You are on page 1of 4

A.

Pengertian Darah Secara Umum Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup(kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Darah manusia sekilas tampak sederhana, cairan biasa berwarna merah. Seolah tak ada yang istimewa dari darah, dan seseorang mungkin berpikir bawah darah terbuat dari cairan biasa yang diberi pewarna merah. Namun fakta bahwa manusia akan sakit, bahkan mati, ketika kekurangan darah atau menderita kelainan darah menunjukkan bahwa darah bukanlah cairan biasa. Keseluruhan darah manusia yang berwarna merah terdiri atas bagian cair dan bagian padat yang terlarut atau tercampur dengan bagian cair tersebut. Bagian yang padat ini terdiri atas sel-sel darah merah, sel-sel darah putih, dan platelet. Hemoglobin yang terdapat pada sel-sel darah merah yang melimpah inilah yang memberikan warna merah pada darah. Bagian yang cair merupakan larutan yang terdiri atas air, asam amino, protein, karbohidrat, lemak, vitamin, hormon, elektrolit, dan sisa-sisa metabolisme sel. Seluruh campuran yang ada pada darah ini harus ada dalam keadaan seimbang, dalam jumlah yang sesuai keperluan tubuh, dan seluruh bagiannya harus berfungsi secara sempurna, termasuk sistem pembekuan darah. Ini semua telah diciptakan secara sempurna oleh Allah agar manusia dapat hidup dengan baik. B. Pembekuan Darah Setiap orang mengetahui bahwa pendarahan pada akhirnya akan berhenti ketika terjadi luka atau terdapat luka lama yang mengeluarkan darah kembali. Saat pendarahan berlangsung, gumpalan darah beku akan segera terbentuk dan mengeras, dan luka pun pulih seketika. Peristiwa ini terjadi akibat bekerjanya sebuah sistem yang sangat rumit. Hilangnya satu bagian saja yang membentuk sistem ini, atau kerusakan sekecil apa pun padanya, akan menjadikan keseluruhan proses tidak berfungsi. Darah harus membeku pada waktu dan tempat yang tepat, dan ketika keadaannya telah pulih seperti sediakala, darah beku tersebut harus lenyap. Sistem ini bekerja tanpa kesalahan sedikit pun hingga bagian-bagiannya yang terkecil. Jika terjadi pendarahan, pembekuan darah harus segera terjadi demi mencegah kematian. Di samping itu, darah beku tersebut harus menutupi keseluruhan luka, dan yang lebih penting lagi, harus terbentuk tepat hanya pada lapisan paling atas yang menutupi luka. Jika pembekuan darah tidak terjadi pada saat dan tempat yang tepat, maka keseluruhan darah pada makhluk tersebut akan membeku dan berakibat pada kematian. C. Peran Pembekuan Darah Selain mengatasi luka yang dapat terlihat, pembekuan darah juga sangat diperlukan untuk memulihkan kerusakan pada pembuluh darah kapiler dalam tubuh kita yang terjadi setiap saat. Meski tidak terlihat, terdapat pendarahan kecil di dalam tubuh secara terus-menerus. Ketika membenturkan lengan pada pintu atau duduk hingga kepayahan, ratusan pembuluh darah kapiler pecah. Pendarahan yang kemudian terjadi segera diatasi oleh sistem pembekuan darah, dan pembuluh kapiler dibentuk kembali seperti sedia kala. Jika benturan lebih keras terjadi, maka akan terjadi pendarahan yang lebih parah dalam tubuh dan menimbulkan luka memar yang umumnya disebut turning purple atau berubah menjadi ungu. Seseorang yang sistem

pembekuan darahnya tidak berfungsi dengan baik, misalnya pada penderita hemofilia, harus menghindari benturan sekecil apa pun. Penderita dengan hemofilia sangat parah tidak mampu hidup lama. Sebab, pendarahan kecil saja, misalnya akibat terpeleset dan jatuh, sudah cukup untuk mengakhiri hidupnya D. Bagian-bagian yang Berperan Dalam Pembekuan Darah Keping darah atau trombosit, yang merupakan unsur berukuran paling kecil penyusun sumsum tulang, sangat berperan dalam proses pembekuan darah. Protein bernama faktor Von Willebrand terus-menerus mengalir dan berlalu-lalang ke seluruh penjuru aliran darah. Protein ini berpatroli, dengan kata lain bertugas memastikan bahwa tidak ada luka yang terlewatkan oleh trombosit. Trombosit yang terjerat di tempat terjadinya luka mengeluarkan suatu zat yang dapat mengumpulkan trombosit-trombosit lain di tempat tersebut. Sel-sel trombosit ini kemudian memperkuat luka yang terbuka tersebut. Trombosit lalu mati setelah melakukan tugas menemukan tempat luka. Pengorbanannya hanyalah satu bagian dari keseluruhan sistem pembekuan dalam darah. Trombin adalah protein lain yang membantu pembekuan darah. Zat ini dihasilkan hanya di tempat yang terluka, dan dalam jumlah yang tidak boleh lebih atau kurang dari keperluan. Selain itu, produksi trombin harus dimulai dan berakhir tepat pada saat yang diperlukan. Dalam tubuh terdapat lebih dari dua puluh zat kimia yang disebut enzim yang berperan dalam pembentukan trombin. Enzim ini dapat merangsang ataupun bekerja sebaliknya, yakni menghambat pembentukan trombin. Proses ini terjadi melalui pengawasan yang cukup ketat sehingga trombin hanya terbentuk saat benar-benar terjadi luka pada jaringan tubuh. Segera setelah enzim-enzim pembantu proses pembekuan darah tersebut mencapai jumlah yang cukup, kumpulan protein yang disebut fibrinogen terbentuk. Dalam waktu singkat, terbentuklah benangbenang yang saling bertautan, saling beranyaman dan membentuk jaring pada tempat keluarnya darah. Sementara itu, trombosit atau keping-keping darah yang sedang berpatroli tanpa henti, terperangkap dalam jaring dan mengumpul di tempat yang sama. Apa yang disebut dengan gumpalan darah beku adalah penyumbat luka yang terbentuk akibat berkumpulnya keping darah yang terperangkap ini. Ketika luka telah sembuh sama sekali, gumpalan tersebut akan hilang. E. Mekanisme Penutupan Luka Ketika luka pada tubuh mulai mengeluarkan darah, sebuah enzime yang disebut tromboplastin yang dihasilkan sel-sel jaringan yang terluka bereaksi dengan kalsium dan protrombin di dalam darah. Akibat reaksi kimia, jalinan benang-benang yang dihasilkan membentuk lapisan pelindung, yang kemudian mengeras. Lapisan sel-sel paling atas akhirnya mati, dan mengalami penandukan sehingga membentuk keropeng. Di bawah keropeng ini, atau lapisan pelindung, sel-sel baru sedang dibentuk. Ketika sel-sel yang rusak telah selesai diperbaharui, keropeng tersebut akan mengelupas dan jatuh. Sistem yang memungkinkan pembentukan darah beku, yang mampu menentukan sejauh mana proses pembekuan harus terjadi, dan yang dapat memperkuat serta melarutkan gumpalan darah beku yang telah terbentuk, sudah pasti memiliki kerumitan luar biasa yang tak mungkin dapat disederhanakan. Sistem tersebut bekerja tanpa kesalahan sekecil apa pun bahkan hingga pada bagian-bagiannya yang terkecil sekalipun.

F. Penyakit Pembekuan Darah Penyakit Penyakit von Willebrand Angka Kejadian Relatif sering Keterangan Kekurangan atau tidak ada faktor von Willebrand (protein yg mengikat trombosit pada dinding pembuluh darah yg robek) atau kekurangan faktor VII Kekuarangan granul trombosit yg menyebabkan gangguan pada pembentukan gumpalan trombosit Merupakan bentuk penyakit storage pool yg khusus Gangguan respon trombosit terhadap rangsangan untuk membentuk gumpalan Hilangnya protein di permukaan trombosit yg diperlukan untuk pembentukan gumpalan trombosit Hilangnya protein di permukaan trombosit & trombosit yg berukuran besar yg tidak menempel pada dinding pembuluh darah Beratnya Pendarahan Ringan sampai sedang; bisa berat pada penderita yg memiliki faktor von Willebrand sangat sedikit Ringan

Penyakt storage pool

Relatif jarang

Sindroma Ch?diakHigashi & Hermansky-Pudlak Disfungsi tromboksan A2 Trombastenia

Jarang

Bervariasi

Sangat jarang

Ringan

Jarang

Bervariasi

Sindroma BernardSoulier

Jarang

Bervariasi

BIOLOGI PEMBEKUAN DARAH

Oleh: Brawiswa Putra, I Gede Dessy Silvia Tanaya Detritha S, A.A. Dhidhi Pradnya S, I Putu Diannita Theray (XI-P8/06) (XI-P8/07) (XI-P8/08) (XI-P8/09) (XI-P8/10)

SMA Negeri 1 Denpasar

You might also like