You are on page 1of 10

KENALI GEJALA PENYAKIT KEPIKUNAN (DEMENSIA) ALZHEIMER PADA MANULA (MANUSIA LANJUT USIA) PANTI TRESNA WHERDA CIPAYUNG

PROPOSAL MINI

INDAH SUVEENAH 105200023

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA JAKARTA 2011

LEMBAR PENGESAHAN

TUGAS INI DIBUAT UNTUK MEMENUHI TUGAS AKHIR MATA KULIAH PENULISAN ILMIAH.

PENGAMPU

SUGENG HADI SAPUTRA

1. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Lansia (lanjut usia) atau manula (manusia lanjut usia) adalah kelompok penduduk berumur tua. Golongan penduduk ini adalah populasi berumur 60 tahun atau lebih. Secara epidemiologi dengan semakin meningkatnya usia harapan hidup pada berbagai populasi, maka jumlah orang berusia lanjut akan semakin meningkat (Bustan. 2007). Proses ketuaan akan berkaitan dengan proses degeneratif tubuh dengan segala penyakit terkait, mulai gangguan mobilitas alat gerak sampai gangguan jantung. Dilain pihak akan menimbulkan masalah serius dalam bidang sosial ekonomi, sehingga akan semakin banyak yang berkonsultasi dengan seorang neurolog karena orang tua tersebut yang tadinya sehat, akan mulai kehilangan kemampuannya secara efektif sebagai pekerja atau sebagai anggota keluarga. Hal ini menunjukkan munculnya penyakit degeneratif otak, tumor, multiple stroke, subdural hematoma atau penyakit depresi, yang merupakan penyebab utama demensia. Sedangkan publikasi mengenai penyakit Alzheimer masih rendah, banyak orang tidak mengetahui penyakit ini (Iskandar, 2002). Berdasarkan latar belakang diatas, yaitu adanya kemunculan penyakit degeneratif otak, tumor, multiple stroke, subdural hematoma atau penyakit depresi, yang merupakan penyebab utama demensia dan sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: KENALI GEJALA KEPIKUNAN DEMENSIA (ALZHEIMER) PANTI TRESNA WHERDA CIPAYUNG

1.2. RUMUSAN MASALAH 1. 2. Tahukah para lansia di Panti Tresna Werdha akan penyakit Alzheimer ini? Tahukah para lansia cara mengetahui gejala penyakit Alzheimer ini?

1.3. TUJUAN PENELITIAN

Mengetahui sejauh mana para lansia (khususnya di Panti Tresna Wherda Cipayung) mengetahui tentang penyakit Alzheimer serta mendata berapa banyak yang telah terjangkit penyakit ini.

1. LANDASAN TEORI

2.1. KONSEP DASAR LANSIA (LANJUT USIA)


Pengertian lansia adalah periode dimana organisme telah mencapai kemasakan dalam ukuran dan fungsi dan juga telah menunjukkan kemunduran sejalan dengan waktu. Ada beberapa pendapat mengenai usia kemunduran yaitu ada yang menetapkan 60 tahun, 65 tahun dan 70 tahun. Badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan proses menua yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut lanjut usia. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan segera dan terintegrasi (Bustan. 2007)

Masalah kesehatan mental pada lansia dapat berasal dari 4 aspek yaitu fisik, psikologik, sosial dan ekonomi. Masalah tersebut dapat berupa emosi labil, mudah tersinggung, gampang merasa dilecehkan, kecewa, tidak bahagia, perasaan kehilangan, dan tidak berguna. Lansia dengan problem tersebut menjadi rentan mengalami gangguan psikiatrik seperti depresi, ansietas (kecemasan), psikosis (kegilaan) atau kecanduan obat. Pada umumnya masalah kesehatan mental lansia adalah masalah penyesuaian. Penyesuaian tersebut karena adanya perubahan dari keadaan sebelumnya (fisik masih kuat, bekerja dan berpenghasilan) menjadi kemunduran. Lansia juga identik dengan menurunnya daya tahan tubuh dan mengalami berbagai macam penyakit. Lansia akan memerlukan obat yang jumlah atau macamnya tergantung dari penyakit yang diderita. Semakin banyak penyakit pada lansia,

semakin banyak jenis obat yang diperlukan. Banyaknya jenis obat akan menimbulkan masalah antara lain kemungkinan memerlukan ketaatan atau menimbulkan kebingungan dalam menggunakan atau cara minum obat. Disamping itu dapat meningkatkan resiko efek samping obat atau interaksi obat. Pemberian nutrisi yang baik dan cukup sangat diperlukan lansia. Hal tersebut dilakukan dengan pertimbangan bahwa lansia memerlukan nutrisi yang adekuat untuk mendukung dan mempertahankan kesehatan. Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi antara lain: berkurangnya kemampuan mencerna makanan, berkurangnya cita rasa, dan faktor penyerapan makanan.

2.2. KONSEP DASAR DEMENSIA Demensia merupakan istilah digunakan untuk menjelaskan penurunan fungsional yang disebabkan oleh kelainan yang terjadi pada otak. Demensia adalah gejala kerusakan otak yang mengganggu kemampuan seseorang untuk berpikir, daya ingat, dan fungsi berbahasa. Hal tersebut membuat pasien demensia kesulitan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Demensia bukan berupa penyakit dan bukanlah sindrom. Pikun merupakan gejala umum demensia, walaupun pikun itu sendiri belum berarti indikasi terjadinya demensia. Orang-orang yang menderita demensia sering tidak dapat berpikir dengan baik dan berakibat tidak dapat beraktivitas dengan baik. Oleh sebab itu mereka lambat laun kehilangan kemampuan untuk menyelesaikan permasalahan dan perlahan menjadi emosional, sering hal tersebut menjadi tidak terkendali. Banyak penyakit/sindrom menyebabkan demensia, seperti strok,

Alzheimer, penyakit Creutzfeldt-Jakob, Huntington, Parkinson, AIDS, dan lain-lain. Demensia juga dapat diinduksi oleh defisiensi niasin. Demensia pada Alzheimer dikategorikan sebagai simtoma degeneratif otak yang progresif. Mengingat beban yang ditimbulkan penyakit ini, masyarakat perlu mewaspadai gangguan perilaku dan psikologik penderita demensia Alzheimer (medicastore. ?)

Penyebab pertama penderita demensia adalah penyakit alzheimer (50-60%) dan kedua oleh cerebrovaskuler (20%). Diperkirakan penderita demensia terutama penderita alzheimer pada abad terakhir ini semakin meningkat jumlah kasusnya sehingga akan mungkin menjadi epidemi seperti di Amerika dengan insidensi demensia 187 populasi /100.000/tahun dan penderita Alzheimer 123/100.000/tahun serta penyebab kematian keempat atau kelima.

2.3. KONSEP DASAR ALZHEIMER Alzheimer bukan penyakit menular, melainkan merupakan sejenis sindrom dengan apoptosis sel-sel otak pada saat yang hampir bersamaan, sehingga otak tampak mengerut dan mengecil. Alzheimer juga dikatakan sebagai penyakit yang sinonim dengan orang tua (Iskandar. 2002) Nama penyakit Alzheimer berasal dari nama Dr. Alois Alzheimer, dokter berkebangsaan Jerman yang pertama kali menemukan penyakit ini pada tahun 1906. Dr. Alzheimer memperhatikan adanya perubahan jaringan otak pada wanita yang meninggal akibat gangguan mental yang belum pernah ditemui sebelumnya. Hasil pengamatan dari bedah, Alzheimer mendapati saraf otak tersebut bukan saja mengerut, bahkan dipenuhi dengan sedimen protein yang disebut plak amiloid dan serat yang berbelit-belit neuro fibrillary (medicastore. ?)

Dari hasil riset yang dilakukan, diketahui bahwa pada Penyakit Alzheimer terjadi kehilangan sel saraf di otak di area yang berkaitan dengan fungsi daya ingat, kemampuan berpikir serta kemampuan mental lainnya. Keadaan ini diperburuk dengan penurunan zat neurotransmiter, yang berfungsi untuk menyampaikan sinyal antara satu sel otak ke sel otak yang lain. Kondisi abnormal tersebut menjadi penyebab mengapa pada penyakit Alzheimer fungsi otak untuk berpikir dan mengingat mengalami kemacetan. Gejala Penyakit Alzheimer yang perlu diwaspadai adalah sebagai berikut: 1. Mengajukan pertanyaan yang sama pada satu saat berulang-ulang atau mengulangi cerita yang sama, dengan kata-kata yang sama terus-menerus. 2. Lupa cara untuk melakukan kegiatan rutin. Misalnya lupa cara memasak, cara menelepon dsb. 3. Gangguan berbahasa. Misalnya mengalami kesulitan untuk menemukan kata yang tepat. Bila gejala tersebut berlanjut maka kemampuan untuk berbicara dan menulis juga terganggu. 4. Disorientasi. Misalnya lupa saat itu hari apa, bulan apa, saat itu ada di mana atau tidak tahu arah. Hal tersebut menjadi sebab mengapa pasien lansia sering tersesat karena lupa jalan pulang atau bahkan pergi dari rumah karena merasa ia berada di tempat yang asing. 5. Gangguan berpikir secara abstrak. Misalnya kesulitan untuk menghitung uang. 6. Gangguan kepribadian. Misalnya menjadi mudah tersinggung, mudah marah dan mudah curiga. Dokter seringkali mendengar keluarga mengeluh bahwa pasien menuduh ada yang mengambil barang miliknya atau bahkan menuduh pasangannya sudah tidak setia lagi kepadanya. 7. Gangguan untuk membuat keputusan sehingga menjadi tergantung pada pasangannya. Para ilmuwan berhasil mendeteksi beberapa faktor resiko penyebab Alzheimer, yaitu : usia lebih dari 65 tahun, faktor keturunan, lingkungan yang terkontaminasi

dengan logam berat, rokok, pestisida, gelombang elektromagnetic, riwayat trauma kepala yang berat dan penggunaan terapi sulih hormon pada wanita.

Dengan mengetahui faktor resiko di atas dan hasil penelitian yang lain, dianjurkan beberapa cara untuk mencegah penyakit Alzheimer, di antaranya yaitu : 1. Bergaya hidup sehat, misalnya dengan rutin berolahraga, tidak merokok maupun mengkonsumsi alkohol. 2. Mengkonsumsi sayur dan buah segar. Hal ini penting karena sayur dan buah segar mengandung antioksidan yang berfungsi untuk mengikat radikal bebas. Radikal bebas ini yang merusak sel-sel tubuh. 3. Menjaga kebugaran mental (mental fitness). Istilah ini mungkin masih jarang terdengar. Cara menjaga kebugaran mental adalah dengan tetap aktif membaca dan memperkaya diri dengan berbagai pengetahuan. Bukankah kita tidak pernah terlalu tua untuk belajar ?

3. RENCANA PELAKSANAAN 3.1 Waktu Jam Hari Tanggal : 10.00 wib - 13.00 wib : Minggu : 26 Juni 2011

3.2 Tempat Tempat pelaksanaan diadakannya penelitian para lansia yaitu di panti Tresna Wherda Cipayung, Jakarta Timur

3.3 Sasaran Sasaran dilakukannya penelitian yaitu para lansia yang ada di panti Tresna Wherda, pada hari minggu, tanggal 26 Juni 2011, jam 10.00-13.00 wib.

3.4 Metode Yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan untuk menjawab tujuan penelitian berdasarkan masalah yang telah ditetapkan antara lain: seminar mengenai penyakit Alzheimer serta Tanya jawab atau diskusi dan pemeriksaan kesehatan.

a) Wawancara Wawancara adalah satu cara yang baik untuk memulai pengkajian kesehatan pada lansia ialah dengan meminta para lansia memberi respon terhadap pertanyaanpertanyaan yang kita ajukan. Yang meliputi keluhan apa mengenai kegiatan seharihari yang bermasalah dengan ingatan. Selain para lansia yang di wawancara, para perawat di panti tersebut pun di wawancara mengenai kehidupan atau kebiasaan para lansia selama dipanti. Dan keluhan-keluhan apa saja yang di alami.

b) Observasi Observasi atau pengamatan dilakukan dengan cara memeriksa kesehatan dan meberikan beberapa tes berhubungan dengan penyakit alzheimer kepada para lansia.

DAFTAR PUSTAKA

Bustan, M.N. (2007). Manula. Dalam Epidemiologi : Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka Cipta

Medica Store. Demensia. Jakarta. Diakses http://medicastore.com/penyakit/699/Demensia.html

Selasa,

21

Juni

2011.

Japardi, I. (2002). Penyakit Alzheimer. Sumatra Utara: repository usu. Diakses Senin, 20 Juni 2011. http://repository.usu.ac/bitstream/123456789/1996/1/bedahiskandar%20japardi38.pdf
Parikesit, A.A. kekurangan gizi di otak secara perlahan akan memicu Alzheimer. chem-is-try.org. Diakses 21 Juni 2011. http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/biokimia/kekurangan-gizi-di-otaksecara-perlahan-akan-memicu-alzheimer/

You might also like