You are on page 1of 11

A. JUDUL Filum Platyhelminthes B. TUJUAN 1.

Untuk melatih mahasiswa dalam mendeskripsikan ciri khas anggota filum Platyhelminthes berdasarkan ciri morfologi struktur tubuhnya. 2. Untuk melatih mahasiswa dalam melakukan identifikasi terhadap anggota filum Platyhelminthes C. DASAR TEORI Platyhelminthes merupakan cacing yang mempunyai simetri bilateral, dan tubuhnya pipih secara dorsoventral. Bentuk tubuhnya bervariasi, dari yang berbentuk pipih yang memanjang, pita, hingga menyerupai daun, hidup di air, di tanah-tanah yang lembab atau berupa parasit pada hewan dan tumbuhan. Ukuran tubuh bervariasi mulai yang mikroskopis beberapa milimeter hingga berukuran panjang belasan meter. Sebagian besar cacing pipih berwarna putih atau tak berwarna. Sementara yang hidup bebas ada yang berwarna coklat, abu-abu, hitam atau berwarna cerah. Cacing ini mempunyai ujung anterior tubuh berupa kepala dilengkapi dengan indra, bergerak ke arah depan, mempunyai ujung posterior ekor di bagian belakang. Pada bagian ventral terdapat mulut dan lubang genital. Mulut dan lubang genital tampak jelas pada Turbellaria, tetapi tidak tampak jelas pada Trematoda dan Cestoda. Bentuk tubuh Platyhelminthes pipih memajang, seperti pita, dan seperti daun. Panjang tubuh bervariasi, ada yang beberapa militer hingga balasan meter. Tubuh tertutup oleh lapisan epidermis bersilia yang tersusun oleh sel-sel sinsitium, sementara pada Trematoda dan Cestoda parasit tidak memiliki epidermis bersilia dan tubuhnya tertutup oleh kutikula. Kerangka luar dan dalam sama sekali tidak ada sehingga tubuhnya lunak. Bagian yamg keras hanya ditemukan pada kutikula, duri, dan gigi pencengkeram.

Hewan ini tidak mempunyai rongga tubuh (acoela). Ruangan-ruangan di dalam tubuh yang ada diantara berbagai organ terisi dengan mesenkim yang biasa disebut parenkim. Sistem sigesti sama sekali tidak ada pada acoela dan cacing pita, tetapi pada cacing pipih yang lain mempunyai mulut, faring, dan usus buntu. Sistem respirasi dan sirkulasi juga tidak ada. Sitem ekskresi terdiri atas satu atau sepasang protonefridia dengan sel api. Sistem sarafnya primitif. Sistem saraf utama terdiri atas sepasang ganglia serebral atau otak dan 1-3 pasang tali saraf longitudinal yang dihubungkan satu dengan yang lain oleh komisura saraf transversal. Tipe sistem saraf seperti ini disebut sistem saraf tangga tali. Organ-organ sensori umum dijumpai pada Turbulleria, tetapi pada hewan parasit organ tersebut mereduksi. Reseptor kimia dan peraba pada umumnya berbentuk lubang atau lekukan yang bersilia. Alat kelaminnya tidak berpisah (hermaprodit). Sistem reproduksi pada kebanyakan cacing pipih sangat berkembangdan kompleks. Reproduksi aseksual dengan cara memotong tubuh dialami oleh sebagian besar anggota Turbellaria air tawar. Pada kebanyakan cacing pipih telurnya tidak mempunyai kuning telur, tetapi dilengkapi dengan sel yolk khusus tertutup oleh cangkok telur. Pembuatan silang sering terjadi pada Trematoda, dan pembuahan sendiri terjadi pada Cestoda. Fertilisasi terjadi di dalam tubuh. Siklus hidup sangat rumit dan melibatkan satu atau banyak inang. Pada Trematoda dan cacing pita sering terjadi partenogenesis dan poliembrioni. Beberapa jenis cacing pita berkembang biak dengan membentuk kuncup endogen. Cacing pipih ada yang hidup bebas, dan ada yang sebagai endoparasit atau ektoparasit.

D. ALAT DAN BAHAN 1. Media awetan Fasciola hepatica dan Taenia saginata 2. Media gambar 3. Mikroskop E. CARA KERJA 1. Melakukan pengamatan langsung pada preparat yang Praktikan bawa berupa spesimen awetan Fasciola hepatica dan Taenia saginata. 2. Menggambar struktur morfologi dan anatomi tubuh dari preparat tersebut. 3. Melakukan identifikasi terhadap anggota Platyhelminthes yang Praktikan amati dengan menggunakan kunci identifikasi yang ada. F. HASIL PENGAMATAN y Fasciola hepatica dewasa Perbesaran 4 x 10

Perbesaran 10 x 10

Klasifikasi Fasciola hepatica Kingdom : Animalia Phyulm : Platyhelminthes Kelas : Trematoda Ordo : Echinostomida Famili : Fasciolidea Genus : Fasciola Spesies : Fasciola Hepatica
y Fasciola hepatica dalam bentuk Larva Perbesaran 4 x 10

Perbesaran 10 x 10

Klasifikasi Fasciola hepatica Kingdom : Animalia Phyulm : Platyhelminthes Kelas : Trematoda Ordo : Echinostomida Famili : Fasciolidea Genus : Fasciola Spesies : Fasciola Hepatica
y Taenia sp

Perbesaran 4 x 10

Perbesaran 10 x 10

Klasifikasi Taenia sp Kingdom : Animalia Phyulm : Platyhelminthes Kelas : Cestoda Ordo : Cyclophyllidea Famili : Taeniidae Genus : Taenia Spesies : Taenia sp

G. PEMBAHASAN Platyhelminthes (cacing pipih) dibedakan menjadi 3 kelas yaitu Turbellaria (cacing berambu getar), Trematoda (cacing isap), dan Cestoda (cacing pita). Berikut akan dijelaskan satu-persatu. A. Kelas Trematoda Hewan-hewan yang tergolong Trematoda merupakan hewan yang hidup secara ektoparasit dan endoparasit. Tubuhnya berbentuk daun. Dinding tubuh tidak tersusun oleh epidermis dan silia. Fasciola hepatica mempunyai batil isap mulut. Mulut melanjut ke faring dan esophagus yang bercabang dua, yang kemudian beranting-ranting banyak. Hewan Trematoda memiliki tubuh yang diliputi kutikula dan tak bersilia. Pada ujung anterior terdapat mulut dengan alat penghisap yang

dilengkapi kait. Tubuh dengan panjang lebih kurang 2,5 cm dan lebar 1cm serta simetris bilateral. Contoh hewan Trematoda adalah cacing hati atau Fasciola hepatica (parasit pada hati domba), Fasciola gigantica (parasit pada hati sapi) dan cacing hati parasit pada manusia serta Schistosoma japonicum (cacing darah). Cacing ini hidup di hati ternak kambing, biri-biri, sapi, dan kerbau. Klasifikasi Fasciola hepatica Kingdom : Animalia Phyulm : Platyhelminthes Kelas : Trematoda Ordo : Echinostomida Famili : Fasciolidea Genus : Fasciola Spesies : Fasciola Hepatica B. Kelas Cestoda Anggota Cestoda umunya hidup sebagai endoparasit pada intestine vertebrata. Cacing ini sering dikenal secara umum sebagi cacing pita. Tubuhnya tidak mempunyai epidermis dan silia, tetapi tertutup oleh kutikula. Tubuhnya terbagi menjadi beberapa atau banyak segmen yang disebut proglotid, jarang ada yang tidak bersegmen. Ujung anterior tubuh dilengkapi dengan alat pelekat, yaitu

pencengkraman dan penghisap. Cestoda hewan yang hemaprodit. Tubuh terdiri dari bagian kepala yang disebut Scolex dan bagian badan yang disebut strobila. Strobila merupakan deretan segmen yang disebut proglottid-proglottid. Setiap proglottid mempunyai sepasang sel kelamin jantan dan betina dan dapat melepaskan atau menghasilkan telur. Klasifikasi Taenia sp Kingdom : Animalia Phyulm : Platyhelminthes Kelas : Cestoda Ordo : Cyclophyllidea Famili : Taeniidae Genus : Taenia Spesies : Taenia sp

Kunci Determinasi Platyhelminthes y Kelas Turbellaria 15. a Tubuh lunak, pipih, tidak bersegmen 16. b Tubuh tanpa scolex ataupun pscudosegmen 17. b Tidak ada batil isap sekitar mulut Sehingga Kelas Turbellaria mempunyai cirri-ciri 15.a, 16.b, 17.b y Kelas Trematoda 15. a Tubuh lunak, pipih, tidak bersegmen 16. b Tubuh tanpa scolex ataupun pscudosegmen 17. a Tidak ada batil isap sekitar mulut dan ditempat lain Sehingga Kelas Trematoda mempunyai cirri-ciri 15.a, 16.b, 17.a y Kelas Cestoda 15. a Tubuh lunak, pipih, tidak bersegmen 16. a Tubuh terdiri atas scolex dan sejumlah broglotid atau pseudosegmen biasanya berukuran sangat panjang Sehingga Kelas Cestoda mempunyai cirri-ciri 15. a, 16. b H. KESIMPULAN Hewan hewan yang tergolong dalam filum Platyhelminthes memiliki struktur tubuh memanjang, simetri bilateral dengan struktur tubuh yang primitive. Banyak di antara hewan-hewan ini yang hidupnya parasitis dan menyerang beberapa beberapa jenis hewan Vertebrata. Beberapa jenis hewan Platyhelminthes hidup pada air tawar, air laut atau di daratan yang basah. Platyhelminthes (cacing pipih) dibedakan menjadi 3 kelas yaitu Turbellaria (cacing berambu getar), Trematoda (cacing isap), dan Cestoda (cacing pita). I. JAWABAN TUGAS 1. Buatlah bagan daur hidup yang mewakili masing-masing kelas Platyhelminthes! Jawaban: a. Daur hidup Taenia saginata (Kelas Cestoda)

b. Daur hidup Fasciola hepatica (kelas Trematoda)

2. Planaria mempunyai kebiasaan berlindung di tempat-tempat yang teduh. Mengapa demikian? Jawaban:

Planaria mempunyai kebiasaan berilindung di tempat-tempat yang teduh karena Planaria ini sangat peka terhadap rangsangan sinar matahari. Untuk itu, ia menghindari sinar matahari dengan berlindung di bawah daun.

3. Sel-sel apakah yang berperan dalam proses regenerasi tubuh Planaria? Mengapa sel itu bersifat regenerative, sedangkan sel-sel yang lain tidak? Jawaban :

4. Buatlah skema klasifikasi Platyhelminthes berdasarkan literature!

Kelas Platyhelminthes

Kelas Turbellaria

Kelas Trematoda

Kelas Cestoda

DAFTAR PUSTAKA Team Penyusun Laboratorium UNG. 2011. Penuntun Praktikum Zoolog

Iinvertebrata. Jurusan Biologi, F MIPA. Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo Kastawi, Yusuf , dkk. 2005. Zoologi Avertebrata. Malang: Universitas Negeri Malang Gurungblog. 2008. Mengenal Platyhelminthes. (online). Tersedia di http://gurungblog. Wordspress. Com. (Diakses 25 Mei 2011)

You might also like