You are on page 1of 10

BAB II PEMBAHASAN

1.1

Pengertian Aspek Sosial Budaya

Aspek adalah suatu hal yang mendasar Sosial budaya adalah struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Persalinan kala I adalah pembukaan nol sampai pembukaan lengkap(10 cm). Jadi, aspek sosial budaya pada persalinan kala I adalah suatu hal yang mendasar berkaitan dengan struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat pada masa persalinan.

1.2

Aspek Sosial Budaya Pada Persalinan Kala I Di Indonesia, masih banyak ibu-ibu yang menganggap kehamilan sebagai

hal yang biasa, alamiah dan kodrati. Mereka merasa tidak perlu memeriksakan dirinya secara rutin ke bidan ataupun dokter. Masih banyaknya ibu-ibu yang kurang menyadari pentingnya pemeriksaan kehamilan menyebabkan tidak terdeteksinya faktor-faktor resiko tinggi yang mungkin dialami oleh mereka. Resiko ini baru diketahui pada saat persalinan yang sering kali karena kasusnya sudah terlambat dapat membawa akibat fatal yaitu kematian. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan dan kurangnya informasi. Selain dari kurangnya pengetahuan akan pentingnya perawatan kehamilan, permasalahan-permasalahan pada kehamilan dan

persalinan dipengaruhi juga oleh faktor nikah pada usia muda yang masih banyak dijumpai di daerah pedesaan. Disamping itu, dengan masih adanya preferensi terhadap jenis kelamin anak khususnya pada beberapa suku, yang menyebabkan istri mengalami kehamilan yang berturut-turut dalam jangka waktu yang relatif pendek, menyebabkan ibu mempunyai resiko tinggi pada saat melahirkan. Secara medis penyebab klasik kematian ibu akibat melahirkan adalah perdarahan, infeksi dan eklamsia (keracunan kehamilan). Kondisi-kondisi tersebut bila tidak ditangani secara tepat dan profesional dapat berakibat fatal bagi ibu dalam proses persalinan. Namun, kefatalan ini sering terjadi tidak hanya karena penanganan yang kurang baik tepat tetapi juga karena ada faktor keterlambatan pengambilan keputusan dalam keluarga. Terutama di daerah pedesaan, keputusan terhadap perawatan medis apa yang akan dipilih harus dengan persetujuan kerabat yang lebih tua; atau keputusan berada di tangan suami yang seringkali menjadi panik melihat keadaan krisis yang 4

terjadi. Kepanikan dan ketidaktahuan akan gejala-gejala tertentu saat persalinan dapat menghambat tindakan yang seharusnya dilakukan dengan cepat. Tidak jarang pula nasehat-nasehat yang diberikan oleh teman atau tetangga mempengaruhi keputusan yang diambil. Keadaan ini seringkali pula diperberat oleh faktor geografis, dimana jarak rumah si ibu dengan tempat pelayanan kesehatan cukup jauh, tidak tersedianya transportasi, atau oleh faktor kendala ekonomi dimana ada anggapan bahwa membawa si ibu ke rumah sakit akan memakan biaya yang mahal. Selain dari faktor keterlambatan dalam pengambilan keputusan, faktor geografis dan kendala ekonomi, keterlambatan mencari pertolongan disebabkan juga oleh adanya suatu keyakinan dan sikap pasrah dari masyarakat bahwa segala sesuatu yang terjadi merupakan takdir yang tak dapat dihindarkan. Pada masa persalinan terdapat pantangan-pantangan atau anjuran yang masih diberlakukan. Pantangan ataupun anjuraan yang ada misalnya : 1. Pantangan bagi ibu hamil ketika mandi menggunakan kain yang di ikat kebahu dan melilitkan handuk di leher karena dipercaya tali pusat akan melilit leher bayi. (Kalimantan) Penjelasan :

Ini jelas mengada-ada karena tak ada kaitannya antara handuk di leher dengan bayi yang berada di rahim. Penjelasan secara medis,

hiperaktivitas gerak bayi diduga dapat menyebabkan lilitan tali pusat karena ibunya terlalu aktif. Jadi, tak heran jika ada anjuran agar ibu hamil sudah mengambil cuti sebulan menjelang persalinan. Diharapakan ibu tidak terlalu lelah, agar hal-hal yang tak diharapakan tak terjadi menjelang persalinan. 5

2. Ada suatu kepercayaan yang mengatakan dilarang duduk menghalang pintu atau di depan pintu dan makan sambal langsung dari cubek, tapi harus di pindahkan dulu ke piring karena ketika bayi akan di lahirkan, posisinya melintang (sungsang) di rahim si ibu. (Kalimantan) Penjelasan :

Jika di pikirkan secara logis ini jelas tidak masuk akal, namun dilakukan atau tidaknya tindakan ini jelas tidak berpengaruh terhadap ibu pasca persalinan. Dilihat dari segi medis, penyebab sungsang karena 2 faktor, yaitu factor janin dan ibu sendiri. Dari segi janin, karena ukurannya lebih kecil dibandingkan dengan ruangan rahim ibu. Akibatnya, janin bebas berputar, baik ke atas maupun ke bawah. Bila berat bayi di

bawah 3 Kg dan ibunya beberapa kali melahirkan, ada kemungkinan menjadi sungsang. Sedangkan factor ibu, antara lain karena bentuk rahim yang tidak normal, air ketuban yang terlalu banyak, adnya tumor, plasenta di bawah dan lain-lain. 3. Banyak minum es menyebabkan bayi besar dan sulit lahir. Penjelasan :

Bayi besar banyak terjadi pada mereka yang mempunyai indikasi kasus kencing manis. Bagi ibu hamil yang mempunyai riwayat kencing manis (keturunan) sangat tidak disarankan untuk terlalu banyak

mengkonsumsi gula (dalam es) karena akan meningkatkan kadar gula yang berlebihan sehingga memunculkan penyakit kencing manis. Es sendiri tidak berbahaya untuk dikonsumsi ibu hamil karena es akan keluar dari tubuh dalam bentuk keringat ataupun air seni.

4. Pantangan untuk makan sayur-sayuran yang merambat seperti pucuk labu, pucuk kacang panjang karena ketika proses persalinan dapat berakibat tali pusat melilit leher bayi. Penjelasan :

Dari sudut pandang medis pantangan ini jelas merugikan karena sayursayuran mengandung banyak vitamin yang sangat bermanfaat bagi ibu dan janinnya. 5. Menginjak kotoran sebabkan keguguran. Penjelasan :

Menurut kacamata medis, mitos ini tidak beralasan menyebabkan keguguran dan hanya sebuah kepercayaan yang diwariskan. Tapi kalau ditinjau dari segi higienis , ada unsure positifnya juga. Karena kotoran merupakan sarang penyakit atau kuman-kuman. Disamping itu dari segi keselamatan sang ibu, biasa saja ibu hamil terpeleset karena

menginjak kotoran tersebut. Akibatnya karena perut ibu terbentur ke tanah , biasa menyebabkan keguguran. Selain itu, terdapat kuman toxoplasmosis yang dibawa oleh hewan peliharaan seperti kucing, ayam dan burung. Kuman toxoplasmosis mampu menginfeksi darah seseorang dengan gejala demam dan panas dingin. Karena itu, ibu hamil bisa saja mengira hanya menderita flu padahal kuman toxoplasmosis mulai menyerang. Kalau kuman itu sudah menular ke bayi dalam kandungan, bisa mengakibatkan keguguran. Jadi, yang mrnyebabkan keguguran bukan kotorannya, melainkan kuman toxoplasmosis yang ada dalam kotoran ayam, kucing dan burung tadi. 6. Minum rendaman air rumput Fatimah akan merangsang mulas. Penjelasan : 7

Memang, rumput Fatimah bisa membuat mulas pada ibu hamil, tapi apa kandungannya belum diteliti secara medis. Jadi, harus dikonsultasikan dulu ke dokter sebelum meminumnya. Soalnya, rumput ini hanya boleh diminum bila pembukaannya sudah mencapai 3-5 cm, letak kepala bayi sudah masuk panggul, mulut rahim sudah lembek atau tipis, dan posisi ubun-ubun kecilnya normal.Jika letak ari-arinya di bawah atau bayinya sungsang, tak boleh minum rumput ini karena sangat bahaya. Terlebih jika pembukaannya belum ada, tapi si ibu justru dirangsang mulas pakai rumput ini, bisa-bisa janinnya malah naik ke atas dan membuat sesak nafas si ibu. Mau tak mau, akhirnya dilakukan jalan operasi. 7. Keluarnya lendir semacam keputihan yang agak banyak menjelang persalinan, akan membantu melicinkan saluran kelahiran hingga bayi lebih mudah keluar. Penjelasan :

Keluarnya cairan keputihan pada usia hamil tua justru tak normal, apalagi disertai gatal, bau, dan berwarna. Jika terjadi, segera konsultasikan ke dokter. Ingat, bayi akan keluar lewat saluran lahir. Jika vagina terinfeksi, bisa mengakibatkan radang selaput mata pada bayi. Harus diketahui pula, yang membuat persalinan lancar bukan keputihan, melainkan air ketuban. Itulah mengapa, bila air ketuban pecah duluan, persalinan jadi seret. 8. Minum minyak kelapa memudahkan persalinan. Penjelasan :

Minyak kelapa, memang konotasinya bikin lancar dan licin. Namun dalam dunia kedokteran, minyak tak ada gunanya sama sekali dalam melancarkan keluarnya sang janin. Mungkin secara psikologis, ibu hamil 8

meyakini, dengan minum dua sendok minyak kelapa dapat memperlancar persalinannya. 9. Dilarang menutup lubang-lubang, seperti lubang semut karena akan menyulitkan proses persalinan. Persalinan :

Sulitnya persalinan tentu saja bukan ditentukan hal itu. Seperti kita tahu, proses persalinan tergantung pada 3P (power, passage,

passanger). Proses persalinan bisa berjalan lancar jika ketiga komponen tersebut dalam kondisi baik. Ukuran bayi (passanger) tak terlalu besar agar bisa melalui jalan lahir (passage). Didukung oleh kontraksi (power) yang teratur dan efektif sehingga mampu membuka jalan lahir. 10. Minum madu dan telur dapat menambah tenaga untuk persalinan. Penjelasan :

Madu tidak boleh sembarangan dikonsumsi ibu hamil. Jika BB-nya cukup, sebaiknya jangan minum madu karena bisa mengakibatkan overweight. Bukankah madu termasuk karbonhidrat yang paling tinggi kalorinya. Jadi, madu boleh diminum hanya jika BB-nya kurang. Begitu BB naik dari batas yang ditentukan, sebaiknya segera hentikan. Akan halnya telur tak masalah, karena mengandung protein yang juga menambah kalori. 11. Makan duren, tape, dan nanas bisa membahayakan persalinan. Penjelasan :

Ini benar karena bisa mengakibatkan perndarahan atau keguguran. Duren mengandung alkohol, jadi panas ke tubuh. Begitu juga tape. Pun untuk masakan yang menggunakan arak, sebaiknya dihindari. Buah nanas juga, karena bisa mengakibatkan keguguran. 9

12. Minum kopi dan soda membahayakan persalinan. Penjelasan :

Ini benar, karena kopi mengandung kafein yang dapat meningkatkan tekanan darah ibu dan meningkatkan detak jantung janin. 13. Jantung pisang yang diberi penawar berupa doa-doa oleh dukun dan dimakan sebagai lauk nasi yang berguna untuk memperlancar lahirnya bayi. (Kerinci) Penjelasan :

Dari segi medis ini tidak berpengaruh terhadap proses persalinan. 14. Memberi minum ibu pada kala I dengan ramuan yang terdiri dari campuran daun jarak muda, remasan daun kacang panjang, cengkur dan 2 siung bawang merah yang sudah di tumbuk. Manfaatnya untuk mempercepat proses kelahiran. (Maluku) 15. Berhubungan intim waktu hamil mempermudah persalinan. Penjelasan :

Mitos itu ada benarnya juga. Sebab, hormone prostaglandin yang ada di cairan semen (cairan yang dikeluarkan pria ketika ejikulasi) dapat menimbulkan kontraksi rahim dan melembutkan leher rahim. Dengan demikian, proses persalinan mungkin saja terjadi lebih cepat. Selain itu, orgasme juga bias memicu timbulnya kontraksi rahim. Tapi, kalau memang belum waktunya melahirkan, berhubungan intim beberapa kali pun tak akan membuat segera melahirkan. Jadi, memang perlu menunggu sampai waktu melahirkan sudah dekat. 16. Agar persalinan lancar, pada upacara 7 bulanan, calon ibu dan calon ayah diminta meloloskan ikan atau belut melalui kain sarung yang

10

dikenakan ibu. Jika ikan atau belut keluar dengan lancar (tak menyangkut), pertanda persalinan bakal lancar. Penjelasan :

Tentu saja itu tak benar. Karena, lancar tidaknya sebuah proses tergantung pada berat janin, tenaga mengejan si ibu, dan jalan lahir. Jika semuanya saling mendukung, bisa ditebak pasti lacar. 17. Makan daun kemangi membuat ari-ari lengket, hingga mempersulit persalinan. Penjelasan :

Yang membuat lengket ari-ari bukan daun kemangi, melainkan ibu yang pernah mengalami dua kali kuret atau punya banyak anak, misal empat anak. Ari-ari lengket bisa berakibat fatal karena kandungan harus diangkat. Ibu yang pernah mengalami kuret sebaiknya melakukan persalinan di RS besar. Hingga, bila terjadi sesuatu dapat ditangani segera.

11

BAB III PENUTUP

1.1

Kesimpulan

Kelancaran persalinan sangat tergantung faktor mental dan fisik si ibu 1. Faktor fisik berkaitan dengan bentuk panggul yang normal dan seimbang dengan besar bayi 2. Faktor mental berhubungan dengan psikologis ibu, terutama

kesiapannya dalam melahirkan. Bila ia takut dan cemas, bisa saja persalinannya jadi tidak lancar hingga harus dioperasi. Ibu dengan mental yang siap bisa mengurangi rasa sakit yang terjadi selama persalinan. Faktor lain yang juga harus diperhatikan: riwayat kesehatan ibu, hipertensi atau sakit lainnya; gizi ibu selama hamil dan lingkungan sekitar, apakah mensupport atau tidak karena ada kaitannya dengan emosi ibu. Ibu hamil tak boleh cemas karena akan berpengaruh pada bayinya.

1.2

Saran

Saran yang kami berikan untuk para pembaca makalah ini, yaitu: setiap aspek sosial budaya yang melintas atau menjadi dasar bagi pola kehidupan manusia sehari-hari hendaknya dapat disaring, karena tidak setiap aspek sosial budaya yang masuk adalah postif.

12

You might also like