Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Orang muslim beriman kepada kewaiiban amar ma'ruI nahi mungkar bagi
semua orang Muslim yang mukallaI, mampu, mengetahui ma'ruI (kebaikan),
melihat ma'ruI tersebut ditinggalkan manusia, atau mengetahui mungkar,
melihat mungkar tersebut dikeriakan manusia, mampu memberikan perintah,
dan mampu melakukan perubahan dengan tangannya, atau lisannya.
Amar ma'ruI nahi mungkar adalah kewaiiban agama terbesar seteah
kewaiiban iman kepada Allah Ta'ala. Sebab, Allah Ta'ala menyebutkannya
dalam Al-Qur'an bersanding dengan iman kepada-Nya. Allah Ta'ala
berIirman, "Kalian umat terbaik vang dilahirkan untuk manusia. kalian
menvuruh kepada vang maruf. dan mencegah dari vang mungkar dan
beriman kepada Allah." (Ali Imran: 110).
Orang muslim meyakini itu semua karena dalil-dalil wahyu dan dalil-dalil
akal.
1.2Perumusan Masalah
1. Apa dan bagaimana pengertian Amar Ma`ruI Nahi Munkar?
2. Bagaimana pengertian melaksanakan Amar Ma`ruI Nahi Munkar?
3. Bagaimana hadist tentang Amar Ma`ruI Nahi Munkar?
4. Bagaimana ancaman bagi yang meninggalkan Amar Ma`ruI Nahi
Munkar?
1.3Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian Amar Ma`ruI Nahi Munkar.
2. Untuk mengetahui pengertian melaksanakan Amar Ma`ruI Nahi
Munkar
3. Untuk mengetahui hadist tentang Amar Ma`ruI Nahi Munkar
4. Untuk mengetahui ancaman bagi yang meninggalkan Amar Ma`ruI
Nahi Munkar
BAB II
PEMBAHASAN
2.1Pengertian Amar Ma`ruf Nahi Munkar
Amar ma`ruI nahi munkar, kalimat bahasa Arab yang telah meng-
Indonesia. Asalnya adalah ' ~ ` -~ ' . = .+ -' - ~' "
Memperhatikan berbagai kamus bahasa Arab, seperti :
1. Lisnul Arab karya Asy-Syeikh Abu Al-Fadhl Jamluddn ibnu Mukrom
ibnu Manzhr Al-Mishr rhm.
2. Al-Qms Al-Muhth karya Asy-Syeikh Maiduddn Muhammad ibnu
Ya`qb Al-Fairzabd rhm.
3. Al-Mu`iam Al-Wasth karya Lembaga Bahasa Arab Mesir
Ar-Rid karya Jubron Mas`d.
4. Qms Al-Murbawi karya Al-Ustdz Muhammad Idrs Abdurro-I Al-
Murbawi.
5. Kamus Arab Indonesia karya ProI. H. Mahmud Yunus.
6. Kamus Al-Munawwir karya Al-Ustadz Ahmad Warson Munawwir.
7. Al-Muniid karya Louis Ma`luI yang terus dikembangkan oleh Lembaga
Katholik Libanon.
Maka berikut ini kami simpulkan pengertian amar ma`ruI nahi munkar secara
ringkas
Al-Amru artinya menuntut pengadaan sesuatu, sehingga
pengertiannya mencakup; perintah, suruhan, seruan, aiakan, himbauan serta
lainnya yang menuntut dikeriakannya sesuatu. Sedang Al-Ma`rI artinya
sesuatu yang dikenal baik ( kebaiikan ), yaitu segala perbuatan baik menurut
Syari`at Islam dan mendekatkan pelakunya kepada Allah SWT. Jadi Al-Amru
bil Ma`rI artinya adalah menuntut mengadakan segala kebaiikan.
An-Nahyu artinya mencegah pengadaan sesuatu, sehingga pengertiannya
mencakup; melarang, meniauhkan, menghindarkan, menentang, mengancam,
melawan, peringatan, teguran, menyudahi serta lainnya yang mencegah
dikeriakannya sesuatu. Sedang Al-Munkar artinya sesuatu yang diingkari (
kemunkaran ), yaitu segala perbuatan munkar menurut Syari`at Islam dan
meniauhkan pelakunya dari pada Allah SWT. Jadi An-Nahyu anil Munkar
artinya adalah mencegah mengadakan segala kemunkaran.
Dalam istilah Iiqih, amar ma`ruI nahi munkar biasa disebut dengan
istilah " ~ =' " ( Al-Hisbah ). Lihat Mu`iam Lughoh Al-Fuqah` karya guru
saya tercinta, ProI. DR. Muhammad Rowws Qol`ahii, Guru Besar Fiqih di
King Saud University, Riyadh Saudi Arabia. Lihat pula Al-Qms Al-
Fiqhi, karya Asy-Syeikh Sa`di Abu Jaib, serta Ensiklopedi Islam terbitan PT.
Ichtiar Baru Van Hoeve. Dengan demikian secara sederhana maksud istilah
Amar ma`ruI nahi munkar yang telah meng-Indonesia tersebut adalah
menyerukan kebaiikan dan mencegah kemunkaran.
Amar Ma`ruI merupakan pilar dasar dari pilar-pilar akhlak yang mulia
lagi agung. Kewaiiban menegakkan kedua hal itu adalah merupakan hal yang
sangat penting dan tidak bisa ditawar bagi siapa saia yang mempunyai
kekuatan dan kemampuan melakukannya. Bahkan Allah SWT beserta Rasul-
Nya mengancam dengan sangat keras bagi siapa yang tidak melaksanakannya
sementara ia mempunyai kemampuan dan kewenangan dalam hal tersebut.
Mari kita perhatikan hal-hal berikut ini:
NJ. No.v v0
M `Lf MM6Bb
Mv0. BMBB)
1. MNoBb P
00.
.1Bb
an hendaklah ada di antara kamu segolongan umat vang menveru kepada
kebaiikan. menvuruh kepada vang maruf dan mencegah dari vang munkar.
merekalah orang-orang vang beruntung.` (QS Ali Imran. 104)
Di dalam Al-Qur`an, Allah SWT menegaskan bahwa manusia
diciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Namun, kemuliaan manusia
ternyata tidak terletak pada keindahan Iisiknya. Kalau manusia dianggap
mulia dengan sebab badannya yang besar, tentu akan lebih mulia binatang
ternak seperti sapi, kerbau, unta, gaiah dan sebagainya yang memiliki berat
badan iauh lebih berat. Karenanya bila manusia hanya mengandalkan
kehebatan dan keagungan dirinya pada berat badan, maka dia bisa lebih
rendah kedudukannya daripada binatang ternak yang kemuliaannya terletak
pada berat badannya. Allah SWT berIirman:
Mf. B0.: .o
b1MMdm .v 6Bb 6Bb.
F ==1 L1C N .f
B6 ==1. 0 N
M B6 ==1.
bb. N ./ B6 P
00 J.BCAH V)
:V+0 P 00
.1Bb
an sesungguhnva Kami iadikan untuk isi neraka iahanam kebanvakan dari
iin dan manusia. mereka mempunvai hati. tetapi tidak dipergunakannva
untuk memahami (avat-avat Allah) dan mereka mempunvai mata (tetapi)
tidak dipergunakannva untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah). dan
mereka mempunvai telinga (tapi) tidak dipergunakannva untuk mendengar
(avat-avat Allah). Mereka itu seperti binatang ternak. bahkan mereka lebih
sesat lagi. Mereka itulah orang-orang vang lalai.` (QS 7. 179).
Oleh karena itu, kemuliaan manusia bisa kita pahami dari iman dan
amal shaleh atau kebaikannya dalam bersikap dan bertingkah laku, di
manapun dia berada dan dalam keadaan bagaimanapun situasi dan
kondisinya. Itu sebabnya, semakin banyak perbuatan baik yang dilakukannya,
maka akan semakin mulia harkat dan martabatnya di hadapan Allah SWT. Di
sinilah letak pentingnya bagi kita untuk berlomba-lomba dalam kebaikan
sebagaimana Iirman Allah:
VN. .
BM.v F FbfJBB
.MMBb P 0 Bv
FbNV 0 N) Bb
BT P f Bb P`V VH
0A MMC
an bagi tiap-tiap umat ada kiblatnva (sendiri) vang ia menghadap
kepadanva. Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan. i
mana saia kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian
(pada hari kiamat). Sesungguhnva Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.`
(QS 2. 148).
http://www.al-ikhwan.net/amar-maruI-nahi-munkar-131/
http://haditsarbain.wordpress.com/2007/06/09/hadits-34-amar-maruI-nahi-
munkar/
http://ar-risalah1.blogspot.com/2008/08/amar-maruI-nahi-munkar.html
http://manakib.wordpress.com/category/risalah-al-muawwanah/
http://www.vbi-attaqwa.org/2009/06/10/amar-maE28099ruI-dan-nahi-
munkar/