You are on page 1of 13

A.

DEFINISI INTEGRASI EKONOMI Istilah integrasi dalam ranah ekonomi pertama kali digunakan dalam konteks organisasi dalam suatu industri sebagaimana yang dikemukakan oleh Machlup. Integrasi digunakan untuk menggambarkan kombinasi atau penyatuan beberapa perusahaan dalam satu industri baik secara vertikal maupun horizontal. Sedangkan, istilah integrasi ekonomi dalam konteks negara, yang menggambarkan penyatuan beberapa Negara dalam satu kesatuan, diawali dengan teori Costum Union oleh Viner. Namun, batasan definisi yang baku tentang integrasi ekonomi diantara para ekonom belum juga ditemukan saat ini. Para ekonom mengembangkan definisi integrasi ekonomi dari berbagai sudut pandang yang berbeda satu sama lain. Definisi integrasi ekonomi secara umum adalah pencabutan (penghapusan) hambatan-hambatan ekonomi diantara dua atau lebih perekonomian (negara). Secara operasional, didefinisikan sebagai pencabutan (penghapusan) diskriminasi dan penyatuan politik (kebijaksanaan) seperti norma, peraturan, prosedur. Instrumennya meliputi bea masuk, pajak, mata uang, undang-undang, lembaga, standarisasi, dan kebijaksanaan ekonomi. Menurut definisi di atas, istilah integrasi ekonomi dibagi menjadi dua pengertian, yakni : 1. Penghapusan proteksi lalu lintas barang, jasa, faktor produksi (SDM dan modal) dan informasi dengan kata lain kebebasan akses pasar tergolong dalam integrasi negatif. 2. Penyatuan politik (kebijakan) dengan kata kunci harmonisasi, disebut juga integrasi positif. B. TEORI INTEGRASI EKONOMI MENURUT KAUM LIBERAL Kaum liberal meyakini bahwa perdagangan bebas akan membawa perdamaian dalam hubungan internasional. Karena perdagangan bebas akan menciptakan

interdependensi dan kerjasama saling menguntungkan antar negara-negara pelaku pasar. Kaum liberal berpendapat bahwa liberalisasi dalam ekonomi akan mengarah kepada kebebasan pasar dan minimalisasi peran negara. Sedangkan liberalisasi dalam politik akan mengarah kepada kebebasan dan persamaan individu. Sehingga terdapat

hubungan erat antara kebebasan pasar dengan kebebasan individu untuk saling bekerjasama dan menciptakan perdamaian. Selain itu, kaum liberal juga menyatakan bahwa seluruh bentuk ekonomi yang mengakar kepada tradisi pemikiran liberal menganggap bahwa mekanisme harga dan pasar adalah media yang paling efektif untuk mengatur hubungan ekonomi domestik dan internasional. Oleh karena itu, doktrin liberal mengenai kebebasan pasar bertujuan untuk pencapaian efisiensi maksimum, pertumbuhan ekonomi, dan kesejahteraan individu. C. TEORI INTEGRASI INTERNASIONAL Teori integrasi internasional dianalogikan sebagai satu payung yang memayungi berbagai pendekatan dan metode penerapan yaitu federalisme, pluralisme, fungsionalisme, neo fungsionalisme, dan regionalisme. Meskipun pendekatan ini sangat dekat dengan kehidupan kita saat ini, tetapi hal ini rasanya masih sangat jauh dari realisasinya (dalam pandangan statesentris / idealis), sebagaimana sekarang banyak teoritisi integrasi memfokuskan diri pada organisasi internasional dan bagaimana ia berubah dari sekedar alat menjadi struktur dalam negara. Integrasi politik menunjuk pada sebuah proses kepada atau sebuah produk akhir penyatuan politik di tingkat global atau regional di antara unit-unit nasional yang terpisah. Hal ini bukanlah sesuatu yang baru dalam peradaban manusia, sedangkan dalam tingkat hubungan internasional ia menjadi kesadaran baru dan terminologi baru dan menjadi studi politik sistemik utama pada tahun 1950 -an hingga 60-an [Charles Pentland 1973. International Theory and European Integration. London: Faber and Faber Ltd.]. Pentland mendefinisikan integrasi politik internasional sebagai sebuah proses di mana sekelompok masyarakat, yang pada awalnya diorganisasikan dalam dua atau lebih negara bangsa yang mandiri, bersama -sama mengangkat sebuah keseluruhan politik yang dalam beberapa pengertian dapat digambarkan sebagai sebuah community. Kesepakatan yang dibuat atas integrasi ini adalah dalam kerangka penyatuan yang kooperatif bukan koersif. Ambiguitas yang terjadi dalam pemaknaan ini adalah penggunaan istilah proses ataukah hasil / end-product. Hal ini dapat diatasi oleh 1

Lion Lindberg [dalam Political Integration as a Multi dimensional Phenomenon requiring Multivariate Measurement, Jurnal International Organization edisi Musim Gugur, 1970] dengan berfikir integrasi politik adalah proses di mana bangsabangsa tidak lagi berhasrat dan mampu untuk menyelenggarakan kunci politik domestik dan luar negeri secara mandiri dari yang lain, malahan mencari keputusan bersama atau mendelegasikan proses pembuatan kebijakan pada organ -organ kontrol baru. Konsep integrasi internasional / regional berbeda dengan konsep serupa tentang internasionalisme / regionalisme, kerjasama internasional / regional, organisasi internasional / regional, gerakan internasional / regional, system internasional / regional, dll. Integrasi menitikberatkan perhatiannya pada proses atau relationship, di mana pemerintahan secara kooperatif bertalian bersama seiring dengan

perkembangan homogenitas kebudayaan, sensitivitas tingkah laku, kebutuhan sosial ekonomi, dan interdependensi yang diiringi dengan penegakan institusi supranasional yang multidimensi demi memenuhi kebutuhan bersama. Hasil akhirnya adalah kesatuan politik dari negara-negara yang terpisah di tingkat global maupun regional [Tom Travis, Usefulness of Four Theories of International Relations in Understanding the emerging Order, Jurnal International Studies 31]. D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES INTEGRASI Dalam menjelaskan proses perubahan menuju integrasi, tipe variabel mandirinya dapat dibedakan menjadi 3 faktor eksponensial. Pertama, variabel politico-security, yang level of analysis-nya ada pada negara, yang perhatian terhadap power, responsiveness, kontrol elit politik dalam kebiasaan politik publik umum dan dalam ancaman keamanan atas negara. Hal ini dilakukan oleh penulis Pluralis dan Federalis. Berbeda dengan kaum fungsionalis dan neo-fungsionalis yang

menekankan pentingnya variabel sosial ekonomi, dan teknologi, yang secara tidak langsung membawa perubahan dan penyatuan politik. Faktor ketiga dipakai oleh kaum regionalis dalam analisanya, yaitu keberadaan kedua variabel tersebut dalam proses integrasi.

E. TAHAPAN/ BENTUK INTEGRASI EKONOMI Menurut teori integrasi ekonomi (economic integration), ada enam tahapan kerja sama perdagangan untuk menuju ke integrasi ekonomi, yaitu sebagai berikut:

Trade Preferency Arrangement (TPA) Merupakan kelompok perdagangan yang memberikan preferensi (keringanan) terhadap jenis produk tertentu kepada negara anggota, dilaksanakan dengan cara mengurangi tarif (tidak menghapuskan tarif sampai menjadi nol). TPA dapat muncul melalui perjanjian (kesepakatan) dagang, dimana pada umumnya TPA mengarah ke FTA sesuai dengan General Agreement on Tariffs and Trade (GATT). Contoh dari pengaturan dagang semacam ini adalah: the Europe Agreements (Perjanjian Eropa membangun sebuah asosiasi antara Masyarakat Ekonomi Eropa dan negara-negara anggota mereka, dari satu bagian, dan Rumania, dari bagian lain), the European Economic Area, India Afghanistan, India Mauritius, NAFTA, GSP (Generalized System of Preferences) Amerika Serikat. The European Economic Area Perjanjian tentang Area Ekonomi Eropa, yang mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 1994, menyatukan 27 negara anggota Uni Eropa dan tiga EEA EFTA Amerika * Islandia, Liechtenstein dan Norwegia - di pasar tunggal, disebut sebagai Pasar "Internal ". Perjanjian EEA juga menyatakan bahwa ketika suatu negara menjadi anggota Uni Eropa, itu juga berlaku untuk menjadi pihak dalam Perjanjian EEA (Pasal 128), sehingga menyebabkan pembesaran EEA. Perjanjian EEA menyediakan untuk pencantuman undang-undang Uni Eropa yang mencakup empat kebebasan - pergerakan bebas barang, jasa, dan modal orang - di seluruh 30 negara EEA. Selain itu, Perjanjian ini mencakup kerjasama di bidangbidang penting lainnya seperti penelitian dan pengembangan, pendidikan, kebijakan sosial, lingkungan, perlindungan konsumen, pariwisata dan budaya, yang dikenal sebagai "mengapit dan horizontal" kebijakan. Perjanjian jaminan hak dan kewajiban yang sama dalam Pasar Internal bagi warga negara dan operator ekonomi di EEA. NAFTA NAFTA merupakan suatu bentuk organisasi kerjasama perdagangan bebas negara negara Amerika Utara: Amerika Serikat, Kanada dan Meksiko. Pada hakekatnya NAFTA telah terbentuk sejak tahun 1988, karena sejak tahun tersebut telah dimulai 3

kerjasama pedagangan bebas antara Amerika Serikat dan Kanada. Pada saat itu kerjasama ekonomi antara Kanada dan Amerika tersebut masih bersifat bilateral, dalam rangka memperbaiki kondisi perekonomian Kanada yang semakin memburuk diakibatkan meningkatnya pengangguran dan banyaknya perusahaaan-perusahaan Kanada yang memindahkan investasi ke Amerika Serikat. Pada dasarnya NAFTA merupakan organisasi yang menjanjikan kemudahan bagi negara-negara persertanya di bidang ekonomi, mulai dari diberikannya pembebasan tarif bea masuk bagi komoditi-komoditi tertentu hingga adanya perlakuan adil terhadap penanam modal asing yang akan menanamkan modalnya di masing -masing negara peserta. Tujuan pembentukan NAFTA tersebut antara lain adalah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja melalui usaha menghilangkan berbagai hambatan perdagangan, menciptakan iklim untuk mendorong persaingan yang adil, meningkatkan peluang investasi, memberikan perlindungan terhadap hak milik intelektual, dan menciptakan prosedur yang efektif dalam penyelesaian perselisihan perdagangan antara ketiga negara anggotanya. GSP GSP adalah sistem dimana negara maju memberikan perlakuan istimewa untuk produk yang memenuhi syarat yang diimpor dari negara-negara berkembang, sehingga ekspor negara-negara berkembang akan kompetitif di pasar negara maju. Negara yang memberikan preferensi juga dikenal sebagai negara donor, dan preferensi-menerima negara sebagai negara penerima; Perlakuan istimewa dalam bentuk bea masuk berkurang, dan diberikan tanpa kewajiban timbal balik pada bagian dari negara-negara berkembang; dan Preferensi memberikan negara di bawah skema GSP adalah: Uni Eropa (Austria, Belgia, Bulgaria, Siprus, Republik Ceko, Denmark, Estonia, Jerman, Yunani, Finlandia, Perancis, Hungaria, Irlandia, Italia, Latvia, Lithuana, Luxemborg, Malta, Belanda, Polandia, Portugal, Rumania Slowakia, Slovenia, Spanyol, Swedia dan Inggris), Norwegia, Swiss, Belarusia, Federasi Rusia dan Turki. Tujuan dari program GSP adalah: untuk meningkatkan pendapatan ekspor preferensi negara-negara penerima; untuk mempromosikan industrialisasi mereka; dan untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi

Free Trade Area (FTA) Tujuan dari FTA adalah untuk menurunkan hambatan perdagangan sehingga volume perdagangan meningkat karena spesialisasi, pembagian kerja, dan yang terpenting melalui teori keuntungan komparatif. Menurut teori ini dalam pasar bebas yang ekuilibrium, setiap sumber produksi cenderung untuk berspesialisasi dalam aktivitas di mana terjadi keunggulan komparatif (bukan keunggulan absolut). Selanjutnya dikatakan bahwa akan terjadi kenaikan pendapatan yang akhirnya merupakan kenaikan kesejahteraan setiap orang yang berada pada FTA dimaksud. Contoh daerah perdagangan bebas adalah The European Free Trade Area (EFTA) yang dibentuk tahun 1960 dan menghasilkan konvensi Stockholm. Konvensi tersebut menciptakan Daerah Perdagangan Bebas Eropa antar tujuh negara, yaitu Austria, Denmark, Norwegia, Portugal, Swedia, Swiss, dan Inggris. Hambatan antar negaranegara ini dapat dihilangkan secara bertahap dalam tahun 1960 sampai dengan tahun 1966. Setelah itu, Finlandia bergabung pada tahun 1961 dan Islandia tahun 1977. Perkembangan FTA di Asia Tenggara Di wilayah Asia Tenggara, negara-negara ASEAN mencetuskan kawasan perdagangan bebas yang dikenal dengan nama ASEAN Free Trade Area (AFTA). AFTA dibentuk pada awal tahun 1993 oleh tujuh negara anggota ASEAN, yaitu Indonesia, Singapura, Filipina, Thailand, Malaysia, Brunei dan Vietnam.

Anggotanya kemudian bertambah dengan masuknya Laos, Kamboja, dan Myanmar. Keringanan yang diterapkan antar sesama anggota, misalnya, adalah penurunan tarif bea masuk dari negara-negara sesama anggota AFTA. Misalnya, Indonesia akan memberikan tarif bea masuk yang lebih rendah terhadap impor radio buatan Malaysia dibandingkan dengan impor radio dari Cina (bukan anggota AFTA). Perkembangan Perundingan FTA yang Menyangkut Indonesia. Indonesia bukan pemain utama dalam kancah FTA. Sejauh ini Indonesia belum pernah merumuskan suatu diplomasi ekonomi internasional dan memberikan tempat atau arti pada FTA dalam kerangka itu. Secara individu Indonesia belum pernah menyepakati FTA dengan negara manapun kecuali dalam regional ASEAN. Kerjasama regional APEC dapat dikatakan bukan FTA karena liberalisasi yang disepakatinya terbuka untuk anggota maupun non-anggota. Namun secara bersamasama dalam payung ASEAN telah dimulai sejumlah negosiasi FTA dengan mitra dialog secara saling menguntungkan. 5

Negosiasi FTA yang menyangkut Indonesia sebagai bagian dari ASEAN diantaranya sudah dilakukan dengan Amerika Serikat, Jepang, China, CER, Korea Selatan dan India. Antara ASEAN dan negara mitra dagang sudah terdapat saling pengertian bahwa kesepakatan FTA antara ASEAN dengan negara mitra dagang, akan ditindaklanjuti dengan kesepakatan FTA antara negara anggota ASEAN secara individu dengan negara mitra dagang secara individu. Berangkat dari pengertian ini Indonesia telah memiliki rencana untuk melakukan penjajagan FTA bilateral dengan Amerika Serikat, Jepang, Australia, Pakistan, Bangladesh dan India. Perundingan lebih dulu akan dilakukan adalah antara Indonesia dengan Jepang, karena kedua kepala pemerintahan sudah menyatakan secara resmi bersama mengenai pentingnya EPA bagi pengembangan ekonomi kedua negara pada saat pertemuan antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan Perdana Menteri Jepang Junichiro Koizumi di APEC Summit Meeting, Chile bulan November 2004. Beberapa FTA bilateral yang dipertimbangkan oleh Indonesia tersebut adalah sebagai reaksi dari ajakan pihak lain untuk itu. Dapat dikatakan bahwa bagi Indonesia terdapat dua kelompok negara dengan mana Indonesia mempertimbangkan suatu FTA bilateral. Kelompok pertama adalah negara yang bukan mitra dagang utama seperti Iran, Pakistan, dan Bangladesh. Kelompok kedua adalah negara mitra dagang utama seperti Jepang dan AS. Apabila disiapkan dengan baik Indonesia akan mendapat banyak manfaat dari FTA dengan negara-negara ini, meskipun besarnya dan jenis manfaat itu tergantung pada sudut pandang. Apabila reformasi ekonomi dalam negeri dianggap penting untuk terus di-laksanakan, maka FTA bilateral merupa-kan satu instrumen yang efektif untuk membangun kapasitas yang menjadi bagian pokok dari strategi ini. Custom Union Custom Union dalah satu perjanjian dagang di mana sejumlah negara

memberlakukan perdagangan bebas di antara mereka dan menerapkan serangkaian tarif bersama terhadap barang dari negara lain. Negara anggota menerapkan kebijaksanaan perdagangan luar negeri bersama, tetapi dalam kasus tertentu mereka menerapkan kuota impor yang berbeda. Custom union ini adalah bentuk antara dari integrasi ekonomi, yakni bentuk antara dari perdagangan bebas di antara anggota, tetapi tidak ada sistem tarif bersama, dengan bentuk pasar bersama (Common 6

Market), yang menerapkan tarif bersama dan memperkenankan pergerakan bebas dari pada sumber daya termasuk modal dan tenaga kerja di antara negara anggota. Tujuan pendirian custom union biasanya adalah untuk meningkatkan efisiensi dan mendekatkan hubungan diplomatik (politik dan budaya) di antara negara anggota. Contoh custom union yang terkenal adalah Zollverein, satu organisasi pada abad 19 yang dibangun oleh beberapa negara bagian Jerman. European Community, yang telah melampaui tahap custom union dalam menuju integrasi ekonomi penuh, European Union, dan North American Free Trade Agreement (NAFTA). Zollverein Zollverein, (Jerman: "Customs Union") Jerman pabean serikat yang didirikan pada tahun 1834 di bawah pimpinan Prusia. Ini menciptakan area perdagangan bebas di banyak Jerman dan sering dipandang sebagai langkah penting dalam reunifikasi Jerman. Gerakan untuk menciptakan zona perdagangan bebas di Jerman menerima dorongan besar dari ekonom seperti Friedrich Daftar, advokat yang paling aktif pada awal abad ke-19 Jerman. Pada 1818 Prusia undang-undang penghapusan tarif iuran semua kebiasaan internal dan mengumumkan kesediaan untuk membangun perdagangan bebas dengan negara-negara tetangga. Satu dekade kemudian Prusia menandatangani pakta tersebut pertama dengan Hesse-Darmstadt. Pada tahun 1828 kesatuan pabean didirikan di selatan Jerman oleh Bavaria dan Wrttemberg, bergabung pada 1829 oleh Palatinate, juga pada tahun 1828 negara Jerman mendirikan pusat serikat serupa, termasuk Saxony, negara Thuringian, pemilihan Hesse, dan Nassau. Pada tahun 1834 ini adalah di antara 18 negara yang tergabung dalam Zollverein. Hanover dan Oldenburg bergabung pada 1854, dua Mecklenburgs, Schleswig-Holstein,

Lauenburg, dan Lbeck bergabung pada tahun 1867, dan dengan demikian semua Jerman luar Austria termasuk kecuali Hamburg dan Bremen, yang melekat pada 1888, 17 tahun setelah berdirinya Kekaisaran Jerman.

Single Integrated Market (Common Market) Satu pasar tunggal bersama adalah sejenis blok dagang yang merupakan gabungan dari custom union dengan kebijaksanaan bersama terhadap produk, dan pergerakan yang bebas atas faktor produksi (modal dan tenaga kerja) dan wirausaha. Tujuan agar terjadi pergerakan bebas dari modal, tenaga kerja, barang, dan jasa di antara negara

anggota adalah agar memudahkan bagi mereka untuk mencapai efisiensi ekonomi yang lebih tinggi. Dibandingkan dengan pasar bersama, satu pasar tunggal membutuhkan lebih banyak usaha untuk menghilangkan hambatan fisik (di perbatasan), teknis (standar), dan fiskal (perpajakan) di antara negara anggota. Untuk menghilangkan hambatanhambatan ini negara anggota memerlukan kemauan politik dan mereka harus merancang kebijaksanaan ekonomi bersama. Sebagai contoh, pembentukan pasar tunggal Uni Eropa yang dimulai pada tahun 1987 dengan target selesai pada 31 Desember 1992. Kebijaksanaan yang tercakup di dalam Uni Eropa antara lain, menghapus pengawasan di daerah perbatasan, persyaratan kualifikasi keahlian agar diterima dan dilaksanakan di sem pasar ua negara anggota, pemberlakuan standar tunggal untuk harmonisasi produk, pergerakan bebas dari modal antar negara, penghapusan subsidi untuk industri tertentu, harmonisasi pajak pertambahan nilai dan cukai di semua pasar negara anggota, dan sebagainya.

Economic

and

Monetary

Union

(kesatuan

ekonomi

dan

moneter)

Merupakan satu blok dagang seperti pasar tunggal dengan kesatuan moneter untuk semua negara anggota. Bentuk ini harus dibedakan dari hanya menerapkan mata uang bersama seperti yang dilakukan oleh Latin Monetary Union pada tahun 1980-an yang tidak diikuti oleh adanya pasar tunggal. Kesatuan ekonomi dan moneter dilaksanakan melalui pakta dagang dari semua sistem moneter yang berlaku di negara anggota. Contohnya adalah Uni Eropa, ada pasar tunggalnya dan memakai satu kesatuan moneter (Euro). Uni Eropa bekerja ke arah dan mengawasi integrasi ekonomi dan politik negaranegara ini. Uni Eropa terdiri dari Masyarakat Eropa (qv; Masyarakat Ekonomi Eropa sebelumnya) dan kerangka kerja untuk tindakan terpadu oleh negara-negara anggota dalam keamanan dan kebijakan luar negeri dan kerjasama polisi dan hal-hal keadilan. Dalam Uni, barang, jasa, modal dan orang-orang bergerak bebas. Serikat moneter telah maju ke tahap ketiga, dan pada tahun 1999, mata uang tunggal, euro, akan diperkenalkan. Negosiasi dengan lima canditates anggota baru (Hungaria, Polandia, Republik Ceko, Slovenia, Estonia) mulai tahun 1998.

ASEAN Economic Community (AEC) Pembentukan Komunitas ASEAN merupakan bagian dari upaya ASEAN untuk lebih mempererat integrasi ASEAN. Selain itu juga merupakan upaya evolutif ASEAN untuk menyesuaikan cara pandang membahas permasalahan domestik agar dapat lebih terbuka dalam

yang berdampak pada kawasan tanpa

meninggalkan prinsp-prinsip utama ASEAN, yaitu: saling menghormati (Mutual Respect), tidak mencampuri urusan dalam negeri (Non- Interfence), konsensus, diaog dan konsultasi. Komunitas ASEAN terdiri dari tiga pilar yang termasuk di dalamnya kerjasama di bidang ekonomi, yaitu: Komonitas Keamanan ASEAN ( ASEAN Security Comunity/ASC), Komunitas Ekonomi ASEAN (ASEAN

Economic Community/AEC) dan Komunitas Sosial Budaya ASEAN (ASEAN Sosio-Cultural Community/ASCC). Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa AEC adalah merupakan salah satu dari tiga pilar utama dalam ASEAN Community, yang ingin

membentuk integrasi ekonomi di kawasan ASEAN Tenggara. AEC memiliki lima plar utama, yakni: 1. Aliran bebas barang (free flow of goods), 2. Aliran bebas jasa (free flow of sevice), 3. Aliran bebas investasi (free flof of investment), 4. Alran bebas tenaga kerja terampil (free flow of skilled labour), dan 5. Alian bebas modal ( free flow of capital). Secara umum AEC memiliki 12 sektor prioritas, yakni: produk-produk berbasis pertanian, otomotif, elektronik, perikanan, poduk berbasis karet, tekstil dan pakaian, produk berbasis kayu, perjalanan udara, e-ASEAN, kesehatan, pariwisata, dan logistik. Inilah sector-sektor yang paling diminati, anggota ASEAN, dan menjadi ajang mereka untuk bersaing satu sama lain. Gagasannya adalah jika sektor-sektor ini diliberalisasikan secara penuh, sektor-sektor ini akan berintegrasi (menyatu) anggota ASEAN akan mengembangkan keunggulan sektor-sektor ini dengan menarik investasi dan perdagangan di dalam ASEAN (contohnya dengan saling melakukan outsourching) serta membantu mengembangkan produk-poduk buatan ASEAN. Selain itu dilakukan pengembangan terhadap sektor prioritas pangan, pertanian dan kehutanan. Dengan adanya liberalisasi perdagangan yang ingin dibentuk dalam ASEAN 9

Economic Community (AEC) secara umum dituntut adanya daya saing yang baik baik dari ASEAN maupun seluruh anggotanya untuk dapat mempeoleh semua hasil maksimal yang dapat diraih dari kerjasama ini. Tentunya untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan adanya persiapan yang baik dari seluruh anggota ASEAN termasuk Indonesia, yang pelaksanaannya sesuai dengan cetak biru AEC 2015 yang telah disepakati oleh seluruh anggota ASEAN. E. Kerugian dan Manfaat Terberntuknya integrasi ekonomi tidak disangkal akan menciptakan sejumlah manfaat dan jkerugian. Kerugian dan manfaat tersebut antara lain : 1. Kerugian Integrasi ekonomi internasional membatasi kewenangan suatu Negara untuk menggunakan kebijakan fiscal, keuangan dan moneter untuk mempengaruhi kinerja ekonomi dalam negeri. Hilangnya kedaulatan Negara merupakan biaya atau pengorbanan terbesar yang diberikan oleh masing -masing negara yang berintegrasi dalam satu kawasan. Diperlukan kesadaran politik yang tinggi dari suatu Negara dalam menentukan apakah bersedia untuk melepassebagian kedaulatan negaranya kepada badan supranasional di kawasan. Kerugian lain adalah adanya kemungkinan hilangnya pekerjaan dan potensi menjadi pasar bagi Negara yang tidak mampu bersaing. Tenaga kerja dan produksi dari Negara lain dalam suatu kawasan akan masuk dengan hambatan yang lebih ringan. Hal ini berpotensi menimbulkan pengangguran di dalam negeri dan ketergantungan akan produk impor yang lebih murah dan efisien. 2. Manfaat Manfaat, berkaitan dengan signifikansi integrasi, integrasi ekonomi menjanjikan manfaat ekonomi baik dari sudut pandang pelaku ekonomi maupun dari manfaaat bagi perekonomian kawasan. Hal mendasar dalam proses integrasi ekonomi adalah meningkatnya kompetisi actual dan potensial diantara pelaku pasar, baik pelaku pasar yang berasal dari suatu Negara, dalam sekelompok Negara, maupun pelaku pasar diluar kedua kelompok tersebut. Kompetisi diantara pelaku pasar tersebut 10

diharapkan akan mendorong harga barang dan jasa yang sama lebih rendah, meningkatkan variasi kualitas dan pilihan yang lebih luas bagi kawasan yang terintegrasi. Selain itu, desain produk, metode pelayanan, system produksi dan distribusi serta aspek lain menjadi tantangan bagi pelaku pasar saat ini dan dimasa depan. Hal ini akan mendorong perubahan arah dan intensitas dalam inovasi dan kebiasaan kerja dalam suatu perusahaan.Selain kompetisi yang meningkat, integrasi ekonomi juga meberikan manfaat lain yaitu tercapainya ekonomi melalui pasar yang lebih luas yang akan mendorong peningkatan efisiensi perusahaan melalui berkurangnya biaya produksi. Sementara dilihat dari sudut pandang kawasan, integrasi ekonomi akan menstimulasi aliran dan perdagangan intraregional yang lebih tinggi serta munculnya perusahaanperusahaan yang mampu berkonpetisi secara global. Selain itu mendorong pertumbuhan ekonomi yang berujung pada peningkatan kesejahteraan diseluruh kawasan.

11

DAFTAR PUSTAKA

Noer Azam Achsani. 2008. Jurnal Integrasi Ekonomi ASEAN+3: Antara Peluang dan Ancaman. Rizky Saputro.2007. Wacana dan Kesimpulan Barat Tentang Integrasi Internasional. Salvatore, Dominick. 1992. Ekonomi Internasional. Jakarta : Erlangga. Sobri. Ekonomi Internasional. Yogyakarta : Badan Penerbit Fakultas Ekonomi UGM

12

You might also like