You are on page 1of 21

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan di dunia, manusia tidak lepas dari berbagai macam permasalahan. Permasalahan-permasalahan tersebut menyangkut berbagai aspek, Dalam penyelesaiannya diperlukan suatu pemahaman melalui suatu metode dan ilmu bantu tertentu. Salah satu ilmu bantu yang dapat digunakan adalah ilmu Matematika. Ilmu Matematika merupakan alat untuk menyederhanakan penyajian dan pemahaman masalah.Karena dalam bahasa Matematika, suatu masalah dapat menjadi lebih untuk disajikan, dipahami, dianalisis, dan dipecahkan. Untuk keperluan tersebut, maka pertama dicari pokok masalahnya, kemudian dibuat rumusan atau model matematikanya, sehingga masalah lebih mudah dipecahkan (Purwanto, 1998:1) Matriks merupakan sebuah cabang dari ilmu Aljabar Linear, yang merupakan salah satu bahasan penting dalam Matematika. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, aplikasi matriks banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam bidang Matematika sendiri maupun bagi disiplin ilmu yang lain. Disadari atau tidak, penggunaan aplikasi tersebut banyak dimanfaatkan dalam menyelesaikan masalah -masalah yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Misalnya pada aplikasi perbankan yang senantiasa berkutak-atik dengan angka-angka, dalam dunia olahraga penentuan klasemen dan output seluruh sektor ekonomi (supranto, 1987:241). Sedangkan dalam Matematika, matriks dapat digunakan untuk menangani model-model linear, seperti mencari penyelesaian system persamaan linear, dan semacamnya.

Di sisi lain, banyak juga permasalahan yang sering muncul berkaitan dengan masalah matriks itu sendiri, diantaranya adalah bagaimana cara menentukan inverssuatu matriks, yang dikenal juga sebagai kebalikan dari suatu matriks. Sedangkan masalah yang sering muncul dalam mencari invers matriks biasanya berhubungan dengan ukuran matriks yang akan dicari inversnya. Penggunaan matriks invers sangatlah penting dalam menentukan solusi dari sistem persamaan linier
  yang sesuai, yaitu  

Sebuah matriks

dikatakan mempunyai invers jika dan hanya jika matriks tersebut non singular atau dengan kata lain jika kolom-kolom atau baris-barisnya bebas linier. Dalam perkembangannya dibutuhkan sebuah invers matriks yang diperumum untuk mengetahui invers dari suatu matriks jika matriks tersebut singular atau jika kolom-kolom atau baris-barisnya bergantung linier. Seperti yang telah diketahui bahwa misal A adalah suatu matriks berukuran maka matrik A dikatakan matriks Singular.
 

atau persegi dan

Dalam pembahasan Invers suatu matriks, kita selalu dihadapkan terhadap matriks kuadrat atau bujur sangkar (yaitu invers (invertible) jika determinannya ). Matriks akan mempunyai

Namun dalam pembahasan Pseudo-

Invers Matriks memungkinkan untuk menggenaralisasikan ide dari invers tersebut, yaitu untuk setiap terdapat sebuah matriks yang unik.

Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka penulis berinisiatif untuk menyusun proposal skripsi yang berjudul

MEMBANGUN INVERS MATRIKS DARI MATRIKS SINGULAR

1.2 Rumusan Masalah Berdasar latar belakang permasalahan di atas, maka masalah yang dapat dirumuskan adalah bagaimana membangun Invers MatriksSingular?

1.3 Batasan Masalah Adapun batasan masalah dalam penulisan proposal penelitian ini hanya membahas matriks berordo .

1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan permasalahan yang telah ada, maka peneliti dapat menemukan tujuan dari proposal penelitian skripsi ini, yaitu menemukan cara untuk membangun Invers Matriks Singular.

1.5 Manfaat Penelitian Dari kajian dan tujuan masalah dalam penelitian ini, maka diharapkan dapat memberikan manfaat untuk memperdalam pemahaman mengenai materi Invers Matriks, dan mengembangkan wawasan disiplin ilmu yang telah dipelajari untuk mengkaji suatu permasalahan Matriks khususnya dalam hal mencari Invers Matriks Singular.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Matriks 2.1.1 Pengertian Matriks Definisi 1. Menurut Anton, H. 1997:22.Matriks adalah suatu susunan segiempat sikusiku dari bilangan-bilangan.Bilangan-bilangan dalam susunan tersebut

dinamakan entri dalam matriks. Definisi 2. Menurut Cullen, 1993:49. Matriks ialah suatu susunan yang berbentuk persegi panjang. Elemen yang terletak pada baris i dan kolom dan  dinyatakan sebagai


di dalam matriks akan untuk 




dalam notasi matriks. adalah:

. Jadi matriks umumnnya

Matriks

dikatakan berukuran

dan unsur

berada pada baris-baris dan

kolom . Dua matriks dikatakan sama jika ukurannya sama dan mempunyai unsur yang sama di dalam setiap posisi. Bilangan-bilangan


yang menyusun rangkaian matriks

pada definisi diatas disebut unsur dari matriks.Sedangkan ordo atau ukuran suatu matriks ditentukan oleh banyaknya baris dan kolom.Jika matriks baris dan kolom, maka matriks berordo . mempunyai

Suatu matriks yang mempunyai sebagai




,dengan 

baris dan

kolom dapat dinyatakan

menunnjukkan baris menunjukkan kolom.

2.1.2 Jenis- jenis Matriks 1. Matriks Bujur Sangkar Matriks Bujur Sangkar adalah suatu matriks yang banyaknya baris sama dengan banyaknya kolom, yang dinyatakan dengan dimana 
 , dapat ditulis dengan

matriks berordo

disebut juga matrik bujur sangkar ordo .




Elemen-elemen matriks bujur sangkar: ,




disebut element diagonal utama, sedangkan disebut element diagonal kedua.

Dalam hal ini hanya matriks bujur sangkar yang mempunyai elemen diagonal utama dan elemen diagonal kedua.(Kurniati, E,.2010: 10) 2. Matriks Nol Matriks Nol adalah matriks dimana semua unsurnya nol. (Gazali, 2005:7). 3. Matriks Diagonal Matriks Diagonal merupakan matriks bujur sangkar dengan semua elemen-elemen yang bukan elemen diagonal utama adalah nol. Dengan

kata lain suatu matriks untuk 




berordo
 

disebut matriks diagonal, jika

Adapun elemen-elemen diagonalnya boleh nol dan boleh tidak nol. (Kurniati, E,.2010: 11). 4. Matriks Identitas Matriks Identitas adalah matriks skalar dengan elemen-elemen diagonal utama semuanya sama dengan satu. (Gazali, 2005:4). Bentuk umum matriks identitas dinyatakan dengan


 

 

 

, .

, dengan

untuk

untuk

5. Matriks Non Singular Matriks nonsingular adalah Matriks yang determinanya tidak sama dengan nol. Contoh:

Jawab:

Jadi A merupakan matriks nonsingular karena determinannya tidak sama dengan nol.

6. Matriks Singular Matriks singular adalah matriks yang determinannya sama dengan nol. Jika determinan dari matriks persegi lenyap, yaitu, baris (atau kolom) adalah bergantung linear, maka matriks dikatakan singular. Misalkan

Maka

7. Matriks Skalar Matriks Skalar adalah matriks diagonal dengan semua elemen-elemen diagonal utamanya sama dengan , dimana skalar adalah
   . Bentuk umum matriks

untuk

dan

untuk

(Kurniati, E,.2010: 12). 8. Matriks Segitiga Matriks Segitiga Atas adalah matriks bujur sangkar dengan elemenelemen yang terletak dibawah elemen diagonalutama semua nol. Bentuk umumnya adalah


dengan
  

.(Ayres, 1985:10).

 

Matriks Segitiga Bawah adalah matriks bujur sangkar dengan elemenelemen yang terletak diatas elemen diagonal utama semua nol. Bentuk umumnya adalah


dengan

9. Matriks Transpose

 

  

.(Ayres, 1985:10).

Matriks Transpose adalah matriks yang diperoleh dari memindahkan elemen-elemen baris menjadi elemen pada kolom atau sebaliknya. Transpose matriks 10.Matirks Simetris Matriks simetris adalah matriks yang transposenya sama dengan dirinya sendiri, dengan perkataan lain bila semua dan . Jelas bahwa matriks simetris adalah bujur sangkar. Matriks atau untuk dilambangkan dengan .

11.Matriks Hermitian

disebut matriks hermitian bila transpose hermitiannya sama . Mudah dimengerti

dengan dirinya sendiri, dengan kata lain bila

bahwa matriks yang simetris adalah matriks hermitian. Disebut antihermitian bila dan

2.2 Determinan Determinan adalah susunan bilangan atau simbol yang berbentuk bujur sangkar dan disajikan diantara dua garis tegak.Determinan sebagai satu kesatuan yang mewakili suatu nilai dari matriks yang diberikan. Determinan matriks dinotasikan dengan |A | atau


. yang berordo 2 x 2

Jika diketahui matriks bujur sangkar

Maka determinan matriks

didefinisikan sebagai hasil kali elemen-elemen

yang berada didiagonal dari kiri atas ke kanan dikurangi dengan hasil kali elemen-elemen yang berada didiagonal dari kanan atas ke kiri bawah. Secara matematis bisa ditulis sebagai berikut:


Untuk mencari determinan matriks berordo 3 x 3 dengan rumus Sarrus, berikut:

Atau menggunakan Minor elemen

dimana

adalah

, minor suatu matriks adalah determinan lain yang dibentuk

dengan menghilangkan sejumlah sama (banyak) baris dan kolom dari determinan mula-mula.Ordo suatu minor ditentukan oleh banyaknya baris atau kolompada minor itu sendiri. (Kurniati, E; 2010: 20).

2.3 Invers Matriks Definisi1: Jika sehingga dinamakan invers dari dinyatakan dalam notasi adalah matriks bujur sangkar dan dapat ditemukan matriks , maka dikatakan dapat diinverskan dan

. Jika A, maka dapat diinverskan inversnya . dan

(Halim, S; 2010: 7) Definisi 2: Goldberg, Mendifinisikan: Sebuah matriks persegi . Jika Teorema 1: Jika baik maupun adalah invers dari matriks , maka pastilah disebut matriks uniter jika berlaku sifat orthogonal. J.L.1991dalam (Achmad, Ikhwanuddin; 2007: 18)

real maka dikatakan

, dengan kata lain, invers sebuah matriks bujur sangkar selalu tunggal. Bukti: Jika adalah invers dari maka maka

Jika

adalah invers dari

 

2.4 Nilai Eigen dan Nilai Singular Suatu Matriks Definisi 1: Anton, H., 1987 dalam skripsi (Achmad, Ikhwan; 2007: 25) Mendifinisikan: Jika adalah matriks persegi jika , maka vektor taknol didalam

dinamakan vektor eigen dari

adalah kelipatan skalar dari , yaitu dinamakan nilai eigen dari dan

untuk suatu skalar . Skalar

dikatakan vektor eigen yang bersesuaian dengan Contoh: Tentukan nilai eigen dan vektor eigen dari matriks berikut ini

Penyelesaian: Persamaan karakteristik dari A adalah


P

det

P P P P P P P P P P P P P P P

jadi persamaan karakteristik dari bentuk terfaktorkan, (P


P P P P P P

adalah P

, atau dalam

) P

Jadi nilai-nilai eigen dari A adalah 1 dan 2 adalah vektor eigen dari matriks Ayang terkait dengan P, jika dan hanya jika P adalah sebuah solusi tak trivial dari
P P P P

, yaitu:

= , maka persamaan (1) menjadi: =

..(1)

JikaP

Misalkan Jadi vektoreigen dari A yang bersesuaian dengan P=2 adalah vektor-vektor berbentuk

dan

bebas linear, maka vektor-vektor ini membentuk suatu basis

untuk vektor eigen yang bersesuaian dengan P=2 JikaP=1, maka persamaan (1) menjadi: =

Misalkan Jadi vektor eigen yang bersesuaian dengan P=1 adalah vektor-vektor tak nol yang berbentuk

Sehingga

merupakan suatu basis untuk vektor eigen yang

bersesuaian dengan P=1.

2.5 Dekomposisi Nilai Singular / SVD Singular Value Decomposition atau Dekomposisi Nilai singular yang selanjutnya ditulis dengan SVD adalah suatu teknik yang digunakan secara luas untuk mendekomposisikan suatu matriks kedalam beberapa komponen matriks yang berkaitan erat dengan nilai singular dari matriksnya. Proses dekomposisi ini juga disebut dengan faktorisasi. Dalam dekomposisi nilai singular, suatu matriks difaktorkan menjadi tiga bagian, dimana salah satu dari ketiga matriks tersebut entrinya merupakan nilai singular dari matriksnya.

Definisi : Diberikan kompleks dari matriks matriks dengan elemen-elemennya dengan rank adalah P
P


anggota

himpunan , nilai eigen

, dimana
P P

akar

nilai eigen pofitif dari dan dinyatakan dengan 2010: 40).

disebut dengan nilai singular


P,

dari matriks

. (Ratnasari, L., dkk;

Suatu matriks A yang berukuran

dan

(asumsi ini hanya )

dibuat untuk memudahkan, semua hasil juga akan berlaku jika dengan rank dan dapat difaktorkan kedalam bentuk:

Yang disebut SVD dari matriks A dimana :


 







adalah matriks uniter berukuran adalah matriks unit berukuran , dimana adalah

adalah matriks yang berukuran matriks diagonal yang berukuran

2.6 Invers Matriks Tergeneralisasi pada Matriks Singular Ide awal dari invers matriks tergeneralisasi (Generalized Inverses of Matrix) adalah untuk mengeneralisasi pengertian invers matriks. Jika matriks persegi invertible, maka terdapat matriks G sedemikian hingga berlaku matriks , dengan adalah matriks identitas. Dalam hal ini .

disebut invers dari , dinotasikan dengan

Definisi 1: Goldberg, J.L., 1991 dalam (Achmad, Ikhwan; 2007: 49) Mendefinisikan: Diberikan sifat:


matriks

atas field suatu matriks

yang memenuhi

3. 4.

Matriks B disebut pseudo-invers atau p-invers atau invers matriks tergeneralisasi(Generalized Invers of Matrix) dari . dinotasikan dengan Teorema 1: Diberikan sebarang matriks berukuran , maka terdapat dengan . .

tunggal invers matriks tergeneralisasi berukuran Bukti:

Akan dibuktikan ketunggalan dari invers matriks tergeneralisasi dari , maka dan memenuhi keempat sifat pada difinisi 1. Sehingga berlaku:


Karena

dan

matriks hermitian, dengan sifat 4 diperoleh:

Dengan cara yang sama didapatkan dengan dari kiri, didapatkan




. Berikutnya

dikalikan

Selanjutnya

dikalikan matriks

dari kanan, didapatkan:

Jadi Terbukti bahwa

, artinya

tunggal.

Selanjutnya dibuktikan eksistensi invers matriks tergeneralisasi untuk setiap matriks. Dari teorema dekomposisi nilai singular, untuk setiap matriks berukuran terdapat matriks uniter dan ,( ) dan sebuah matriks nilai singular . Dalam teorema ini berukuran
              dan berbentuk:   

dan sedemikian hingga

Didefinisikan bahwa:

  

   

  

Didapatkan

bersama dengan

  

  

  

memenuhi empat kondisi dari invers untuk setiap

     

     

matriks tergeneralisasi. Sekarang dikonstruksi matriks matriks :

Sekarang dibuktikan bahwa tergeneralisasi dari matriks 1. Dapat dilihat bahwa Maka :

memenuhi keempat kondisi sebagai invers

2. Dapat dilihat bahwa

3. Digunakan sifat: Maka

dan

4. Digunakan sifat: Maka

dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kajian pustaka dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Mengumpulkan referensi berupa buku-buku tentang Matriks, Invers Matriks, Nilai Eigen dan Nilai Singular Suatu Matriks, Skripsi, Jurnal maupun tulisan-tulisan yang dimuat di situs web. b. PengkajianMatriks, Invers Matrik, Nilai Eigen dan Nilai Singular Suatu Matriks, SVD, Pseudo Invers yang telah diperoleh dari literatur-literatur yang telah dikumpulkan. c. Mengkaji cara atau metode untuk membangun Invers Matriks dari Matriks Singular. d. Menentukan Matriks Singular untuk membangun Invers Matriks. Berdasarkan langkah-langkah di atas, maka kita dapat membangun invers matriks dari matriks singular dan membuat diagram alir.

3.2 Diagram Alir Penelitian Mulai

Mengumpulkan referensi tentang Matriks

Pengkajian data: - Invers matriks - Nilai Eigen dan Nilai Singular Suatu Matriks - SVD - Pseudo Invers Pengkajian metode untuk membangun Invers Matriks dari Matriks Singular.

Menentukan Invers Matrik Singular

Penarikan Kesimpulan

3.3 Jadwal Rencana Kegiatan No Kegiatan Waktu (dalam bulan) 1 2 3 4 5 referensi tentang

Mengumpulkan Matriks.

PengkajianMatriks,

Invers

Matrik,

Nilai Eigen dan Nilai Singular Suatu Matriks, SVD, Pseudo Invers. 3 Mengkaji cara atau metode untuk Membangun Invers Matriks dari

Matriks Singular. 4 Proses penyusunan laporan

BAB VI

You might also like