You are on page 1of 17

PENGGUNAAN GEOTEKSTIL PADA PERKERASAN JALAN

Oleh :

FARA SEFTIA

ABSTRAK
Pembangunan kontruksi diatas tanah dasar yang lunak/lempung lunak mempunyai banyak masalah, diantaranya daya dukung tanah yang rendah dan penurunan yang besar. Pemilihan metode perbaikan yang sesuai sangat diperlukan, salah satunya penggunaan geotekstil sebagai perkuatan pada tanah dasar yang lunak untuk meningkatkan daya dukung tanah tersebut. Geotekstil pada umumnya dibuat dari polypropylene atau polyester yang dibuat menjadi serat tenunan/anyaman. Dengan menggunakan geotekstil ini kita dapat melakukan penghematan yaitu, mengurangi tebal material timbunan dengan kekuatan tariknya serta menghemat waktu pelaksanaan pekerjaan kontruksi.

Bab I PENDAHULUAN
y

1.1 Latar Belakang Banyak daerah-daerah di indonesia yang mudah dijangkau yang umumnya merupakan kawasan perkebunan yang terletak pada dataran rendah dimana di jumpai tanah dasar yang lunak, sehingga kebutuhan akan pengembangan suatu metode kontruksi yang andal sangat dibutuhkan. Salah satunya dengan menggunakan suatu bahan berbentuk lembaran sintetis yang diharapkan dapat meningkatkan daya dukung tanah dasar yang lunak tersebut.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN


y

1.2.1 Maksud Adapun maksud dari penyusunan skripsi ini adalah untuk menanggulangi kondisi tanah dasar lunak pada kontruksi perkerasan jalan.

1.2.2 Tujuan Dan tujuan penulisan ini adalah untuk mengkaji penggunaan geotekstil pada perkerasan jalan.

1.3 PERMASALAHAN
Adapun permasalahan dalam penulisan ini antara lain : Kondisi tanah dasar yang lunak. Fungsi dan penggunaan geotekstil pada perkerasan jalan. Cara pemasangan geotekstil pada perkerasan jalan. Jenis yang dipakai pada perkerasan jalan.

1.4 BATASAN MASALAH


y

Batasan masalah dalam penulisan ini yaitu cara penggunaan geotekstil pada perkerasan jalan dengan kondisi tanah dasar yang lunak.

1.5 METODOLOGI
Sehubungan dengan judul skripsi penulis yaitu : Penggunaan Geotekstil pada Perkerasan Jalan maka metode yang dipakai adalah studi literatur. Studi literatur merupakan penulisan skipsi yang dalam pengumpulan datadatanya, penulis menggunakan data-data sekunder. Data sekunder adalah data ilmiah berdasarkan studi pustaka dari bahan-bahan kuliah, buku-buku, laporan hasil praktikum, laporan kerja praktek, skripsi, internet dan konsultasi langsung dengan dosen-dosen pembimbing.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Tanah Tanah menurut Joffe dan Marbut (ahli ilmu tanah Amerika Serikat) Tanah itu adalah tubuh alam (natural body) yang terbentuk dan berkembang sebagai akibat bekerjanya gaya-gaya alam (natural forces) terhadap bahan-bahan alam (natural material) dipermukaan bumi. Menurut K. Terzaghi, tanah terdiri dari butiran-butiran material hasil pelapukan massa batuan massive, dimana ukuran butirannya bisa sebesar bongkahan, berangkal, kerikil, pasir, lanau, lempung, dan kontak butirannya tidak tersementasi termasuk bahan organik. Tanah (soil) merupakan campuran beberapa bahan/partikel unorganik (mineral), dan juga mengandung bahan organik.

2.2 Klasifikasi Tanah


y

Sistem Klasifikasi Tanah Unified Sistem ini mengelompokkan tanah ke dalam 2 kelompok besar, yaitu : o Tanah berbutir kasar, yaitu kerikil dan pasir o Tanah berbutir halus, yaitu tanah dimana lebih dari 50% berat total contoh tanah yang lolos saringan no. 200.

Sistem Klasifikasi Tanah Berdasarkan AASHTO Sistem ini mengelompokkan tanah ke dalam 7 kelompok besar, yaitu dari A1-A7.Tanah yang butirannya lolos saringan no.200 sebanyak 35% digolongkan dalam kelompok A1-A3, dan A4-A7 butiran tanahnya 35% dari saringan no. 200.

2.3 Penyelidikan Tanah Fase awal penyelidikan tanah adalah pengumpulan dan pemeriksaan informasi yang ada. Ini termasuk identifikasi jenis-jenis tanah dari peta tanah geologi dan pertanian, fotografi udara, dan sumber-sumber lain, pemeriksaan keadaan air bawah tanah, dan pemeriksaan galian jalan raya yang ada dan penggalian yang lain. 2.4 Deskripsi Tanah Lempung Lunak Tanah lempung adalah mineral tanah sebagai kelompok-kelompok partikel kristal koloid berukuran kurang dari 0.002 mm, yang terjadi akibat proses pelapukan kimia pada batuan yang salah satu penyebabnya adalah air yang mengandung asam atau alkali dan karbondioksida, (craig 1987). Menurut bowles (1989), tanah lempung memiliki sifatsifat yaitu hidrasi, aktivitas, flokulasi dan dispersi, pengaruh air.

2.5 Definisi Geotekstil Geotekstil menurut SNI 08-4337-1996 adalah bahan polimer yang lulus air dan dapat berupa tenunan, rajutan, nir tenun (non woven) digunakan dalam pekerjaan geoteknik dan teknik sipil lainnya. Geotekstil pada umumnya dibuat dari polypropylene atau polimer polyester yang dibentuk menjadi serat tenunan/anyaman dan akhirnya akan menjadi 2 jenis woven dan non woven. Geotekstil non woven disebut juga filter fabric (pabrik) adalah jenis geotekstil yang tidak teranyam, berbentuk seperti karpet kain. Geotekstil woven adalah jenis geotekstil yang teranyam, geotekstil woven ini mirip dengan karung beras (bukan yang dari bahan goni) tetapi berwarna hitam.

Adapun beberapa fungsi dari geotekstil yaitu: o Filter/penyaring o Separator/ pemisah o Stabilization/stabilisator o Reinforcement/perkuatan o Drainasi (drainage)

Metode pemasangan geotekstil


o Harus digelar diatas tanah dalam keadaan terhampar tanpa gelombang atau kerutan. o Jangan membuat overlapping atau jahitan pada daerah yang searah dengan beban roda (beban lalu lintas). o Jika geotekstil dipasang untuk terkena langsung sinar matahari, digunakan geotekstil berwarna hitam. o Pada daerah pemasangan berbentuk kurva (misalnya tikungan jalan), maka geotekstile dipasang mengikuti / searah kurva.

2.6 Perkerasan Berbitumen Perkerasan berbitumen terdiri dari kombinasi agregat mineral dengan pengikat berbitumen. Bitumen adalah campuran hydrokarbon yang berasal dari alam atau yang terjadi karena proses pemanasan bumi, atau kombinasi keduanya. Terdapat beberapa jenis tipe perkerasan, yaitu:  Perkerasan Lentur (Flexible Pavement)  Perkerasan Kaku (Rigid Pavement)  Perkerasan Komposit (Composite Pavement)

BAB III PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN

Perencanaan Tebal Perkerasan Sesuai Umur Rencana Data perencanaan o Jalan direncanakan tahun 2010 dan dibuka tahun 2012. o LHR awal 3500 kendaraan o Perkembangan lalulintas selama pelaksanaan 5% o Pertumbuhan lalulintas selama umur rencana 10% o Bahan-bahan perkerasan laston, batu pecah kelas A, sirtu kelas A. o Didapat nilai CBR yang mewakili=3,2 dari grafik korelasi DDT= 3,9

Hasil perhitungan
y y y y y y

Lintas Ekivalen Permulaan (LEP) =220,57 kend/hari Lintas Ekivalen Akhir (LEA) = 1.483,89 kend/hari Lintas Ekivalen Tengah (LET) = 852,23 kend/hari Lintas Ekivalen Rencana (LER) = 1.704,459 kend/hari Dengan menggunakan nomogram no.2, FR 2.0 diperoleh ITP = 15 cm Dari daftar VIII batas-batas minimum tebal perkerasan, d1 = 10 cm, d2 = 25 cm dan didapat d3 = 62 cm.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN


y

4.1 Kesimpulan
Geotekstil termasuk geosintetik yang merupakan bahan polimer yang lulus air, terbagi 2 jenis woven dan non woven. Penambahan lapisan geotekstil pada pekerjaan tanah untuk perkerasan dapat meningkatkan daya dukung tanah dasar. Pemasangan geotekstil pada tanah lunak umumnya dilakukan dengan cara menghampar geotekstil di atas tanah lunak tersebut. Geotekstil mempunyai banyak fungsi yaitu sebagai perkuatan tanah, pemisah, stabilisator dan penyaring. Penggunaan geotekstil pada pekerjaan teknik sipil sangat membantu karena mudah, ekonomis, dan menghemat

waktu pekerjaan.

4.2 Saran Penyusun menyarankan agar pembaca memperhatikan faktor kenyamanan dan ekonomis dalam mendesain jalan raya. Perkuatan dengan menggunakan geotekstil disarankan untuk dilakukan dengan mempertimbangkan waktu pelaksanaan yang cepat dan pelaksanaan pekerjaan yang lebih mudah. Diharapkan penulisan ini bermanfaat bagi pembaca sebagai referensi dan menambah pengetahuan pembaca mengenai perkembangan bahan kontruksi.

You might also like