You are on page 1of 9

1

ELEMEN TARIK (TENSION MEMBERS)


1. Disain Kekuatan Elemen-elemen struktur batang (bar) mandiri atau anggota dari suatu rangka batang (truss) yang mengalami tegangan yang dominan tarik mempunyai dua kemungkinan kegagalan utama yaitu pelelehan elemen struktur dan terjadinya fracture. Faktor resistansi untuk kasus leleh dan fracture adalah Untuk leleh : = 0.90 Untuk fracture : = 0.70 2. Luas Netto Efektiv (Efective Net Area) Dari beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja dari suatu elemen batang tarik (tension members) , bagaimana elemen ini dihubungkan pada sambungan merupakan hal yang terpenting. Gangguan pada elemen berupa pelubangan untuk keperluan sambungan hampir selalu melemahkan elemen batang dan pengukuran pengaruh pelemahan ini disebut efisiensi sambunag (joint efficiency). Faktor ini adalah fungsi dari daktilitas material, spasi fastener. Konsentrasi tegangan (stress concentration) pada lubang-lubang baut, prosedur pabrikasi dan fenomena shear lag. Shear lag terjadi bila semua bagian dari potongan penampang (cross section) tidak tersambung, misalnya pada sambungan baja siku ke plat sambung (gusset plate) dimana satu lengannya tidak tersambung. Kondisi cara sambung tersebut di atas mengakibatkan elemen yang tersambung mengalami tegangan yang tinggi (overstressed) sedang yang tidak tersambung sebaliknya. Persamaan AISC B3-2 memformulasikan faktor reduksi, U terhadap luas netto aktual
x U = 1 0.9 L

Struktur Baja 1 1

Dalam hal ini, x merupakan jarak garis berat elemen yang tidak tersambung ke bidang geser dari sambungan. Secara umum ada tiga kondisi yang berhubungan dengan faktor reduksi yaitu 1. Untuk profil W, M dan S yang mempunyai rasio lebar sayap terhadap tinggi badan paling tidak 2 yang disambung melalui sayap, paling tidak dengan 3 baut 3 per jalur U = 0.90 2. Untuk profil lainnya termasuk profil built-up paling tidak dengan 3 baut per jalur U = 0.85 3. Untuk semua profil lainnya dengan hanya 2 baut per jalur U = 0.75

Ane = 0.85. An
Baja siku (tunggal maupun ganda)

Ane = 0.85. An
Baja siku (tunggal maupun ganda)

Ane = 0.90 An

Ane = 0.85 An

Gambar 1.1. Faktor Reduksi Luas Efektif Netto Struktur Baja 1 2

3.

Staggered Fastener Dalam menyusun baut-baut pada sambungan kadang-kadang rangkaian baut harus disusun lebih dari 1 jalur karena keterbatasan ruang seperti yang ditunjukkan Gambar 2 dibawah ini. Bila hal tersebut diatas harus dilakukan, maka reduksi dari luas potongan penampang dapat diminimalkan apabila fastener (dalam hal ini baut) disusun dalam pola staggered kadang-kadang staggered fastener dibutuhkan karena geometri dari sambungan seperti yang ditunjukkan pada gambar 2b. Pada gambar 2c kemungkinan terjadinya fracture pada jalur miring b-c cukup besar, karena terjadinya kombinasi tegangan normal tarik dan tegangan geser. Beberapa metode pendekatan telah diusulkan untuk menghitung efek dari lubang-lubang dengan pola staggered fastener. Cochran mengusulkan formulasai untuk luas netto.
d'= d s2 4g

d = diameter lubang s = jarak antara lubang(spasi) yang parallel dengan gaya yang bekerja g = spasi transversal a

a b g (a) s (c) c d

(b)
Gambar 2. Staggered Fastener Struktur Baja 1 3

4.

Blok Geser (Block Shear) Untuk beberapa konfigurasi sambunagan tertentu, suatu segmen atau block dari material pada ujung batang dapat robek seperti sambunagan satu jalur yang ditunjukkan oleh Gambar 3. Dari gambar ilustrasi block yang diarsir cebdrung akan mengalami kegagalan geser sepanjang ab atau oleh kegagalan tarik sepanjang bc. AISC memformulasikan kekuatan batang berdasarkan asumsi bahwa kegagalan merupakan kombinasi dari fracture dan pelelehan (yielding) Fracture pada permukaan geserakan dibarengi oleh pelelehan pada permukaan tarik. Begitu pula sebaliknya. Kedua permukaan berkontribusi pada kekuatan batang. Sehingga terdapat dua formulasi.
n =.[ 0.6 FY Agv + FU . Ant ] R
n =.[ 0.6 FU Anv + FY . Ag R
. Untuk kedua kasus , = 0.75. Agv
gt

= luas permukaan gross geser

Ant = luas permukaan nettos geser Anv = luas permukaan gross tarik
Agt

= luas permukaan gross tarik

c
Gambar 3. Block Shear

Struktur Baja 1 4

5.

Rasio Kelangsingan ( Slenderness Ratio) Rasio kelangsingan lebih ditujukan pada batang-batang tekan. Walaupun demikian AISCB7 mengatur kelangsingan untuk batang tarik (tidak termasuk kabel dan batang bulat/trekstang/rod) yaitu dengan mensyaratkan rasio kelangsingan maksimum 300. Rasio kelangsingan dirumuskan sebagai
sr = L r

dan
r= I min A

Diimana :

r = jari-jari girasi Imin = Momen Inersia minimum profil A = Luas penampang profil

Struktur Baja 1 5

Struktur Baja 1
Semester Genap, TA 2010-2011 Asistensi ke : 2 (satu) Materi : Struktur Rangka Batang Baja (Truss) Asisten : M. Taufan Wardana, ST Hari/Tanggal : 28 Februari 2011

Contoh Proyek Perencanaan :


Model satu sisi dari suatu struktur jembatan dengan beban luar (P1 dan P2) yang dimodelkan bekerja pada simpul-simpul seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 1. P1 = P2 = 20000 kgf. Lakukan Preliminary Design ! Properti material baja FY = 2400 kgf/cm2. FU = 4000 kgf/cm
Gambar 1. Model Struktur Jembatan
6.00 m 6.00 m 6.00 m 4.00 m

Pembahasan :
Perhitungan diawali dengan analsis struktur untuk mendapatkan gaya-gaya batang, kemudian dilanjykan dengan pemilihan profil dan baut serta pemeriksaan kekuatan. Gaya-gaya batang Dari hasil perhitungan sebelumnya diperoleh gaya-gaya batang sebagai berikut (dalam skala 10000 kgf ) Batang Tarik Batang Gaya S1
1.50

S2
3.00

S3
1.50

S10
3.00

S11
3.00

S9 S5

S10 S7
D

S4
A

S6
C

S8 S3
B

Batang Tekan Batang Gaya S4


-2.50

S5
-2.50

S6
0

S7
0

S8
-2.50

S9
-2.50

S1

S2

Gambar 2. Label struktur

Gaya batang tarik terbesar adalah 30000 kgf


Struktur Baja 1 6

S5

C
S1(+30000 kgf)
Gambar 3. Gaya-gaya pada simpul C

Pemilihan Profil Digunakan profil 100.100.6 dengan Ag = 21.59 cm2. dengan Berat = 16.9 kgf/m (pemilihan dimensi profil maupun baut merupakan cara coba-coba). Semakin seorang engineer itu sering melakukan perhitungan, maka semakin kuat feeling-nya sedemikian sehingga perhitungan coba-coba tidak berulang-ulang. Pemilihan Baut Gunakan baut 5/8 in (pemilihan dimensi profil maupun baut merupakan cara coba-coba). Dlubang = Dbaut + 1/8 in = 5/8 in + 1/8 in = 6/8 in = 1.905 cm Alubang = 22/7.(0.9525)2 = 2.8514 cm2 Imax = & Imin =

Berat Sendiri Struktur Berat sendiri batang-batang struktur dimodelkan dengan diakumulasikan pada simpulsimpul bawah (C dan D) agar sesuai dengan model pembebaban luar sebelumnya. Batang yang terakumulasi pada simpul C,adalah batang S1, S2, S5, S6, S11

Struktur Baja 1 7

S11 S5 S6 S1 S2
6.00 m 4.00 m

3.00 m 3.00 m

Gambar 4. Model Pembebanan akibat berat sendiri

L1 = panjang batang S1 atau S2 = 0.5 x 6 = 3m L2 = panjang batang S5 atau S6 L3 = panjang batang S11 L = panjang batang akumulasi = 5m = 6m = S1+ S2+S5+S6+S11 = 22m = 7.85.(2200).(21.59). 400 kgf

Berat rangka yang dimodelkan, diakumulasikan pada simpul C adalah Beban akibat berat sendiri pada titik C) = . .L. Ag = 372859.3 = 372,859 kg

Dengan memanfaatkan hasil perhitungan sebelumnya dengan model pembebaban yang sama maka gaya-gaya batng akibat berat sendiri dapat dihitung sebagai berikut Batang S11 = 400 kgf x 1.5 P = 1.4(600) + 1.6.(20000) = 840 + 32000 = 32872 kgf Pemeriksaan kapasitas berdasar disain kekuatan Kapasitas kekuatan batang terhadap kemungkinan pelelehan (yielding)
Pn = FY . Ag = 2400 . 21 .59 =

= 600 kg

Total gaya batang S11 setelah memasukkan faktor beban P = 1.4 DL + 1.6 LL

51816 kgf

.Pn = 0.9 . (51816 ) = 46634.40 kgf

Struktur Baja 1 8

Kapasitas kekuatan batang terhadap kemungkinan fracture Luas netto :


An = Ag 4.dia t

21.59 4.(1.9050) = 13.9700 cm2 Reduksi luas netto :


b 100 > > d 100
2 3

U = 0.97

Ane = 0.90. (13.9700) = 12.573 cm2


Pn = FU . Ane = 4000 . (12 .5730 ) = 50292 kgf

.Pn = 0.75 . (50292 ) = 37719 kgf

Pemeriksaan staggered pattern Tidak diperlukan karena tidak ada baut dengan staggered pattern Pemeriksaan Block Shear Dicoba sendiri ! Pemeriksaan persyaratan kelangsingan Dicoba sendiri !

Struktur Baja 1 9

You might also like