif) - Nature Farming - Integrated Farming - Regenerative Farming - Low-External Input Farming - Balance-Input Farming - Precision Farming - Wise-use of Input Farming dan lain-lain.
Geografi Pertaniaan | Budidaya Ternak dan Perikanan 6

III. Budidya Peternakan

Peternakan adalah

kegiatan mengembangbiakkan dan

membudidayakan hewan

ternak untuk mendapatkan manfaat dari kegiatan tersebut. Pengertian peternakan tidak terbatas pada pemeliharaaan saja, memelihara dan peternakan perbedaannya terletak pada tujuan yang ditetapkan. Tujuan peternakan adalah mencari keuntungan dengan penerapan prinsip-prinsip manajemen pada faktor-faktor produksi yang telah dikombinasikan secara optimal. Kegiatan di bidang peternakan dapat dibagi atas dua golongan, yaitu peternakan hewan besar seperti sapi, kerau dan kuda, sedang kelompok kedua yaitu peternakan hewan kecil seperti ayam, kelinci dll. Pembangunan peternakan pada dasarnya urgen untuk dilakukan karena sub sektor ini memiliki peranan yang strategis bagi bangsa Indonesia. Peranan strategis ini setidaknya dapat dilihat pada 4 (empat) hal. Pertama, sub sektor ini diharapkan memperbaiki/meningkatkan konsumsi dan distribusi gizi (baca: protein) hewani. Kedua, untuk meningkatkan pendapatan petani/peternak yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga petani dan masyarakat. Ketiga, sebagai efek pengganda (multiplier effect) dari peningkatan nilai dan volume serta nilai tambah, yaitu dalam bentuk kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) ataupun pajak untuk negara. Dan yang keempat, bahwa menurut Delgado et. al. (1999) dewasa ini secara global sedang terjadi peningkatan konsumsi produk-produk peternakan yang justru terjadi di negara-negara sedang berkembang dimana peningkatan ini tidak diimbangi dengan produksi yang memadai sehingga impor merupakan salah satu cara memenuhi kebutuhan tersebut. Seiring dengan adanya otonomi daerah maka pembangunan di masing-masing daerah harus didasarkan pada kondisi riil dan spesifik daerahnya masing-masing. Berdasarkan pada Ditjennak (2002) tentang kawasan peternakan, maka Provinsi Bengkulu dapat dijadikan sebagai kawasan peternakan, yaitu sebagai kawasan yang secara khusus diperuntukkan bagi kegiatan peternakan atau secara terpadu sebagai komponen usahatani lainnya (misalnya yang berbasis tanaman pangan, perkebunan, hortikultura atau perikanan) dan atau secara terpadu sebagai komponen ekosistem tertentu (seperti hutan lindung dan suaka alam). Namun demikan, agar pembangunan dapat lebih optimal keberhasilannya maka perlu adanya suatu pendekatan yang tepat. Salah satu cara untuk mendapatkan pendekatan yang tepat adalah melalui penggalian potensi dan identifikasi klas (klasifikasi) sistem usahatani peternakan di Bengkulu yang selanjutnya akan melahirkan strategi dalam pengembangannya
Geografi Pertaniaan | Budidaya Ternak dan Perikanan 7

Ternak adalah hewan yang dengan sengaja dipelihara sebagai sumber pangan, sumber bahan baku industri, atau sebagai pembantu pekerjaan manusia. Usaha pemeliharaan ternak disebut sebagai peternakan (atau perikanan, untuk kelompok hewan tertentu) dan merupakan bagian dari kegiatan pertanian secara umum. Suatu usaha agribisnis seperti peternakan harus mempunyai tujuan, yang berguna sebagai evaluasi kegiatan yang dilakukan selama beternak salah atau benar . Contoh tujuan peternakan yaitu tujuan komersial sebagai cara memperoleh keuntungan. Bila tujuan ini yang ditetapkan maka segala prinsip ekonomi perusahaan, ekonomi mikro dan makro, konsep akuntansi dan manajemen harus diterapkan. Namun apabila peternakan dibuka untuk tujuan untuk pemanfaatan sumber daya, misalnya tanah atau untuk mengisi waktu luang tujuan utama memang bukan merupakan aspek komersial, namun harus tetap mengharapkan modal yang ditanamkan dapat kembali. Secara garis besar sistem usahatani ternak di Indonesia dapat dikelompokkan ke dalam 4 (empat) klas yang didasarkan pada skala usaha, jenis ternak, sistem pemeliharaannya dan sifat khusus dari ternak tersebut. perah. Adapun karakteristik dari masing-masing klas adalah sebagai berikut: 1. Klas Unggas Komersil a. Tidak berada di kawasan dengan topografi tertentu dan jenis tanah tertentu b. Lahan yang digunakan adalah bersifat sewa atau hak guna pakai c. Berada di lokasi dengan sarana dan prasarana transportasi relatif lebih baik, yaitu di sekitar kota sehingga akses terhadap pasar juga bagus. d. Jenis ternaknya adalah ayam ras pedaging dan petelur e. Sistem pemeliharaannya intensif dengan menerapkan manajemen dan teknologi yang moderen, terutama yang berskala di atas 2000 ekor.
f. Peternaknya adalah masyarakat yang relatif sudah berpikiran terbuka (open

Keempat klas tersebut adalah a) klas ternak unggas

komersil, b) klas unggas non komersil, c) klas ruminansia pedaging dan babi, dan d) klas

minded) g. Kelompok peternak klas ini adalah; petani pengusaha, pekerja, dan pemilik peternakan serta plasma. h. Kelembagaan peternak relatif lebih bagus

Geografi Pertaniaan | Budidaya Ternak dan Perikanan

2. Klas Unggas non komersil a. Terdapat di hampir semua kawasan topografi dan jenis tanah, kota dan desa b. Jenis ternak yang dipelihara ayam buras, itik dan unggas lainnya c. Sistem pemeliharannya bersifat ekstensif dan sambilan tanpa input manajemen dan teknologi dalam skala rumah tangga dan skala 50 150 bersifat semi intensif dengan sedikit input manajemen dan teknologi seperti pemeliharaan tanpa diumbar. d. Peternaknya pada umumnya adalah masyarakat kalangan menengah ke bawah baik dari segi sosial ekonomi maupun pendidikan. e. Kepemilikan terhadap ternak: milik sendiri f. Tidak terdapat kelembagaan petani

3. Klas ruminansia pedaging dan babi a. Terdapat di hampir semua kawasan topografi dan jenis tanah, dan perdesaan b. Jenis ternak yang dipelihara: Domba, Kambing, Sapi, Kerbau dan Babi
c. Berdasarkan sistem pemeliharaan terdapat sub klas: a) dilepas; yaitu ternak

dilepas pada pagi hari dan sore hari dikandangkan, ternak diberi keleluasaan mencari pakan secara mandiri dan b) dikandangkan; ternak dipelihara di dalam kandang atau digembalakan dengan cara dikendalikan dengan tali yang ditambatkan, kecuali ternak babi yang sepenuhnya dikandangkan dan pemberian pakan secara cut and carry berupa rumput alam dan sedikit makanan penguat.
d. Sistem pemeliharaan ini terkait dengan kultur masyarakat di mana cara

pemeliharaan dilepas didominasi masyarakat dan sistem dikandangkan dilakukan oleh warga asal Jawa dan Bali.
e. Sistem pemeliharannya bersifat ekstensif dan sedikit input manajemen dan

teknologi, khususnya ternak dengan sistem dikandangkan. Usahatani ini bersifat integratif dengan sistem usahatani umumnya. f. Karakteristik peternak: kelas menengah ke bawah. g. Status kepemilikan: milik sendiri, penggaduh, dan bantuan bergulir (pinjaman lunak) dari pemerintah. h. Kelembagaan peternak yang telah ada biasanya terdapat pada subklas sistem pemeliharaan dikandangkan.

Geografi Pertaniaan | Budidaya Ternak dan Perikanan

4. Klas Perah a. Ternak: sapi perah FH b. Sistem pemeliharaan bersifat semi intensif dalam skala rumah tangga dan dipelihara di atas lahan sendiri. c. Pakan: rumput alam dan budidaya ditambah konsentrat. d. Peternak klas ini merupakan petani kecil e. Status kepemilikan merupakan bantuan bergulir dari pemerintah. f. Berdiri kelembagaan peternak.

Manfaat yang dapat diambil dari usaha beternak kambing selain diambil dagingnya, kambing dapat dimanfaatkan kulitnya, kotorannya dan tulangnya.Bahkan jenis-jenis kambing tertentu dapat dimbil susunya, bulunya untuk kainwol. Manfaat yang dapat diambil dari usaha beternak lebah Apis mellifera yang bibit awalnya didatangkan dari Australia adalah jasanya untuk polinasi (penyerbukan), banyak pemilik perkebunan di luar Indonesia yang menyewa koloni lebah dari peternak untuk melakukan penyerbukan di perkebunannya. Perkebunan yang sering menyewa koloni lebah adalah perkebunan apel. Beternak kelinci juga banyak memiliki manfaat, diantaranya yaitu daging yang dapat diambil untuk menambah gizi keluarga, penambah penghasilan keluarga, kulit kelinci dapat dijual untuk bahan industri, kotoran serta air kencingnya dapat kita jual untuk dijadikan pupuk tanaman serta untuk bahan bakar biogas. Manajemen pemeliharaan ternak diperkenalkan sebagai upaya untuk dapat memberikan keuntungan yang optimal bagi pemilik peternakan. Dalam manajemen pemeliharaan ternak dipelajari, antara lain :Seleksi Bibit, Pakan,Kandang, Sistem Perkawinan, Kesehatan Hewan, Tata Laksana Pemeliharaandan Pemasaran. Pakan yang berkualitas baik atau mengandung gizi yang cukup akan berpengaruh baik terhadap yaitu tumbuh sehat, cepat gemuk, berkembangbiak dengan baik, jumlah ternak yang mati atau sakit akan berkurang, serta jumlah anak yang lahir dan hidup sampai disapih meningkat. Singkatnya, pakan dapat menentukan kualitas ternak. Selain itu berdasarkan penelitian, hasil dari kualitas pupuk dari ternak potong dengan ternak perah berbeda. Ternak yang diberi makanan bermutu (seperti

Geografi Pertaniaan | Budidaya Ternak dan Perikanan

10

ternak perah)akan menghasilkan pupuk yang berkualitas baik, sebaliknya ternak yang makanannya kurang baik juga akan menghasilkan pupuk yang kualitasnya rendah. Undang-undang pokok kesehatan hewan adalah undang-undang peternakan dan

kesehatan hewan no.6/1997 dan PP no.15/1978 tentang produksi dan distribusi obat hewan serta berbagai instruksi Menteri Pertanian dan Dirjen Peternakan tentang pelayanan kesehatan hewan. Undang-undang karantina dan PP tentang perkarantinaan juga dimasukkan kedalam usaha pelayanan kesehatan hewan. Menurut Peraturan Pemerintah , jenis peternakan dapat digolongkan menjadi: a. Peternakan Unggas, yang terdiri dari bidang: a.1. peternakan ayam telur; a.2. peternakan ayam daging; a.3. peternakan ayam bibit; a.4. peternakan unggas lainnya. b. Peternakan kambing dan domba; c. Peternakan babi; d. Peternakan sapi potong; e. Peternakan kerbau potong; f. Peternakan sapi perah; g. Peternakan kerbau perah; h. Peternakan kuda.

Geografi Pertaniaan | Budidaya Ternak dan Perikanan

11

IV. Perikanan Perikanan adalah kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan. Umumnya, perikanan dimaksudkan untuk kepentingan penyediaan makanan bagi manusia. Selain dari itu, tujuan lain dari perikanan meliputi olahraga, pemancingan ikan yang berkaitan dengan rekreasi, dan mungkin juga menangkap ikan untuk tujuan membuat perhiasan atau mengambil minyak ikan. Sejarah singkat perikanan yaitu salah satu sejarah perdagangan dunia yang tertua yaitu perdagangan ikan cod kering dari daerah Lofoten ke bagian selatan Eopa , Italia, Spanyol dan Portugal. Perdagangan ikan ini dimulai pada periode Viking atau sebelumnya, yang telah berlangsung lebih dari 1000 tahun, namun masih merupakan jenis perdagangan yang penting hingga sekarang. Di India, Pandyas, kerajaan Tamil Dravidian tertua, dikenal dengan tempat perikanan mutiara diambil sejak satu abad sebelum masehi. Pelabuhan Tuticorin dikenal dengan perikananmutiara laut dalam. Paravas, bangsa Tamil yang berpusat di Tuticorin, berkembang menjadi masyarakat yang makmur oleh karena perdagangan mutiara mereka, pengetahuan ilmu pelayaran dan perikanan. Dalam dunia usaha perikanan dikenal 3 jenis bidang usaha, yaitu usaha perikanantangkap, usaha perikanan budidaya serta usaha perikanan pengelolahan. Masing masing jenis bidang usaha ini mempunyai karakteristik operasional produksi tersendiri yang akan berpengaruh langsung terhadap munculnya berbagai jenis biaya. Berdasarkan sifatnya, secara umum biaya usaha terdiri dari 3 jenis, yaitu biaya investasi, biaya tetap serta biaya variabel. Berikut ini adalah uraian mengenai bentuk bentuk pengeluaran yang terdapat diketiga jenis bidang usaha perikanan :

Usaha Perikanan Tangkap Usaha perikanan tangkap adalah sebuah kegiatan usaha yang berfokus untuk memproduksi ikan dengan cara menangkap ikan yang berasal dari perairan darat (sungai, muara sungai, danau, waduk dan rawa) atau dari perairan laut (pantai dan laut lepas).

Contoh : usaha penangkapan ikan tuna, ikan sarden, ikan bawal laut dan lain lain. Biaya biaya yang muncul :
Geografi Pertaniaan | Budidaya Ternak dan Perikanan 12

Biaya investasi, meliputi : 1. Pengadaan kapal atau perahu. 2. Pengadaan mesin mesin. 3. Pengadaan alat tangkap. 4. Pengadaan alat bantu penangkapan. Biaya tetap, meliputi : 1. Pembuatan SIUP. 2. Pembuatan Pas Biru. 3. Biaya perawatan kapal atau perahu, mesin, alat tangkap serta alat bantu penangkapan. 4. Biaya penyusutan. Biaya variabel, meliputi : 1. Biaya pembelian oli. 2. Biaya pembelian BBM. 3. Biaya pembelian es batu. 4. Biaya perbekalan melaut. 5. Biaya retribusi pelelangan ikan hasil tangkapan. 6. Biaya sistem bagi hasil. Usaha Perikanan Budidaya atau Akuakultur Usaha perikanan budidaya atau akuakultur adalah sebuah kegiatan usaha yang bertujuan untuk memproduksi ikan dalam sebuah wadah pemeliharaan yang terkontrol serta berorientasikan kepada keuntungan. Contoh : budidaya ikan lele, ikan gurami, ikan nila, ikan patin dan lain lain. Biaya biaya yang muncul : Biaya investasi, meliputi : 1. Biaya pengadaan lahan. 2. Biaya konstruksi kolam. 3. Pengadaan pompa. 4. Pengadaan alat bantu penangkapan, seperti jaring. 5. Pengadaan genset. Biaya tetap, meliputi : 1. Pembuatan SIUP. 2. Pembuatan Pas Biru. 3. Biaya perawatan kolam, pompa serta alat bantu penangkapan. 4. Biaya penyusutan.
Geografi Pertaniaan | Budidaya Ternak dan Perikanan 13

Biaya variabel, meliputi : 1. Biaya pembelian benih. 2. Biaya pembelian pakan. 3. Biaya pembelian pupuk. 4. Biaya pembelian kapur. 5. Biaya pembelian obat - obatan. 6. Biaya panen. Usaha Perikanan Pengolahan Usaha perikanan pengolahan adalah sebuah kegiatan usaha yang bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah yang dimiliki oleh sebuah produk perikanan baik yang berasal dari bidang usaha perikanan tangkap maupun usaha perikanan budidaya atau akuakultur. Selain itu, kegiatan usaha ini juga bertujuan untuk mendekatkan produk perikanan ini ke pasar dengan harapan dapat diterima oleh konsumen yang lebih luas. Contoh : pembuatan nugget ikan, bakso ikan dan kerupuk ikan. Biaya biaya yang muncul :

Biaya investasi, meliputi : 1. Biaya pengadaan lahan. 2. Biaya konstruksi bangunan. 3. Pengadaan alat bantu pengolahan ikan. Biaya tetap, meliputi : 1. Pembuatan SIUP. 2. Biaya perawatan bangunan. 3. Upah tenaga kerja tetap. 4. Biaya penyusutan. Biaya variabel, meliputi : 1. Biaya pembelian bahan baku berupa ikan. 2. Biaya pembelian minyak. 3. Biaya pembelian garam. 4. Biaya pembelian air.
5. Upah tenaga kerja harian.

Geografi Pertaniaan | Budidaya Ternak dan Perikanan

14

Daftar Pustaka http://id.wikipedia.org/wiki/Budidaya http://teknis-budidaya.blogspot.com/ http://webcache.googleusercontent.com/search? q=cache:_bKaMcEebGUJ:www.infoagrobisnis.com/2009/12/mengenaljenisjenisusahape rikanan.html+jenisjenis+perikanan&cd=18&hl=id&ct=clnk&gl=id&source=www.googl e.co.id http://id.wikipedia.org/wiki/Peternakan http://id.wikipedia.org/wiki/Kementerian_Kelautan_dan_Perikanan_Indonesia

Geografi Pertaniaan | Budidaya Ternak dan Perikanan

15

You might also like