You are on page 1of 35

Perekonomian China

AkanTerakselerasi

Thursday, 17 February 2011 JAKARTA (SINDO) Perubahan peta kekuatan perekonomian dunia yang mulai seimbang, dengan tergesernya Jepang oleh China, diperkirakan akan mengakselerasi perekonomian Indonesia. Indonesia yang disebut-sebut satu gerbong dengan China dan India dinilai akan ikut terdongkrak performa ekonominya. Perekonomian kita akan mendapat dukungan besar dari faktor eksternal yaitu perekonomian China yang mulai menggeser Jepang, ungkap Direktur Perencanaan Ekonomi Makro Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas Bambang Prijambodo di Jakarta kemarin. Indonesia, kata dia, menjadi salah satu bagian penting dalam pergerakan ekonomi Asia yang dimotori oleh China.Jadi, sekarang dengan ekonomi China yang melebihi Jepang, tentu saja China merupakan aktor penting yang harus dimanfaatkan untuk kepentingan ekonomi nasional,jelasnya. Menurut dia, setidaknya ada tiga kegiatan ekonomi yang bisa dioptimalkan oleh Indonesia dalam hubungannya dengan China, yaitu kerja sama perdagangan, investasi, dan kerja sama teknologi. ( Bambang Prijambodo) Terkait dengan itu, salah satu kebijakan ekonomi nasional yang perlu disesuaikan dengan perkembangan ekonomi global tersebut menurut dia adalah arah dan komposisi investasi yang selama ini masih cenderung ke Barat. Sebelumnya pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia Firmanzah mengatakan, manfaat yang bisa didapat dari melajunya perekonomian China adalah terakselerasinya perekonomian regional Asia. Ada efek regional yang bakal membuat perekonomian negara di kawasan Asia, termasuk Indonesia, ikut terangkat dengan kinerja perekonomian China. Lahirnya pusat pertumbuhan ekonomibaru, secaraotomatismembuka peluang perekonomian negara dalam satu kawasan turut serta terakselerasi,kata Firmanzah. Sementara Direktur Eksekutif Indef Ahmad Erani Yustika mengatakan, keuntungan dari terakselerasinya perekonomian China hanya dapat diambil jika Indonesia jeli melihat peluang dan kelemahan perekonomian negara tersebut. (wisnoe moerti/ nanang wijayanto)

Sistem Ekonomi Pasar Sosialis

Siaran Tiongkok Internasional Dalam kurun waktu selama 30 tahun sejak berdirinya Republik Rakyat Tiongkok tahun 1949, pemerintah Tiongkok melaksanakan sistem ekonomi berencana. Target-target perkembangan ekonomi di semua sektor direncanakan dan disusun oleh lembaga-lembaga khusus negara. Dengan adanya sistem seperti itu, ekonomi Tiongkok dapat berkembang mantap secara berencana dan terarah, namun sistem itu sekaligus dengan serius telah membatasi vitalitas dan laju perkembangan ekonomi. Pada akhir tahu 1970-an, Tiongkok mulai melakukan reformasi terhadap sistem ekonomi berencana. Pada tahun 1978, Tiongkok melaksanakan sistem tanggung jawab di daerah pedesaan yang terutama berupa sistem kontrak atas dasar keluarga yang dikaitkan dengan hasil produksi. Pada tahun 1984, reformasi sistem ekonomi beralih ke kota dari pedesaan. Pada tahun 1992, Tiongkok menetapkan arah reformasi untuk mendirikan sistem ekonomi pasar sosialis. Pada Oktober tahun 2003, Tiongkok telah menegaskan lebih lanjut target dan tugas penyempurnaan sistem ekonomi pasar sosialis, yakni: sesuai dengan tuntutan mempertimbangkan secara menyeluruh perkembangan kota dan desa, perkembangan regional, perkembangan sosial dan ekonomi, perkembangan harmonis antara manusia dan alam, serta perkembangan di dalam negari dan keterbukaan terhadap dunia luar, mengembangkan peranan dasar pasar dalam alokasi sumber daya, mningkatkan vitalitas dan daya saing perusahaan, menyempurnakan pengontrolan makro negara, menyempurnakan fungsi pemerintah di bidang pengelolaan sosial dan layanan umum, dan memberikan jaminn sistem yang kuat kepada pembangunan masyarakat cukup sejahtera secara menyeluruh. Tugas utamanya ialah menyempurnakan sistem pokok ekonomi di mana ekonomi milik negara merupakan bagian utama dan ekonomi multi kepemilikan berkembang bersama, mendirikan sistem yang menguntungkan untuk mengubah struktur ekonomi dualis antara kota dan desa, membentuk mekanisme yang mendorong perkembangan harmonis ekonomi regional, membangun sistem pasar modern yang seragam, terbuka dan

bersaing secara tertib, menyempurnakan sistem pengontrolan makro, sistem pengelolaan administrasi dan sistem hukum ekonomi, menyempurnakan sistem penempatan kerja, distribusi pendapatan dan jaminan sosial, dan mendirikan mekanisme yang mendorong perkembangan yang berkelanjutan di bidang ekonomi dan sosial. Menurut rencana, sampai tahun 2010, Tiogkok akan membangun sistem ekonomi pasar sosialis yang relatif sempurna, dan sampai tahun 2020, akan dibangun sistem ekonomi pasar sosialis yang relatif matang. http://indonesian.cri.cn/chinaabc/chapter3/chapter30301.htm

[ekonomi-nasional] Cina: Sistem Ekonomi Cina Lebih Baik dari AS


A Nizami Fri, 20 Jun 2008 02:16:07 -0700
Cina berani mengatakan pada AS yang berusaha mengatur sistem ekonomi mereka bahwa Sistem Ekonomi Cina Lebih Baik dari AS. Ini memang terbukti dengan pertumbuhan ekonomi Cina yang cukup tinggi. Sementara AS justru resesi dan membawa sebagian pengikutnya (termasuk Indonesia) ke dalam resesi. Kemudian dari artikel di bawah betapa menyedihkan fakta yang didapat. AS dan Australia memberikan bantuan jutaan dollar langsung ke Polri. Ini bisa berakibat Polri jadi kaki tangan mereka. Harusnya bantuan diberikan lewat pemerintah. Kemudian bantuan militer serta pelatihan perwira di akademi militer West Point AS dikhawatirkan merupakan sarana cuci otak calon perwira di Indonesia. Sehingga sepulang dari sana, para calon perwira kita hanya akan jadi kaki tangan AS yang jadi centeng untuk menjaga perusahaan2 AS seperti Freeport, dsb. Salam

http://hidayatullah.com/index.php?option=com_content&task=view&id=7083&Itemid =1 Mengapa Masa Depan Milik Islam? [1] Jumat, 20 Juni 2008 Oleh: Amran Nasution Hidayatullah.com--Para pejabat Amerika selalu mendamprat pejabat China karena dianggap salah urus ekonomi. Mulai sistem subsidi, regulasi investasi asing, sampai pematokan nilai mata uang Yuan. Tapi itu dulu. Kini posisi berubah. Para pejabat senior China secara terbuka mengecam cara Amerika menangani ekonominya dengan kapitalisme laissez-faire dan mereka berani membela sistem ekonominya yang ditandai adanya regulasi. Seperti ditulis sebuah artikel di The New York Times, 17 Juni lalu, para pejabat China menuduh Amerika hipokrit: mengajari mereka tentang ekonomi tapi pertumbuhan ekonomi negerinya sendiri stagnan. Sementara ekonomi China justru tumbuh sangat tinggi. China mendamprat Amerika dalam skandal kredit perumahan (mortgage) yang menyeret

dunia ke dalam krisis. Utusan China di World Trade Organization (WTO) mengecam Amerika karena tak bisa menahan kemerosotan nilai dollar yang memacu kenaikan harga minyak dan pangan dunia. Amerika dituduh bersikap bermusuhan dan diskriminatif karena menghambat perusahaan China membeli saham perusahaan Amerika yang goyah diguncang krisis. Pendek kata, China berani mengatakan sistem ekonominya terbukti lebih baik dari Amerika Serikat. Karena itu pula mereka tak akan meniru sistem demokrasi Amerika Serikat. Liao Min, salah seorang pejabat perbankan China malah berkata kepada koran The Financial Times, Mei lalu, Konsensus Barat dalam hubungan pasar dengan Pemerintah, harus dikaji-ulang. Sesuatu yang sebenarnya sudah lama disuarakan para ahli ekonomi Amerika sendiri seperti Profesor Joseph Stiglitz atau Profesor Paul Krugman, para pengeritik kapitalisme atau neo-liberalisme. Ketika terjadi gempa dahsyat di Provinsi Sichuan, mobilisasi tentara China terbukti sangat cepat ke daerah bencana. Bandingkan dengan loyonya Pemerintah Federal pimpinan Presiden Bush menghadapi serangan Badai Katrina, sehingga korban jatuh bertambah banyak. Pendek kata Amerika sekarang memang payah. Di mana saja di dunia, kredibilitas Amerika Serikat dan kredibilitas pasar uangnya sekarang nol (zero), kata Joseph Stiglitz, Profesor Ekonomi dari Columbia University, seperti dikutip The New York Times tadi. Pemenang nobel ekonomi 2001 itu, sejak lama dikenal kritis kepada Amerika Serikat dan sering memuji ekonomi China. Paul Krugman, Guru Besar Ekonomi Princeton University dan Kolomnis The New York Times, sering menyoroti sistem ekonomi Amerika yang katanya menyebabkan 0,01% orang terkaya bertambah kaya sementara yang lain stagnan atau bertambah miskin. Orang-orang kaya itu, begitu kayanya, sampai mampu membeli partai politik. Awal Juni lalu, sebuah sub-komisi di DPR Amerika Serikat melaporkan bahwa anti-Amerikanisme di dunia kini mencapai level tertinggi, terutama di negara Muslim dan Amerika Latin. Laporan itu dibuat berdasarkan sejumlah survei dan pendapat para ahli. Kekuatan militer kita tak dianggap jaminan keamanan, melainkan ancaman. Tak dianggap garansi stabilitas dan ketertiban tapi sumber intimidasi, kekerasan, dan penyiksaan, kata Bill Delahunt, Ketua Sub-Komisi Organisasi Internasional, HAM dan Pengawasan, DPR. Laporan itu menyebutkan bahwa semua terjadi karena Perang Iraq, dukungan Amerika kepada sejumlah rezim represif, sikap bias Amerika dalam

konflik Israel-Palestina, serta penyiksaan dan kekerasan yang dilakukan kepada para tahanan (di Guantanamo dan sejumlah penjara rahasia). Laporan itu juga menyimpulkan di dunia Islam tumbuh persepsi yang meyakinkan bahwa perang melawan teror telah digunakan Amerika Serikat untuk menghancurkan Islam. Semuanya memperluas dan memperdalam sikap anti-Amerikanisme (lihat artikel Alice Ritchie, AFP, 11 Juni 2008). Di Timur Tengah wibawa Amerika sudah rontok. Perundingan Israel dengan kelompok Hamas terjadi dengan Mesir sebagai penengah. Sedang pertemuan Suriah dengan Israel berkat difasilitasi Turki. Amerika sudah ditinggalkan. Meski demikian Pemerintah Indonesia tetap berkiblat ke Amerika. Para ekonom Presiden SBY adalah penganut sistem ekonomi neo-liberal: Budiono, Sri Mulyani, Marie Pangestu, Purnomo Yusgiantoro, dan beberapa yang lain. Karena itulah harga BBM dinaikkan, sehingga pompa bensin milik kapitalisme global bisa bersaing bebas dan menghancurkan pompa bensin milik pribumi kita (lihat Laissez-Faire Pak SBY, Laissez-Faire, www.hidayatullah.com, 21 dan 22 Mei 2008). Sekarang ladang minyak kita sebagian besar dikuasai perusahaan asing, terutama dari Amerika Serikat, seperti Exxon-Mobil, Shell-Penzoil, Total-Fina-Elf, BP-Amoco-Arco, dan Chevron-Texaco. Perusahaan itu dikabarkan menguasai lebih 70% ladang minyak dan gas Indonesia. Presiden SBY menyingkirikan Pertamina, perusahaan milik sendiri, untuk memenangkan Exxon-Mobil, perusahaan Amerika, dalam menguasai proyek minyak dan gas yang amat menguntungkan di Blok Cepu. Wajar SBY menjadi teman dekat Presiden George Bush. Wajar pula kalau dalam setiap demo anti-kenaikan BBM di mana saja, selalu ada poster menuntut penyitaan atau pengambil-alihan aset negara yang dikuasai asing. Pemerintahan SBY-JK dinilai sangat sukses melayani kepentingan asing di Indonesia, terutama Amerika Serikat. Amerika Bentuk Densus 88 Selain ekonomi, Indonesia berkiblat ke Amerika dalam politik. Sistem pemilihan langsung yang kita lakukan sekarang meniru Amerika, dan itu biayanya amat-sangat mahal. Namun itu bisa terlaksana karena pemilihan Bupati, Gubernur, dan Presiden, berlangsung dalam sistem keuangan yang tertutup. Mestinya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) merekam telepon para calon Bupati sampai Presiden, beserta Tim Suksesnya, baru ketahuan dari mana sebenarnya dana politik itu berasal. Tapi KPK tak akan ke sana. Percayalah. Akibatnya sistem politik Indonesia terus dihidupi dengan cara-cara korupsi dan melawan hukum (baca Membuka Topeng Negara

Gagal, www.hidayatullah.com, 17 dan 23 April 2008). Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta tak segan menyampuri soal Ahmadiyah dan Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) yang bentrok dengan kelompok FPI di Monas, 1 Juni 2008. Campur tangan Kedubes Amerika merepotkan FPI, soalnya, Kepolisian selama ini mendapat dana bantuan dari Amerika Serikat. Menurut Majalah Far Eastern Economic Review (FEER), 13 November 2003, Pemerintah Amerika mengeluarkan dana 16 juta dollar (sekitar Rp 150 milyar) untuk membentuk dan melatih Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti-Teror Polri. Laporan yang sama ditulis Warta Kota, 12 November 2003, dan The Jakarta Post, 6 September 2004. Menurut berita itu, detasemen khusus anti-teror difasilitasi berbagai peralatan dan persenjataan canggih. Malah guna mobilitas pasukan, detasemen dilengkapi Amerika dengan pesawat angkut khusus C-130. Belum cukup. Congressional Research Service (CRS), lembaga riset Kongres Amerika Serikat, dalam laporan tahun 2005, menyebutkan secara terperinci dana yang dikeluarkan Pemerintahan Presiden Bush kepada polisi Indonesia dan pasukan anti-terornya. Dari situ diketahui bahwa setiap tahun POLRI menerima bantuan dari Amerika Serikat, tahun 2004 sebesar US$ 5.778.000, tahun 2005, US$ 5.300.000, dan pada tahun 2006, sebesar US$ 5.300.000 (sekitar Rp 50 milyar). There is no free-lunch. Tak ada makan siang yang gratis. Karena Kedubes Amerika Serikat memihak Ahmadiyah dan AKKBB, maka tokoh kelompok Front Pembela Islam (FPI) yang ditahan polisi seperti Habib Riziek Shihab, Munarman, dan kawan-kawan, memang mendapat masalah. Mereka tergolong kelompok anti-Amerika. Munarman adalah tokoh yang paling ngotot berkampanye mengusir proyek NAMRU-2 milik Angkatan Laut Amerika, dari Indonesia. Independensi polisi dari pengaruh Kedubes Amerika Serikat menjadi tanda tanya besar. Misalnya, pengacara Mahendradatta dari Tim Pembela Muslim (TPM) mengherankan prioritas polisi dalam menangani peristiwa Monas. Kalau berdasarkan hukum, mestinya yang menjadi prioritas adalah pria berpistol yang menggunakan kostum AKKBB. Ancaman hukuman kasus senjata api itu seumur hidup, paling berat, kata Mahendradatta. Nyatanya walau kasus itu sudah dilaporkan FPI, polisi sampai sekarang belum menangkap pria berpistol. Polisi hanya sibuk menguber orangorang

FPI yang dituduh terlibat penganiayaan dengan ancaman hukuman hanya 5 tahun penjara, jauh lebih ringan dari urusan senjata api. Polisi sibuk mencari-cari pasal pidana agar bisa menangkap dan menahan Habib Riziek Shihab. [berlanjut.../www.hidayatullah] Penulis adalah Direktur Institute for Policy Studies === Syiar Islam. Ayo belajar Islam melalui SMS Untuk berlangganan ketik: REG SI ke 3252 Untuk berhenti ketik: UNREG SI kirim ke 3252. Sementara hanya dari Telkomsel Informasi selengkapnya ada di http://www.media-islam.or.id atau http://syiarislam.wordpress.com

Kapanlagi.com - Kekuatan ekonomi China mengalami peningkatan cukup signifikan dan stabil dengan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) setiap tahun rata-rata lebih 10%.

"Kinerja ekonomi meningkat signifikan dan sejumlah harga barang stabil dan pendapatan nasional juga meningkat," kata Sekjen Partai Komunis China (CPC) Hu Jintao, di Beijing, Senin (15/10). Hal tersebut dikemukakan Hu Jintao ketika membuka Kongres ke-17 CPC di gedung Balai Agung Rakyat yang dihadiri oleh 2.213 anggota partai, antara lain PM Wen Jiabao. Dalam pidatonya yang berlangsung lebih dari dua jam tersebut, Hu menekankan upaya pembangunan dengan suatu sosialis baru di seluruh wilayah telah menghasilkan sesuatu yang positif, dan adanya pengembangan pembangunan di antara wilayah yang menjadi seimbang. Untuk mencapai kemajuan ekonomi yang stabil, katanya, pemerintah telah membangun sejumlah sarana infrastruktur termasuk energi, transportasi dan telekomunikasi, serta proyek vital lainnya. "Pembangunan jangka waktu lima tahun (2001-2005) telah berjalan sangat sukses dan pelaksanaannya mengalami kemajuan yang baik," kata Hu yang dalam pidatonya seringkali terpotong karena tepuk tangan dari delegasi. Pemerintah China secara bertahap juga telah melakukan pembangunan di pedesaan, pajak pertanian, pajak peternakan, serta pajak terhadap sejumlah sejumlah produk pertanian khusus. Kebijakan tersebut, semata-mata untuk memperkuat dukungan dan keuntungan pertanian, kawasan pedesaan dan para petani. Selain dari pada itu, kata Hu, perbaikan signifikan juga terjadi dalam sistem pengelolaan aset negara, BUMN, perbankan, keuangan publik, perpajakan, investasi, harga dan sistem untuk pengelolaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ia mengatakan, perekonomian sektor non-publik di China juga naik lebih kuat dan suatu sistem pasar telah diberlakukan, dan ketentuan mengenai berbagai bidang makro ekonomi terus dilakukan perbaikan, dan transformasi fungsi pemerintahan sudah dan akan terus dipercepat. Untuk memberikan keseimbangan kehidupan di kota dan desa, Hu Jintao, mengatakan pula tingkat pendapatan di keduanya secara bertahap juga meningkat, dan kebanyakan keluarga telah banyak yang memiliki rumah dibanding sebelumnya. Meski demikian, Hu mengakui, masih terdapat ketidakseimbangan dalam pembangunan antara wilayah pedesaan dan perkotaan, di antara wilayah, dan antara ekonomi dan pembangunan.

"Hal ini telah menjadi lebih sulit untuk membawa suatu pertumbuhan yang stabil untuk bidang pertanian dan melanjutkan peningkatan pendapatan petani," kata Hu. Ia mengaku, pihaknya masih menemui banyak masalah dalam memenuhi keinginan para masyarakatnya di kawasan itu misalnya seperti pekerjaan, keamanan sosial, distribusi pendapatan, pendidikan, kesehatan masyarakat, perumahan, keselamatan kerja, keadilan administrasi, serta pelayanan publik. (*/bun) http://www.kapanlagi.com/h/old/0000195263.html

The Success of China and Indian Economies: Lessons and Challenge for Indonesia

KESUKSESAN EKONOMI INDIA DAN CINA: TANTANGAN UNTUK INDONESIA

Akhir-akhir ini, kinerja perekonomian India dan Cina menarik perhatian dunia. Bahkan di tengah-tengah ancaman resesi ekonomi AS, India dan Cina (bersama dengan Rusia dan Brazil) dianggap mampu mengambil alih peta perekonomian global. Lalu apa yang membuat mereka begitu sukses? Para pembicara (Joel Ruet dan Leila Choukroune) sepakat bahkan sukses tidaknya sebuah perekonomian tidak bisa dilihat dari faktor-faktor ekonomi belaka, melainkan juga harus melihat faktor-faktor lain, seperti sosial, politik dan budaya. Sistem pasar yang terjadi di India dan Cina pada dasarnya memiliki ciri khas yang berbeda dengan sistem pasar yang terjadi di AS dan Eropa. Di kedua negara, hubungan negara, pasar dan masyarakat sipil terjadi begitu dinamis dan spesifik. Secara lebih detail, mereka menjelaskan: 1. Sejarah perkembangan ekonomi India dan Cina diawali dengan bentuk ekonomi sentralistis (sosialis). Kemudian, sistem ekonomi sedikit terbuka ketika pengaruh liberalisasi memasuki sistem ekonomi. Sistem ekonomi India dan Cina pada dasarnya merupakan kombinasi yang khas antara sistem sosialis dan liberal. 2. Mengenai tata kelola pemerintahan (governance). Dalam kasus privatisasi, persoalannya bukanlah semata-mata pengalihan kepemilikan (ownership), melainkan keterbukaan informasi dan membangun iklim bisnis yang kompetitif. Di India, ada banyak aktor informal yang bermain dalam ekonomi, sehingga yang dibutuhkan bukanlah mengalihkan kepemilikan tetapi membenahi governance-nya.

3.

Ekonomi informal dikelompokkan sebagai sektor ekonomi tersendiri, karena dia bukan termasuk ekonomi pasar tetapi juga bukan negara. Pada konteks masyarakat urban, konsekuensinya distingsi publik-privat menjadi kurang relevan.

4.

Di India perekonomian ditandai dengan kuatnya hubungan negara dan industri yang ditopang juga oleh kuatnya peran masyarakat sipil. Negara sangat mendukung terciptanya perusahaan internasional yang berbasis kepada teknologi. Sementara itu, masyarakat sipil sangat kritis dan memiliki daya analisis yang kuat karena dekat dengan kelompok intelektual. Akibatnya, interaksi berbagai kelompok ini menentukan bentuk model perekonomian yang khas.

5.

kekuatan ekonomi India dan Cina juga didukung oleh budaya. Kemajuan ekonomi di India dan Cina tidak menyebabkan tradisi di kedua negara tersebut lantas hilang. Sebaliknya, justru tradisi dan nilai-nilai sosial mereka yang menjelaskan kembali fungsi negara dan pasar di kedua negara tersebut. Selama ini, tradisi tersebut tidak terlihat oleh berbagai indikator ekonomi, melainkan hanya bisa terlihat oleh indikator sosial.

Indonesia yang sedang melakukan tranformasi ekonomi, perlu belajar bagaimana ekonomi Cina dan India berevolusi menjadi sukes, justru karena pangaruh dinamika sosialpolitik-budaya internal yang sangat kuat. Bukan pengaruh faktor eksternal yang memaksa kita menjadi kian liberal

Kamis, 25 Februari 2010


BELAJAR DARI CHINA , BAGAIMANA CHINA MEREBUT PELUANG DALAM ERA GLOBALISASI BELAJAR DARI CHINA , BAGAIMANA CHINA MEREBUT PELUANG DALAM ERA GLOBALISASI Pada era globalisasi ini, suatu negara dituntut untuk dapat menguasai teknologi, mampu bersaing dengan negara-negara lain dalam hal ekonomi dan pasar, serta rakyat yang memilki tingkat pengetahuan yang tinggi akan IPTEK dan modernisasi. China sekarang merupakan salah satu negara yang berhasil dalam era globalisasi ini, China tumbuh menjadi negara yang menunjukan peningkatan ekonomi yang di atas rata-rata, mampu bertahan dari goncangan krisis ekonomi dunia pada akhir abad ke 20. China mampu menjadi seperti sekarang karena beberapa faktor, yang paling utama yang di bahas di dalam buku karangan I Wibowo adalah China mampu memanfaatkan peluang. Tetapi faktor-faktor seperti aspek politik, ekonomi, sosial, dan budaya juga memiliki peranan yang sangat penting dalam kemajuan China. Jika kita buat periode perkembangan China dari awal tahun terbentuknya sampai China menjadi raksasa dunia kita bisa bagi menjadi tiga periode. Pertama, China tahun 1949-1958. Kedua, China periode 19581978. Ketiga, China periode 1978-sekarang. China periode pertama merupakan China pada awal berdirinya, pada periode ini China masih menjadi sebuah negara yang kental dengan komunismenya, semua aspek kehidupan bernegara diatur oleh komunisme, dengan Mao Zedong sebagai pemimpinnya. Pada masa ini China mencoba untuk meningkatkan ekonominya misalnya dengan membuat kebijakan Lompatan Jauh Kedepan, tetapi gagal. Pada periode kedua, karena kegagalan demi kegagalan pada kebijakan dalam usaha meningkatkan ekonomi China, maka timbul dua golongan dalam China yaitu Pragmatis dengan Dogmatis. Kedua golongan ini berbeda dalam menafsirkan komunisme China yang tentunya berimplikasi pada pengambilan kebijakan untuk memajukan ekonomi. Pada periode yang ketiga merupakan batu loncatan China menjadi sebuah negara seperti sekarang. Kemenangan kelompok pragmatis mengakibatkan titik tolak reformasi China yang nantinya mengakibatkan kemajuan China dalam bidang ekonomi. China sebelum tahun 1978 merupakan sebuah negara dengan dogma-dogma komunis sangat melekat pada kehidupan bernegara, PKC merupakan sebuah partai tunggal dengan kongresnya sebagai penentu arah kebijakan China. Hal ini berlangsung selama 30 tahun lebih. Tetapi pada tahun 1978 setelah tokohtokoh penting golongan dogmatis wafat, dogma-dogma komunisme yang kental seakan menguap begitu saja. Akhirnya timbul sebuah reformasi, perubahan dari dogmatis ke arah pragmatis. Dengan banyaknya tokoh dari golongan pragmatis dalam pemerintahan, maka sedikit demi sedikit China berubah. Misalnya sudah adanya musyawarah, adanya Dewan Perwakilan Rakyat yang disebut Kongres Rakyat, tidak ada lagi kekerasan dalam pergantian pemimpin. Dua tokoh yang memiliki peranan dalam perkembangan ekonomi China adalah Jiang Jemin (Presiden) dan Zhu Rongji (Perdana Mentri). Jiang Jemin dan Zhu Rongji ini, merupakan dua orang yang memperkenalkan sistem ekonomi pasar. Sistem ekonomi pasar merupakan sistem ekonomi yang memperbolehkan adanya kebebasan individu, negara hanya jadi kontrol untuk setiap kegiatan ekonomi, sistem ekonomi yang digunakan pada negara-negara kapitalis. China merupakan sebuah negara komunisme, tetapi menerapkan sistem ekonomi yang bertentangan dengan dogma-dogma komunisme. Tetapi hal ini merupakan titik tolak kemajuan China. China tumbuh menjadi sebuah rakssa ekonomi,

dengan pendapatan perkapita sama dengan negara-negara Uni Eropa, dan pertumbuhan ekonomi yang diatas rata-rata. Tetapi faktor keberhasilan ini karena, kedua tokoh tadi mempelajari kegagalan dari kapitalisme dalam menerapkan sistem ekonomi pasar, dan hal itu diperbaiki dengan menggunakan dogma komunisme, misalnya negara memegang kontrol penuh terhadap kegiatan ekonomi, dan karena partai tunggal maka sedikit sekali terjadi konflik. Pada awal abad ke-21 Jiang Jemin dan Zhu Rongji j mendukung China masuk kedalam WTO (World Trade Organitation) pada tanggal 17 September 2001. Dengan China menjadi anggota WTO maka China bisa semakin mengembangkan perekonomian, dan lebih memudahkan untuk menjual segala hasil industrinya. China juga dapat meningkatkan pendapatan, meningkatkan industrialisasi, meningkatkan ekspor China. Tetapi konskwensinya China harus ikut dalam sistem perdagangan bebas. Tetapi dengan adanya PKC sebagai penjaga idiologi megakibatkan China tetap memegang tegus idiologi komunisme dan tetap menerapkannya sebagai didiologi negara. Jika kita melihat dari perjalanan China dari masa ke masa, kita dapat melihat sebuah perjalanan yang tidak lah mudah, dari awal terbentuk China mengalami serangkaian konflik dan kegagalan sebuah kebijakan ekonomi yang justru menghancurkan negara itu. Tetapi karena sebuah keberanian dalam mengambil kebijakan yang dianggap bertentangan maka China dapat keluar dari krisis yang membelenggu selama tiga puluh tahun lebih. Karena sistem ekonominya, China tumbuh menjadi sebuah raksasa ekonomi asia dan menjadi negara maju di asia bahkan dunia hanya dalam kurun waktu 31 tahun (setelah tahun 1978). Hal ini didukung karena sistem politik China yang memakai partai tunggal sehingga mudah mengkontrol dan sedikit terjadi konflik. Dari aspek sosial, jumlah rakyat China yang 1,3 Milyar penduduk menguntungkan China dari segi tenaga kerja, dan rakyat China memiliki etos kerja yang tinggi. Dari aspek Budaya, sejak ribuan tahun yang lalu China mengenal konsep Yin dan Yang yang artinya memadukan dua hal yang berbeda untuk kemajuan negara/kehidupan, hal ini diaplikasikan dengan memadukan komunisme dengan kapitalis untuk kemajuan ekonomi China. Dan yang tidak kalah penting juga China memiliki Production Culture yaitu budaya untuk menciptakan, China tidak hanya menjadi bangsa penikmat tetapi juga berusaha untuk menciptakan dan membuat modivikasi terhadap barang yang sudah ada. Hal ini juga membuat China menjadi negara produsen barang elektronik yang telah dimodivikasi. Hal ini tentunya perlu ditiru oleh semua negara agar ekonomi maju. Jika kita bandingkan dengan Indonesia, Indonesia pada awal kemerdekaan juga telah beberapa kali juga gagal dalam melaksanakan kebijakan ekonomi, dan juga mengalami pergantian sistem ekonomi. Dari ekonomi terpusat sampai ekonomi pasar pernah di anut oleh Indonesia, tetapi hal ini tidak dapat memajukan ekonomi Indonesia secara signifikan. Hal ini karena Indonesia juga merubah sistem politiknya (tidak seperti China yang tetap komunis), dan konflik internal merupakan kondisi yang membuat Indonesia kacau. Reformasi yang dilakukan pada tahun 1998 tidak lah merubah sebuah kemajuan dalam bidang politik ataupun ekonomi, masyarakat Indonesia tidak memiliki production culture seperti China, masyarakat Indonesia hanya sebagai masyarakat penikmat saja. Jadi sudah sepatutnya kita belajar dari China, bukan meniru apa yang dilakukan oleh China dari segi kebijakan, tetapi meniru bagaimana bisa memanfaatkan peluang dalam era globalisasi ini, sehingga dapat memajukan ekonomi Indonesia.

http://rukawahistoria.blogspot.com/2010/02/belajar-dari-china-bagaimana-china.html

Kamis, 20 Mei 2010 04:34 WIB

Jakarta,

(tvOne)

Pemerintah Kota Palu, Sulawesi Tengah, mengaku siap menampung relokasi industri menengah asal China yang diprediksi mencari lokasi baru pada 2015. "Kami sudah mulai melakukan pembebasan lahan pelan-pelan untuk menyiapkan investasi dari China lima tahun mendatang. Sekitar 70.000 industri China akan mencari lokasi baru," kata Walikota Palu, Rusdy Mastura, di sela-sela seminar bertema "Kompetensi untuk bekerja", di Jakarta, Rabu. Rusdy mengaku telah mulai melakukan pembebasan lahan seluas 5.000 hektare hingga 20.000 hektare untuk kawasan industri di Palu. Selain membebaskan lahan untuk relokasi pabrik, Rusdy mengatakan, pihaknya juga menyiapkan pelabuhan yang hanya memerlukan waktu tempuh lima menit dari kawasan industri. Menurut dia, pengembangan industri di Palu tidak akan menyaingi industri yang ada di Jawa namun justru diarahkan menjadi industri pendukung bagi industri di pulau terpadat di Indonesia itu. "Saya tidak mau industri seperti di Jawa. Kalau di Jawa ada pabrik coklat, kami akan memasok cocoa butter-nya. Jadi, khusus untuk industri setengah jadi komoditas unggulan daerah," ujarnya. Pemda Palu telah menetapkan empat komoditas utama daerahnya yang akan didorong pengembangan industrinya yaitu kakao, rotan, rumput laut, dan kelapa (kopra). Untuk mendukung upaya tersebut, Rusdy mengatakan, pihaknya telah mengalokasikan 41 persen dari APBD-nya untuk pendidikan khususnya pengembangan kurikulum berbasis kompetensi bidang pengolahan komoditas unggulan daerah. "Sekarang perbandingan antara sekolah kejuruan dan umumnya sudah 55:45," tuturnya. Saat ini, lanjut Rusdy, daerahnya telah memiliki SMK yang khusus mempelajari pengembangan dan pengolahan komoditas unggulan daerahnya itu. Ia meminta pemerintah pusat agar membantu memasok tenaga pengajar yang kompeten untuk visi daerahnya itu. "Membangun sekolah kejuruan itu mahal. Pemerintah jangan asal angkat guru, angkat guru yang ahli rumput laut dan coklat yang dibutuhkan daerah kami," tambahnya. Ia menargetkan peningkatan produksi empat komoditas unggulan daerahnya hingga 30 persen pada lima tahun mendatang agar bisa melayani pasar regional. "Untuk kakao produksinya ditargetkan naik dari 170ribu ton menjadi 250ribu ton, targetnya pasar Shanghai, Saigon juga Jakarta," ujarnya. http://ekonomi.tvone.co.id/berita/view/39335/2010/05/20/palu_siap_tampung_relokasi_industri_ china/

Sejarah Cina
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Langsung ke: navigasi, cari Artikel ini berisi tentang sejarah Cina sebelum 1 Oktober 1949 . Untuk sejarah daratan Cina modern, lihat Sejarah Republik Rakyat Cina.

Wilayah yang dikuasai oleh berbagai dinasti serta negara modern di sepanjang sejarah Cina.

Bagian dari seri Sejarah Cina Tiga Maharaja dan Lima Kaisar Dinasti Xia Dinasti Shang Dinasti Zhou Periode Musim Semi dan Musim Gugur

Periode Negara Perang Dinasti Qin Dinasti Han Barat Dinasti Xin Dinasti Han Timur Tiga Negara/Kerajaan Dinasti Jin Enam Belas Negara Dinasti Selatan dan Utara Dinasti Sui Dinasti Tang Lima Dinasti dan Sepuluh Negara Dinasti Liao Dinasti Song Xia Barat Kekaisaran Jin Dinasti Yuan Dinasti Ming Dinasti Qing Republik Cina (Taiwan) Republik Rakyat Cina
sunting

Sejarah Cina adalah salah satu sejarah kebudayaan tertua di dunia. Dari penemuan arkeologi dan antropologi, daerah Cina telah didiami oleh manusia purba sejak 1,7 juta tahun yang lalu. Peradaban Cina berawal dari berbagai negara kota di sepanjang lembah Sungai Kuning pada zaman Neolitikum. Sejarah tertulis Cina dimulai sejak Dinasti Shang (k. 1750 SM - 1045 SM).[1] Cangkang kura-kura dengan tulisan Cina kuno yang berasal dari Dinasti Shang memiliki penanggalan radiokarbon hingga 1500 SM.[2] Budaya, sastra, dan filsafat Cina berkembang pada zaman Dinasti Zhou (1045 SM hingga 256 SM) yang melanjutkan Dinasti Shang. Dinasti ini merupakan dinasti yang paling lama berkuasa dan pada zaman dinasti inilah tulisan Cina modern mulai berkembang.

Dinasti Zhou terpecah menjadi beberapa negara kota, yang menciptakan Periode Negara Perang. Pada tahun 221 SM, Qin Shi Huang menyatukan berbagai kerajaan ini dan mendirikan kekaisaran pertama Cina. Pergantian dinasti dalam sejarah Cina telah mengembangkan suatu sistem birokrasi yang memungkinkan Kaisar Cina memiliki kendali langsung terhadap wilayah yang luas. Pandangan konvensional terhadap sejarah Cina adalah bahwa Cina merupakan suatu negara yang mengalami pergantian antara periode persatuan dan perpecahan politis yang kadang-kadang dikuasai oleh orang-orang asing, yang sebagian besar terasimiliasi ke dalam populasi Suku Han. Pengaruh budaya dan politik dari berbagai wilayah di Asia, yang dibawa oleh gelombang imigrasi, ekspansi, dan asimilasi yang bergantian, menyatu untuk membentuk budaya Cina modern.

Daftar isi
[sembunyikan]
y

y y y

1 Prasejarah o 1.1 Paleolitik o 1.2 Neolitik 2 Zaman kuno o 2.1 Dinasti Xia (2100 SM-1600 SM) o 2.2 Dinasti Shang (1600 SM-1046 SM) o 2.3 Dinasti Zhou (1046 SM 256 SM) o 2.4 Periode Musim Semi dan Musim Gugur (722 SM-476 SM) o 2.5 Periode Negara Perang (476 SM-221 SM) 3 Zaman kekaisaran o 3.1 Dinasti Qin (221 SM 206 SM) o 3.2 Dinasti Han (206 SM 220) o 3.3 Zaman Tiga Negara (220 280) o 3.4 Dinasti Jin dan Enam Belas Negara (280-420) o 3.5 Dinasti Utara dan Selatan (420 589) o 3.6 Dinasti Sui (589 618) o 3.7 Dinasti Tang (618 907) o 3.8 Lima Dinasti dan Sepuluh Negara (907 960) o 3.9 Dinasti Song, Liao, Jin, serta Xia Barat (960-1279) o 3.10 Dinasti Yuan (1279 1368) o 3.11 Dinasti Ming (1368 1644) o 3.12 Dinasti Qing (1644 1911) 4 Zaman modern o 4.1 Republik Cina o 4.2 Republik Rakyat Cina 5 Bacaan lanjutan 6 Catatan kaki 7 Pranala luar

[sunting] Prasejarah
[sunting] Paleolitik

Homo erectus telah mendiami daerah yang sekarang dikenal sebagai Cina sejak zaman Paleolitik, lebih dari satu juta tahun yang lalu [3]. Kajian menunjukkan bahwa peralatan batu yang ditemukan di situs Xiaochangliang telah berumur 1,36 juta tahun [4]. Situs arkeologi Xihoudu di provinsi Shanxi menunjukkan catatan paling awal penggunaan api oleh Homo erectus, yang berumur 1,27 juta tahun yang lalu [3]. Ekskavasi di Yuanmou dan Lantian menunjukkan pemukiman yang lebih lampau. Spesimen Homo erectus paling terkenal yang ditemukan di Cina adalah Manusia Peking yang ditemukan pada tahun 1965.

Tiga pecahan tembikar yang berasal dari 16500 dan 19000 SM ditemukan di Gua Liyuzui di Liuzhou, provinsi Guangxi [5].
[sunting] Neolitik

Tembikar Neolitik Cina.

Zaman Neolitik di Cina dapat dilacak hingga 10.000 SM [6]. Bukti-bukti awal pertanian milet memiliki penanggalan radiokarbon sekitar 7000 SM [7]. Kebudayaan Peiligang di Xinzheng, Henan berhasil diekskavasi pada tahun 1977 [8]. Dengan berkembangnya pertanian, muncul peningkatan populasi, kemampuan menyimpan dan mendistribusikan hasil panen, serta pengerajin dan pengelola [9]. Pada akhir Neolitikum, lembah Sungai Kuning mulai berkembang menjadi pusat kebudayaan dengan penemuan arkeologis signifikan ditemukan di Banpo, Xi'an [10] . Sungai Kuning dinamakan demikian disebabkan terdapatnya debu sedimen (loess) yang bertumpuk di tepi sungai dan tanah sekitarnya, yang kemudian setelah terbenam di sungai menimbulkan warna yang kekuning-kuningan pada air sungai tersebut.[11] Sejarah awal Cina dibuat rumit oleh kurangnya tulisan pada periode ini dan dokumen-dokumen pada masa sesudahnya yang mencampurkan fakta dan fiksi pada zaman ini. Pada 7000 SM, penduduk Cina bercocok tanam milet, menumbuhkan kebudayaan Jiahu. Di Damaidi di Ningxia, ditemukan 3.172 lukisan gua berasal dari 6000-5000 SM yang mirip dengan karakter-karakter awal yang dikonfirmasi sebagai tulisan Cina [12][13]. Kebudayaan Yangshao yang muncul belakangan dilanjutkan dengan kebudayaan Longshan pada sekitar 2500 SM.

[sunting] Zaman kuno


[sunting] Dinasti Xia (2100 SM-1600 SM)

Wilayah kekuasaan Xia Artikel utama untuk bagian ini adalah: Dinasti Xia Lihat pula: Proyek Kronologi Xia Shang Zhou

Dinasti Xia adalah dinasti pertama yang diceritakan dalam catatan sejarah seperti Catatan Sejarah Agung dan Sejarah Bambu.[1][14] Dinasti ini didirikan oleh Yu yang Agung. Sebagian besar arkeolog sekarang menghubungkan Dinasti Xia dengan hasil-hasil ekskavasi di Erlitou, provinsi Henan,[15] yang berupa temuan perunggu leburan dari sekitar tahun 2000 SM. Beragam tanda-tanda yang terdapat pada tembikar dan kulit kerang yang ditemukan pada periode ini, diduga adalah bentuk pendahulu dari aksara moderen Cina.[16] Menurut kronogi tradisional berdasarkan perhitungan Liu Xin, dinasti ini berkuasa antara 2205 SM sampai 1766 SM, sedangkan menurut Sejarah Bambu, pemerintahan dinasti ini adalah antara 1989 SM dan 1558 SM. Menurut Proyek Kronologi Xia Shang Zhou yang diselenggarakan oleh pemerintah Republik Rakyat Cina pada tahun 1996, dinasti ini berkuasa antara 2070 SM hingga 1600 SM.[17][18]
[sunting] Dinasti Shang (1600 SM-1046 SM) Artikel utama untuk bagian ini adalah: Dinasti Shang

Dinasti Shang menurut sumber tradisional adalah dinasti pertama Cina. Menurut kronologi berdasarkan perhitungan Liu Xin, dinasti ini berkuasa antara 1766 SM dan 1122 SM, sedangkan menurut Sejarah Bambu adalah antara 1556 SM dan 1046 SM. Hasil dari Proyek Kronologi Xia Shang Zhou pemerintah Republik Rakyat Cina pada tahun 1996 menyimpulkan bahwa dinasti ini memerintah antara 1600 SM sampai 1046 SM. Informasi langsung tentang dinasti ini berasal dari inskripsi pada artefak perunggu dan tulang orakel,[19] serta dari Catatan Sejarah Agung (Shiji) karya Sima Qian. Temuan arkeologi memberikan bukti keberadaan Dinasti Shang sekitar 1600-1046 SM, yang terbagi menjadi dua periode. Bukti keberadaan Dinasti Shang periode awal (k. 1600-1300 SM) berasal dari penemuan-penemuan di Erlitou, Zhengzhou dan Shangcheng.[19] Sedangkan bukti keberadaan Dinasti Shang periode kedua (k. 13001046 SM) atau periode Yin ( ), berasal dari kumpulan besar tulisan pada tulang orakel. Para arkeolog mengkonfirmasikan bahwa kota Anyang di provinsi Henan adalah ibukota terakhir Dinasti Shang,[19] dari sembilan ibukota lainnya. Dinasti Shang diperintah 31 orang raja, sejak Raja Tang sampai dengan Raja Zhou sebagai raja terakhir. Masyarakat Cina masa ini mempercayai banyak dewa, antara lain dewadewa cuaca dan langit, serta dewa tertinggi yang dinamakan Shang-Ti.[20] Mereka juga percaya bahwa nenek moyang mereka, termasuk orang tua dan kakek-nenek mereka, setelah meninggal akan menjadi seperti dewa pula dan layak disembah.[21] Sekitar tahun 1500 SM, orang Cina mulai menggunakan tulang orakel untuk memprediksi masa depan.

Para ilmuwan Barat cenderung ragu-ragu untuk menghubungkan berbagai permukiman yang sezaman dengan pemukiman Anyang sebagai bagian dari dinasti Shang.[22] Hipotesa terkuat ialah telah terjadinya ko-eksistensi antara Anyang yang diperintah oleh Dinasti Shang, dengan pemukiman-pemukiman berbudaya lain di wilayah yang sekarang dikenal sebagai "Cina sebenarnya" (China proper).
[sunting] Dinasti Zhou (1046 SM 256 SM)

Bejana ritual (You), dari zaman Dinasti Zhou Barat.

Bejana pu berdesain naga, dari Zaman Musim Semi dan Gugur. Artikel utama untuk bagian ini adalah: Dinasti Zhou

Dinasti Zhou adalah dinasti terlama berkuasa dalam sejarah Cina yang menurut Proyek Kronologi Xia Shang Zhou berkuasa antara 1046 SM hingga 256 SM. Dinasti ini mulai tumbuh dari lembah Sungai Kuning, di sebelah barat Shang. Penguasa Zhou, Wu Wang, berhasil

mengalahkan Shang pada Pertempuran Muye. Pada masa Dinasti Zhou mulailah dikenal konsep "Mandat Langit" sebagai legitimasi pergantian kekuasaan,[23] dan konsep ini seterusnya berpengaruh pada hampir setiap pergantian dinasti di Cina. Ibukota Zhou awalnya berada di wilayah barat, yaitu dekat kota Xi'an moderen sekarang, namun kemudian terjadi serangkaian ekpansi ke arah lembah Sungai Yangtze. Dalam sejarah Cina, ini menjadi awal dari migrasimigrasi penduduk selanjutnya dari utara ke selatan.
[sunting] Periode Musim Semi dan Musim Gugur (722 SM-476 SM) Artikel utama untuk bagian ini adalah: Periode Musim Semi dan Musim Gugur

Pada sekitar abad ke-8 SM, terjadi desentralisasi kekuasaan pada Periode Musim Semi dan Musim Gugur, yang diberi nama berdasarkan karya sastra Chun Qiu (Musim Semi dan Gugur). Pada zaman ini, pimpinan militer lokal yang digunakan Zhou mulai menunjukkan kekuasaannya dan berlomba-lomba memperoleh hegemoni. Invasi dari barat laut, misalnya oleh Qin, memaksa Zhou untuk memindahkan ibu kotanya ke timur, yaitu ke Luoyang. Ini menandai fase kedua Dinasti Zhou: Zhou Timur. Ratusan negara bermunculan, beberapa di antaranya hanya seluas satu desa, dengan penguasa setempat memegang kekuasaan politik penuh dan kadang menggunakan gelar kehormatan bagi dirinya. Seratus Aliran Pemikiran dari filsafat Cina berkembang pada zaman ini, berikut juga beberapa gerakan intelektual berpengaruh seperti Konfusianisme, Taoisme, Legalisme, dan Mohisme.[24]
[sunting] Periode Negara Perang (476 SM-221 SM) Artikel utama untuk bagian ini adalah: Periode Negara Perang

Setelah berbagai konsolidasi politik, tujuh negara terkemuka bertahan pada akhir abad ke-5 SM. Meskipun saat itu masih terdapat raja dari Dinasti Zhou sampai 256 SM, namun ia hanya seorang pemimpin nominal yang tidak memiliki kekuasaan yang nyata. Pada masa itu, daerah tetangga dari negara-negara yang berperang juga ditaklukkan dan menjadi wilayah baru, antara lain Sichuan dan Liaoning; yang kemudian diatur di bawah sistem administrasi lokal baru berupa commandery dan prefektur ( / ). Negara Qin berhasil menyatukan ketujuh negara yang ada, serta melakukan ekspansi ke wilayah-wilayah Zhejiang, Fujian, Guangdong, dan Guangxi pada 214 SM.[25] Periode saat negara-negara saling berperang hingga penyatuan seluruh Cina oleh Dinasti Qin pada tahun 221 SM, dikenal dengan nama "Periode Negara Perang", yaitu penamaan yang diambil dari nama karya sejarah Zhan Guo Ce (Strategi Negara Berperang).

[sunting] Zaman kekaisaran


[sunting] Dinasti Qin (221 SM 206 SM) Artikel utama untuk bagian ini adalah: Dinasti Qin

Qin Shi Huang

Dinasti Qin berhasil menyatukan Cina yang terpecah menjadi beberapa kerajaan pada Periode Negara Perang melalui serangkaian penaklukan terhadap kerajaan-kerajaan lain, dengan penaklukan terakhir adalah terhadap kerajaan Qi pada sekitar tahun 221 SM.[25] Qin Shi Huang dinobatkan menjadi kaisar pertama Cina bersatu pada tahun tersebut. Dinasti ini terkenal mengawali pembangunan Tembok Besar Cina yang belakangan diselesaikan oleh Dinasti Ming serta peninggalan Terakota di makam Qin Shi Huang. Beberapa kontribusi besar Dinasti Qin, antara termasuk terbentuknya konsep pemerintahan terpusat, penyatuan undang-undang hukum, diterapkannya bahasa tertulis, satuan pengukuran, dan mata uang bersama seluruh Cina, setelah berlalunya masa-masa kesengsaraan pada Zaman Musim Semi dan Gugur. Bahkan hal-hal yang mendasar seperti panjangnya as roda untuk gerobak dagang, saat itu mengalami penyeragaman demi menjamin berkembangnya sistem perdagangan yang baik di seluruh kekaisaran.[26]
[sunting] Dinasti Han (206 SM 220)

Lentera minyak Dinasti Han, abad ke-2 SM. Artikel utama untuk bagian ini adalah: Dinasti Han

Dinasti Han didirikan oleh Liu Bang, seorang petani yang memimpin pemberontakan rakyat dan meruntuhkan dinasti sebelumnya, Dinasti Qin, pada tahun 206 SM. Zaman kekuasaan Dinasti Han terbagi menjadi dua periode yaitu Dinasti Han Barat (206 SM - 9) dan Dinasti Han Timur (23 - 220) yang dipisahkan oleh periode pendek Dinasti Xin (9 - 23). Kaisar Wu (Han Wudi / ) berhasil mengeratkan persatuan dan memperluas kekaisaran Cina dengan mendesak bangsa Xiongnu (sering disamakan dengan bangsa Hun) ke arah stepa-stepa Mongolia Dalam, dengan demikian merebut wilayah-wilayah Gansu, Ningxia, dan Qinghai. Hal tersebut menyebabkan terbukanya untuk pertama kali perdagangan antara Cina dan Eropa, melalui Jalur Sutra. Jenderal Ban Chao dari Dinasti Han bahkan memperluas penaklukannya melintasi pegunungan Pamir sampi ke Laut Kaspia.[27] Kedutaan pertama dari Kekaisaran Romawi tercatat pada sumber-sumber Cina pertama kali dibuka (melalui jalur laut) pada tahun 166, dan yang kedua pada tahun 284.
[sunting] Zaman Tiga Negara (220 280) Artikel utama untuk bagian ini adalah: Zaman Tiga Negara

Zaman Tiga Negara (Wei, Wu, dan Shu) adalah suatu periode perpecahan Cina yang berlangsung setelah hilangnya kekuasaan de facto Dinasti Han. Secara umum periode ini dianggap berlangsung sejak pendirian Wei (220) hingga penaklukan Wu oleh Dinasti Jin (280), walau banyak sejarawan Cina yang menganggap bahwa periode ini berlangsung sejak Pemberontakan Serban Kuning (184).
[sunting] Dinasti Jin dan Enam Belas Negara (280-420) Artikel utama untuk bagian ini adalah: Dinasti Jin (265-420) dan Zaman Enam Belas Negara

Cina berhasil dipersatukan sementara pada tahun 280 oleh Dinasti Jin. Meskipun demikian, kelompok etnis di luar suku Han (Wu Hu) masih menguasai sebagian besar wilayah pada awal abad ke-4 dan menyebabkan migrasi besar-besaran suku Han ke selatan Sungai Yangtze. Bagian utara Cina terpecah menjadi negara-negara kecil yang membentuk suatu era turbulen yang dikenal dengan Zaman Enam Belas Negara (304 - 469).

Patung Bodhisattva dari batu kapur, Dinasti Qi Utara, 570 Masehi, provinsi Henan. [sunting] Dinasti Utara dan Selatan (420 589) Artikel utama untuk bagian ini adalah: Dinasti Utara dan Selatan

Menyusul keruntuhan Dinasti Jin Timur pada tahun 420, Cina memasuki era Dinasti Utara dan Selatan. Zaman ini merupakan masa perang saudara dan perpecahan politik, walaupun juga merupakan masa berkembangnya seni dan budaya, kemajuan teknologi, serta penyebaran Agama Buddha dan Taoisme.
[sunting] Dinasti Sui (589 618) Artikel utama untuk bagian ini adalah: Dinasti Sui

Setelah hampir empat abad perpecahan, Dinasti Sui berhasil mempersatukan kembali Cina pada tahun 589 dengan penaklukan Yang Jian, pendiri Dinasti Sui, terhadap Dinasti Chen di selatan. Periode kekuasaan dinasti ini antara lain ditandai dengan pembangunan Terusan Besar Cina dan pembentukan banyak lembaga pemerintahan yang nantinya akan diadopsi oleh Dinasti Tang.

[sunting] Dinasti Tang (618 907) Artikel utama untuk bagian ini adalah: Dinasti Tang

Pada 18 Juni 618, Li Yuan naik tahta dan memulai era Dinasti Tang yang menggantikan Dinasti Sui. Zaman ini merupakan masa kemakmuran dan perkembangan seni dan teknologi Cina. Agama Buddha menjadi agama utama yang dianut oleh keluarga kerajaan serta rakyat kebanyakan. Sejak sekitar tahun 860, Dinasti Tang mulai mengalami kemunduran karena munculnya pemberontakan-pemberontakan.
[sunting] Lima Dinasti dan Sepuluh Negara (907 960) Artikel utama untuk bagian ini adalah: Zaman Lima Dinasti dan Sepuluh Negara

Antara tahun 907 sampai 960, sejak runtuhnya Dinasti Tang sampai berkuasanya Dinasti Song, terjadi suatu periode perpecahan politik yang dikenal sebagai Zaman Lima Dinasti dan Sepuluh Negara. Pada masa yang cukup singkat ini, lima dinasti (Liang, Tang, Jin, Han, dan Zhou) secara bergantian menguasai jantung wilayah kerajaan lama di utara Cina. Pada saat yang bersamaan, sepuluh negara kecil lain (Wu, Wuyue, Min, Nanping, Chu, Tang Selatan, Han Selatan, Han Utara, Shu Awal, dan Shu Akhir) berkuasa di selatan dan barat Cina.
[sunting] Dinasti Song, Liao, Jin, serta Xia Barat (960-1279) Artikel utama untuk bagian ini adalah: Dinasti Song, Dinasti Liao, Dinasti Jin (1115-1234), dan Xia Barat

Antara tahun 960 hingga 1279, Cina dikuasai oleh beberapa dinasti. Pada tahun 960, Dinasti Song (960-1279) yang beribu kota di Kaifeng menguasai sebagian besar Cina dan mengawali suatu periode kesejahteraan ekonomi. Wilayah Manchuria (sekarang dikenal dengan Mongolia) dikuasai oleh Dinasti Liao (907-1125) yang selanjutnya digantikan oleh Dinasti Jin (1115-1234). Sementara itu, wilayah barat laut Cina yang sekarang dikenal dengan provinsi-provinsi Gansu, Shaanxi, dan Ningxia dikuasai oleh Dinasti Xia Barat antara tahun 1032 hingga 1227.

[sunting] Dinasti Yuan (1279 1368)

Kublai Khan, pendiri Dinasti Yuan Artikel utama untuk bagian ini adalah: Dinasti Yuan

Antara tahun 1279 hingga tahun 1368, Cina dikuasai oleh Dinasti Yuan yang berasal dari Mongolia dan didirikan oleh Kublai Khan. Dinasti ini menguasai Cina setelah berhasil meruntuhkan Dinasti Jin di utara sebelum bergerak ke selatan dan mengakhiri kekuasaan Dinasti Song. Dinasti ini adalah dinasti pertama yang memerintah seluruh Cina dari ibu kota Beijing. Sebelum invasi bangsa Mongol, laporan dari dinasti-dinasti Cina memperkirakan terdapat sekitar 120 juta penduduk; namun setelah penaklukan selesai secara menyeluruh pada tahun 1279, sensus tahun 1300 menyebutkan bahwa terdapat 60 juta penduduk.[28] Demikian pula pada pemerintahan Dinasti Yuan terjadi epidemi abad ke-14 berupa wabah penyakit pes (Kematian Hitam), dan diperkirakan telah menewaskan 30% populasi Cina saat itu.[29][30]
[sunting] Dinasti Ming (1368 1644) Artikel utama untuk bagian ini adalah: Dinasti Ming

Sepanjang masa kekuasaan Dinasti Yuan, terjadi penentangan yang cukup kuat terhadap kekuasaan asing ini di kalangan masyarakat. Sentimen ini, ditambah sering timbulnya bencana alam sejak 1340-an, akhirnya menimbulkan pemberontakan petani yang menumbangkan kekuasaan Dinasti Yuan. Zhu Yuanzhang dari suku Han mendirikan Dinasti Ming setelah berhasil mengusir Dinasti Yuan pada tahun 1368. Tahun 1449, Esen Tayisi dari bangsa Mongol Oirat melakukan penyerangan ke wilayah Cina utara, dan bahkan sampai berhasil menawan Kaisar Zhengtong di Tumu. Tahun 1542, Altan Khan memimpin bangsa Mongol terus-menerus mengganggu perbatasan utara Cina, dan pada

tahun 1550 ia berhasil menyerang sampai ke pinggiran kota Beijing. Kekaisaran Dinasti Ming juga menghadapi serangan bajak laut Jepang di sepanjang garis pantai tenggara Cina;[31] peranan Jenderal Qi Jiguang sangat penting dalam mengalahkan serangan bajak laut tersebut. Suatu gempa bumi terdasyat di dunia, gempa bumi Shaanxi tahun 1556, diperkirakan telah menewaskan sekitar 830.000 penduduk, yang terjadi di masa pemerintahan Kaisar Jiajing. Selama masa Dinasti Ming, pembangunan terakhir Tembok Besar Cina selesai dilaksanakan, sebagai usaha perlindungan bagi Cina atas invasi dari bangsa-bangsa asing. Meskipun pembangunannya telah dimulai di masa sebelumnya, sesungguhnya sebagian besar tembok yang terlihat saat ini adalah yang telah dibangun atau diperbaiki oleh Dinasti Ming. Bangunan bata dan granit telah diperluas, menara pengawas dirancang-ulang, serta meriam-meriam ditempatkan di sepanjang sisinya.
[sunting] Dinasti Qing (1644 1911)

Kartun politik Perancis, akhir 1890-an. Kue melambangkan Cina dibagi-bagi antara Inggris, Jerman, Rusia, Perancis, dan Jepang. Artikel utama untuk bagian ini adalah: Dinasti Qing

Dinasti Qing ( , 16441911) didirikan menyusul kekalahan Dinasti Ming, dinasti terakhir Han Cina, oleh suku Manchu ( ) dari sebelah timur laut Cina pada tahun 1644. Dinasti ini merupakan dinasti feodal terakhir yang memerintah Cina. Diperkirakan sekitar 25 juta penduduk tewas dalam periode penaklukan Manchu atas Dinasti Ming (1616-1644).[32] Bangsa Manchu kemudian mengadopsi nilai-nilai Konfusianisme dalam pemerintahan mereka, sebagaimana tradisi yang dilaksanakan oleh pemerintahan dinasti-dinasti pribumi Cina sebelumnya.

Pada Pemberontakan Taiping (18511864), sepertiga wilayah Cina sempat jatuh dalam kekuasaan Taiping Tianguo, suatu gerakan keagamaan kuasi-Kristen yang dipimpin Hong Xiuquan yang menyebut dirinya "Raja Langit". Setelah empat belas tahun, barulah pemberontakan tersebut berhasil dipadamkan, tentara Taiping dihancurkan dalam Perang Nanking Ketiga tahun 1864. Kematian yang terjadi selama 15 tahun pemberontakan tersebut diperkirakan mencapai 20 juta penduduk.[33] Beberapa pemberontakan yang memakan korban jiwa dan harta yang lebih besar kemudian terjadi, yaitu Perang Suku Punti-Hakka, Pemberontakan Nien, Pemberontakan Minoritas Hui, Pemberontakan Panthay, dan Pemberontakan Boxer.[34] Dalam banyak hal, pemberontakanpemberontakan tersebut dan perjanjian tidak adil yang berhasil dipaksakan oleh kekuatan imperialis asing terhadap Dinasti Qing, merupakan tanda-tanda ketidakmampuan Dinasti Qing dalam menghadapi tantangan-tantangan baru yang muncul di abad ke-19.

[sunting] Zaman modern


[sunting] Republik Cina

Sun Yat-sen, presiden pertama Republik Cina Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sejarah Republik Cina

Rasa frustrasi karena penolakan Dinasti Qing untuk melakukan reformasi serta karena kelemahan Cina terhadap negara-negara lain, membuat timbulnya revolusi yang terinspirasi oleh ide-ide Sun Yat-sen untuk menghapuskan sistem kerajaan dan menerapkan sistem republik di Cina. Pada tanggal 12 Februari 1912, kaisar terakhir Qing, Kaisar Xuantong turun tahta, menyusul Revolusi Xinhai. Sebulan setelahnya, pada 12 Maret 1912, Republik Cina didirikan dengan Sun Yat-sen sebagai presiden pertamanya.

Perbudakan di Cina dihapuskan pada tahun 1910.[35] Pada tahun 1928, setelah konflik berkepanjangan antara panglima-panglima perang yang terjadi antara 1916-1928, sebagian besar Cina dipersatukan di bawah Kuomintang (KMT) oleh Chiang Kai-shek. Sementara itu, Partai Komunis Cina (PKC) yang berhaluan komunis mulai juga menancapkan pengaruhnya dan menjadi pesaing utama Kuomintang yang menimbulkan Perang Saudara Cina. Kedua partai Cina ini secara nominal sempat bersatu dalam menghadapi pendudukan Jepang yang dimulai tahun 1937, yaitu selama Perang Sino-Jepang (1937-1945) yang merupakan bagian Perang Dunia II. Mengikuti kekalahan Jepang tahun 1945, permusuhan KMT dan PKC berlanjut kembali setelah usaha-usaha rekonsiliasi dan negosiasi gagal mencapai kesepakatan. (Lihat: Perang Saudara Cina). Di akhir Perang Dunia II tahun 1945 sebagai bagian dari penyerahan kekuasaan Jepang, pasukan Jepang di Taiwan menyerah kepada pasukan Republik Cina di bawah Chiang Kai-shek yang memegang kendali atas Taiwan.[36] Konflik antara partai-partai Cina yang dimulai sejak 1927 berakhir secara tak resmi dengan pengunduran diri Kuomintang ke Taiwan pada tahun 1949 dan menjadikan Partai Komunis Cina sebagai penguasa tunggal di Cina daratan. Sampai sekarang, pemerintah yang memerintah Taiwan masih menggunakan nama resmi "Republik Cina" walaupun secara umum dikenal dengan nama "Taiwan".[37]
[sunting] Republik Rakyat Cina

Bendera RRC. Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sejarah Republik Rakyat Cina

Pada tanggal 1 Oktober 1949, Mao Zedong memproklamirkan Republik Rakyat Cina (RRC) di Tiananmen, setelah hampir pastinya kemenangan Partai Komunis Cina dari Kuomintang pada Perang Saudara Cina. Periode sejarah RRC secara umum dibagi menjadi empat periode: transformasi sosialis (1949-1976) di bawah Mao Zedong, reformasi ekonomi (1976-1989) di bawah Deng Xiaoping, pertumbuhan ekonomi (1989-2002) di bawah Jiang Zemin, dan terakhir adalah periode di bawah generasi pemerintahan keempat, antara 2002 hingga saat ini. Vvvv

Pengertian Biosfer
31 Oktober 2009 tags: Biosfer, Bumi, Pengertian oleh Dadot

Tumbuhan, hewan, dan manusia adalah makhluk hidup atau lazim disebut organisme. Organisme itu dapat hidup karena ada tempat untuk hidup yang menyediakan semua kebutuhan untuk melangsungkan kehidupan. Tempat untuk hidup itulah yang disebut biosfer (berasal dari kata bio = hidup dan sphaira = tempat/lapisan). Tidak hanya di permukaan Bumi, di dalam tanah dan di udara pun ada kehidupan. Pada kedalaman tertentu di dalam tanah, kamu dapat menjumpai berbagai macam organisme. Di udara pada ketinggian tertentu, kamu dapat melihat burung-burung dan berbagai makhluk terbang mencari makan. Berarti, tanah pada kedalaman tertentu dan udara pada ketinggian tertentu juga merupakan biosfer. Kesimpulannya bahwa biosfer adalah bagian dari Bumi dan atmosfernya di mana organisme dapat hidup dan melangsungkan kehidupannya. Dengan kata lain, hanya di biosferlah sistem kehidupan dapat ditemukan. Biosfer merupakan jenjang kehidupan tertinggi di Bumi Secara lebih terperinci, jenjang kehidupan atau tingkatan organisasi makhluk hidup adalah sebagai berikut. 1. Individu Individu merupakan organisme tunggal yang termasuk dalam spesies tertentu. Contoh, seekor ayam, seekor kucing, sebatang pohon pisang, sebatang pohon kelapa, dan seorang manusia. Untuk mempertahankan hidupnya, satu jenis organisme dihadapkan pada masalah-masalah yang cukup rumit. Seperti untuk mempertahankan diri dari musuh atau untuk mendapatkan makanan. 2. Populasi Populasi adalah kumpulan individu sejenis yang berkumpul dan hidup pada suatu daerah dan waktu tertentu. Contoh, populasi ayam di desa Jati Makmur pada tahun 2000 berjumlah 5.555 ekor. Ukuran populasi dapat berubah sepanjang waktu. Perubahan ukuran dalam populasi tersebut disebut dinamika populasi. 3. Komunitas Komunitas adalah kawasan tertentu suatu kumpulan dari yang saling berinteraksi berbagai populasi dan memengaruhi pada satu suatu sama

lain. Komunitas memiliki komponen yang lebih dibandingkan dengan individu dan populasi. Dalam komponen saling berinteraksi dengan pola yang beraneka macam. 4. Ekosistem

kompleks komunitas,

jika semua

Ekosistem merupakan suatu kumpulan dari komunitas yang berbeda yang memiliki ciri khas yang berbeda dan memiliki hubungan yang saling memengaruhi. Komponen penyusun ekosistem adalah produsen (tumbuhan hijau), konsumen (herbivora, karnivora, dan omnivora), dan dekomposer/pengurai (mikroorganisme). 5. Biom Beberapa ekosistem yang terdapat pada suatu wilayah geografis dengan iklim dan kondisi yang sama disebut biom. Semua biom di Bumi dengan berbagai macam dan ragamnya membentuk tingkatan tertinggi pendukung kehidupan yang disebut biosfer.

ita semua tahu, bahwa China adalah negara besar yang mempunyai jumlah penduduk terbesar do dunia, jumlha penduduk China per 2004 adalah sekitar 1.298.847.624 jiwa dengan tingkat kepadatan 140/km persegi. dan diperkirakan pada tahun 2010 ini, jumlah penduduk china sudah bertambah 40 juta jiwa (berdasarkan perkiraan presentasi kenaikan penduduk pada sensus tahun 2000 dengan didasar pada presentasi kenaikan selama 4 tahun). Dengan jumlah penduduk yang sedemikian besar, tak heran jika China disebut sebagai gudangnya sumber daya manusia. Jumlah penduduk sebanyak itu tersebar di seluruh pelosok China dan dunia. Dan untuk di China sendiri, jumlah penduduk China terkonsentrasi di kota-kota besar yang identik dengan kota industri. Tak heran jika di China banyak sekali kota-kota padat penduduk. Berikut adalah daftar 10 kota dengan populasi terbanyak di China : 1. Shanghai Shanghai adalah kota terbesar di China dan juga kota metropoiltan paling besar di China. Berlokasi di dekat Delta sungai Yangtse, jumlah penduduk kota Shanghai termasuk dengan para imigran yang datang mencapai 15.789.000 jiwa. 2. Beijing Walaupun berstatus ibukota negara Republik rakyat china, namun jumlah penduduk kota ini bukanlah yang terbesar, kota metropolis yang terletak di bagian utara China ini mempunyai jumlah penduduk sebesar 11.106.000 3. Guangzhou Kota yang juga disebut dengan sebutan Kwangchow ini adalah kota terbesar ketiga di China, jumlah penduduk di kota industri ini mencapai 9.447.000 jiwa. 4. Shenzhen Kota tersibuk kedua di China ini adalah kota besar. terletak di bagian utara hong kong. jumlah penduduk kota Shenzhen mencapai 8.114.000 jiwa. 5. Tianjin Tianjin adalah satu dari empat kota berlevel provinsi yang ada di China. Kota yang terletak di provinsi Hubei ini mempunyai penduduk sebesar 7.468.000 jiwa. 6. Wuhan wuhan adalah ibukota provinsi Hubei yang berlokasi di wilayah timur daratan China.kota yang diapit sungai Han dan Yangtse ini mempunyai jumlah penduduk sebesar 7.542.000. 7. Hong Kong Kota yang identik dengan dunia perfilman ini adalah kota yang dulu sempat menjadi negara sendiri. Hongkong kembali menjadi kota di China pada tahun 1997. Hongkong

yang kini menjadi pusat industri finansial utama di China mempunyai jumlah penduduk sebesar 7.0000.000 jiwa. 8. Chongqing Kota yang sempat menjadi ibukota China pada tahun 1938 hingga tahun 1946 ini adalah salah satu kota metropolitan utama di China. jumlah penduduk kota Chongqing mencapai 6.690.000 jiwa. 9. Shenyang Shenyang adalah ibukota dari Provinsi Liaoning. Kota yang juga sering disebut dengan sebutan Mukden ini adalah pusat industri di wilayah utara timur laut China. Jumlah penduduk kota shenyang sebesar 4.952.000 jiwa 0. Dongguan Dongguan adalah kota industri yang terkenal dengan berbagai produk pabriknya.Kota yang juga terkenal dengan sebutan Tung-Kuan ini mempunyai penduduk sebesar 4.850.000jiwa

You might also like