You are on page 1of 39

LAPORAN KEGIATAN DIKLAT PRAJABATAN GOLONGAN III ANGKATAN VII NON-KEMENTRIAN PERTANIAN TAHUN 2011

Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Ciawi, Bogor 14 Maret 05 April 2011

Oleh : Ratih Destarina NIP : 19861211 201012 2 004

PUSAT PEMETAAN DASAR KELAUTAN DAN KEDIRGANTARAAN BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL Jl. Raya Jakarta Bogor Km.46 Cibinong 16911 2011

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL) Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

Cibinong, 13 April 2011 Hal : Laporan Diklat Prajabatan Lamp : -

Kepada Yth: Kepala Biro Keuangan, Kepegawaian dan Umum BAKOSURTANAL Di tempat

Merujuk kepada surat penugasan dari Kepala Biro Keuangan, Kepegawaian dan Umum Bakosurtanal nomor 54/KKU/KP/03/2011 tertanggal 2 Maret 2011 serta surat panggilan mengikuti Diklat Prajabatan dari Kepala Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) nomor 03/SM.110/J.3.1/3/11 tertanggal 1 Maret 2011, dengan ini kami melaporkan kegiatan Diklat yang telah kami ikuti.

Mengetahui, Pusat Pemetaan Dasar Kelautan dan Kedirgantaraan Kepala,

Peserta Diklat Prajab Golongan III Angkatan VII Tahun 2011

Ir. Sugeng Prijadi, M.App.Sc NIP. 19590309 198703 1 002

Ratih Destarina, ST NIP. 19861211 201012 2 004

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL) Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

PENGANTAR

Diklat Pra-Jabatan (Golongan I, II atau III) yang merupakan syarat pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) untuk menjadi PNS sesuai golongan tersebut diatas. Pelaksanaan Diklat PraJabatan dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan dalam rangka pembentukan wawasan kebangsaan, kepribadian dan etika PNS, disamping pengetahuan dasar tentang sistem

penyelenggaraan pemerintahan negara, bidang tugas dan budaya organisasinya agar mampu melaksanakan tugas dan perannya sebagai pelayan masyarakat.

Laporan Kegiatan Diklat Prajabatan Golongan III Angkatan VII Non-Kementrian Pertanian Tahun 2011 merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban penulis setelah mengikuti Diklat Pra-Jabatan Golongan III di PPMKP Ciawi Bogor, mulai tanggal 14 Maret 2011 hingga 6 April 2011.

Ucapan terimakasih penulis sampaikan untuk berbagai pihak yang telah membantu kelancaran Diklat Pra-Jabatan Golongan III yang penulis ikuti. Banyak manfaat yang bisa penulis ambil sebagai bekal dalam melaksanakan tugas-tugas sebagai CPNS. Namun sebagai manusia yang tidak sempurna, usaha-usaha perbaikan juga terus dilakukan untuk meningkatkan kinerja dimasa mendatang.

Cibinong, April 2011 Peserta Diklat Prajab Golongan III Angkatan VII Tahun 2011

Ratih Destarina, ST NIP. 19861211 201012 2 004

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL) Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

DAFTAR ISI

Halaman Judul Lembar Pengesahan Pengantar Daftar Isi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Dasar Pelaksanaan 1.3. Tujuan 1.4. Sasaran 1.5. Kompetensi yang Diharapkan 1.6. Waktu dan Tempat Pelaksanaan serta Peserta Diklat 1.7. Kurikulum dan Metode Diklat 1.8. Evaluasi Pembelajaran BAB II MATERI PEMBELAJARAN 2.1. Dinamika Kelompok 2.2. Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia 2.3. Manajemen Kepegawaian Negara 2.4. Etika Organisasi Pemerintah 2.5. Pelayanan Prima 2.6. Budaya Kerja Organisasi Pemerintah 2.7. Manajemen Perkantoran Modern 2.8. Membangun Kerjasama Tim (Team Building) 2.9. Komunikasi yang Efektif 2.10. Wawasan Kebangsaan dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia 2.11. Kepemerintahan yang Baik 2.12. Percepatan Pemberantasan Korupsi 2.13. Pola Pikir 2.11. Program Ko-Kurikuler BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan 3.2. Kesan LAMPIRAN 33 33 6 6 9 11 14 15 17 20 21 24 27 28 29 30 1 2 2 2 3 3 4 5 i ii

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL) Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai unsur utama sumber daya manusia aparatur negara memiliki peranan penting dalam menentukan keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Sosok PNS yang mampu memainkan peranan tersebut adalah PNS yang memiliki kompetensi yang diindikasikan dari sikap dan perilakunya yang penuh dengan kesetiaan dan ketaatan kepada negara, bermoral dan bermental baik, professional, sadar akan tanggung jawabnya sebagai pelayan publik, serta mampu menjadi perekat persatuan dan kesatuan bangsa. Untuk dapat membentuk sosok PNS seperti tersebut di atas perlu dilaksanakan pembinaan melalui jalur Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) yang mengarah kepada upaya peningkatan: 1. Sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada kepentingan masyarakat, bangsa, negara dan tanah air; 2. Kompetensi teknis, manajerial, dan/atau kepemimpinannya; 3. Efisiensi, efektifitas dan kualitas pelaksanaan tugas yang dilakukan dengan semangat kerjasama dan tanggung jawab sesuai dengan lingkungan kerja dan organisasinya.

Dalam Peraturan Pemerintah No. 101 tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil, antara lain ditetapkan jenis-jenis Diklat PNS. Salah satu jenis Diklat adalah Diklat Pra-Jabatan (Golongan I, II atau III) yang merupakan syarat pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) untuk menjadi PNS sesuai golongan tersebut diatas. Pelaksanaan Diklat Pra-Jabatan dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan dalam rangka pembentukan wawasan kebangsaan, kepribadian dan etika PNS, disamping pengetahuan dasar tentang sistem penyelenggaraan pemerintahan negara, bidang tugas dan budaya organisasinya agar mampu melaksanakan tugas dan perannya sebagai pelayan masyarakat.

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL) Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

1.2 Dasar Pelaksanaan Pelaksanaan Diklat Pra-Jabatan Pegawai Negeri Sipil didasarkan pada beberapa peraturan perundang-undangan, antara lain : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999. 2. Keputusan Presiden Republik Indonesia No.87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil. 3. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 Tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil. 4. Keputusan Lembaga Administrasi Negara Nomor 193/XII/10/6/2001 tentang Pedoman Umum Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil.

1.3 Tujuan Sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2000, Diklat Prajabatan Golongan (I, II, dan III) bertujuan : 1. Meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan dan sikap untuk dapat

melaksanakan tugas secara profesional dengan dilandasi kepribadian dan etika PNS sesuai dengan kebutuhan instansi; 2. Menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai pembaharu dan perekat persatuan dan kesatuan bangsa; 3. Memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada pelayanan, pengayoman dan pemberdayaan masyarakat; 4. Menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola pikir dalam melaksanakan tugas pemerintahan umum dan pembangunan demi terwujudnya kepemerintahan yang baik.

1.4 Sasaran Sasaran Diklat Prajabatan (Golongan I, II dan III) adalah terwujud PNS yang memiliki kompetensi yang sesuai dengan persyaratan pengangkatan untuk menjadi PNS.

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL) Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

1.5 Kompetensi yang Diharapkan Kompetensi jabatan PNS adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang PNS berupa pengetahuan, keterampilan, sikap, dan perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugasnya. Sesuai dengan tugas, wewenang, dan tanggungjawab PNS dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, maka standar kompetensi yang dimiliki oleh PNS Golongan III adalah: 1. Menunjukan komitmen dan integritas moral serta tanggung jawab profesi sebagai PNS 2. 3. 4. Memujudkan disiplin dan etos kerja Menjelaskan pokok pokok sistem penyelenggaraan pemerintah NKRI Menjelaskan posisi, peran, tugas, fungsi, dan kewenangan instansi asal peserta dan organisasi publik pada umumnya 5. 6. Menjelaskan masalah penyelenggaraan pemerintahan Negara Republik Indonesia Menjelaskan ketentuan ketentuan kepegawaian berkaitan dengan hak dan kewajiban PNS 7. 8. 9. Menjelaskan masalah wawasan kebangsaan dalam kerangka NKRI Menerapkan prinsip prinsip budaya organisasi pemerintah Mengaplikasikan teknik manajemen perkantoran modern di unit kerjanya

10. Menerapkan prinsip prinsip Budaya Kerja Organisasi Pemerintah sesuai dengan bidang tugasnya 11. Bekerjasama dalam kelompok melalui komunikasi yang saling menghargai

1.6 Waktu dan Tempat Pelaksanaan serta Peserta Diklat A. Waktu Pelaksanaan Diklat Prajabatan Golongan III Non-Kementrian Pertanian Tahun 2011 Angkatan 7 direncanakan dilaksanakan dalam waktu 24 (dua puluh empat) hari dimulai tanggal 14 Maret 2011 s.d 06 April 2011 dengan jumlah jam pelajaran sebanyak 216 jam pelajaran. Tetapi dalam pelaksanaannya, dilaksanakan 23 (dua puluh tiga) hari mulai tanggal 14 Maret 2011 s.d 05 April 2011.

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL) Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

B. Tempat Pelaksanaan Diklat Prajabatan Golongan III Non-Kementrian Pertanian Tahun 2011 Angkatan 7 dilaksanakan di asrama Komplek Bumi, Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Jl. Raya Ciawi KM 11, Bogor, 16720; Telepon (0251) 8241189; Fax. 8241147. C. Peserta Diklat Diklat Prajabatan Golongan III Non-Kementrian Pertanian Tahun 2011 Angkatan 7 diikuti oleh 154 peserta, terdiri dari : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) : 98 peserta Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) : 36 peserta Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) : 18 peserta Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Daerah (Setjen DPD) : 2 peserta

1.7 Kurikulum dan Metode Diklat A. Kurikulum dan Mata Pelajaran Diklat
No. Mata Pelajaran Program Ko-Kurikuler: a. Pegarahan Program b. Ceramah Kesehatan Mental c. Peraturan Baris Berbaris 1 d. Tata Upacara Sipil e. Ceramah Umum/Muatan Teknis Substantif Lembaga f. Latihan Kesegaran Jasmani g. Apel (pagi & malam) 2 3 4 5 6 7 Dinamika Kelompok Membangun Kerjasama Tim (Team Building) Etika Organisasi Kepemerintahan yang Baik Manajemen Kepegawaian Negara Wawasan Kebangsaan dalam Kerangka Negara Kesatuan RI Setiap hari Setiap hari Selasa, 15 Maret 2011 Kamis, 17 Maret 2011 Jumat, 18 Maret 2011 Sabtu, 19 Maret 2011 Senin, 21 Maret 2011 Selasa, 22 Maret 2011 1 JP / per hari 2 JP / per hari 10 JP 12 JP 11 JP 12 JP 12 JP 12 JP Senin, 14 Maret 2011 Senin, 14 Maret 2011 Rabu, 16 Maret 2011 Rabu, 16 Maret 2011 Senin, 4 April 2011 3 JP 3 JP 6 JP 6 JP 3 JP Tanggal Jam Pelajaran

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL) Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

8 9 10 11 12 13 14

Pelayanan Prima Budaya Kerja Organisasi Pemerintah Pola Pikir Komunikasi yang Efektif Manajemen Perkantoran Modern Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia Percepatan Pemberantasan Korupsi

Rabu, 23 Maret 2011 Kamis, 24 Maret 2011 25, 26, 28 Maret 2011 Selasa, 29 Maret 2011 Rabu, 30 Maret 2011 Kamis, 31 Maret 2011 Jumat, 1 April 2011

12 JP 12 JP 24 JP 12 JP 10 JP 10 JP 4 JP

B. Metode Diklat Metode pembelajaran yang digunakan dalam program Diklat Prajabatan Golongan III Non-Kementrian Pertanian Tahun 2011 Angkatan 7 adalah metode Pembelajaran Orang Dewasa (POD) antara lain dengan: 1. Ceramah yang dikombinasikan dengan tanya jawab 2. Diskusi kelompok untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi yang saling menghargai dan tukar menukar informasi serta memperkaya gagasan 3. Simulasi/Role Playing dimana para peserta melakukan pembelajaran dalam memainkan peran dalam situasi tertentu seperti bermain peran (games) 4. Penugasan berupa resume

1.8 Evaluasi Pembelajaran Evaluasi peserta Diklat Prajabatan Gol. III didasarkan pada aspek sikap dan perilaku (60 %) serta penguasaan materi (40%). Kualifikasi kelulusan terbagi dalam 4 tingkat yaitu : Sangat Memuaskan Memuaskan Baik Sekali Baik : skor 92,50 100 : skor 85,0 92,49 : skor 77,49 84,99 : skor 70,0 77,49

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL) Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

BAB II MATERI PEMBELAJARAN

2.1

DINAMIKA KELOMPOK Dinamika Kelompok pada prinsipnya merupakan kegiatan interaksi timbal balik, saling pengaruh antar individu dan/atau antara individu dengan kelompok dan/atau antar kelompok. Dinamika Kelompok pada diklat pra-Jabatan golongan III digunakan sebagai instrument atau teknik untuk memproses dinamika interaksi para peserta, sehingga kualitas pribadi mereka meningkat. Materi pembelajaran Dinamika Kelompok mencakup disiplin, komitmen, integritas moral serta tanggung jawab profesi sebagai PNS yang memiliki etos kerja yang tinggi. Disiplin diri sebagai PNS pada dasarnya merupakan suatu sikap PNS yang taat aturan yang tercermin dalam perilakunya yang taat, tertib, rajin, jujur dan bertanggung jawab, kompak dan dapat dipercaya. Karena itu disiplin diri PNS dapat merupakan potensi, SDM aparatur yang mengarah pada pencapaian tujuan bersama secara efektif dan efisien. Untuk membangun disiplin diri diperlukan adanya kesadaran akan perlunya disilin kemudian ditindaklanjuti dengan usaha berdisiplin atas dasar kemauan dan tekad kuat serta dukungan dari pimpinan maupun lingkungan kerjanya. Selain berdisiplin, PNS juga dituntut memiliki integritas moral yang tinggi. Dengan kata lain PNS diharapkan akan selalu berperilaku yang dapat diterima baik oleh siapapun dan dimanapun agar dapat menjadi pengayom dan panutan. PNS yang bermoral adalah PNS yang dapat memenuhi prasetyanya sebagai anggota KORPRI, yang memperoleh nilai sangat baik dalam DP3nya dan yang menerapkan etika pemerintahan secara terintegrasi.

2.2

SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA (SPPNKRI) Sistem penyelenggaraan pemerintahan negara adalah penyelenggaraan kekuasaan eksekutif yang menjadi tanggung jawab Presiden, yang

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL) Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

didasarkan atas 7 asas pokok. Kekuasaan dan tanggung jawab Presiden memang sangat besar, tetapi tidak berarti bahwa UUD 1945 mengizinkan Presiden Indonesia menjadi diktator.

A. Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas KKN Pada administrasi negara modern abad 20, pemerintah bukan hanya sebagai regulator tetapi terutama sebagai produsen berbagai barang dan jasa kebutuhan masyarakat, dinilai sebagai administrasi Negara tradisional. Pada teori baru disebut governance yang berarti penyelenggaraan pemerintahan negara yang melibatkan negara dan sektor non-pemerintah dalam suatu usaha kolektif untuk memenuhi kepentingan seluruh masyarakat. Prinsipprinsip governance yang baik adalah adanya partisipasi masyarakat, supremasi hukum, transparansi, ketanggapan, orientasi pada konsensus, kesetaraan serta efektivitas dan efisiensi. Berdasarkan TAP MPR No. XI/MPR/1998, diterbitkan UU No. 28/1999 tentang penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari KKN yang menetapkan asas-asas umum penyelenggaraan negara, yaitu kepastian hukum, tertib penyelenggaraan negara, kepentingan umum, keterbukaan,

proporsionalitas dan akuntabilitas. Selain itu juga dibentuk Komisi Pemeriksa Kekayaan Penyelenggara Negara (KPKPN) yang bertugas untuk memeriksa kekayaan yang dimiliki oleh aparatur penyelenggara Negara melalui mekanisme Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN). Setelah

diberlakukannya Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002, KPKPN dibubarkan dan menjadi bagian dari bidang pencegahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Untuk meningkatkan kinerja aparatur pemerintah telah dibentuk Inpres No. 7/1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Sistem Pemerintah, yaitu perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan-

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL) Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggung jawaban secara periodik. B. Peraturan Perundang-Undangan Setiap aspek dalam penyelenggaraan dan pemerintahan Negara diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan dimana tercantum dalam TAP No. IV/MPR/2000 sesuai hirarki sebagai berikut: 1) Undang-Undang Dasar 1945 2) TAP MPR 3) Undang-Undang 4) Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang 5) Peraturan Pemerintah 6) Keputusan Presiden 7) Peraturan Daerah

Peraturan perundang-undangan dengan hirarki yang lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang secara hirarki lebih tinggi. Pancasila merupakan sumber hukum dasar nasional. Tata cara pengajuan Rancangan Undang-Undang dan Rancangan Peraturan Pemerintah serta teknik penyusunannya diatur dalam Keppres No. 184/1998 dan No. 44/1999.

C. Lembaga-lembaga Pemerintahan Sebagai bagian dari aparatur negara, aparatur pemerintah menjalankan fungsi: melayani masyarakat, mengayomi masyarakat, memberdayakan

masyarakat, serta melaksanakan tugas umum pemerintahan dan tugas pembangunan. Aparatur pemerintah di tingkat pusat maupun daerah terdiri atas aparatur pemerintahan dan aparatur perekonomian negara/daerah. Aparatur pusat melaksanakan kewenangan-kewenangan pemerintah pusat, sedangkan aparatur daerah melaksanakan kewenangan- kewenagnan daerah otonom, sebagaimana kini ditetapkan berdasarkan UU No. 22/1999 dan PP No. 25/2000.

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL) Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

Aparatur atau lembaga penyelenggara pemerintahan tingkat pusat terdiri atas departemen, menko, meneg, menmud, LPND, kesekretariatan lembaga negara, kejaksaan agung, perwakilan di luar negeri dan badan ekstra struktural serta instansi vertikal di daerah. Di tingkat daerah, propinsi dan kabupaten/kota, terdiri dari secretariat daerah, dinas, unit pelaksana khusus dinas, cabang dinas, lembaga teknis daerah, kecamatan dan kelurahan. Desa bukan aparatur pemerintahan, tetapi kesatuan masyarakat hukum yang mewakili kewenangan untuk mengatur dan mengurus sendiri kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat. Aparatur perekonomian negara atau BUMN terdiri atas perjan, perum dan persero. Aparatur perekonomian daerah atau BUMD terdiri atas perumda dan perseroda.

D. Proses Manajemen Pemerintahan Proses manajemen penyelenggaraan pemerintahan negara dipedomani dengan ditetapkannya GBHN oleh MPR sesuai UUD 1945, setiap 5 tahun. Berdasarkan TAP No. IV/MPR/1999, pelaksanaan GBHN dituangkan dalam Program Pembangunan Nasional (Propenas) yang memuat uraian kebijaksanaan secara rinci dan teratur yang ditetapkan oleh Presiden bersama DPR. Propenas dirinci ke dalam Rencana Pembangunan Tahunan (Repeta) yang memuat APBN. Untuk pelaksanaan rencana tersebut diadakan pengoperasian aparatur pemerintah. Penyelenggara pemerintahan negara memerlukan koordinasi, yang sudah harus dimulai sejak perumusan kebijaksanaan dan rencana. Ada dua jenis koordinasi, hirarkis (vertikal) dan fungsional. Koordinasi fungsional dapat bersifat horisontal, diagonal dan teritorial. Koordinasi tidak identik dengan hubungan kerja. Dalam koordinasi terdapat hubungan kerja, tetapi hubungan kerja tidak selalu merupakan Koordinasi.

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL) Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

2.3

MANAJEMEN KEPEGAWAIAN NEGARA A. Pokok-pokok Kepegawaian Administrasi Kepegawaian Negara adalah proses dan prosedur tertentu dari manajemen kepegawaian negara yang secara garis besar meliputi kegiatan penerimaan pegawai, penempatan, penggajian, promosi, penilaian kinerja, dan pemberhentian Pegawai Negeri. Pegawai Negeri adalah setiap warga negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang, diserahi tugas dalam suatu jabatan atau tugas Negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pegawai Negeri berkedudukan sebagai unsur aparatur Negara yang bertugas untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional, jujur, adil, dan merata dalam penyelenggaraan tugas negara, pemerintahan, dan pembangunan. Pegawai Negeri terdiri dari Pegawai Negeri Sipil, Anggota TNI, dan Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia. Hak Pegawai Negeri : 1) Memperoleh gaji yang adil dan layak 2) Memperoleh cuti Kewajiban Pegawai Negeri : 1) Setia dan taat kepada Pancasila dan UUD 1945, Negara dan pemerintah 2) Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dalam NKRI 3) Mentaati segala peraturan perundang-undangan yang berlaku 4) Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepadanya dengan penuh pengabdian, kesadaran dan tanggung jawab 5) Menyimpan rahasia jabatan

B. Sistem Rekruitmen Pegawai Negeri Sipil Analisis kebutuhan dilakukan berdasarkan : a. Jenis pekerjaan b. Sifat pekerjaan

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL) Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

c. Analisis beban kerja dan perkiraan kapasitas seorang PNS dalam jangka waktu tertentu d. Prinsip pelaksanaan pekerjaan e. Peralatan yang tersedia. Dalam pengumuman pengadaan PNS dicantumkan : a. Jumlah dan jenis jabatan yang lowong b. Syarat jabatan yang harus dipenuhi oleh setiap pelamar c. Alamat dan tempat lamaran ditujukan d. Batas waktu pengajuan lamaran e. Lain-lain yang dipandang perlu

C. Sistem Penggajian Pegawai Negeri Sipil Sistem penggajian Pegawai Negeri Sipil merupakan gabungan antara dua sistem, yaitu : Sistem skala tunggal sistem penggajian yang memberikan gaji yang sama kepada pegawai yang berpangkat sama dengan tidak atau kurang memperhatikan sifat pekerjaan yang dilakukan dengan beratnya tanggung jawab yang dipikul dalam melaksanakan pekerjaan itu. Sistem skala ganda sistem penggajian yang menentukan besarnya gaji didasarkan pada pangkat dan sifat pekerjaan yang dilakukan, prestasi kerja yang dicapai, dan berat tanggung jawab yang dipikul dalam melaksanakan pekerjaan itu. Bagi PNS yang belum menduduki jabatan struktural atau fungsional berlaku sistem skala tunggal. Bagi yang sudah menduduki jabatan struktural atau fungsional berlaku sistem skala ganda.

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL) Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

2.4

ETIKA ORGANISASI PEMERINTAH Etika secara umum diartikan sebagai nilai-nilai normatif atau pola perilaku seseorang atau suatu badan/lembaga/organisasi sebagai suatu kelaziman yang dapat diterima umum dalam interaksi dengan lingkungannya. Pengertian moralitas mengacu kepada nilai-nilai normatif yang menjadi keyakinan dalam diri seseorang atau suatu badan/lembaga/organisasi yang menjadi faktor pendorong untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Etika secara konseptual merupakan bagian dari disiplin ilmu filsafat yang berfokus pada nilai-nilai yang diyakini dan dianut oleh manusia beserta pembenarannya, termasuk nilai-nilai hidup dan hukum-hukum yang mengatur tingkah laku manusia. Istilah etika cenderung dipandang sebagai suatu sistem nilai apa yang baik dan buruk bagi manusia dan masyarakat. Dalam implementasinya, penggunaan istilah etika banyak dikembangkan dalam suatu sistem organisasi sebagai norma-norma yang mengatur dan mengukur profesionalisme seseorang.

A. Etika Organisasi Pemerintah Etika dalam lingkup organisasi merupakan pola sikap dan perilaku yang diharapkan dari setiap individu dan kelompok anggota organisasi, yang secara keseluruhan akan membentuk budaya organisasi yang sejalan dengan tujuan maupun filosofi organisasi. Dalam model organisasi ideal (birokrasi menurut Max Weber) setiap anggota organisasi dibatasi oleh norma-norma yang mengatur hubungan baik antar anggota organisasi maupun dengan pihak luar organisasi. Etika dalam birokrasi model Weber adalah bekerja dengan keahlian dan spesialisasi dan karenanya pola promosi didasarkan pada kompetensi dan merit, patuh dan taat terhadap perintah atasan dalam jalur hierarki, bekerja sesuai aturan dan prosedur kerja yang baku, mendahulukan kepentingan organisasi daripada kepentingan pribadi, pola interaksi antar anggota maupun dengan pihak luar bersifat impersonal.

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL) Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

Seiring perkembangan kedewasaan sosio-politik masyarakat, etika dalam pemerintahan mengarah kepada kepemerintahan yang baik. Berdasarkan komitmen untuk mewujudkan penyelenggara negara yang bersih dan bebas KKN, di Indonesia berlaku norma umum penyelenggara negara berdasarkan asas-asas kepastian hukum, tertib penyelenggara negara, kepentingan umum, keterbukaan, proporsionalitas, profesionalisme, dan akuntabilitas. Berdasarkan PP No. 30 Tahun 1980, terdapat aturan mengenai disiplin PNS yang harus dipatuhi sebagai norma sikap dan perilaku, terdiri dari 26 butir kewajiban dan 18 butir larangan, yang terangkum dalam Kode Etik Korpri (Panca Prasetya Korpri). Globalisasi etika pemerintahan terutama diarahkan kepada upaya-upaya untuk memerangi KKN. Resolusi PBB mengenai Kode Etik Internasional dalam Memerangi Korupsi antara lain memuat ketentuan bahwa: Para pejabat publik tidak boleh menggunakan kewenangannya untuk memperbaiki

kepentingan keuangan/kekayaan pribadi dan keluarganya.

B. Meningkatkan Standar Etika Organisasi Pemerintah Menghadapi masyarakat yang beragam, dinamis, dengan berbagai permasalahan yang kompleks, sistem birokrasi pemerintahan tidak lagi dapat mempertahankan karakteristiknya yang birokratis, kaku, lamban, kurang responsif, berorientasi pada status-quo, serta korup. Aparatur pemerintah harus lebih mampu mengakomodasi perkembangan tuntutan aspirasi dan partisipasi masyarakat modern yang dinamis, kompleks, dan beragam itu. Maka upaya meningkatkan standar etika pemerintahan menjadi sangat penting dan strategis. Meningkatkan standar etika organisasi pemerintah adalah meningkatkan kualitas perwujudan atau pemenuhan batasan-batasan nilai atau norma sikap dan perilaku dalam kebijakan dan tindakan aparatur pemerintah yang dapat memuaskan dan membangun kepercayaan masyarakat. Tanpa kepercayaan masyarakat, pemerintah mana pun tidak akan mampu menjalankan

pemerintahan secara efektif dan efisien. Penyusunan standar etika organisasi

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL) Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

pemerintahan dilakukan dengan melibatkan unsur-unsur masyarakat melalui serangkaian proses komunikasi interaktif; mencakup nilai-nilai yang diinginkan pemerintah serta harapan masyarakat mengenai pola sikap dan perilaku PNS, pejabat pemerintah dan organisasi pemerintahan dalam melayani masyarakat. Pengawasan terhadap pelaksanaan etika pemerintahan dapat dilakukan oleh lembaga-lembaga pemerintahan yang berwenang, lembaga-lembaga semipemerintah atau non-pemerintah, dan individu masyarakat. Lembaga-lembaga peradilan terhadap pelanggaran etika publik seperti PTUN dan Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat) dikembangkan

keberfungsiannya. Lembaga-lembaga tertinggi dan tinggi Negara ditingkatkan keefektifannya dalam mengawasi jalannya pemerintahan oleh eksekutif, termasuk lembaga-lembaga legislatif daerah dalam mengawasi jalannya lembaga eksekutif di daerah-daerah. Komitmen nasional untuk meningkatkan standar etika organisasi pemerintahan tercermin dalam GBHN 1999-2004 yang mencakup komitmen untuk membersihkan aparatur negara dari praktik-praktik KKN, meningkatkan kualitas, kesejahteraan, keprofesionalan aparatur penyelenggara negara, sistem karier berdasarkan prestasi, meningkatkan pemeriksaan kekayaan pejabat, meningkatkan profesionalisme dan akuntabilitas publik aparatur pemerintahan, meningkatkan kesejahteraan PN dan TNI maupun Kepolisian Negara RI, dan memantapkan netralitas politik pegawai negeri dengan tetap menghargai hakhak politiknya.

2.5

PELAYANAN PRIMA A. Pengertian dan Prinsip Pelayanan Prima Pelayanan diartikan sebagai usaha untuk membantu menyiapkan (mengurus) apa yang diperlukan orang lain. Standar pelayanan adalah ukuran yang telah ditentukan sebagai suatu pembakuan pelayanan yang baik. Pelayanan terkait dengan produk yang berupa barang atau jasa.

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL) Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

Pelayanan juga terkait dengan pelanggan. Terdapat 2 (dua) jenis pelanggan, yaitu pelanggan internal dan pelanggan eksternal. Pelanggan internal merupakan orang yang terkena dampak berasal dari instansi yang sama dengan pembuat produk itu sendiri. Sedangkan pelanggan eksternal adalah orang yang terkena dampak produk tersebut berasal dari luar instansi. Untuk dapat melaksanakan pelayanan prima perlu memperhatikan prinsipprinsip pelayanan prima, yaitu : cara-cara menciptakan dan meningkatkan citra positif di mata pelanggan.

B. Wujud Pelayanan Prima Untuk memahami wujud pelayanan prima, perlu diketahui tentang pengertian mutu pelayanan prima, yang meliputi perubahan paradigma pelayanan, pelayanan mengacu pada kepuasan pelanggan dan dimensi pelayanan prima. Juga perlu mengetahui mutu pelayanan prima yang meliputi konsep mendahulukan kepentingan pelanggan dan pelayanan dengan sepenuh hati. C. Indikator Pelayanan Prima Kesuksesan dalam pelayanan prima memerlukan pendekatan yang terintegrasi antara top, middle, dan lower management sehingga dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat berpedoman pada prinsip: Kesederhanaan kejelasan dan kepastian keamanan keterbukaan efisien ekonomis keadilan yang merata ketepatan waktu

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL) Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

D. Masyarakat Sebagai Pelanggan Kemitraan dengan masyarakat sebagai pelanggan memerlukan kualitas yang meyakinkan bahwa keinginannya akan terpenuhi melalui jasa pelayanan yang diterima. Dalam semangat kemitraan dengan masyarakat maupun rekan kerja, memerlukan lebih banyak komitmen yang lengkap dan lebih mendalam, dengan persyaratan yang mengharuskan dilakukannya pekerjaan lebih banyak daripada sekedar hubungan pelanggan yang bersifat sementara. Kemitraan pelanggan lebih banyak memberikan imbalan secara ekonomi, tetapi juga lebih bisa mengurangi kesalahan serta menghasilkan lebih banyak imbalan mendasar yang lebih besar daripada hubungan antara pemberi pelayanan dan pelanggan.

2.6

BUDAYA KERJA ORGANISASI PEMERINTAH Budaya kerja adalah kebiasaan yang dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat, sikap hidup yang didasari oleh nilai atau keyakinan yang telah menjadi sifat/kebiasaan yang membudaya dalam perikehidupan suatu masyarakat yang tercermin dalam perilaku, tindakan sewaktu bekerja. Budaya kerja merupakan gairah kerja yang selalu menginginkan perbaikan. Budaya kerja aparatur pemerintah adalah tata cara pengelolaan administrasi pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan yang mencakup: perencanaan; pengembangan; produksi suatu hasil; pelayanan suatu produk secara berkualitas. Kondisi penyelenggaraan negara model lama adalah KKN, menimbulkan krisis ekonomi, politik, sosbud, kepercayaan, yang dapat merusak sendi kehidupan berbangsa, bermasyarakat, bernegara. Kondisi sekarang adalah globalisasi, pasar bebas, persaingan, informatika, yang memunculkan tuntutan demokratisasi, supremasi hukum, HAM, akuntabilitas, keterbukaan, pemberdayaan masyarakat. Sikap yang harus dimunculkan PNS: profesionalisme, bertanggung jawab, bersih, berwibawa dan samapta. Tujuan Budaya Kerja :

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL) Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

1) Menciptakan sumberdaya aparatur yang memiliki sifat tangguh, cerdas, terampil, jujur, adil, komunikatif, mandiri, kerja keras, setia kawan, hemat, produktif, disiplin, rasa malu, tanggung jawab 2) Menciptakan budaya kualitas: input, proses pelaksanaan, hasil/output 3) Meningkatkan kualitas pelayanan umum

Manfaat Budaya Kerja : 1) Merubah sikap dan perilaku sumber daya aparatur 2) Menjamin produk yang lebih baik 3) Membuka jaringan komunikasi 4) Menciptakan kondisi yang efektif dan efisien 5) Menciptakan hubungan yang kondusif (keterbukaan, kebersamaan, gotong royong, kekeluargaan) 6) Menemukan kesalahan dan cepat memperbaiki 7) Cepat menyesuaikan diri dengan perubahan dan pembaharuan 8) Kepuasan kerja meningkat 9) Terciptanya semangat learning organization

2.7

MANAJEMEN PERKANTORAN MODERN A. Pengertian dan Pelaksanaan Perkantoran Modern Setiap orang dibentuk untuk mencapai tujuan tertentu. Untuk mencapai tujuan tersebut, organisasi melakukan tugas-tugas atau kegiatan-kegiatan. Kegiatan-kegiatan organisasi dapat dikelompokkan dalam dua kelompok besar, yaitu kegiatan pokok dan kegiatan penunjang. Kegiatan pokok sering disebut kegiatan substansif, dan kegiatan penunjang disebut kegiatan fasilitatif. Kegiatan pokok adalah kegiatan yang secara langsung mengenai tujuan organisasi. Oleh karena secara langsung mengenai tujuan organisasi, maka kegiatan pokok organisasi yang satu akan berbeda dengan dengan kegiatan pokok organisasi yang lain kalau memang kedua organisasi itu mempunyai tujuan yang berbeda.

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL) Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

Kegiatan penunjang untuk organisasi dengan tujuan apapun dapat dikatakan seragam. Salah satu kegiatan penunjang ini adalah kegiatan penanganan data/informasi. Kegiatan penanganan data/informasi disebut kegiatan perkantoran. Pengertian manajemen perkantoran beraneka ragam. Namun pengertian apapun yang diberikan, pengertian manajemen perkantoran dapat dirumuskan sebagai rangkaian kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan serta pengawasan dan pengendalian pekerjaan perkantoran. Secara substansional jelas yang di manage adalah seluruh unsur perkantoran, termasuk keuangan, sistem, prosedur dan metodenya serta informasi yang berkaitan. Pengertian perkantoran modern dapat ditengarai adanya bangunan dan tata ruang yang baik, menggunakan alat dan perlengkapan termasuk mebeler yang tepat, para pegawai dalam melaksanakan tugas-tugasnya berdisiplin, profesional memiliki sikap dan cara berpikir serta bertindak sesuai dengan tuntutan jaman.

B. Teknik-teknik Korespondensi Dalam kehidupan dan pergaulan sehari-hari, manusia tidak terlepas dari saling memberikan informasi baik secara lisan maupun secara tertulis. Pemberian informasi secara tertulis terjadi jika pemberi informasi tidak dapat berhadap-hadapan dengan penerima informasi. Kegiatan tersebut disebut korespondensi dan berkomunikasi dengan surat. Adapun tujuan umum surat yang ditulis oleh pengirimnya adalah mengharap reaksi yang timbul dari pembacanya tepat seperti yang diharapkan. Jadi surat sebagai alat komunikasi tertulis untuk menyampaikan pesan atau informasi. Oleh karena itu, penulis surat harus memenuhi syarat, baik dalam teknik penulisan, maupun dalam langkah-langkah dalam menulis surat. Dalam menulis surat terdapat berbagai macam pilihan format, style, gaya. Dalam menulis surat jangan lupa menggunakan bahasa yang benar baik dalam menyusun kalimat, paragraf dan penggunaan tanda-tanda baca.

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL) Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

C. Teknik Mengarsip Surat (Filing) Filing merupakan suatu tempat penyimpanan arsip dengan aman, dapat dianggap sebagai pusat ingatan organisasi. Arsip disimpan karena mempunyai tujuan yaitu menyelamatkan bahan pertanggungjawaban nasional tentang perencanaan, pelaksanaan dan penyelenggaraan kehidupan kebangsaan. Arsip mempunyai siklus hidup yaitu sejak penciptaan, pemanfaatan, penyimpanan, pemindahan dan yang terakhir adalah pemusnahan arsip. Dalam penyimpanan dapat dibedakan berbagai macam sistem penyimpanan yaitu sistem alpabetis, subjek, nomor, geografis, dan sistem kronologis. Agar arsip disimpan dapat ditemukan dengan cepat, tepat, lengkap dan akurat, arsip disimpan dengan menggunakan peralatan yang memadai, yaitu filing kabinet, sekat penunjuk, dan folder serta melalui tahap-tahap atau prosedur filing. Penyusutan adalah suatu upaya untuk mengurangi jumlah atau volume arsip dengan cara pemindahan, penyerahan dan pemusnahan arsip yang sudah melampaui jadwal retensi arsip.

D. Tata Cara Kerjasama Suatu keharusan bagi setiap pegawai kantor untuk dapat bekerja sama dengan pegawai-pegawai lain, karena tidak semua pekerjaan yang menjadi bagian dari dan tanggung jawabnya dapat dikerjakan sendiri. Untuk bekerja sama perlu komunikasi. Komunikasi ialah menghasilkan, mengalihkan dan menerima pesan-pesan antar orang atau antar kelompok dengan berbagai alasan/tujuan. Kemampuan berkomunikasi menunjukkan keberhasilan seseorang dalam mengirimkan pesan secara jelas, manusiawi dan efisien. Ada lima unsur komunikasi, yaitu komunikator, pesan, media, penerima dan umpan balik. Kerja sama (kolaborasi) suatu proses yang didasarkan suatu prinsip kerja sama yang menghasilkan kepercayaan, integritas dan terobosan melalui pencapaian konsensus, kepemilikan dan keterpaduan dalam semua aspek

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL) Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

organisasi. Oleh karena itu kerja sama (kolaborasi) harus terus dikembangkan, tanpa menghilangkan adanya kompetisi antar pribadi maupun kelompok.

E. Tata Cara Pembuatan Laporan Laporan adalah salah satu alat resmi untuk menyampaikan informasi yang isinya memberikan gambaran tentang apa, dimana, bilamana, mengapa dan siapa yang bertanggung jawab terhadap kejadian-kejadian tersebut. Dengan demikian laporan perlu mempunyai syarat-syarat benar dan obyektif, jelas dan cermat, langsung mengenai persoalan, tegas dan konsisten, tepat waktu, dan tepat penerimanya. Agar laporan yang disampaikan kepada atasan dapat digunakan sesuai dengan kegunaannya, laporan harus disusun secara tepat. Penyusunan secara tepat jika laporan tersebut disusun melalui langkah-langkah yang tepat pula, yaitu pertama-tama menentukan perihal (subjek), mengumpulkan data dan fakta, mengklasifikasikan data, mengevasuali, mengolah, menganalisis dan

menginterpretasikan data, dan membuat kerangka laporan. Kerangka mencakup pendahuluan, batang tubuh, dan penutup yang berisi kesimpulan dan saran. Untuk melengkapi laporan perlu diikuti dengan lampiran. Hal yang tidak boleh dilupakan dalam pembuatan laporan ialah ukuran kertas, cara pengetikan, yang mencakup tata letak bagian-bagian laporan, dan penomoran.

2.8

MEMBANGUN KERJASAMA TIM (TEAM BUILDING) A. Strategi Kerjasama dalam Kelompok Dalam organisasi modern sangat dikenal adanya cara kerja secara Tim, samakah tim dengan kelompok? Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang jelas antara Tim dengan kelompok. Kelompok adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang satu sama lain berinteraksi dalam mencapai tujuan bersama. Sedangkan yang dimaksud dengan Tim adalah kumpulan orang-orang yang tergabung dalam suatu kelompok yang memiliki tujuan yang sama, anggotanya saling tergantung antara yang satu dengan yang

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL) Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

lain, dan bekerjasama dalam suasana saling percaya, saling memotivasi dan apabila terdapat permasalahan diselesaikan secara terbuka dengan pendekatan Win-win Solutions. Ada kecenderungan setiap individu lebih senang bekerja dalam Tim yang efektif, mengingat lebih banyak manfaatnya daripada kelemahannya. Beberapa manfaat bekerja secara Tim antara lain adalah sebagai berikut: Tujuan dan sasaran individu dan tim akan tercapai secara maksimal Terciptanya rasa saling menghargai satu sama lain dan apabila terjadi perbedaan perbedaan diselesaikan secara terbuka dengan prinsip Win-win Solutions Masing-masing anggota mau berbagi Bebas mengemukakan ide dan gagasannya secara kreatif Pembagian tugas musyawarah dengan asas profesionalisme Terhindar dari stress karena masing-masing pihak bebas mengutarakan pendapatnya

B. Menerapkan Kerjasama dalam Membangun Tim Dinamis Dalam rangka menerapkan kerjasama dalam membangun sebuah tim yang dinamis perlu mengacu pada pengertian tim dinamis. Tim Dinamis adalah Tim yang berkinerja tinggi, tim yang memanfaatkan energinya secara maksimal untuk menghasilkan sesuatu. Tim yang penuh percaya diri, tim yang saling tergantung satu sama lain. Adapun unsur-unsur tim yang dinamis antara lain adalah menyatakan secara jelas misi dan tujuannya, beroperasi secara kreatif, memfokuskan pada hasil, memperjelas peran dan tanggungjawab, diorganisir secara baik, dibangun diatas kekuatan individu, saling mendukung kepemimpinan anggota yang lain, mengembangkan iklim tim, menyelesaikan ketidaksepakatan, berkomunikasi secara terbuka, membuat keputusan secara obyektif, mengevaluasi

evektifitasnya sendiri.

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL) Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

Untuk mencapai tim yang dinamis tentu saja mengacu pada perkembangan tim dan perlunya membangun rasa kebersamaan dan mampu menumbuhkan kebanggaan Tim.

C. Pemecahan Masalah Secara Win-Win Solutions Konflik terjadi pada setiap individu dan sulit dihindarkan. Penanganan konflik secara dini akan membantu tim dalam meningkatkan kinerjanya. Konflik selalu melibatkan dua orang atau lebih yang terjadi apabila salah satu pihak merasa kepentingannya dihalang-halangi. Sumber-sumber konflik antara lain adalah: 1) Menghalang-halangi sasaran perorangan 2) Kehilangan status 3) Perbedaan sudut pandang 4) Kehilangan Otonomi atau kekuasaan 5) Kehilangan sumber-sumber apabila sumber yang langka 6) Ketidakadilan 7) Mengancam nilai-nilai dan lain sebagainya

2.9

KOMUNIKASI YANG EFEKTIF A. Pengertian, Peranan, Fungsi dan Macam Komunikasi Komunikasi didefinisikan sebagai menembakkan informasi kepada suatu sasaran yang barangkali saja tepat mengenai sasaran. Akan tetapi menembakkan atau mengirimkan informasi bukan berarti komunikasi. Seringkali komunikasi antara dua orang atau lebih tidak berjalan dengan baik, karena mereka dapat saja menggunakan satu istilah/kata yang sama tetapi mempunyai arti yang berbeda, atau menggunakan kata yang berbeda tetapi mempunyai arti yang sama. Terdapat empat unsur komunikasi: 1) Komunikator (pengirim pesan/sender) 2) Media (channel/saluran) 3) Komunikan (penerima pesan/reciever)

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL) Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

4) Message/pesan

Dalam proses komunikasi dapat terjadi adanya gangguan (noise), yang disebabkan berita yang disampaikan tidak jelas, dan penerima berita mengartikan tidak secara menyeluruh, atau gangguan cuaca yang mempengaruhi media komunikasi.

B. Komunikasi yang Efektif Komunikasi yang efektif dapat terjadi apabila pesan yang dikirim oleh komunikator dapat diterima dengan baik oleh komunikan. Kemudian penerima pesan menyampaikan kembali bahwa pesan telah diterima dengan baik dan benar. Artinya ada komunikasi dua arah atau komunikasi yang timbal balik. Kenyataannya komunikasi efektif 55% ditentukan dari bahasa tubuh, postur, kontak mata, 38% ditentukan dari nada suara dan hanya 7% saja ditentukan oleh kata-kata.

C. Peranan Bahasa dalam Komunikasi Dalam komunikasi bahasa mempunyai peran yang sangat penting. Di dalam bahasa, ada kata kata denotasi/harafiah, dan ada kata-kata konotasi, dan dengan menggunakan logat bahasa tertentu dapat menimbulkan perbedaan pengertian. Bahasa dibedakan dalam dua pengertian yaitu bahasa dalam arti luas dan arti sempit. Fungsi bicara dalam arti kehidupan manusia adalah sebagai alat melahirkan berbagai macam perasaan dan sebagai alat komunikasi. Faktorfaktor yang mempengaruhi kelancaran dan kelainan dalam komunikasi yaitu pengetahuan, pengalaman, intelegensia, kepribadian, biologis.

D. Prinsip dan Teknik Berkomunikasi yang Efektif Dalam berbicara yang baik harus memperhatikan prinsip dan teknik komunikasi. Prinsip secara harafiah mempunyai arti pokok/dasar, keyakinan,

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL) Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

sendi sendi yang mempunyai asas atau kebenaran yang menjadi dasar berpikir, bertindak dan berbuat. Sedangkan teknik adalah kepandaian, pengetahuan membuat/melakukan sesuatu berkenaan dengan seni. Teknik disebut juga metode, daya upaya dan kemahiran yang terjadi karena pikiran yang lebih luas, dan perasaan yang lebih tajam. Trik-trik dalam berbicara yaitu dengan menarik napas dalam-dalam, dan mengatur volume suara. Ketrampilan dalam berbicara merupakan kemampuan mengekspresikan pembicaraan dalam bahasa kata-kata. Yang semuanya tergantung pada pengalaman, pengetahuan, panjang dan pendeknya

pembicaraan, isi pembicaraan. Ketrampilan bicara biasanya diikuti dengan gaya bicara. Ada beberapa gaya bicara yang biasanya mengikuti kegiatan bicara itu sendiri yaitu: 1) Gaya berbicara dengan menghubungkan suara dengan kata-kata atau disebut gaya bahasa yang meliputi Asidenton, Polisidenton, Klimaks, antiklimaks, dan Hiperbola 2) Gaya berbicara dengan gerak muka (mimik) 3) Gaya berbicara dengan gerak badan (panto mimik) 4) Gaya berbicara dengan gerak gerik

Hal-hal menarik lainnya yang mempengaruhi berbicara ialah: pakaian, pandangan mata, air muka, sikap badan, suara, senyum, berjabat tangan, berpikir, bertindak dan selalu terlihat senang dan sukses, ingat nama, tunjukkan daya tarik yang tulus terhadap orang yang dihormati.

E. Komunikasi yang Efektif dan Hubungan yang Sehat Komunikasi mencakup hampir setiap interaksi diantara seorang dengan orang lain. Oleh karena itu antara komunikasi dengan hubungan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Artinya antara seorang dengan orang lainnya tidak dapat berhubungan tanpa melakukan komunikasi. Komunikasi yang diucapkan atau tidak diucapkan bisa jelas, samar-samar, terbuka atau terkontrol.

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL) Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

Komunikasi efektif dan hubungan yang sehat, tergantung dari tiga macam perilaku komunikasi yang dapat dibedakan menjadi: komunikasi formal, komunikasi informal dan komunikasi nonformal.

2.10 WAWASAN KEBANGSAAN DALAM KERANGKA NKRI A. Konsep dan Pengertian Negara dan Bangsa Secara konseptual, negara terbentuk karena adanya perjanjian atau kesepakatan diantara kelompok-kelompok manusia dalam suatu wilayah atau daerah tertentu untuk mewujudkan kepentingan atau tujuan bersama tanpa membedakan ras/suku, bahasa, agama, adat-istiadat, budaya dan kepentingan politik kelompok yang bersangkutan. Unsur-unsur pembentuk negara, yaitu : 1) Rakyat yang bersatu sebagai satu bangsa 2) Daerah atau wilayah yang jelas batas batasnya 3) Pemerintah yang berdaulat dengan tujuan tertentu dan secara formal mendapat pengakuan dari negara lain dalam rangka memenuhi tata aturan pergaulan internasional

Bangsa adalah rakyat yang bersepakat untuk bersatu dengan tekad untuk membangun masa depan bersama dengan cara membentuk negara yang akan mengatur dan mengurus kepentingan bersama secara adil. Bangsa Indonesia adalah rakyat Indonesia yang secara sosio-politis telah mempunyai kesatuan tekad sejak proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, mendirikan negara kesatuan RI dan telah mendapat pengakuan internasional.

B. Wawasan Kebangsaan dan Integrasi Nasional Membangun karakter bangsa merupakan suatu proses untuk membina, memperbaiki dan membentuk tabiat, watak insan manusia sehingga

menunjukkan perbuatan, perilaku yang baik dan positif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL) Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

Ciri-ciri karakter bangsa yang diharapkan antara lain: adanya saling menghargai dan menghormati, rasa kebersamaan dan tolong menolong, rasa persatuan dan kesatuan dan moral dan ahlak yang dilandasi oleh nilai-nilai agama. Untuk memelihara kelangsungan karakter bangsa yang diharapkan, faktor-faktor yang senantiasa perlu diperhatikan antara lain : idiologi, politik, ekonomi sosial budaya, agama, dan kepemimpinan. Dalam rangka mewujudkan cita-cita luhur dari suatu bangsa, tidak dapat dilepaskan dari berbagai tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan. Oleh karena itu, setiap bangsa dituntut harus mempunyai kemampuan, kekuatan, ketangguhan dan keuletan untuk mengatasinya sehingga bangsa tersebut senantiasa tetap tahan dan kuat untuk menghadapinya dan dengan demikian bangsa tersebut dapat mempertahankan kehidupan dan kelangsungan citacitanya. Ketahanan Nasional dimaksud, pada hakekatnya meliputi: bidang idiologi, politik, ekonomi, social budaya, dan Hankam. Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia nilai kejuangan dimaksudkan untuk menggambarkan daya pendorong, pelawan dan pendobrak yang mampu membawa bangsa ini untuk membebaskan dirinya dan penjajc;than dan bebas merdeka. Berkat pengalaman sejarah perjuangan bangsa dalam mengusir penjajah dan mengemban amanat penderitaan rakyat akhirnya mampu melandasi timbulnya semangat untuk menjadi bangsa yang bersatu, mempunyai semangat pengabdian, pengorbanan, sikap perkasa, gagah berani, rela berkorban karena ada kesadaran dan rasa tanggung jawab membela kebenaran, keadilan dan kejujuran demi kebaktian terhadap nusa dan bangsa yang tercinta. Dengan daya saing yang berlandaskan wawasan kebangsaan yang mantap, kita harus mampu menyerap berbagai pengaruh positif dari luar untuk memantapkan dan meningkatkan kekuatan nasional, dan menangkal pengaruh negatif yang dapat merusak nilai-nilai kejuangan, daya saing nasional dan watak bangsa Indonesia. Pemberdayaan ekonomi daerah merupakan salah satu faktor penting dalam menciptakan daerah yang mandiri melalui kebijakan desentralisasi. Sementara

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL) Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

itu daya saing merupakan elemen kunci lain dalam pemberdayaan daerah di era persaingan bebas sekarang ini. Dengan demikian keberhasilan dalam menciptakan daya saing itu sendiri merupakan faktor penting dalam mendorong keberhasilan otonomi daerah. Dalam konteks global, daya saing lokal dan regional harus saling "komplementer" mampu mendukung daya saing nasional untuk berkompetisi dalam kancah persaingan internasional (Martani, 2000). Untuk menampilkan daya saing nasional yang bertumpu pada kemampuan dan keunggulan masing-masing daerah, maka dalam proses menghasilkan produk unggulan harus dikembangkan kerja sama antar daerah. Misalnya antar daerah Kabupaten dalam satu wilayah Propinsi bahkan antar Propinsi, sehingga terjadi hubungan yang bersifat sinergi yang makin mempererat daya rekat persatuan dan kesatuan bangsa.

C. Nilai-nilai Kejuangan, Daya Saing Nasional dan Character Building Wawasan kebangsaan senantiasa dibina dan dipelihara sehingga tetap terpelihara persatuan dan kesatuan, kebersamaan, saling menghargai serta merasa tidak ada perasaan ingin menang sendiri, ingin menonjolkan diri dan lain sebagainya. Wawasan kebangsaan harus ditempuh melalui rekayasa sosial dan jangan dibiarkan menentukan arahnya sendiri, ditumbuhkembangkan dari nilai- nilai moralitas Pancasila yang diaktualisasikan dengan perkembangan zaman. Proses ke arah ini dilaksanakan melalui pembangunan nasional yang berciri konsepsi wawasan nusantara sebagai satu kesatuan politik, ekonomi, sosbud dan hankam untuk memperkuat ketahanan nasional.

2.11 KEPEMERINTAHAN YANG BAIK Tuntutan penerapan kepemerintahan yang baik (good governance) dimulai dengan adanya Reformasi pada tahun 1998. Hal ini merupakan reaksi dari keadaan pemerintah pada era Orde Baru dengan berbagai permasalahan yang terutama meliputi pemusatan kekuasaan pada Presiden, baik akibat konstitusi (UUD 45)

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL) Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

maupun tidak berfungsi dengan baik lembaga teringgi dan tinggi negara lainnya, serta tersumbatnya saluran partisipasi masyarakat dalam memberikan kontrol sosial. Hubungan antara good governance dan pembangunan berkelanjutan dapat dilihat dari sudut kelembagaan dan dari sudut sikap sumberdaya manusianya. Terdapat tiga unsur terlaksananya good governace : a. Pemerintah Sebagai mediator yang menjembatani aspirasi masyarakat dengan sektor swasta terkait dengan public goods dan pembuatan peraturan. b. Sektor Swasta Sebagai penyedia barang dan jasa, serta menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat. c. Masyarakat Berpartisipasi aktif dalam memberikan perspektif / masukan dalam setiap pengambilan keputusan dan penentuan kebijakan serta berfungsi sebagai kontrol sosial dalam pelaksanaannya.

Kunci utama memahami good governance adalah pemahaman atas prinsipprinsip yang mendasarinya. Bertolak dari prinsip-prinsip ini didapat tolok ukur kinerja suatu pemerintah. Prinsip-prinsip tersebut meliputi: a. Partisipasi masyarakat: semua warga masyarakat mempunyai suara dalam pengambilan keputusan, baik secara langsung maupun melalui lembaga-lembaga perwakilan yang sah yang mewakili kepentingan mereka. b. Tegaknya supremasi hukum: kerangka hukum harus adil dan diberlakukan tanpa pandang bulu, termasuk didalamnya hukum-hukum yang menyangkut hak asasi manusia. c. Transparasi: Seluruh proses pemerintah, lembaga-lembaga, dan informasi perlu dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan, dan informasi yang tersedia harus memadai agar dapat dimengerti dan dipantau. d. Peduli dan stakeholder : lembaga-lembaga dan seluruh proses pemerintah harus berusaha melayani semua pihak yang berkepentingan.

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL) Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

e. Berorientas pada konsensus: menjembatani kepentingan-kepentingan yang berbeda demi terbangunnya suatu konsensus menyeluruh. f. Kesetaraan: semua warga masyarakat mempunyai kesempatan memperbaiki atau mempertahankan kesejahteraan mereka. g. Efektifitas dan efisiensi: proses-proses pemerintahan dan lembaga-lembaga membuahkan hasil sesuai kebutuhan warga masyarakat dan dengan

menggunakan sumber-sumber daya yang ada seoptimal mungkin. h. Akuntabilitas: pemerintah bertanggungjawab, baik kepada masyarakat maupun kepada lembaga-lembaga yang berkepentingan. i. Visi strategis: para pemimpin dan masyarakat memiliki perspektif yang luas dan jauh ke depan atas tata pemerintahan yang baik.

2.12 PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI Korupsi adalah tindakan penyelewengan atau penggelapan uang negara / perusahaan sebagai tempat seseorang bekerja untuk keuntungan pribadi atau orang lain (Kamus Hukum, 2002). Ciri-ciri korupsi antara lain terdiri dari : 1. dilakukan lebih dari satu orang 2. merahasiakan motif, ada keuntungan yang ingin diraih 3. berhubungan dengan kekuasaan/kewenangan tertentu 4. berlindung dibalik pembenaran hokum 5. melanggar kaidah kejujuran dan norma hokum 6. mengkhianati kejujuran

Korupsi di Indonesia sudah menjadi fenomena yang sangat mencemaskan, karena telah semakin meluas dan merambah pada lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif. Kondisi tersebut telah menjadi salah satu faktor penghambat utama dalam pelaksanaan pembangunan di Indonesia. Kebiasaan korupsi muncul dan dianggap lumrah oleh masyarakat pada saat pemberian hadiah kepada pejabat/penguasa pegawai dan keluarganya sebagai

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL) Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

imbalan jasa pelayanan sebagai adat ketimuran. Perilaku ini berlangsung secara terus menerus dan menjadi "budaya", hal ini disebabkan kurangnya pemahaman masyarakat terhadap korupsi. Apabila tidak ada perbaikan yang berarti, maka kondisi tersebut akan sangat membahayakan kesatuan dan persatuan bangsa. Pemerintah Indonesia telah menempatkan pemberantasan korupsi sebagai salah satu prioritas dalam kebijakan nasional dan berkomitmen untuk secara berkesinambungan mewujudkan tata kepemerintahan yang baik dan bebas dari KKN, walaupun hasil nyata belum bisa kita rasakan karena korupsi sudah membudaya, berakar dan menjadi bahaya laten dalam tata pemerintahan kita.

2.13 POLA PIKIR Dengan diberikannya materi pola pikir, CPNS yang baru memasuki lingkungan PNS diharapkan mampu membentuk pola pikir positif dengan mengubah imej PNS yang cenderung negatif menjadi imej yang lebih positif. Jenis-jenis pola pikir : 1. Perfeksionis Menilai dirinya begitu tajam sehingga sekilas pribadinya tidak berani mencoba sesuatu yang tidak dikuasai dengan sangat sempurna. 2. Obsesif Mengingat terus menerus sesuatu yang menakutkan sehingga menteror diri sendiri sampai rasa takut itu menjadi jauh lebih besar dari dirinya sendiri. 3. Pesimis Tidak mampu melihat keberhasilan yang diraih karena dirinya memilih untuk hanya selalu berfokus pada kegagalan. 4. Ketergantungan pada orang lain Merasa takut kehilangan hubungan baik yang telah lama dibina. 5. Birokrat/Dogmatik Memaksakan kehendaknya untuk mengikuti aturan dan merasa yang paling tahu segalanya. 6. Optimis

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL) Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

Percaya bahwa tidak ada sesuatu yang tidak mungkin. 7. Realistis Dapat mengalahkan rasa takut dan hal-hal negatif dan melihat sesuatu tanpa menggunakan emosi. 8. Taoisme Sesuatu yang jelek dapat sangat bermanfaat jika ada pada situasi yang tepat dan sesuatu yang kelihatannya baik mungkin dapat mencelakakan. Pola pikir yang merusak diri ternyata dapat dirubah sehingga kita dapat bekerja dengan lebih baik, mandiri dan dapat mengekspresikan diri. 2.14 PROGRAM KO-KURIKULER A. Ceramah Kesehatan Mental Kesehatan menurut UU No. 23 tahun 1992 didefinisikan sebagai suatu keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

B. Latihan Kesegaran Jasmani Pembinaan kesegaran jasmani sangat bermanfaat bagi CPNS guna menunjang kegiatan proses belajar mengajar selama mengikuti pelatihan, serta kelak dapat meningkatkan produktivitas kerja yang prima saat telah menjadi PNS. Pembinaan mental fisik dan disiplin dilakukan secara terus menerus selama mengikuti diklat ini, dengan semua kegiatan dilakukan secara tertib yakni tertib di ruang kelas, tertib di ruang tidur, tertib di ruang makan, tertib di lapangan, tertib pengaturan dan penggunaan waktu (tepat waktu) dan kegiatan-kegiatan lain yang tertib dan teratur. Suatu kehidupan yang serba tertib akan melahirkan suatu disiplin yang prima. Tujuan dari pembelajaran ini adalah : Dapat mengetahui komponen kesegaran jasmani serta memelihara

dan meningkatkan kesegaran jasmaninya

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL) Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

Menerapkan

kebiasaan-kebiasaan

baik

untuk

menciptakan

dan

melaksanakan pola hidup sehat

C. Peraturan Baris-Berbaris (PBB) Salah satu bagian dari pembinaan mental, fisik dan disiplin adalah adalah pelajaran baris-berbaris. Pelajaran baris-berbaris bukanlah mengarahkan peserta menjadi TNI atau militer tetapi untuk mewujudkan disiplin yang prima, agar dapat menunjang pelayanan yang prima pula. PBB tujuannya antara lain adalah membentuk sikap, disiplin, membina kebersamaan dan kesetiakawanan. Gerakan di Tempat Gerakan-gerakan di tempat yang umum dilakukan adalah menyiapkan barisan (sikap sempurna), lencang kanan, lencang depan, berhitung, hadap kanan/kiri, hadap serong kanan/kiri, balik kanan dan mengistirahatkan barisan. Sasaran gerakan di tempat adalah melatih gerakan orang perorangan. Setiap kesalahan yang dilakukan oleh orang perorangan langsung dibetulkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Diharapkan tidak terulang kembali kesalahan yang sama, yang akhirnya dapat membentuk sikap dan disiplin yang baik. Gerakan Berjalan Gerakan-gerakan yang umum dilakukan adalah maju jalan, belok kanan/kiri, balik kanan maju jalan, jalan di tempat, belok kanan/kiri jalan, menghentikan barisan dan membubarkan barisan. Sasaran gerakan berjalan adalah untuk melatih kelompok/barisan agar terbentuk kekompakan dan kerjasama yang harmonis.

D. Tata Upacara Sipil Tujuan dilaksanakannya kegiatan ini secara umum adalah agar peserta mengerti, memahami dan menguasai tatacara kegiatan dalam satu upacara baik upacara umum maupun upacara khusus. Lebih jauh, peserta diharapkan mampu

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL) Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

menyelenggarakan suatu upacara (sebagai penanggung jawab); ditunjuk sebagai pemimpin upacara atau pembina upacara. Upacara Umum Upacara umum adalah suatu kegiatan upacara secara umum di lapangan yang urut-urutan acaranya telah ditentukan dan dilaksanakan instansi resmi pemerintah. Upacara Khusus Upacara khusus adalah suatu kegiatan upacara secara khusus yang tidak memerlukan pejabat-pejabat upacara dan susunan secara lengkap seperti upacara umum. Kegiatan apel maupun pelaporan kesiapan belajar dan selesai belajar di kelas yang dilakukan instansi perkantoran atau lembaga pendidikan secara rutin agar dapat membiasakan diri untuk melaksanakan pekerjaan selalu tertib, teratur dan sempurna.

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL) Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan Diklat ini dimaksudkan untuk menghasilkan keluaran yang sama kompetensinya antara satu departemen dengan departemen lainnya. Dan juga memberikan bekal pengetahuan, kemampuan, ketrampilan dan pembentukan perilaku bagi CPNS agar mempunyai kemampuan dan etika moral dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya selaku abdi Negara dan abdi Masyarakat.

3.2 Kesan Bertambahnya wawasan kebangsaan, kedisiplinan, kerjasama antar kelompok dan tentunya juga menambah banyak teman, baik dari departemen sendiri maupun dengan departemen lainnya.

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL) Jalan Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong Bogor-16911. Telepon : 021- 8752062, 8752063; Fax. : 021-8752064

LAMPIRAN
1. Surat Panggilan Peserta Diklat 2. Surat Penugasan 3. Jadwal Kegiatan 4. Sertifikat Kelulusan Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPP) tidak dapat kami lampirkan karena kendala teknis yang dialami oleh Panitia Pelaksana Prajabatan Golongan III di PPMKP Ciawi-Bogor. Sertifikat tersebut akan disusulkan melalui bagian kepegawaian masing-masing instansi atau dalam konteks BAKOSURTANAL, sertifikat tersebut akan diberikan kepada peserta melalui Biro Keuangan, Kepegawaian, dan Umum BAKOSURTANAL.

You might also like