You are on page 1of 13

TUGAS ELEMEN MESIN

POROS DAN TAB


Disusun guna melengkapi Tugas Mata Kuliah Elemen Mesin S E M E S T E R VII

DISUSUN OLEH:

BAYU ASRIN SAPUTRA 2010.22.017T Semester 7

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS TRIDHARMA BALIKPAPAN


2010 / 2011
1

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Yang Maha Esa karena atas petunjuk dan perlindungannya, makalah yang berjudul Poros dan Tab dapat terselesaikan dengan baik. Sebagai mahasiswa Fakultas Teknik Mesin, pengetahuan terhadap bahan-bahan keteknikan sangatlah penting dalam perancangan dan pembuatan alat dan mesin dalam dunia industri serta fasilitas penunjang permesinan. Pengetahuan yang dibutuhkan antara lain sifat dan struktur hingga aplikasi dan ketersediannya di pasar. Dengan disertai pengetahuan tersebut, diharapkan lulusan Fakultas Teknik Mesin dapat melakukan setiap pekerjaan sesuai dengan tuntutan profesinya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa Fakultas Teknik Mesin pada khususnya dan masyarakat luas pada umumnya.

Daftar Isi

Kata pengantar Daftar isi POROS DAN TAB A. B. C. D. E. F. Definisi Fungsi Poros Macam Macam Poros Sambungan Poros Dan Naf Getaran Getaran Pada Poros Perancangan Bahan Poros

2 3 4 4 5 6 9 9 11 13

Daftar Pustaka

POROS DAN TAB


A. DEFINISI Poros adalah untuk menopang bagian mesin yang diam, berayun atau berputar, tetapi tidak menderita momen putar dan dengan demikian tegangan utamanya adalah tekukan (bending). Poros pendek juga disebut sebagai baut.

Tab adalah tempat-tempat pada poros, dimana ia ditunjang dengan dapat berputar atau dimana bagian-bagian mesin itu diikatkan dengan dapat berputar. Tempat-tempat ini harus dibuat licin, sehingga poros atau bagian mesin itu dapat berputar. Poros (keseluruhannya berputar) adalah untuk mendukung suatu momen putar dan mendapat tegangan puntir dan tekuk.

Menurut arah memanjangnya (longitudinal) maka dibedakan poros y ang bengkok (poros engkol) terhadap poros lurus biasa, sebagai poros pejal atau poros berlubang, keseluruhannya rata atau dibuat mengecil. Menurut penampang melintangnya disebutkan sebagai poros bulat dan poros profil (contohnya dengan profil alur banyak dan profil K). Disamping itu dikenal juga poros engsel, poros teleskop, poros lentur, dan lain-lain. Persyaratan khusus terhadap design dan pembuatan adalah sambungan dari poros dan tap serta poros dengan poros.

Pembuatan poros sampai diameter 150 mm adalah dari baja bulat (St 42, St 50, St 70 dan baja campuran) yang diputar atau ditarik. Dari lebih tebal ditempa menjadi jauh lebih kecil. Poros beralur diakhiri dengan penggosokan, dalam hal dikehendaki bulatan yang tepat. Tempat bantalan dan peralihan menurut persyaratan diputar halus digosok, dipoles, dicetak dan pada pengaretan tinggi kemudian dikeraskan.

Pemilihan bahan poros selain diarahkan menurut beban yang dikenakan dan kekakuan bentuk yang diperlukan juga menurut kondisi pemasangannya, contohn pada poros rituel yang ya bahannya dipilih setelah untuk roda giginya. Pada bantalan luncur maka keausan dan sifat putaran darurat memegang perangkat, tetapi pemuaian dan nilai pukulan takikan menurun (kepekaan takikan lebih tinggi).

Design pada poros diarahkan menurut bagian tetap yang mana poros dihubungkan (bantalan, sil dan naf dari piringan atau roda yang dipasang). Sebagai gambaran maka tempat

sambungan yang dibuat dengan benar yang peralihannya dibuatkan dengan baik, yaitu umumnya pada perlemahan dari berbagai pengaruh takikan.

B. FUNGSI POROS Poros dalam sebuah mesin berfungsi untuk meneruskan tenaga bersama -sama dengan putaran. Setiap elemen mesin yang berputar, seperti cakara tali, puli sabuk mesin, piringan kabel, tromol kabel, roda jalan dan roda gigi, dipasang berputar terhadap poros dukung yang tetap atau dipasang tetap pada poros dukung yang berputar. Contohnya sebuah poros dukung yang berputar , yaitu poros roda keran berputar gerobak. Untuk merencanakan sebuah poros, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Kekuatan poros Pada poros transmisi misalnya dapat mengalami beban puntir atau lentur atau gabungan antara puntir dan lentur. Juga ada poros yang mendapatkan beban tarik atau tekan, seperti poros baling-baling kapal atau turbin. Kelelahan tumbukan atau pengaruh konsentrasi tegangan bila diameter poros diperkecil (poros bertangga) atau bila poros mempunyai alur pasak harus diperhatikan. Jadi, sebuah poros harus direncanakan cukup kuat untuk menahan beban -beban yang terjadi.

2. Kekakuan poros Walaupun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup, tetapi jika lenturan dan defleksi puntirannya terlalu besar, maka hal ini akan mengakibatkan ketidaktelitian (pada mesin perkakas) atau getaran dan suara (misalnya pada turbin dan kotak roda gi i). g

3. Putaran kritis Putaran kritis terjadi jika putaran mesin dinaikkan pada suatu harga putaran tertentu sehingga dapat terjadi getaran yang terlalu besar. Hal ini dapat mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian-bagian yang lainnya. Untuk itu, maka poros harus direncanakan sedemikian rupa sehingga putaran kerjanya lebih rendah dari putaran kritis.

4. Korosi Bahan-bahan tahan korosi harus dipilih untuk poros propeller dan pompa bila terjadi kontak dengan fluida yang korosif. Demikian pula untuk poros-poros yang terancam kavitas dan poros mesin yang sering berhenti lama.

5. Bahan poros Bahan untuk poros mesin umum biasanya terbuat dari baja karbon konstruksi mesin, sedangkan untuk pembuatan poros yang dipakai untuk meneruskan putaran tinggi dan beban berat umumnya dibuat dari baja paduan dengan pengerasan kulit yang sangat tahan terhadap keausan. Beberapa diantaranya adalah baja khrom nikel, baja khrom, dan baja khrom molybdenum.

C. MACAM MACAM POROS Poros sebagai penerus daya diklasifikasikan menurut pembebanannya sebagai berikut:

1. Poros transmisi (pemindah) Poros pemindah berguna untuk pemindahan gerak yang berputar, sehingga dibebani dengan beban putaran. Selain itu terdapat lagi tegangan bengkok, yang disebabkan oleh cakeram rim, roda gigi dan sebaginya, yang biasanya diikatkan pada poros ini.

Tegangan bengkok ini kita usahakan sedikit mungkin dengan jalan menempatkan bantalan perputaran sedekat mungkin pada cakram rim atau roda gigi itu.

Poros transmisi atau poros perpindahan mendapat beban puntir murni atau puntir dan lentur. Dalam hal ini mendukung elemen mesin hanya suatu cara, bukan tujuan. Jadi, poros ini berfungsi untuk memindahkan tenaga mekanik salah satu elemen mesin ke elemen mesin yang lain.

Bila tegangan bengkok itu sedikit terhadap tegangan punturan, maka poros ini biasanya hanya kita hitung menurut menurut puntiran, makin tinggi tegangan bengkok itu makinrendah , tegangan puntiran yang diperbolehkan. Untuk poros pejal yang bulat pakai rumus :


6

Dimana, = Momen puntiran dalam Kgcm d = garis tengah poros dalam cm


2 = tegangan puntiran yang perbolehkan dalam Kg/cm

Gambar 1. Poros Transmisi Untuk Roda Gigi

Dalam hal ini elemen mesin menjadi terpuntir (berputar) dan dibengkokkan. Daya ditransmisikan kepada poros ini melalui kopling, roda gigi, puli sabuk atau sproket rantai, dan lain-lain.

2. Poros dukung Poros dukung biasanya hanya dihitung menurut bengkokan, sedangkan dalam keadaan keadaan istimewa, kadang-kadang kita harus lagi memperhatikan, apakah pelengkungan poros itu tidak terlampau besar. Tap poros dukung tentu juga harus diperiksa lagi menurut tekanan bidang dan peneluaran kalor. Jadi harus ditentukan momen bengkok maksimal, dengan rumus :





Kita tetapkan ukuran-ukuran poros itu. Untuk poros bulat kita pakai rumus :

Untuk poros bulat yang bolong kita pakai rumus :

   

Disini :

D = garis tengah sebelah luar d = garis tengah sebelah dalam 7

3. Poros Engkol Poros engkol berguna untuk merobah gerak putar dalam gerak garis lurus atau merubahgerak lurus dalam gerak putar. Poros ini dipakai pada kebanyakan alat perkakas, umpamanya pada mesin uap torak, motor pembakaran, pompa torak dan sebagainya. Poros engkol dibedakan menjadi 2 jenis : a. Poros engkol tunggal, ada juga disebut poros tergantung, yang mempunyai satu pipi engkol. b. Poros engkol berganda, yang mempunyai dua pipi engkol. Poros ini lebih kuat dan yang paling banyak dipakai.

4. Poros bubungan Bila suatu alat bagian menurut waktu ( periodik) harus membuat suatu macam gerakan dan gerakan itu harus diturunkan dari sebuah poros yang berputar, maka keadaan ini dapat dicapai dengan mempergunakan umpamanya poros bubungan. Oleh karena poros bubungan berputar, batang bubunganbergerak keatas selam sebagian dari ciklusnya, batangbubunganitu tinggal sebentar dalam sikap yang tertinggi, sesuda itu turun kembali dan tinggal pula beberapa waktu dalam sikapnya yang terendah.

5. Poros kerah Poros ini dipakai bila sebuah poros harus menerima gaya-gaya yang besar dalam arah radial. Sebuah poros kerah mempunyai sebuah kerah ata lebih, yang biasanya menjadi satu dengan poros sendiri. Poros kerah itu dikelilingi oleh balok kerah dan karena itu tidak dapat bergeser dalam arah radial.

6. Poros fleksibel Yaitu poros yang dapat bengkok. Poros-poros semacam ini dapat dipakai orang untuk memindahkan momen-momen puntut yang kecil. Poros yang dapat bengkok itu biasanya terdiri dari kawat baja yang dipilin seperti sekrup, kadang-kadang dua sampai tiga lapis berimpitan. Pilinan kawat itu tersusun rapat sekali satu sama lain dan arah pilinannya dibuat berlawanan, sehingga pilinan kawat tidak dapat mask kedalam pilinan kawat yang dibawahnya.

D. SAMBUNGAN POROS DAN NAF Penyematan naf sebuah roda gigi, puli-sabuk, kopling, tuas, dan sebagainya pada poros dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, antara lain dengan menggunakan pasak, pena, bus, cincin jepit, lewat kerut, pres atau lem.

1. Pasak dan sambungan Pasak Pasak adalah suatu elemen mesin yang dipakai untuk menetapkan bagian -bagian mesin, seperti roda gigi, sprocket, puli, dan kopling pada poros. Momen diteruskan dari poros ke naf atau naf ke poros.

2. Kerut dan pres Kedua cara penyambungan mengandung hal yang sama, yaitu bahwa penjepitan antara bagian yang dikehendaki disambung terjadi lewat perubahan bentuk elastik bagian itu sendiri. Pada penyambungan sistem ini, untuk menekan roda pada poros dapat dilakukan dengan cara memanaskan (dikerutkan) atau dapat juga menekan roda pada poros tanpa melalui pemanasan, atau dikatakan roda dipres pada poros.

E.

GETARAN GETARAN PADA POROS Suatu fenomena yang terjadi dengan berputarnya poros pada kecepatan kecepatan

tertentu adalah getaran yang sangat tinggi, meskipun poros dapat berputar dengan baik pada kecepatan kecepatan yang lain. Pada kecepatan kecepatan semacam itu dimana getaran bantalan. Atau getaran

menjadi sangat besar, dapat terjadi kegagalan poros atau bantalan

dapat menyebabkan kegagalan karena tidak bekerjanya komponen komponen sesuai dengan fungsinya, seperti yang dapat terjadi pada sebuah turbin uap dimana ruang beb antara rotor as dan rumah adalah kecil. Getaran semacam ini dapat menyebabkan apa yang disebut olakan poros, atau mungkin menyebabkan suatu osilasi puntir pada poros, atau suatu kombinasidari keduanya. Meskipun kedua peristiwa itu berbeda, namun akan ditun jukkan bahwa masing masing dapat ditangani dengan cara cara yang serupa dengan memperhatikan frequensi

pribadi dari isolasi. Karena poros poros pada dasarnya elastik, dan menunjukkan karakteristik karakteristik pegas. Poros ini mengalami suatu momen punter atau momen lentur . Jika pada poros tersebut terdapat kombinasi antara momen lentur dan momen puntir maka perancangan poros harus didasarkan pada kedua momen tersebut. Banyak teori telah diterapkan untuk menghitung elastic failure dari material ketika dikenai momen lentur dan momen puntir, misalnya :

Maximum shear stress theory atau Guest s theory Teori ini digunakan untuk material yang dapat diregangkan (ductile), misalnya baja lunak (mild steel). Maximum normal stress theory atau Rankine s theory Teori ini digunakan untuk material yang keras dan getas (brittle), misalnya besi cor (cast iron). Pada pembahasan selanjutnya, cakupan pembahasan akan lebih terfokus pada pembahasan baja lunak (mild steel) karena menggunakan material S45C sebagai material.

Secara analitis getaran yang mengakibatkan tegangan pada poros dapat dihitung secara terperinci. Misalnya, tegangan geser yang diizinkan untuk pemakaian umum pada poros dapat diperoleh dari berbagai cara, salah satu cara diantaranya dengan menggunaka perhitungan n berdasarkan kelelahan puntir yang besarnya diambil 40% dari batas kelelahan tarik yang besarnya kira-kira 45% dari kekuatan tarik. Jadi batas kelelahan puntir adalah 18% dari kekuatan tarik, sesuai dengan standar ASME. Untuk harga 18% ini faktor keamanan diambil sebesar . Harga 5,6 ini diambil untuk bahan SF dengan kekuatan yang dijamin dan 6,0 untuk bahan SC dengan pengaruh masa dan baja paduan. Faktor ini dinyatakan dengan . Selanjutnya perlu ditinjau apakah poros tersebut akan diberi alur pasak atau dibuat bertangga karena pengaruh konsentrasi tegangan cukup besar. Pengaruh kekasaran permukaan juga harus diperhatikan. Untuk memasukan pengaruh ini kedalam perhitungan perlu diambil faktor yang dinyatakan dalam yang besarnya 1,3 sampai 3,0 (Sularso dan Kiyokatsu suga, 1994: 8).

Pada Pembebanan yang berubah

ubah (fluctuating loads),Pada berbagai sumber bacaan

tentang poros pembebanan tetap (constant loads) telah banyak dibahas mengenai yang terjadi pada poros dan ternyata pembebanan semacam ini divariasikan apapun akan tetap konstan sehingga pembebanan seperti apapun tidak menjadi masalah, dengan asumsi masih dibawah tegangan luluhnya (yield). Dan dari segi lain pada kenyataannya bahwa poros akan mengalami pembebanan puntir dan pembebanan lentur yang berubah -ubah. Dengan mempertimbangkan jenis beban, sifat beban, dll. yang terjadi pada poros maka ASME (American Society of Mechanical Engineers) menganjurkan dalam perhitungan untuk menentukan diameter poros yang dapat diterima (aman) perlu memperhitungkan pengaruh kelelahan karena beban berulang.

10

F. PERANCANGAN BAHAN POROS Pada perancangan bahan poros ini terdapat perlakuan panas. Perlakuan panas adalah proses pada saat bahan dipanaskan hingga suhu tertentu dan selanjutnya didinginkan dengan cara tertentu pula. Tujuannya adalah untuk mendapatkan sifat sifat yang lebih baik dan yang diinginkan sesuai dengan batas-batas kemampuannya. Sifat yang berhubungan dengan maksud dan tujuan perlakuan panas tersebut meliputi:

1. Meningkatnya kekuatan dan kekerasannya. 2. Mengurangi tegangan. 3. Melunakkan . 4. Mengembalikan pada kondisi normal akibat pengaruh pengerjaansebelumnya. 5. Menghaluskan butir kristal yang akan berpengaruh terhadap keuletan bahan.

Untuk proses pembuatan poros dengan melakukan hardening permukaan. Pemanasan poros ini dilakukan di atas suhu transformasi fase dan selanjutnya didinginkan dengan cepat sekali pada suhu kamar. Sehingga terbentuk suatu fase yang stabil pada suhu tinggi, pengerasan dengan cara ini mengakibatkan terbentuknya susunan yang tidak stabil. Tetapi inilah yang membuat elemen poros ini tidak mudah aus tergerus oleh gesekan yang ada.

Untuk mendapatkan sifat-sifat bahan untuk poros yang lebih baik sesuai dengan karakter yang diinginkan dapat dilakukan melalui pemanasan dan pendinginan. Tujuannya adalah mengubah struktur mikro sehingga bahan dikeraskan, dimudahkan atau dilunakan. Pemanasan bahan dilakukan diatas garis transformasi kira-kira pada 770 derajat C sehingga perlit yang ada pada bakal poros itu berubah menjadi austenit yang homogen karena terdapat cukup karbon.

Pada suhu yang lebih tinggi ferrit menjadi austenit karena atom karbon difusi ke dalam ferrit tersebut. Untuk pengerasan baja, pendinginan dilakukan dengan cepat melalui pencelupan kedalam air, minyak atau bahan pendingin lainnya sehingga atom-atom karbon yang telah larut dalam austenit tidak sempat membentuk sementit dan ferrit akibatnya austenit menjadi sangat keras yang disebut martensit. Pada baja setelah terjadi austenit dan ferrit kadar karbonya akan menjadi makin tinggi sesuai dengan penurunan suhu dan akan membentuk hipoeutektoid. 11

Pada saat pemanasan maupun pendinginan difusi atom karbon memerlukan waktu yang cukup. Laju difusi pada saat pemanasan ditentukan oleh unsur -unsur paduanya dan pada saat pendinginan cepat austenit yang berbutir kasar akan mempunyai banyak martensit. Austenit serta martensit inilah yang nantinya akan menjadi sumber kekerasan luar dari poros

12

DAFTAR PUSTAKA

Surdia Tata, dan Saito Shinroku.1985. Pengetahuan Bahan Teknik. Jakarta: PT Dainippon Gitakarya Printing

Dieter G. E.1988. Mechanical Metallurgy. McGraw-Hill.

http://www.scribd.com/doc/31845524/ POROS

13

You might also like