You are on page 1of 3

1.

Revolusi agraria yang telah dijalankan sejak abad ke-16 Revolusi agraria merupakan suatu pondasi yang sangat penting dibangun dalam menunjang berlangsungnya revolusi industri. Hal ini sudah dijalankan oleh Inggris sejak abad ke-16. Dikembangkan sistem pemagaran tanah (enclosured), yaitu berupa penertiban kepemilikan tanahtanah pertanian di bawah penguasaan pemilik tanah yang berasal dari golongan aristokrasi (bangsawan). Hal ini kemudian diikuti dengan pengembangan metode baru dalam sistem pertanian yang mengarah pada intensifikasi. Teknologi dalam pertanian dikembangkan dengan cara memperbaiki sistem irigasi dan peningkatan mutu hasil pertanian melalui proses pemupukan. para petani penyewa tanah memiliki sifat bekerja keras dan inovator di bidang teknologi pertanian, sehingga mampu mengembangkan pertanian lebih baik lagi melalui proses intensifikasi. 2. Perkembangan ilmu pengetahuan dan inovasi teknologi Sejak abad ke-16, di Eropa telah terjadi revolusi keilmuan yang muncul sebagai pengaruh dari terjadinya abad pencerahan (aufklarung). Pada masa ini muncul para pemikir dan ilmuwan yang telah melahirkan pemikiran dan temuan-temuan baru yang sangat berguna bagi peningkatan kehidupan manusia. Para ilmuwan tersebut di antaranya Galileo Galilei, Francis Bacon, Rene Descartes, Nicolai Copernicus, Johannes Keppler, Sir Isaac Newton, dan sebagainya. Silahkan kamu cari hasil-hasil pemikiran para ilmuwan di atas. Di Inggris kondisi ini sangat memungkinkan dengan terbentuknya lembaga riset seperti The Royal for Improving Natural Knowledge serta The Royal Society of England. Lembaga riset ini merupakan wadah bagi para ilmuwan dan peneliti untuk dapat menghasilkan penemuanpenemuan baru yang akan digunakan untuk meningkatkan taraf hidup manusia. Mesin pintal yang ditemukan oleh James Hargreaves pada tahun 1795 serta model mesin pintal lain yang ditemukan oleh Richard Arkwright pada tahun 1769 mampu meningkatkan produksi tekstil lebih banyak bila dibandingkan dengan penggunaan teknologi secara manual. Apalagi setelah teknologi mesin pintal tersebut semakin mendapat penyempurnaan oleh Edmund Cartwright (1785) dan Samuel Crompton (1790) menjadikan mesin pintal yang sepenuhnya digerakkan oleh tenaga mesin itu dapat menghasilkan produk tekstil lebih banyak lagi. Penemuan paling revolusioner pada saat itu adalah mesin uap yang dikembangkan oleh James Watt pada tahun 1796. Penemuan mesin uap ini pada akhirnya mendorong peningkatan hasil industri lebih banyak lagi dan mendorong pengembangan temuan-temuan lainnya untuk menunjang industri.

Revolusi industri di Inggris mengalami percepatan pada awal abad ke-19 setelah ditemukannya teknologi baru dalam bidang transportasi darat. Penemuan tersebut berupa lokomotif yang dihasilkan oleh seorang penemu yang bernama George Stephenson pada tahun 1825. Segera penemuan ini diwujudkan dengan membangun jaringan kereta api pertama yang menghubungkan antara Kota Liverpool dan Manchester pada tahun 1830. Penemuan ini sangat berarti bagi peningkatan industri Inggris, terutama percepatan pendistribusian barang-barang hasil industri. Sebelum ditemukannya lokomotif, terdapat kesulitan dalam memasarkan hasil industri karena tidak tersedianya angkutan yang cukup memadai, sehingga proses pendistribusian menjadi lambat. Dengan ditemukannya lokomotif, kemudian dapat dibangun jaringan transportasi darat berupa jalur kereta api, sehingga lebih mempercepat proses pemasaran hasil industri. Adapun yang menarik adalah bahwa terdapat suatu kerja sama yang cukup baik antara para pengusaha dan para penemu (inovator), sehingga memperlancar dan mempercepat proses revolusi industri. Hasil-hasil penemuan dimanfaatkan oleh para pengusaha untuk membangun industri dengan menggunakan mesin-mesin hasil penemuan tersebut sebagai alat produksi yang sangat penting dalam sistem industri tersebut.

3. Struktur masyarakat terbuka yang berorientasi pada perdagangan Struktur masyarakat Inggris pada saat itu menciptakan suatu kondisi yang mendukung bagi berlangsungnya revolusi industri. Golongan aristrokrasi memiliki pandangan yang lebih maju dan terbuka, sehingga memungkinkan mereka lebih berorientasi pada perdagangan. Sementara itu, komposisi masyarakat golongan menengah di Inggris lebih banyak bila dibandingkan dengan negara Eropa lainnya. Hal ini menciptakan suatu kondisi masyarakat yang lebih terbuka dan siap dalam menerima perubahan-perubahan. 4. Stabilitas politik yang mantap Di negara-negara Eropa lainnya pada waktu yang sama terjadi pergolakan politik dengan terjadinya revolusi yang menumbangkan kekuasaan pemerintah lama. Kondisi demikian, tidak terjadi di Inggris. Pemerintahan monarki mampu menyesuaikan diri dengan tuntutantuntutan perubahan masyarakat dengan cara membangun suatu pemerintahan monarki parlementer. Hal ini dapat membendung gejolak perubahan dalam masyarakat, sehingga Inggris mampu untuk menciptakan kondisi politik dalam negeri yang cukup stabil. Kondisi inilah yang akan sangat menunjang bagi berlangsungnya revolusi industri. 5. Kekayaan sumber alam yang dimiliki oleh Inggris Inggris memiliki sumber daya alam yang sangat dibutuhkan oleh proses

industri. Bahan tambang seperti batu bara serta bijih besi sangat diperlukan dalam proses industri pada saat itu. Bahan-bahan tambang tersebut dimiliki oleh Inggris. Dengan demikian, dapat memudahkan berlangsungnya revolusi industri. 6. Berkembangnya paham ekonomi liberal Berkembangnya paham liberal sejak abad pencerahan memberikan dampak bagi berkembangnya paham ekonomi liberal. Salah seorang pengembang paham ini adalah Adam Smith (1723-1790) yang mengembangkan pemikiran tentang perlunya dibangun konsep laissez-faire di dalam sistem perekonomian. Konsep ini menginginkan tidak adanya campur tangan yang besar dari pemerintah, ekonomi dengan sendirinya akan dibangun oleh pasar bebas. Paham ini mendorong bagi lahirnya para pengusaha-pengusaha yang menginginkan adanya kebebasan di bidang ekonomi. 7. Luasnya tanah jajahan yang dimiliki Inggris Kondisi pendukung bagi kelancaran industrialisasi adalah tersedianya bahan baku industri serta tersedianya daerah yang akan menampung atau menggunakan hasil-hasil industri tersebut. Faktor-faktor ini dimiliki oleh Inggris karena Inggris memiliki banyak tanah jajahan. Tanah jajahan tersebut dijadikan oleh Inggris sebagai daerah yang akan menyediakan bahan baku industri dan juga dijadikan daerah pemasaran hasil industri. Para koloni masih banyak yang menggantungkan pada barang-barang hasil industri Inggris. Kondisi ini menjadi pemicu dan pendukung bagi berlangsungnya revolusi industri. Untuk memenuhi permintaan para koloni maka Inggris perlu menghasilkan barang lebih cepat dan lebih banyak. Dengan demikian, revolusi industri dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Oleh karena itu, Inggris dapat menjalankan revolusi industri dengan dukungan tersedianya bahan baku industri serta daerah pemasaran yang diberikan oleh tanah jajahan serta koloni-koloni yang dimiliki oleh Inggris.

Sumber: http://id.shvoong.com/humanities/history/2139089-inggris-sebagai-negarapelopor-revolusi/#ixzz1SK5pQslN

You might also like