You are on page 1of 46

Kerusakan pada sistem pengereman

Untuk mengetahui lebih dini kerusakan dari sistem pengereman dapat diperhatikan hal-hal berikut ini : Komponen pada kendaraan yang berperan penting terhadap keselamatan adalah rem. Jadi jangan sampai anda luput memperhatikannya. Perbaikin dini dapat menghindarkan kendaraan dari kecelakaan akibat rusaknya beberapa komponen sistem pengereman. Untuk mengetahui lebih dini kerusakan dari sistem pengereman dapat diperhatikan hal-hal berikut ini : 1. Pedal rem rendah dan ringan. Gejala ini dapat disebabkan oleh tipisnya sepatu rem atau jarak sepatu rem dengan tromol terlalu jauh. Kebocoran pada master silinder rem dan rusaknya karet rem atau kemungkinan lain ialah adanya udara di dalam saluran sistem pengereman. Untuk memperbaikinya, pedal rem diinjak lalu bukalah baut pembuangan udara setiap roda. 2. Rem menarik. Disebabkan oleh penyetelan tinggi sepatu rem yang tidak sama satu sama atau salah satu silinder roda bocor. Sedangkan roda yang lain pakem. Dapat juga terjadi sewaktu memperbaiki rem, sepatu rem saling tertukar. Penggunaan yang terus menerus mengakibatkan sepatu rem dan tromolnya sudah saling menyesuaikan bentuk. 3. Rem bergetar. Disebabkan oleh sepatu rem yang sudah keras dan kena oli atau gemuk. Tromol rem yang oval dan piring rotor disc brake rusak juga bisa menjadi penyebabnya. 4. Pedal rem keras tetapi rem tidak pakem. Penyebabnya sepatu rem ada gemuk/oli atau silinder roda macet. Pada kendaraan yang dilengkapi dengan booster rem kemungkinan pecahnya slang atau diaphragma booster sobek. Pipa-pipa rem yang tergenjat dan pipa flexible roda depan yang sudah lama akan menghambat tekanan minyak rem ke silinder roda sehingga walaupun pedal rem sudah ditekan dengan kuat tetapi rem tidak pakem. 5. Suara ketukan atau gesekan. Kalau bunyi dari roda depan disebabkan oleh bergesernya indikator ketebalan brake pad. Bunyi dari roda belakang dapat disebabkan karena habisnya sepatu rem. Suara ketukan disebabkan oleh pegas penahan sepatu rem yang lepas atau kendor. Sepatu rem itu beradu dengan becking plate atau silinder roda. 6. Lampu rem menyala terus. Penyebabnya karena switch rem yang terpasang menyatu dengan master silinder rem rusak. Kendorkan mur yang mengancing switch tersebut lalu aturlah sampai lampu padam. Jarak pengereman dalam kondisi jalan kering dan basah tentu berbeda. Kami pun mencari tahu sejauh apa perbedaannya dengan mobil ber-ABS dan tanpa sistem rem pintar ini... KITA tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di jalan. Kewaspadaan pengemudi tentu menjadi poin utama dalam mengemudi. Sehingga ketika menghadapi kondisi yang tidak terduga, Anda pun sudah siap merespons. Namun selain waspada ketika mengemudi, mengenali mobil Anda juga penting. Seperti mengetahui sistem rem yang digunakan di mobil dan karakter mobil ketika mengerem. Umumnya mobil saat ini dilengkapi rem cakram di kedua roda depan dan teromol di belakang. Ada pula yang menggunakan rem cakram di keempat rodanya. Selain itu perlu juga diketahui, apakah mobil yang Anda gunakan sudah mengaplikasi Anti Lock Braking System (ABS) atau tidak.

Perbedaan-perbedaan ini membuat jarak pengereman setiap mobil menjadi berbeda. Selain itu, ada beberapa faktor lain yang juga berpengaruh pada pengereman. Yaitu bobot kendaraan termasuk beban yang diangkut, kecepatan kendaraan, bentuk dan profil ban, kondisi jalan, serta teknik pengereman. Nah, kami tertarik untuk membuktikan perbedaan jarak pengereman aktual pada kondisi kering dan basah dengan kecepatan 50 km/jam dan 80 km/jam. Untuk menunjukkan perbedaan hasil pengereman ini kami juga menggunakan dua mobil yang berbeda. Unit pertama adalah Toyota Vios G dengan rem ber-ABS dan bobot kosong 1.050 kg. Sementara satu lagi adalah Toyota Yaris J untuk mobil tanpa ABS yang memiliki bobot kosong 1.040 kg. Agar hasil pengukuran ini akurat, kami menggunakan alat ukur Vericom VC3000 dan pengetesan kami lakukan di Bridgestone Proving Ground di Karawang, Jawa Barat. REM BER-ABS PERANTI ABS (Anti-lock Braking System) berguna untuk meminimalkan kemungkinan roda mengunci ketika melakukan pengereman keras. Dengan begitu mobil masih bisa diarahkan untuk manuver menghindar. Sistem rem ABS ini terintegrasi dengan komputer. Ketika pengemudi menginjak penuh pedal rem, sensor kecepatan ABS di setiap roda akan membaca apakah ban mengunci atau tidak. Karena berfungsi untuk mencegah roda tidak terkunci, komputer akan mengatur tekanan hidraulis yang diterima oleh piston di kaliper rem. Itu sebabnya Anda akan merasakan tendangan balik pada pedal rem saat pengereman mendadak (panic brake) pada mobil berABS. Dari kecepatan 50 km/jam di jalan kering, jarak pengereman hingga berhenti total yang dibutuhkan Vios adalah 9,6 meter dengan waktu 1,36 detik. Sementara jarak pengereman dari kecepatan 80 km/jam memerlukan 26,7 meter dalam 2,18 detik. Pada pengerema di jalan basah, Vios membutuhkan jarak 10,5 meter dengan 1,73 detik untuk berhenti total dari kecepatan 50 km/jam. Ini berarti lebih jauh 0,9 meter dari kondisi kering. Dengan kecepatan lebih tinggi yaitu 80 km/jam, Small Sedan ini membutuhkan jarak 28,48 meter dan waktu 2,44 detik, atau berselisih 1,78 meter dari kondisi kering. Hasil lainnya, sistem ABS membuat mobil tidak terindikasi membuang atau melintir baik di lintasan basah maupun kering. REM NON-ABS PENGEREMAN mendadak pada mobil yang tidak menggunakan ABS lebih membutuhkan pengendalian dari pengemudi ketimbang rem ber-ABS. Dengan cara pengereman yang sama, baik pada kondisi kering maupun basah, kami mengerem kuat sambil menjaga agar roda tidak mengunci. Metode pengereman ini disebut threshold. Hasil tes kami di lintasan kering menunjukkan jarak pengereman terbaik Yaris yang kami dapatkan dari kecepatan 50 km/jam adalah 13,4 meter dengan waktu 1,49 detik. Sedangkan untuk berhenti dari kecepatan 80 km/jam, jarak yang dibutuhkan adalah 28,9 m dalam 2,33 detik.

Sementara pengereman pada kecepatan 50 km/jam di lintasan basah, Yaris masih bisa menjaga posisi badan lurus. Jarak pengereman terbaiknya adalah 14,4 meter dalam 1,96 detik atau lebih jauh 1 meter dari pengereman di jalan kering. Namun ketika kecepatan kami tingkatkan menjadi 80 km/jam, jarak pengereman terbaik Yaris mencapai 31,3 meter dalam 2,64 detik atau lebih jauh 2,4 meter. Sebagai data pembanding, kami juga melakukan pengereman dari kecepatan 80 km/jam hingga ban mengunci. Ternyata selain gerakan bodi Yaris membuang ke arah kanan, jarak pengeremannya juga lebih jauh 8,8 meter dengan 40,1 meter. KESIMPULAN PENGETESAN yang kami lakukan ini dapat memberi gambaran kondisi berkendara seharihari dan bukan untuk membandingkan data yang didapat Vios dan Yaris. Dengan demikian ada beberapa hal yang dapat dijadikan patokan. Seperti pentingnya mengatur jarak aman dengan kendaraan di depan, dengan melihat dibutuhkannya jarak pengereman untuk membuat mobil berhenti dari kecepatan tertentu. Selain itu juga tak kalah penting adalah mengetahui sistem rem yang digunakan agar kita bisa menyesuaikan teknik pengereman sesuai kebutuhan. Masih ada faktor lain yakni reaksi pengemudi terhadap situasi darurat yang berkisar antara 0,5-1 detik. Begitu pula dengan pengaturan kecepatan ketika hujan yang lebih rendah ketimbang kondisi kering. Soalnya jarak pengereman yang dicapai di lintasan basah terbukti lebih jauh dari lintasan kering. Jadi, pengaturan jarak aman dengan kendaraan di depan di jalan bebas hambatan sekitar 3 detik sudah cukup memadai untuk melakukan pengereman. Sementara ketika hujan, sebaiknya jarak ini diperlebar menjadi 5 detik.

SEBAGAI ujung tombak sistem pengendalian kendaraan, sudah selayaknya perangkat rem mendapat perhatian lebih dari pengemudi. Walau bagian ini jarang mendapat masalah, perawatan rutin harus tetap dijalankan untuk memaksimalkan kerjanya. Idelanya perangkat rem perlu dicek setiap kendaraan menempuh jarak 10.000 km. Ini untuk memastikan apakah komponen-komponennya masih dalam kondisi sempurna. Selain itu, pembongkaran juga perlu untuk membersihkan dari penumpukan debu di bagian kanvas, teromol, dan cakram. Debu berpotensi menyebabkan goresan pada piringan atau teromol tergores. Sistem hidrolik rem pun secara rutin perlu dibersihkan dan dilakukan penggantian. Ini perlu dilakukan, setidaknya setelah kendaraan menempuh jarak 40.000 km atau kira-kira 2 tahun. Penyebabnya adalah sifat higroskopis cairan rem yang membuatnya bisa bereaksi dengan udara. Bila tidak cairan akan mengandung uap air. Selain menimbulkan gelembung yang bisa menimbulkan korosi pada komponen rem, juga membuat kerja rem tidak pakem. Bisa juga rem tiba-tiba macet saat dipakai berulang-ulang karena tekanan udara di dalam minyak rem akan naik. Penggantian cairan secara teratur juga akan memperpanjang umur seal karet dalam sistem rem. Budaya mengerem mendadak harus dihilangkan kecuali dalam kondisi darurat. Penngereman mendadak menyebabkan beban kerja rem semakin berat. Lakukan pengereman secara bertahap, dibarengi perpindahan persnelling ke posisi lebih rendah untuk memperpanjang usia kanvas rem. Selain itu, hindari juga menginjak pedal saat mobil berhenti di perempatan. Karena saat itu piringan atau teromol dalam kondisi panas, jika pedal terus diinjak, panas yang tersisa bisa merusak kanvas yang menempel. Akibat lain proses pendinginan piringan atau teromol pun jadi terhambat. Perangkat rem tidak perlu diganti bila tidak mengalami kerusakan. Namun harus sering dibersihkan agar debu kanvas atau tromol tidak mengganggu bagian lain. Yang harus kita perhatikan adalah, bila tiba-tiba rangkaian rem mengalami keanehan. Keanehan kerja perangkat rem, dapat dipantau dengan sederhana, seperti merasakan kerasnya injakan pedal rem dan memantau isi tandon minyak rem. Penggantian komponen, mulai master, kanvas maupun break pad, hanya perlu dilakukan bila bagian ini menunjukan kerusakan. Kerusakan biasanya diawali dengan munculnya getaran berlebih saat melakukan pengereman atau terasa lebih dalam katika Anda menginjak pedal rem. Kadang muncul pula suara aneh yang menunjukan kerusakan saat rem diaktifkan. Perlu diperhatikan, saat hendak melakukan penggantian komponen, cukup pada bagian yang mengalami kerusakan. Jangan sekali-kali mencoba membongkar komponen lain bila tidak untuk kepentingan penggantian. Biasanya konsumen meminta bagian lain diservis saat mengganti salah satu komponen. Kegiatan ini justru bisa merugikan.

Tidak ada teori pasti yang menyatakan seberapa jauh pemakaian komponen rem hingga harus melakukan penggantian. Beberapa pabrikan menyatakan komponen rem, khususnya kanvas dan break pad, harus mengalami penggantian pada 70.000 km pamakaian. Se bagian lain mengatakan 30.000 atau 40.000 km. Cara mengemudi, menggunakan rem, kondisi jalan, dan karakter kepadatan lalu lintas, turut mempengaruhi usia pakai perangkat rem. Keawetan komponen rem amat bergantung dengan cara pengemudi memperlakukan rem. (diolah dari berbagai sumber) (ton)

Sistem rem berfungsi untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan kendaraan serta memberikan kemungkinan dapat memparkir kendaraan di tempat yang menurun.

sistcm rem hidrolik, dasar kerja pengereman Rem bekerja dengan dasar pemanfaatan gaya gesek

Tanaga gerak putaran

roda diubah oleh proses gesekan menjadi tenaga panas dan tenaga panas itu segera dibuang ke udara luar.

Pengereman pada roda dilakukan dengan cara menekan sepatu rem yang tidak berputar terhadap tromol (brake drum) yang berputar bersama roda sehingga menghasilkan gesekan

Tenaga gerak kendaraan akan dilawan oleh tenaga gesek ini sehingga kendaraan dapat berhenti.

Macam-macam rem Menurut penggunaannya rem mobil dapat dikelompokkan segai berikut : a)Rem kaki, digunakan untuk mengontrol kecepatan dan menghentikan kendaraan. Menurut mekanismenya rem kaki dibedakan lagi menjadi : Rem hidrolik Rem pneumatik b) Rem parkir digunakan terutama untuk memarkir kendaraan. c) Rem pembantu, digunakan pada kombinasi rem biasa (kaki) yang digunakan pada truk dan kendaraan berat.

Rem hidrolik Rem hidrolik paling banyak digunakan pada mobil-mobil penumpang dan truk ringan. Mekanisme kerja dan bagian-bagian dari rem ini ditunjukkan pada

Ini merupakan penggambaran secara sederhana dari yang ditunjukkan pada gambar 3.33 di muka. Master silinder Master silinder berfungsi meneruskan tekanan dari pedal menjadi tekanan hidrolik minyak rem untuk menggerakkan sepatu rem (pada model rem tromol) atau menekan pada rem (pada model rem piringan).

Cara kerja master silinder Bila pedal rem ditekan, batang piston akan mengatasi tekanan pegas pembalik (return piston) dan piston digerakkan ke depan. Pada waktu piston cup berada di ujung torak, compresating port akan tertutup. Bila piston maju lebih jauh lagi, tekanan minyak rem di dalam silinder akan bertambah dan mengatasi tegangan pegas outlet untuk membuka katup

Bila pedal rem dibebaskan, maka piston akan mundur ke belakang pada posisinya semula (sedikit di dekat inlet port) karena adanya desakan pegas pembalik. Dalam waktu yang bersamaan katup outlet tertutup. Ketika piston kembali, piston cup mengerut dan

mungkinkan minyak rem yang ada "di sekeliling piston cup dapat mengalir dengan cepat di sekeliling bagian luar cup masuk ke sillnder, hingga silinder selalu terisi penuh oleh minyak rem. Sementara itu tegangan pegas-pegas sepatu rem atau pad rem pada roda bekerja membalikan tekanan pada minyak rem yang berada pada pipa-pipa untuk masuk kembali ke master silinder

Boster rem Boster rem termasuk alat tambahan pada sistem rem yang berfungsi melipatgandakan tenaga penekanan pedal. Rem yang dilengkapi dengan boster rem disebut rem servo (servo brake).

Boster rem ada yang dipasang menjadi satu dengan master silinder, tetapi ada juga yang dipasang terpisah.

memperlihatkan salah satu model boster rem yang menggunakan kevacuman mesin untuk menambah tekanan hidrolik. Cara kerja boster rem Bila pedal rem ditekan maka tekanan silinder hidrolik membuka sebuah katup, sehingga bagian belakang piston mengarah ke luar Adanya perbedaan tekan antara bagian depan dan belakang piston mengaklbatkan torak terdorong ke dapan (lihat

Bagian depan piston yang menghasilkan tekanan yang tinggi ini dihubungkan dengan torak pada master silinder. Bila pedal dibebaskan, katup udara akan menutup dan ber hubungan lagi dengan intake manifold. Dengan terjadinya kevacum yang sama pada kedua sisi piston, tegangan pegas pembalik mendesak piston ke posisi semula. Katup pengimbang Bila mobil mendadak direm maka sebagian besar kendaraan bertumpu pada roda depan. Oleh karena itu, pengereman roda depan harus Iebih besar karena beban di depan lebih besar daripada di belakang Dengan alasan tersebut diperlukan alat pembagi tenaga pengereman yang disebut katup pengimbang (katup proporsional). Alat ini bekerja secara otomatis menurunkan tekanan hidrolik pada silinder roda belakang, dengan demikian daya pengereman roda belakang lebih kecil daripada daya pengereman roda depan.

model katup pengimbang penempatan alat ini dalam sistem rem pada gambar 3.33 di atas). Rem model tromol Pada rem model tromol, kekuatan tenaga pengereman diperlukan dari sepatu rem yang diam menekan permukaan tromol bagian dalam yang berputar bersama-sama roda. Bagian bagian utama dari rem tromol ini ditunjukkan

yaitu backing plate, silinder roda, sepatu rem dan kanvas, tromol, dan mekanisme penyetelan sepatu rem. 1) Backing plate Backing plate

dibaut pada rumah poros (axel housing) bagian belakang. Karena sepatu rem terkait pada backing plate maka aksi daya pemgereman bertumpu pada backing plate:.

Silinder roda Silinder roda yang terdiri atas bodi dan piston, berfungsi untuk dorong sepatu rem ke tromol dengan adanya tekanan hidrolik dari master silindcr. Satu atau dua silinder roda digunakan pada tiap unit rem (tergantung dari modelnya). Ada dua macam silinder roda, yaitu: a) Model double piston, yang bekerja pada sepatu rem dari kedua arah

b) Model single piston, yang bekerja pada sepatu rem hanya satu arah

Sepatu rem dan kanvas Kanvas terpasang pada sepatu rem dengan rem dikeling (untuk kendaraan besar) atau dilem (untuk kandaraan kecil). Lihat

4) Tromol rem. Tromol rem yang berputar bersama roda Ietaknya sangat dekat dengan kanvas. Tetapi saat pedal rem tidak diinjak, keduanya tidak saling bersentuhan.

memperlihatkan salah satu tipe tromol rem yang disebut tipe leading-trailling shoe. Pada tromol rem tipe ini bagian ujung bawah sepatu rem diikat oleh pin-pin dan bagian atas sepatu berhubungan dengan silinder roda. Silinder roda bertugas mendorong sepatu-sepatu ke arah luar seperti ditunjukkan tanda panah.

Bila tromol rem berputar ke arah depan dan pedal rem diinjak, sepatu rem akan mengembang keluar dan bersentuhan (bergesekan) dengan tromol rem. Sepatu rem sebelah kiri (primary shoe) terseret searah dengan arah putaran tromol, sepatu bagian kiri ini disebut leading shoe. Sebaliknya sepatu rem sebelah kanan (secondari shoe) bekerja mengurangi gaya dorong pada sepatu rem, disebut sebagai trailling shoe. Bila tromol berputar ke arah belakang (kendaraan

mundur), leading shoe berubah menjadi trailling shoe dan trailling shoe menjadi leading shoe. Tetapi pada saat maju maupun mundur keduanya tetap menekan dengan gaya pengereman sama. . e. Rem model cakram Rem cakram (disk brake) pada dasarnya terdiri atas cakram yang dapat berputar bersama-sama roda dan pada (bahan gesek) yang dapat menjepit cakram. Pengereman terjadi karena adanya gaya gesek dari pad-pad pada kedua sisi dari cakram dengan adanya tekanan dari piston-piston hidrolik. Prinsip kerja rem model cakram ini ditujukkan secara skema pada

dan contoh konstruksinya diperlihakan pada

er

Sistem rem ABS


0

Otomotif adalah ilmu yang mempelajari tentang alat-alat transportasi darat yang menggunakan mesin, terutama mobil dan sepeda motor. Otomotif mulai berkembang sebagai cabang ilmu seiring dengan diciptakannya mesin mobil. . Dalam perkembangannya, mobil semakin menjadi alat transportasi yang kompleks yang terdiri dari ribuan komponen yang tergolong dalam puluhan sistem dan subsistem. Oleh karena itu, otomotif pun berkembang menjadi ilmu yang luas dan mencakup semua sistem dan subsistem tersebut.

Sistem rem anti terkunci


Sistem rem anti terkunci atau anti-lock braking sistem (ABS) merupakan sistem pengereman pada mobil agar tidak terjadi penguncian roda ketika terjadi pengereman mendadak/keras. Sistem ini bekerja apabila pada mobil terjadi pengereman keras sehingga salah sebagian atau semua roda berhenti sementara mobil masih melaju, membuat kendaraan tidak terkendali sama sekali. Ketika sensornya mendeteksi ada roda mengunci, ia akan memerintahkan piston rem untuk mengendurkan tekanan, lalu mengeraskannya kembali begitu roda berputar. Proses itu berlangsung sangat cepat, bisa mencapai 15 kali/detik. Efeknya adalah mobil tetap dapat dikendalikan dan jarak pengereman makin efektif.

Cara kerja rem ABS?


Para Jokam sekalian tentu sudah pernah mendengar rem ABS (anti-blocking system)dan Electronic Brake Pressure Distribution (EBD). Piranti keselamatan aktif ini tidak lagi menjadi standar mobil mewah, tetapi sudah diadopsi kendaraaan mobil menengah ke bawah. Disini saya mencoba menjelaskan in general, how it s works? dari berbagai sumber yang saya baca.

Ide dibalik teknologi ABS pada dasarnya sederhana. Biasanya saat rem diinjak secara penuh, keempat roda kendaraan akan langsung mengunci. Setelah itu, mobil meluncur lurus ke depan tak bisa dikendalikan dalam posisi membelok. Ketidakstabilan itulah yang sering terjadi pada sistem rem nonABS. Hal seperti itu, tentu menimbulkan risiko kecelakaan, apalagi bila di depannya ada rintangan. Lain lagi dengan sistem ABS. Rem ini dirancang anti mengunci dengan tujuan untuk mencegah selip. Selain itu, membantu pengemudi memantapkan kendali pada setir dalam situasi pengereman mendadak. Dengan kata lain, ABS mencegah roda kendaraan untuk mengunci, mengurangi jarak yang diperlukan untuk berhenti dan memperbaiki pengendalian pengemudi di saat pengereman mendadak. Proses kerja ABS, yaitu saat pengemudi menginjak rem, keempat roda langsung mengunci. Namun, saat pengemudi tiba-tiba membelokkan setir ke kiri atau ke kanan, komputer secara otomatis melepas roda yang terkunci. Dengan sistem itu, maka mobil bisa dikendalikan dan dihentikan, sekaligus menghindari rintangan di depannya. Cara kerja ABS adalah mengurangi tekanan tiba-tiba minyak/oli rem pada kaliper kanvas yang menjepit piringan rem atau teromol. Tekanan minyak rem disalurkan secara bertahap. Sehingga secara perlahan-lahan kendaraan dapat dihentikan saat pengereman mendadak. Dalam perkembangannya sistem ABS ternyata dianggap belum cukup, sehingga para pakar otomotif pun mengembangkan teknologi pendukungnya. Piranti itu diberi nama EBD yang dirancang dengan tujuan memperpendek jarak pengereman yaitu saat rem diinjak sampai mobil benar-benar berhenti. EBD bekerja dengan memakai sensor yang memonitor beban pada tiap roda. Proses kerjanya, jika rem diinjak, maka komputer akan membagi tekanan ke setiap roda sesuai dengan beban yang dipikulnya. Dampaknya jarak pengereman menjadi semakin pendek . Kedua piranti ABS dan EBD saling bekerja sama untuk meningkatkan keselamatan. Sensor yang berada pada setiap roda memonitor kapan roda terkunci saat pengereman. Setiap sensor memberikan sinyal ke piranti EBD untuk mengatur kapan harus melepaskan tekana hidrolis atau n memberi tekanan kembali dalam waktu singkat. Ketika rem diinjak dan roda berputar lambat, unit EBD menentukan roda mana yang akan mengunci. Unit EBD kemudian memberi sinyal untuk mengurangi tekanan pengereman agar roda kembali berputar, hingga mencegah roda mengunci. Teknologi rem berkembang semakin canggih. Rem tidak lagi hanya berfungsi pada saat pengemudi menginjak pedal. Teknologi itu disebut electronic stability program (ESP), atau traction control. Sensor khusus dipasang untuk mengontrol perputaran tiap-tiap roda. Jika sebuah roda mengalami spin (berputar lebih cepat karena roda tidak menapak di permukaan jalan/ tanah), maka rem akan segera menghentikan roda itu. Selanjutnya torsi dipindahkan ke roda-roda yang menapak lebih baik, sampai roda yang mengalami spin berfungsi kembali. Rem juga akan berfungsi saat mobil mengalami understeer (terlambat menikung sehingga mobil keluar jalur) atau oversteer (menikung terlalu cepat

sehingga

melintir).

Last but not least, Jangan ngebut-ngebut yach dijalan dan jangan lupa baca doa naik kendaraan, titi dj bo! Karena bagaimanapun juga canggihnya, namanya kodar Allah tidak bisa ditolak. Wassalam

Rem merupakan bagian yang cukup penting pada kendaraan. Kondisi rem sangatlah tergantung pada bagaimana cara perawatannya, kalau perawatan rem selalu diabaikan maka fungsinya juga tidak akan optimal akibatnya akan mengancam keselamatan pengendara maupun orang lain disekitarnya. Cara mengemudi, menggunakan rem, kondisi jalan, dan karakter kepadatan lalu lintas, turut mempengaruhi usia pakai perangkat rem. Keawetan komponen rem amat bergantung dengan cara pengemudi memperlakukan rem. Perawatan rem biar tetap berfungsi dengan baik tidaklah terlalu sulit, yang penting tahu cara perawatan yang baik dan benarnya, berikuti ini ada beberapa kiat-kiat untuk perawatan rem. Langkah pertama yang harus diperhatikan untuk perawatan rem adalah pada bagian disk break dan tromol, kualitas minyak rem, saluran rem serta kanvas remnya. Untuk minyak rem, biasanya harus diganti atau dibersihkan seteleh kendaraan menempuh jarak 10.000 km. Minyak rem harus diperhatikan agar tidak kosong, yang harus diperhatikan juga adalah perbandingannya antara bagian depan dan belakang adalah 2:1, dimana bagian depan harus mendapatkan porsi paling banyak karena paling sering digunakan untuk mengerem. Segera tambahkan dengan minyak rem jenis yang sama dan cek sistem rem apakah ada kebocoran atau tidak. Karena jika kondisi sistem rem normal, pengurangan volume minyak rem tidak akan cepat terjadi, pengurangannya hanya berjalan seiring penipisan kanvas rem. Lakukan penecekan minyak rem sekitar dua minggu sekali. Pada umumnya pabrik mobil merekomendasikan mengganti minyak rem setiap 2 tahun atau 40.000 km. Hal tersebut berlaku untuk kondisi normal. Kalau kondisi kerja rem berat, misalnya sering melalui jalanan macet, frekuensi penggunaan rem jadi tinggi. Ini bukan saja mempercepat kampas atau piringan (rem ckaram) aus. Umur pakai fluida rem jadi pendek. Langkah selanjutnya adalah memeriksa bagian kanvas rem apakah masih dalam kondisi yang baik atau tidak. Cara memeriksanya yaitu lepaskan roda, kemudian perhatikan bagian disk break dan kanvas rem. Agar berfungsi dengan baik Bersihkan kanvas rem jika kotor dengan menggunakan amplas, sikat atau kuas. Berikan gemuk atau pelumas di bagian besi penahan, hati-hati jangan sampai terkena bagian sepatu rem, setelah itu pasang kembali kanvas dan kancingkan. Sebaiknya untuk kendaraan otomatis penggantian kanvas rem biasanya setelah menempuh jarak 20 - 25.000 km, sedangkan untuk kendaraan manual penggantian kanvas rem biasanya setelah menempuh jarak 40.000 km. Dengan perawatan sistem rem berkala, kecelakaan akibat rem blong dapat diminimalisir.

Rem dan Kopling, Problem bagi Pemudik


sp/alex suban Para pemudik yang kebanyakan menggunakan mobil pribadi sedang mengantre di Pelabuhan Merak, Banten. Ritual tahunan terbesar bangsa Indonesia, yaitu mudik Lebaran, sebentar lagi dimulai. Departemen Perhubungan pun memprediksi 1,2 juta mobil pribadi dan 2,7 juta sepeda motor dari kawasan Jabodetabek akan menyebar ke berbagai daerah di Jawa dan Sumatera. Seiring dengan makin bagusnya kondisi jalan di sepanjang jalur mudik, membuat pengguna kendaraan pribadi untuk mudik pun meningkat setiap tahunnya. ingginya jumlah pengguna kendaraan pribadi, tak ayal mengakibatkan kemacetan di beberapa ruas jalan di sejumlah kota. Sesuatu yang sulit dihindari mengingat sistem pengaturan lalu lintas di Indonesia masih bermasalah, terutama jika melewati pusat kegiatan masyarakat seperti pasar. Jarak tempuh yang jauh diselingi kemacetan di sana sini menuntut kondisi kendaraan yang prima. Sebuah hasil riset yang dikeluarkan PT Toyota Astra Motor (TAM) baru-baru ini sebaiknya disimak calon pemudik yang akan menggunakan kendaraan pribadi tahun ini. Data statistik yang diolah TAM selama bertahun-tahun membuka pos layanan gratis bagi pemudik menemukan problem pada sistem rem dan kopling sebagai masalah paling sering dialami para pemudik Lebaran. Itu dialami jika pemudik tidak pernah rutin ke bengkel atau tidak sempat ke bengkel sebelum mudik. Demikian dikatakan Kepala Seksi After Sales Marketing TAM Sholeh Anwar kepada SP, Rabu (9/9). Sementara jika pemudik rutin memeriksakan kendaraannya ke bengkel, biasanya masalah yang dihadapi hanya persoalan ringan saja. Umumnya, tutur Sholeh, pemudik mampir ke pos jaga yang disediakan para agen tunggal pemegang merek (ATPM) untuk melakukan tune up mesin, perbaikan sistem kelistrikan, seperti lampu dan wiper, serta sistem pengereman ringan seperti kanvas rem. Selain itu, juga persoalan sistem pendingin kabin atau AC yang banyak bermasalah. Menurut Sholeh, menjelang Lebaran tahun ini, aktivitas servis di bengkel resmi jaringan Toyota meningkat lebih dari 30 persen dibandingkan hari biasa. Padahal, tahun lalu hanya meningkat 20 persen. Jika dikaitkan dengan peningkatan jumlah pemudik menggunakan mobil pribadi, peningkatan tidak lebih dari 10 persen saja. Itu menunjukkan kesadaran pemudik makin tinggi untuk mempersiapkan kendaraannya agar nyaman dan aman selama mudik. Sementara itu, temuan sedikit berbeda diungkapkan General Manager Sales Service Astra Isuzu Lili Herman. Kondisi kemacetan di jalur mudik memaksa para pengendara sering menginjak pedal rem mobil mereka. Selain itu kondisi stop and go saat kondisi lalu lintas padat merayap membuat pengendara lebih banyak mengoperasikan setengah kopling. Akibatnya, sistem rem dan kopling berdasarkan data statistik yang ada merupakan dua hal yang paling sering bermasalah.

Pada sistem rem misalnya, kanvas rem mengalami keausan akibat seringnya pedal rem diinjak di tengah kemacetan lalu lintas yang berlangsung berjam-jam. Sedangkan pada sistem kopling, umumnya terjadi karena kanvas kopling cepat aus akibat cara mengemudi yang salah. Kebiasaan mengemudi yang salah itu, antara lain sering menginjakkan dan menempatkan kaki pada pedal kopling pada saat kemacetan lalu lintas arus mudik. Menurut pakar teknik AI Isuzu Parlin Manurung, pengemudi lebih suka menginjak setengah kopling ketimbang mengerem dan memosisikan kopling di posisi netral. Cara seperti itu dinilai tidak merepotkan saat kondisi lalu lintas dalam kondisi stop and go. Namun, jika frekuensinya kelewat sering akan berakibat kanvas kopling cepat aus dan biasanya menimbulkan bau menyengat akibat gesekan kanvas kopling. Apalagi jika hal itu dilakukan di jalanan menanjak atau menurun. Namun, menurut Parlin, berdasarkan data stastistik yang dimilikinya, munculnya problem pada sistem rem dan kopling umumnya terjadi pada kendaraan yang alpa pengecekan atau perawatan rutin di bengkel. Untuk itu, Parlin menyarankan agar pemilik kendaraan melakukan pengecekan seluruh sistem, terutama terkait pada sistem sangat vital, seperti rem dan kopling, ke bengkel resmi sebelum melakukan ritual mudik Lebaran. Berdasarkan lokasi, menurut Lili, problem tersebut banyak terjadi di daerah Nagrek, Jawa Barat dan Alas Roban, Jawa Tengah. Oleh karena itu, tahun ini AI Isuzu pun kembali membuka pos jaga 24 jam mudik di dua lokasi tersebut. Selain di dua tempat itu, dua lagi di Caruban dan Negara, Bali. "Program Bengkel Siaga 24 jam yang akan beroperasi pada saat puncak arus mudik yang diperkirakan berlangsung 10 hingga 20 September 2009," ujar Lili. Sementara berdasarkan umur kendaraan, masalah banyak muncul pada kendaraan buatan tahun 1994 hingga tahun 2000. Sedangkan pada kendaraan buatan tahun 2002 ke atas relatif tidak ada masalah. Rutin Untuk itu, baik Sholeh maupun Lili meminta para pemilik kendaraan untuk secara rutin melakukan perawatan kendaraannya di bengkel terpercaya agar kondisi kendaraan selalu prima. Melakukan pemeriksaan pada saat-saat terakhir menjelang mudik bukanlah hal yang baik, meskipun lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Perawatan yang tidak rutin, biasanya harus merogoh kocek yang lebih dalam karena banyaknya bagian yang harus diganti sekaligus. Seringkali, karena mobil tak pernah dirawat, ada beberapa bagian yang bermasalah seperti timing belt atau sabuk karet penggerak katup masuk bahan bakar (intake valve) ataupun katup buang (exhaust valve). Sejumlah ATPM tahun ini kembali membuka program layanan Lebaran. Program layanan Lebaran ini meliputi Paket Periksa Rupa-Rupa, Biaya Cuma-Cuma, dan Paket Servis Plus Discount yang bervariasi antara 15-20 persen. [SP/Setia Lesmana]

PEMELIHARAAN / SERVIS SISTEM REM

Komponen Rem 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Pedal rem Boster rem Master silinder Katup P Flexible hose Tuas rem parkir/rem tangan Rem cakram Rem tromol

1. Pedal Rem adalah komponen pada sistem rem yang dimanfaatkan oleh pengemudi untuk melakukan pengereman.
y

Fungsi pedal rem memegang peranan yang penting didalam sistem rem. Tinggi pedal harus dalam tinggi yang ditentukan. Jika terlalu tinggi, diperlukan waktu yang lebih banyak bagi pengemudi untuk menggerakkan dari pedal gas ke pedal rem, yang mengakibatkan pengereman akan terlambat. Sebaliknya jika tinggi pedal terlalu rendah, akan membuat jarak cadangan yang kurang yang akan mengakibatkan gaya pengereman yang tidak cukup. Pedal Rem juga harus mempunyai gerak bebas yang cukup. Tanpa gerak bebas ini, piston master silinder akan selalu terdorong keluar dimana mengakibatkan rem akan bekerja terus dikarenakan adanya tekanan hidrolis yang terjadi pada sistem rem. Disamping itu, harus terdapat jarak cadangan pedal yang cukup pada waktu pedal rem ditekan; kalau tidak akan terdapat

kembali 2. Booster rem merupakan satu komponen pada sistem yang dipasangkan menjadi satu dengan master silinder dan setelah pedal rem, yang berfungsi untuk mengurangi tenaga yang diperlukan pengemudi dalam pengereman.
y y

Booster rem yaitu karena adanya kevakuman dari intake manipol. Komponen komponen boster rem : 1. Piston; 2. Diaphragm spring; 3. Push rod; 4. Diaphragm; 5. Air cleaner element; 6. Vacuum.

kembali Master Silinder mengubah gerak pedal rem ke dalam tekanan hidrolis. Master silinder terdiri dari resevoir tank yang beri minyak rem, demikian juga piston dan siliner yang membangkitkan tekanan hidrolis.
y

Master silinder ada 2 type yaitu : 1. Tipe Tunggal : Tipe plungger, Tipe konvensional dan tipe portles; 2. Tipe Ganda : Tipe ganda konvensional dan tipe double konvensional.

kembali 4. Katup P (Propotioning Valve/Katup Pengimbang) berhubung rem depan membutuhkan tenaga pengereman yang lebih besar dari rem rem belakang sehubungan dengan pemindahan berat kendaraan yang terjadi pada waktu melakukan pengereman yang kuat.

kembali 5. Flexible hose/slang flesible menghubungkan pipa rem dan rem roda untuk mengimbangi gerakan suspensi.
y

Pipa pipa rem berfungsi untuk menyalurkan minyak rem dari master silinder ke ke rem.

kembali 6. Tuas rem parkir/rem tangan dan kable rem tangan berfungsi untuk mengerem roda roda belakang secara mekanis melalui batang penghubung dan kabel kabel. Juga untuk parkir kendaraan pada jalan turun / mendaki.

kembali 7. Rem Cakram/Rem Piringan untuk memberi gaya pengereman kepada roda roda depan.
y

Rem piringan walaupun banyak jenis rem piringan prinsip kerjanya adalah bahwa sepasang pad yang tidak berputar menjepit rotor piringan yang berputar menggunakan tekanan hidrolis, menyebabkan terjadinya gesekan yang dapat memperlambat atau menghentikan kendaraan. Rem piringan efektif karena rotor piringannya terbuka terhadap aliran udara yang dingin dan karena rotor piringan tersebut dapat membuang air dengan segera. Karena itulah gaya pengereman yang baik dapat terjamin walau pada kecepatan tinggi. Sebaliknya berhubung tidak adanya self servo effect, maka dibutuhkan gaya pedal

yang lebih besar dibandingkan dengan rem tromol. Karena alasan inilah booster rem biasanya digunakan untuk membantu gaya pedal. Bagian bagian rem piringan : 1. Pen Utama dipasang pada plat penahan memberi tempat bagi kaliper dan memungkinkan silinder bergerak mundur maju di dalam bushing. Pen diberi perapat untuk mencegah masuknya debu dan air; 2. Pad Rem Piringan menjepit rotor piringan dengan menggunakan piston pada silinder guna menciptakan gesekan yang menyebabkan terjadinya pengereman; 3. Rotor Piringan dipasang pada hub as, berputar bersama roda; 4. Lobang Pembuang untuk membuang udara yang masuk kedalam kedalam saluran udara; 5. Kaliper Rem Piringan melindungi piston dalam silinder dan menekan pad terhadap rotor piringan tatkala piston terdorong oleh tekanan hidrolis; 6. Sub Pen yang terpasang pada plat torgue, bersama sama denga pen utama, memberi tempat kepada silinder dan memungkinkan silinder bergerak mundur maju melalui bushing; 7. Plat Penahan terpasang pada bagian dari as, menunjang gerakan silinder yang terjadi pada saat pad menjepit rotor piringan.

kembali 8. Rem Tromol memberikan tenaga pada roda roda belakang baik secara hidrolis maupun mekanis.

Fungsi Rem Tromol menggunakan sepasang sepatu yang menahan bagian dalam dari tromol yang berputar bersama sama dengan roda, untuk menghentikan kendaraan. Walaupun terdapat berbagai cara pengaturan sepatu rem, jenis leading dan trailing yang paling banyak dipakai pada kendaraan penumpang dan kendaraan komersial. Rem Tromoltahan lama karena adanya tempat gesekan yang lebar diantara sepatu dan tromol, tetapi penyebaran panas agak lebih sulit dibanding dengan rem piringan karena mekanismenya yang agak tertutup. Karena itu rem tromol hanya dipakai pada roda roda belakang yang tidak begitu banyak memerlukan tenaga pengereman. Bagian bagian rem tromol : 1. Plat penahan dipasang pada rumah as belakang bertugas menahan silinder roda dan sepatu rem bagian yang tidak berputar; 2. Silinder roda menekan sepatu rem pada tromol dengan tekanan hidrolis master silinder; 3. Pegas pembalik sepatu menarik sepatu rem ke posisi semula untuk membebaskannya dari tromol sesaat injakan pedal dilepaskan; 4. Sepatu rem ditekan terhadap bagian dalam tromol; 5. Pen pegas penahan sepatu; 6. Tromol rem yang dipasang pada poros as, berputar bersama sama roda; 7. Tuas sepatu rem tangan menekan sepatu pada tromol; 8. Tuas penyetel.

kembali

Selain memperhatikan usia pakai minyak rem, sistem pun perlu mendapat perhatian. Apalagi bila mobil mengadopsi transmisi otomatis, beban kerja rem pun semakin tinggi. Kondisi ini perlu dicermati agar rem dapat bekerja optimal setiap saat

Salah satu caranya adalah memantau kondisi kampas rem, terutama roda depan. Hal ini dikarenakan rem depan akan menerima beban terberat saat deselerasi.

Apalagi bila mobil mengadopsi transmisi otomatis, dimana efek engine brake begitu minim terjadi dan tidak seperti transmisi manual.

Untuk itu, kualitas kampas rem pun perlu diperhatikan. Pemilihan material yang tepat dapat membuat kinerja rem semakin baik. Dan bila Anda ingin meningkatkan performa, kampas rem menjadi salah satu cara termurah dan termudah dilakoni para pemilik mobil.

Dua Faktor Penting Kandungan asbestos masih digunakan pada kendaraan lawas. Namun bahan ini sangat berbahaya bagi kesehatan sehingga penggunaan asbestos di kampas rem mulai tidak lagi digunakan oleh produsen mobil modern. Tak ayal, kandungan non-asbestos menjadi part standar mobil baru saat ini.

Keramik, karbon dan kevlar merupakan kandungan kampas rem yang memiliki performa lebih baik daripada asbestos. Layaknya sebuah komponen yang terdiri dari beragam campuran di dalamnya, komposisi material ini menjadi rahasia dapur dari produsen kampas rem.

Tapi beberapa produsen kampas rem pun menerapkan suhu kerja yang berbeda-beda, meski untuk kondisi harian. Untuk itu, Anda perlu mencermatinya bila ingin meningkatkan performa sistem rem di kendaraan. Jangan sampai, suhu kerja kampas rem berbeda dengan kondisi sehari-hari di jalan umum yang bekerja di kisaran -18 C hingga 150 C.

Jadi, jangan sampai Anda memilih kampas rem untuk kompetisi di kendaraan Anda. Dimana, rentang suhu kerjanya sangat berbeda dari kondisi harian. Bila hal ini diterapkan, mobil akan sulit berhenti, terutama saat kondisi sistem rem masih dingin.

Faktor penting lainnya selain temperatur kerja kampas rem adalah koefisien gesek. Semakin tinggi koefisien gesek, maka rem akan semakin pakem. Untuk itulah, pilihlah yang sedangsedang saja. Sedikit lebih baik dari kondisi standar, namun tidak terlalu pakem.

"Biasanya, semakin pakem rem maka kampas rem akan cepat merusak cakram di kendaraan. Selain itu, hal ini akan berbahaya, terutama bagi mobil yang tidak dilengkapi teknologi rem ABS dan dalam kondisi jalan basah. Feeling pengemudi akan sulit ditemui dalam kondisi seperti itu," papar Taqwa SS, mekanik balap Garden Speed.

Nah, berbicara koefisien gesek, ini merupakan paket antara rotor disc dengan brake pad. Tak heran bila beberapa produsen mobil seperti BMW, perlu mengganti rotor disc setiap dua kali penggantian kampas rem dalam perawatan berkalanya.

Terbayang bukan, bahwa paket rem dari produsen mobil telah dihitung dengan matang agar sesuai dengan bobot kendaraan yang diusung, temperatur kerja optimal dan usia pakai komponen. Jangan sampai usia kampas rem atau rotor disc menjadi lebih pendek akibat mengejar performa pengereman dan performanya justru membahayakan ketika jalan licin.

Salah Kaprah Melubangi Cakram Agar Lebih Pakem Metode ini kerap digunakan mekanik berdasarkan desain disc rotor kompetisi yang memiliki lubang pendingin. Celakanya, desain ini diterapkan pada piringan cakram standar bawaan mobil.

Umumnya, rem depan mobil telah mengadopsi model ventilasi. Nah, bila piringan rem ini dilubangi tentu sirkulasi udara akan tidak optimal. Selain itu, bidang kontak antara rotor disc dengan brake pad semakin berkurang. Efek negatif lainnya, salah melubangi dapat menyebabkan disc rotor pecah ketika memuai dan digunakan.

Berbeda dengan rotor disc kompetisi. Dimana material dan koefisien gesek antara rotor disc dengan brake pad telah diperhitungkan, serta sirkulasi udara di dalamnya.

Salah Kaprah Mengganti Booster Rem Dengan Ukuran Lebih Besar Modifikasi ini memang akan membuat sistem rem terasa lebih pakem. Namun kondisi ini hanya menipu rasa pengemudi belaka. Sebab, kemampuan rem tidak berubah hanya usaha untuk menekan pedal rem menjadi lebih ringan.

Kondisi inilah yang mengasumsikan performa rem terasa mengalami peningkatan.

Sebab, semakin besar ukuran booster rem membuat injakan pedal rem semakin ringan. Produsen mobil telah memperhitungkan besarnya diameter booster dengan bobot kendaraan. Jangan sampai, mobil dengan bobot ringan, menggunakan booster rem berdiameter besar.

Hal ini akan berdampak terhadap feeling pengemudi. Sebab, roda akan semakin mudah terkunci ketika jalan dalam kondisi licin dan membuat mobil menjadi hilang kendali.

Tips Merawat Sistem Rem

Ganti minyak rem setiap 20.000 km atau 2 tahun. Jangan menambahkan jumlah minyak rem di tabung resevoir. Sebab jumlah minyak rem yang berkurang menandakan ketebalan kampas rem di kendaraan sudah mulai tipis. Kecuali penurunan jumalh minyak rem berlangsung cukup cepat, memandakan telah terjadi kebocoran pada sistem Bersihkan debu dengan menggunakan pembersih rem. Hal ini akan meminimalkan kerusakan rotor disc akibat debu yang terjebak antara brake pad dan rotor disc. Membubut piringan rem dapat dilakukan bila telah terjadi getaran ketika Anda menginjak pedal rem. Namun setiap produsen mobil memiliki batas minimum ketebalan dari rotor disc. Jadi Anda perlu memperhatikan hal tersebut.

PERANCANGAN BRAKE SYSTEM PADA RODA BELAKANG MOBIL LISTRIK ARUS DC (Kapasitas I orang) Undergraduate Theses from JIPTUMM / 2003-02-06 12:11:00 Oleh : DANANG NUR WAKHID (95510383), Dept. of Mechanical Engineering Dibuat : 2002-05-17, dengan 1 file Keyword : BRAKE SYSTEM, RODA BELAKANG, MOBIL, DANANG Pada saat ini dunia otomotif tidak hanya ditantang untuk menghasilkan mobil yang aman bagi pengendara maupun penumpangnya, tetapi juga aman bagi manusia dan alam sekitarnya. Kesadaran ini muncul setelah melihat pencemaran lingkungan yang kian buruk akibat asap kendaraan bermotor. Partikel-partikel yang disemprotkan lewat gas buang dan siap disedot oleh siapa saja dan alam, bukan mustahil suatu saat akan menjadi pembunuh manusia. Sekitar tahun 1990-an, para ilmuan yang bergerak dibidang otomotif mulai merencanakan kendaraan yang ramah lingkungan, keinginan ini didasari pada kenyataan bahwa mobil yang lalu-lalang dijalan raya ternyata banyak menimbulkan polusi udara. Diakui masalah

lingkungan juga menjadi perhatian banyak perusahaan otomotif, seiring dengan perkembangan inovasi-inovasi teknologi yang harus dilakukan . selainnya itu persediaan minyak bumi yang kian menipis, mendorong para ahli untuk segera menciptakan kendaraan yang tidak boros energi. Bukti dari salah satu hasil inovasi tadi adalah kami team dari mahasiswa UMM mencoba merancang dan merakit mobil yang digerakkan dengan motor listrik (arus DC). Dalam hal ini pengendalian mobil dapaat dilakukan, dari yang sangat sederhana sampai pada system pengendalian yang cukup rumit. Banyak factor yang harus diperhatikan dalam memilih peralatan pengendalian terutama bagian pengeriman yang akan dibahas dalam tugas akhir ini, agar operasi atau kerja dari mobil tersebut sesuai dengan ketentuan dan kebutuhan. Pengendalian mobil menurut fungsinya dapat dikategorikan menjadi tiga bagian yaitu : 1. Pengendalain pada saat strat. 2. pengendalain pada waktu dalam keadaan berjalan yaitu, pengaturan kecepatan, dan membalik arah putaran. 3. pengendalian pada waktu menghentian mobilatau pengereman. Dalam tugas akhir ini kami hanya bertugas merancang system pengeremannya saja untuk yang lain dibahas rekan-rekan team. Kemampuan system rem dari kendaraan adalah sangat penting yang dapat mempengaruhi keselamatan kendaraan, dengan bertambahnya perhatian orang terhadap keselamatan maka telah banyak dilakukan usaha-usaha perbaikan pengeriman. System rem yang baik adalah system rem yang bisa membuat lock semua roda secara bersama-sama. Setiap kesalahan pada system rem akan mengakibatkan roda depan atau roda belakang berhenti duluan akan berbahaya bagi keselamatan pengendara. Rem tromol adalah (brake drum) adalah suatu komponen kendaraan bermotor yang berfungsi untuk menahan gaya tekan dan gesekan yang timbul akibat gesekan kanvas rem dengan bidang kontak dari tromol rem sebagai akibat pengereman yang dilakukan oleh pengemudi untuk menghentikan atau menurunkan kecepatan kendaraan. Selain itu system pengereman dengan menggunakan tromol rem untuk kendaraan bermotor masih tetap dipertahankan, karena masih memenuhi persyaratan baik dari seg teknologi i maupun segi keamanannya, sehingga dalam perancangan pengereman ini kami menggunakan rem drum (brake drum). Dengan latar belakang tersebut diatas,maka tugas akhir ini kami beri judul PERANCANGAN BRAKE SYSTEM PADA RODA BELAKANG MOBIL LISTRIK ARUS DC (Kapasitas I orang). Deskripsi Alternatif : Pada saat ini dunia otomotif tidak hanya ditantang untuk menghasilkan mobil yang aman bagi pengendara maupun penumpangnya, tetapi juga aman bagi manusia dan alam sekitarnya. Kesadaran ini muncul setelah melihat pencemaran lingkungan yang kian buruk akibat asap kendaraan bermotor. Partikel-partikel yang disemprotkan lewat gas buang dan

siap disedot oleh siapa saja dan alam, bukan mustahil suatu saat akan menjadi pembunuh manusia. Sekitar tahun 1990-an, para ilmuan yang bergerak dibidang otomotif mulai merencanakan kendaraan yang ramah lingkungan, keinginan ini didasari pada kenyataan bahwa mobil yang lalu-lalang dijalan raya ternyata banyak menimbulkan polusi udara. Diakui masalah lingkungan juga menjadi perhatian banyak perusahaan otomotif, seiring dengan perkembangan inovasi-inovasi teknologi yang harus dilakukan . selainnya itu persediaan minyak bumi yang kian menipis, mendorong para ahli untuk segera menciptakan kendaraan yang tidak boros energi. Bukti dari salah satu hasil inovasi tadi adalah kami team dari mahasiswa UMM mencoba merancang dan merakit mobil yang digerakkan dengan motor listrik (arus DC). Dalam hal ini pengendalian mobil dapaat dilakukan, dari yang sangat sederhana sampai pada system pengendalian yang cukup rumit. Banyak factor yang harus diperhatikan dalam memilih peralatan pengendalian terutama bagian pengeriman yang akan dibahas dalam tugas akhir ini, agar operasi atau kerja dari mobil tersebut sesuai dengan ketentuan dan kebutuhan. Pengendalian mobil menurut fungsinya dapat dikategorika n menjadi tiga bagian yaitu : 1. Pengendalain pada saat strat. 2. pengendalain pada waktu dalam keadaan berjalan yaitu, pengaturan kecepatan, dan membalik arah putaran. 3. pengendalian pada waktu menghentian mobilatau pengereman. Dalam tugas akhir ini kami hanya bertugas merancang system pengeremannya saja untuk yang lain dibahas rekan-rekan team. Kemampuan system rem dari kendaraan adalah sangat penting yang dapat mempengaruhi keselamatan kendaraan, dengan bertambahnya perhatian orang terhadap keselamatan maka telah banyak dilakukan usaha-usaha perbaikan pengeriman. System rem yang baik adalah system rem yang bisa membuat lock semua roda secara bersama-sama. Setiap kesalahan pada system rem akan mengakibatkan roda depan atau roda belakang berhenti duluan akan berbahaya bagi keselamatan pengendara. Rem tromol adalah (brake drum) adalah suatu komponen kendaraan bermotor yang berfungsi untuk menahan gaya tekan dan gesekan yang timbul akibat gesekan kanvas rem dengan bidang kontak dari tromol rem sebagai akibat pengereman yang dilakukan oleh pengemudi untuk menghentikan atau menurunkan kecepatan kendaraan. Selain itu system pengereman dengan menggunakan tromol rem untuk kendaraan bermotor masih tetap dipertahankan, karena masih memenuhi persyaratan baik dari segi teknologi maupun segi keamanannya, sehingga dalam perancangan pengereman ini kami menggunakan rem drum (brake drum). Dengan latar belakang tersebut diatas,maka tugas akhir ini kami beri judul PERANCANGAN BRAKE SYSTEM PADA RODA BELAKANG MOBIL LISTRIK ARU S DC (Kapasitas I orang).

Copyrights : Copyright 2002 by UPT. Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Malang.Verbatim copying and distribution of this entire article is permitted by author in any medium, provided this notice is preserved.

Selasa, 15 September 2009

SISTIM REM PADA KENDARAAN


Agar kecepatan kendaraan yang sedang berjalan dapat dikurangi, dan kemudian dapat dihentikan, perlu diberikan gaya perlambatan putaran ban. Ketika pengemudi mengoperasikan pedal rem, peralatan rem menghasilkan kekuatan (gaya lawan permukaan jalan) yang bekerja untuk menghentikan ban dan kekuatan (inertia) yang bekerja untuk menyerap tenaga yang membuat kendaraan itu berjalan, sehingga kendaraan dapat dihentikan. Dengan kata lain, tenaga dari ban (energi kinetik) yang bekerja untuk berotasi diubah menjadi gesekan panas (energi panas) dengan mengoperasikan rem yang bekerja untuk menghentikan rotasi ban. Kendaraan bukan hanya harus berhenti tapi juga harus berhenti sesuai dengan kehendak pengemudi. Sebagai contoh, rem harus menurunkan kecepatan kendaraan pada kecepatan yang diinginkan dari deselerasi dan berhenti pada kondisi yang relatif stabil pada jarak yang cukup singka saat t pengereman darurat. Alat utama yang berperan pada fungsi perlambatan seperti ini adalah sistem rem, termasuk di dalamnya adalah pedal rem, dan ban. SISTIM REM Ada dua tipe sistem rem. Rem kaki dan rem parkir. Sistem rem utama yang digunakan saat kendaraan berjalan adalah sistem rem kaki. Terdapat drum brake dan disc brake yang umumnya bekerja dengan tekanan hidraulik. Sistem rem parkir digunakan saat kendaraan parkir. Sistem rem parkir mengoperasikan roda belakang melalui kabel-kabel atau sejenisnya sehingga kendaraan tidak bergerak. ABS (ANTI-LOCK BRAKING SYSTEM) ABS adalah unit pengendali rem yang menggunakan kontrol komputer otomatis untuk mencegah ban mengunci karena pengereman darurat. Sistem ini meningkatkan stabilitas kendaraan dan memperpendek jarak pengereman. Karena dengan ABS ban-ban tidak mengunci dan roda tetap dapat dikendalikan bahkan saat rem ditekan secara mendadak. Sehingga kendaraan berada pada kondisi terkontrol dan dapat berhenti dengan aman. ABS DENGAN EBD "EBD" singkatan dari Electronic Brake force Distribution atau Electronic Braking force Distribution control . EBD merupakan perangkat tambahan pada fungsi ABS konvensional. Bila ABS dilengkapi dengan EBD, tenaga pengereman yang sesuai dengan kondisi kendaraan akan didistribusika ke setiap roda n depan dan belakang, roda kiri dan kanan menggunakan unit pengendali hidraulik rem ABS. BRAKE AXIS

BA adalah sebuah sistem yang membantu pengoperasian rem saat pengemudi tidak dapat memberikan tenaga yang cukup pada pedal rem. Tekanan menda yang diberikan pada pedal rem dak dianggap sebagai respon berhenti darurat, lantas secara otomatis dihasilkan tenaga pengereman yang sangat besar. KONSTRUKSI Sistem rem terdiri dari komponen-komponen berikut. 1. Pedal rem 2. Booster rem 3. Master cylinder 4. Proportioning valve (P valve) 5. Rem kaki (1) Disc brake (2) Drum brake 6. Rem parkir BOOSTER REM Booster rem adalah alat yang memanfaatkan perbedaan antara kevakuman mesin dan tekanan atmosfir untuk menghasilkan tenaga yang kuat (pendorong power) yang proporsional pada tenaga penekan pedal untuk mengoperasikan rem. Booster rem menggunakan vakum yang dihasilkan pada intake manifold (atau pompa vacuum pada mesin disel) Booster rem menggunakan perbedaan kevakuman mesin dan tekanan atmosfer untuk men ghasilkan power boost. Karenanya, fungsi booster rem dapat dicek dengan melakukan pemeriksaan berikut.

1. Pengecekan fungsi air tightness Untuk menghasilkan power boost, vacum di dalam booster rem harus dipertahankan, ruang tekanan konstan dan ruang tekanan variabel ditutup seluruhnya oleh katup vacuum, dan udara harus mengalir dari katup udara. (1) Matikan mesin setelah menghidupkannya selama 1 sampai 2 menit. Vacuum akan dibiarkan memasuki booster rem. (2) Tekan pedal rem beberapa kali. Saat melakukan ini, bila posisi pedal lebih tinggi 2 atau 3 kali daripada posisi pertama, katup cek atau katup vacuum tertutup, katup udara terbuka, dan udara dibiarkan masuk. Dari hal ini dapat ditentukan bahwa air tightness dari tiap katup adalah normal. 2. Pengecekan pengoperasian Bila mesin dihidupkan sementara tidak ada vacuum di booster rem, katup vacuum tertutup, dan katup udara terbuka, vacuum akan dibiarkan masuk ke ruang tekanan konstan. Kondisi pedal rem pada saat ini dapat digunakan untuk mengecek operasi power boost. (1) Dalam kondisi mesin mati, tekan pedal rem beberapa kali. Udara akan masuk ke ruang tekanan konstan. (2) Hidupkan mesin dengan kondisi pedal rem ditekan. Vacuum akan dihasilkan dan perbedaan tekanan akan dihasilkan antara ruang tekanan konstan dan ruang tekanan variabel. Bila pedal rem turun lebih dari yang sebelumnya pada saat ini, dapat ditentukan bahwa power boost yang normal telah dihasilkan. 3. Pengecekan fungsi load air tightness

Bila mesin dimatikan dengan kondsisi pedal rem ditekan, kondisi pedal dapat digunakan untuk mengecek kebocoran vacuum dari ruang tekanan konstan. (1) Tekan pedal rem saat mesin hidup. (2) Matikan mesin sementara pedal rem ditekan. Pada kondisi ditahan, perbedaan tekanan antara ruang tekanan konstan dan ruangtekanan variabel akan konstan. Kemudian, bila tidak ada perbedaan pada tinggi pedal rem sementara pedal rem tetap ditekan selama 30 detik, dapat disimpulkan bahwa katup cek dan katup vacuum tertutup dengan normal dan tidak ada masalah dengan ruang tekanan konstan. MASTER CYLINDER Master cylinder adalah peralatan yang digunakan untuk merubah tenaga pengoperasian pedal rem menjadi tekanan hidraulik. Sekarang ini, tandem master cylinder, yang memiliki dua piston, menghasilkan tekanan hidraulik pada sistem rem dua saluran. Tekanan hidraulik kemudian salurkan ke disc brake calipers atau wheel cylinder pada tromol rem. Reservoir berfungsi untuk menyerap perubahan volume minyak rem yang disebabkan oleh perubahan pada temperatur minyak rem. Reservoir juga memiliki pembatas di bagian dalam untuk membagi tabung menjadi bagian depan dan belakang seperti yang terlihat pada gambar di sebelah kiri. Dengan desain dua bagian tabung ini memberikan kepastian penghentian kendaraan saat salah satu sirkuit gagal bekerja karena kebocoran minyak rem. Sensor mendeteksi level minyak rem ketika level minyak rem di dalam tangki reservoir turun di bawah tingkat minimum, dan kemudian menggunakan lampu peringatan sistem rem untuk memberi peringatan kepada pengemudi. Master cylinder adalah peralatan yang digunakan untuk merubah tenaga pengoperasian pedal rem menjadi tekanan hidraulik. Sekarang ini, tandem master cylinder, yang memiliki dua piston, menghasilkan tekanan hidraulik pada sistem rem dua saluran. Tekanan hidraulik kemudian salurkan ke disc brake calipers atau wheel cylinder pada tromol rem. Reservoir berfungsi untuk menyerap perubahan volume minyak rem yang disebabkan oleh perubahan pada temperatur minyak rem. Reservoir juga memiliki pembatas di bagian dalam untuk membagi tabung menjadi bagian depan dan belakang seperti yang terlihat pada gambar di sebelah kiri. Dengan desain dua bagian tabung ini memberikan kepastian penghentian kendaraan saat salah satu sirkuit gagal bekerja karena kebocoran minyak rem. Sensor mendeteksi level minyak rem ketika level minyak rem di dalam tangki reservoir turun di bawah tingkat minimum, dan kemudian menggunakan lampu peringatan sistem rem untuk memberi peringatan kepada pengemudi. Bila sirkuit rem terbuka dan minyak rem keluar, rem tidak akan bekerja lagi. Atas alasan ini, sistem hidraulik rem dibagi menjadi sirkuit rem dua sistem. Tekanan hidraulis dari master cylinder yang dikirim ke kedua sistem itu diteruskan ke disc brake calipers atau wheel cylinders. Tata letak dari sirkuit rem untuk kendaraan FR dan FF berbeda Pada kendaraan FR, sirkuit rem dibagi menjadi sistem roda depan dan sistem roda belakang, tapi pada kendaraan FF digunakan pipa diagonal. Karena beban yang diterima pada bagian depan kendaraan FF lebih besar, maka roda depan membutuhkan tenaga pengereman lebih besar dari roda belakangnya.

Bila kendaraan FR menggunakan sistem sirkuit rem sama dengan kendaraan F, ketika sistem pengereman roda depannya gagal, maka tenaga pengeremannya akan terlalu lemah. Lantaran itu, kemudian digunakan sistem jalur pipa diagonal untuk roda depan kanan dan roda belakang kiri; dan satu jalur lainnya untuk roda depan kiri dan roda belakang kanan. Dengan cara ini, bila satu sistem gagal, sistem lain akan mempertahankan tenaga pengereman pada tingkat tertentu. PROPOTIONING VALVE Katup proportioning (katup P) diletakkan antara saluran rem master cylinder dan wheel cylinder roda belakang. Alat ini berfungsi untuk mendapatkan tenaga pengereman yang sesuai untuk memendekkan jarak pengereman dengan cara mengatur distribusi tenaga pengereman roda depan dan belakang agar roda belakang terhindar dari penguncian lebih awal saat pengereman darurat (saat beban ditransfer ke depan), dll. Bila distribusi terjadi seperti yang diperlihatkan di (a), tenaga pengereman menjadi besar sehingga menyebabkan tenaga pengereman roda belakang menjadi terlalu besar dari kurva ideal. Sehingga membuat roda belakang mudah terkunci dan membuat kendaraan tidak stabil. Sebagai tambahan, bila distribusi terjadi seperti yang diperlihatkan di (b), tenaga pengereman keseluruhan menjadi kecil, yang akan membuat roda depan mengunci dengan mudah dan menyebabkan hilangnya kontrol pengemudian. REM KAKI REM CAKRAM ( DISC BRAKE) Disc brake mendorong piston menggunakan tekanan hidrolis yang dikirim melalui sirkuit rem dari master cylinder untuk membuat disc brake pad menjepit kedua sisi disc brake rotor dan menghentikan putaran ban. Karena disc brake rotor dan disc brake pad saling menggesek, terjadi panas akibat friksi tadi. Tetapi, karena disc brake rotor dan brake body terbuka, panas friksi yang terjadi dapat dengan mudah menguap.

Berikut ini penjelasan beberapa tipe caliper. (1) Tipe fixed Caliper tipe fixed mempunyai sepasang piston untuk mendorong disc brake rotor pada kedua sisinya. (2) Tipe floating Caliper tipe floating hanya memiliki satu piston yang tertempel pada satu sisi caliper-nya. Piston berperan sebagai penerima tekanan hidrolis. Apabila disc brake pad ditekan, caliper akan bergerak ke arah yang berlawanan dari posisi piston, dan mendorong disc brake rotor dari kedua sisinya. Akibatnya, caliper akan menghentikan putaran roda. Ada beberapa jenis caliper tipe floating, tergantung dari metode pemasangan caliper pada disc rotor-nya. REM TROMOL( DRUM BRAKE ) Drum brake menghentikan putaran ban menggunakan tekanan hidrolis yang dikirimkan dari master cylinder pada wheel cylinder untuk menekan sepatu rem (brake shoe) pada teromol rem (brake drum), yang berputar bersama dengan ban. Saat tekanan hidrolis pada wheel cylinder hilang, tenaga pegas pembalik menekan brake shoe ke arah dalam permukaan teromol agar kembali ke posisi semula. Karena brake shoe dikelilingi oleh brake drum, pelepasan panas yang dihasilkan terhambat. Tipe rem ini kurang tahan panas.

Ketika wheel cylinder menerima tekanan hidrolis, sepatu rem pada kedua sisi teromol ditekan melawan bagian dalam teromol dengan tenaga sama dengan tenaga hidrolis dari piston. Seperti yang diperlihatkan pada gambar di sebelah kiri, tenaga tekan yang dihasilkan pada sepatu rem sebelah kiri dan kanan berbeda. Tenaga gesek menyebabkan sepatu rem sebelah kiri menggigit ke dalam teromol searah dengan putarannya. Sedang sepatu rem sebelah kanan menerima tenaga penolakan dari putaran teromol, sehingga terjadi penurunan tenaga tekan. Aksi yang menaikkan tenaga gesek dengan menggigit ke dalam teromol disebut dengan fungsi self energizing, dan sepatu rem yang menerima fungsi ini disebut dengan leading shoe, dan sepatu rem yang tidak menerima fungsi ini disebut dengan trailing shoe. REM PARKIR Tipe Tuas Rem Parkir 1. Tipe tuas Umumnya digunakan pada kendaraan penumpang dan niaga. 2. Tipe stick Digunakan pada beberapa kendaraan niaga. 3. Tipe pedal Digunakan pada kendaraan penumpang dan kendaraan kelas atas. Sekarang ini pembebasnya dioperasikan dengan pedal. TIPS SEPUTAR REM Cek Booster Rem Bila Pedal Terasa Keras Sebagai pengendara, kita sepakat bahwa performa dan kondisi rem sangat penting bagi keselamatan di jalan. Selain penting, penggunaan pedal rem juga harus nyaman. Misalnya, pedal rem tidak keras saat kita injak. Dengan sedikit tekanan saja cukup membuat pedal rem terdorong dan laju kendaraan terkontrol. Secara teknis, ringannya pedal rem dapat terjadi karena adanya booster rem. Maka, periksalah booster rem jika pedal rem terasa keras saat diinjak. Mungkin saja komponen yang terletak di ruang mesin (dekat master rem) ini mengalami kerusakan dan perlu perbaikan di bengkel. Nah, ada langkah-langkah awal mendeteksi rusak tidaknya booster rem. 1. Putar kunci kontak pada posisi OFF (mesin mati). 2. Kocok (tekan-lepas) pedal rem secara berulang untuk mendapatkan posisi pedal rem tertinggi (kaki tetap menekan pedal rem). 3. Hidupkan mesin. 4. Pada saat mesin sudah hidup, pedal rem akan turun dengan sendirinya (posisi kaki tetap menekan pedal rem). 5. Kemudian matikan mesin. 6. Pada saat mesin mati, maka pedal rem harus tetap posisi pada terbawah, dan pedal akan naik apabila Anda melakukan pengocokan kembali. Bila hasil pengujian ternyata tidak sesuai dengan langkah-langkah di atas, ada kemungkinan booster rem memang bermasalah. Bila terbukti bahwa booster rem bermasalah, untuk mengatasinya Anda harus membawa mobil Anda ke bengkel. Sebab, minimal booster rem harus dioverhoul bahkan mungkin juga diganti. Untuk dua hal ini, tentu saja sebaiknya jangan Anda lakukan sendiri. Tips Merawat Cakram Rem Mobil Rem adalah salah satu bagian paling vital dalam pengoperasian kendaraan Anda. Keberadaan rem sangat penting untuk memberikan rasa aman saat penggunaan mobil, namun berfungsinya peranti satu itu sangat tergantung dengan bagaimana cara kita merawatnya. Kalau perawatan diabaikan,

hampir pasti fungsinya juga tidak optimal. Ujung-ujungnya, keselamatan kita (dan orang lain) saat berkendara terancam. Untuk menjaga supaya rem tetap pakem tidak sulit, asalkan kita tahu bagaimana kiat-kiatnya. Yang harus diperhatikan adalah bagian disc break dan tromol, dan memeriksa kualitas minyak rem, saluran rem, dan kampas rem itu sendiri. Untuk minyak rem, biasanya harus diganti atau dibersihkan setelah mobil menempuh 10.000 km. Perhatikan bagian ini dengan seksama supaya tidak kosong, dan perhatikan perbandingan antara bagian depan dan belakang (2:1). Bagian depan mendapat porsi lebih besar sebab paling sering digunakan saat mobil direm. Langkah berikut adalah memeriksa kampas rem apakah masih dalamkondisi baik atau tidak. Caranya, lepaskan roda dengan kunci, perhatikan bagian disc break dan lepas pegangan kampas rem dengan alat martil atau obeng. Bila kampas rem kotor, gunakan amplas/sikat/kuas untuk membersihkannya. Semakin bersih kampas rem, semakin bagus dan kuat fungsinya. Berikan gemuk/pelumas pada bagian besi penahannya, namun hindari supaya tidak terkena bagian sepatu rem. Pasang kembali kampas, dan kancingkan. Hal terakhir yang harus diperhatikan supaya rem senantiasa berfungsi dengan baik ad alah perawatan yang teratur. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, usahakan supaya minyak diganti setiap mencapai 10.000 km, sedangkan untuk kampas biasanya antara 20 -25.000 km untuk tipe otomatis dan 40.000 km untuk tipe manual. Jangan lupa untuk mengecek kondisi minyak rem setiap dua minggu sekali. Tips Saat Rem Blong Atau Macet Terkadang saat kita berkendara, ada hal-hal yang tidak kita kehendaki seperti rem kendaraan kita mengalami macet atau blong. Bila hal itu terjadi akan membahayaka diri kita sendiri maupun pengendara lain. Berikut ini adalah tips yang bisa dilakukan saat mengalami rem macet atau blong : Turunkan kecepatan kendaraan dengan memindahkan gigi perseneling yang lebih rendah secara bertahap (5-4, 4-3, 3-2, 2-1). Setelah kecepatan kendaraan berkurang, lakukan pengereman dengan menggunakan rem tangan. Apabila pada bahu jalan terdapat rumput, gunakan bahu jalan yang berumput tersebut untuk membantu menghentikan kendaraan. Lalu, bagaimana bila hasil pendeteksian Anda tidak menunjukkan kerusakan di booster rem? Mungkin saja pedal rem keras dipicu oleh ketidakberesan di komponen lain. Mungkin juga karena masalah pada pemasangan one way valve, atau pada kevacuman.

AstraWorld 'ers Sebagai pengendara, kita sepakat bahwa performa dan kondisi rem sangat penting bagi keselamatan di jalan. Selain penting, penggunaan pedal rem juga harus nyaman. Misalnya, pedal rem tidak keras saat kita injak. Dengan sedikit tekanan saja cukup membuat pedal rem tertekan dan laju kendaraan terkontrol. Secara teknis, ringannya pedal rem dapat terjadi karena adanya booster rem. Maka, periksalah booster rem jika pedal rem terasa keras saat diinjak. Mungkin saja komponen yang terletak di ruang mesin (dekat master rem) ini mengalami kerusakan dan perlu perbaikan di bengkel. Nah, ada langkah-langkah awal mendeteksi rusak tidaknya booster rem. 1. Putar kunci kontak pada posisi OFF (mesin mati). 2. Kocok (tekan-lepas) pedal rem secara berulang untuk mendapatkan posisi pedal rem tertinggi (kaki tetap menekan pedal rem). 3. Hidupkan mesin. 4. Pada saat mesin sudah hidup, pedal rem akan turun dengan sendirinya (posisi kaki tetap menekan pedal rem). 5. Kemudian matikan mesin. 6.Pada saat mesin mati, maka pedal rem harus tetap posisi pada terbawah, dan pedal akan naik apabila Anda melakukan pengocokan kembali. Bila hasil pengujian ternyata tidak sesuai dengan langkah-langkah di atas, ada kemungkinan booster rem memang bermasalah. Bila terbukti bahwa booster rem bermasalah, untuk mengatasinya Anda harus membawa mobil Anda ke bengkel. Sebab, minimal booster rem harus dioverhoul, bahkan mungkin juga harus dengan overhaul. Untuk dua hal ini, tentu saja sebaiknya jangan Anda lakukan sendiri. Lalu, bagaimana bila hasil pendeteksian Anda tidak menunjukkan kerusakan di booster rem? Mungkin saja pedal rem keras dipicu oleh ketidakberesan di komponen lain. Mungkin karena masalah pada pemasangan one way valve, atau pada kevacuman.

Disc Brake
Disc brake, System rem yang satu ini paling sedehana dan sangat handal digunakan sebagai penghenti kendaraan, system rem ini biasanya terletak di posisi depan kendaraan anda. Komponen system ini adalah 1. Brake pads (kampas rem) 2. Caliper (didalam caliper terdapat piston rem) 3. Rotor disc (piringan berbentuk bundar) Cara kerja system ini pada saat anda melaju dan menekan pedal rem maka : 1. Minyak rem yang bertekanan mendorong piston keluar dari rumah caliper 2. Piston rem kemudian mendorong kampas rem kearah rotor yang berputar 3. Gesekan antara kampas dan rotor membuat kendaraan berhenti.

4. Dapat anda bayangkan kerja kampas rem menahan beban kendaraan..?? 5. Pada caliper terdapat 2seal, seal piston dan seal debu yang mencegah debu masuk dan mengikis permukaan luar piston. 6. Kemudian rotor akan menekan kembali kampas rem setelah pedal rem anda lepas. ###articles### Rem adalah bagian paling penting pada sebuah kendaraan bermotor, karena fungsinya untuk mengendalikan dan menghentikan laju kendaraan, pada mobil rem dikendalikan melalui pedal rem. Oleh karena itu pedal rem termasuk perangkat penting yang pasti kita gunakan tiap kali berkendara. Meskipun sangat akrab dan kita perlukan untuk mengontrol kecepatan kendaraan, ternyata penggunaan pedal rem untuk pengereman tidak cukup sekadar asal injak saja. Ada tata cara pengereman yang sebaiknya diterapkan dan dikuasai dengan baik demi keselamatan dan kenyamanan berkendara. Untuk itu ada tiga poin yang harus kita perhatikan saat melakukan pengereman, yaitu : 1. Injaklah pedal rem secara halus, bukan mendadak dan sekali tekan. Penginjakan pedal rem yang mendadak dapat memungkinkan rem mengunci ban. Ini sangat berbahaya karena akan menyulitkan pengemudi dalam mengontrol arah mobil. Bagi pengendara yang mobilnya sudah dilengkapi dengan ABS (anti-lock braking system), ban terkunci akibat pengereman tidak akan terjadi bila kondisi ABS dalam keadaan normal. Meskipun telah dilengkapi ABS, sebaiknya menginjak pedal rem memang tidak secara mendadak. Kecuali, objek di sekitar kita memang muncul secara tiba-tiba sehingga kita harus secara drastis segera mengurangi atau menghentikan laju mobil. 2. Jangan menekan pedal kopling secara penuh saat menginjak pedal rem. Mirip dengan poin satu, jika pedal kopling diinjak secara penuh, efek engine brake menjadi tidak ada dan kita juga akan kesulitan mengendalikan laju kendaraan, tentunya ini hanya berlaku pada mobil transmisi manual. 3. Bantu pengereman dengan menggunakan engine brake. Caranya, selain menginjak pedal rem, setelah kecepatan kendaraan turun lakukan juga penurunan perseneling ke gigi yang lebih rendah. Engine brake membantu kita lebih menghemat kanvas rem. Menurunkan persneling ke gigi yang lebih rendah tentunya tidak bisa dilakukan pada mobil matic oleh karena persneling sudah berpindah secara otomatis sesuai putaran mesin, sehingga engine brake sangat minim didapat. Seperti disebutkan pada poin ketiga, selain terkait dengan masalah keselamatan, teknik mengerem ini juga perlu kita lakukan dalam rangka lebih memperpanjang usia komponen pada sistem pengereman, terutama kanvas rem. Selain dari 3 point tersebut, yang paling penting sebagai pengemudi kita harus bisa mengatur jarak aman agar terhindar dari tabrakan atau benturan di jalan, usahakan tetap mengontrol diri saat melakukan pengereman, terutama saat mendadak. Karena, pengereman akan sangat optimal kondisi pengemudi tidak panik. Tulisan dikembangkan dari : Astra World

Tags: Teknik Pengereman Yang Baik Dan Aman

Merawat Perangkat Rem Mobil SEBAGAI ujung tombak sistem pengendalian kendaraan, sudah selayaknya perangkat rem mendapat perhatian lebih dari pengemudi. Walau bagian ini jarang mendapat masalah, perawatan rutin harus tetap dijalankan untuk memaksimalkan kerjanya. Idelanya perangkat rem perlu dicek setiap kendaraan menempuh jarak 10.000 km. Ini untuk memastikan apakah komponen-komponennya masih dalam kondisi sempurna. Selain itu, pembongkaran juga perlu untuk membersihkan dari penumpukan debu di bagian kanvas, teromol, dan cakram. Debu berpotensi menyebabkan goresan pada piringan atau teromol tergores. Sistem hidrolik rem pun secara rutin perlu dibersihkan dan dilakukan penggantian. Ini perlu dilakukan, setidaknya setelah kendaraan menempuh jarak 40.000 km atau kira-kira 2 tahun. Penyebabnya adalah sifat higroskopis cairan rem yang membuatnya bisa bereaksi dengan udara. Bila tidak cairan akan mengandung uap air. Selain menimbulkan gelembung yang bisa menimbulkan korosi pada komponen rem, juga membuat kerja rem tidak pakem. Bisa juga rem tiba-tiba macet saat dipakai berulang-ulang karena tekanan udara di dalam minyak rem akan naik. Penggantian cairan secara teratur juga akan memperpanjang umur seal karet dalam sistem rem. Budaya mengerem mendadak harus dihilangkan kecuali dalam kondisi darurat. Penngereman mendadak menyebabkan beban kerja rem semakin berat. Lakukan pengereman secara bertahap, dibarengi perpindahan persnelling ke posisi lebih rendah untuk memperpanjang usia kanvas rem. Selain itu, hindari juga menginjak pedal saat mobil berhenti di perempatan. Karena saat itu piringan atau teromol dalam kondisi panas, jika pedal terus diinjak, panas yang tersisa bisa merusak kanvas yang menempel. Akibat lain proses pendinginan piringan atau teromol pun jadi terhambat. Perangkat rem tidak perlu diganti bila tidak mengalami kerusakan. Namun harus sering dibersihkan agar debu kanvas atau tromol tidak mengganggu bagian lain. Yang harus kita perhatikan adalah, bila tiba-tiba rangkaian rem mengalami keanehan. Keanehan kerja perangkat rem, dapat dipantau dengan sederhana, seperti merasakan kerasnya injakan pedal rem dan memantau isi tandon minyak rem. Penggantian komponen, mulai master, kanvas maupun break pad, hanya

perlu dilakukan bila bagian ini menunjukan kerusakan. Kerusakan biasanya diawali dengan munculnya getaran berlebih saat melakukan pengereman atau terasa lebih dalam katika Anda menginjak pedal rem.

Merawat Perangkat Rem Mobil SEBAGAI ujung tombak sistem pengendalian kendaraan, sudah selayaknya perangkat rem mendapat perhatian lebih dari pengemudi. Walau bagian ini jarang mendapat masalah, perawatan rutin harus tetap dijalankan untuk memaksimalkan kerjanya. Idelanya perangkat rem perlu dicek setiap kendaraan menempuh jarak 10.000 km. Ini untuk memastikan apakah komponen-komponennya masih dalam kondisi sempurna. Selain itu, pembongkaran juga perlu untuk membersihkan dari penumpukan debu di bagian kanvas, teromol, dan cakram. Debu berpotensi menyebabkan goresan pada piringan atau teromol tergores. Sistem hidrolik rem pun secara rutin perlu dibersihkan dan dilakukan penggantian. Ini perlu dilakukan, setidaknya setelah kendaraan menempuh jarak 40.000 km atau kira-kira 2 tahun. Penyebabnya adalah sifat higroskopis cairan rem yang membuatnya bisa bereaksi dengan udara. Bila tidak cairan akan mengandung uap air. Selain menimbulkan gelembung yang bisa menimbulkan korosi pada komponen rem, juga membuat kerja rem tidak pakem. Bisa juga rem tiba-tiba macet saat dipakai berulang-ulang karena tekanan udara di dalam minyak rem akan naik. Penggantian cairan secara teratur juga akan memperpanjang umur seal karet dalam sistem rem. Budaya mengerem mendadak harus dihilangkan kecuali dalam kondisi darurat. Penngereman mendadak menyebabkan beban kerja rem semakin berat. Lakukan pengereman secara bertahap, dibarengi perpindahan persnelling ke posisi lebih rendah untuk memperpanjang usia kanvas rem. Selain itu, hindari juga menginjak pedal saat mobil berhenti di perempatan. Karena saat itu piringan atau teromol dalam kondisi panas, jika pedal terus diinjak, panas yang tersisa bisa merusak kanvas yang menempel. Akibat lain

proses pendinginan piringan atau teromol pun jadi terhambat. Perangkat rem tidak perlu diganti bila tidak mengalami kerusakan. Namun harus sering dibersihkan agar debu kanvas atau tromol tidak mengganggu bagian lain. Yang harus kita perhatikan adalah, bila tiba-tiba rangkaian rem mengalami keanehan. Keanehan kerja perangkat rem, dapat dipantau dengan sederhana, seperti merasakan kerasnya injakan pedal rem dan memantau isi tandon minyak rem. Penggantian komponen, mulai master, kanvas maupun break pad, hanya perlu dilakukan bila bagian ini menunjukan kerusakan. Kerusakan biasanya diawali dengan munculnya getaran berlebih saat melakukan pengereman atau terasa lebih dalam katika Anda menginjak pedal rem.

ek Booster Rem Bila Pedal Terasa Keras


Friday, 25 September 2009 - 10:27 1,598 views One Comment

Sebagai pengendara, kita sepakat bahwa performa dan kondisi rem sangat penting bagi keselamatan di jalan. Selain penting, penggunaan pedal rem juga harus nyaman. Misalnya, pedal rem tidak keras saat kita injak. Dengan sedikit tekanan

saja cukup membuat pedal rem terdorong dan laju kendaraan terkontrol. Secara teknis, ringannya pedal rem dapat terjadi karena adanya booster rem. Maka, periksalah booster rem jika pedal rem terasa keras saat diinjak. Mungkin saja komponen yang terletak di ruang mesin (dekat master rem) ini mengalami kerusakan dan perlu perbaikan di bengkel. Nah, ada langkah-langkah awal mendeteksi rusak tidaknya booster rem. 1. Putar kunci kontak pada posisi OFF (mesin mati). 2. Kocok (tekan-lepas) pedal rem secara berulang untuk mendapatkan posisi pedal rem tertinggi (kaki tetap menekan pedal rem). 3. Hidupkan mesin. 4. Pada saat mesin sudah hidup, pedal rem akan turun dengan sendirinya (posisi kaki tetap menekan pedal rem). 5. Kemudian matikan mesin. 6. Pada saat mesin mati, maka pedal rem harus tetap posisi pada terbawah, dan pedal akan naik apabila Anda melakukan pengocokan kembali. Bila hasil pengujian ternyata tidak sesuai dengan langkah-langkah di atas, ada kemungkinan booster rem memang bermasalah. Bila terbukti bahwa booster rem bermasalah, untuk mengatasinya Anda harus membawa mobil Anda ke bengkel. Sebab, minimal booster rem harus dioverhoul bahkan mungkin juga diganti. Untuk dua hal ini, tentu saja sebaiknya jangan Anda lakukan sendiri. Lalu, bagaimana bila hasil pendeteksian Anda tidak menunjukkan kerusakan di booster rem? Mungkin saja pedal rem keras dipicu oleh ketidakberesan di komponen lain. Mungkin juga karena masalah pada pemasangan one way valve, atau pada kevacuman.

You might also like