You are on page 1of 39

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IV SDN PUCANGAN 03 KARTASURA PADA PELAJARAN IPA MATERI PENGGOLONGAN HEWAN

BERDASARKAN MAKANANNYA MENGGUNAKAN METODE MING MAPPING DENGAN MEDIA GAMBAR

PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS

DISUSUN OLEH :

DIAN BUDI PRATAMA A 510 070 006

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2011

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam rangka pembangunan manusia seutuhnya, pembangunan di bidang pendidikan merupakan sarana dan wahana yang sangat penting dalam pembinaan sumber daya manusia. Oleh karena itu dibidang pendidikan perlu dan harus mendapatkan perhatian, penanganan dan prioritas secara sungguh-sungguh baik oleh pemerintah, masyarakat dan para penyelenggara pendidikan. Penyelenggaraan tersebut salah satunya adalah pendidikan formal yaitu pendidikan di sekolah. Pendidikan di sekolah diberikan dengan kepercayaan dan keyakinan bahwa anak itu dapat dididik serta anak itu dapat belajar. Persoalan yang penting ialah bagaimana anak itu dapat belajar, belajar yang menciptakan kesenangan, belajar yang menumbuhkan semangat dan belajar yang membuat anak didik tersebut beranggapan bahwa belajar itu merupakan suatu hasil pengalaman dalam kehidupannya sehari-hari. Kimble dan Garmezi dalam buku Nana Sudjana (1988:17) mengemukakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang relativ permanen, terjadi sebagai hasil dari pengalaman, sehingga dalam belajar khususnya dalam hal ini belajar IPA perlu adanya hasil dari pengalaman belajar yang dapat membangkitkan semangat aktif dan kreatif dalam rangka untuk menciptakan perubahan kondisi yang diinginkan dan yang telah direncanakan.

Perubahan tersebut juga terdapat dalam tujuan belajar IPA secara umum, tujuan diberikannya pelajaran IPA di sekolah adalah agar siswa mampu memahami dan menguasai konsep-konsep IPA serta keterkaitan dalam kehidupan nyata. Juga siswa mampu menggunakan metode ilmiah untuk mecahkan masalah yang dihadapinya, sehingga lebih menyadari dan mencintai kebesaran serta kekuasaan penciptanya (Sumaji, 1998:35). Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan cabang pengetahuan yang berawal dari fenomena alam. IPA sebagai sekumpulan pengetahuan tentang objek dan fenomena alam yang diperoleh dari hasil pemikiran dan penyelidikan ilmuan yang dilakukan dengan keterampilan bereksperimen dengan menggunakan metode ilmiah. Sehingga IPA sangat penting dalam dunia pendidikan di seluruh dunia. Selain itu ada banyak karakteristik bagi siswa untuk belajar IPA. Karakteristik itu meliputi; (1) melibatkan hampir seluruh alat indera, seluruh proses berpikir, dan berbagai macam gerakan otot, (2) menggunakan berbagai macam cara, (3) memerlukan berbagai macam alat, (4) melibatkan kegiatankegiatan temu ilmiah, (5) merupakan proses aktif. Karena pentingnya IPA untuk dipelajari maka dibutuhkan metode pembelajaran yang menciptakan suasana aktif dan kreatif. Selama ini pembelajaran IPA yang berlangsung di sekolah pada umumnya dengan menggunakan metode ceramah. Menurut Roestiyah (2001:37) metode ceramah adalah suatu cara mengajar yang digunakan untuk menyampaikan keterangan atau informasi atau uraian tentang suatu pokok persoalan serta masalah secara lisan.

Pembelajaran dengan metode ini guru lebih aktif dan siswa cenderung pasif karena hanya duduk dan menerima informasi dari guru. Meskipun setelah ceramah guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya, namun biasanya siswa hanya diam karena belum terbiasa dilatih untuk memikirkan dan mengemukakan gagasan yang dimiliki. Metode pembelajaran yang demikian berdampak pada rendahnya keaktifan dan kreativitas anak sehingga berdampak pula pada rendahnya prestasi belajar siswa. Keberhasilan pembelajaran IPA dapat diukur dari keberhasilan siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut. Keberhasilan itu dapat dilihat dari tingkat pemahaman, penguasaan materi, serta hasil belajar siswa. Semakin tinggi pemahaman dan penguasaan materi serta hasil belajar maka semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pembelajaran. Namun dalam kenyataannnya hasil belajar IPA yang dicapai oleh siswa masih rendah. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan tersebut antara lain; (1) kurangnya pemahaman konsep-konsep IPA dalam kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, (2) tidak adanya keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan dan ide, (3) kurangnya minat untuk mengenal dan mempelajari benda-benda yang ada di lingkungan sekitar, (4) bersikap tidak ingin tahu, (5) tidak dapat memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan penerapan konsep IPA, (6) tidak mampu untuk menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk memecahkan masalah yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari, (7) kurangnya rasa cinta terhadap alam sekitar (Depdikbud, 1994).

Untuk mengantisipasi masalah tersebut agar tidak berkelanjutan maka perlu dicarikan solusi pembelajaran yang tepat, sehingga dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran IPA. Para guru terus berusaha menyusun dan menerapkan berbagai media pembelajaran bervariasi agar siswa tertarik dan bersemangat dalam belajar IPA. Salah satunya dengan menggunakan media pembelajaran yang berupa alat peraga. Dalam proses belajar mengajar IPA dengan menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang di sampaikan kemungkinan kreativitas siswa dapat berkembang. Karena secara tidak langsung belajar IPA dengan media pembelajaran akan menimbulkan keinginan siswa untuk belajar IPA dan juga memunculkan ide baru dalam memecahkan masalah IPA. Namun pada kenyataannya masih banyak kendala yang dihadapi, salah satunya adalah mahalnya harga media pembelajaran sehingga menggunakan alat peraga sebagai media pembelajaran yang kurang diperhatikan bahkan guru tidak pernah bahkan sama sekali tidak menggunakan media pembelajaran dalam proses belajar mengajarnya. Jika hal tersebut dibiarkan terus menerus maka akan menjadikan pembelajaran IPA sebagai pelajaran yang dianggap sulit sehingga kurang diminati oleh peserta didik, padahal dengan penggunaan media pembelajaran yang menarik kemungkinan besar akan menjadikan IPA sebagai pelajaran yang menyenangkan sehingga menimbulkan kreativitas pada diri siswa dalam mempelajari IPA.

Berdasarkan hal tersebut, peneliti mencoba untuk

menghadirkan

terobosan baru dalam praktik pembelajaran IPA dengan strategi mind mapping dengan media gambar untuk mengoptimalkan proses pembelajaran IPA di SDN pucangan 03 Kartasura.

B. Pembatasan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada latar belakang masalah, maka ruang lingkup ini dibatasi pada strategi mind mapping dengan media gambar.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalahnya Bagaimana meningkatkan motivasi belajar siswa kelas 4 SD Negeri Pucangan 03 Kartasura berdasarkan pada jenis Pelajaran IPA materi dengan

penggolongan

hewan

makanannya

menggunakan media gambar.

D. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dalam penggunaan media gambar dalam pembelajaran IPA. b. Tujuan Khusus Memberikan gambaran tentang media gambar yang digunakan dalam pembelajaran IPA.
E. Manfaat Penelitian a. Bagi guru, mengetahui strategi pembelajaran yang bervariasi untuk dapat

meningkatkan sistem pembelajaran di kelas. b. Bagi siswa, memudahkan siswa untuk mengingat materi pembelajaran khususnya dalam penggunaan media yang tepat agar tujuan pendidikan dapat tercapai.

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori


1. Ilmu Pengetahuan Alam

IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala alam, baik yang menyangkut makhluk hidup maupun benda mati. Pada prinsipnya, IPA diajarkan untuk membekali siswa agar mempunyai pengetahuan (mengetahui berbagai cara) dan keterampilan (cara mengerjakan) yang dapat membantu siswa untuk memahami gejala alam. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkan didalam kehidupan sehari-hari. IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui

pemecahan masalah yang dapat diidentifikasikan. Pembelajaran IPA yang ada pada jenjang pendidikan sekolah dasar hanya menekankan dari segi praktis.

2.

Strategi Mind Mapping Strategi ini dikembangkan di luar negeri oleh seorang bernama Tony

Buzan. Strategi ini dapat digunakan dalam pembelajaran IPA dan bidang lain.

Mind mapping yang ditemukan oleh Tony Buzan merupakan sistem revolusioner dalam perencanaan dan pembuatannya menggunakan catatan. Pembuatan mind mapping didasarkan pada cara kerja alamiah otak dan mampu menyalakan percikan-percikan kreativitas dalam otak karena melibatkan kedua belah otak kita. Berikut ini merupakan beberapa pengertian mind mapping (Tony Buzan, 2008:3-4):
a. Mind map adalah cara mengembangkan kegiatan berpikir ke segala arah,

menangkap berbagai pikiran dalam berbagai sudut.


b. Mind map mengembangkan cara pikir divergen, berpikir kreatif, efektif

dan secara harfiah akan memetakan pikiran-pikiran kita.


c. Mind map adalah alat berpikir organisional yang sangat hebat. d. Mind map adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam

otak dan mengambil informasi itu ketika dibutuhkan.


e. Mind map adalah hasil dari strategi mind mapping yang berupa hasil

visualisasi yang berupa simbol atau gambar yang dapat digunakan sebagai ganti catatan tertulis dan hasilnya lebih cepat untuk diingat. Menurut Mel Silberman (2002:188) mind mapping merupakan cara kreatif bagi siswa untuk menghasilkan gagasan, mencatat apa yang dipelajari atau merencanakan tugas baru. Meminta siswa untuk membuat mind mapping

memungkinkan mereka untuk mengidentifikasi dengan jelas dan kreatif apa yang telah mereka pelajari atau apa yang tengah mereka rencanakan.
a. Kegunaan mind mapping

Mind mapping tidak hanya digunakan untuk kepentingan pendidikan saja akan tetapi dapat juga digunakan untuk kepentingan bisnis ataupun berkaitan dengan penggunaan pikiran. Mind mapping dapat digunakan untuk setiap aspek kehidupan dan dapat

meningkatkan kemampuan belajar serta berpikir sehingga kemampuan anak dapat lebih tinggi lagi. Mind mapping adalah strategi akhir dari Tony Buzan yang sekarang banyak digunakan oleh orang diseluruh dunia ini. Dengan strategi mind mapping diharapakan dapat meningkatkan efektivitas dan kreativitas kemampuan otak siswa. Mind mapping hampir sama dengan peta jalan, kegunaannya adalah : 1) Memberikan pandangan menyeluruh pokok masalah atau area yang luas. 2) Memungkinkan merencanakan rute atau membuat pilihan-pilihan dan mengetahui ke mana kita akan pergi dan dimana kita berada. 3) Mengumpulkan sejumlah besar data di satu tempat. 4) Mendorong pemecahan masalah dengan membiarkan melihat jalan-jalan terobosan kreatif baru. 5) Menyenagkan untuk dilihat, dibaca, dicerna dan diingat.

Mind mapping juga merupakan peta rute yang hebat bagi ingatan. Memungkinkan kita menyusun fakta dan pikiran sedemikian rupa sehingga cara kerja alami lebih mudah dan lebih diandalkan dari pada menggunakan teknik pencatatan tradisional. Semua mind mapping mempunyai kesamaan menggunakan warna. Semuanya memiliki struktur alami yang memancarkan dari pusat. Dan semuanya menggunakan garis lengkung, simbol, kata dan gambar yang sesuai dengan satu rangkaian aturan yang sederhana, mendasar, alami dan sesuai dengan cara kerja otak. Dengan ming mapping ini daftar informasi yang panjang bisa dialihkan menjadi diagram warna-warni, sangat teratur dan mudah untuk diingat yang bekerja selaras dengan cara kerja alami otak dalam melakukan berbagai hal. Mind mapping ini dapat digunakan pada waktu : 1) Ketika ingin menemukan ide yang inovatif dan jalan keluar yang kreatif. 2) Ketika ingin mengingat informasi secara efektif dan efisien artinya, sekalipun dalam tekanan tetap saja dapat mengingat informasi itu dengan baik. 3) Ketika ingin menetapkan sebuah tujuan atau langkah-langkah untuk mencapainya.

b. Prinsip dasar mind mapping

Mind mapping merupakan strategi yang menggabungkan kerja otak kanan dan otak kiri yang masing-masing memiliki kelebihan dan memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda-beda untuk setiap bagian dari otak. Lazaer (2000:7) mengemukakan kecerdasan jamak (multi intelligences) merupakan perkembangan mutakhir dalam bidang inteligensi yang menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan jalur-jalur yang digunakan oleh manusia untuk menjadi cerdas. Macam-macam kecerdasan jamak sebagai berikut :
1) Kecerdasan verbal/linguilistik adalah bagian dari kecerdasan

jamak yang berkaitan dengan kepekaan terhadap bunyi, struktur, makna dan fungsi kata serta bahasa yang muncul melalui kegiatan bercakap-cakap, berdiskusi dan membaca. 2) Kecerdasan logika matematika adalah bagian dari kecerdasan jamak berkaitan dengan kepekaan dalam mencari dan menemukan pola yang digunakan untuk melakukan kalkulasi hitung dan berpikir abstrak serta berpikir logis dan berpikir ilmiah.
3) Kecerdasan intrapersonal adalah kecerdasan jamak yang berkaitan

dengan kepekaan dalam melakukan intropeksi terhadap diri sendiri dan membandingkannya dengan kelemahan dan kekuatan orang lain.

4) Kecerdasan interpersonal adalah kecerdasan jamak yang berkaitan

dengan kepekaan dalam membedakan dan merespon perilaku yang ditampilkan orang lain.
5) Kecerdasan naturalis adalah bagian dari kecerdasan jamak yang

berkaitan dengan kepekaan dalam mengapresiasikan alam dan lingkungan sekitar. 6) Kecerdasan kinestetik dan gerakan tubuh adalah bagian dari kecerdasan jamak yang berkaitan dengan kepekaan dan

keterampilan dalam mengontrol koordinasi gerakan tubuh melalui gerakan motorik kasar dan halus, seperti menggunakan alat-alat secara terampil, melompat, berlari, berhenti secara tiba-tiba dengan terampil dalam rangka melakukan gerakan senam atau gerakan menari, silat, dll. 7) Kecerdasan musik dan irama adalah bagian dari kecerdasan jamak yang berkaitan dengan kepekaan dalam mendengarkan suara, musik dan suara lainnya.
8) Kecerdasan visual-spatial adalah bagian dari kecerdasan jamak

yang berkaitan dengan kepekaan dalam memadukan kegiatan persepsi visual (mata) maupun pikiran serta kemampuan mentransportasikan persepsi visual spatial seperti yang dilakukan dalam kegiatan melukis, mendesain pola, merancang banguan, dll.

c. Bahan Mind Mapping

Karena mind mapping begitu mudah dan alami, maka bahanbahan yang diperlukan dalam pembuatan mind mapping sangat sedikit (Tony Buzan, 2008:14), antara lain: 1) Kertas kosong tak bergaris. 2) Pena dan pensil warna. 3) Otak. 4) Imajinasi.
d. Langkah-langkah membuat mind mapping

Mel Silberman (2002:188-189) mengemukakan ada lima prosedur yang harus dilakukan guru dalam strategi mind mapping ini, yaitu: 1) Pilihlah topik untuk pemetaan pikiran. 2) Buatlah sebuah peta pikiran sederhana untuk siswa dengan menggunakan warna, gambar atau simbol.
3) Sediakan kertas, spidol dan materi sumber lain yang menurut anda

akan membantu siswa menciptakan mind mapping yang semarak dan cerah. Tugaskan siswa untuk membuat pemetaan pikiran. Sarankan agar mereka memulai peta mereka dengan membuat sentra gambar yang menggambarkan topik atau gagasan utamanya. Selanjutnya doronglah mereka agar memecah keseluruhan menjadi

unsur-unsur yang lebih kecil dan menggambarkan unsur-unsur di sekeliling peta (menggunakan warna dan grafis). Perintahkan mereka untuk mengungkapkan tiap gagasan menggunakan gambar, dengan menyertakan sedikit mungkin kata-kata. Setelah itu, mereka dapat memerincinya di dalam pikiran mereka.
4) Sediakan waktu yang banyak bagi siswa untuk menyusun mind

mapping mereka. Sarankan mereka untuk melihat karya siswa lain guna mendapatkan gagasan.
5) Perintahkan mereka untuk saling bercerita tentang mind mapping

mereka. Lakukan diskusi tentang manfaat dari cara pengungkapan gagasan kreatif ini.

e. Tujuan mind mapping

Menurut Hisyam Zaini, dkk (2002:175-176) strategi mind mapping ini memiliki tujuan dalam pembelajarannya, yaitu: 1) Mengembangkan kemampuan mengambarkan kesimpulan-

kesimpulan yang masuk akal. 2) Mengembangkan kemampuan mensintesis dan mengintegrasikan informasi atau ide menjadi satu.

3) Mengembangkan kemampuan berpikir secara holistik untuk melihat keseluruhan dan bagian-bagian. 4) Mengembangkan kecakapan, strategi dan kebiasaan belajar. 5) Belajar konsep-konsep dan teori-teori mata pelajaran. 6) Belajar memahami perspektif dan nilai tentang mata pelajaran. 7) Mengembangkan satu keterbukaan terhadap ide baru. 8) Mengembangkan kapasitas untuk memikirkan kemandirian.

f. Manfaat mind mapping

Beberapa manfaat dari mind mapping, antara lain: 1) Merencana, 2) Berkomunikasi, 3) Menjadi kreatif, 4) Menghemat waktu, 5) Menyelesaikan masalah, 6) Memusatkan perhatian, 7) Menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran, 8) Mengingat dengan lebih baik,

9) Belajar lebih cepat dan efisien, 10) Melihat gambar secara keseluruhan.

g. Kelebihan dan kekurangan mind mapping

Strategi

mind

mapping

juga

memiliki

kelebihan

dan

kekurangan dalam proses pembelajarannya.


1) Kelebihan mind mapping, yaitu:

a) Mudah melihat gambaran keseluruhan. b) Membantu otak untuk mengatur, mengingat, membandingkan dan membuat hubungan. c) Memudahkan pemahaman informasi baru. d) Pengkajian ulang bisa lebih cepat. e) Setiap peta bersifat unik. f) Meningkatkan imajinasi.
2) Kekurangan mind mapping, yaitu:

Tidak bisa memasukkan jumlah detail dari materi.

3.

Media Gambar Kata media diambil dari kata bahasa latin yang berarti antara.

Istilah ini mengacu pada sesuatu yang membawa informasi antara sebuah sumber dan penerima. (Heinich, Molenda, Russel, 1996: 8). Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung dijadikan alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, menyusun kembali informasi visual atau verbal. Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2001: 68) media gambar adalah media yang mengkombinasikank fakta dan gagasan secara jelas dan kuat melalui kombinasi pengungkapan kata-kata dengan gambar-gambar. Media gambar merupakan media yang sederhana, mudah dalam pembuatannya, dan ditinjau dari

pembiayaannya termasuk media yang murah harganya. Dari uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa media gambar adalah foto atau sejenisnya yang menampakan benda yang banyak dan umum digunakan, mudah dimengarti dalam pembelajaran serta untuk mengatasi kesulitan menampilkan benda asli di dalam kelas. Gambar yang baik digunakan dalam pembelajaran berukuran 12x8 cm. Gambar dapat kita buat sendiri ataupun mengambil dari media yang ada. Media visual dalam proses belajar mengajar dapat mengembangkan imajinasi anak, membantu meningkatkan

penguasaan anak terhadap hal abstrak yang tidak mungkin dihadirkan di dalam kelas.

Prinsip umum penggunaan media gambar : Gambar harus realistis karena gambar yang amat rinci dengan realisme yang sulit dipelajari sering mengganggu perhatian siswa untuk mengamati apa yang seharusnya diperhatikan. Gambar harus berfungsi untuk melukiskan perbedaan konsep Warna gambar harus digunakan untuk mengarahkan perhatian dan membedakan komponen. Kelebihan dari media gambar itu sendiri adalah : Sifatnya konkrit artinya gambar lebih realistis menunjukkan pokok masalah Gambar tidak dapat mengatasi ruang dan waktu. Tidak semua benda, objek atau peristiwa dapat dibawa kekelas. Media gambar tidak dapat mengatasi keterbatasan pengamatan Media gambar murah harganya dan gampang didapat serta digunakan. Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan media gambar:

Gunakan gambar yang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan siswa Saat memperlihatkan gambar, usahakan gambar jangan bergerak. Perlihatkan gambar itu satu persatu agar perhatian siswa tertuju pada satu gambar Arahkan perhatian siswa pada sebuah gambar, kemudian ajukan beberapa pertanyaan sehubungan dengan gambar. Penemuan-penemuan dari penelitian mengenai nilai guna gambar tersebut menurut Brown (1977) memiliki sejumlah implikasi bagi pengajaran yaitu : a. Penggunaan gambar dapat merangsang minat atau perhatian siswa b. Gambar yang dipilih dan diadaptasikan secara tepat, membantu siswa memahami dan mengingat isi informasi bahanbahan verbal yang menyertainya. c. Syarat yang bersifat non verbal atau simbol-simbol seperti tanda panah ataupun tanda-tanda lainnya pada gambar dapat memperjelas atau mengubah pesan yang sebenarnya.

4.

Motivasi Belajar

Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu tersebut bertindak. Dengan demikian, motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhan. Jika seorang siswa tidak melakukan yang seharusnya seperti yang dilakukan oleh temannya, perlu diselidiki apa penyebabnya. Penyebab dapat bermacam-macam dan antara siswa yang satu dengan yang lain bisa berbeda. Ada kemungkinan siswa tidak mampu, malas, lapar, sakit, malu, benci, sibuk mengerjakan tugas yang lain. Melalui motivasi diharapkan siswa memiliki usaha untuk membangun kondisi, sehingga mereka memiliki keinginan dan minat serta bersedia melakukan sesuatu. Berbagai pakar mengetengahkan pandangannya tentang

motivasi. Teori motivasi yang sangat fundamental dan monamental, juga telah banyak dikenal orang dan digunakan dalam berbagai kegiatan adalah teori motivasi dari Abraham Maslow. Maslow, sebagai tokoh motivasi aliran humanisme, menyatakan bahwa kebutuhan manusia secara hierarki semuanya laten dalam diri

manusia. Martin Handoko (2002:9) mengartikan motivasi itu sebagai suatu tenaga atau faktor yang terdapat dalam diri manusia, yang menimbulkan, mengarahkan, dan mengorganisasikan tingkah laku.

Bell Gredler (1986:1) mendefenisikan belajar sebagai proses memperoleh berbagai kemampuan, keterampilan dan sikap.

Sedangkan menurut Winkel (1996:21) belajar berarti perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan, misalnya membaca, mengamati, mendengarkan, meniru. Sudirman A.M (2001: 84) mengemukan beberapa fungsi motivasi dalam proses pembelajaran : 1. 2. Sebagai penggerak Menentukan arah perbuatan, yakni kearah mana

tujuan akan dicapai 3. 4. 5. 6. Memiliki strategi untuk mencapai sukses Membuat siswa berani berpartisipasi Membangkitkan hasrat ingin tahu pada siswa Menyempurnakan perhatian siswa Motivasi yang menyebabkan siswa melakukan kegiatan belajra dapat timbul dari dalam diri sendiri maupun luar diri. Sehubungan dengan hal itu Sumadi Suryabrata (1988: 9) membedakan motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik yaitu motivasi yang timbul dalam diri seseorang tanpa rangsangan maupun bantuan orang lain, sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul oleh rangsangan dari luar diri seseorang.

Kajian Penelitian yang Relevan


Penelitian ini tidak terlepas dari penelitian-penelitian terdahulu yang relevan dilaksanakan saat ini. Penelitian Annis Hidayati (2009) menyimpulkan bahwa barang bekas sebagai media pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan komunikasi belajar matematika siswa sehingga berdampak pada peningkatan prestasi belajar siswa. Penelitian oleh Mindarno dengan judul Penerapan Metode Mind Mapping Untuk Meningkatkan Penguasaan Kompetensi Mata Pelajaran IPS di SMP Negeri 2 Gamping Sleman, menyimpulkan bahwa dengan menggunakan metode mind mapping terjadi peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS. Penelitian Kusuma Astuti (2008) menyimpulkan juga bahwa pemanfaatan kreativitas siswa dalam menulis pengalaman pribadi bisa bermanfaat bagi siswa untuk meningkatkan ketrampilan menulis. Dari penilaian-penilaian diatas dapat disimpulkan bahwa terjadi perubahan-perubahan sikap dalam pembelajaran yang mendukung peningkatan prestasi belajar siswa. Dengan tindakan-tindakan yang dilakukan terbukti mampu merubah cara belajar siswa yang mengarah ke peningkatan prestasi belajar siswa. Mengacu pada penelitian di atas, akan dilakukan penelitian pengembangan, yaitu dengan melakukan penelitian yang bertemakan

Upaya meningkatkan hasil motivasi belajar siswa kelas IV SDN Pucangan 03 Kartasura pada pelajaran IPA materi penggolongan hewan berdasarkan makanannya menggunakan media gambar.

C. Kerangka Berfikir

1. a.

Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar Intelektual

Ini merupakan salah satu faktor yang penting yang ikut menentukan tingkat motivasi seseorang dalam usaha memiliki pengetahuan serta mempelajari sesuatu.

b.

Kebutuhan belajar

Perhatian siswa akan bangkit karena adanya dorongan ingin tahu, hal itu dapat dirangsang melalui cara baru, unik atau cara yang sudah ada, sumber belajar yang tersedia, lingkungan belajar. c. Minat

Strategi untuk merangsang minat siswa dapat dilakukan dengan cara : 1) yang bervariasi Menggunakan metode pembelajaran

2) melengkapi bahan kajian 3) d.

Menggunakan

media

untuk

Menggunakan teknik bertanya Sifat pribadi

Faktor ini mencakup hal-hal seperti taraf intelegensi, daya motivasi belajar, perasaan dalam belajar, kondisi mental dan fisik, cita-cita dimasa depan.

2.

Faktor yang meningkatkan motivasi belajar Semakin sering guru menggunakan media dalam PBM maka diperkirakan siswa akan termotivasi dalam belajar. Faktor yang meningkatkan motivasi belajar : Pengetahuan Media yang digunakan Fasilitas Lingkungan Sumber belajar Suasana belajar Penghargaan Cita-cita mada depan

C.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan hasil kajian teori dan kerangka pemikiran tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

Menggunakan Mind Mapping dengan media gambar dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV SDN Pucangan 03 Kartasura.

BAB III METODE PENELITIAN

A.
1.

Seting Penelitian
Tempat penelitian

Sekolah yang digunakan sebagai tempat penelitian tentang peningkatan kreativitas siswa dalam pembelajaran IPA melalui strategi mind mapping dengan mengoptimalkan barang bekas sebagai media pembelajaran adalah siswa kelas V di SD Negeri 01 Bulukan, Colomadu. 2. Waktu penelitian Penelitian peningkatan kreativitas siswa dalam pembelajaran IPA melalui strategi mind mapping dengan mengoptimalkan barang bekas sebagai media pembelajaran dilakukan di kelas V SD Negeri 01 Bulukan, Colomadu dengan waktu pelaksanaan pada bulan Maret 2011 sampai Juli 2011. Adapun rincian waktu penelitian pada tabel berikut ini: Bulan Penelitian Maret April Mei Juni Juli 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

N0 1

Jadwal Penelitian Tahap Persiapan Penyusunan Proposal Pengurusan Perizinan Tahap Pelaksanaan Pengumpulan Data Analisis Data Perumusan hasil penelitian Tahap Laporan Perumusan Kerangka laporan Penulisan Laporan Revisi&Editing Laporan Penyerahan Laporan B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Pucangan 03 Kartasura yang terdiri dari 27 siswa dalam satu kelas yang terdiri dari 14 putra dan 13 putri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi

belajar siswa dalam pembelajaran IPA melalui strategi mind mapping dengan media gambar..

C.

Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ), yaitu penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subyek peneliti di kelas tersebut. Pertama kali PTK diperkenalkan oleh ahli psikologi sosial Amerika Serikat Kurt Lewin pada tahun 1946. PTK memiliki banyak model sehingga peneliti dapat memiliki salah satu model yang sesuai dengan yang dikehendaki. Model-model tersebut memiliki pola dasar yang sama, yaitu serangkaian kegiatan penelitian berupa rangkaian siklus di mana pada setiap akhir siklus akan membentuk siklus baru hasil revisi/perbaikan. Sehingga peneliti ini memfokuskan pada tindakan sebagai upaya untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam belajar IPA. Siklus ini berlangsung beberapa kali sehingga tercapai tujuan yang diinginkan pada pembelajaran IPA. Dalam setiap siklus ini peneliti menggunakan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), refleksi (reflecting) dan perencanaan kembali untuk ancang-ancang pemecahan permasalahan lainnya (Kemmis dan Mc Taggart dalam Trianto, 2011: 30). Pada proses pelaksanaan rencana yang disusun, dilakukan observasi dan evaluasi yang hasilnya digunakan sebagai masukan untuk melaksanakan refleksi yang dijadikan pertimbangan pada rencana tindakan berikutnya. Jenis penelitian ini melalui kerja sama antara guru IPA kelas IV dan peneliti.

Alur Penelitian Tindakan Kelas


Masalah motivasi belajar dan pemahaman konsep rendah Rencana Tindakan Pembelajaran PTK melalui peta konsep Penyelesaian masalah motivasi belajar dan pemahaman konsep rendah

Tindakan PTK

Gambar 3.1

D.

Prosedur Penelitian

Tahap perencaan peneliti melakukan 6 kegiatan utama : meneliti kelas untuk menentukan dan merumuskan masalah penelitian, menentukan tindakan, membuat RPP, membuat lembaran observasi, menentukan jadwal, membuat matrik. a. Meneliti Kelas Dalam tahap ini, peneliti menentukan beberapa masalah : 1. Siswa tidak mengerjakan pekerjaan rumah

yang diberikan guru 2. 3. Siswa sering ribut dan mengganggu teman Siswa lambat dalam mengerjakan latihan

yang diberikan guru 4. Siswa mengobrol dengan teman sebangku

bila guru menerangkan 5. Siswa ribut karena dalam 1 gedung terdapat 2

rombongan belajar.

Berdasarkan masalah tersebut peneliti mengambil salah satu masalah yaitu kurang termotivasinya siswa dalam belajar pada pelajaran IPA. Dengan ciri-ciri : 1. Siswa cenderung ribut bila guru menerangkan 2. Adanya siswa yang mengantuk 3. Siswa keluar masuk kelas 4. Siswa mengganggu teman Penyebabnya : 1. Dominan menggunakan metode ceramah
2. Tidak menggunakan media dalam menjelaskan materi

3. Contoh yang diberikan hanya dari buku paket. 4. Gedung sekolah yang belum memadai.

b. Setelah masalah dianalisis serta menentukan ciri-ciri dan penyebabnya, maka peneliti dapat menentukan tindakan berupa : 1. media gambar 2. Mengaktifkan siswa untuk maju kedepan Menggunakan media pembelajaran yaitu

c. Membuat RPP Tindakan RPP terlampir

d. Membuat Lembar Observasi Masalah yang diteliti adalah motivasi belajar siswa pada saat pembelajaran IPA. Faktor motivasi yang dibuat dalam observasi : 1. 2. 3. 4. 5. pertanyaan guru 6. Keaktifan siswa mengerjakan PR Perhatian siswa saat guru menerangkan Keaktifan siswa selama mengerjakan latihan Kehadiran siswa Keaktifan siswa dalam bertanya Keberanian siswa dalam menjawab

E.

Jenis Data Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ada dua jenis data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti yakni:
1. Data Kuantitatif ( nilai hasil belajar siswa) dapat dianalisis secara diskriptif.

Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis statistik deskriptif. Mencari nilai rerata, presentase keberhasilan belajar.

2. Data kualitatif, yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang

memberi gambaran tentang ekspresi siswa berkaitan dengan tingkat pemahaman terhadap suatu mata pelajaran (kognitif), pandangan atau sikap siswa terhadap metode dan media belajar yang baru (afektif), aktivitas siswa mengikuti pelajaran, perhatian, antusias dalam belajar, dan kreativitas siswa.

F.

Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari peneliti adalah mendapatkan data. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data sebagai berikut:

1. Observasi Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan pengamatan kepada tingkah laku pada situasi tertentu. Observasi dijadikan sampel untuk mendapatkan gambaran secara langsung kegiatan belajar siswa di kelas, sehingga data observasi diperoleh secara langsung dengan jalan melihat dan mengamati kegiatan siswa. Dengan demikian data tersebut dapat bersifat obyektif dalam melukiskan aspek aspek kepribadian siswa menurut keadaan yang sebenarnya serta di dalam menyimpulkan hasil penelitian tidak berat sebelah atau hanya menekankan pada salah satu segi saja dari kemampuan atau hasil belajar IPA siswa. Adapun manfaat observasi adalah sebagai berikut:

a) Dengan observasi penelitian akan lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial. b) Akan di peroleh pengalaman langsung c) Peneliti dapat melihat hal-hal yang tidak diamati orang lain d) Peneliti akan menemukan data-data baru e) Peneliti mendapat gambaran yang lebih jelas tentang permasalahan.

2. Catatan lapangan Catatan lapangan berisi rangkuman seluruh data lapangan yang terkumpul selama sehari atau periode tertentu, yang disusun berdasarkan catatan pendek, catatan harian, dan juga mencakup data yang terkait berasal dari dokumen, rekaman dan catatan telaah serta pemahaman terhadap situasi sosial yang bersangkutan. Catatan ini disusun sesegera mungkin setelah observasi pada hari yang bersangkutan selesai, sehingga berupa data segar dan tidak menggangu pengumpulan data selanjutnya. 3. Dokumentasi Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data untuk memperoleh atau mengetahui sesuatu dengan melihat buku-buku, arsip-arsip, atau catatan yang berhubungan dengan orang yang akan diteliti. Dokumentasi dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal digunakan untuk menguji, menafsirkan bahkan untuk meramalkan. Selain itu sebagai bukti untuk suatu pengujian. Dokumentasi dalam penelitian ini terdiri dari daftar nama siswa kelas IV SD Negeri Pucangan 03 Kartasura, daftar nilai

IPA siswa kelas IV sebelum dan setelah dilakukan tindakan dan foto-foto siswa kelas IV saat menerima tindakan.

4. Tes Menurut Ridwan (2009:77) tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur ketrampilan pengetahuan,

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu maupun kelompok. Peragaan atau praktik percobaan dan unjuk kerja pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kreativitas siswa dalam mengerjakan soal atau menyelesaiakan tugas. 5. Wawancara (interview) Wawancara dipergunakan untuk mengamati beberapa hal berkaitan dengan masalah pembelajaran. Misalnya, adakah materi dari PMB yang dianggap sulit, atau apakah model pembelajaran guru menarik bagi siswa.

G.

Instrumen Penelitian
1. Penyusunan Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain lembar observasi, catatan lapangan, dokumentasi, tes dan wawancara. Tes berupa tes essay yang digunakan untuk mengukur kreativitas siswa dalam menjawab soal. Adapun langkah-langkah dalam penyususnan instrumen sebagai berikut : a. Menyusun materi yang akan digunakan dalam pembelajaran.

b. Menyususn tabel kisi-kisi pembuatan instrumen berdasarkan sub pokok bahasan yang telah dirumuskan. c. Menjabarkan sub-sub pokok bahsan ke dalam butir-butir soal dan disesuaikan dengan taraf kognitif siswa. d. Menyusun soal atau instrumen yang terdiri dari petunjuk menjawab soalsoal dan item butir soal. 2. Validitas Isi Validitas isi maksudnya isi atau bahan yang diuji atau dites relevan dengan kemampuan, pengetahuan, pelajaran, pengalaman atau latar belakang orang yang diuji. Validitas isi menunjukkan pada sejauh mana instrumen tersebut mencerminkan isi yang dikehendaki. Validitas ini diperoleh dengan mengadakan sampling yang baik, yakni dengan memilih item-item yang representatif dari keseluruhan bahan yang berkenaan mengenai hal yang sulit dicapai atau dengan mencocokkan tiap butir soal dengan kisi-kisi. Maka dari itu secara teknis pengujian validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen atau matrik pengembangan instrumen. Dalam kisi-kisi ini terdapat variabel yang diteliti, indikator sebagai tolak ukur dan butir (item) pertanyaan atau pernyataan yang telah dijabarkan dalam indikator.

H.

Validitas Data Pengujian validitas data menggunakan validitas triangulasi. Triangulasi adalah pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai

waktu. Validitas triangulasi dalam pengujian data dilakukan dengan tiga cara yaitu triangulasi sumber, triangulasi teknik, dan triangulasi waktu. 1. Triangulasi Sumber Triagulasi sumber digunakan untuk menguji kevalidan data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Membandingkan antara data pengamatan dan data wawancara. 2. Triangulasi Teknik Triangulasi teknik untuk menguji kevalidan data dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Pengecekan teknik dengan cara membandingkan dokumentasi. 3. Triangulasi Waktu Triangulasi waktu untuk menguji kevalidan data dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan observasi dan dokumentasi dalam waktu yang berbeda di tiap siklusnya. Pada penelitian ini peneliti akan menggunakan triangulasi sumber dan teknik. Triangulasi sumber dan teknik akan digunakan peneliti untuk mengecek kevalidan data dengan membandingkan dari beberapa sumber yang diperoleh. Sedangkan triangulasi teknik akan digunakan peneliti untuk membandingkan hasil observasi dengan data-data lain. Peneliti akan mengecek berbagai sumber dengan berbagai cara. observasi dengan

I.

Teknik Analisis Data

Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik statistik deskriptif. Tujuan dari analisis ini adalah untuk mendeskripsikan kegiatan siswa selama proses belajar mengajar. Analisis deskriptif yang dilakukan adalah sebagai berikut: Analisis pengamatan aktivitas siswa Untuk menganalisis data aktivitas siswa yang diamati digunakan teknik prosentase (%), yakni banyaknya frekuensi tiap aktivitas dibagi dengan seluruh aktivitas dikalikan dengan 100. Presentase respon siswa = Dimana: A = proporsi siswa yang memilih B = jumlah siswa (responden) (Depdiknas dalam Trianto, 2011; 63-64) X 100%

J.

Indikator Pencapaian Indikator pencapaian adalah suatu kriteria yang digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan dari kegiatan PTK dalam meningkatkan atau memperbaiki mutu PBM di kelas. Indikator pencapaian realistik dan dapat di ukur sebagai berikut: 1. Peningkatan kreativitas siswa, sekurang-kurangnya 70% siswa memiliki kreativitas dalam pembelajaran IPA. 2. Siswa dapat berkreativitas dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan media barang bekas.

DAFTAR RUJUKAN Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Model Silabus Kelas IV. Badan Standar Nasional Pendidikan. Hamzah B, Uno. Dr. 2006. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Gorontalo: BUMI Aksara. Harmi, Sri. 2008. Lebih Dekat Dengan IPA. Solo: PT. Tiga Serangkai. Rahardjito, dkk. 1984. Media Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Rubertus, Angkowo dan Kosasih, A. 2007. Optimalisasi Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Grasindo.
http://www.escaeva.com/tips-menulis/tips-fiksi/menulis-dengan-diagram-balon.html
http//dr.psikologiblogspot.com/2008/12/kecerdasanjamak.html

Sugiyono, Prof. Dr. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Wardani. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka. Yeni. 2010. Meningkatkan hasil Belajar Siswa di Kelas IV SDN 96/I LAdang Peris Pada Materi Sumber Daya Alam Menggunakan Media Gambar.

You might also like