You are on page 1of 26

TEMPE MENGATASI DIARE

Makanan Tempe ternyata bisa mengatasi diare. Produk dari kacang kedelai ini mengandung bahan-bahan tertentu yang bisa mencegah bakteri penjangkit penyakit menempel di dinding usus. Demikian hasil penelitian mikrobiolog pangan dari Universitas Wageningen, Belanda Petra Roubos. Menurut Roubos, Tempe adalah 'semacam kue kacang kedelai yang berjamur dan beragi'. Sejumlah kalangan sudah lama menyatakan tempe dapat mengobati diare. Roubos ingin membuktikan apakah hal itu benar. Ia memasukkan sepotong tempe pada sel-sel usus yang sudah dibiakkan. Ternyata tempe mampu mempersulit bakter penjangkit penyakit menempel di sel-sel tersebut. Menempelnya bakteri adalah stadium awal infeksi yang menyebabkan diare. Sumber: http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/10/10/15/140366-diare-cobalah-makan-tempe-inihasil-riset-lho

BOGOR (Pos Kota) Diare salah satu masalah kesehatan utama di negara berkembang yang
menyebabkan kematian sekitar 3 juta penduduk setiap tahun. Di Indonesia, setiap anak mengalami episode diare sebanyak 1,6 2 kali per tahun. Pada tahun 2004, diare merupakan penyakit dengan frekuensi KLB kelima terbanyak setelah DBD, Campak, Tetanus Neonatorium dan keracunan makanan. Diare dapat disebabkan oleh infeksi, malabsorbsi, alergi, keracunan, immuno defisiensi, dan penyebab lain. Adapun penyebab-penyebab tersebut sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor misalnya keadaan gizi, kebiasaan atau perilaku, sanitasi lingkungan, dan sebagainya. Tempe, makanan asli Indonesia yang sudah dikenal masyarakat sejak berabad-abad silam terbukti dapat sebagai obat, yakni antara lain bersifat antibiotik terhadap kuman yang umum menyebabkan diare.

Sebagai makanan, tempe mengandung prebiotik yang bermanfaat untuk keseimbangan flora normal usus dan memperbaiki penyerapan air dan elektrolit serta tidak bersifat iritabel terhadap usus. Sebagai zat gizi, tempe memiliki kandungan gizi yang lebih tinggi dibanding bahan bakunya. Tempe sangat mudah dicerna, sehingga baik untuk orang yang terkena gangguan pencernaan seperti diare. Proses pembuatan tempe juga akan menghambat bahkan menghentikan aktivitas zat antigizi. Pemberian tempe pada penderita diare memerlukan strategi tersendiri mengingat penderita diare umumnya mengalami penurunan nafsu makan dan mual serta tidak jarang disertai muntah. Terlebih pada anak-anak, pemberian asupan makanan seringkali menjadi masalah yang memperburuk penyakit. Pada keadaan seperti itu, makanan akan lebih mudah diterima dalam bentuk cairan. Selain itu, bentuk susu bubuk memiliki keunggulan dalam hal masa penyimpanan yang lebih lama, sehingga akan lebih mudah disimpan dan didistribusikan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mira Dewi, Faisal Anwar, Ali Komsan, dan Dadang Sukandar dari Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor (IPB) tentang pengembangan produk tempe dalam bentuk susu bubuk menunjukkan bahwa pemberian tempe dalam bentuk susu (bubuk) dapat diterima dengan cukup baik oleh penderita.

Penelitian ini berhasil memformulasi pembuatan produk bubuk susu tempe berikut dengan analisis sifat kimia dan fisik produk, uji daya terima produk, serta uji klinis produk pada kasus diare pada sampel anak usia 2 5 tahun. Teknologi pengolahan memiliki peranan besar dalam menghasilkan produk minuman fungsional berbasis tempe ini. Agar rasa dan aromanya bisa diterima oleh penderita diare, maka selain tersusun dari tepung tempe, dalam proses pengolahannya ditambahkan bahan-bahan diantaranya susu instan full cream, garam, sukralosa, serta flavor, mocca misalnya. Untuk melihat dosis bubuk tempe yang dapat diterima oleh konsumen digunakan dosis 12,5 gram dan 25 gram dan dosis susu instant digunakan konsentrasi 0, 2,5 dan 4 gram untuk setiap 25 gram dan 12,5 gram bubuk tempe. Dari perbandingan hasil uji sifat kimia, fisik dan organoleptik diketahui bahwa waktu fermentasi optimal untuk mendapatkan mutu dan penerimaan terbaik adalah lama fermentasi 36 jam.

Uji klinis mengenai manfaat produk ini untuk membantu penyambuhan diare pada anak-anak penting dilakukan, mengingat tempe mengalami berbagai tahapan proses dalam pengolahannya menjadi susu bubuk, yang bisa jadi berpengaruh terhadap manfaatnya dari segi klinis. Hasil intervensi tempe atau produk susu tempe selama dua hari yang dilakukan tim peneliti pada anak penderita diare akut secara nyata mempercepat penurunan frekuensi diare yang dianalisis berdasarkan perkembangan klinis selama 5 hari. Hasil penelitian ini mempunyai arti penting dalam mewujudkan diversifikasi olahan produk tempe, yang tidak hanya bergizi tinggi tetapi juga mempunyai khasiat obat. (yopi/B)

Tahu Kedelai Lebih Banyak Efek Buruknya Daripada Tempe RABU, 16 JUNI 2010 09:53

Makanan berbahan kedelai yang belum terfermentasi seperti tahu dan susu kedelai, dianggap rentan mengandung zat berbahaya yang mengancam kesehatan tubuh. Kedelai nonfermentasi rentan menghambat pencernaan protein, menahan penyerapan mineral, dan mengganggu metabolisme ketimbang produk kedelai yang sudah terfermentasi seperti tempe. (foto: google)

Tahu dan tempe begitu populer sebagai makanan murah yang kaya gizi. Kandungan rendah lemak dan tinggi asam lemak omega 3 dalam bahan baku utamanya, yakni kedelai, banyak dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas kesehatan tubuh. Pakar gizi dari Rumah Sakit St George, London, Catherine Collins, mengatakan, nutrisi yang terdapat dalam kedelai baik untuk menjaga kesehatan jantung. Tak heran jika tempe tersaji dalam menu diet penderita jantung. Catherine menambahkan, biji kededai juga mengandung tujuh asam amino penting yang dibutuhkan untuk menjaga dan memperbaiki gangguan jaringan tubuh, mulai dari otot hingga rambut. Namun, di balik manfaat kedelai, perlu kejelian dalam mengonsumsinya. Pastikan kita mengonsumsi makanan berbahan kedelai yang telah terfermentasai untuk mendapat manfaatnya. Produk terfermentasi adalah produk kedelai yang aman dan sangat baik buat kesehatan seperti tempe, kecap, miso, dan kecambah kedelai. Sementara makanan berbahan kedelai yang belum terfermentasi seperti tahu dan susu kedelai, dianggap rentan mengandung zat berbahaya yang mengancam kesehatan tubuh. Kedelai nonfermentasi rentan menghambat pencernaan protein, menahan penyerapan mineral, dan mengganggu metabolisme. Kandungan genistein dan daidzein, yang menyerupai hormon estrogen juga dapat mempengaruhi kesuburan. Studi di Amerika juga menemukan kandungan isoflavone dalam kedelai nonfermentasi yang justru memperburuk kondisi pengidap kanker payudara. Isoflavone berpotensi merangsang sel tumor payudara untuk membelah dan berkembang biak. Bagi setiap perempuan pasti akan mengalami menopause. Namun jangan khawatir, karena Anda tetap bisa tampil sehat dan cantik setelah menopause. Salah satunya adalah dengan rajin mengonsumsi tempe. Menopause merupakan suatu proses penuaan alami dalam kehidupan seorang perempuan. Hal ini disebabkan oleh

proses penuaan pada ovarium yang merupakan proses alami, maupun proses 'buatan' seperti operasi pengangkatan indung telur yang umumnya terjadi pada wanita berusia 46 - 52 tahun. Pada masa sebelum atau sesudah penghentian menstruasi tersebut terdapat suatu interval yang disebut perimenopause, dimana terjadi perubahan hormonal yang mengakibatkan siklus haid menjadi tak teratur dan mulai muncul tanda-tanda kekurangan hormon wanita (estrogen). Meski menopause adalah hal yang alami, menurut dr. Med. Ali Baziad, SPOG-KFER, "penderitaan" sebelum dan setelah menopause-lah yang tidak alami. "Selama ini ada anggapan di masyarakat bahwa keluhan menopause merupakan suatu hal yang alami dan pasti terjadi pada setiap perempuan. Akibatnya, mereka kurang peduli dan merasa tak perlu terapi. Padahal sebetulnya keluhan menopause bisa diatasi, lho," tuturnya. Keluhan jangka panjang perempuan yang mengalami menopause meliputi osteoporosis atau pengeroposan tulang, penyakit jantung koroner, pikun dan stroke. Kok bisa? "Hal ini terjadi karena pada saat menopause, kadar hormon estrogen dalam tubuh seorang perempuan mengalami fluktuasi, sehingga menyebabkan keluhan jangka pendek. Kadar estrogen tersebut nantinya akan mengalami penurunan sampai mencapai titik terendah yang akan meningkatkan risiko kardiovaskular (jantung) dan osteoporosis," jelas Baziad. TERAPI SULIH HORMON Namun, tak perlu khawatir, karena gejala-gejala tersebut dapat dicegah dengan melakukan diet, olahraga, serta pemberian suplemen, semisal kalsium. Selain melalui pencegahan, menopause juga dapat ditangani dengan pengobatan. Salah satunya adalah dengan menggunakan terapi sulih hormon (TSH). Terapi ini merupakan salah satu cara untuk memulihkan kadar hormon yang menurun pada menopause, yaitu dengan memberikan obat-obat yang mengandung satu atau lebih jenis hormon (estrogen atau kombinasi estrogen dan progesteron). Namun, terapi ini kurang populer di masyarakat negara-negara berkembang, karena ketakutan akan efek samping yang mungkin terjadi pada penggunaan jangka panjang, selain harga yang relatif mahal. Adanya ketidakpuasan dan ketakutan terhadap TSH ini melatarbelakangi pengembangan pendekatan alternatif penanganan menopause, yaitu dengan pemberdayaan gaya hidup sehat dan natural, antara lain berupa diet fitoestrogen. "Fitoestrogen merupakan bahan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang mempunyai struktur kimia dan aktivitas biologis yang menyerupai hormon estrogen dalam tubuh," jelas Baziad. Salah satu jenis fitoestrogen yang banyak diteliti pengunaannya adalah isoflavon, yaitu fitoestrogen yang berasal dari protein soy (kedelai) dan memiliki efek menyerupai estrogen alami, sehingga dapat menurunkan risiko penyakit pada masa menopause. Karena berasal dari alam, isoflavon relatif sangat aman. Menurut Baziad, isoflavon mempunyai keuntungan, antara lain tidak menyebabkan kanker payudara, melindungi jantung dari penyakit jantung koroner (PJK), mencegah osteoporosis dan hot-flushes, tidak menurunkan daya ingat, sebagai antioksidan, mengencangkan payudara dan tetap menstabilkan fungsi ginjal. "Isoflavon tidak menyebabkan kanker payudara ataupun kanker rahim, malah sebaliknya memberikan efek protektif terhadap kedua organ tersebut." Selain itu, isoflavon kedelai juga memperbaiki fungsi berpikir yang mencegah pikun. Berbeda dengan TSH yang berasal dari hormon si perempuan itu sendiri dan diberikan sesudah mengalami menopause, isoflavon bisa digunakan sebelum seorang perempuan mengalami menopause.

SEHAT DENGAN TEMPE Dibanding dengan penggunaan TSH yang mahal karena harus diminum setiap hari, isoflavon relatif lebih murah, mudah didapat dan tidak mempunyai efek samping. Anda dapat mendapatkan sumber isoflavon alami pada tumbuhtumbuhan misalnya kacang merah, kecambah atau kedelai. Kacang kedelai dapat memperbaiki lipoprotein dalam darah dan menurunkan kadar kolesterol jahat, karena tidak mengandung kolesterol. Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi protein kedelai mempunyai efek menurunkan kolesterol. Salah satu contoh makanan yang gampang ditemui sekaligus mengandung isoflavon tinggi adalah tempe. Tentu ada syaratnya. "Kalau pingin mendapat manfaat isoflavon dari tempe, sebaiknya tempe tersebut diolah dengan cara direbus atau dikukus. Kalau digoreng, manfaatnya akan berkurang, karena minyak yang digunakan untuk menggoreng dapat menambah kadar kolesterol dalam darah," ujar Baziad. Ya, Anda harus pintar-pintar mengolah produk kedelai ini agar khasiatnya terasa. Anda juga bisa membuat olahan sayur dari tempe atau dibacem. Bagaimana dengan susu kedelai? "Kadar isoflavon dalam susu kedelai malah rendah. Selain itu, kadar kolesterolnya pun telah tinggi, sehingga efek positifnya menurun," tambahnya. Untuk isoflavon alami ini tidak ada patokan berapa gram yang harus dikonsumsi setiap harinya. Juga bisa dikonsumsi kapan saja. Efek samping fitoestrogen pun hingga saat ini belum ditemukan. Bila Anda tak punya banyak waktu untuk mengolah tempe, Anda bisa menggunakan cara yang lebih praktis, yaitu dengan mengonsumsi kapsul isoflavon yang kini telah dijual di pasaran. Kapsul isoflavon mengandung 50 mg isoflavon. Dari hasil uji coba, 1 cangkir kedelai bermutu bagus setara dengan 25 mg kapsul isoflavon. Bagaimana dengan efek samping fitoestrogen dalam bentuk kapsul? "Hingga saat ini belum ada pasien yang melaporkan dan belum ada keluhan apa-apa. Jadi, terserah pasien, mau pilih yang alami atau yang praktis," tutur Baziad. Jadi, untuk tampil cantik dan sehat di masa menopause ternyata tidak sulit, bukan? Tak ada salahnya mulai sekarang Anda memperbanyak konsumsi tempe. Kebanyakan orang paham bahwa kedelai mengandung protein tinggi, tapi banyak yang belum tahu bahwa kedelai adalah sumber utama isoflavon, yang telah terbukti memiliki sejumlah manfaat bagi tubuh. "Salah satunya terbukti mampu mengurangi garis-garis dan kerutan pada wajah dan mencegah penuaan dini," Profesor Dr Ir Deddy Muchtadi, MS, ahli pangan dan gizi dari Institut Pertanian Bogor, memaparkannya dalam sebuah diskusi di Jakarta, Kamis lalu. Profesor Dr dr Prasetyowati Subchan dari Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Universitas Diponegoro, Semarang, mengatakan penuaan terjadi akibat penurunan kadar hormon atau disebut neuro endokrin. Artinya, dengan bertambahnya usia, kadar hormon menurun dan kemampuan memperbaiki diri mulai turun, termasuk kulit. Prasetyowati menambahkan, proses penuaan bisa terjadi akibat radikal bebas yang berasal dari dalam tubuh ataupun dari luar tubuh yang menyebabkan terjadinya kerusakan pada kulit. Hal ini juga dipengaruhi oleh lingkungan, seperti sinar matahari, angin, suhu, polusi, alkohol, kopi, stres, ataupun penyakit menahun. Ironisnya, proses penuaan kulit sudah dimulai ketika seseorang menginjak usia 25 tahun. "Karenanya, dibutuhkan asupan estrogen nabati untuk mencegah keluhan akibat proses penuaan dini," ucapnya. Nah, ternyata estrogen berpengaruh banyak terhadap kulit, seperti pada mitosis sel keratinosit, firoblas untuk mensintesis kolagen, elastin dan substansia yang menjadi dasar makroprotein, perdarahan dermis yang memberi nutrisi untuk epidermis, serta produksi kelenjar minyak yang menjaga kelembapan kulit.

Prasetyowati menyebutkan salah satu solusi untuk jumlah hormon yang berkurang itu dengan asupan fitoestrogen-jenis estrogen dari tumbuh-tumbuhan. Nah isoflavon merupakan salah satu fitoestrogen yang menyerupai hormon estrogen sehingga dapat berinteraksi dengan reseptor estrogen. Dia menambahkan, isoflavon kedelai yang bertaut dengan reseptor estrogen akan memacu fibrosit untuk memproduksi glikosaminolikan dalam lapisan kulit yang akan menahan kadar air. Selain itu, isoflavon dari kedelai ini dapat menjaga keseimbangan hormonal sehingga berbagai perubahan pada kulit dapat dihambat. Selain itu, kandungan ini berfungsi sebagai antioksidan. Isoflavon dari bahan kedelai dapat menggantikan hormon sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan sintesis kolagen tipe II, ketebalan epidermis, dan faktor kelembapan alami. Penelitian tentang khasiat isoflavon kerap dilakukan. Penelitian di Jepang terhadap 26 responden wanita berusia 3040 tahun mengungkapkan bahwa konsumsi isoflavon selama tiga bulan ternyata mampu menahan kondisi kerutan sehingga tidak menjadi parah serta memperbaiki kekenyalan kulit. Di dalam negeri, penelitian yang dilakukan Prasetyowati mengungkapkan, konsumsi isoflavon kedelai 160 miligram per hari selama tiga bulan pada 30 wanita pramenopause dapat menghambat panjang telomer sebagai tolak ukur jam penuaan dan meningkatnya kelembapan kulit. Para partisipan diberi kapsul berisi ekstrak isoflavon kedelai tempe selama tiga bulan, tepung kedelai dengan takaran 40 miligram empat kali sehari, sehingga totalnya 160 mg per hari Hasilnya, proses penuaan dapat dihambat. Selain itu, asupan tersebut dapat mempertahankan kelembapan kulit atau mengurangi risiko kulit kering. Prasetyowati menyarankan agar kaum perempuan tidak ragu mengkonsumsi kedelai dan produknya serta berdiet dengan mengkonsumsi fitoestrogen untuk menjamin kulit sehat sekaligus memperlambat proses penuaan. Namun, bukan sembarang camilan dengan bahan dasar kedelai. Deddy mengatakan pentingnya memperhatikan proses pengolahan kedelai. "Seperti tempe dan tahu yang digoreng, kandungan isoflavonnya sudah hilang," katanya. Deddy menawarkan solusi, yakni menghancurkan atau mengukus makanan tersebut. Menurut dia, tempe atau tahu yang masih baru dan segar bisa langsung dihaluskan menggunakan blender. "Setiap hari saya selalu mengkonsumsi tempe yang dihancurkan dengan blender. Agar tidak bosan, saya mencampur dengan sirop atau air jeruk," ucapnya. (fn/vs/km/tm) www.suaramedia.com

EFEK SAMPING TEMPE


nih kasiat dan kandungan gizi tempe Tempe berpotensi untuk digunakan melawan radikal bebas, sehingga dapat menghambat proses penuaan dan mencegah terjadinya penyakit degeneratif (aterosklerosis, jantung koroner, diabetes melitus, kanker, dan lain-lain). Selain itu tempe juga mengandung zat antibakteri penyebab diare, penurun kolesterol darah, pencegah penyakit jantung, hipertensi, dan lain-lain. Komposisi gizi tempe baik kadar protein, lemak, dan karbohidratnya tidak banyak berubah dibandingkan dengan kedelai. Namun, karena adanya enzim pencernaan yang dihasilkan oleh kapang tempe, maka protein, lemak, dan karbohidrat pada tempe menjadi lebih mudah dicerna di dalam tubuh dibandingkan yang terdapat dalam kedelai. Oleh karena itu, tempe sangat baik untuk diberikan kepada segala kelompok umur (dari bayi hingga lansia), sehingga bisa disebut sebagai makanan semua umur. Dibandingkan dengan kedelai, terjadi beberapa hal yang menguntungkan pada tempe. Secara kimiawi hal ini bisa dilihat dari meningkatnya kadar padatan terlarut, nitrogen terlarut, asam amino bebas, asam lemak bebas, nilai cerna, nilai efisiensi protein, serta skor proteinnya. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa zat gizi tempe lebih mudah dicerna, diserap, dan dimanfaatkan tubuh dibandingkan dengan yang ada dalam kedelai. Ini telah dibuktikan pada bayi dan anak balita penderita gizi buruk dan diare kronis. Dengan pemberian tempe, pertumbuhan berat badan penderita gizi buruk akan meningkat dan diare menjadi sembuh dalam waktu singkat. Pengolahan kedelai menjadi tempe akan menurunkan kadar raffinosa dan stakiosa, yaitu suatu senyawa penyebab timbulnya gejala flatulensi (kembung perut). Mutu gizi tempe yang tinggi memungkinkan penambahan tempe untuk meningkatkan mutu serealia dan umbi-umbian. Hidangan makanan sehari-hari yang terdiri dari nasi, jagung, atau tiwul akan meningkat mutu gizinya bila ditambah tempe. Sepotong tempe goreng (50 gram) sudah cukup untuk meningkatkan mutu gizi 200 g nasi. Bahan makanan campuran beras-tempe, jagung-tempe, gaplek-tempe, dalam perbandingan 7:3, sudah cukup baik untuk diberikan kepada anak balita. Asam Lemak Selama proses fermentasi tempe, terdapat tendensi adanya peningkatan derajat ketidakjenuhan terhadap lemak. Dengan demikian, asam lemak tidak jenuh majemuk (polyunsaturated fatty acids, PUFA) meningkat jumlahnya. Dalam proses itu asam palmitat dan asam linoleat sedikit mengalami penurunan, sedangkan kenaikan terjadi pada asam oleat dan linolenat (asam linolenat tidak terdapat pada kedelai). Asam lemak tidak jenuh mempunyai efek penurunan terhadap kandungan kolesterol serum, sehingga dapat menetralkan efek negatif sterol di dalam tubuh. Vitamin Dua kelompok vitamin terdapat pada tempe, yaitu larut air (vitamin B kompleks) dan larut lemak (vitamin A, D, E, dan K). Tempe merupakan sumber vitamin B yang sangat potensial. Jenis vitamin yang terkandung dalam tempe antara lain vitamin B1 (tiamin), B2 (riboflavin), asam pantotenat, asam nikotinat (niasin), vitamin B6 (piridoksin), dan B12 (sianokobalamin). Vitamin B12 umumnya terdapat pada produk-produk hewani dan tidak dijumpai pada makanan nabati (sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian), namun tempe mengandung vitamin B12 sehingga tempe menjadi satu-satunya sumber vitamin yang potensial dari bahan pangan nabati. Kenaikan kadar vitamin B12

paling mencolok pada pembuatan tempe; vitamin B12 aktivitasnya meningkat sampai 33 kali selama fermentasi dari kedelai, riboflavin naik sekitar 8-47 kali, piridoksin 4-14 kali, niasin 2-5 kali, biotin 2-3 kali, asam folat 4-5 kali, dan asam pantotenat 2 kali lipat. Vitamin ini tidak diproduksi oleh kapang tempe, tetapi oleh bakteri kontaminan seperti Klebsiella pneumoniae dan Citrobacter freundii. Kadar vitamin B12 dalam tempe berkisar antara 1,5 sampai 6,3 mikrogram per 100 gram tempe kering. Jumlah ini telah dapat mencukupi kebutuhan vitamin B12 seseorang per hari. Dengan adanya vitamin B12 pada tempe, para vegetarian tidak perlu merasa khawatir akan kekurangan vitamin B12, sepanjang mereka melibatkan tempe dalam menu hariannya. Mineral Tempe mengandung mineral makro dan mikro dalam jumlah yang cukup. Jumlah mineral besi, tembaga, dan zink berturut-turut adalah 9,39; 2,87; dan 8,05 mg setiap 100 g tempe. Kapang tempe dapat menghasilkan enzim fitase yang akan menguraikan asam fitat (yang mengikat beberapa mineral) menjadi fosfor dan inositol. Dengan terurainya asam fitat, mineral-mineral tertentu (seperti besi, kalsium, magnesium, dan zink) menjadi lebih tersedia untuk dimanfaatkan tubuh. Antioksidan Di dalam tempe juga ditemukan suatu zat antioksidan dalam bentuk isoflavon. Seperti halnya vitamin C, E, dan karotenoid, isoflavon juga merupakan antioksidan yang sangat dibutuhkan tubuh untuk menghentikan reaksi pembentukan radikal bebas. Dalam kedelai terdapat tiga jenis isoflavon, yaitu daidzein, glisitein, dan genistein. Pada tempe, di samping ketiga jenis isoflavon tersebut juga terdapat antioksidan faktor II (6,7,4-trihidroksi isoflavon) yang mempunyai sifat antioksidan paling kuat dibandingkan dengan isoflavon dalam kedelai. Antioksidan ini disintesis pada saat terjadinya proses fermentasi kedelai menjadi tempe oleh bakteri Micrococcus luteus dan Coreyne bacterium. Penuaan (aging) dapat dihambat bila dalam makanan yang dikonsumsi sehari-hari mengandung antioksidan yang cukup. Karena tempe merupakan sumber antioksidan yang baik, konsumsinya dalam jumlah cukup secara teratur dapat mencegah terjadinya proses penuaan dini. Penelitian yang dilakukan di Universitas North Carolina, Amerika Serikat, menemukan bahwa genestein dan fitoestrogen yang terdapat pada tempe ternyata dapat mencegah kanker prostat dan payudara. materi referensi: no pays no games

Komposisi Gizi Tempe Kalahkan Daging


by ..:: MUHAMMAD ASFAR ::.. on Nov.22, 2009, under Ilmu Pangan dan Gizi

Tempe merupakan bahan pangan yang bernilai gizi tinggi terutama sebagia sumber protein. Selain itu tempe mengandung zat gizi lain dalam jumlah berarti, seperti karbohidrat, lemak, mineral dan vitamin. Komposisi gizi tempe dibandingkan dengan daging dapat dilihat pada tabel. Komposisi Gizi tempe dan daging dalam 100 gram

Sumber : Hermana, Mien Karmini, dan Darwin Karyadi. komposisi gizi tempe serta manfaatnya dalam peninggkatan Gizi Pangan dalam Bunga Rampai Tempe Indonesia, Yayasan Tempe Indonesia, 1996. Kandungan protein tempe bisa dikatakan sama dengan daging. Begitu juga dengan mutunya. Tempe mengandung kesembilan asam amino esensial dalam jumlah cukup, kecuali metionon yang sedikit di bawah pola acuan patokan FAO/ WHO, yaitu 78 %. Kandungan lemak tempe jauh lebih rendah dari pada daging. Ini dapat dimanfaatkan oleh mereka yang kegemukan atau untuk menurunkan atau mempertahankan kadar kolestrol darah. Kalsium, yang diperlukan untuk pembentukan tulang dan mencegah kerapuhan tulang, lebih banyak ditemukan dalam tempe dari pada daging. Disamping itu, ketersediaan kalsium (kalsium yang dapat diserap) mningkat karena proses fermentasi. Kandungan besi tempe juga lebih tinggi dari pada daging. Seperti halnya kalsium, ketersediaan besi tempe juga lebih baik dari kedelei. Besi diperlukan untuk mencegah dan menanggulangi anamia. Tempe juga mengandung mineralmineral lain dengan ketersediaan yang baik seperti Seng (zn) dan Tembaga (cu). Kedua mineral ini nmerupakan bagian dari enzim-enzim yang berperan dalam aspek metabolisme, fungsi kekebalan , pembentukan sel darah merah, dan sebagai anti oksidan. Dalam hal vitamin, tempe mebgandung lebih banyak Tiamin (B1), Vitamin B12, dan vitamin-vitamin B lainnya dibandingkan dengan daging. Tempe merupakan satu-satunya bahan nabati yang mengandung vitamin B 12 yakni vitamin yang diperlukan untuk mencegah anemia megaloblastik. Vitamin kelompok B ini berperan sebagai koenzim dalam metabolisme energi dan reaksi-reaksi lain dalam tubuh. Selama fermentasi juga dibentuk vitamin-vitamin larut lemak atau prekursornya seperti Beta-karoten, ergosterol, dan vitamin E. Beta karoten adalah prekursor vitaamin A yang berperang dalam pengelihatan, mencegah kekeringan kulit, pertumbuhan, dan mempunyai fungsi kekebalan. Ergosterol adalah prekusor vitamin D yang berperan dalam pembentukan tulang dan mencegah tulang rapuh. Vitamin A dan E berperan pula sebagai anti oksidan. Tempe mengandung serat larut air dalam yang cukup berarti. Fungsinya melacarkan pencernaan makanan, mencegah konstipasi, mencegah kanker usus besar, memelihara kolestrol darah dalam batas normal, dan memperlambat penyerapan gula sehingga menguntungkan pasien diabetes militus. Aspek gizi lain yang menguntungkan adalah tempe mudah dicernakan. Sebabnya, enzim yang terbentuk selama proses fermentasi menguaraikan zat-zat gizi makro, seperti protein dan lemak menjadi komponen-komponen yang lebih kecil yaitu

asam amino, asam lemak, dan gula sederhana yang tidak membutuhkan proses pencernaan lagi dan siap diserap oleh tubuh.

Tempe
Belum Diperiksa

Artikel ini membutuhkan lebih banyak catatan kaki untuk pemastian.


Silakan bantu memperbaiki artikel ini dengan menambahkan catatan kaki.

Untuk kegunaan lain dari Tempe, lihat Tempe (disambiguasi).

Potongan tempe yang belum dimasak.

Tempe adalah makanan yang dibuat dari fermentasi terhadap biji kedelai atau beberapa bahan lain yang menggunakan beberapa jenis kapang Rhizopus, sepertiRhizopus oligosporus, Rh. oryzae, Rh. stolonifer (kapang roti), atau Rh. arrhizus. Sediaan fermentasi ini secara umum dikenal sebagai "ragi tempe". Kapang yang tumbuh pada kedelai menghidrolisis senyawa-senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana yang mudah dicerna oleh manusia. Tempe kaya akanserat pangan, kalsium, vitamin B dan zat besi. Berbagai macam kandungan dalam tempe mempunyai nilai obat, seperti antibiotika untuk menyembuhkan infeksi danantioksidan pencegah penyakit degeneratif. Secara umum, tempe berwarna putih karena pertumbuhan miselia kapang yang merekatkan bijibiji kedelai sehingga terbentuk tekstur yang memadat. Degradasi komponen-komponen kedelai pada fermentasi membuat tempe memiliki rasa dan aroma khas. Berbeda dengan tahu, tempe terasa agak masam. Tempe banyak dikonsumsi di Indonesia, tetapi sekarang telah mendunia. Kaum vegetarian di seluruh dunia banyak yang telah menggunakan tempe sebagai pengganti daging. Akibatnya sekarang tempe diproduksi di banyak tempat di dunia, tidak hanya di Indonesia. Berbagai penelitian di sejumlah negara, seperti Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat. Indonesia juga sekarang berusaha

mengembangkan galur(strain) unggul Rhizopus untuk menghasilkan tempe yang lebih cepat, berkualitas, atau memperbaiki kandungan gizi tempe. Beberapa pihak mengkhawatirkan kegiatan ini dapat mengancam keberadaan tempe sebagai bahan pangan milik umum karena galur-galur ragi tempe unggul dapat didaftarkan hak patennya sehingga penggunaannya dilindungi undang-undang (memerlukan lisensi dari pemegang hak paten).

Khasiat dan Kandungan Gizi Tempe


Tempe berpotensi untuk digunakan melawan radikal bebas, sehingga dapat menghambat proses penuaan dan mencegah terjadinya penyakit degeneratif (aterosklerosis, jantung koroner, diabetes melitus, kanker, dan lain-lain). Selain itu tempe juga mengandung zat antibakteri penyebab diare, penurun kolesterol darah, pencegah penyakit jantung, hipertensi, dan lain-lain.

Komposisi gizi tempe baik kadar protein, lemak, dan karbohidratnya tidak banyak berubah dibandingkan dengan kedelai. Namun, karena adanya enzim pencernaan yang dihasilkan oleh kapang tempe, maka protein, lemak, dan karbohidrat pada tempe menjadi lebih mudah dicerna di dalam tubuh dibandingkan yang terdapat dalam kedelai. Oleh karena itu, tempe sangat baik untuk diberikan kepada segala kelompok umur (dari bayi hingga lansia), sehingga bisa disebut sebagai makanan semua umur.

Dibandingkan dengan kedelai, terjadi beberapa hal yang menguntungkan pada tempe. Secara kimiawi hal ini bisa dilihat dari meningkatnya kadar padatan terlarut, nitrogen terlarut, asam amino bebas, asam lemak bebas, nilai cerna, nilai efisiensi protein, serta skor proteinnya.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa zat gizi tempe lebih mudah dicerna, diserap, dan dimanfaatkan tubuh dibandingkan dengan yang ada dalam kedelai. Ini telah dibuktikan pada bayi dan anak balita penderita gizi buruk dan diare kronis.

Dengan pemberian tempe, pertumbuhan berat badan penderita gizi buruk akan meningkat dan diare menjadi sembuh dalam waktu singkat. Pengolahan kedelai menjadi tempe akan menurunkan kadar raffinosa dan stakiosa, yaitu suatu senyawa penyebab timbulnya gejala flatulensi (kembung perut).

Mutu gizi tempe yang tinggi memungkinkan penambahan tempe untuk meningkatkan mutu serealia dan umbi-umbian. Hidangan makanan sehari-hari yang terdiri dari nasi, jagung, atau tiwul akan meningkat mutu gizinya bila ditambah tempe.

Sepotong tempe goreng (50 gram) sudah cukup untuk meningkatkan mutu gizi 200 g nasi. Bahan makanan campuran beras-tempe, jagung-tempe, gaplek-tempe, dalam perbandingan 7:3, sudah cukup baik untuk diberikan kepada anak balita.

Asam Lemak

Selama proses fermentasi tempe, terdapat tendensi adanya peningkatan derajat ketidakjenuhan terhadap lemak. Dengan demikian, asam lemak tidak jenuh majemuk (polyunsaturated fatty acids, PUFA) meningkat jumlahnya.

Dalam proses itu asam palmitat dan asam linoleat sedikit mengalami penurunan, sedangkan kenaikan terjadi pada asam oleat dan linolenat (asam linolenat tidak terdapat pada kedelai). Asam lemak tidak jenuh mempunyai efek penurunan terhadap kandungan kolesterol serum, sehingga dapat menetralkan efek negatif sterol di dalam tubuh.

Vitamin

Dua kelompok vitamin terdapat pada tempe, yaitu larut air (vitamin B kompleks) dan larut lemak (vitamin A, D, E, dan K). Tempe merupakan sumber vitamin B yang sangat potensial. Jenis vitamin yang terkandung dalam tempe antara lain vitamin B1 (tiamin), B2 (riboflavin), asam pantotenat, asam nikotinat (niasin), vitamin B6 (piridoksin), dan B12 (sianokobalamin).

Vitamin B12 umumnya terdapat pada produk-produk hewani dan tidak dijumpai pada makanan nabati (sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian), namun tempe mengandung vitamin B12 sehingga

tempe menjadi satu-satunya sumber vitamin yang potensial dari bahan pangan nabati. Kenaikan kadar vitamin B12 paling mencolok pada pembuatan tempe; vitamin B12 aktivitasnya meningkat sampai 33 kali selama fermentasi dari kedelai, riboflavin naik sekitar 8-47 kali, piridoksin 4-14 kali, niasin 2-5 kali, biotin 2-3 kali, asam folat 4-5 kali, dan asam pantotenat 2 kali lipat. Vitamin ini tidak diproduksi oleh kapang tempe, tetapi oleh bakteri kontaminan seperti Klebsiella pneumoniae dan Citrobacter freundii.

Kadar vitamin B12 dalam tempe berkisar antara 1,5 sampai 6,3 mikrogram per 100 gram tempe kering. Jumlah ini telah dapat mencukupi kebutuhan vitamin B12 seseorang per hari. Dengan adanya vitamin B12 pada tempe, para vegetarian tidak perlu merasa khawatir akan kekurangan vitamin B12, sepanjang mereka melibatkan tempe dalam menu hariannya.

Mineral

Tempe mengandung mineral makro dan mikro dalam jumlah yang cukup. Jumlah mineral besi, tembaga, dan zink berturut-turut adalah 9,39; 2,87; dan 8,05 mg setiap 100 g tempe.

Kapang tempe dapat menghasilkan enzim fitase yang akan menguraikan asam fitat (yang mengikat beberapa mineral) menjadi fosfor dan inositol. Dengan terurainya asam fitat, mineral-mineral tertentu (seperti besi, kalsium, magnesium, dan zink) menjadi lebih tersedia untuk dimanfaatkan tubuh.

Antioksidan

Di dalam tempe juga ditemukan suatu zat antioksidan dalam bentuk isoflavon. Seperti halnya vitamin C, E, dan karotenoid, isoflavon juga merupakan antioksidan yang sangat dibutuhkan tubuh untuk menghentikan reaksi pembentukan radikal bebas.

Dalam kedelai terdapat tiga jenis isoflavon, yaitu daidzein, glisitein, dan genistein. Pada tempe, di samping ketiga jenis isoflavon tersebut juga terdapat antioksidan faktor II (6,7,4-trihidroksi isoflavon) yang mempunyai sifat antioksidan paling kuat dibandingkan dengan isoflavon dalam kedelai. Antioksidan ini disintesis pada saat terjadinya proses fermentasi kedelai menjadi tempe oleh bakteri Micrococcus luteus dan Coreyne bacterium.

Penuaan (aging) dapat dihambat bila dalam makanan yang dikonsumsi sehari-hari mengandung antioksidan yang cukup. Karena tempe merupakan sumber antioksidan yang baik, konsumsinya dalam jumlah cukup secara teratur dapat mencegah terjadinya proses penuaan dini.

Penelitian yang dilakukan di Universitas North Carolina, Amerika Serikat, menemukan bahwa genestein dan fitoestrogen yang terdapat pada tempe ternyata dapat mencegah kanker prostat dan payudara.

Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Tempe
October 4, 2007 - Posted by freddish | Uncategorized | gizi, kedelai, khasiat, tempe

Like Be the first to like this post.

9 Comments
1. [...] http://freddish.wordpress.com/2007/10/04/khasiat-dan-kandungan-gizitempe/ [...] Pingback by Khasiat Tempe UTHMdehati s Weblog | July 28, 2008 | Reply 2. Bagus, berguna bagi saya! Membantu saya! Comment by Wiqi | December 3, 2008 | Reply 3. lebih lengkap jika ditambah informasi tentang kadarnya. Comment by R10 | February 28, 2009 | Reply 4. Kalw manfaat tempe bagi orang tua gmana yach?bisa menyembuhkan penyakit ga?

Comment by Yusuf Pasha Irwansyah | June 14, 2009 | Reply

tempe terbuat dari kedelai yang terbukti mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan. Kandungan serat dalam tempe dapat memperbaiki fungsi pencernaan yang mulai melambat pada usia tua. kandungan asam lemak tidak jenuh pada tempe dapat bersifat sebagai anti oksidan yang dapt melindungi sel-sel tubuh dari radikal bebas dan penyakit degeneratif. Beberapa artikel ilmiah mengungkapkan kemungkinan kedelai dalam menghambat pertumbuhan sel-sel kanker, walaupun hal ini perlu dibuktikan lebih lanjut lagi. Kandungan hormon fitoestrogen dalam kedelai dapat menjadi sumber terapi hormon bagi wanita yg kekurangan hormon estrogen dan wanita monopause. Hormon estrogen pula dapat menurunkan resiko terkena serangan jantung dan penyakit degeneratif Comment by freddish | July 18, 2009 | Reply

5.

i like tempe hahahahha ku suka bgt makan tempe tapi sayang nya ku ngak doyan ikan hehehehhe segala macam ikan lagi mau tanya pa baik ngak makan ikan itu? Comment by cuyacuza | July 13, 2009 | Reply

ikan menjadi makanan yang bergizi tingggi karena kandungan minyak tidak jenuhnya terutama ikan laut. Kandungan kolesterol dalam ikan relatif lebih kecil dan amanuntuk dikonsumsi dibandingkan lauk dari daging seperti sapi. Ikan juga relatif murah dibandingkan sapi, sehingga menjadi alternatif sumber protein yang baik. jika tidak makan ikan?tidak ada masalah, namun perlu diingat didalam ikan terkandung kandungan gizi yg sangat baik sekali dan sangat bermanfaat. Masyarakat jepang terkenal dengan bangsa yg mengkonsumsi ikan tertinggi. dan kita bisa lihat bangsa jepang dan kemajuan tekhnologinya sekarang serta tinggi badan orang jepang relatif diatas rata-rata tinggi badan orang asia. walaupun banyak faktor yang mempengaruhinya. namun pola makan orang jepang yg hobi makan ikan patut menjadi pertimbangan pula. ikan khususnya ikan laut dengan kandungan minyak ikannya dapat melindungi jantung anda. orang eskimo merupakan suku yg makanan utamanya ikan, dan prevalensi orang terkena penyakit jantung serta degeneratif disana merupakan yang terendah diantra suku bangsa di dunia. jadi, kenapa tidak mulai mencoba menyukai ikan?

Tempe berpotensi untuk digunakan melawan radikal bebas, sehingga dapat menghambat proses penuaan dan mencegah terjadinya penyakit degeneratif (aterosklerosis, jantung koroner, diabetes melitus, kanker, dan lain-lain). Selain itu tempe juga mengandung zat antibakteri penyebab diare, penurun kolesterol darah, pencegah penyakit jantung, hipertensi, dan lain-lain.[11]

Komposisi gizi tempe baik kadar protein, lemak, dan karbohidratnya tidak banyak berubah dibandingkan dengan kedelai. Namun, karena adanya enzim pencernaan yang dihasilkan oleh kapang tempe, maka protein, lemak, dan karbohidrat pada tempe menjadi lebih mudah dicerna di dalam tubuh dibandingkan yang terdapat dalam kedelai. Oleh karena itu, tempe sangat baik untuk diberikan kepada segala kelompok umur (dari bayi hingga lansia), sehingga bisa disebut sebagai makanan semua umur.

Dibandingkan dengan kedelai, terjadi beberapa hal yang menguntungkan pada tempe. Secara kimiawi hal ini bisa dilihat dari meningkatnya kadar padatan terlarut, nitrogen terlarut, asam amino bebas, asam lemak bebas, nilai cerna, nilai efisiensi protein, serta skor proteinnya.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa zat gizi tempe lebih mudah dicerna, diserap, dan dimanfaatkan tubuh dibandingkan dengan yang ada dalam kedelai. Ini telah dibuktikan pada bayi dan anak balita penderita gizi buruk dan diare kronis.

Dengan pemberian tempe, pertumbuhan berat badan penderita gizi buruk akan meningkat dan diare menjadi sembuh dalam waktu singkat. Pengolahan kedelai menjadi tempe akan menurunkan kadar raffinosa dan stakiosa, yaitu suatu senyawa penyebab timbulnya gejala flatulensi (kembung perut).

Mutu gizi tempe yang tinggi memungkinkan penambahan tempe untuk meningkatkan mutu serealia dan umbi-umbian. Hidangan makanan sehari-hari yang terdiri dari nasi, jagung, atau tiwul akan meningkat mutu gizinya bila ditambah tempe.

Sepotong tempe goreng (50 gram) sudah cukup untuk meningkatkan mutu gizi 200 g nasi. Bahan makanan campuran beras-tempe, jagung-tempe, gaplek-tempe, dalam perbandingan 7:3, sudah cukup baik untuk diberikan kepada anak balita. Asam Lemak

Selama proses fermentasi tempe, terdapat tendensi adanya peningkatan derajat ketidakjenuhan terhadap lemak. Dengan demikian, asam lemak tidak jenuh majemuk (polyunsaturated fatty acids, PUFA) meningkat jumlahnya.

Dalam proses itu asam palmitat dan asam linoleat sedikit mengalami penurunan, sedangkan kenaikan terjadi pada asam oleat dan linolenat (asam linolenat tidak terdapat pada kedelai). Asam lemak tidak jenuh mempunyai efek penurunan terhadap kandungan kolesterol serum, sehingga dapat menetralkan efek negatif sterol di dalam tubuh.

Vitamin Dua kelompok vitamin terdapat pada tempe, yaitu larut air (vitamin B kompleks) dan larut lemak (vitamin A, D, E, dan K). Tempe merupakan sumber vitamin B yang sangat potensial. Jenis vitamin yang terkandung dalam tempe antara lain vitamin B1 (tiamin), B2 (riboflavin), asam pantotenat, asam nikotinat (niasin), vitamin B6 (piridoksin), dan B12 (sianokobalamin).

Vitamin B12 umumnya terdapat pada produk-produk hewani dan tidak dijumpai pada makanan nabati (sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian), namun tempe mengandung vitamin B12 sehingga tempe menjadi satu-satunya sumber vitamin yang potensial dari bahan pangan nabati. Kenaikan kadar vitamin B12 paling mencolok pada pembuatan tempe; vitamin B12 aktivitasnya meningkat sampai 33 kali selama fermentasi dari kedelai, riboflavin naik sekitar 8-47 kali, piridoksin 4-14 kali, niasin 2-5 kali, biotin 2-3 kali, asam folat 4-5 kali, dan asam pantotenat 2 kali lipat. Vitamin ini tidak diproduksi oleh kapang tempe, tetapi oleh bakteri kontaminan seperti Klebsiella pneumoniae dan Citrobacter freundii.

Kadar vitamin B12 dalam tempe berkisar antara 1,5 sampai 6,3 mikrogram per 100 gram tempe kering. Jumlah ini telah dapat mencukupi kebutuhan vitamin B12 seseorang per hari. Dengan adanya vitamin B12 pada tempe, para vegetarian tidak perlu merasa khawatir akan kekurangan vitamin B12, sepanjang mereka melibatkan tempe dalam menu hariannya. Mineral Tempe mengandung mineral makro dan mikro dalam jumlah yang cukup. Jumlah mineral besi, tembaga, dan zink berturut-turut adalah 9,39; 2,87; dan 8,05 mg setiap 100 g tempe.

Kapang tempe dapat menghasilkan enzim fitase yang akan menguraikan asam fitat (yang mengikat

beberapa mineral) menjadi fosfor dan inositol. Dengan terurainya asam fitat, mineral-mineral tertentu (seperti besi, kalsium, magnesium, dan zink) menjadi lebih tersedia untuk dimanfaatkan tubuh. Antioksidan Di dalam tempe juga ditemukan suatu zat antioksidan dalam bentuk isoflavon. Seperti halnya vitamin C, E, dan karotenoid, isoflavon juga merupakan antioksidan yang sangat dibutuhkan tubuh untuk menghentikan reaksi pembentukan radikal bebas.

Dalam kedelai terdapat tiga jenis isoflavon, yaitu daidzein, glisitein, dan genistein. Pada tempe, di samping ketiga jenis isoflavon tersebut juga terdapat antioksidan faktor II (6,7,4-trihidroksi isoflavon) yang mempunyai sifat antioksidan paling kuat dibandingkan dengan isoflavon dalam kedelai. Antioksidan ini disintesis pada saat terjadinya proses fermentasi kedelai menjadi tempe oleh bakteri Micrococcus luteus dan Coreyne bacterium.

Penuaan (aging) dapat dihambat bila dalam makanan yang dikonsumsi sehari-hari mengandung antioksidan yang cukup. Karena tempe merupakan sumber antioksidan yang baik, konsumsinya dalam jumlah cukup secara teratur dapat mencegah terjadinya proses penuaan dini.

Penelitian yang dilakukan di Universitas North Carolina, Amerika Serikat, menemukan bahwa genestein dan fitoestrogen yang terdapat pada tempe ternyata dapat mencegah kanker prostat dan payudara.
Diposkan oleh about me di 02:04

Tempe, Sumber Antioksidan dan Antibiotika

Selasa, 1 Juli, 2003 oleh: Siswono

Tempe, Sumber Antioksidan dan Antibiotika Gizi.net - Dari kelas bawah, tempe terangkat menjadi makanan primadona yang kaya gizi. Berbagai macam kandungan dalam tempe mempunyai nilai obat, seperti antibiotika untuk menyembuhkan infeksi dan antioksidan pencegah penyakit degeneratif. Rujukan pertama mengenai tempe ditemukan pada tahun 1875. Bahkan dalam manuskrip serat Centini telah ditemukan kata tempe. Hal ini menunjukkan bahwa makanan tradisonal ini sudah dikenal sejak berabad-abad lalu, terutama dalam tatanan budaya makan masyarakat Jawa, khususnya di Yogyakarta dan Surakarta. Selanjutnya teknik pembuatan tempe menyebar ke seluruh Indonesia, sejalan dengan penyebaran masyarakat Jawa yang bermigrasi ke seluruh penjuru Tanah Air. Saat ini tempe telah merambah ke lima benua. Melalui Belanda, tempe telah populer di Eropa sejak tahun 1946. Pada tahun 1984 sudah tercatat 18 perusahaan tempe di Eropa, 53 di Amerika, dan 8 di Jepang. Di beberapa negara lain, seperti Cina, India, Taiwan, Sri Lanka, Kanada, Australia, Amerika Latin, dan Afrika, tempe sudah mulai dikenal di kalangan terbatas. Produsen Terbesar Indonesia merupakan negara produsen tempe terbesar di dunia dan menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Sebanyak 50 persen dari konsumsi kedelai Indonesia dilakukan dalam bentuk tempe, 40 persen tahu, dan 10 persen dalam bentuk produk lain (seperti tauco, kecap, dan lain-lain). Konsumsi tempe rata-rata per orang per tahun di Indonesia saat ini diduga sekitar 6,45 kg. Perhatian yang begitu besar terhadap tempe sebenarnya telah dimulai sejak zaman pendudukan Jepang di Indonesia. Pada saat itu, para tawanan perang yang diberi makan tempe terhindar dari disentri dan busung lapar. Kini telah diketahui bahwa tempe sebagai makanan tradisional berpeluang dan berpotensi untuk digunakan melawan radikal bebas, sehingga dapat menghambat proses penuaan dan mencegah terjadinya penyakit degeneratif (aterosklerosis, jantung koroner, diabetes melitus, kanker, dan lain-lain). Selain itu tempe juga telah diketahui mengandung zat antibakteri penyebab diare, penurun kolesterol darah, pencegah penyakit jantung, hipertensi, dan lain-lain. Semua Umur Komposisi gizi tempe dibandingkan dengan kedelai dapat dilihat pada Tabel 1. Dari tabel terlihat bahwa kadar protein, lemak, dan karbohidratnya tidak banyak berubah.

Namun, karena adanya enzim pencernaan yang dihasilkan oleh kapang tempe, maka protein, lemak, dan karbohidrat pada tempe menjadi lebih mudah dicerna di dalam tubuh dibandingkan yang terdapat dalam kedelai. Oleh karena itu, tempe sangat baik untuk diberikan kepada segala kelompok umur (dari bayi hingga lansia), sehingga bisa disebut sebagai makanan semua umur. Dibandingkan dengan kedelai, terjadi beberapa hal yang menguntungkan pada tempe. Secara kimiawi hal ini bisa dilihat dari meningkatnya kadar padatan terlarut, nitrogen terlarut, asam amino bebas, asam lemak bebas, nilai cerna, nilai efisiensi protein, serta skor proteinnya. Lebih lanjut tentang mutu gizi tempe dibandingkan dengan kedelai dapat dilihat pada Tabel 2. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa zat gizi tempe lebih mudah dicerna, diserap, dan dimanfaatkan tubuh dibandingkan dengan yang ada dalam kedelai. Ini telah dibuktikan pada bayi dan anak balita penderita gizi buruk dan diare kronis. Dengan pemberian tempe, pertumbuhan berat badan penderita gizi buruk akan meningkat dan diare menjadi sembuh dalam waktu singkat. Pengolahan kedelai menjadi tempe akan menurunkan kadar raffinosa dan stakiosa, yaitu suatu senyawa penyebab timbulnya gejala flatulensi (kembung perut). Mutu gizi tempe yang tinggi memungkinkan penambahan tempe untuk meningkatkan mutu serealia dan umbi-umbian. Hidangan makanan sehari-hari yang terdiri dari nasi, jagung, atau tiwul akan meningkat mutu gizinya bila ditambah tempe. Sepotong tempe goreng (50 gram) sudah cukup untuk meningkatkan mutu gizi 200 gram nasi. Bahan makanan campuran beras-tempe, jagung-tempe, gaplek-tempe, dalam perbandingan 7:3, sudah cukup baik untuk diberikan kepada anak balita. Sumber Vitamin B Selama proses fermentasi tempe, terdapat tendensi adanya peningkatan derajat ketidakjenuhan terhadap lemak. Dengan demikian, asam lemak tidak jenuh majemuk (polyunsaturated fatty acids = PUFA) meningkat jumlahnya. Dalam proses itu asam palmitat dan asam linoleat sedikit mengalami penurunan, sedangkan kenaikan terjadi pada asam lemak oleat dan linolenat (asam linolenat tidak terdapat pada kedelai). Asam lemak tidak jenuh mempunyai efek penurunan terhadap kandungan kolesterol serum, sehingga dapat menetralkan efek negatif sterol di dalam tubuh. Dua kelompok vitamin yang terdapat pada tempe, yaitu larut air (vitamin B kompleks) dan larut lemak (vitamin A, D, E, dan K). Tempe merupakan sumber vitamin B yang sangat potensial. Jenis vitamin yang terkandung dalam tempe antara lain vitamin B1 (thiamin), B2 (riboflavin), asam pantotenat, asam nikotinat (niasin), vitamin B6 (piridoksin), dan B12

(sianokobalamin). Vitamin B12 aktivitasnya meningkat sampai 33 kali selama fermentasi, riboflavin naik sekitar 8-47 kali, piridoksin 4-14 kali, niasin 2-5 kali, biotin 2-3 kali, asam folat 4-5 kali, dan asam pantotenat 2 kali lipat. Vitamin B12 kenaikannya paling mencolok pada pembuatan tempe, sehingga menjadi satusatunya sumber vitamin yang potensial dari bahan pangan nabati. Vitamin ini tidak diproduksi oleh kapang tempe, tetapi oleh bakteri kontaminan seperti Klebsiella pneumoniae dan Citrobacter freundii. Keberadaan vitamin B12 dalam tempe sangat istimewa. Vitamin B12 umumnya terdapat pada produk-produk hewani, tetapi tidak dijumpai pada makanan nabati (sayuran, buahbuahan, dan biji-bijian). Vitamin B12 sangat diperlukan dalam pembentukan sel-sel darah merah. Kekurangan vitamin ini mengakibatkan terjadinya anemia pernisiosa. Gejala yang ditimbulkan dari gangguan ini adalah pucat, sakit perut, dan berat badan menurun. Kadar vitamin B12 dalam tempe berkisar antara 1,5 sampai 6,3 mikrogram per 100 gram tempe kering. Jumlah ini telah dapat mencukupi kebutuhan vitamin B12 seorang per hari. Dengan adanya vitamin B12 pada tempe, para vegetarian tidak perlu merasa khawatir akan kekurangan vitamin B12, sepanjang mereka melibatkan tempe dalam menu hariannya. Tempe bukan saja sebagai sumber protein, tetapi juga mengandung mineral makro dan mikro dalam jumlah yang cukup. Kapang tempe dapat menghasilkan enzim fitase yang akan menguraikan asam fitat (yang mengikat beberapa mineral) menjadi fosfor dan inositol. Dengan terurainya asam fitat, mineral-mineral tertentu (seperti besi, kalsium, magnesium, seng) menjadi lebih tersedia untuk dimanfaatkan tubuh. Jumlah mineral zat besi, tembaga, dan seng berturut-turut adalah 9,39, 2,87, dan 8,05 mg setiap 100 gram tempe. Dengan mengonsumsi tempe secara teratur akan menghindarkan seseorang dari anemia akibat kekurangan zat gizi besi. Cegah Kanker Payudara Di dalam tempe juga ditemukan suatu zat antioksidan dalam bentuk isoflavon. Seperti halnya vitamin C, E, dan karotenoid, isoflavon juga merupakan antioksidan yang sangat dibutuhkan tubuh untuk menghentikan reaksi pembentukan radikal bebas. Radikal bebas adalah atom atau molekul yang mempunyai satu atau lebih elektron tidak berpasangan, sehingga sangat reaktif dan dapat menyebabkan tumor, kanker, penuaan, dan kematian sel. Radikal bebas dapat berasal dari makanan sehari-hari yang kita makan atau reaksi yang terjadi di dalam tubuh. Adanya antioksidan dalam makanan akan mencegah terbentuknya radikal bebas tersebut. Dalam kedelai terdapat tiga jenis isoflavon, yaitu daidzein, glisitein, dan genistein. Pada tempe, di samping ketiga jenis isoflavon tersebut juga terdapat antioksidan faktor II (6,7,4 trihidroksi isoflavon) yang mempunyai sifat antioksidan paling kuat dibandingkan dengan isoflavon dalam kedelai.

Antioksidan ini disintesis pada saat terjadinya proses fermentasi kedelai menjadi tempe oleh bakteri Micrococcus luteus dan Coreyne bacterium. Penelitian yang dilakukan di Universitas North Carolina, Amerika Serikat, menemukan bahwa genestein dan phytoestrogen yang terdapat pada tempe ternyata dapat mencegah kanker prostat dan payudara. Penuaan (aging) merupakan suatu proses yang secara normal terjadi di dalam tubuh. Proses penuaan sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu gizi, radikal bebas, sistem kekebalan tubuh, dan sebagainya. Proses penuaan dapat dihambat bila dalam makanan yang dikonsumsi sehari-hari mengandung antioksidan yang cukup. Mengingat tempe merupakan sumber antioksidan yang baik, konsumsinya dalam jumlah cukup secara teratur dapat mencegah terjadinya proses penuaan dini. Jadi dapat dikatakan bahwa makan tempe membuat awet muda. @ Prof. DR. Ir. Made Astawan, MS. Dosen Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi, IPB Sumber: Tabloid Senior Minggu IV, tanggal 26 Juni 2003

Kandungan Gizi Pada Tempe

Makanan murah di jakarta ini banyak sekali terutama pada pedagang kaki lima tak terhitung jumlahnya jadi tak perlu bingung bila anda menjari jajanan makanan murah, bahkan anda dapat membuatnya sendiri yang praktis dan hematsalah satunya adalah tempe, tempebisa di jadikan cemilan saat sore hari ataupun dijadikan sebagai lauk karena nilai gizi dari tempe sangat tinggi Tempe makanan yang murah meriah yang sudah dikenal dari jaman dulu ternyata banyak sekali manfaatnya seperti yang saya kutip dari salah majalah yang mengungkap makanan dan gizi kalau khasiat tempe dapat digunakan sebagai alternatif melawan radikal bebas, sehingga dapat menghambat proses penuaan dan mencegah terjadinya penyakit degeneratif (aterosklerosis, jantung koroner, diabetes melitus, kanker, dan lain-lain). Selain itu tempe juga mengandung zat antibakteri penyebab diare, penurun kolesterol darah, pencegah penyakit jantung, hipertensi, dan lain-lain. Lalu katanya sih, dari pada mengkonsumsi daging mending mengkonsumsi tempe. Karena harganya yang lebih murah ternyata dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa zat gizi tempe lebih mudah dicerna, diserap, dan dimanfaatkan tubuh dibandingkan dengan daging. Nah bagaimana, mari budayakan hidup hemat dan sehat dengan mengkonsumsi tempe. Sumber

You might also like