You are on page 1of 10

Tujuan Pendidikan Islam ditinjau dari Pemikiran Muhammat Natsir Oleh Sawaluddin, S.

Pdi Abstrak Tujan adalah hasil yang ingin dicapai dalam melaksanakan sesuatu. Tujuan pendidikan Islam identik dengan tujuan hidup manusia yakni menghambakan diri kepada Allah, sehingga Tujuan pendidikan Islam haruslah mengarahkan manusia agar mempunyai akhlak yang mulia, cerdas (jasmai dan rohani), kreatif, mandiri, bertanggung jawab, menghambakan diri kepada Allah,dapat menyeimbangkan antara dunia dan akhirat serta menjadi khalifah fil-ardi, yang sesuai dengan tujuan manusia hidup didunia ini.

Pendahuluan Kajian tentang pendidikan sudah begitu menjamur dikalangan masyarakat termasuk di kalangan akademisi dan instansi pemerintah dan swasta yang bergerak pada dunia pendidikan, mulai dari loka karya, seminar, diskusi, debat dan sebagai nya dengan tujuan menggali dan menambah ilmu pengetahuan tentang pendidikan,

serta untuk menambah wawasan, juga mencari perkembangan terkini tentang pendidikan yang sedang berkembang. Dari kegiatan tersebut akan menghasilkan berbagai pendapat, pemikiran dan masukan yang akan diramu dan godok agar menjadi sebuah konsep yang baik dan bagus, untuk dimpelementasikan dalam dunia pendidikan. Namun yang takalah pentingnya adalah merumuskan tujuan pendidikan Islam dan menetapkan tujuan yang akan dicapai dalam proses pembelajaran. Sebab dengan adanya tujuan yang

jelas yang ingin dicapai, maka kita akan dapat menetukan strategi yang akan digunakan untuk mencapai tujuan tersebut, malah sebaliknya bila tidak mempunyai tjuan yang jelas kita akan bejalan tak tentu arah, dan tak tahu tujuan yang akan dicapai. . Arah pendidikan Islam yang ingin dicapai Tujuan pendidikan Islam secara Universal adalah mewujudkan kedewasaan anak didik, baik secara jasmani maupun rohani. Kedewasaan rohani adalah kemampuan bertanggung jawab sendiri terhadap sikap, cara berfikir dan bertingkah laku, baik pada diri sendiri maupun pada orang lain dan Allah SWT ( Hadari Nawawi, 1993:120-121). Sedangkan dalam buku Pradigma baru pendidikan Islam oleh Hujair AH. Sanaky tujuan pendidikan Islam adalah membentuk Insan Kamil yang berpungsi menjadi RahmatalLialamin. Ahmad D Marimba mengatakan tujuan pendidikan Islam adalah terbentuknya manusia yang mempunyai kepribadian muslim sesuai dengan tujuan hidup seorang muslim yakni menghambakan diri kepada Allah. Oleh karena itu Pendidikan Islam harus maengacu pada kerangka filosofis pendidikan yang sesuai dengan ajaran Islam (Hujair AH. Sanaky: 2003:11). Mehdi Nakosteen Dalam buku Kontribusi Islam atas Dunia Intelektual Barat disebutkan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah menjadikan manusia yang cerdas secara ruhani dan jasmani (dunia dan akhirat), sebagai mana sabda Nabi

dalam hadits nya : Yang terbaik diantara

kamu bukan lah orang yang melalaikan

dunianya untuk mengejar akhiratanya, atau melalaikan akhiratnya untuk mengejar dunia.Yang terbaik diantara kamu adalah yang berusaha untuk untuk mencari keduanya (Mehdi Nakosteen: 2003:55) . Sedangkan menurut Hasan Langgulung tentang tujuan pendidikan Islam, menyebutkan bahwa dalam menetapkan tujuan pendidikan Islam harus meliputi tiga hal yaitu : AL-Quran, Sunnah, dan Ijitihad Dari pendapat para tokoh pendidikan diatas memberikan pemahaman bagi kita bahwa pendidikan Islam itu sesungguhnya mengarahkan bagaimana menghasilkan generasi yang mempunyai akhlak yang mulia, cerdas (jasmai dan rohani), kreatif, mandiri, bertanggung jawab, menghambakan diri kepada Allah,dapat

menyeimbangkan antara dunia dan akhirat serta menjadi khalifah fil-ardi Tujuan Pendidikan Islam Menurut Muhammad Natsir Muhammad Natsir adalah seorang tokoh pendidikan yang hidup dimasa Presiden Soekarno. Nama Mohammad Natsir begitu penting dalam wacana pemikiran Islam di Indonesia. Beliau dikenal sebagai pahlawan nasional yang kiprahnya dalam memajukan bangsa ini, khususnya umat Islam, di waktu lampu telah diakui oleh berbagai kalangan. Bahkan, pengaruh dari usaha beliau masih dirasakan hingga sekarang.

Pak Natsir (sapaan akrab beliau) tidak hanya dikenal sebagai sosok negarawan, pemikir modernis, mujahid dakwah. Tapi, beliau dikenal juga sebagai seorang aktivis pendidik bangsa yang telah menorehkan episode sejarahnya di Indonesia sejak awal kemerdekaan hingga masa orde baru. Pemikirannya banyak digali dan dijadikan sebagai titik tolak kebangkitan umat Islam dalam berbagai macam bidang. Bagi M. Natsir, fungsi tujuan pendidikan adalah memperhambakan diri kepada Allah SWT semata yang bisa mendatangkan kebahagiaan bagi penyembahnya(Ulil Amri Safri, 2008 :45). Hal ini juga yang disimpulkan oleh Prof. DR. H. Abuddin Nata, M.A, tentang tujuan pendidikan Islam menurut M. Natsir, bahwa pendidikan Islam ingin menjadikan manusia yang memperhambakan segenap rohani dan jasmaninya kepada Allah SWT. (Abuddin Nata, 2001 :120) Hal ini sesuai dengan konsep Islam terhadap manusia itu sendiri. Bahwa mereka diciptakan oleh Allah untuk menghambakan diri hanya kepada Allah semata. Oleh karenanya segala usaha dan upaya manusia harus mengarah ke sana, di antaranya adalah pendidikan. Firman Allah Taala dalam Al-Quran Adz-Dzariyaat: 56

Artinya: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. (QS. Adz-Dzariyaat: 56) Dan (QS. Al-Anam: 162)


Artinya: Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupki dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam. (QS. Al-Anam: 162) Menurut M. Natsir antara tujuan pendidikan dan tujuan hidup tidak dapat dipisahkan. Keduanya sama (identik). Tujuan pendidikan adalah tujuan hidup. Beliau mengatakan: Akan memperhambakan diri kepada Allah, akan menjadi hamba Allah, inilah tujuan hidup kita di atas dunia ini. Dan lantaran itu, inilah pula tujuan didikan yang wajib kita berikan kepada anak-anak kita, jang lagi sedang menghadapi kehidupan. (Mohammad Natsir,1973 :82).

Menyembah Allah, meliputi semua ketaatan dan ketundukan kepada semua perintah ilahi, yang membawa kepada kebesaran dunia dan akhirat, serta menjauhkan diri dari semua larangan-larangan yang menghalangi tercapainya kemenangan dunia dan akhirat itu. Untuk menjadi hamba Allah yang sebenarnya harus memiliki sifat dan syarat-syaratnya, di antaranya berilmu, sesuai dengan QS. Faathir: 28


Artinya: : Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama.Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (QS. Faathir: 28) Memperhambakan diri semacam ini adalah kepentingan dan keperluan yang menyembah bukan yang disembah. QS. Adz-Dzariyaat: 57-58

Artinya: Aku tidak menghendaki rezki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya memberi Aku makan. Sesungguhnya Allah, Dialah Maha Pemberi rezki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh. (QS. Adz-Dzariyaat: 57-58) Penghambaan kepada Allah yang menjadi tujuan hidup dan tujuan pendidikan kita, bukanlah suatu penghambaan yang memberi keuntungan bagi yang disembah, tetapi penghambaan yang mendatangkan kebahagiaan bagi yang menyembah. Penghambaan yang memberikan kekuatan bagi yang menyembahnya sebagaimana dalam QS. An-Naml: 40


Artinya : Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Rabbku Maha Kaya lagi Maha Mulia. (QS. An-Naml: 40)

Supaya menjadi orang yang memperhambakan segenap jasmani dan rohaninya kepada Allah SWT untuk kemenangan dirinya dalam arti yang seluas-luasnya yang dapat dicapai oleh manusia, itulah tujuan hidup manusia di dunia ini dan tujuan pendidikan Islam yang harus diberikan kepada generasi Islam. Tujuan ini beliau istilahkan dengan Islamictisch paedagogisch Ideal. (Mohammad Natsir, 1973:84) Kesimpulan Dari paparan konsep diatas setelah dianalisa maka dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan Pendidikan Islam menurut Muhammad Natsir adalah mengarahkan

bagaimana menghasilkan generasi yang mempunyai akhlak yang mulia, cerdas (jasmai dan rohani), kreatif, mandiri, bertanggung jawab, menghambakan diri kepada Allah, dapat menyeimbangkan antara dunia dan akhirat serta menjadi khalifah fil-ardi sesuai dengan konsep yang terdapat dalam Al-Quran surat Adz-Dzariyaat: 56

Artinya: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. (QS. Adz-Dzariyaat: 56)

Referensi A .Susanto. Pemikiran Pendidikan Islam, Amzah, Jakarta, 2009 Abd. Halim Soebahar, Wawasan Baru Pendidikan Islam, Kalam Mulia, Jakarta, 2002 Abuddin Nata, Filsafat Penddikan Islam, Logos, 2001

-----------------, Filsafat Penddikan Islam, Edisi Baru, Gaya Media Pratama, Jakarta, 2005 Hadari Nawawi, Pendidikan Islam, AL Ikhlas, Surabaya, 1993 Hujai r AH Sanaky , Paradigma Pendidikan Islam Safiria Insani Press Yogyakarta, 2003 Mehdi Nakosteen, Kontribusi Islam atas Pendidikan Intelektual Barat Deskripsi Analisis Abad Keemasan Islam, Risalah Gusti, Surabaya, 2003 Mumammad, Natsir, Capita Selecta, Bulan Bintang, Jakarta, 1973 Ulil Amri Syafri, M.A, Pemikiran Pendidikan Natsir; Parade Yang Belum Usai, dalam Majalah Al-Mujtama, Eidi 3 Th I, JUli 2008, Hal. 45

10

You might also like