You are on page 1of 35

Sistem Pakar Diagnosis Kerusakan Pada Televisi Berwarna Sistem pakar adalah suatu program komputer yang dibangun

berdasarkan pada pengetahuan dan aturan (bukan berdasarkan algoritma) dan mengandung pengetahuan dari satu atau lebih pakar manusia mengenai suatu bidang spesifik. Orang yang terlibat dalam system pakar 1. Pakar (Domain Expert). Adalah orang ahli yang memiliki pengetahuan khusus , pendapat, pengalaman dan metode, serta kemampuan untuk pengaplikasian keahlian tersebut guna menyelesaikan masalah. 2. Perekayasa Sistem (Knowladge Enginer), adalah orang yang membantu pakar menyusun area permaslahan dengan menginterpretasikan dan mengintegrasikan jawaban -jawaban pakar atas pertanyaan yang diajukan, menggambarkan analogi, dan menerangkan kesulitan kesulitan konseptual. 3. Pemakai (User), adalah seseorang yang berkonsultasi dengan system untuk mendapatkan saran yang disediakan oleh system. Pemakai adalah orang -orang yang bukan pakar (NonExpert) seperti pelajar, dan bias juga seorang pakar (Expert) yang ingin meningkatkan kemampuan kepakarannya. 4. Pembangun system(System Enginer), adalah seseortang yang membauat anatarmuka pengguna, merancang bentuk basis pengetahuan secara deklaratif dan mengimplementasikan mesin inferensi. Otak Sistem Pakar adalah mesin inferensi, yang dikenal juga sebagai struktur kontrol atau penerjemah aturan (dalam ES berbasis-aturan). Komponen ini sebenarnya adalah program komputer yang menyediakan metodologi untuk mempertimbangkan informasi dalam pengetahuan dan workplace, dan merumuskan kesimpulan. Mesin inferensi adalah keahlian yang dibutuhkan disimpan di dalam knowledge base (basis pengetahuan), komputer diprogram sehingga dapat menghasilkan solusi. Terdapat dua cara (metode) mekanisme inferensi dalam sistem pakar berbasis aturan, yaitu: 1. Runut maju (forward chaining) Runut maju adalah aturan-aturan diuji satu demi satu dalam urutan tertentu (data driven). 2. Runut mundur ( backward chaining) Runut mundur adalah penalaran dimulai dari kesimpulan dan akan dibuktikan kebenarannya(goal driven). Kedua cara di atas dipengaruhi oleh macam penelusuran yang terdiri dari 3 macam/ teknik penelusuran: 1. Depth first search, teknik penelusuran dari node ke node bergerak menurun ke tingkat dalam yang berurutan. 2. Breadth first search, teknik penelusuran pada semua node dalam satu level sebelum berpindah ke level di bawahnya. 3. Best first search, kombinasi antara depth first search dan breadth first search.

Berikut ini kami akan menyajikan beberapa tabel yang dijadikan sebagai Basic Pengetahuan:

Tabel Pengetahuan ID T1 T10 T11 pertanyaan FaktaYA Apakah TV anda mati total ? TV mati total Apakah TV bisa dihidupkan? TV hidup Apakah kontrol berfungsi dengan baik?, Kontrol baik seperti on/off, volume, brightness, kontras, color Apakah OSD (On screen display) tampil OSD tampil dengan baik? Apakah gambar tampil dengan baik? gambar tampil Apakah suara terdengar? Apakah suara terdengar? Apakah warna terlihat? Apakah warna terlihat? suara terdengar suara terdengar warna ada warna ada FaktaTIDAK TV hidup TV mati kontrol tidak berfungsi OSD tidak tampil gambar tidak tampil suara tidak terdengar suara terdengar tidak ada warna tidak ada warna Steker tidak terpasang dengan benar tombol off Sekring Tidak Putus control tidak berfungsi UHF tidak dapat diterima Sinyal VHF tidak dapat Ya T2 T11 T12 Tidak T4 T18 S12 ID_kerusakan R1 R2 R2

T12 T13 T14 T15 T16 T17 T18

T13 T14 T16 S21 S18 S15 T19

S13 T15 T17 S17 S14 S16 S20

R2 R2 R2 R2 R2 R2 R2

T19 T2 T20 T21 T22

Apakah steker sudah terpasang dengan Steker benar? terpasang dengan benar Apakah tombol power sudah ditekan? tombol on Silahkan periksa, apakah sekringnya putus Sekring Putus ? Apakah tombol (key) kontrol berfungsi control dengan baik? berfungsi Apakah sinyal UHF dapat diterima dengan UHF dapat baik? diterima Apakah sinyal VHF dapat diterima dengan Sinyal VHF baik? dapat diterima

T20 S1 S18 T22 T25

S19 T3 S11 T23 S23

R2 R1 R2 R3 R3

T23

T24

T25 T26 T27 T28 T29 T3

T30 T31 T32 T33 T34 T35 T36 T37

diterima Apakah sinyal VHF dapat diterima dengan Sinyal VHF Sinyal VHF baik? dapat diterima tidak dapat diterima Apakah antenna sudah terpasang dengan Antena antena tidak benar? terpasang baik terpasang dengan baik Apakah gambar ada? gambar ada gambar tidak ada Apakah gambar terlihat bersih? gambar bersih gambar kabur Apakah suara ada? suara ada suara tidak ada Apakah suara bersih? suara bersih suara tidak bersih Apakah gambar cacat? Kadang baik, gambar cacat gambar tidak kadang hilang? cacat Apakah tegangan output ada ? Tegangan Tegangan Output Ada Output Tidak Ada Apakah suara ada? Suara ada tidak ada suara Apakah suara bersih? suara bersih suara tidak bersih Apakah suara ada? suara ada tidak ada suara Apakah suara terdengar? suara suara tidak terdengar terdengar Apakah suara bersih? suara bersih suara tidak bersih Apakah TV tidak bersuara sama sekali? tidak bersuara bersuara tidak sama sekali jelas Apakah suara kecil, tidak bisa suara kecil suara tidak dibesarkan/dikecilkan? kecil Apakah suara kecil? suara kecil suara tidak kecil

S23

T24

R3

S23

S22

R3

T26 T29 T28 S29 S25 S2

T32 T27 S28 S24 T30 S3

R3 R3 R3 R3 R3 R1

T31 S26 S27 T34 T36 S31 S32 S32

S27 S27 S29 T35 S30 T37 S34 S33

R5 R5 R5 R5 R5 R5 R5 R5

T38 T39 T4

Apakah TV anda mati? (power supply tv mati masih baik / tidak rusak) Apakah ada cahaya (raster) pada TV? cahaya nyala

tv hidup

S35

T39 S36 T5

R4 R4 R1

T40 T41

T42 T43 T44 T45 T46 T47 T48

T49

T5

tidak ada T40 cahaya Apakah tegangan power supply normal? Tegangan Tegangan T8 Power Supply Power Supply Normal Tidak normal Apakah layar berbentuk oval/trapezium layar tidak S37 diikuti oleh baying pelangi? oval/trapesium oval/trapesium Bagaimana tampak layar? (pilih ya jika melintang melintang T42 melintang vertical, dan tidak jika verticla horizontal melintang horizontal Apakah layar hanya segaris vertikal? layar vertical layar tidak S38 vertikal Apakah layar hanya garis melintang layar layar tidak S44 horizontal? horizontal horizontal Apakah layar tampak penuh? layar penuh layar tidak T45 penuh Apakah gambar berlari-lari kea rah rolling rolling tidak S40 horizontal? (rolling horizontal) horizontal horizontal Apakah layar bergaris-garis buku blanking tidak blanking S41 (blanking)? Apakah transistor penguat horizontal putus terus normal S42 putus terus? Apakah layar menyempit pada bagian layar tidak S45 atas? menyempit menyempit keatas Apakah layar menyempit pada bagian layar tidak S46 bawah? menyempit menyempit bawah Apakah tegangan PS naik melebihi 130 Tegangan Tegangan S5 dc? Power Supply Power Supply

T41 T43

R4 R4

T44 T48 S39 T46 T47 S43 T49

R4 R4 R4 R4 R4 R4 R4

T50

R4

S6

R1

T50

T51 T52 T53 T54 T55 T56

T57

T58

T59

T6 T60 T7

naik lebih dari drop/tidak 130 V DC normal Apakah layar menyempit pada bagian layar tidak S47 bawah dan atas? menyempit menyempit bawah dan atas Apakah gambar bergerak terus ke atas/ke rolling vertical tidak rolling S48 bawah (rolling vertikal) vertical Apakah gambar pada televise focus? tv focus tv tidak focus T53 Apakah cahaya pada layar gelap? cahaya gelap cahaya terang S51 apakah terangnya (kecerahan) cahaya terang tidak terang bisa S52 pada layar gelap? bisa dikontrol dikontrol Apakah heater berfungsi dengan baik? heater heater tidak T56 berfungsi berfungsi Apakah ada gangguan pada RGB? ada gangguan tidak ada T57 pada RGB gangguan pada RGB Apakah ada gangguan pada warna ada gangguan tidak ada S54 merah? pada warna gangguan pada merah warna merah Apakah ada gangguan pada warna hijau? ada gangguan tidak ada S55 pada warna gangguan pada hijau warna hijau Apakah ada gangguan pada warna biru? ada gangguan tidak ada S56 pada warna gangguan pada biru warna biru Apakah gambar bergoyang/bergerigi di Gambar gambar normal T7 pinggir? bergoyang Apakah tabung CRT sudah lama tidak CRT sudah tua CRT masih S58 diganti? (jika TV anda sudah sangat tua) muda Apakah goyangan makin kuat jika suara Goyangan kuat Goyangan S7 dibesarkan? tidak kuat

T51

R4

S49 S50 T54 T55 S53 T60

R4 R6 R6 R6 R6 R6

T58

R6

T59

R6

S57

R6

T9 S59 S8

R1 R6 R1

T8 T9

Apakah gambar normal?

gambar normal gambar normal Apakah gambar bergoyang di sebelah tepi Gambar gambar kiri kanan? goyang kiri dan goyang kanan

tidak S4 tidak S9

T6 S10

R1 R1

Tabel Solusi ID_solusi S1 solusi Periksa komponen di rangkaian power yang berhubungan dengan sekring tersebut. Potonglah beberapa bagian di sekitar jalur jalajala listrik dan lakukan pengukuran dengan multitester pada posisi pengukuran Ohm meter untuk mengukur komponen yang dikira rusak atau melakukan pengukuran tegangan langsung. Kerusakan pada bagian tapis di power supply. Periksa diode tapis dan elektrolit kondensator. Komponen yang sering rusak adalah elektrolit kondensator 250 mikrofarad / 400V dc. Periksa saklar push-on yang ada pada panel kontrol. Tombol push-on dapat diukur apakah berfungsi atau tidak dengan multitester pada posisi Ohm meter. Pada saat saklar ditekan, jarum penunjuk akan menunjukkan angka nol (terhubung). Namun, jika saat ditekan tidak menunjukkan angka nol (terhubung), berarti saklarnya rusak. Jika key kontrolnya baik, tinggal mengikuti jalur dan komponen yang menghubungkan antara key kontrol dan IC program, biasanya hanya terdiri atas beberapa buah resistor dan diode. Jika tidak ditemukan kerusakan, kemungkinan yang rusak adalah IC Programnya. Kerusakan pada IC Program yang mati total (short) / tidak bekerja. Ukur tegangan 5 V dc pada catu utama IC Program (umumnya ditulis V cc atau V dd). Jika tegangan catu 5 V dc pada pin catu utama (V dd) IC program tidak ada, lepaskan solder pin IC program dengan PCB, lalu ukur tegangan 5 V dc pada PCB. Jika ternyata tegangan 5 V dc pada PCB ada dalam keadaan televisi tersebut hidup, hubungkan tegangan tersebut dengan ujung multitester dengan pin catu IC program sambil tetap mengamati apakah tegangan tetap ada. Jika tegangan 5 V dc-nya hilang saat dihubungkan/disolder pada IC program, dapat dipastikan IC program tersebut rusak. Namun, saat pin catu IC program dilepaskan dari PCB tegangan 5 V dc dan pada PCB juga tidak ada kerusakan, kemungkinan bukan pada IC program. Periksalah lebih dulu sumber tegangan 5 V dc tersebut dan rangkaian lain yang berhubungan. Kerusakan pada OSD (On Screen Display). Periksa kerusakan pada OSD ini dimulai pada pin V -Sync (Vertikal Sinkronisasi) dan H-Sync (Horizontal Sinkronisasi) pada IC

S10

S11

S12

S13

S14

S15

S16

S17

S18

program. Pin ini biasanya berdekatan. Umpamanya, V-Sync pin 26 berarti H-Sync-nya pin 27. V-Sync jika ditelusuri akan terhubung ke arah IC Penguat Vertikal, sementara H-Sync jika ditelusuri akan terhubung ke arah FBT. Kerusakan seperti ini dapat terjadi pada IC utama, tapi umumnya terjadi pada rangkaian pendukungnya, seperti pada kontrol warna dari IC program, crystal warna, dan komponen lain sekitar bagian warna. Kerusakan pada bagian kontrol warna dapat ditelusuri dari IC program pin color control. Cara dengan mengukur tegangan dari nya IC program yang sampai ke IC utama pin color control input. Tegangan ini bergerak (dapat) diatur sesuai dengan tegangan yang dikeluarkan oleh IC program atau dapat langsung dihubungkan dengan tegangan catu RGB dengan sebua resistor untuk h membuktikan apakah yang rusak pada bagian kontrol atau pada bagian warna IC utama. Kerusakan seperti ini juga dapat terjadi pada IC utama, tapi umumnya terjadi pada rangkain pendukungnya, seperti pada kontrol volume, mute dari IC program, serta komponen lain sekitar bagian suara dan penguat suara. Kerusakan pada bagian kontrol volume dan mute dapat ditelusuri dari IC program pin volume kontrol. Caranya dengan mengukur tegangan dari IC program yang sampai ke IC utama pin volume control input. Tegangan ini berubah jika pengaturan volume ditambah atau diturunkan, dapat dilihat dengan mengamati pergerakan jarum penunjuk alat ukur sesuai dengan tegangan yang dikeluarkan oleh IC program. Untuk membuktikan apakah yang rusak pada bagian kontrol atau pada bagian warna IC Utama, dapat langsung dihubungkan dengan tegangan catu bagian volume (5 V dc) ke pin volume kontrol Utama dengan sebuah resistor. Dengan demikian, diharapkan tegangan kontrol dalam keadaan maksimal (volume suara maksimal). Kerusakan seperti ini sering terjadi pada televisi yang terkena petir (ada sebagian jenis televisi yang power supply-nya rusak). Kerusakan seperti ini dapat berasal dari rangkaian IC program pin ident, dapat juga dari IC Utama, sekitar AFT atau pada bagi n a sinkronisasi. Kerusakan seperti iniagak sulit dilacak karena yang rusak adalah komponen kecil, seperti resistor atau kapasitor yang berubah nilai. Jadi, umumnya kerusakan seperti ini bukan pada IC program atau pada IC Utama, melainkan pada komponen penduku ng pada bagian yang rusak. Kerusakan seperti ini dapat terjadi jika rangkaian horizontal pada IC utama tidak rusak (bekerja), tapi bagian gambar dan sua ra mengalami kerusakan. Kerusakan seperti ini bisa terjadi pada IC utama atau pada rangkaian sebelu mnya (input), dapat juga pada rangkaian setelahnya (outputnya). untuk mengetahuinya, diperlukan kejelian dalam melokalisasi kerusakan, baik dengan cara potong maupun dengan cara injeksi. Cara Injeksi adalah menggunakan sinyal injektor atau multitester posi capasity meter si (pengukuran kapasitas kapasitor). Fasilitas ini biasanya ada pada multitester sanwa tipe CX -605. Dengan menginjeksi sinyal input, outputnya diamati. Jika yang diinjeksi pada bagian video, hasilnya dapat dilihat pada layar televisi yaitu berupa perubahan gambar. Namun, jika yang diinjeksi sinyal input suara, pada speaker akan terdengan suara "bib". jika pada bagian input gambar dan sua ra injeksi secara bergantian (tidak sekaligus), kemudian ada reaksi pada outputnya, dapat diambil simpulan sementara bahwa jalur yang dilaluinya (IC utama) bekerja. Kerusakan bukan pada blok IC program/utama, periksa kemungkinan kerusakan pada bagian lain.

S19 S2

S20 S21 S22 S23 S24

S25

S26 S27

S28

S29

S3

Pastikan tombol Power On, dan steker terpasang dengan benar. Sebenarnya kerusakan bukan pada blok Power Supply. Kemungkinan, pada rangkaian horizontal, vertikal, dan suara. Potong setiap jalur yang menghubungkannya ke rangkain tersebut, lalu ukur tegangannya. Jika tegangan normal, pasanglah satu satu, lalu ukur lagi hingga ditemui ke jalur mana tegangan tersebut hilang dan lanjutkan dengan memeriksa komponen. Pastikan steker terpasang dengan benar. Periksa bagian utama gambar dan bagian output gambar pada IC utama, ukur tegangan yang diterima dengan tester, kemungkinan kerusakan ada pada bagian ini. Pasang antena dengan benar dan pastikan kabelnya tersambung pada TV Jika tegangan UHF tidak ada, biasanya masalah dari IC program pin UHF; dapat mengakibatkan televisi tidak dapa menerima channel yang menggunakan saluran UHF (seperti Trans, Indosiar, RCTI, SCTV, Metro, dll). Jika suara dan gambar tidak bersih, gangguan dapat terjadi pada antena, kabel antena, konektor antena, pengaturan AGC, dan tuner itu sendiri. Antena sangat besar pengaruhnya terhadap kualitas gambar dan suar . Langkah yang dapat dilakukan adalah a mengatur antena ke arah yang tepat. Jika gambar masih tidak bersih, cobalah atur AGC adjustment, kemudian lakukan pencarian ulang. Seandainya gambar dan suara masih juga tidak bersih, cobalah ganti tuner dengan tipe y sama, lalu bandingkan hasilnya ang dengan tuner awal. Jika sinyal gambar yang diterima mula-mula baik (suara dan gambar bersih), pelan-pelan berubah, dan lama kelamaan gambar jadi hilang, kerusakan seperti ini terjadi akibat AFT atau voltage tuning yang tidak stabil. Untuk jenis televisi yang menggunakan AFT tank (spoel aft yang dapat di trimer), jika AFT tank-nya sudah diputar-putar, dapat menimbulkan kerusakan seperti ini. Ciri-ciri kerusakan seperti ini adalah ketika dilakukan pencarian (search), sinyal yang diterima tidak mau disimpan. Kerusakan bukan pada bagian tuner, periksa kemungkinan kerusakan pada bagian lain. Putar posisi antena, ubah posisi sampai suara ada, jika masih tidak ada, cek volume dan pastikan tombol mute tidak di mute Jika . masih tidak ada, cek channel yang lain. Jika masih tidak ada suara, masalah bukan pada bagian tunner, periksa kemungkinan kerusakan bagian lain. Jika tegangannya 0 V dc (tidak ada sama sekali), gambar dan suara tidak ada. Jika tegangannya berub ah-ubah (cat: bukan pada saat search), hal itu mengakibatkan gambarnya berlari-lari (sinyal berubah-ubah). Jika tegangan sumbernya tidak sampai 33 V dc, sebagian saluran tidak didapatkan (seharusnya di dapat 15 channel, ternyata hanya 5 channel). Pada tune umumnya yang selalu r, bermasalah adalah sekitar bagian VT ini. Untuk yang lainnya, sangat jaran. Jika tegangan catu daya pada tuner tidak ada (0 V dc), sudah dipastikan gambar dan suara pada televisi tidak ada. Tegangan kurang mengakibatkan gambar buram. Tegangan berubah-ubah dapat mengakibatkan sinyal beubah-ubah. Kerusakan pada AGC dapat mengakibatkan gambar tidak mau bersih (banyak lebahnya), tapi kerusakan AGC sangat jarang terjadi pada tuner. Biasanya setelan AGC (AGC adjustment) kurang pas Kerusakan pada blok Power Supply (bagian osilator).

S30

S31

S32

S33 S34 S35

S36

S37

Potong jalur output tegangan ke rangkaian lain dengan mencabut solderan pada jumper atau kaki komponen. Lalu, ukur tegangan output. Jika ada, berarti kerusakan terjadi pada rangkaian di depannya. Jika tida pada bagian osilator power, periksa resistor k dengan tahanan diatas 100k Ohm sebagai catu osilator. Jika suara tidak bersih, sedangkan volumenya bisa dibesarkan dan dikecilkan, kerusakan terjadi pada komponen pendukung pada bagian suara di IC utama. Hal ini juga dapat terjadi karena antena kurang tepat. Namun, bisa juga pengaturan sistem suara bukan pada sistem PAL/BG. Pengaturan ini dapat dilakukan di remote control. Setelah pengetahuan di remote control dan antena sesuai , tapi suara tetap tidak bersih, dapat dilakukan pengukuran komponen yang berhubungan dengan bagian suara pada IC utama. Jika suara tidak ada sama sekali, kemungkinan kerusakan ada pada IC penguat suara. Sangat perlu diperhatikan apakah kontrol mute dalam posisi off dan apakah speaker baik. Cara memastikan apakah IC penguat suara rusak adalah dengan melepaskan R618, kemudian sentuh (lebih baik menggunakan sinyal injektor atau dapat diambil sinyal dari tape atau VCD) pada kaki C610 atau kak i IC penguat suara secara keseluruhan (khusus jika disentuh tangan). Jika terdengar suara nada pada speaker, berarti IC penguat suara dalam kondisi baik (bekerja). Dapat juga dipastikan dengan menghubungkan R618 ke amplifier. Jika tidak ada suara, berari t yang rusak IC penguat suara. Jika ada suara, berarti yang rusak adalah rangkaian di belakangnya. Khusus untuk kerusakan yang disebabkan ident pada IC program, biasanya kerusakan yang diakibatkan oleh sambaran petir ini ditandai dengan terkelupasnya jalur pada PCB. Komponen yang selalu rusak adalah kapasitor dengan kapasitas sangat kecil atau transistor yang berhubungan dengan pin ident pada IC program. Mencari kerusakan seperti ini sangat diperlukan ketelitian. Tegangan catu kurang (tidak sta bil) dapat juga menyebabkan kerusakan seperti ini. Jika suara tidak mau dibesarkan atau dikecilkan, kerusakan terjadi pada IC program. Kerusakan dapat terjadi pada IC prorgram tu i sendiri, dapat juga pada komponen pendukungnya, terutama resistor. Dari skema rangkaian di atas, kontrol volume pada IC program terletak pada pin 30; dipasang sebuah resistor R770 dengan hambatan sebesar 100 Ohm. Jika jalur ini ditelusuri, masih banyak ditemukan komponen pendukung, seperti transistor dan diode yang juga dapat mempengaruhi fungsi volume kontrol. Apakah anda mengalami gangguan pendengaran? anda sudah sampai tahap ini, seharusnya suara bisa terdengar sebagaimana mestinya. Suara tidak ada masalah sama sekali. suara terdegar sebagaimana mestinya Catu V cc H pada IC utama, H-out dari IC utama, transistor H-driver, Catu H-driver, HDT (horizontal driver transformator), transistor penguat horizontal dan FBT (fly back transformator). Horizontal dan FBT (Fly Back Transformator). Mengatasi kerusa kan dengan cara mengukur tegangan dan komponen yang berhubungan denga bagian-bagian tersebut. n Heater pada CRT, tegangan catu 6 V ac, tegangan screen (G2) ada dan dapat dinaikan atau diturunkan. Ini berarti bagian horizo ntal bekerja dengan baik. Kemungkinan kerusakan pada R 6,8 Ohm dari FBT ke pin heater CRT. Heater pada CRT dapat dipastikan baik atau rusak dengan menggunakan multitester x 1 Ohm terukur kira-kira 1-4 Ohm pin H1 dan H2 Kemungkinan yang rusak adalah yoke bagian horizontal (sebelah dalam yang menyentuh badan C RT). Rusaknya biasanya terbakar. Jika tidak parah, kawat email yang telah terbakar dapat dipisahkan dan diisolasi, kemudian dipasang lagi. Jika sangat parah,ganti

S38 S39 S4 S40 S41

S42

S43 S44 S45 S46 S47 S48 S49 S5

S50

S51

saja. Komponen yang berhubungan dengan yoke horizontal ditandai dengan kabel warna merah dan biru yang sering rusak, kapasitor dengan kapasitas (0.05-0.1) mf. Tegangan catu untuk FBT tidak cukup, kapasitor di kolektor transistor penguat horizontal berubah nilai, bisa juga kapasitor y ng a berhubungan dengan yoke horizontal (jika bekas, yoke diganti. Namun, bawaan (original) jarang sekali). Kerusakan bukan pada blok Power Supply, periksa kemungkinan kerusakan pada bagian lainnya. Sinkronisasi horizontal pada IC utama hingga ke FBT, komponen yang sering rusak, resistor dari IC utamake FBT, tapi dapat juga IC utamanya. Namun, kemungkinannya sangat kecil. Setelan screen nya (G2 adjustment) terlalu tinggi. Jika direndahkan beberapa saat, kemudian blanking lagi, berarti potensiometernya yang disatukan dengan FBT rusak, dapat dimodifikasi atau ganti FBT langsung. Jika tegangan G2 normal, periksa elco pada catu 180 V dc untuk RGB. Kapasitor di kolektor transistor penguat horizontal, FBT, yoke. Jika keadaan ini terjadi, gantilah transistor penguat horizon tal dengan transistor yang mempunyai arus besar dengan harapan saat menguji tidak langsung rusak dan masih sempat melakukan pengukuran guna memastikan komponen yang rusak. Kerusakan bukan pada bagian horizontal, periksa kemungkinan kerusakan pada bagian lain. Bagian yang rusak dapat pada catu osilator vertikal di IC utama, osilator vertikal pada IC utama, catu IC penguat vertikal, dan IC penguat vertikal Catu IC penguat vertikal Kapasitor tapis pada penguat vertikal (biasanya elco 100 microfarad - 330 microfarad). Penguatan vertikal (tapi bukan IC vertikal) mendapatkan adjustment vertikal atau pengatur penguatan vertikal, bisa juga elco kapasitor. Sinkronisasi vertikal (yang sering rusak resistor dari IC utama pin sinkronisasi input atau output). Kerusakan bukan pada bagian vertikal, periksa kemungkinan kerusakan pada bagian lain. Kerusakan pada bagian Osilator Power Supply. Lepaskan semua jalur output dari power supply ke rangkaian lainnya agar tidak merusak komponen lainnya, kemudian peri ksa elektrolitnya. Jika gambar pada televisi tidak fokus (terlihat snow atau bintik lebah yang besar besar), mengaturnya dapat dengan memutar potensioner untuk fokus pada FBT. Jika tetap tidak ada perubahan, yang rusak adalah soket fokus (lingkaran me putus-putus). rah Gejalanya dapat dilihat pada kawat konduktor: pada pin fokus ada korosi warna hijau. Dengan demikian, dapat dipastikan bahwa soket fokus rusak sehingga tegangan yang dikirim FBT hilang karena pengarbonan (terjadi hambatan akibat kotoran k orosi). Terang gelapnya cahaya pada layar sangat bergantung pada tegangan yang dikeluarkan FBT untuk screen. Jika tegangan pada

S52

S53

S54

S55 S56 S57

S58

S59 S6 S7

screen di bawah 100 V dc, layar akan gelap. Pada screen, biasanya dipasang sebuah resistor dan kapasitor (garis persegi mer h a putus-putus). Jika kapasitor ini short, tegangan pada screen akan turun dan dapat mengakibatkan layar gelap walaupun potensiometer pada FBT diputar (adjust) maksimum. Catu 180 V dc digunakan sebagai penguat video yang terangkum dalam sinyal RGB (Red, Green, Blue). Catu 180 V dc bersumber dari FBT (tegangan output) melalui sebuah resistor fuse dan sebuah diode penyearah tegangan serta ditapis oleh sebuah kapasit r o elektrolit dengan kapasitas sekira 22 mf/250 V. Nilai tegangan 180 V dc inilah yang dimanfaatkan untuk catu RGB. jika salah satu dari tiga komponen tersebut rusak (resistor fuse, diode, dan kapasitor elektrolit), gambar menjadi bergaris-garis buku (kecerahannya tidak dapat dikontrol). Hal ini terjadi karena catu untuk RGB tidak mencukupi. Umumnya, komponen yang sangat rentan terhadap kerusakan pada catu RGB 180 V dc adalah kapasitor elektrolit tersebut. Untuk keadaan normal, kerusakan heater pada CRT jarang terjadi. Yang sering mengalami kerusakan adalah solderan yang berhubungan dengan heater dan resistor yang dipasang pada heater. Namun, apabila terjadi masalah pada heater, akibatnya sangat fatal, layar televisi akan gelap. Gangguan sinyal merah (R) dari skema di samping dapat ditelusuri dari IC utama pin 19 (2,2 V dc), resistor 902 (100 Ohm), transistor V 902 (C 2688). Outputnya melalui konektor dengan sebuah resistor 908 (2,7 k Ohm) dan resistor beban untuk catu (12 k Ohm/3 watt) Jika terjadi masalah dengan sinyal merah, hanya komponen-komponen tersebutlah yang diperiksa kondisinya. Gangguan sinyal hijau (G) dari skema dapat ditelusuri dari IC utama pin 20 (2,2 V dc), resistor 912 (100 Ohm), transistor V 912 (C 2688). Outputnya melalui kolektor dengan sebuah resistor 918 (2,7 k Ohm) dan resistor beban 917 untuk catu (12 k Ohm / 3 watt). Gangguan sinyal biru (B) dapat ditelusuri dari IC utama pin 21 (2,2 V dc), resistor 922 (100 Ohm), transistor V 922 (C 2688). Outputnya melalui kolektor dengan sebuah resistor 928 (2,7 k Ohm) dan resistor beban 927 untuk catu (12 k Ohm/3 watt). Menulusuri sinyal yang bermasalah dimulai dari output RGB pada IC utama: dapat dilihat dari gambar input CRT. Tegangan RGB pada input CRT dalam keadaan normal sekira 115 V dc. Jika tegangan RGB lebih dari 115 V dc atau mendekati nilai tegangan catu RGB (180 V dc), layar akan gelap. Ini berarti, transistor penguat RGB tidak bekerja karena sinyal input pada setiap kaki basisnya tidak ada. Dalam mengganti CRT, yang sangat perlu diperhatikan adalah ukuran CRT pengganti harus benar-benar sama agar ketika dipasang mendapatkan hasil yang memuaskan. Ukuran CRT yang dimaksud adalah ukuran diagonal layar, ukuran diameter leher layar, dan letak kaki (heater, fokus, G2 dan pin RGB). Khusus untuk letak kaki, bisa saja dimodifikasi, tentunya dngan sangat hati-hati agar tidak terjadi kekeliruan, seperti kaki heater tertukar dengan kaki catu RGB. Hal ini akan langsung merusak lensa atau kaki fo kus tertukar dengan G2. Jika ukuran leher CRT tidak sama, yoke dan purity magnet pada CRT pengganti harus dibawa serta kerusakan bukan pada bagian CRT, periksa kemungkinan kerusakan pada bagian lain. Kerusakan pada bagian control Power Supply. Periksa optokopler, resistor, dan transistor sekitar power adjusment. Kerusakan pada blok Power Supply (bagian yang berhubungan dengan tapis).

S8 S9

Periksa semua elektrolit kapasitor di power, terutama kapasitor tapis 220 mikrofarad / 400 V. Kerusakan pada blok Power Supply (bagian yang berhubungan dengan tapis). Periksa semua elektrolit kapasitor di power, terutama kapasitor tapis 220 mikrofarad / 400 V. Kerusakan pada bagian tapis di power supply. Periksa diode tapis dan elektrolit kondensator. Komponen yang sering rusak adalah elektrolit kondensator 250 mikrofarad / 400 V dc.

Tabel Jenis Kerusakan ID_kerusakan R1 R2 R3 R4 R5 R6 jenis_kerusakan Masalah pada Tegangan (blok Power Supply) Masalah pada IC Program/IC Utama/Gambar Masalah pada Tuner/Antenna/Sinyal Masalah pada Bagian Vertikal/Horizontal Masalah pada Suara Masalah pada input CRT/Warna/RGB

Frame Ruang (Slots) ID Kerusakan Kerusakan Gejala Kerusakan Isi (Fillers) S1 S2 Kerusakan pada blok Power Rangkaian horizontal, Supply vertikal, dan suara a. TV mati total a. TV mati total b. Sekring Putus b. Sekring Tidak Putus c. Tegangan Output Ada S4 Kerusakan bukan pada blok Power Supply a. TV hidup b. Tegangan Power Supply Normal c. gambar normal Periksa komponen di Sebenarnya kerusakan Kerusakan pada blok Power Kerusakan bukan pada blok rangkaian power yang bukan pada blok Power Supply (bagian osilator). Power Supply, periksa berhubungan dengan sekring Supply. Kemungkinan, pada Potong jalur output tegangan ke kemungkinan kerusakan S3 Kerusakan pada blok Power Supply (bagian osilator) a. TV mati total b. Sekring Tidak Putus c. Tegangan Output Tidak Ada

Solusi

tersebut. Potonglah beberapa bagian di sekitar jalur jala-jala listrik dan lakukan pengukuran dengan multitester pada posisi pengukuran Ohm meter untuk mengukur komponen yang dikira rusak atau melakukan pengukuran tegangan langsung.

rangkaian horizontal, vertikal, dan suara. Potong setiap jalur yang menghubungkannya ke rangkain tersebut, lalu ukur tegangannya. Jika tegangan normal, pasanglah satu-satu, lalu ukur lagi hingga ditemui ke jalur mana tegangan tersebut hilang dan lanjutkan dengan memeriksa komponen.

rangkaian lain dengan pada bagian lainnya. mencabut solderan pada jumper atau kaki komponen. Lalu, ukur tegangan output. Jika ada, berarti kerusakan terjadi pada rangkaian di depannya. Jika tidak pada bagian osilator power, periksa resistor dengan tahanan diatas 100k Ohm sebagai catu osilator.

Ruang (Slots) ID Kerusakan Kerusakan Gejala Kerusakan

Isi (Fillers) S5 Kerusakan pada bagian Osilator Power Supply a. TV hidup b. Tegangan Power Supply Tidak normal c. Tegangan Power Supply naik lebih dari 130 V DC Kerusakan pada bagian Osilator Power Supply. Lepaskan semua jalur output dari power supply ke rangkaian lainnya agar tidak merusak komponen lainnya,

Solusi

S6 S7 Kerusakan pada bagian Bagian yang berhubungan kontrol Power Supply dengan tapis a. TV hidup a. TV hidup b. Tegangan Power Supply b. Tegangan Power Supply Tidak normal Normal c. Tegangan Power Supply c. Gambar tidak normal drop/tidak normal d. Gambar bergoyang e. Goyangan kuat Kerusakan pada bagian Kerusakan pada blok Power kontrol Power Supply. Supply (bagian yang Periksa optokopler, resistor, berhubungan dengan tapis). dan transistor sekitar power Periksa semua elektrolit adjusment. kapasitor di power, terutama kapasitor tapis 220 mikrofarad /

S8 Bagian yang berhubungan dengan tapis a. TV hidup b. Tegangan Power Supply Normal c. Gambar tidak normal d. Gambar bergoyang e. Goyangan tidak kuat Kerusakan pada blok Power Supply (bagian yang berhubungan dengan tapis). Periksa semua elektrolit kapasitor di power,

kemudian elektrolitnya.

periksa

400 V.

terutama kapasitor tapis 220 mikrofarad / 400 V.

Ruang (Slots) ID Kerusakan Kerusakan

Gejala Kerusakan

Solusi

Isi (Fillers) S9 S10 S11 S12 Kerusakan pada bagian tapis Kerusakan pada bagian tapis Saklar push-on yang ada pada Kerusakan pada IC Program di power supply di power supply panel kontrol yang mati total (short) / tidak bekerja a. TV hidup a. TV hidup a. TV mati a. TV hidup b. Tegangan Power Supply b. Tegangan Power Supply b. Steker terpasang dengan b. kontrol tidak berfungsi Normal Normal benar c. gambar tidak normal c. gambar tidak normal c. tombol on d. gambar normal d. gambar normal d. kontrol tidak berfungsi e. Gambar goyang kiri dan e. gambar tidak goyang kanan Kerusakan pada bagian tapis Kerusakan pada bagian tapis Periksa saklar push-on yang ada Kerusakan pada IC Program di power supply. di power supply. pada panel kontrol. Tombol yang mati total (short) / Periksa diode tapis dan Periksa diode tapis dan push-on dapat diukur apakah tidak bekerja. elektrolit kondensator. elektrolit kondensator. berfungsi atau tidak dengan Ukur tegangan 5 V dc pada Komponen yang sering rusak Komponen yang sering rusak multitester pada posisi Ohm catu utama IC Program adalah elektrolit adalah elektrolit meter. Pada saat saklar ditekan, (umumnya ditulis V cc atau kondensator 250 mikrofarad kondensator 250 mikrofarad jarum penunjuk akan V dd). Jika tegangan catu 5 / 400 V dc. / 400 V dc. menunjukkan angka nol V dc pada pin catu utama (terhubung). Namun, jika saat (V dd) IC program tidak ditekan tidak menunjukkan ada, lepaskan solder pin IC angka nol (terhubung), berarti program dengan PCB, lalu saklarnya rusak. ukur tegangan 5 V dc pada Jika key kontrolnya baik, tinggal PCB. Jika ternyata tegangan mengikuti jalur dan komponen 5 V dc pada PCB ada dalam yang menghubungkan antara keadaan televisi tersebut key kontrol dan IC program, hidup, hubungkan

biasanya hanya terdiri atas beberapa buah resistor dan diode. Jika tidak ditemukan kerusakan, kemungkinan yang rusak adalah IC Programnya.

tegangan tersebut dengan ujung multitester dengan pin catu IC program sambil tetap mengamati apakah tegangan tetap ada. Jika tegangan 5 V dc-nya hilang saat dihubungkan/disolder pada IC program, dapat dipastikan IC program tersebut rusak. Namun, saat pin catu IC program dilepaskan dari PCB tegangan 5 V dc dan pada PCB juga tidak ada kerusakan, kemungkinan bukan pada IC program. Periksalah lebih dulu sumber tegangan 5 V dc tersebut dan rangkaian lain yang berhubungan.

Ruang (Slots) ID Kerusakan Kerusakan Gejala Kerusakan

Isi (Fillers) S13 S14 Kerusakan pada OSD (On Kerusakan pada IC utama Screen Display) a. TV hidup a. TV hidup b. Kontrol baik b. Kontrol baik c. OSD tidak tampil c. OSD tampil d. gambar tampil

S15 Kerusakan pada IC utama a. TV hidup b. Kontrol baik c. OSD tampil d. gambar tampil

S16 Rangkaian IC program pin ident a. TV hidup b. Kontrol baik c. OSD tampil d. gambar tampil

Solusi

Kerusakan pada OSD (On Screen Display). Periksa kerusakan pada OSD ini dimulai pada pin V-Sync (Vertikal Sinkronisasi) dan HSync (Horizontal Sinkronisasi) pada IC program. Pin ini biasanya berdekatan. Umpamanya, VSync pin 26 berarti H-Syncnya pin 27. V-Sync jika ditelusuri akan terhubung ke arah IC Penguat Vertikal, sementara H-Sync jika ditelusuri akan terhubung ke arah FBT.

e. suara terdengar f. tidak ada warna Kerusakan seperti ini dapat terjadi pada IC utama, tapi umumnya terjadi pada rangkaian pendukungnya, seperti pada kontrol warna dari IC program, crystal warna, dan komponen lain sekitar bagian warna. Kerusakan pada bagian kontrol warna dapat ditelusuri dari IC program pin color control. Caranya dengan mengukur tegangan dari IC program yang sampai ke IC utama pin color control input. Tegangan ini bergerak (dapat) diatur sesuai dengan tegangan yang dikeluarkan oleh IC program atau dapat langsung dihubungkan dengan tegangan catu RGB dengan sebuah resistor untuk membuktikan apakah yang rusak pada bagian kontrol atau pada bagian warna IC utama.

e. suara tidak terdengar f. warna ada Kerusakan seperti ini juga dapat terjadi pada IC utama, tapi umumnya terjadi pada rangkain pendukungnya, seperti pada kontrol volume, mute dari IC program, serta komponen lain sekitar bagian suara dan penguat suara. Kerusakan pada bagian kontrol volume dan mute dapat ditelusuri dari IC program pin volume kontrol. Caranya dengan mengukur tegangan dari IC program yang sampai ke IC utama pin volume control input. Tegangan ini berubah jika pengaturan volume ditambah atau diturunkan, dapat dilihat dengan mengamati pergerakan jarum penunjuk alat ukur sesuai dengan tegangan yang dikeluarkan oleh IC program. Untuk membuktikan apakah yang rusak pada bagian kontrol atau pada bagian warna IC Utama, dapat langsung dihubungkan dengan tegangan catu bagian volume (5 V dc) ke pin volume kontrol Utama dengan sebuah resistor. Dengan demikian, diharapkan tegangan

e. suara tidak terdengar f. tidak ada warna Kerusakan seperti ini sering terjadi pada televisi yang terkena petir (ada sebagian jenis televisi yang powersupply-nya rusak). Kerusakan seperti ini dapat berasal dari rangkaian IC program pin ident, dapat juga dari IC Utama, sekitar AFT atau pada bagian sinkronisasi. Kerusakan seperti iniagak sulit dilacak karena yang rusak adalah komponen kecil, seperti resistor atau kapasitor yang berubah nilai. Jadi, umumnya kerusakan seperti ini bukan pada IC program atau pada IC Utama, melainkan pada komponen pendukung pada bagian yang rusak.

kontrol dalam keadaan maksimal (volume suara maksimal).

Ruang (Slots) ID Kerusakan Kerusakan

Gejala Kerusakan

Solusi

Isi (Fillers) S17 IC utama atau pada rangkaian sebelumnya (input) a. TV hidup b. Kontrol baik c. OSD tampil d. gambar tidak tampil e. suara terdengar Kerusakan seperti ini dapat terjadi jika rangkaian horizontal pada IC utama tidak rusak (bekerja), tapi bagian gambar dan suara mengalami kerusakan. Kerusakan seperti ini bisa terjadi pada IC utama atau pada rangkaian sebelumnya (input), dapat juga pada rangkaian setelahnya (outputnya). untuk mengetahuinya, diperlukan kejelian dalam melokalisasi kerusakan, baik dengan cara potong maupun dengan cara injeksi. Cara Injeksi adalah

S18 Bukan pada program/utama

blok

S19 IC -

S20 -

a. TV mati b. Steker terpasang dengan benar c. tombol on d. control berfungsi Kerusakan bukan pada blok IC program/utama, periksa kemungkinan kerusakan pada bagian lain.

a. TV mati a. TV mati b. Steker terpasang dengan b. Steker tidak terpasang benar dengan benar c. tombol off Pastikan tombol Power On, dan Pastikan steker terpasang steker terpasang dengan benar. dengan benar.

menggunakan sinyal injektor atau multitester posisi capasity meter (pengukuran kapasitas kapasitor). Fasilitas ini biasanya ada pada multitester sanwa tipe CX605. Dengan menginjeksi sinyal input, outputnya diamati. Jika yang diinjeksi pada bagian video, hasilnya dapat dilihat pada layar televisi yaitu berupa perubahan gambar. Namun, jika yang diinjeksi sinyal input suara, pada speaker akan terdengan suara "bib". jika pada bagian input gambar dan suara injeksi secara bergantian (tidak sekaligus), kemudian ada reaksi pada outputnya, dapat diambil simpulan sementara bahwa jalur yang dilaluinya (IC utama) bekerja.

Ruang (Slots) ID Kerusakan Kerusakan

Isi (Fillers) S21 S22 Bagian utama gambar dan Antena bagian output gambar pada

S23 IC program pin UHF

S24 Gangguan pada antena, kabel antena, konektor

Gejala Kerusakan

IC utama a. TV hidup b. Kontrol baik c. OSD tampil d. gambar tidak tampil e. suara terdengar

Solusi

Periksa bagian utama gambar dan bagian output gambar pada IC utama, ukur tegangan yang diterima dengan tester, kemungkinan kerusakan ada pada bagian ini.

antena, pengaturan AGC a. UHF tidak dapat diterima a. UHF dapat diterima a. UHF dapat diterima b. Sinyal VHF tidak dapat b. Sinyal VHF tidak dapat b. Sinyal VHF dapat diterima diterima diterima c. antena tidak terpasang c. gambar ada dengan baik d. gambar kabur e. suara ada f. suara tidak bersih Pasang antena dengan benar Jika tegangan UHF tidak ada, Jika suara dan gambar dan pastikan kabelnya biasanya masalah dari IC tidak bersih, gangguan tersambung pada TV. program pin UHF; dapat dapat terjadi pada antena, mengakibatkan televisi tidak kabel antena, konektor dapa menerima channel yang antena, pengaturan AGC, menggunakan saluran UHF dan tuner itu sendiri. (seperti Trans, Indosiar, RCTI, Antena sangat besar SCTV, Metro, dll). pengaruhnya terhadap kualitas gambar dan suara. Langkah yang dapat dilakukan adalah mengatur antena ke arah yang tepat. Jika gambar masih tidak bersih, cobalah atur AGC adjustment, kemudian lakukan pencarian ulang. Seandainya gambar dan suara masih juga tidak bersih, cobalah ganti tuner dengan tipe yang sama, lalu bandingkan hasilnya dengan tuner awal. S27 Posisi antenna S28 Pada tuner

Ruang (Slots) ID Kerusakan Kerusakan

Isi (Fillers) S25 S26 AFT atau voltage tuning yang -

Gejala Kerusakan

tidak stabil a. UHF dapat diterima b. Sinyal VHF dapat diterima c. gambar ada d. gambar bersih e. gambar cacat

Solusi

Jika sinyal gambar yang diterima mula-mula baik (suara dan gambar bersih), pelan-pelan berubah, dan lama kelamaan gambar jadi hilang, kerusakan seperti ini terjadi akibat AFT atau voltage tuning yang tidak stabil. Untuk jenis televisi yang menggunakan AFT tank (spoel aft yang dapat di trimer), jika AFT tank-nya sudah diputar-putar, dapat menimbulkan kerusakan seperti ini. Ciri-ciri kerusakan seperti ini adalah ketika dilakukan pencarian (search), sinyal yang diterima tidak mau disimpan.

a. UHF dapat diterima b. Sinyal VHF dapat diterima c. Gambar ada d. Gambar bersih e. Gambar tidak cacat f. Suara ada g. Suara bersih Kerusakan bukan pada bagian tuner, periksa kemungkinan kerusakan pada bagian lain.

a. UHF dapat diterima b. Sinyal VHF dapat diterima c. gambar ada d. gambar bersih e. gambar tidak cacat f. tidak ada suara Putar posisi antena, ubah posisi sampai suara ada, jika masih tidak ada, cek volume dan pastikan tombol mute tidak di mute. Jika masih tidak ada, cek channel yang lain. Jika masih tidak ada suara, masalah bukan pada bagian tunner, periksa kemungkinan kerusakan bagian lain.

a. UHF dapat diterima b. Sinyal VHF dapat diterima c. gambar ada d. gambar kabur e. suara tidak ada Jika tegangannya 0 V dc (tidak ada sama sekali), gambar dan suara tidak ada. Jika tegangannya berubah-ubah (cat: bukan pada saat search), hal itu mengakibatkan gambarnya berlari-lari (sinyal berubahubah). Jika tegangan sumbernya tidak sampai 33 V dc, sebagian saluran tidak didapatkan (seharusnya di dapat 15 channel, ternyata hanya 5 channel). Pada tuner, umumnya yang selalu bermasalah adalah sekitar bagian VT ini. Untuk yang lainnya, sangat jarang.

Ruang (Slots)

Isi (Fillers)

ID Kerusakan Kerusakan Gejala Kerusakan

Solusi

S29 Tegangan catu daya pada tuner a. UHF dapat diterima b. Sinyal VHF dapat diterima c. gambar tidak ada d. tidak ada suara Jika tegangan catu daya pada tuner tidak ada (0 V dc), sudah dipastikan gambar dan suara pada televisi tidak ada. Tegangan kurang mengakibatkan gambar buram. Tegangan berubahubah dapat mengakibatkan sinyal beubah-ubah. Kerusakan pada AGC dapat mengakibatkan gambar tidak mau bersih (banyak lebahnya), tapi kerusakan AGC sangat jarang terjadi pada tuner. Biasanya setelan AGC (AGC adjustment) kurang pas

S30 Komponen pendukung pada bagian suara di IC utama a. suara terdengar b. suara tidak bersih

S31 Kerusakan ada pada IC penguat suara a. suara tidak terdengar b. tidak bersuara sama sekali

S32 Kerusakan pada IC program a. suara tidak terdengar b. bersuara tidak jelas c. suara kecil Jika suara tidak mau dibesarkan atau dikecilkan, kerusakan terjadi pada IC program. Kerusakan dapat terjadi pada IC prorgram itu sendiri, dapat juga pada komponen pendukungnya, terutama resistor. Dari skema rangkaian di atas, kontrol volume pada IC program terletak pada pin 30; dipasang sebuah resistor R770 dengan hambatan sebesar 100 Ohm. Jika jalur ini ditelusuri, masih banyak ditemukan komponen pendukung, seperti transistor dan diode yang juga dapat mempengaruhi fungsi volume kontrol.

Jika suara tidak bersih, sedangkan volumenya bisa dibesarkan dan dikecilkan, kerusakan terjadi pada komponen pendukung pada bagian suara di IC utama. Hal ini juga dapat terjadi karena antena kurang tepat. Namun, bisa juga pengaturan sistem suara bukan pada sistem PAL/BG. Pengaturan ini dapat dilakukan di remote control. Setelah pengetahuan di remote control dan antena sesuai, tapi suara tetap tidak bersih, dapat dilakukan pengukuran komponen yang berhubungan dengan bagian suara pada IC utama.

Jika suara tidak ada sama sekali, kemungkinan kerusakan ada pada IC penguat suara. Sangat perlu diperhatikan apakah kontrol mute dalam posisi off dan apakah speaker baik. Cara memastikan apakah IC penguat suara rusak adalah dengan melepaskan R618, kemudian sentuh (lebih baik menggunakan sinyal injektor atau dapat diambil sinyal dari tape atau VCD) pada kaki C610 atau kaki IC penguat suara secara keseluruhan (khusus jika disentuh tangan). Jika terdengar suara nada pada speaker, berarti IC penguat suara dalam kondisi baik (bekerja). Dapat juga dipastikan dengan menghubungkan R618 ke amplifier. Jika tidak ada suara, berarti yang rusak IC penguat suara. Jika ada suara, berarti yang rusak adalah rangkaian di belakangnya. Khusus untuk

kerusakan yang disebabkan ident pada IC program, biasanya kerusakan yang diakibatkan oleh sambaran petir ini ditandai dengan terkelupasnya jalur pada PCB. Komponen yang selalu rusak adalah kapasitor dengan kapasitas sangat kecil atau transistor yang berhubungan dengan pin ident pada IC program. Mencari kerusakan seperti ini sangat diperlukan ketelitian. Tegangan catu kurang (tidak stabil) dapat juga menyebabkan kerusakan seperti ini.

Ruang (Slots) ID Kerusakan Kerusakan Gejala Kerusakan

Isi (Fillers) S33 a. suara tidak terdengar b. bersuara tidak jelas c. suara tidak kecil

S34 a. suara terdengar b. suara bersih c. suara tidak kecil

S35 Bagian Horizontal a. tv mati

S36 Heater pada CRT a. tv hidup b. tidak ada cahaya

Solusi

Seharusnya terdengar mestinya.

suara bisa Suara tidak ada masalah Catu V cc H pada IC utama, Hsebagaimana sama sekali. suara terdegar out dari IC utama, transistor Hsebagaimana mestinya driver, Catu H-driver, HDT (horizontal driver transformator), transistor penguat horizontal dan FBT (fly back transformator). Horizontal dan FBT (Fly Back Transformator). Mengatasi kerusakan dengan cara mengukur tegangan dan komponen yang berhubungan dengan bagian-bagian tersebut.

Heater pada CRT, tegangan catu 6 V ac, tegangan screen (G2) ada dan dapat dinaikan atau diturunkan. Ini berarti bagian horizontal bekerja dengan baik. Kemungkinan kerusakan pada R 6,8 Ohm dari FBT ke pin heater CRT. Heater pada CRT dapat dipastikan baik atau rusak dengan menggunakan multitester x 1 Ohm terukur kira-kira 1-4 Ohm pin H1 dan H2

Ruang (Slots) ID Kerusakan Kerusakan

Isi (Fillers) S37 yoke bagian horizontal

Gejala Kerusakan

a. tv hidup b. cahaya nyala c. layar oval/trapesium

S38 Komponen yang berhubungan dengan yoke horizontal a. tv hidup b. cahaya nyala c. layar tidak oval/trapesium d. melintang vertikal e. layar vertikal

S39 Tegangan catu untuk FBT

S40 horizontal pada IC utama hingga ke FBT

Solusi

Kemungkinan

yang

rusak Komponen

a. tv hidup b. cahaya nyala c. tidak oval/trapesium d. melintang verticla e. layar tidak vertikal f. layar penuh g. rolling horizontal yang Tegangan catu untuk FBT tidak Sinkronisasi horizontal

a. tv hidup b. cahaya nyala c. tidak oval/trapesium d. melintang verticla e. layar tidak vertikal f. layar tidak penuh

adalah yoke bagian horizontal (sebelah dalam yang menyentuh badan CRT). Rusaknya biasanya terbakar. Jika tidak parah, kawat email yang telah terbakar dapat dipisahkan dan diisolasi, kemudian dipasang lagi. Jika sangat parah, ganti saja.

berhubungan dengan yoke horizontal ditandai dengan kabel warna merah dan biru yang sering rusak, kapasitor dengan kapasitas (0.05-0.1) mf.

cukup, kapasitor di kolektor transistor penguat horizontal berubah nilai, bisa juga kapasitor yang berhubungan dengan yoke horizontal (jika bekas, yoke diganti. Namun, bawaan (original) jarang sekali).

pada IC utama hingga ke FBT, komponen yang sering rusak, resistor dari IC utama ke FBT, tapi dapat juga IC utamanya. Namun, kemungkinannya sangat kecil.

Ruang (Slots) ID Kerusakan Kerusakan

Isi (Fillers) S41 Potensiometer

Gejala Kerusakan

a. tv hidup b. cahaya nyala c. tidak oval/trapesium d. melintang verticla e. layar tidak vertikal f. layar penuh g. rolling tidak horizontal h. blanking Setelan screen nya (G2 adjustment) terlalu tinggi. Jika direndahkan beberapa saat, kemudian blanking lagi,

Solusi

S42 Kapasitor di kolektor transistor penguat horizontal, FBT, yoke a. tv hidup b. cahaya nyala c. tidak oval/trapesium d. melintang verticla e. layar tidak vertikal f. layar penuh g. rolling tidak horizontal h. tidak blanking i. transistor putus terus Kapasitor di kolektor transistor penguat horizontal, FBT, yoke. Jika keadaan ini terjadi, gantilah

S43 -

S44 catu osilator vertikal di IC utama a. tv hidup b. cahaya nyala c. tidak oval/trapesium d. melintang horizontal e. layar horizontal

a. tv hidup b. cahaya nyala c. tidak oval/trapesium d. melintang verticla e. layar tidak vertikal f. layar penuh h. rolling tidak horizontal h. tidak blanking i. normal Kerusakan bukan pada bagian horizontal, periksa kemungkinan kerusakan pada bagian lain.

Bagian yang rusak dapat pada catu osilator vertikal di IC utama, osilator vertikal pada IC utama,

berarti potensiometernya yang disatukan dengan FBT rusak, dapat dimodifikasi atau ganti FBT langsung. Jika tegangan G2 normal, periksa elco pada catu 180 V dc untuk RGB.

transistor penguat horizontal dengan transistor yang mempunyai arus besar dengan harapan saat menguji tidak langsung rusak dan masih sempat melakukan pengukuran guna memastikan komponen yang rusak.

catu IC penguat vertikal, dan IC penguat vertikal

Ruang (Slots) ID Kerusakan Kerusakan Gejala Kerusakan

Isi (Fillers) S45 Catu IC penguat vertikal a. tv hidup b. cahaya nyala c. tidak oval/trapesium d. melintang horizontal e. layar tidak horizontal f. layar menyempit keatas

S46 Kapasitor tapis pada penguat vertikal a. tv hidup b. cahaya nyala c. tidak oval/trapesium d. melintang horizontal e. layar tidak horizontal f. tidak menyempit g. layar menyempit bawah

S47 Penguat vertikal

S48 Sinkronisasi vertikal a. tv hidup b. cahaya nyala c. tidak oval/trapesium d. melintang horizontal e. layar tidak horizontal f. tidak menyempit g. tidak menyempit h. tidak menyempit i. rolling vertical Sinkronisasi vertikal (yang sering rusak resistor dari IC utama pin sinkronisasi input atau output).

Solusi

Catu IC penguat vertikal

a. tv hidup b. cahaya nyala c. tidak oval/trapesium d. melintang horizontal e. layar tidak horizontal f. tidak menyempit g. tidak menyempit h. layar menyempit bawah dan atas Kapasitor tapis pada penguat Penguat vertikal (tapi bukan IC vertikal (biasanya elco 100 vertikal) mendapatkan microfarad 330 adjustment vertikal atau microfarad). pengatur penguatan vertikal, bisa juga elco kapasitor.

Ruang (Slots) ID Kerusakan Kerusakan Gejala Kerusakan

Isi (Fillers) S49 a. tv hidup b. cahaya nyala c. tidak oval/trapesium d. melintang horizontal e. layar tidak horizontal f. tidak menyempit g. tidak menyempit h. tidak menyempit i. tidak rolling vertical Kerusakan bukan pada bagian vertikal, periksa kemungkinan kerusakan pada bagian lain.

S50 Potensioner untuk pada FBT a. tv tidak focus

S51 S52 fokus Tegangan yang dikeluarkan FBT Catu 180 V dc bersumber untuk screen dari FBT a. tv focus a. tv focus b. cahaya gelap b. cahaya terang c. terang tidak bisa dikontrol

Solusi

Jika gambar pada televisi tidak fokus (terlihat snow atau bintik lebah yang besarbesar), mengaturnya dapat dengan memutar potensioner untuk fokus pada FBT. Jika tetap tidak ada perubahan, yang rusak adalah soket fokus (lingkaran merah putus-putus). Gejalanya dapat dilihat pada kawat konduktor: pada pin fokus ada korosi warna hijau. Dengan demikian, dapat dipastikan bahwa soket fokus rusak sehingga tegangan yang dikirim FBT

Terang gelapnya cahaya pada layar sangat bergantung pada tegangan yang dikeluarkan FBT untuk screen. Jika tegangan pada screen di bawah 100 V dc, layar akan gelap. Pada screen, biasanya dipasang sebuah resistor dan kapasitor (garis persegi merah putus-putus). Jika kapasitor ini short, tegangan pada screen akan turun dan dapat mengakibatkan layar gelap walaupun potensiometer pada FBT diputar (adjust) maksimum.

Catu 180 V dc digunakan sebagai penguat video yang terangkum dalam sinyal RGB (Red, Green, Blue). Catu 180 V dc bersumber dari FBT (tegangan output) melalui sebuah resistor fuse dan sebuah diode penyearah tegangan serta ditapis oleh sebuah kapasitor elektrolit dengan kapasitas sekira 22 mf/250 V. Nilai tegangan 180 V dc inilah yang dimanfaatkan untuk catu RGB. jika salah satu dari tiga komponen tersebut

hilang karena pengarbonan (terjadi hambatan akibat kotoran korosi).

rusak (resistor fuse, diode, dan kapasitor elektrolit), gambar menjadi bergarisgaris buku (kecerahannya tidak dapat dikontrol). Hal ini terjadi karena catu untuk RGB tidak mencukupi. Umumnya, komponen yang sangat rentan terhadap kerusakan pada catu RGB 180 V dc adalah kapasitor elektrolit tersebut.

Ruang (Slots) ID Kerusakan Kerusakan

Isi (Fillers) S53 Heater pada CRT

Gejala Kerusakan

a. tv focus b. cahaya terang c. terang bisa dikontrol d. heater tidak berfungsi

S54 IC utama pin 19 (2,2 V dc), resistor 902 (100 Ohm), transistor V 902 (C 2688) a. tv focus b. cahaya terang c. terang bisa dikontrol d. heater berfungsi e. ada gangguan pada RGB f. ada gangguan pada warna merah

S55 IC utama pin 20 (2,2 V dc), resistor 912 (100 Ohm), transistor V 912 (C 2688) a. tv focus b. cahaya terang c. terang bisa dikontrol d. heater berfungsi e. ada gangguan pada RGB f. tidak ada gangguan pada warna merah g. ada gangguan pada warna hijau

S56 IC utama pin 21 (2,2 V dc), resistor 922 (100 Ohm), transistor V 922 (C 2688) a. tv focus b. cahaya terang c. terang bisa dikontrol d. heater berfungsi e. ada gangguan pada RGB f. tidak ada gangguan pada warna merah g. tidak ada gangguan pada warna hijau h. ada gangguan pada

Solusi

Untuk keadaan normal, kerusakan heater pada CRT jarang terjadi. Yang sering mengalami kerusakan adalah solderan yang berhubungan dengan heater dan resistor yang dipasang pada heater. Namun, apabila terjadi masalah pada heater, akibatnya sangat fatal, layar televisi akan gelap.

Gangguan sinyal merah (R) dari skema di samping dapat ditelusuri dari IC utama pin 19 (2,2 V dc), resistor 902 (100 Ohm), transistor V 902 (C 2688). Outputnya melalui konektor dengan sebuah resistor 908 (2,7 k Ohm) dan resistor beban untuk catu (12 k Ohm/3 watt) Jika terjadi masalah dengan sinyal merah, hanya komponen-komponen tersebutlah yang diperiksa kondisinya.

Gangguan sinyal hijau (G) dari skema dapat ditelusuri dari IC utama pin 20 (2,2 V dc), resistor 912 (100 Ohm), transistor V 912 (C 2688). Outputnya melalui kolektor dengan sebuah resistor 918 (2,7 k Ohm) dan resistor beban 917 untuk catu (12 k Ohm / 3 watt).

warna biru Gangguan sinyal biru (B) dapat ditelusuri dari IC utama pin 21 (2,2 V dc), resistor 922 (100 Ohm), transistor V 922 (C 2688). Outputnya melalui kolektor dengan sebuah resistor 928 (2,7 k Ohm) dan resistor beban 927 untuk catu (12 k Ohm/3 watt).

Ruang (Slots) ID Kerusakan Kerusakan Gejala Kerusakan

Isi (Fillers) S57 Output RGB pada IC utama a. tv focus b. cahaya terang c. terang bisa dikontrol d. heater berfungsi e. ada gangguan pada RGB f. tidak ada gangguan pada warna merah g. tidak ada gangguan pada warna hijau

S58 S59 CRT a. tv focus a. tv focus b. cahaya terang b. cahaya terang c. terang bisa dikontrol c. terang bisa dikontrol d. heater berfungsi d. heater berfungsi e. tidak ada gangguan pada e. tidak ada gangguan pada RGB RGB f. CRT masih muda f. CRT sudah tua

Solusi

h. tidak ada gangguan pada warna biru Menulusuri sinyal yang bermasalah dimulai dari output RGB pada IC utama: dapat dilihat dari gambar input CRT. Tegangan RGB pada input CRT dalam keadaan normal sekira 115 V dc. Jika tegangan RGB lebih dari 115 V dc atau mendekati nilai tegangan catu RGB (180 V dc), layar akan gelap. Ini berarti, transistor penguat RGB tidak bekerja karena sinyal input pada setiap kaki basisnya tidak ada.

Dalam mengganti CRT, yang Kerusakan bukan pada bagian sangat perlu diperhatikan CRT, periksa kemungkinan adalah ukuran CRT pengganti kerusakan pada bagian lain. harus benar-benar sama agar ketika dipasang mendapatkan hasil yang memuaskan. Ukuran CRT yang dimaksud adalah ukuran diagonal layar, ukuran diameter leher layar, dan letak kaki (heater, fokus, G2 dan pin RGB). Khusus untuk letak kaki, bisa saja dimodifikasi, tentunya dngan sangat hati-hati agar tidak terjadi kekeliruan, seperti kaki heater tertukar dengan kaki catu RGB. Hal ini akan langsung merusak lensa atau kaki fokus tertukar dengan G2. Jika ukuran leher CRT tidak sama, yoke dan purity magnet pada CRT pengganti harus dibawa serta.

Aturan Produksi (Rule) Rule 1 If gejala: TV mati total And sekring putus Then kerusakan pada blok power supply (S1) Rule 2 If gejala: TV mati total And sekring tidak putus And Tegangan Output Ada Then kerusakan pada Rangkaian horizontal, vertikal, dan suara (S2) Rule 3 If gejala: TV mati total And Sekring Tidak Putus And Tegangan Output Tidak Ada Then kerusakan pada blok Power Supply (bagian osilator) (S3) Rule 4 If gejala: TV hidup And Tegangan Power Supply Normal And gambar normal Then kerusakan bukan pada blok Power Supply (S4) Rule 5 If gejala: TV hidup And Tegangan Power Supply Tidak normal And Tegangan Power Supply naik lebih dari 130 V DC Then Kerusakan pada bagian Osilator Power Supply (S5) Rule 6 If gejala: TV hidup And Tegangan Power Supply Tidak normal And Tegangan Power Supply drop/tidak normal Then Kerusakan pada bagian kontrol Power Supply (S6) Rule 7 If gejala: TV hidup

And Tegangan Power Supply Normal And Gambar tidak normal And Gambar bergoyang And Goyangan kuat Then kerusakan pada Bagian yang berhubungan dengan tapis (S7) Rule 8 If gejala: TV hidup And Tegangan Power Supply Normal And Gambar tidak normal And Gambar bergoyang And Goyangan tidak kuat Then kerusakan pada Bagian yang berhubungan dengan tapis (S8) Rule 9 If gejala: TV hidup And Tegangan Power Supply Normal And gambar tidak normal And gambar normal And Gambar goyang kiri dan kanan Then Kerusakan pada bagian tapis di power supply (S9) Rule 10 If gejala: TV hidup And Tegangan Power Supply Normal And gambar tidak normal And gambar normal And gambar tidak goyang Then Kerusakan pada bagian tapis di power supply (S10) Rule 11 If gejala: TV mati And Steker terpasang dengan benar And tombol on And kontrol tidak berfungsi Then kerusakan pada Saklar push-on yang ada pada panel kontrol (S11) Rule 12 If gejala: TV hidup And kontrol tidak berfungsi

Then Kerusakan pada IC Program yang mati total (short) / tidak bekerja (S12) Rule 13 If gejala: TV hidup And Kontrol baik And OSD tidak tampil Then Kerusakan pada OSD (On Screen Display) (S13) Rule 14 If gejala: TV hidup And Kontrol baik And OSD tampil And gambar tampil And suara terdengar And tidak ada warna Then Kerusakan pada IC utama S(14) Rule 15 If gejala: TV hidup And Kontrol baik And OSD tampil And gambar tampil And suara tidak terdengar And warna ada Then Kerusakan pada IC utama (S15) Rule 16 If gejala: TV hidup And Kontrol baik And OSD tampil And gambar tampil And suara tidak terdengar And tidak ada warna Then kerusakan pada program pin ident (S16) Rule 17 If gejala: TV hidup And Kontrol baik And OSD tampil And gambar tidak tampil And suara terdengar

Then kerusakan pada IC utama atau pada rangkaian sebelumnya (input) (S17) Rule 18 If gejala: TV mati And Steker terpasang dengan benar And tombol on And control berfungsi Then kerusakan Bukan pada blok IC program/utama (S18) Rule 19 If gejala: TV mati And Steker terpasang dengan benar And tombol off Then (S19) Rule 20 If gejala: TV mati And Steker tidak terpasang dengan benar Then (S20) Rule 21 If gejala: TV hidup And Kontrol baik And OSD tampil And gambar tidak tampil And suara terdengar Then kerusakan pada Bagian utama gambar dan bagian output gambar pada IC utama (S21)

Rangkaian

IC

Rule 22 If gejala: UHF tidak dapat diterima And Sinyal VHF tidak dapat diterima And antena tidak terpasang dengan baik Then Antena (S22) Rule 23 If gejala: UHF dapat diterima And Sinyal VHF tidak dapat diterima Then kerusakan pada IC program pin UHF (S23)

Rule 24 If gejala: UHF dapat diterima And Sinyal VHF dapat diterima And gambar ada And gambar kabur And suara ada And suara tidak bersih Then Gangguan pada antena, kabel antena, konektor antena, pengaturan AGC (S24) Rule 25 If gejala: UHF dapat diterima And Sinyal VHF dapat diterima And gambar ada And gambar bersih And gambar cacat Then kerusakan pada AFT atau voltage tuning yang tidak stabil (S25) Rule 26 If gejala: UHF dapat diterima And Sinyal VHF dapat diterima And Gambar ada And Gambar bersih And Gambar tidak cacat And Suara ada And Suara bersih Then (S26)

Then kerusakan Pada tuner (S28) Rule 29 If gejala: UHF dapat diterima And Sinyal VHF dapat diterima And gambar tidak ada And tidak ada suara Then gangguan pada Tegangan catu daya pada tuner (S29) Rule 30 If gejala: suara terdengar And suara tidak bersih Then kerusakan pada Komponen pendukung pada bagian suara di IC utama (S30) Rule 31 If gejala: suara tidak terdengar And tidak bersuara sama sekali Then Kerusakan ada pada IC penguat suara (S31) Rule 32 If gejala: suara tidak terdengar And bersuara tidak jelas And suara kecil Then Kerusakan pada IC program (S32) Rule 33 If gejala: suara tidak terdengar And bersuara tidak jelas And suara tidak kecil Then (S33) Rule 34 If gejala: suara terdengar And suara bersih And suara tidak kecil Then (S34) Rule 35 If gejala: tv mati Then kerusakan pada Bagian Horizontal (S35)

Rule 27 If gejala: UHF dapat diterima And Sinyal VHF dapat diterima And gambar ada And gambar bersih And gambar tidak cacat And tidak ada suara Then Gangguan pada Posisi antenna (S27) Rule 28 If gejala: UHF dapat diterima And Sinyal VHF dapat diterima And gambar ada And gambar kabur And suara tidak ada

Rule 36 If gejala: tv hidup And tidak ada cahaya Then kerusakan pada Heater pada CRT (S36) Rule 37 If gejala: tv hidup And cahaya nyala And layar oval/trapezium Then kerusakan pada horizontal (S37)

And cahaya nyala And tidak oval/trapesium And melintang verticla And layar tidak vertikal And layar penuh And rolling tidak horizontal And blanking Then kerusakan pada Potensiometer (S41) Rule 42 If gejala: tv hidup And cahaya nyala And tidak oval/trapesium And melintang verticla And layar tidak vertikal And layar penuh And rolling tidak horizontal And tidak blanking And transistor putus terus Then kerusakan pada Kapasitor di kolektor transistor penguat horizontal, FBT, yoke (S42)

yoke

bagian

Rule 38 If gejala: tv hidup And cahaya nyala And layar tidak oval/trapesium And melintang vertikal And layar vertikal Then kerusakan pada Komponen yang berhubungan dengan yoke horizontal (S38) Rule 39 If gejala: tv hidup And cahaya nyala And tidak oval/trapesium And melintang verticla And layar tidak vertikal And layar tidak penuh Then gangguan pada Tegangan catu untuk FBT (S39) Rule 40 If gejala: tv hidup And cahaya nyala And tidak oval/trapesium And melintang verticla And layar tidak vertikal And layar penuh And rolling horizontal Then kerusakan pada horizontal pada IC utama hingga ke FBT (S40) Rule 41 If gejala: tv hidup

Rule 43 If gejala: tv hidup And cahaya nyala And tidak oval/trapesium And melintang verticla And layar tidak vertikal And layar penuh And rolling tidak horizontal And tidak blanking And normal Then (S43) Rule 44 If gejala: tv hidup And cahaya nyala And tidak oval/trapesium And melintang horizontal And layar horizontal Then kerusakan pada catu osilator vertikal di IC utama (S44)

Rule 45 If gejala: tv hidup And cahaya nyala And tidak oval/trapesium And melintang horizontal And layar tidak horizontal And layar menyempit keatas Then kerusakan pada Catu IC penguat vertikal (S45) Rule 46 If gejala: tv hidup And cahaya nyala And tidak oval/trapesium And melintang horizontal And layar tidak horizontal And tidak menyempit And layar menyempit bawah Then kerusakan pada Kapasitor tapis pada penguat vertikal (S46) Rule 47 If gejala: tv hidup And cahaya nyala And tidak oval/trapesium And melintang horizontal And layar tidak horizontal And tidak menyempit And tidak menyempit And layar menyempit bawah dan atas Then kerusakan pada Penguat vertikal (S47) Rule 48 If gejala: tv hidup And cahaya nyala And tidak oval/trapesium And melintang horizontal And layar tidak horizontal And tidak menyempit And tidak menyempit And tidak menyempit And rolling vertical Then kerusakan pada Sinkronisasi vertikal (S48)

Rule 49 If gejala: tv hidup And cahaya nyala And tidak oval/trapesium And melintang horizontal And layar tidak horizontal And tidak menyempit And tidak menyempit And tidak menyempit And tidak rolling vertical Then (S49) Rule 50 If gejala: tv tidak focus Then kerusakan pada Potensioner untuk fokus pada FBT (S50)

Rule 51 If gejala: tv focus And cahaya gelap Then kerusakan pada Tegangan yang dikeluarkan FBT untuk screen (S51) Rule 52 If gejala: tv focus And cahaya terang And terang tidak bisa dikontrol Then kerusakan pada Catu 180 V dc bersumber dari FBT (S52) Rule 53 If gejala: tv focus And cahaya terang And terang bisa dikontrol And heater tidak berfungsi Then kerusakan pada Heater pada CRT (S53) Rule 54 If gejala: tv focus And cahaya terang And terang bisa dikontrol And heater berfungsi

And ada gangguan pada RGB And ada gangguan pada warna merah Then kerusakan pada IC utama pin 19 (2,2 V dc), resistor 902 (100 Ohm), transistor V 902 (C 2688) (S54) Rule 55 If gejala: tv focus And cahaya terang And terang bisa dikontrol And heater berfungsi And ada gangguan pada RGB And tidak ada gangguan pada warna merah And ada gangguan pada warna hijau Then kerusakan pada IC utama pin 20 (2,2 V dc), resistor 912 (100 Ohm), transistor V 912 (C 2688) (S55) Rule 56 If gejala: tv focus And cahaya terang And terang bisa dikontrol And heater berfungsi And ada gangguan pada RGB And tidak ada gangguan pada warna merah And tidak ada gangguan pada warna hijau And ada gangguan pada warna biru Then kerusakan pada IC utama pin 21 (2,2 V dc), resistor 922 (100 Ohm), transistor V 922 (C 2688) (S56) Rule 57 If gejala: tv focus And cahaya terang And terang bisa dikontrol And heater berfungsi And ada gangguan pada RGB And tidak ada gangguan pada warna merah And tidak ada gangguan pada warna hijau And tidak ada gangguan pada warna biru Then kerusakan pada Output RGB pada IC utama (S57) Rule 58 If gejala: tv focus And cahaya terang

And terang bisa dikontrol And heater berfungsi And tidak ada gangguan pada RGB And CRT sudah tua Then kerusakan pada CRT (S58) Rule 59 If gejala: tv focus And cahaya terang And terang bisa dikontrol And heater berfungsi And tidak ada gangguan pada RGB And CRT masih muda Then (S59)

You might also like