You are on page 1of 12

MAKALAH

KLASIFIKASI AGAMA DAN HUBUNGAN AGAMA DENGAN MANUSIA

Di susun oleh MUSTOPA (10.84202.1239)

UNIVERSITAS MADURA TAHUN AKADEMIK 2010/2011

KATA PENGANTAR

(Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang) Wahai tuhan kami bagimu segala puji, sepenuh langit dan bumi dan sepenuh segala sesuatu yang engkau kehendaki sesudahnya. Atas segala taufiq dan hidayanya sehingga makalah ini dapat di selesaikan, dengan baik. Salawat dan salam semoga tetap mengalir kepada orang yang kau utus sebagai rahmatan lil alamin, dan hujjah bagi semua manusia, kau utus dia untuk menyempurnakan akhlak, dan kau turunkan kepadanya al-quran untuk menjelaskan sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orangorang yang berserah diri.

Artinya: dan kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri. (Q.S.An-Nahl:89)
Tugas Karya Ilmiah ini merupakan bahan latihan yang diberikan oleh dosen pembimbing kami Bapak Ach. Rasyidi, M. Pd kepada kami tentang klasifikasi Agama dan Hubungan Agama dengan manusia . Oleh karena itu, sebagai mahasiswa mengucapkan rasa terima kasih yang setinggi tingginya kepada dosen pembimbing karena telah mempercayakan suatu tugas dan tanggung jawab bagi kami untuk di emban dengan sebaik baiknya. Akhirnya dengan ucapan Alhamdulillah Robbil Alamin karna telah menyelesaikan Tugas makalah ini. Dan tentunya akan menyadari kelemahan/kekurangan dari pada pembahasan makalah ini. Oleh karna itu, kritik dan saran yang sifatnya untuk perbaikan/penyempurnaan makalah ini sangat kita harapkan.

Pamekasan, 02 November 2010

DAFTAR ISI Halaman Judul Kata Pengantar Daftar Isi Bab I Pendahuluan 4 A. Latar Belakang 4 B. Rumusan Masalah Bab II Pembahasan 5 A. Pengertian Agama B. Unsur unsur yang ada dalam sebuah agama 6 C. Klasifikasi agama D. Hubungan Agama dengan manusia Bab III Penutup A. Kesimpulan Daftar Pustaka 6 8 10 10 11 5 4 1 2 3

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Pembahasan tentang hubungan manusia dan agama, sejak dahulu, merupakan topik yang sangat menarik bagi para pemikir dan cendekiawan. Mungkin hal itu disebabkan oleh fakta sejarah umat manusia dengan suku bangsanya yang beragam bercerita kepada kita akan keterkaitan makhluk Tuhan ini dengan agama. Umat manusia secara umum meyakini adanya Tuhan yang menciptakan alam dan wajib untuk dipuja dan disembah. Keyakinan yang demikian itu merupakan asas dan pokok dari sebuah agama. Agama yang pada hakekatnya adalah keyakinan akan adanya Tuhan yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia, maka sangat perlu dipahami secaraseksama oleh setiap manusia. Maka dai itu dalam makalah ini akan diuraikan dengan sangat terperinci tentang agama, klasifikasi agama, dan hubungan agama dengan manusia.

B. RUMUSAN MASALAH Untuk mempermudah dalam pembatasan pembahasan, maka kami merumuskan beberapa hal, yaitu : 1. 2. 3. Apa pengertian Agama? Bagaimana perbedaan agama wahyu(langit) dan Agama budaya(ardhi)? Bagaimana hubungan Agama dengan manusia?

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian agama Agama dalam pengertiannya dapat dikelompokkan pada dua bahagian yaitu agama menurut bahasa dan agama menurut istilah. Beberapa persamaan arti kataagama dalam berbagai bahasa : 1. Ad din (Bahasa Arab) 2. Religion (Inggris) Secara bahasa, perkataan agama berasal dari bahasa Sangsekerta yang erat hubungannya dengan agama Hindu dan Budha yang berarti tidak pergitetap di tempat, diwarisi turun temurun. Adapun kata din mengandung arti menguasai, menundukkan, kepatuhan, balasan atau kebiasaan. Din juga membawa peraturan-peraturan berupa hukum-hukum yang harus dipatuhi baik dalam bentuk perintah yang wajib dilaksanakan maupun berupa larangan yang harus ditinggalkan. Kata din dalam Al Quran disebut sebanyak 94kali dalam berbagai makna dan kontek, antara lain berarti 1. Pembalasan (Q.S Al Fatihah (1) ayat 4. 2. Undang-undang duniawi atau peraturan yang dibuat oleh raja (Q.S Yusuf (12)ayat 76. 3. Agama yang datang dari Allah SWT, bila dirangkaikan dengan kata Allah (Q.SAli Imran (3) ayat 83. 4. Agama yang dibawa oleh Rasulullah Muhammad SAW sebagai agama yang benar, yakni Islam, bila kata din dirangkaikan dengan kata al-haq (Q.S AtTaubah (9) ayat 33 5. Agama selain Islam (Q.S Al Kafirun(109) ayat 6 dan Q.S Ash Shaf (61) ayat 9. Menurut Abu Ahmadi agama menurut bahasa : 1. Agama berasal dari bahasa Sangsekerta yang diartikan dengan haluan,peraturan, jalan atau kebaktian kepada Tuhan. 2. Agama itu terdiri dari dua perkataan yaitu A. berarti tidak, Gama berarti kacau balau, tidak teratur. Jadi agama berarti tidak kacau balau yang berarti teratur.

Agama menurut istilah adalah undang-undang atau peraturan-peraturan yang mengikat manusia dalam hubungannya dengan Tuhannya dan hubungan manusia dengan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam. Maka orang yang beragama adalah orang yang teratur, orang yang tenteram dan orang yang damai baik dengan dirinya maupun dengan orang lain dari segala aspek kehidupannya. Sebuah agama biasanya melingkupi tiga persoalan pokok, yaitu : 1. Keyakinan (credial), yaitu keyakinan akan adanya sesuatu kekuatan supranatural yang diyakini mengatur dan mencipta alam.2. Peribadatan (ritual), yaitu tingkah laku manusia dalam berhubungan dengan kekuatan supranatural tersebut sebagai konsekuensi atau pengakuan dan ketundukannya. 3. Sistem nilai yang mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya atau alam semesta yang dikaitkan dengan keyakinan nya tersebut.

B. Unsur-unsur yang ada dalam sebuah agama. 1. Adanya keyakinan pada yang gaib 2. Adanya kitab suci sebagai pedoman 3. Adanya Rasul pembawanya 4. Adanya ajaran yang bisa dipatuhi 5. Adanya upacara ibadah yang standar C. Klasifikasi Agama Ditinjau dari sumbernya agama dibagi dua, yaitu agama wahyu dan agama bukan wahyu. Agama wahyu (revealed religion) adalah agama yang diterima oleh manusia dari Allah Sang Pencipta melalui malaikat Jibril dan disampaikan serta disebarkan oleh Rasul-Nya kepada umat manusia. Wahyu-wahyu dilestarikan melalui Al Kitab, suhuf (lembaranlembaran bertulis) atau ajaran lisan.Agama wahyu menghendaki iman kepada Tuhan Pemberi wahyu, kepada rasul-rasul penerima wahyu dan kepada kitab-kitab kumpulan wahyu serta pesannya disebarkan kepada seluruh umat manusia Agama bukan wahyu (agama budaya/ cultural religion atau natural religion) bersandar semata-mata kepada ajaran seorang manusia yang dianggap memiliki pengetahuan tentang kehidupan dalam berbagai aspeknya secara mendalam. Contohnya agama Budha yang berpangkal pada ajaran Sidharta Gautama dan Confusianisme yang berpangkal pada ajaran Kong Hu Cu. 6

Perbedaan kedua jenis agama ini dikemukakan Al Masdoosi dalam Living Religious of the World sebagai berikut : 1. Agama wahyu berpokok pada konsep keesaan Tuhan sedangkan agama bukan wahyu tidak demikian. 2. Agama wahyu beriman kepada Nabi, sedangkan agama bukan wahyu tidak. 3. Dalam agama wahyu sumber utama tuntunan baik dan buruk adalah kitab suci yang diwahyukan, sedangkan agama bukan wahyu kitab suci tidak penting. 4. Semua agama wahyu lahir di Timur Tengah, sedangkan agama bukan wahyu lahir di luar itu. 5. Agama wahyu lahir di daerah-daerah yang berada di bawah pengaruh ras semetik. 6. Agama wahyu sesuai dengan ajarannya adalah agama misionari, sedangkan agama bukan wahyu agama misionari. 7. Ajaran agama wahyu jelas dan tegas, sedangkan agama bukan wahyu kabur dan elastis. 8. Agama wahyu memberikan arah yang jelas dan lengkap baik aspek spritual maupun material, sedangkan agama bukan wahyu lebih menitik beratkan kepada aspek spritual saja, seperti pada Taoisme, atau pada aspek material saja seperti pada Confusianisme. Agama wahyu disebut juga agama samawi (agama langit) dan agama bukan wahyu disebut agama budaya (ardhi/ bumi). Sedangkan yang termasuk dalam kategori agama samawi hanyalah Agama Islam. C. 1. Adapun ciri-ciri Agama Wahyu (langit), ialah : 1. Secara pasti dapat ditentukan lahirnya, dan bukan tumbuh dari masyarakat,melainkan diturunkan kepada masyarakat. 2. Disampaikan oleh manusia yang dipilih Allah sebagai utusan-Nya. Utusan itu bukan menciptakan agama, melainkan menyampaikannya. 3. Memiliki kitab suci yang bersih dari campur tangan manusia. 4. Ajarannya serba tetap, walaupun tafsirnya dapat berubah sesuai dengan kecerdasan dan kepekaan manusia. 5. Konsep ketuhanannya adalah : monotheisme mutlak ( tauhid) 6. Kebenarannya adalah universal yaitu berlaku bagi setiap manusia , masa dan keadaan. 7

C. 2. Adapun ciri-ciri agama budaya (ardhi), ialah : 1. Tumbuh secara komulatif dalam masyarakat penganutnya. 2. Tidak disampaikan oleh utusan Tuhan ( Rasul). 3. Umumnya tidak memiliki kitab suci, walaupun ada akan mengalami perubahan-perubahan dalam perjalanan sejarahnya. 4. Ajarannya dapat berubah-ubah, sesuai dengan perubahan akal pikiranmasyarakatnya ( penganutnya). 5. Konsep ketuhanannya : dinamisme, animisme, politheisme, dan paling tinggi adalah monotheisme nisbi. 6. Kebenaran ajarannya tidak universal , yaitu tidak berlaku bagi setiap manusia, masa, dan keadaan. D. Hubungan Agama dengan Manusia. Agama merupakan kebutuhan (fitrah) manusia. Berbagai pendapat mengenai kefitrian agama ini dapat dikaji pada beberapa pemikiran. Misalnya Einstein menyatakan bahwa sifat sosial manusialah yang pada gilirannya merupakan salah satu faktor pendorong terwujudnya agama. Manusia menyaksikan maut merenggut ayahnya, ibunya, kerabatnya serta para pemimpin besar. Direnggutnya mereka satu persatu, sehingga manusia merasa kesepian dikala dunia telah kosong. Jadi harapan akan adanya sesuatu yang dapat memberi petunjuk dan pengarahan, harapan menjadi pencinta dan dicintai, keinginan bersandar pada orang lain dan terlepas dari perasaan putus asa ; semua itu membentuk dalam diri sendiri dasar kejiwaan untuk menerima keimanan kepada Tuhan. William James Pada setiap keadaan dan perbuatan keagamaan, kita selalu dapat melihat berbagai bentuk sifat seperti ketulusan,keikhlasan, dan kerinduan, keramahan, kecintaan dan pengorbanan. Gejala-gejala kejiwaan yang bersifat keagamaan memiliki berbagai kepribadian dan karekteristik yang tidak selaras dengan semua gejala umum kejiawaan manusia. Dari beberapa pendapat itu dapat dipahami bahwa manusia terutama orang dewasa memiliki perasaan dan keinginan untuk melepaskan diri dari wujud terbatas mereka dan mencapai inti wujud. Manusia tidak mungkin dapat melepaskan keterbatasan dan ikatan tersebut kecuali berhubungan dengan sumber wujud. Melepaskan diri untuk mencapai sumber wujud ini adalah ketenangan dan ketentraman, seperti diungkapkan dalam firman Allah surat Ar Radu (13)ayat 28. Artinya : Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah lah hati menjadi tenang.

Bahkan bentuk kebahagiaan abadi yang merupakan arah yang hendak dicapai manusia dalam kehidupannya adalah perwujudan ketentraman dalam dirinya,seperti difirmankan Allah dalam surat Al Fajr (89) ayat 27-30. Artinya : Wahai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jamaah hambahambaKu,dan masuklah ke dalam surgaKu. Agama sebagai fitrah manusia melahirkan keyakinan bahwa agama adalah satu-satunya cara pemenuhan semua kebutuhan. Posisi ini semakin tampak dan tidak mungkin digantikan dengan yang lain. Semula orang mempercayai dengan ilmu pengetahuan dan teknologi kebutuhan akan agama akan mengecil bahkan hilang sama sekali, tetapi kenyataan yang ditampilkan sekarang ini menampakkan dengan jelas bahwa semakin tinggi ilmu pengetahuan dan teknologi yang dicapai manusia, kebutuhan akan agama semakin mendesak berkenaan dengan kebahagiaan sebagai suatu yang abstrak yang ingin digapai manusia. Ilmu dan teknologi serta kemajuan peradapan manusia melahirkan jiwa yang kering dan haus akan sesuatu yang bersifat rohaniah. Kekecewaan dan kegelisahan bathin senantiasa menyertai perkembangan kesejahteraan manusia . Satu-satunya cara untuk memenuhi perasaan-perasaan dan keinginan-keinginan itu dalam bentuknya yang sempurna dan memuaskan adalah perasaan dan keyakinan agama. Perasaan ketuhanan pada dasarnya telah dimulai sejak manusia berada dalam peradaban kuno, yang dikenal dengan kepercayaan animisme dan dinamisme,yaitu kepercayaan akan roh-roh halus melalui perantaraan benda-benda yang mempunyai kekuatan magis. Pencarian informasi tentang Tuhan melalui pikiran manusia, ternyata tidak ditemukan jawaban yang dapat melahirkan keyakinan terhadap Tuhan yang dianggap sebagai keyakinan yang benar, sebab pikiran-pikran itu tidak pernah terlepas dari subyektifitas pengalamanpengalaman pribadi manusia yang mempengaruhi pikiran-pikran itu, sehingga dengan demikian Tuhan senantiasa digambarkan sesuai dengan pikiran yang ada dalam diri manusia yang memikirkannya. Akibatnya, timbullah beragam informasi dan gambaran tentang Tuhan yang justru menambah kegelisahan manusia, karena logika akan terus mencari jawaban Tuhan yang sebenarnya ?. Mencari kebenaran tentang Tuhan ternyata tidak dapat diperoleh manusia melalui pikiran semata-mata, kecuali diperoleh dari Tuhan sendiri. Artinya informasi tentang Tuhan dinyatakan oleh Tuhan sendiri, atau dengan kata lain, informasi tentang Tuhan diberitahukan sendiri bukan dipikirkan oleh manusia, sehingga dengan demikian informasi itu akan dapat diyakinkan kebenarannya. Informasi tentang Tuhan yang datang dari Tuhan sendiri adalah suatu kebenaran mutlak, karena datang dari Tuhan sendiri. Akan tetapi cara mengetahuinmya tidak dapat diberikan Tuhan kepada setiap orang, walaupun manusia menghendakinya alngsung dari Allah. Hal ini dilukiskan dalam firman Allah surat al Baqarah (2) ayat 118. Artinya : Dan orang-orang yang tidak mengetahui berkataa : Mengapa Allah tidak langsung berbicara kepada kami atau datang tanda-tanda kekuasaan-Nya kepada kami ?. Demikian pula orang-orang yang sebelum mereka telah mengatakan seperti ucapan mereka 9

itu; hati mereka serupa. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda kekuasaan Kami kepada kaum yang yakin.Informasi itu hanya diberikan kepada orang yang dipilih Tuhan sendiri,seperti difirmankan-Nya dalam surat Asy Syura (42) ayat 51. Artinya : Dan tidak ada bagi seorang manusia pun bahwa Allah barkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau di belakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.

10

BAB III KESIMPULAN A. KESIMPULAN Agama merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan manusia, karena pada hakikatrnya manusia butuh yang namanya keyakinan yang mendasar dari suatu paham yang dianutnya(agama) sehingga ada semacam siklus dalam rotasi kehidupan manuasia.

11

DAFTAR PUSTAKA Agus, Bustanuddin. 2006. Agama dalam Kehidupan Manusia Pengantar Antropologi Agama, Padang . PT rajagrafindo persada Kato, hisanori. 2002. Agama dan Peradaban, Jakarta. Dian Rakyat REFRENSI WEBSITE www.angelfire.com/id/akademika/msmanagama99.html agamamanusia.blogspot.com iqraku.blogspot.com/2008/.../blog-post_9619.htm lwww.al-shia.org/html/id/.../ Manusia&Agama.htm fernandositindaon.info/.../pentingnya-agama-buat-manusia

12

You might also like