You are on page 1of 6

Pemisahan kation golongan I Kation golongan I yaitu Timbal, Merkurium (I), dan Argentum masing-masing diendapkan oleh HCl

encer sebagai klorida yang tak larut ( mengendap ) yaitu PbCl2, AgCl, dan Hg2Cl2 yang berwarna putih, klorida dari logam umum lainnya semua larut. Di antara endapan-endapan ini, PbCl2 larut dalam air mendidih, sedangkan Hg2Cl2 tidak larut. Maka ekstraksi endapan dengan air panas menyingkirkan PbCl2. Untuk memastikan apakah endapan tersebut hanya mengandung 1 kation, 2 atau 3 kation, maka di lanjutkan dengan menambahkan pereaksi identifikasi seperti AgCl akan larut dalam air amoniakal encer membentuk kompleks sedangkan Hg2Cl2 dengan ammonia akan menjadi campuran hitam yang tidak larut. Timbal (Pb) Timbal adalah logam yang berwarna abu-abu kebiruan, dengan rapatan yang tinggi (11,48 gram/ml pada suhu kamar). Timbal mudah larut dalam HNO3 8N dengan menghasilkan gas nitrogen oksida : 3Pb + 8HNO3 3Pb2+ + 6NO3- + 2NO + 4H2O

Gas nitrogen (II) oksida yang tidak berwarna itu, bila tercampur dengan udara, akan teroksidasi menjadi nitrogen dioksida yang merah : 2NO (tak berwarna) + O2 2NO2 (merah)

Dengan asam nitrat pekat, terbentuk lapisan pelindung berupa timbal nitrat pada permukaan logam, yang mencegah pelarutan lebih lanjut. Asam klorida encer atau asam sulfat encer mempunyai pengaruh yang sedikit, karena terbentuknya timbal klorida atau timbal sulfat yang tidak larut pada permukaan logam itu. Timbal direaksikan dengan asam klorida encer akan membentuk endapan putih dalam larutan yang dingin dan tidak terlalu encer reaksinya :

Endapan larut dalam air panas (33,4 gram/liter pada 1000C sedangkan 9,9gram / liter pada 200C), tetapi memisah lagi sebagai kristal-kristal yang panjang seperti jarum setengah dingin. Timbal juga larut dalam asam klorida pekat atau kalium klorida pekat, sehingga terbentuk ion tetrakloroplumbat (II ) :

Jika endapan di cuci dengan cara dekantasi, dan ammonia encer ditambahkan , tidak terjadi perubahan yang nampak [perbedaan dari ion merkurium (I) atau ion perak ], meskipun terjadi reaksi pertukaran endapan , dan terbentuk timbal hidroksida : Kalium kromat dalam larutan netral, asam asetat atau ammonia: endapan kunting timbale kromat

Pb 2   CrO 4

2

p PbCrO 4 q

Asam nitrat (a) atau natrium hidroksida (b) melarutkan endapan :

2 bCr bCr

q 2 H  2 b 2  Cr2

2

 2H 2

2

Kedua reaksi reversible dengan membufferkan larutan, masing-masing dengan ammonia dan asam asetat, timbale kromat mengendap lagi. Merkurium/Raksa (Hg(I) 1. Asam klorida encer atau klorida klorida yang larut : endapan putih merkurium (I) klorida (kalomel)

Endapan tak larut dalam asam encer Larutan aonia mengubah endapan menjadi campuran merkurium (II) amido klorida dan logam merkurium, yang kedua duanya yang merupakan endapan yang tak larut

Reaksi ini meliputi disproporsionasi (hilangnya perbandingan susunan ) yaitu merkurium (I) diubah sebagian menjadi merkurium (II) dan sebagian menjadi logam merkurium. Rekasi ini bisa di pakai untuk membedakan ion merkurium (I) dari timbale (II) dan perak (I). Merkurium (II) amido klorida meerupakan endapan putih tetapi merkurium yang berbutir butir halus itu membuatnya nampak hitam mengkilap. Nama kalomel, yang berasal dari yunani : hitam manis manunjukkan cirri khas dari endapan merkurium klorida yang aslinya adalah putih. Merkurium (I) klorida larut dalam air raja atau aqua regia, membentuk merkurium (II) klorida yang tak berdisosiasi tetapi larut :

2. Larutan ammonia : endapan hitam yang merupakan campuran logam merkurium dan merkurium (II) amido nitrat basa, ( yang sendirinya merupakan endapan putih ) Reaksi ini dapat di pakai untuk membedakan antara ion merkurium (I) dan ion merkurium (II)

q 4 H  ? b ( H ) 4 A  Cr

2 4

PERAK (Ag) Perak adalah logam yang putih, dapat di tempa dan liat. Rapatannya tinggi dan ia melebur pada 960,50C. ia tidak larut dalam asam klorida, asam sulfat encer 1M atau asam nitrat encer 2M. dalam larutan asam nitrat yang lebih pekat (8M) atau dalam asam pekat panas,ia meliputi :

Perak membentuk ion monovalen dalam larutan yang tak berwarna. Senyawa senyawa perak (II) tidak stabil, tetapi memainkan peranan penting dalam proses- proses oksidasi reduksi yang di katalisiskan oleh perak. Perak nitrat mudah larut dalam air : perak asetat, perak nitrit dan perak sulfat kurang larut, sedangkan semua senyawa senyawa perak larinnya praktis tidak larut. Tetapi kompleks kompleks perak, larut. Halide halide perak peka terhadap cahaya ciri cirri khas ini dipakai secara luas dalam bidang fotografi. 1. Asam klorida encer (atau klorida klorida yang larut) endapan putih perak klorida

Dengan asam klorida pekat, tak terjadi pengendapan. Setelah cairan di dekantasi dari atas endapan, ia akan melarut dalam asam klorida pekat, pada mana kompleks dikloroargentat terbentuk :

Dengan mengencerkan dengan air kesetimbangan bergeser kembali ke kiri dan endapan mucul lagi. Larutan ammonia encer melarutkan endapan, pada mana ion kompleks diaminaargentat terbentuk :

Asam nitrat encer atau asam klorida menetralkan kelebihan ammonia , maka endapan muncul lagi,karena kesetimbangan bergeser kembali ke arah kiri. Kalium sianida (racun) melarutkan endapan dengan membentuk kompleks disianoargentat :

Cara yang paling aman untuk mempelajari reaksi ini adalah sebagai berikut : dekantasilah cairan dari endapan, dan cuci dengan air 2- 3kali dengan air dengan cara dekantasi. Lalu beri reagensia. Natrium tiosulfat melarutkan endapan dengan membentuk kompleks ditiosulfato argentat :

Reaksi ini berlangsung ketika kita memfiksasi negative foto atau hasil cetakan positif foto, setelah di kembangakan (developed). Penyinaran dengan cahaya matahari atau ultraviolet menguraikan endapan perak klorida, yang menjadi abu abu atau hitam karena terbentuknya logam perak.

Reaksi ini lambat dan mekanisme reaksi yang sesungguhnya sangatlah rumit. Halide perak yang lain menunjukkan sifat sifat yang serupa. Fotografi didasarkan atas reaksi ini. Dalam kamera, proses proses ini hanya di mulai : bahan foto harus dikembangkan untuk menyelesaikan reaksi. Partikel partikel perak yang abu abu atau hitam muncul pada tempat tempat yang telah di sinari cahaya. Maka di perolehlah gambaran negative dari objek. Kelebihan perak halide harus di hilangkan ( agar negative yang dikembangkan tak peka lagi terhadap cahaya) yaitu dengan memfiksasi. 2. Larutan ammonia endapan coklat perak oksida Reaksi mencapai kesetimbangan, dan karenanya pendapan tidak sempurna pada tingkat manapun.(jika ada ammonium nitrat dalam larutan semula atau larutan sangat asam, tek terjadi pengendapan). Endapan larut dalam reagensia berlebihan, dan terrbentuk ion kompleks diaminaargentat. Larutan harus di buang secepatnya, sebab bila di biarkan endapan perak nitride Ag3N akan terbentuk yang mudah meledak bahkan dalam keadaan basa sekalipun. BESI (III) Reaksi-reaksi ion besi (IIi) Larutan 0,5M dari besi (III) klorida FeCl3.6H2O. Larutan harus berwarna kuning jernih. Jika larutan berubah menjadi coklat, karena hidrolisis, harus ditambahkan beberaapa tetes asam klorida. 1. Larutan ammonia: endapan coklat merah seperti gelatin dari besi (III) hidroksida, yang tidak larut dalam reagensia berlebihan, tetapi larut dalam asam. Fe3+ + 3NH3 + 3H2O Fe(OH)3 + 3NH4 Hasil kali kelarutan besi (III) begitu kecil (3,8 x 10-38), sehingga terjadi pengendapan sempurna, bahkan dengan adanya garam-garam ammonium (perbedaan dari besi (II), nikel, kobalt, zink, dan magnesium). Pengendapan tak terjadi jika ada serta asam-asam organic tertentu. Besi (III) hidroksida diubah pada pemanasan yang kuat menjadi reaksi besi (III) oksida; oksida yang dipijarkan dapat larut dengan sukar dalam larutan asam encer, teteapi melarut setelah dididihkan dengan keras bersama asam klorida pekat. 2Fe(OH)3 Fe2O3 + 3H2O + Fe2O3 + 6H 2Fe3+ + 3H2O 2. Larutan natrium hidroksida: endapan coklat kemerahan besi (III) hidroksida yang tidak larut dalam reagensia berlebihan (perbedaan dari aluminium dan kromium): Fe3+ + 3OH- Fe(OH)3 3. Gas hydrogen sulfida: dalam larutan asam mereduksi ion-ion besi (III) menjadi besi (II) dan terbentuk belerang sebagai endapan putih-susu: 2Fe3+ + H2S 2Fe2+ + 2H+ + S

Jika suatu larutan netral (III) klorida, ditambahkan pada larutan hydrogen sulfide jenuh yang baru saja dibuat, timbul mula-mula pewarnaan kebiruan, diikuti dengan pengendapan beleraang. Warna biru ini disebabkan oleh larutan koloid belerang yang ukuran partikelnya sangat kecil. Reaksi ini bisa dipakai untuk menguji baru atau tidaknya larutan-larutan hidrogen sulfida. Belerang yang terbentuk halus itu tak dapat disaring dengan mudah dengan kertas saring biasa. Dengan mendidihkan larutan bersama beberapa potong sobekan kertas saring, endapan berkoagulasi dan bissa disaring.

Aluminium (Al) Aluminium adalah logam putih, yang liat dan dapat ditempa, bubuknya berwarna abu-abu. Aluminium, melebur pada 659O C. Bila terkena udara aluminium teroksidasi pada permukaannya tetapi lapisan oksida ini melindungi aluminium dari oksidasi lebih lanjut. Asam klorida encer dengan mudah melarutkan logam ini, pelarutan lebih lambat dalam asam sulfat encer atau asam nitrat encer. 2Al + 6H+ 2Al3+ + 3H2

Aluminium dengan larutan natrium hidroksida membentuk endapan putiuh aluminium hidroksida : Al3+ + 3OHAl(OH)3

Endapan melarut dalam regensia berlebihan, dimana ion-ion tetrahidroksoaluminat terbentuk : Al(OH)3 + OH[Al(OH)4]-

Kromium (Cr) Kromium adalah logam kristalin yang putih, tak begitu liat dan tak dapat ditempa. Kromium melebur pada 1765OC. Logam ini larut dalam asam klorida encer atau pekat. Jika tidak terkena udara akan membentuk ion-ion kromium (II): Cr + 2H+ Cr2+ + H2

Dengan adanya oksigen dari atmosfer, kromium sebagian atau seluruhnya menjadi teroksidasi ke keadaan tervalen. 4Cr2+ + O2 + 4H+ 4Cr3+ + 2H2O

Kromium dengan larutan natrium hidroksida membentuk endapan kromium (III) hidroksida.

Cr3++ 3OH-

Cr(OH)3

Reaksi ini reversible, dengan sedikit penambahan asam endapan dapat melarut. Dalam reagensia berlebihan, endapan dapat melarut dengan mudah, diman terbentuk ion tetrahidrokso kromat (III) atau ion kromit. Cr(OH)3 + OH-[Cr(OH)4]-

You might also like