You are on page 1of 22

Budaya Konsumerisme, Boros, Foya-foya, Hurahura, Hedonisme

10 April 2009 tags: budaya, cafe, clubbing, degradasi jaman, dugem, hedonisme, hura-hura, konsumerisme, Mahasiswa, mahasiswi, mall, remaja oleh ayatquran Al Quran : (17) Al Israa : Ayat 26 Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. (QS. 17:26) Al Quran : (17) Al Israa : Ayat 27 Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya. (QS. 17:27) http://ayatquran.wordpress.com/

Rosululloh saw bersabda: "Takutlah (bertaqwalah) kepada kedzoliman karena kedzoliman akan menjadi kegelapan pada hari qiyamat. Dan takutlah (taqwalah) kepada kekikiran, karena kekikiran telah membinasahkan orang-orang sbelum kalian sehingga membawa mereka menumpahkan darah dan merobek-robek kehormatan". (HR. Muslim: 16/134 Syarah An-Nawawi) http://nurulilmi.com/maudhui/ahlaq-a-adab/246-hakekat-taqwa.html

Hadits tentang Kezaliman & Kekikiran Diposkan oleh Ari Ibnu Umar | di 14:49 Sabtu, 11 Desember 2010 | Label: Akhlak, Hadist Rasul SAW bersabda: "Takutlah kepada kezaliman, karena kezaliman itu adalah kegelapan hari kiamat. Takutlah kepada sifat kikir karena sifat kikir inilah yang telah menyebabkan orang-orang sebelum kamu menumpahkan darahnya dan menghalalkan segala yg diharamkan kpd mereka". (HR. Muslim)

Intisari :
y y y y y y y y y y

Hadits Rasul Saw ini berbicara ttg 2 dosa yg harus diwaspadai manusia; yaitu kezaliman & kekikiran Kezaliman adalah kegelapan hidup di dunia & akhirat. Sbb kezaliman tdk akn membawa manfaat bg pelakunya. Hidupnya tdk akn tenang, keresahan mendera jiwa Khawatirlah dgn doa org yg terzalimi, sbb tidak ada hijab antara dia dgn Allah. Doa org terzalimi diqabul Allah Kezaliman pasti akan berbuah 'pembalasan', baik di dunia maupun akhirat. Cara menuntaskan kezaliman kpd sesama tiada lain adalah (raddul mazhalim) mengembalikan hak org yg dizalimi Kikir akan menimbulkan ketamakan & keserakahan. keserakahan itulah yg membuat manusia slg membunuh & menghalalkan segala cara Manusia kikir akan jauh dari Allah. Jauh dari manusia lain. Jauh dr surga dan dekat ke neraka. Seorg muslim pantang kikir dan harus memiliki kepedulian. Muslim yg tdk peduli dlm QS. Al Ma'un disebut sbg 'pendusta agama'. Cara menghilangkan kekikiran adlh berbagi & tdk menumpuk harta. Berbagi di jalan Allah tdk sedikit pun mengurangi harta. Bahkan bertambah, bertambah & bertambah.

Wassalam, Bobby Herwibowo Majlis Al Kauny http://maribacalah.blogspot.com/2010/12/daarut-tauhiid-wasiat-rasul-hadits-ttg.html

Murah hati, Boros, Kikir

Tangan yang di atas (pemberi) lebih baik daripada tangan yang di bawah (penerima). (HR. Al Bukhari) Maafkanlah kesalahan orang yang murah hati (dermawan). Sesungguhnya Allah menuntun tangannya bila dia terpeleset (jatuh). Seorang pemurah hati dekat kepada Allah, dekat kepada manusia dan dekat kepada surga. Seorang yang bodoh tapi murah hati (dermawan) lebih disukai Allah daripada seorang alim (tekun beribadah) tapi kikir. (HR. Athabrani) Barangsiapa melakukan pemborosan (royal dan tabdzir) maka Allah akan mencegahnya dari perolehan (rezekiNya). (HR. Asysyihaab) Tidak akan berkumpul dalam hati seorang hamba kekikiran dan keimanan. (HR. Aththalayisi) Jauhilah kekikiran. Sesungguhnya kekikiran itu telah membinasakan (umat-umat) sebelum kamu. (HR. Muslim) http://selaras.web44.net/boros.php

Murah Hati - Boros - Kikir 1. Tangan yang di atas (pemberi) lebih baik daripada tangan yang di bawah (penerima). (HR. Bukhari) 2. Maafkanlah kesalahan orang yang murah hati (dermawan). Sesungguhnya Allah menuntun tangannya jika dia terpeleset (jatuh). Seorang pemurah hati dekat kepada Allah, dekat kepada manusia dan dekat kepada surga. Seorang yang bodoh tapi murah hati (dermawan) lebih disukai Allah daripada seorang alim (tekun beribadah) tapi kikir. (HR. Ath-Thabrani)

3. Barangsiapa melakukan pemborosan (royal dan tabdzir) maka Allah akan mencegahnya dari perolehan (rezekiNya). (HR. Asysyihaab) 4. Tidak akan berkumpul dalam hati seorang hamba kekikiran dan keimanan. (HR. Aththalayisi) 5. Jauhilah kekikiran. Sesungguhnya kekikiran itu telah rnembinasakan (umat-umat) sebelum kamu. (HR. Muslim) 6. Kemurahan hati adalah dari (harta) kemurahan hati dan pemberian Allah. Bermurah hatilah niscaya Allah bermurah hati kepadamu. (HR. Ath-Thabrani)

Sumber: 1100 Hadits Terpilih (Sinar Ajaran Muhammad) - Dr. Muhammad Faiz Almath - Gema Insani Press http://www.fadhilahislam.co.tv/2009/09/murah-hati-boros-kikir.html

Dosa Orang Kikir Oleh Administrator Yasmin Rabu, 27 Agustus 2008 18:43 Rasulullah saw sibuk menjalankan thawaf di Kabah. Beliau melihat seorang lelaki yang memegangi tirai Kabah seraya berkata, Ya Allah, demi kesucian rumah ini, ampunilah aku. Rasulullah saw tertarik melihat perilaku orang ini; sambil mendekatinya beliau bertanya, apa dosamu? Dia menjawab, Dosa saya lebih besar dari apa yang dapat saya sampaikan. Celakalah engkau, dosamu yang lebih besar ataukah bumi? Dosa saya jauh lebih besar, jawabnya. Dosamu jauh lebih besar ataukah gunung-gunung? Tanya Rasulullah Saw. Dosa saya jauh lebih besar. Dosamu yang lebih besar ataukah langit? Dosa saya. Dosamu lebih besar ataukah arsy Allah? Dosa saya. Dosamu yang lebih besar ataukah Allah. Allah yang Maha Agung dan Maha Tinggi. Celakalah engkau! Sebutkanlah kepadaku dosamu.

Wahai Rasulullah, saya adalah seorang yang kaya raya dan setiap kali ada orang miskin datang dan meminta-minta, saya merasa seakan-akan dia adalah api yang menyambar tubuh saya (dan saya segera mengusirnya). Mendengar pernyataan ini Rasulullah Saw bersabda, Menjauhlah dariku, janganlah kau bakar aku dengan apimu. Aku bersumpah demi Yang Membimbing dan Memuliakanku! Sekiranya engkau berdiri di antara rukun dan makam, dan menunaikan shalat selama 2.000 tahun, dan engkau menangis sehingga tetes air matamu menjadi aliran sungai, dan tumbuh-tumbuhan menghisap air tersebut, lalu engkau mati dalam keadaan kikir, maka pasti Allah akan melemparkanmu ke neraka Jahannam. Celakalah engkau! Tidakkah engkau mengetahui bahwa Allah berfirman, Maka di antara kamu ada yang kikir dan siapa yang kikir sesungguhnya dia hanya kikir kepada dirinya sendiri. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung. Kikir merupakan salah satu tanda kecintaan terhadap dunia; yaitu enggan memberikan sesuatu kepada orang lain dan selalu mengumpulkan dan menimbun harta. Kikir merupakan salah satu perangkap setan, sehingga manusia enggan memberi, menolong dan berkorban demi orang lain. Dalam hadis disebutkan, Orang kikir sama sekali tidak akan masuk surga. Allah Swt berfirman, (Yaitu) orang-orang yang kikir dan menyuruh orang lain berbuat kikir dan menyembunyikan karunia Allah, yang telah diberikan-Nya kepada mereka. Dan Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir siksa yang menghinakan. (QS. An-Nisa: 37). Rasulullah Saw bersabda, Orang bodoh yang dermawan jauh lebih disukai Allah dari pada seorang ahli ibadah yang kikir. Begitu tercelanya sifat kikir ini, sehingga orang yang kikir akan merasa sakit hati jika menyaksikan seseorang yang memberikan hartanya kepada orang lain. Dia akan menekan keluarganya dan tidak senang jika ada tamu yang datang ke rumahnya, bahkan dia tidak akan bertamu ke rumah orang lain agar tidak ada orang yang bertamu ke rumahnya, atau bahkan tidak akan berteman dengan orang-orang yang dermawan. Karena begitu berbahaya, Rasulullah senantiasa berlindung kepada Allah dari sifat kikir. Wallahu alam bi ash-shawab. (Sulistyo)
http://www.madrasahgemilang.org/beranda-mainmenu-1/192.html?task=view

LARANGAN KIKIR
A. Pengertian Kikir Kikir dalam bahasa arab "Bakhil" dan menurt istilah sifat seseorang yang amat tercela dan hina,tida hendak mengelur harta yang wajib di kelurkan Baik dalam ketentuan agama seperi Zakat, nafkah keluarga atau menurut ketentuan prikemanusian seperti sedekah, infak, dan hadiah. Dalam kehidupan sehari-sehari, kita sering melihat banyak orang dengan pola hidup yang mewah tetapi kikir pada orang lain. kelompok orang semacam ini suka mengeluarkan harta berlebih-lebihan namun mereka engan untuk mendermakan pada orang lain atau sesamanya yang tengah di himpit kesulitan.

Pola hidup semacam ini telah di sinyalir dalam AL-Qur'an khususnya Surat AL-Isra Ayat 29-30 (29) (30) Artinya: Danjanganlah engkau jadikan tanganmu terbelengu pada lehermu dan janganlah (pula) engkau terlalu mengulurkanya (sangat pemurah) nanti kamu menjadi tercela dan menyesal. Sungguh tuhanmu melapangkan rizki bagi siapa yang dia khendaki dan memebatasi (bagi siapa yang dia khendaki); sugguh dia maha mengetahui dan maha melihat hamba-hambanya. Yang dimana dalam dua surat ini sebenarnya mengancam dua pola hidup extrim yang ada pada sebagian manusia yakni kikir dan boros. B. Larangan Kikir Harta adalah karunia Allah SWT. Meskipun tidak sedikit orang yang menganggap harta itu miliknya sendiri ia merasa kerja keras untuk mendapat harta itu. zaman sekarang banyak sekali orang yang mendewa-dewakan hartanya dan itu termasuk sikap tercela termasuk perbuatanperbuatan kikir Perbuatn kikir dapat di sebabkan beberapa faktor: a. Karena hartanya merasa milik sendiri b. Karena takut harta mereka berkurang Sebagai mana tercantum dalam Q.S Al-Baqoroh ayat 268 Artinya: Setan menjanjikan (menakuti)kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir)sedangkan Allah akan menjanjikan untukmu ampunan darinya dan karunia dan Allah maha luas karunianya dan lagi maha menetahui. c. Tidak punya rasa kasih sayang d. Merasa dirinya lebih dari orang lain Padahal kikir tidak bisa dibiarkan berturut-turut karen acept maupun lambat akan merugikan bagi dirinya sendiri maupun orang lain jadi sikap kikir di larang dalam agama. C. Danpak Dan Penangulangannya Dari Sikap Kikir 1. Dampak Dari kikir Tercantum dalam Q S ali imron ayat 180

Artinya : Dan jangan lah orang-orang yang kikir dangan apa yang telah dikaruniakan alloh kepadanya mengira bahwa kekiran itu baik bagi mereka kelak harta yang mereka kikirkan itu akan dikalungkan dilehernya dihari kiamat dan kepunyaan alloh segala pusaka yang dilangit dan di bumi dan alloh menetahui apa yang kamu kerjakan. Dalam ayat di atas ditegaskan bahwa sipat kikir itu perbuatan tercela dan kelak mereka juaga akan memdapatkan belasan dari perbuatan mereka sendiri karena harta yang tidak dinafkahkan dijalan alloh akan dikalungkan diakhirat nanti. Maka janagn beranggapan bahwa kekikiran menguntungkan harta benda orang kikr beranggapan bahwa menyimpan harta untuk dirinya sendiri itu baik, aqkan tetapi secara tidak sadar mereka telah di perbudak oleh harta itu sendiri Orang yang kikir ini juga akan menyebabkan mala petaka yang besar terhadap suatu masyarakat

karena penyakit ini bisa menanamakan rasa dengki dan iri hati dalam jiwa. Sebagiman tercantum dalam Q.S Al Lail Ayat 8-11 (8) (9) (10) (11) Artinya : Adapaun orang yang kikir dan meras dirinya merasa serba kecukupan dan mendustakan dengan kebaikan maka kami akan mudahkan dia kejalan yang payah dan hartanya tidak akan menolong dia apabila dia terjerumus Pada ayat di atas alloh menerangkan bahwa harta yang di tumpuk-tumpuk dan yang dikikirkan itu tidak akan berguna baginya apabila telah mati, tidaka aka nada yang dibawanya kedalam liang kubur dan alloh akan menyediakan mereka jalan yang sulit. Dan suatu hadits yang diriwayatkan muslim yang diterima jabir bin Abdullah yang Artinya : Dan takutlah kalian semua pada perbuatan aniyaya sesunguhnya aniyaya itu merupakan kegelapan pada hari kiamat nanti dan takutilah kami bersikap kikrir sesunguhnya kekikiran itu telah menghancurkan orang orang sebelum kamu sikap kikir itu telah membawa mereka pada pertumpahan darah ( diantara mereka ) Dalam hadits diatas nabi menggingatkan kepada kita agar jangan saling berbuat aniaya dan bersikap kikir Karen asikap kikir hanya akan menimbulkan kehancuran saling memebunuh dan saling melanggar larangan umat terdahulu Alloh memberikan pada orang kikir supaya merubah cara mereka berpikir dan alloh swt, telah memberi mereka banyak karunia baik berupa harta, ilmu, kemegahan, maupun macam macam kedunian lainnya, akan tetapi setelah karunia itu diterimanya justru dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dia enggan memeberikan sedekahnya untuk orang lain Dalam sebuah hadits rosul menegaskan bahwa orang yang kikir tidak akan masuk surga. Artinya : Tidak akan masuk surga orang orang yan menipu, bakhil (kikir) dan orang-orang yang buruk mengurus miliknya ( H R Tirmidzi ) Riwayat lain yang Artinya : Dan orang-orang yang bakhil (kikir) itu jauh dari alloh, jauh dari manusia, jauh dari surga dan dekat pada neraka. ( H R tirmidzi ) 2. Penagulanga Dari Sikap Kikir Semua masalah pasti ada solusinya / penagullanganya, baik itu lahir maupun batin, kikir adalah salah satu masalah yang merusak ketentraman jiwa seseorang. Oleh sebaba itu sipat kikir jangan di biarkan berturut-turut. Ada beberapa penawar yang dapat menyembuhkan seeorang dari sipat kikir. a) Keyakinan dibawah segala sesuatu itu milik alloh sempat tercantum dalam Q S Ali Imron ayat 109 i. Artinya : Kepunyaan alloh ialah segala yang ada di langit dan di bumi, dan kepada allohlah dikembalikan segala urusan. Ketika seeorang telah merasa bahwa segala sesuatu milik alloh maka ia tidak merasa memiliki terhadap benda andi kata ia diberi keleluasaan rizki oleh alloh maka hatinya akan terorong untuk bersodaqoh. b) Banyak bersyukur atas nikmat yang alloh berikan seperti tercantum dalam Q.S ibrahim ayat 7 i.

Artinya : Sesunguhya jika kamu bersyukur pasti kami akan menambah nikmat kepadamu dan jika kamu menginkari (nikmat-ku) maka sesunguhnya azabku sangat pedih. Dalam ayat di atas di jelaskan bahwa konsekwensinya jika seorang menyukuri nikmat alloh (menginfakan harta di jalan alloh). Maka alloh memberi tambhan yang lebih baik. Namun apabila mengingkarinya maka ingtlah sesungunya azab alloh sangat pedih. Selanjunya orang yang senantiasa bersyukur hidup akan merasa berkecukupan dengan apa yang diberiksan. c) Adanya motivasi untuk bersodaqoh Kita Memahami Sebuah Ayat Yang Tercantum Dalam Q S Al Baqoroh ayat 261. Artinya : Perumpamaan orang-orang yang meninfakan hartanya di jalan alloh adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir pada setiap butir seratus biji. Alloh melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yanh ia khendaki. Dan alloh maha luas karuninya lagi maha mengetahui. Jadi perbandingan harta yang di infakan di jalan alloh itu 1 : 700. Jadi teman-teman yang kami cintai ini boleh dikatakan motivasi dari alloh agar kita rajin sodaqoh. Walaupun tujuan utama kita beramal bukan pahala dan takut siksa melainkan mengharap Ridho Alloh SWT. http://f4tu.blogspot.com/2009/08/larangan-kikir.html
terlampau hemat memakai harta bendanya; pelit; lokek; kedekut: orang yg -- tidak banyak sahabat; kekikiran n perihal (sifat) kikir: ~ lintah darat itu terkenal di seluruh kampong

http://www.artikata.com/arti-335163-kikir.html
berlebih-lebihan dl pemakaian uang, barang, dsb: orang yg hidupnya -- tak akan menjadi kaya; 2 lepas, terurai (tt tali yg dikaitkan): tali gasingnya --; 3 banyak dl pemakaian tenaga, bensin, dsb (tt mesin dsb): mobilnya -- bensin; memboroskan v memakai (mengeluarkan) uang, barang, dsb secara berlebih-lebihan; menghamburhamburkan uang dsb: ia - gajinya untuk berfoya-foya; pemboros n 1 orang yg berlebihan dl pemakaian uang, barang, dsb; 2 tabiat boros;

http://www.artikata.com/arti-322359-boros.html MENGAPA KITA BOROS Selasa, 26 Desember 2006 @ 15:41 WIB - Diari Mengapa ya kita menjadi boros ? Aku sendiri tak tahu penyebab pastinya tapi saya pikir kita boros karena kita ini tidak bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Misalnya dalam hal membeli sesuatu, kita tidak pernah berpikir apakah barang kita beli itu benar2 kita butuhkan untuk saat ini, tapi yang kita pikirkan saat itu adalah kita sangat menginginkan barang itu dan bagaimana cara kita mendapatkannya. Itulah mungkin yang membuat kita menjadi boros. Meskipun pada saat ini kita banyak uang, jika kita pernah berpikir tentang kebutuhan dan keinginan maka belanja bisa2 tak terkendali. bagaimana menurut kalian...

http://www.bloggaul.com/khoiri_se/readblog/59132/mengapa-kita-boros

Solusi mengatasi sifat boros


Apakah Anda selalu boros dalam pengeluaran Anda? Bila ya, maka tips dibawah ini semoga bisa membantu Anda untuk mengatasi sifat boros Anda: 1.Buat batasan terhadap diri Anda sendiri. Kenapa Anda tidak coba membatasi pengeluaran Anda sendiri dan mencoba mematuhi batas tersebut? Anda bisa coba membuat Anggaran Pengeluaran Keluarga dan mencoba mematuhi anggaran tersebut. Ingatlah bahwa salah satu gunanya membuat anggaran adalah untuk membatasi diri Anda sendiri dalam mengeluarkan uang. 2.Jangan mudah tertarik melihat suatu barang hanya karena barang itu bagus. Jangan khawatir, tidak hanya Anda yang suka lapar mata. Terkadang setiap orang juga sering lapar mata, dan ini manusiawi. Bedanya, ada orang yang bisa mengendalikan lapar mata itu, dan ada yang tidak. Ada banyak barang bagus di toko, tapi ketahuilah, kalau Anda tidak bisa mengendalikan lapar mata Anda, Anda akan terus menerus membeli, padahal uang Anda mungkin terbatas. 3.Jangan mudah tertarik melihat suatu barang hanya karena barang itu didiskon. Tidak peduli berapapun diskonnya, kalau Anda memang tidak membutuhkan barang tersebut, kenapa Anda harus membeli? Suatu transaksi jual beli barang seharusnya terjadi karena adanya kebutuhan, bukan karena adanya diskon, entah berapapun besarnya diskon tersebut. Sekali lagi, semua itu kembali kepada diri Anda. Anda sendirilah yang bisa mencegah sifat boros Anda. Saya tidak bisa mengubah Anda. Hanya Andalah yang bisa mengubah diri Anda. Tetapkan tekad terlebih dulu untuk mengubah sifat boros Anda, karena percuma Anda mencoba menekan sifat boros Anda kalau Anda tidak menetapkan tekad terlebih dulu dalam hati Anda.
http://www.benih.net/lifestyle/gaya-hidup/solusi-mengatasi-sifat-boros.html

Hidup boros Penyebab hidup boros diantaranya adalah karena kejahilan dan kebodohan kita. Karena kita kurang ilmu, kurang pengetahuan bisa menyebabkan boros. Beberapa hari lalu saya berbincang dengan tukang becak yang biasa mangkal di perumahan saya, daerah bekasi. Dia terlihat sedang sedih. "Pusing Mas, tidak cukup untuk biaya anak-anak, susah sekarang mencari nafkah, buat rokok aja tidak cukup". Lalu saya tanya "memangnya Abang berapa penghasilan?" "Kadang Rp.12.000,- kalau merokok daripada pusing" "Berapa sebungkus?" "Justru itu sekarang Rp. 5.000,-"

"Sehari berapa bungkus?" "Orang lain mah 3 bungkus, kalo abang mah cuma 2 bungkus". "Berarti Rp.5.000 X 2 = Rp.10.000,-X sebulan,=Rp. 300.000,- , jika dikali setahun menjadi 3.600.000,-, itu belum termasuk korek apinya, belum baju bolong, karena tidak pandai berhitung dengan baik. Anak bayaran Rp.10.000,- tidak dapat dibayarkan sehingga dikeluarkan dari sekolah, tapi kalau untuk merokok Rp.300.000,-sebulan bisa". ****** Banyak diantara kita yang tidak mengerti resiko apa yang kita lakukan karena kejahilan kita. Makin kita kurang ilmu, makin kurang pengetahuan, makin berpeluang hidup boros, makanya negaranegara kurang ilmu sudah miskin boros lagi. Sekarang pilihan ada pada kita sendiri, hendak menjadi orang yang miskin tapi boros atau orang yang kaya dan smart?... \

http://www.klinikrohani.com/2008/07/hidup-boros.html
ISLAM MEMERANGI TINDAKAN MUBAZIR

Islam melarang umatnya untuk menghambur-hamburkan harta dan melarang keras tindakan mubazir. Tindakan mubazir adalah tindakan yang sangat tercela karena jika diperhatikan disekitar masyarakat masih banyak yang kekurangan dan butuh untuk mendapatkan sebagian harta yang dimiliki oleh orang yang lebih mampu, tapi karena dengan tindakan yang mubazir dan berpoya-poya sehingga mereka tidak mendapatkan apa yang seharusnya mereka dapatkan. Inilah mengapa Islam melarang tindakan mubazir dan alangkah baiknya harta yang ada pada orang yang lebih mampu untuk mensedekahkan atau membelanjakan pada jalan Allah. Islam menganjurkan atau memerintahkan umatnya untuk bersikap atau mempunyai sifat yang sederhana. Karena harta yang mereka pergunakan akan diminta pertanggungjawaban pada hari perhitungan. Seperti yang dikatakan oleh Nabi:

Tidak bearnjak kaki seseorang pada hari kiamat, kecuali setelah ditanya empat hal ...... dan tentang hartanya, darimana diperolehnya dan kemana dibelanjakan? . (Hadis Hasan Shahih riwayat Tirmidzi dikutip dari Yusuf Qardhawi, 1997)

Islam melarang seorang muslim untuk memperoleh hartanya dengan cara yang haram begitu pula Islam melarang membelanjakan untuk hal-hal yang dilarang oleh Allah swt. juga tidak dibenarkan untuk membelanjakan uang

dijalan yang halal dengan melebihi batas kewajaran atau boros. Hidup sederhana adalah tradisi Islam yang mulia baik dalam membeli makanan, pakaian, minuman dan kediaman atau dalam segi apapun dalam segala hal. Menurut Yusuf Qardhawi (1997) untuk memerangi sikap Mubazir ada beberapa hal diantaranya menjauhi hutang, menjauhi hidup bermewah-mewahan dan menjauhi hidup boros. 1. Menjauhi berhutang Setiap muslim dianjurkan untuk menyeimbangkan dantara pemasukan dan pengeluaran, antara uang pendapatan dan uang belanja, agar ia tidak terpaksa berhutang dengan orang lain karena berhutang akan menjadi beban untuknya.

2.

Larangan al-Quran terhadap manusia yang hidup mewah Tarf adalah sebuah sikap berlebihan dan bermewah-mewahan dalam menikmati keindahan dan kenikmatan dunia (Mu jam Alfadz al-Quran Al-Karim, 140H). Islam sangat membenci tarf, karena merupakan perbuatan yang menyebabkan turunnya adzab dan rusaknya sebuah kehidupan umat. Tarf juga merupakan sebuah perilaku konsumen yang jauh dari nilai-nilai syariah, bahkan merupakan indikator terhadap rusak dan goncangnya tatanan hidup masyarakat. Hal tersebut merupakan sunatullah dalam kehidupan dunia, apabila kemaksiatan dan kemungkaran telah merebak dalam kehidupan masyarakat, kerusakan dan kehancuran merupakan sebuah niscayaan. Al-Quran melarang mereka yang hidup dalam kemewahan, hidup yang mementingkan kesenangan dunia semata dan tidak mementingkan kepentingan akhirat. Yang dimaksudkan dengan kemewahan disini adalah meneggelamkan diri dalam kenikmatan dan bermegah-megahan. Jadi diharapkan bagi setiap muslim untuk menjauhi sifat yang bermegah-megahan. Hidup dalam kemewahan berarti hidup yang hanya mementingkan kehidupannya sendiri, mereka ingin bersenang-senang dan tidak mementingkan kehidupan disekitar mereka. Sehingga mereka lupa pada kewajiban mereka dan hak orang lain. Sehingga terjadilah ketimpangan dalam suatu segi kehidupan, yang kaya semakin kaya yang miskin semakin miskin, yang lebih menyekitkan lagi adalah uang yang mereka hasilkan adalah uang haram dan uang yang seharusnya milik masayarakat atau uang tersebut dari hasil korupsi, nepotisme dan kolusi dipergunakan hanya untuk kepentingan mereka saja.

3.

Larangan Al-Quran terhadap pemborosan dan menghamburkan harta Pemborosan berarti menghambur-hamburkan harta tanpa ada kemaslahatan atau tanpa mendapatkan pahala, sedangkan lawan dari pemborosan adalah kikir. Islam memuji orang yang memiliki sikap pertengahan diantara keduanya dan mengecam sikap pemborosan. Orang yang boros adalah orang yang suka menyelewengkan harta dan pangkatnya sehingga terjadilah kerusakan dimuka bumi serta hilangnya barokah dan nikmat yang telah diberikan olehnya. Pemborosan sangat ditentang oleh ajaran Islam. Pemborosan akan membuat manusia dalam kesibukan memenuhi nafsu birahi

dan kepuasan perut sehingga seringkali merupakan norma dan etika agama, karenanya menjauhkan diri dari Allah. Kata Al Imam Ar Razi, mewah adalah orang-orang yang disombongkan oleh kenikmatan dan kemudahan hidup. Pemborosan ini biasanya mencakup dua hal: pertama, membelanjakan untuk hal yang dilarang agama; kedua, membelanjakan untuk hal yang diperbolehkan agama: ketiga, membelanjakan untuk hal yang dimubahkan oleh agama.

Etika Islam dalam Memerangi Tindakan Mubazir y Menjauhi berhutang

Dalam sebuah hadis dikatakan:

Bagi para syuhada akan dihapuskan seluruh dosa mereka kecuali utang-piutang (yang belum mereka bayar). (Hr. Muslim dikutip dari Yusuf Qardhawi, 1997: 149).

Hadis ini menandakan betapa pentingnya memenuhi hak sesama manusia, sehingga mereka yang wafat dijalan Allah yang mempunyai derajat tinggi yang diharapkan tiap orang muslim, tidak bisa menebus dosanya jika ia masih mempunyai utang. Rasulullah melarang untuk menyalati jenazah yang meninggalkan hutang sedangkan dia tidak meninggalkan harta untuk membayar, sedangkan tidak ada orang yang menjamin. Orang yang berhutang selalu dihantui kegundahan, kegelisahan sehingga hidup terasa tidak tenang. Ketika beliau ditanya mengapa demikian?, Nabi menjawab, jika seorang berutang, ia tidak segan-segan berbohong dan mengingkari janji.. seperti doa Nabi:

Ya Allah! Jauhkanlah saya dari kegundahan dan kesedihan, kelemahan dan kemalasan, kebodohan dan kebakhilan, keberatan utang, serta tekanan dan paksaan orang. (HR. Muttafaqun alaihi dikutip dari Yusuf Qardhawi, 1997: 150)

y y

Hendaknya seorang muslim mensedekahkan atau membelanjakan harta benda pada jalan Allah. Islam menganjurkan atau memerintahkan umatnya untuk bersikap atau mempunyai sifat yang sederhana dalam membelanjakan harta. Tidak bermewah-mewahan dan hidup boros.

Menjaga aset yang pokok dan mapan. Sudah sepantasnya seorang muslim menjaga asetnya dan tidak sepatutunya memperbanyak uang belanja sehingga terpaksa menjual aset yang pokok dan mapan seperti menjual rumah atau lahan pertanian, perkebunan, pabrik dan bangunan yang mendukung kelangsungan hidupnya kecuali jika tersedak dan terpaksa bukan karena berpoya-poya atau bersenang-senang.

Dalam hidup bermewah-mewahan dan tindakan mubazir maka bagi mereka yang tenggelam didalamnya maka Allah akan mengancam mereka. Karena sepantasnya harta benda mereka pergunakan dalam kebajikan akan tetapi dipergunakan secara mubazir.

1.

Ancaman untuk orang yang tidak melunasi hutang. Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Ibnu Majah dan selainnya,

Barang siapa yang mengambil (pinjam) harta orang lain dengan tujuan untuk melunasinya, maka Allah akan melunasinya. Sebaliknya barang siapa yang mengambil atau berhutang harta orang lain dengan niat untuk merusaknya, maka Allah akan menghancurkan harta itu. (HR. Bukhari dan Ibnu Majah dikutip dari Mahmud M. Bablily, 1990: 169-174).

Menunda-nundanya orang kaya dalam membayar hutang, adalah suatu kezaliman. Dan apabila seorang dari kamu disuruh berpindah (menagih hutang) kepada orang lain yang mampu membayarnya, maka hendaklah ia mau berpindah.( Muttafaqun ilaih dikutip dari Mahmud M. Bablily, 1990: 169-174).

Rasulullah juga selalu berlindung dari hutang, sebagaimana berlindung dari kekufuran. Sabda-Nya: Aku berlindung dari kekufuran dan hutang. Maka bertanyalah seorang laki-laki kepada beliau: wahai Rasulullah apakah kufur dama dengan hutang? Rasulullah menjawab ya. (HR. Nasaa i dan Hakim dikutip dari Mahmud M. Bablily, 1990: 169-174).

2.

Serangan al-Quran terhadap manusia yang hidup mewah

Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyak generasi yang Telah kami binasakan sebelum mereka, padahal (generasi itu) Telah kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi. (Al An'am: 6)

Rasulullah bersabda, (diriwayatkan oleh Abdurrahman bin Ja far); sejelek-jeleknya umatku adalah orang yang dilahirkan dalam kenikmatan dan bermewah-mewahan, mempunyai makanan yang bermacammacam, pakaian yang berbeda corak dan warna, kenderaan segala tipe, serta sombong dalam omongan dan perkataan. (As-Suyuthi, jilid II).

Al-Quran melarang mereka yang hidup dalam kemewahan, hidup yang mementingkan kesenangan dunia semata dan tidak mementingkan kepentingan akhirat. Maksud dari kemewahan adalah meneggelamkan diri dalam kenikmatan dan bermegah-megahan. Al-Quran juga menjelaskan bahwa kemewahan adalah sifat utama penduduk neraka.

Dan golongan kiri, siapakah golongan kiri itu?.Dalam (siksaan) angin yang amat panas, dan air panas yang mendidih. Dan dalam naungan asap yang hitam. Tidak sejuk dan tidak menyenangkan. Sesungguhnya mereka sebelum itu hidup bermewahan. Dan mereka terus-menerus mengerjakan dosa besar. (Al-Waqiah: 41-46)

Mereka disiksa dengan siksaan yang pedih dan tidak merasakan kesenangan sedikitpun. Alangkah pedihnya penderitaan mereka yang hidup dalam kemewahan. Hidup mewah merupakan faktor utama datangnya bala dan azab serta jauhnya pertolongan Allah. Sperti apa yang telah dijelaskan Al-Quran.

Dan jika kami hendak membinasakan suatu negeri, Maka kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, Maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan kami), Kemudian kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya. (Al-Israa: 16)

Hingga apabila kami timpakan azab, kepada orang-orang yang hidup mewah di antara mereka, dengan serta merta mereka memekik minta tolong. Janganlah kamu memekik minta tolong pada hari ini. Sesungguhnya kamu tiada akan mendapat pertolongan dari kami. (Al Mukminuun: 64-65).

3.

Serangan Al-Quran terhadap pemborosan dan menghamburkan harta

Islam juga memerangi sikap boros, sebagaimana ia memerangi tindakan yang bermewah-mewahan. Banyak ayat yang menyinggung akan hal ini. Al-Quran melarang membelanjakan harta dan menikmati kehidupan ini dengan boros. Bahkan lebih dari itu Allah tidak menyukai orang-orang yang boros.

Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (Al A'raaf: 31)

Sikap boros juga adalah sikap orang yang melampaui kewajaran sehingga al-Quran mencapnya sebagai orang yang melampaui batas. Tentang Fir aun Al-Quran berkata,

Dari (azab) Fir'aun. Sesungguhnya dia adalah orang yang sombong, salah seorang dari orang-orang yang melampaui batas. (Ad-Dukhan: 31).

Dalam Al Quran orang yang boros atau menghambur-hamburkan harta disamakan sebagai saudara syetan. Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemborospemboros itu adalah Saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya. (Al Israa':26-27)

HIKMAH
Dari penjabaran diatas bisa diambil kesimpulan bahwa etika Islam dalam memerangi tindakan mubazir adalah seorang muslim menjauhi hutang karena dengan berhutang seorang muslim akan merasa resah dan gelisah apalagi jika ia tidak mampu untuk membayarnya maka ia tidak segan-segan berbohong dan mengingkari janji. Orang yang tidak membayar hutang adalah orang yang aniaya. Al-Quran melarang terhadap manusia yang hidup mewah, AlQuran melarang kepada hidup dalam kemewahan, hidup yang mementingkan kesenangan dunia semata dan tidak mementingkan kepentingan akhirat. Al-Quran melarang terhadap pemborosan dan menghamburkan harta Pemborosan berarti menghambur-hamburkan harta tanpa ada kemaslahatan atau tanpa mendapatkan pahala, sedangkan lawan dari pemborosan adalah kikir. Islam memuji orang yang memiliki sikap pertengahan diantara keduanya dan mengecam sikap pemborosan. Hendaknya seorang muslim mensedekahkan atau membelanjakan harta benda pada jalan Allah dan menjaga aset yang pokok dan mapan, tidak mejualnya kecuali dengan terpaksa.

http://www.bisnisislami.web.id/etika%20bisnis/islam%20memerangi%20tindakan%20mubazir.h tml

Menghalau Kekikiran dan Kecemburuan


April 7, 2008 at 7:05 am (islam) Menghalau Kekikiran dan Kecemburuan Allah memberitahukan kita dalam ayat berikut ini bahwa jiwa manusia dikuasai oleh sifat kikir. manusia itu menurut tabiatnya kikir dan jika kamu menggauli istrimu dengan baik dan memelihara dirimu (dari nusyuz dan sikap tak acuh) maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (an-Nisaa` [4]: 128) Jadi, sama halnya dengan sifat jahat lainnya, kita semua menurut tabiatnya selalu bergelut dengan perasaan-perasaan kecemburuan dan kekikiran yang berasal dari dalam diri kita sendiri. Orang akan berjuang menyucikan dirinya dari perasaan tersebut. Namun sebaliknya, ia tidak akan pernah mampu mengamalkan nilai ajaran moral yang ada di dalam Al-Qur`an dengan sepenuhnya dan tidak akan pernah mampu sepenuhnya meraih ridha Allah. Demikian pula halnya pada ayat Al-Qur`an lainnya, yang menyatakan bahwa manusia berselisih antara satu sama lainnya dan tersesat dari jalan yang lurus hanya kerena rasa iri. Mereka merasa bertentangan satu sama lainnya, meskipun mereka telah menerima Kitab yang membimbing mereka ke jalan yang lurus. Manusia itu adalah umat yang satu. (Setelah timbul perselisihan) maka Allah mengutus para nabi sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab dengan benar, untuk memberikan keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkan itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus. (al-Baqarah [2]: 213) Perumpamaan yang digambarkan dalam AlQur`an ini memiliki pengaruh yang besar dalam membantu manusia untuk memahami betapa besarnya bahaya yang disebabkan oleh iri hati. Walaupun sadar dan melihat dari jalan yang benar, seseorang dapat saja mengambil keputusan yang salah, hanya karena iri hati. Iri hati dan kikir mencegah seseorang untuk

berpikir rasional dan mengevaluasi setiap peristiwa dengan benar. Ketika dihadapkan pada situasi tertentu, seseorang yang tengah mengatasi rasa tersebut, mungkin tidak bisa bersikap sesuai dengan nilai-nilai ajaran Al-Qur`an. Ia tidak dapat berbicara tentang apa yang diperkenankan Allah atau berlaku ikhlas dan tulus. Dalam keadaan seperti itu, ia tidak akan bisa diatur oleh pikiran dan hati nuraninya, tetapi diatur oleh hawa nafsunya, mendengarkan bujukan dan rayuan setan. Hawa nafsu mengarahkan dirinya kepada tingkah laku setan. Agar tersucikan dari kekotoran ini, seseorang seharusnya lebih dulu dan lebih utama untuk dapat memahami bahwa iri hati dan kikir itu bertentangan dengan agama. Ia harus menyadari bahwa perasaan ini muncul dari nilainilai duniawi. Manusia menjadi iri hati atas harta dan kebaikan akhlaq orang lain, yang kemudian menjadikannya bersaing melawannya. Padahal, seorang mukmin sejati adalah mereka yang mampu menahan diri dari keterikatan pada harta benda duniawi yang terlalu berlebihan. Pada intinya, mereka hanya menginginkan akhirat. Seorang mukmin sejati mengetahui pasti bahwa kenikmatan duniawi itu adalah titipan dari Allah dan akan diambil kembali oleh-Nya ketika saatnya tiba. Walaupun ia dapat memperoleh kesenangan tersebut dengan cara yang diridhai Allah, ia tidak bernafsu mencurahkan seluruh tenaga untuk mendapatkannya dan tidak menjadi orang yang terlalu berambisi. Ia bersyukur kepada Allah atas segala yang telah dianugerahkan kepada dirinya dan dia mengetahui cara menjadi bagian dari apa yang telah ia miliki. Sebagaimana dinyatakan dalam ayat berikut, apabila Allah menganugerahkan lebih banyak berkah-Nya atas orang lain, ia tahu bahwa ini memiliki maksud. Kepunyaan-Nyalah perbendaharaan langit dan bumi; Dia melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyempitkan(nya). Sesungguhnya, Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. (asy-Syuura [42]: 12) Berpikir tentang Akhirat Dapat Melenyapkan Iri Hati Dan Kikir Setiap orang sedang diuji melalui karunia dari Allah berupa kecukupan dan kebaikan untuknya. Dengan demikian, dapat terlihat perbedaan antara mereka yang berusaha mendekatkan diri kepada Allah dengan penuh syukur dan kerendahan hati dan mereka yang tidak memiliki rasa terima kasih dengan meninggalkan ajaran moral AlQur`an. Karena itu, seseorang tampaknya tidak mungkin menjadi kikir atau iri hati atas keberkahan dunia yang dimiliki orang lain jika ia memahami bahwa kehidupan duniawi hanyalah tempat sementara yang semata-mata diciptakan Allah untuk menguji manusia. Misalnya, iri hati terhadap orang lain hanya karena kekayaan, ketampanan, atau dikaruniai kekuasaan. Sifat ini bertentangan dengan akhlaq yang terkandung dalam Al-Qur`an. Seseorang yang hidup dalam tingkatan akhlaq Al-Qur`an yang tinggi akan mengetahui dengan jelas bahwa Allah akan menganugerahkan keberkahan atas dirinya di akhirat kelak. Jadi, ia hidup dengan ketenangan pikiran dari kesadaran atas kebenaran yang dibawa AlQur`an. Akan tetapi, mereka yang gagal memahami takdir, kenyataan alamiah dari kehidupan dunia ini, kenyataan bahwa Allah adalah

Pencipta segala sesuatu dan memerintahkan mereka agar beriman kepada-Nya, terbawa oleh sifat iri hati dan kikir. Mukmin mana pun yang sadar akan kebenaran itu, menahan dirinya untuk melakukan perbuatan yang salah. Walaupun ini adalah sifat yang mencerminkan kemuliaan akhlaq AlQur`an, orang yang beriman akan berhati-hati dalam menjauhkan diri dari rasa iri hati. Sebagai gantinya, ia ingin bisa mencontoh kebaikan akhlaq dari saudara muslimnya. Harapannya untuk selalu terpelihara tidak membawanya kepada kekikiran. Dalam kaitannya dengan ayat AlQur`an yang menyatakan Berlombalombalah satu sama lainnya menuju kebaikan, ia berjuang dengan ikhlas untuk menjadi salah satu di antara hambahamba yang dicintai oleh Allah, serta melaksanakan kebaikan yang terkandung dalam AlQur`an dengan sikap yang sangat ideal. Sekalipun demikian, perlombaan ini tidak dilandaskan atas perasaan iri hati atau persaingan. Perlombaan ini ditujukan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah daripada mendekatkan diri kepada manusia. Sama halnya seperti seseorang yang juga berdoa demi mukmin yang lain agar menjadi salah satu di antara hambahamba yang paling dicintai oleh Allah, dan ia pun berdoa untuk dirinya sendiri. Ia tidak hanya berdoa dengan ikhlas, namun juga berjuang untuk mendapatkan apa yang dimintanya itu. Orangorang mukmin sadar akan hal itu, sebagaimana semua makhluk lainnya, mereka lemah. Mereka takut kepada Allah dan mengakui kelemahankelemahan diri ketika berhadapan dengan Tuhannya. Pada salah satu ayat Al-Qur`an dijelaskan tentang kebenaran ini, Katakanlah, Aku tidak kuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang gaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman. (al-Araaf [7]: 188) Seseorang yang lebih mengutamakan kepentingan akhirat daripada halhal yang bersifat duniawi, tidak pernah mengambil contoh akhlaq yang berdasarkan pendapat orang lain. Ia hanya berusaha mencapai ridha Allah. Jadi, ia tidak pernah mencoba agar menjadi lebih baik daripada orang lain (dalam hal keduniawian), mencari penghargaan atau untuk mengamankan posisi mereka, serta menginginkan pengaruh penting dalam pergaulan. Sebagaimana dipahami dari masalah yang telah disebutkan di atas pada bagian ini, jika seseorang mengetahui kecenderungan dan penurunan yang ada pada dirinya, ia seharusnya sadar bahwa ia sedang melakukan perbuatan moral yang pada akhirnya akan membahayakan keikhlasannya dan mencegahnya untuk mendapatkan ridha Allah. Dalam karyanya, Badiuzzaman Said Nursi membahas secara mendalam tentang persoalan ini dan lebih menekankan pada beberapa bagian penting, agar dapat memandu

orangorang yang beriman. Dalam komentarnya tentang keikhlasan, ia menggambarkan persaingan yang terjadi di antara orang-orang beriman, Dalam masalah yang berkaitan dengan agama dan akhirat, seharusnya tidak ada persaingan, iri hati, atau kecemburuan. Semua itu tidak benar. Alasan untuk merasa iri hati dan cemburu adalah ketika kita mencoba meraih suatu tujuan, ketika beberapa pasang mata terpaku pada satu posisi tertentu, ketika ada perut-perut lapar akan satu kerat roti saja. Pada awalnya, iri hati muncul sebagai akibat dari adanya konflik, perselisihan, dan persaingan yang kemudian berkembang menjadi kecemburuan. Ketika banyak orang memiliki keinginan yang sama di dunia ini, dan karena dunia ini sempit dan merupakan tempat sementara yang tidak dapat memuaskan keinginan manusia yang tak kunjung habis, manusia kemudian menjadi pesaing satu sama lain. Namun sudah jelas, tak ada hal yang dapat menyebabkan terjadinya persaingan di akhirat atau memang tidak ada persaingan di sana. Dalam hal ini, tak ada persaingan untuk mendapatkan pahala di akhirat. Tak ada tempat untuk cemburu. Seseorang yang cemburu salah satunya mungkin adalah orang munafik yang mencari keuntungan dunia dengan bepura-pura melakukan amal saleh atau purapura ikhlas, namun sebenarnya ia adalah orang awam yang tidak mengetahui tujuan amal saleh yang ia lakukan. Ia tidak memahami bahwa keikhlasan merupakan semangat dan dasar dari segala amal saleh. Dengan melakukan persaingan dan permusuhan terhadap kesucian Allah, ia sebenarnya ragu akan keluasan kasih sayang Allah. Wahai orangorang yang berada di jalan yang lurus! Melaksanakan kebenaran adalah seperti memikul dan memelihara sebuah harta benda yang berat dan besar. Orangorang yang memikul kepercayaan tersebut pada pundaknya akan merasa bahagia dan bersyukur bilamana tangantangan kuat datang menawarkan bantuan. Jauh dari rasa cemburu, seseorang seharusnya dengan bangga menghargai kekuatan, kedayagunaan, dan kemampuan orang yang unggul, yakni mereka yang dengan kasih sayang yang tulus datang untuk menawarkan bantuan. Lalu, mengapa mencari saudarasaudara dan penolong yang mengorbankan dirinya dalam semangat persaingan hingga kita kehilangan keikhlasan.1 Di sini, Badiuzzaman telah memperingatkan orangorang beriman bahwa rasa cemburu dan persaingan tidak memiliki tempat di surga. Demikian pula halnya dengan perilaku amal saleh yang bertujuan untuk mendapatkan surga, ia tidak akan pernah bisa dinodai oleh rasa cemburu atau persaingan. Orangorang beriman adalah sahabat, pelindung, dan saudara satu sama lainnya, baik dalam kehidupan dunia maupun akhirat. Setiap kali ada yang melakukan amal kebaikan dengan tujuan yang sama, saat itu pula yang lainnya mendukung. Dengan demikian, hal ini akan membuat Allah senang. Untuk alasan inilah, apa yang pantas dilakukan oleh orangorang beriman adalah membantu dan saling membanggakan satu sama lain. Ini lebih baik daripada cemburu akan kemuliaan amal saleh yang dikerjakannya dan kemudian bersaing dengannya. Dalam semua kondisi, inilah bagian terbaik yang mencerminkan nilai keikhlasan. Rasulullah memberitahukan kepada kita akan pentingnya persatuan, kasih sayang satu sama lain, dan persahabatan di antara orangorang beriman,

Kamu akan melihat bahwa orangorang beriman itu seperti bagian tubuh yang berhubungan satu sama lainnya, dalam urusan kebaikan hati, cinta, dan kasih sayang. Ketika satu bagian dari tubuh tersebut ditimpa kesulitan, seluruh bagian tubuh tersebut akan ikut merasakannya; ia akan sulit tidur dan demam di sekujur tubuhya.2 Pada salah satu karyanya yang lain, Badiuzzaman Said Nursi mengingatkan kepada setiap muslim bahwa seorang mukmin sejati harus mampu mengatasi rasa cemburu dan persaingan, dengan cara membanggakan sifatsifat orang yang lebih unggul daripada dirinya. Ia juga menekankan bahwa setiap orang yang mengamalkan akhlaq tersebut akan mampu merendahkan kepribadiannya untuk kemudian ikut larut dalam kepribadian seluruh umat muslim. Jadi, setiap amal mulia yang dikerjakan akan disifatkan kepada setiap diri mereka. Ini merupakan cara untuk membayangkan kebaikan dan jasa saudaramu di dalam dirimu sendiri, dan dengan penuh terima kasih serta bangga akan kemuliaan mereka. Para sufi memiliki istilah yang mereka gunakan di kalangan mereka sendiri, yakni penghapusan shekh, penghapusan Rasulullah. Saya bukan seorang sufi, namun prinsip-prinsip yang mereka gunakan memberikan kebiasaan baru bagi kita, yakni dalam bentuk penghapusan saudara muslim. Di antara saudara muslim, hal ini disebut tafani atau dengan kata lain disebut penghapusan satu sama lainnya. Ungkapan tersebut bermakna bahwa untuk melupakan perasaan dari nafsu seseorang adalah hidup dalam pikiran seseorang dengan kebaikan dan jasanya. Pada peristiwa apa pun, dasar yang kita gunakan adalah persaudaraan. Persaudaraan ini bukan berarti persaudaraan antara ayah dan anak atau pemimpin dan pengikutnya, namun persaudaraan ini memiliki arti persaudaraan yang sejati. Yang paling sering adalah campur tangan seorang guru (ustadz). Cara kita adalah persahabatan yang paling erat. Persahabatan ini memaksa kita untuk menjadi sahabat karib, teman yang paling banyak berkorban, saudara yang paling mulia. Intisari dari persahabatan ini adalah keikhlasan yang sejati. Seseorang yang menodai nilai keikhlasan sejati ini akan jatuh dari puncak persahabatan. Ia mungkin akan terjerumus ke dasar ketertekanan batin yang dalam, tidak ada tempat pegangan untuk bersandar.3 Kecemburuan dan Persaingan akan Menghancurkan Kekuatan Orang Mukmin Badiuzzaman juga menekankan tentang bahaya yang ditimbulkan dari perselisihpahaman yang berkembang di antara orang-orang beriman. Ia juga mengungkapkan bahwa sama halnya dengan perselisinpahaman dan persaingan yang mengakibatkan kehancuran orangorang beriman, kesepahaman dan kesatuan akan memberikan mereka kekuatan. Bagi orang-orang yang ingkar dan sesat, agar mereka tidak kehilangan keuntungan yang kepadanya mereka tergila-gila, dan agar tidak menghina para pemimpin dan sahabat yang

mereka puja demi keuntungan sendiridalam rasa malu, penghinaan, dan kurangnya keberanianmereka bersekutu denga cara apa pun dengan teman-temannya dalam apa pun yang mungkin diperintahkan oleh keinginan mereka bersama. Sebagai hasil dari kesungguhan ini, mereka benar-benar mendapatkann keuntungan yang diinginkan.4 Sebagaimana dipahami dari ungkapan Said Nursi tersebut, mereka yang ingkar kepada Allah atau pada hari akhirat, dapat melupakan persaingan yang terjadi di antara mereka dan membangun kesatuan satu sama lainnya hanya untuk tujuan mendapatkan kekuatan, kenikmatan, dan manfaat duniawi. Kegandrungan mereka yang tiada tara terhadap kenikmatankenikmatan ini dapat melenyapkan kecemburuan dan persaingan di antara mereka, dan mereka dengan segera menjadi sahabat karib. Mereka mengharapkan keuntungan yang dapat diperoleh dari persekutuan mereka tersebut sehingga mereka dapat memperoleh hasilnya. Walaupun orangorang yang ingkar kepada Allah dapat membentuk persekutuan yang hanya bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dan penghargaan itu, sangatlah tidak mungkin bagi mukmin sejati yang sematasemata bertujuan menggapai ridha Allah itu, mengalami kegagalan dalam membuang rasa cemburu dan persaingan serta kemudian membangun persekutuan seperti itu. Kegembiraan mereka untuk meraih ridha Allah dapat dengan mudah mengatasi rasa cemburu dan persaingan yang dibisikkan oleh hawa nafsu dalam diri mereka. Masalah yang terpenting adalah mereka memahami bahwa perselisihpahaman tersebut dapat membahayakan diri dan keyakinan mereka. Mereka diingatkan bahwa pertengkaran dan perselisihpahaman menjadi penyebab lemahnya kekuatan yang mereka miliki. Rasulullah juga telah mengungkapkan bahwa umat Islam seharusnya mampu saling melengkapi kekurangan yang mereka miliki dan menutupi kekeliruan yang pernah mereka lakukan, sebagaimana haditsnya, Jika seseorang berusaha menutupi aib (dosa) saudaranya di dunia, Allah akan menutupi aib (dosa)nya di akhirat kelak.5 Namun jika yang terjadi sebaliknya, kesatuan dan persatuan di antara mereka akan sirna dan kekuatan mereka akan menjadi lemah. Ketika kekuatan umat muslim melemah, kekuatan orang yang kafir kepada Allah akan menjadi kuat. Tak ada seorang muslim pun bersedia bertanggung jawab terhadap hal tersebut, hanya karena ia memenuhi keinginan hawa nafsunya. Sesungguhnya, umat Islam diharapkan mampu mengamalkan kebenaran yang terkandung di dalam AlQur`an dengan segala kemampuan terbaik yang mereka miliki. Ia harus menjadi contoh bagi umat muslim lainnya dan mendorong semangat agar mereka hidup sesuai dengan tuntunan Islam. Ini membuktikan bahwa seseorang yang belum berhasil mengatasi kecemburuan dan persaingan yang ada pada dirinya, ia tidak akan mampu memenuhi tanggung jawab ini dengan sebenarbenarnya. Karena itu, ia berbuat sesuatu yang melemahkan kekuatan orangorang beriman dan menguatkan orang yang ingkar kepada Allah. Sebagai akibatnya, orang seperti ini tidak hanya menjadi contoh buruk bagi teman dan keluarganya, tetapi ia juga memikul kesalahan dan dosa besar. Karena itu, ia seharusnya dengan segera berhenti melakukan kebiasaan seperti itu dan

mencontoh akhlaq yang lebih mulia. Hanya dengan begitu, ia mampu mendapatkan keikhlasan dan mencapai tingkatan akhlaq yang diridhai Allah. Sebagaimana yang diungkapkan Badiuzzaman, apa yang pantas bagi seorang muslim adalah membangun kesatuan yang murni dengan sesama muslim sesuai dengan ayat yang menyatakan, Tolong-menolonglah satu sama lainnya dalam kebaikan dan amal saleh, dan memelihara semangat keikhlasan agar tetap hidup. Obat yang dibutuhkan untuk mengatasi penyakit yang disebabkan oleh pertengkaran yang terjadi di antara orang yang beriman adalah untuk membuat seseorang patuh terhadap larangan-larangan Allah. Seperti yang terkandung dalam firman-Nya, dan janganlah kamu berbantahbantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu, (al-Anfaal [8]: 46) dan perintah Allah tentang kehidupan sosial terkandung dalam firman-Nya, Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan ketaqwaan. (alMaa`idah [5]: 2) Seseorang seharusnya menyadari lebih jauh betapa berbahayanya perselisihan di dalam Islam dan alangkah bermanfaatnya perselisihan tersebut bagi orang-orang yang sesat atas orangorang beriman. Seseorang seharusnya dengan sepenuh hati dan dengan pengorbanan diri bergabung dengan barisan orangorang beriman, dengan perasaan akan kelemahan dan ketidakmampuan dirinya. Pada akhirnya, seseorang harus melupakan dirinya sendiri, menyingkirkan kemunafikan dan kepurapuraan, serta berpegang teguh pada keikhlasan.6 1Badiuzzaman Said Nursi, Kumpulan Risalsh an-Nur, Kumpulan Cahaya, Cahaya Ke-20. 2Hadits Bukhari-Muslim dari Numan Ibnu Bashir. 3Badiuzzaman Said Nursi, Kumpulan Risalah an-Nur, Kumpulan Cahaya, Cahaya Ke-21. 4Badiuzzaman Said Nursi, Kumpulan Risalah an-Nur, Kumpulan Cahaya, Cahaya Ke-20. 5Hadits sahih Bukhari-Muslim. 6Badiuzzaman Said Nursi, Kumpulan Risalah an-Nur, Kumpulan Cahaya, Cahaya Ke-20. http://aripsambi.wordpress.com/2008/04/07/menghalau-kekikiran-dan-kecemburuan/ Berikut ini adalah beberapa hikmah dan intisari yang bisa didapat dari hadits diatas: 1. Hadits Rasul SAW ini berbicara tentang dua dosa yg harus diwaspadai manusia: yaitu kezaliman & kekikiran. 2. Kezaliman adalah kegelapan hidup di dunia & akhirat. Sebab kezaliman tidak akan membawa manfaat bagi pelakunya. Hidupnya tidak akan tenang, keresahan mendera jiwa.

3. Khawatirlah dengan doa orang yg terdzhalimi, sebab tidak ada hijab antara dia dengan Allah. Doa orang terdzhalimi di-qabul Allah 4. Kezaliman pasti akan berbuah pembalasan, baik di dunia maupun akhirat. 5. Cara menuntaskan kezaliman kepada sesama tiada lain adalah (raddul mazhalim) mengembalikan hak orang yg dizalimi. 6. Kikir akan menimbulkan ketamakan & keserakahan. Keserakahan itulah yang membuat manusia saling membunuh & menghalalkan segala cara. 7. Manusia kikir akan jauh dari Allah. Jauh dari manusia lain. Jauh dari surga dan dekat ke neraka. 8. Seorang muslim pantang kikir dan harus memiliki kepedulian. Muslim yg tidak peduli dalam Al-Quran Surat Al-Maun disebut sebagai pendusta agama. 9. Cara menghilangkan kekikiran adalah berbagi & tidak menumpuk harta. 10. Berbagi di jalan Allah tidak sedikit pun mengurangi harta. Bahkan bertambah, bertambah & bertambah. http://studislam.blogdetik.com/tag/kekikiran/

You might also like