You are on page 1of 17

Sikap dan Prestasi siswa dalam belajar, Serta permainan dalam matematika

Di susun oleh : Iip Paturohman Fathurrohman Akhsan Mustakim

Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 2011

Sikap Siswa Terhadap Matematika dan Pembelajaran Matematika


Studi tentang Sikap siswa terhadap matematika dan pembelajaran matematika biasanya berkaitan erat dengan kajian prestasi siswa dalam matematika Hatano (2000) menjelaskan Prestasi matematika sebagai suatu keseluruhan tentang prestasi kognitif dan prestasi afektif sehingga cocok dalam mengevaluasi siswa kalau dilibatkan domain kognitif dan afektif. afektif.

Suydam dan Weaver (1975) mencatat: mencatat: Guru dan pendidik matematika lainnya, lainnya, umumnya mempercayai bahwa siswa belajar manakala mereka tertarik dengan apa yang mereka pelajari dan mereka beprestasi baik kalau mereka menyukai matematika. matematika. Karenanya perhatian yang terus menerus hendaknya diarahkan penciptaan, pengembangan, penciptaan, pengembangan, pemeliharaan, pemeliharaan, dan dorongan untuk bersikap positif terhadap matematika (h.45)

Agar siswa bersikap positif terhadap matematika perlu ada strategi yang menarik bagi siswa, memotivasi mereka belajar, dan siswa, belajar, menyenangkan bagi mereka. mereka. Stipek, Stipek, dkk (1998) berargumen pembaharuan pembelajaran matematika meningkatkan motivasi karena motivasi yang tinggi dipandang sebagai hasil yang diharapkan dan menjadi cara untuk meningkatkan prestasi

Prestasi hasil belajar siswa dalam matematika seringkali dipandang sebagai indikator sebagai berapa banyak seseorang mengetahui atau memiliki pengetahuan matematika Untuk keadaan siswa-siswi di Indonesia, dalam TIMSS-R (1998) siswa Indonesia menduduki prestasi ranking 34 di antara 38 negara yang mengikuti studi ini). Reformasi pendidikan yang asalnya tradisional menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa sangat lamban dan perlu adanya kegiatan pengembangan profesi (profesional development)

Permainan dan Teka-teki dalam TekaMatematika


Disadari atau tidak disadari bahwa matematika merupakan salah satu pelajaran yang ditakuti oleh para siswa. Hal siswa. ini boleh dikatakan hampir menggejala baik di tingkat SD, SMP, maupun SMA. Di sisi lain, pada dasarnya siswa (anak-anak) itu anak-anak) suka akan permainan dan teka-teki karena tekabermain memang merupakan dunia anakanakanak muda

Berbagai pendekatan dalam pembelajaran matematika sudah diperkenalkan oleh para ahli pembelajaran. Para pembelajaran. guru dan praktisi pendidikan matematika pun sudah mencoba mengimplementasikannya di kelas. Namun, kelas. Namun, kurang lengkap kiranya apabila pendekatan permaianan dan teka-teki ini dilewatkan tekaPada umumnya game dan puzzle disenangi oleh para siswa, siswa, namun perlu dilihat kelebihan dan kekurangan dari pendekatan ini. Tentu game dan puzzle bukan ini. tujuan akhir dalam pembelajaran matematika, matematika, melainkan pemotivasi bagi siswa dalam belajar matematika sehingga tidaklah tepat apabila belajar matematikaitu game dan puzzle secara terus menerus

Pentingnya Game dan Puzzle


Game dan puzzle sudah diakui secara luas sebagai salah satu cara menggugah siswa melek matematika. Para praktisi dan ahli menyarankan untuk menggunakan game dan puzzle sebagai salah satu pendekatan dalam pembelajaran matematika. Penggunaan game dan puzzle dalam matematika mengundang siswa untuk bersenangbersenang-senang dalam belajar matematika

Sebagaimana ernest (1986 dalam turmudi, 1997) mengklaim bahwa game mengajarkan secara efektif karena empat hal, yaitu: a) Menyediakan reinforcement dan latihan keterampilan b) Menyediakan motivasi c) Membantu akuisi dan pengembangan konsep matematika d) Mengembangkan strategi pemecahan masalah Menurut Ernest (1986) mengatakan bahwa games dapat memotivasi banyak siswa dan di dalam game perhitungan rutin sering diulang berkali-kali berkali-

Game juga menekankan kepada pentingnya belajar nalar matematika dan mendorong siswa untuk menjadi lebih percaya diri dalam kemampuan matematika. Karena banyak game dan puzzle memerlukan waktu yang cukup untuk dilukiskannya agar siswa dapat mengembangkanya, perlu kesabaran dan ketekunan untuk bisa sampai kepada siswa. Puzzle juga mendorong siswa untuk toleran terhadap ekspresi yang lebih dari satu makna sebagai satu bagian dari sikap bersedia mengambil resiko

TerlebihTerlebih-lebih ketertarikan secara alami terhadap games seringkali membantu siswa untuk berfokus pada proses sehingga memunculka berbagai pertanyaan sebagai berikut: a. Bagaimana lawanku bisa memenangkan permainan ini? b. Bagaimana saya bisa menghindar dari situasi ini? c. Siapa yang harus memulai pertama? d. Bagaimana saya bisa menjamin menang? e. Apakah permainan ini adil (fair) (fair)

Pada tabel berikut ini dikemukakan suatu kesamaan (analogi) antara strategi game (permainan) dengan strategi pemecahan masalah:
Strategi Game - Baca aturannya - Pahami aturannya - Kembangkan sebuah rencana - Kerjakan rencana itu - Jika kamu menang tersenyumlah. Jika tidak menang pikirkanlah mengapa kalah Strategi Pemecahan Masalah - Baca aturannya - Apa yang diberikan dan apa yang dicari? - Tuliskan persamaannya - Selesaikan persamaan itu - Periksalah jawabanmu

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN BERBASIS PADA PNELITIAN

Teori belajar sekarang yang peraktiknya diterapkan di sekolah merupakan teori belajar aliran tingkah laku, yang bersifat stimulus-respons (rangsangan) dengan mendefinisikan pengertian-pengertian matematika,kemudian di sisi lain siswa merespon memberikan jawaban(reaksi). Cara belajar terbaik harus di kondisikan sebagai proses yang aktif dan produktif pada diri pembelajar,dan beberapa implikasi dalam pembelajaran matematika adalah learning is likely to be enhanced by discussion and collaboration (belajar mungkin dapat di tingkatkan dengan cara diskusi dan kerja sama).

Kerja Kelompok dalam Matematika



Strategi penalaran Kontraversi yang Konstruktif Proses kognitif Pemberanian dan pelibatan teman sebaya dalam belajar

Pembelajaran dengan Pendekatan Realistik

Pendekatan Ralistik memberikan citra positif terhadap pembelajaran matematika. matematika. Pembelajaran metematika menggunakan pendekatan realistik membuat siswa merasa senang,tertantang,wawasannya betambah,lebih mudah mengaitkan matematika dan kegiatan sehari-hari. sehari-hari.

Pembelajaran Matematika Berbasis Penelitian yang Benuansa Inovatif

Suatu pendekatan alternatif pembelajaran matematika yang menjadikan siswa menjadi lebih aktif di kelas.

You might also like