You are on page 1of 16

UROLITHIASIS (BATU SALURAN KEMIH)

1. DEFINISI Definisi batu saluran kemih menurut dorland adalah pembentukan kalikuli saluran kemih atau kondisi yang berhubungan dengan kalikuli saluran kemih. Kalikuli adalah pengerasan abnormal biasanya terdiri dari garam mineral yang terjadi pada hewan (termasuk manusia). Kalikuli dapat terjadi di beberapa organ manusia terutama organ yang cenderung menyimpan atau meregulasi garam mineral atau metabolit atau mukus yang dapat mengendap dan mengeras. Beberapa contoh organ atau bagian tubuh dimana dapat terbentuk kalikuli adalah kantung empedu, gigi, paru-paru, ginjal dan uterus. Ketika berbicara tentang urolithiasis, berarti membahas tentang adanya batu (kalikuli) di saluran kemih. Saluran kemih ini dimulai dari ginjal, ureter, vesika urinaria (kantung kemih) dan uretra. Batu saluran kemih ini dapat ditemukan pada bagian-bagian tersebut dan memberikan gejala yang berbeda walaupun memang pembentukan batu ini terjadi di ginjal.

2. EPIDEMIOLOGI Dikatakan 5%-15% orang Amerika Serikat memiliki penyakit ini. Usia yang biasa terkena adalah 40 sampai 60 tahun. Jenis kelamin yang lebih sering terkena adalah pria dengan perbandingan dengan wanita 1,3 : 1. Dulu perbandingan jenis kelamin tersebut 3 : 1. Ras yang paling banyak menderita sampai yang paling sedikit secara berurutan adalah kaukasia, hispanik, asia dan afrika-amerika. Angka kejadian meningkat pada keadaan geografis yang panas dan kering. Pekerjaan juga meningkatkan angka kejadian apabila lingkungan kerja tersebut terpapar dengan panas dan cenderung membuat dehidrasi. Perilaku yang meningkatkan angka kejadian adalah kurang asupan cairan per hari. Beberapa faktor risiko dari batu saluran kemih adalah :

MAHAPUTRA - UROLITHIASIS

y y y y y y y y y y y

Riwayat penyakit batu saluran kemih (pernah menderita penyakit ini) Riwayat penyakit batu saluran kemih pada anggota keluarga Penyakit usus Fraktur tulang patologis Riwayat osteoporosis Riwayat infeksi saluran kemih dengan kalikuli Kadar asam urat yang tinggi atau adanya penyakit pirai Ginjal soliter Abnormalitas anatomi saluran kemih (kelainan kongenital) Gagal ginjal Penyakit metabolik

3. PATOGENESIS 3.1. Pembentukan Kalikuli Pembentukan kalikuli disebabkan oleh keadaan supersaturasi. Supersaturasi adalah ketika suatu pelarut sudah kehabisan daya larutnya. Suatu jenis larutan mempunyai ambang batas kejenuhan dimana sudah tidak bisa melarutkan suatu zat terlarut sama seperti jika Anda memiliki segelas air tawar kemudian Anda masukan gula sebanyak-banyaknya sampai air tersebut tidak bisa melarutkan lagi. Tanda bahwa air tersebut tidak bisa melarutkan lagi adalah ketika Anda melihat gula yang Anda masukan tersebut mengendap di dasar gelas dan tidak bisa larut walaupun Anda aduk selama mungkin. Hal ini terjadi juga pada batu saluran kemih. Ada beberapa istilah yang Anda harus tahu mengenai pembentukan kalikuli ini yaitu : y Stabil (stable) adalah keadaan dimana tidak terdapat endapan atau kristal yang terbentuk karena zat pelarut masih adekuat untuk melarutkan zat terlarut. y Metastabil (metastable) adalah keadaan dimana kemampuan zat pelarut sudah maksimal dan mulai terbentuk nukleasi atau kristalisasi namun terhambat oleh inhibitor sehingga masih dapat terkompensasi dan tidak terjadi pengendapan. y Tidak stabil (unstable) adalah keadaan dimana kemampuan zat pelarut sudah maksimal dan inhibitor sudah berfungsi maksimal atau tidak aktif oleh hal-hal tertentu sehingga terjadi pengendapan. y Nukleasi adalah proses ikatan komponen tertentu dari substansi yang ada.

MAHAPUTRA - UROLITHIASIS

Kristalisasi adalah proses pembentukan benda homogen padat dari elemen tertentu.

y y

Agregasi adalah penggumpalan atau penggabungan kristal. Inhibitor adalah substansi atau zat yang mencegah terjadinya nukleasi, kristalisasi dan agregasi.

TIDAK STABIL (unstable) Nukleasi akan terjadi Inhibitor secara umum tidak aktif

METASTABIL (metastable) Pertumbuhan kristal akan terjadi Agregasi kristal akan terjadi Inhibitor mencegah kristalisasi Nukleasi sangat lambat Nukleasi heterogen akan terjadi

STABIL (stable) Kristal tidak akan terbentuk Kalikuli yang ada akan larut

Diagram 3-1. Proses terbentuknya batu Pada tahap stabil, tidak ada kristal yang terbentuk sama sekali dan tidak ada kalikuli sama sekali. Hal ini disebabkan tidak ada komponen urin yang terlalu pekat dan pH yang stabil. Pada tahap metastabil, kemampuan zat pelarut untuk melarutkan sudah maksimal dan tidak mampu melakukan kompensasi terhadap zat terlarut. Namun dalam sistem nefron, terdapat MAHAPUTRA - UROLITHIASIS

inhibitor yang menunjang kelarutan. Inhibitor mencegah supersaturasi dari 7 sampai 11 kali dari kemampuan pelarut melarutkan zat terlarut. Beberapa hal yang mempengaruhi pembentukan nuklei adalah tingkat supersaturasi (kepekatan zat terlarut), stabilitas nuklei (kekuatan ikatan beberapa komponen yang membentuk batu), waktu (kecepatan aliran cairan dalam nefron) dan inhibitor yang ada. Bisa dibilang awal pembentukan batu adalah nukleasi dilanjutkan kristalisasi kemudian agregasi sehingga pembentukan nuklei penting dalam terjadinya batu saluran kemih. Beberapa contoh inhibitor dan sifatnya : y Sitrat : mengurangi avaibilitas ion kalsium dengan mengikatnya menjadi kalsium sitrat dan menghambat presipitasi kalsium oksalat secara spontan. y Magnesium : mengurangi avaibilitas oksalat dengan mengikatnya menjadi magnesium oksalat. y y y y Nefrokalsin : secara spontan menghambat pembentukan kalsium oksalat Tamm-Horsfall : secara spontan menghambat aggregasi Uropontin Bikunin

Pada tahap tidak stabil, kepekatan terlampau hebat sehingga kemampuan melarutkan dan fungsi inhibitor tidak bisa mengimbangi. Namun bisa juga akibat inhibitor tidak aktif. Pada tahap ini nukleasi, kristalisasi dan agregasi mudah terjadi. Biasanya kristal dan agregat yang terbentuk tidak sempat mengendap karena aliran cairan nefron lebih cepat. Oleh karena itu berkurangnya cairan yang masuk ke ginjal merupakan faktor predisposisi batu saluran kemih karena memperlambat laju cairan sehingga cukup untuk menjadi agregat yang cukup besar lalu mengendap.

MAHAPUTRA - UROLITHIASIS

Diagram 3-2. Nefron (Jalur yang potensial untuk aggregasi sehingga terdapat endapan batu) 3.2. Jenis-jenis batu saluran kemih Pada klinisnya, batu yang terbentuk pada saluran kemih terdapat beberapa jenis. Jenis tersebut dibagi berdasarkan komposisinya. Pembagian ini cukup penting karena setiap batu memiliki predisposisi yang berbeda, sifat yang berbeda dan pada akhirnya memiliki terapi yang cukup berbeda pula. Contoh komposisi batu yang mungkin terbentuk dalam saluran kemih adalah batu kalsium oksalat, batu magnesium amonium fosfat (struvit), batu asam urat, batu sistin dan batu lainnya. 3.2.1. Batu kalsium oksalat Insiden terjadinya batu kalsium oksalat adalah sekitar 70% dari seluruh kasus batu saluran kemih. Sebenarnya batu kalsium fosfat juga masuk golongan batu kalsium oksalat karena faktor predisposisi, sifat dan terapinya sama. Prinsip terbentuknya batu ini adalah adanya keadaan hiperkalsiuria (dan hiperkalsemia), hiperoksalouria, hipositraturia, hiperurikosuria, pH urin rendah, asidosis tubulas ginjal dan hipomagnesuria.

MAHAPUTRA - UROLITHIASIS

Pada keadaaan hiperkalsiuria (>4mg/kg/hari), kalsium bebas dalam urin meningkat. Kalsium bebas tersebut memiliki kecenderungan untuk berikatan dengan oksalat atau pun fosfat menjadi kalsium oksalat atau kalsium fosfat (lebih jarang). Proporsi kalsium dengan oksalat dalam kalsium oksalat adalah satu banding satu sehingga kelebihan kalsium pada urin tanpa disertai kelebihan oksalat pada urin tidak terlalu meningkatkan pembentukan kalsium oksalat. Kalsium oksalat pada suhu tubuh secara normal berbentuk padat namun pada urin, kalsium oksalat terlarut. Oleh karena itu pada keadaan tidak stabil (unstable), kalsium oksalat akan menjadi kristal dan mengendap. Hiperkalsiuria berbeda dengan hiperkalsemia dan kadar kalsium tinggi dalam lumen usus. Kalsium yang terdapat dalam makanan (di lumen usus) tidak semuanya diserap oleh sel usus. Perlu diingat bahwa kalsium diserap di tubuh apabila ada vitamin D. Dengan vitamin D kalsium bisa dibawa ke darah dan digunakan untuk kebutuhan kalsium tubuh. Kalsium berlebihan akan dibuang melalui urin (lihat diagram 3-3). Jadi jangan sampai terjebak bahwa semakin banyak intake kalsium maka kemungkinan batu saluran kemih akan meningkat. Pernyataan tersebut kurang tepat karena kembali ke pernyataan tidak semua kalsium diserap tubuh. Hal tersebut justru akan mengurangi kemungkinan batu saluran kemih karena akan mengurangi penyerapan oksalat (kalsium memiliki kecenderungan mengikat oksalat menjadi dan sel usus tidak akan menyerap kalsium oksalat). Namun peningkatan kadar vitamin D dalam tubuh akan meningkatkan angka kejadian batu saluran kemih karena meningkatkan penyerapan kalsium. Hiperkalsemia dan hiperkalsiuria yang lebih cenderung meningkatkan risiko pembentukan batu saluran kemih karena dua keadaan tersebut meningkatkan jumlah kalsium urin. Ada 4 keadaan gangguan metabolik yang menyebabkan hiperkalsiuria yaitu absorptif, renal, resorptif dan idiopatik. Absorptif adalah peningkatan absorpsi kalsium dari lumen usus yang tidak normal. Renal adalah berkurangnya penyerapan kembali kalsium dari hasil filtrasi glomerulus oleh tubulus-tubulus nefron. Resorptif adalah peningkatan hormon paratiroid sehingga menyebabkan hiperkalsemia. Dan idiopatik adalah hiperkalsiuria yang tidak diketahui penyebabnya.

MAHAPUTRA - UROLITHIASIS

Diagram 3-3. Metabolisme kalsium dalam darah beserta proporsinya dalam tubuh Pada keadaan hiperoksalouria (>40mg/hari), oksalat bebas dalam urin akan terikat dengan kalsium membentuk kalsium oksalat. Sekadar mengingatkan bahwa kadar kalsium dalam lumen usus tinggi maka akan mencegah hiperoksalouria (apabila kadar vitamin D normal). Beberapa makanan yang mengandung tinggi oksalat adalah teh hitam, coklat, bayam, bits, kacang tanah, lada dan lain-lain (Tabel 3-1).

Tabel 3-1. Contoh makanan tinggi oksalat (disadur dari Campbell Walsh) Pada keadaan hipositraturia (<320mg/hari), inhibitor pembentukan kristal berkurang (mengingat sitrat merupakan inhibitor pada keadaan metastabil). Sitrat memiliki sifat inhibitor karena sitrat memiliki kemampuan mengikat kalsium menjadi kalsium sitrat (mengurangi pembentukan kalsium oksalat) dan meningkatkan efek inhibitor lain yaitu tamm-horsfal.

MAHAPUTRA - UROLITHIASIS

Pada keadaan hiperurikosuria (>600mg/hari), akan meningkatkan monosodium urat yang juga akan meningkatkan pembentukan kalsium oksalat dan menurunkan kerja inhibitor. Pada keadaan pH urin rendah (<5,5), formasi batu asam urat dan batu kalsium oksalat akan meningkat. Pada asidosis tubulus ginjal, terjadi defek sekresi ion hidrogen. Pada hipomagnesuria, inhibitor pada keadaan metastabil akan berkurang (mengingat magnesium adalah inhibitor dengan mengikat oksalat menjadi magnesium oksalat. Namun keadaan ini jarang terjadi. 3.2.2. Batu struvit (magnesium amonium fosfat) Batu jenis ini terjadi pada sekitar 15% kasus batu saluran kemih di Amerika Serikat dan 30% di dunia. Batu jenis ini merupakan satu-satunya batu saluran kemih yang diakibatkan oleh infeksi saluran kemih. Dua contoh golongan bakteri yang sering menyebabkan batu jenis ini adalah golongan proteus dan stafilokokus. Unsur penting penyebab batu ini ada 2 hal yaitu adanya amonia dan pH urin yang meningkat (> 7,2). Amonia disebabkan oleh adanya infeksi oleh mikroorganisme yang mengubah urea menjadi amonia dilanjutkan menjadi amonium (diagram 3-4). Adanya amonium membuat reaksi dengan magnesium dan fosfat menjadi amonium magnesium fosfat (struvite). Batu struvite biasanya terjadi apabila didahului dengan infeksi saluran kemih. Batu struvit merupakan salah satu batu yang bisa membentuk tanduk rusa (staghorn caliculi) di ginjal. Ditemukannya batu tanduk rusa secara radiologis merupakan indikasi untuk dilakukan intervensi secara cepat karena dapat mengganggu fungsi ginjal. H2NCONH2 + H2O 2NH3 + H2O 2NH3 + CO2 ....................... (1)

2NH4+ + 2OH- (increase pH >7.2)... (2)

Diagram 3-4. Rumus reaksi pengubahan urea yang normal di urin menjadi amonia (1) dilanjutkan pengubahan menjadi amonium (2).

3.2.3. Batu asam urat

MAHAPUTRA - UROLITHIASIS

Batu asam urat terjadi pada sekitar 10%-15% kasus batu saluran kemih. Terjadi pada keadaan hiperurisemia seperti pirai dan leukemia. Batu asam urat biasanya terbentuk apabila kadar asam urat dalam urin lebih dari 600 mg per hari. Batu asam urat terjadi akibat asam urat yang cukup banyak akan menurunkan pH urin menjadi dibawah 5,5. Pada keadaan pH tersebut asam urat tidak dapat larut. Batu asam urat memiliki sifat radiolusen sehingga tidak terlihat pada pemeriksaan foto polos. 3.2.4. Batu sistin Batu sistin sangat jarang terjadi, kira-kira sekitar 1%-2% dari kejadian batu saluran kemih. Batu sistin disebabkan oleh defek genetik pada reabsorpsi asam amino (terutama sistin) sehingga menyebabkan sistinuria. Keadaan sistinuria akan membuat pH rendah sehingga batu dapat terbentuk. Beberapa sumber mengatakan defek genetik reabsorpsi asam amino ini merupaka autosomal resesif. 3.2.5. Batu jenis lain Pada klinisnya batu saluran kemih dapat disebabkan oleh hal-hal lain selain yang dijelasakan di atas. Beberapa obat dapat membentuk batu dengan komposisi obat itu sendiri. Contoh obat-obat tersebut adalah indinavir, triamteren, guaifenesin, 3.3. Zat-zat yang dapat mempermudah terbentuknya batu ginjal Beberapa zat yang dapat mempermudah terbentuknya batu ginjal adalah : y y y y y y y y Kortikosteroid Vitamin D Vitamin C Antasid pengikat fosfat Thiazidine Furosemide Laksatif Azetazolamid

MAHAPUTRA - UROLITHIASIS

4. MANIFESTASI KLINIS Manifestasi klinis batu saluran kemih dipengaruhi oleh letak batu. Contoh letak batu apakah di ginjal, ureter, vesika urinaria atau uretra (jarang). Berdasarkan letaknya dibagi di ginjal, ureter, vesika urinaria atau uretra (jarang). Di ginjal, batu saluran kemih biasanya asimptomatik. Kadang bisa disertai hematuria (mikroskopik 75% dan makroskopik 20%) dan apabila terlalu besar (misalnya batu tanduk rusa/staghorn caliculi) dapat mengganggu fungsi fisiologis ginjal. Pada ureter gejalanya bisa asimptomatik atau simptomatik. Gejala asimptomatik biasanya ada apabila diameter batu kurang dari 5 mm. Gejala simptomatik biasanya terjadi pada diameter lebih dari 7 mm. Contoh gejala simptomatik adalah nyeri kolik, sumbatan saluran kemih (bisa hidronefrosis) terutama di persimpangan ureteropelvis (ureteropelvic junction) (Diagram 4-1) bahkan dapat terjadi hematuria. Nyeri kolik (flank pain) pada sumbatan ureter ini cukup khas biasanya nyeri dimulai dari sisi pinggang belakang yang tersumbat kemudian menjalar ke perut anterior di sisi yang sama dilanjutkan ke testis atau perineum (Diagram 4-2). Gejala di vesika urinaria biasanya asimptomatik atau sedikit hematuria jika sudah terlalu besar bisa sampai menyumbat sfingter uretra. Gejala di uretra biasanya hanya gangguan pengeluaran urin dan bisa keluar dengan sendirinya.

Diagram 4-1. Letak persimpangan ureteropelvis (ureteropelvic junction)

MAHAPUTRA - UROLITHIASIS

10

. Diagram 4-2. Penjalaran nyeri pada batu saluran kemih 5. DIAGNOSIS 5.1. Anamnesa Anamnesa yang dilakukan pada batu saluran kemih terutama riwayat-riwayat yang memperkuat faktor risiko pembentukan batu kemih (bisa dilihat di sub bagian 2. epidemiologi). Misalnya riwayat adanya penyakit batu baik sebelumnya ataupun dalam keluarga, adanya penyakit-penyakit yang dapat menimbulkan batu (misalnya sarkoidosis, penyakit usus inflamasi, keganasan), obat-obatan yang dipakai, pekerjaan dan yang paling penting adalah diet pasien (intake cairan, protein, purin, natrium, kalsium, oksalat). 5.2. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan penunjang yang penting pada batu saluran kemih ada 2 jenis yaitu urinalisis dan radiologi. Pada urinalisis pemeriksaan berprinsip mengetahui tingkatan faktor risiko pasien dengan melihat kadar zat dan keadaan yang potensial membentuk batu saluran kemih. Pada radiologi pemeriksaan bertujuan untuk melihat apakah ada batu atau tidak pada saluran kemih pasien. Pemeriksaan urinalisis didapatkan dari sampel urin 24 jam. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, urinalisis bertujuan untuk mengetahui keadaan yang berpotensial membentuk batu (Diagram 5-1).

MAHAPUTRA - UROLITHIASIS

11

Diagram 5-1. Contoh hasil urinalisis dari Mission Pharmacal, bisa dilihat bahwa faktor-faktor yang menghambat dan mempermudah terjadinya batu saluran kemih di nilai dari sampel urin. Dengan ini kita bisa mengetahui jenis makanan apa yang harus ditambah dan/atau dikurangi. (Disadur dari Campbell-Walsh) Pemeriksaaan radiologi yang dilakukan bisa foto polos abdomen, IVP (Intravenous Pyelogram), USG (Ultrasonography), dan CT-scan (Computed Tomography Scan). Foto polos abdomen merupakan pemeriksaan radiologis yang paling murah dan paling sederhana. Foto polos dapat melihat batu radioopak seperti kalsium oksalat dan struvit namun tidak untuk batu radiolusen seperti batu asam urat. Oleh sebab itu foto polos abdomen negatif belum tentu pertanda tidak adanya batu saluran kemih. IVP merupakan pemeriksaan foto polos namun diberikan kontras lewat ginjal secara intravena sehingga dapat melihat keadaan saluran kemih. IVP dapat mendeteksi adanya batu dengan melihat saluran kemih yang defek pada pencitraan. IVP cukup murah namun cukup menyulitkan dalam persiapan tindakannya karena pasien harus puasa. USG juga cukup baik untuk pemeriksaan batu di ginjal dan vesika urinaria namun tidak untuk ureter. Karena ureter letaknya cukup dalam (baik dari posterior maupun anterior) sehingga sulit bagi USG untuk menembus sampai ureter. CT-Scan merupakan pemeriksaan paling baik untuk batu saluran kemih namun paling mahal (Diagram 5-2).

MAHAPUTRA - UROLITHIASIS

12

CT abdomen dan pelvis

Tidak ada bukti batu saluran kemih

Adanya batu dan tanda sekunder

Cari kemungkinan lain

Tatalaksana nyeri

Diperlukan tindakan darurat Masukan stent atau selubung nefrostomi

Tidak darurat Nilai kemungkinan batu dapat lewat spontan

TInggi Rendah

Tatalaksana konservatif
Tidak

Batu lewat spontan?


Ya

Intervensi bedah urologis (ESWL atau ureteroskopi)

Pencegahan : analisis batu dan evaluasi metabolik Rekomendasi pencegahan (tatalaksana khusus) Evaluasi upaya pencegahan

Diagram 5-2. Tatalaksana dan prinsip diagnosis batu saluran kemih. Penjelasan ada di subbagian 5. diagnosis dan 6. Tatalaksana (konservatif, bedah dan khusus). (diadaptasi dari CampbellWalsh)

MAHAPUTRA - UROLITHIASIS

13

6. TATALAKSANA Ada 2 jenis tatalaksana pada batu saluran kemih yaitu tatalaksana konservatif dan tatalaksana bedah. Tatalaksana konservatif adalah tatalaksana yang bertujuan mencegah terbentuknya batu dan menghambat pembentukan batu sedangkan tatalaksan bedah adalah tatalaksana yang bertujuan untuk memindahkan batu sehingga saluran kemih terbebas dari batu. 6.1. Tatalaksana konservatif Ada 5 prinsip pada penatalaksanaan konservatif yaitu rekomendasi cairan, rekomendasi makanan, penanggulangan obesitas, penambahan diet kalsium atau kalsium sitrat dan mengurangi asupan oksalat. Pada rekomendasi cairan, asupan cairan pasien ditambah 2 liter dari asupan biasanya (misalnya pasien biasanya minum 4 liter per hari, sekarang dianjurkan 6 liter per hari). Hal ini dilakukan untuk menambah volume urin sehingga mencegah supersaturasi. Pada rekomendasi makanan, pada pasien dilakukan restriksi protein dan natrium. Protein akan meningkatkan kadar asam urat sedangkan natrium akan meningkatkan jumlah ekskresi kalsium oleh karena itu akan menurunkan faktor risiko terjadinya batu saluran kemih. Pada pasien batu saluran kemih, obesitas harus ditindaklanjuti karena merupakan faktor risiko terjadinya batu saluran kemih. Obesitas meningkatkan angka kejadian karena 2 hal yaitu dalam hal kebiasaan dan kadar gula darah. Orang obesitas mempunyai kebiasaan memakan makanan dalam jenis yang bervariasi dan jumlah yang banyak. Dalam hal ini makanan yang mengandung tinggi oksalat (coklat, bayam, kacang dan lain-lain) dan mengandung tinggi asam urat (daging dan lain-lain) akan terkonsumsi oleh orang obesitas dalam jumlah yang cukup banyak. Kemudian gula darah orang obesitas cenderung di atas rata-rata. Obesitas merupakan faktor risiko diabetes melitus tipe 2 yang akan menyebabkan gula darah tinggi. Gula darah tinggi ini akan menyebabkan glikosuria dan mempermudah terjadinya supersaturasi karena akan menurunkan ambang pelarut dengan menjadi zat yang terlarut di urin. Meningkatkan asupan kalsium atau kalsium sitrat akan menurunkan angka kejadian batu saluran kemih. Asupan kalsium yang banyak tidak mempermudah terjadinya batu namun justru menghambat (apabila tidak ada kelainan penyerapan kalsium berlebihan/absoptive

MAHAPUTRA - UROLITHIASIS

14

hypercalciuria). Kalsium dalam usus akan mengikat oksalat menjadi kalsium oksalat usus. Bentuk Kalsium oksalat ini tidak akan diserap tubuh dan akan dikeluarkan beserta feses sehingga akan menurunkan penyerapan oksalat. Akan lebih baik lagi jika pasien diberikan asupan kalsium sitrat karena selain menurunkan penyerapan oksalat, akan juga meningkatkan kadar sitrat urin yang merupakan inhibitor supersaturasi. Menurunkan asupan oksalat merupakan prinsip terakhir tatalaksana konservatif. Pasien harus mengurangi jenis makanan yang tinggi oksalat. Tatalaksana konservatif dilakukan selama 3 sampai 4 bulan lalu dievaluasi kembali. Apabila keseimbangan kadar urin sudah normal dan keluhan berkurang, dilanjutkan selama 6 sampai 12 bulan untuk evaluasi selanjutnya. 6.2. Tatalaksana bedah Tatalaksana bedah merupakan usaha untuk memindahkan batu dari saluran kemih. Dapat dilakukan 3 jenis yaitu Extracorporeal Shockwave Lithotripsy (ESWL), Percutaneus Nephrolithotomy (PNL), ureteroskopi dan operasi terbuka. Pada ESWL digunakan gelombang suara yang dapat memecahkan batu. Pecahan batu tersebut akan keluar secara otomatis dari saluran kemih dalam waktu 2 sampai 5 hari. ESWL baik untuk semua jenis batu kecuali batu sistin. Pada PNL alat dimaksudkan secara perkutan ke kaliks yang tepat di ginjal. Pemecahan bisa dengan ultrasonik, elektrohidrolik dan laser. Metode ini bisa dilakukan untuk semua jenis batu. Pada prinsipnya metode ini harus disertai penggunaan antibiotik untuk mencegah sepsis. Pada uretroskopi, merupakan pemasukan alat ke ureter lewat uretra menuju proksimal. Biasanya pemecahan batu dengan menggunakan laser. Metode ini dilakukan dalam anestesi umum. Operasi terbuka sudah jarang dilakukan seiring dengan kemajuan teknologi. Hanya dilakukan apabila ESWL dan PNL merupakan tindakan yang kontraindikasi.

MAHAPUTRA - UROLITHIASIS

15

6.3. Tatalaksana keadaan khusus Batu saluran kemih dapat disebabkan oleh bermacam kelainan metabolik. Pada kelainan tersebut diperlukan tatalaksana khusus untuk mencegah terbentuknya batu. Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan batu beserta tatalaksana khususnya adalah : y Absorptive hypercalciuria : diberikan natrium selulosa fosfat, thiazid dan ortofosfat y y y Renal hypercalciuria : diberikan thiazid dan kalium sitrat Hiperparatiroid primer : eksisi kelenjar/tumor paratiroid Hiperurikosuria pada batu kalsium oksalat : turunkan asupan purin, berikan alopurinol dan kalium sitrat y y y Enterik hiperoksalouria : tingkatkan asupan cairan, kalsium tambahan. Hipositraturia pada batu kalsium oksalat : tingkatkan asupan sitrat Hipomagnesuria pada batu kalsium oksalat : tingkatkan asupan kalsium dan kalium magnesium y y Diatesis gout : diberikan kalium sitrat dan alopurinol Sistinuria : tingkatkan asupan cairan, diberikan -merkaptopropionilglisin (thiola) dan kurangi asupan garam y Infeksi litiasis : lakukan tatalaksana bedah, diberikan profilaksis antibiotik (cegah rekurensi) dan bisa diberikan lithostat (asam asetohidrosamik/urease inhibitor) y Asam amonium urat : tingkatkan asupan cairan, tingkatkan asupan kalsium dan kurangi asupan oksalat

~fin~

MAHAPUTRA - UROLITHIASIS

16

You might also like