You are on page 1of 10

DISAIN DAN PROPTOTIPE KOMPOR TENAGA SURYA

DENGAN SISTEM REFLEKTOR TUNGGAL

Fatahul Arifin
Ali Medi

Staf Jurusan Teknik Mesin


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Alamat Kantor: Jalan Srijaya Negara, Bukit Besar Palembang 30139
Telp. 0711-353414
Alamat Rumah: Jalan Bendung Indah I no.36 Rt. 25 Palembang 30113
Telp. 0711 367737, Mobile : 08127112907 Email: farifinus@polisriwijaya.ac.id

ABSTRACT

Indonesia is a country that placed in equator. God bless this country which is shined
by sun a long year. Sun shine is cheap energy and can be used for cooking. So, the
writer designed and made solar oven with single reflector system. The size of this
stove is 600 mm length, 400 mm width, 300 mm height. This stove is able to be used
for cooking, boiling and meat roasting. The research result is optimum degree of
reflector is 750 and time to boil 1.5 liter water is about 100 minutes. By using this stove
is expecting can decrease using fossil fuel in our country.

ABSTRAK

Indonesia merupakan negara yang terletak di garis khatulistiwa yang dianugrahi oleh
Tuhan YME, alam yang berlimpah ruah yang disinari oleh Matahari sepanjang tahun.
Sinar matahari ini adalah energy yang murah dan ramah lingkungan serta dapat
dimanfaatkan untuk memasak, memanggang, merebus, menanak. Untuk itu penulis
merancang dan membuat kompor tenaga surya dengan sistem reflektor tunggal,
dengan ukuran panjang 600 mm, lebar 400 mm, dan tinggi 300 mm. Kompor ini dapat
digunakan untuk memasak, merebus dan memanggang. Hasil dari penelitian sudut
optimum untuk memasak air adalah 750 dan waktu yang diperlukan untuk merebus air
1.5 liter rata-rata adalah 100 menit. Diharapkan dengan kompor ini dapat mengurangi
ketergantungan akan bahan bakar yang tidak dapat diperbaharui di negeri ini.

1. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang

1
Peradaban manusia terus berkembang seiring dengan berjalannya waktu.
Sungguh tepat ungkapan mengatakan di dunia ini semuanya selalu berubah dan tidak
ada yang tetap, salah satu perubahan yang sangat nyata adalah perubahan akan
kebutuhan energi. Sudah menjadi rahasia umum bahwa seluruh umat manusia
membutuhkan energi, hal ini terlihat dari seluruh aktifitas yang ada seperti
penerangan, memasak, menjalankan kendaraan bermotor dan lain-lain.
Di Indonesia banyak energi yang dapat dimanfaatkan seperti energi matahari,
angin, air, bahan fosil, minyak bumi, kotoran ternak, sampah daun kering, dan lain-
lain. Tetapi hanya sebagian sumber energi yang dimanfaatkan oleh masyarakat yaitu
energi dari minyak bumi, bahan fosil dan gas alam. Seperti telah diketahui bahwa
kedua energi ini tidak dapat diperbaharui dengan kata lain bahwa energi ini akan habis
terpakai. Maka dari itu untuk mengurangi akan ketergantungan akan kedua energi ini
alangkah bijaknya mulai dicarikan cara untuk menggunakan energi yang lainnya.
Indonesia yang terletak di garis khatulistiwa ini telah dikarunia oleh sang
pencipta mempunyai energi matahari yang berlimpah, untuk itu penulis ingin
merancangan suatu alat yang dapat digunakan untuk memasak, memanggang,
membakar, merebus dan mengukus dengan memanfaatkan energi ini. Alat ini nantinya
diberi nama kompor tenaga surya dengan sistem reflektor tunggal. Kompor tenaga
surya dengan sistem reflektor tunggal ini nantinya dapat meringankan beban dari
pemerintah dan khususnya masyarakat yang sekarang ini telah kesulitan untuk
mencari minyak tanah. Dengan kompor ini berarti dapat mengurangi ketergantungan
pada minyak tanah dan mencari alternatif energi yang murah.
b. Perumusan Masalah
Dalam kaitan perancangan dan pembuatan kompor dengan tenaga surya
dengan sistem reflektor tunggal ini ada beberapa hal yang menjadi rumusan masalah
yaitu:
1. Apakah sistem reflektor tunggal dapat memanfaatkan energi matahari menjadi
sumber energi sehingga dapat digunakan untuk memasak?
2. Seberapa banyak waktu yang diperlukan kompor ini untuk memasak?

c. Tujuan Penelitian
Bertolak dari rumusan masalah diatas, penelitian ini dilakukan dengan tujuan
memperoleh data sebagai berikut:

2
1. Memperoleh data tentang aplikasi sistem reflektor tunggal pada kompor tenaga
surya.
2. Mendapatkan waktu optimum yang diperlukan untuk memasak dengan kompor
tenaga surya sistem replektor tunggal.
d. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan:
1. Mengurangi pemakaian energi minyak bumi, bahan fosil dan gas alam,
khususnya minyak tanah yang sekarang ini cukup sulit didapat dang kalaupun
ada harganya sangat mahal.
2. Dengan Menggunakan kompor tenaga surya system reflector ini masyarakat
mendapatkan sumber energi yang murah sehingga dapat menghemat ongkos
pengeluaran (belanja).
3. Orientasi ke depan yaitu untuk pengembangan industri kecil khususnya indutsri
pembuatan kompor sehingga dapat membuat kompor tenaga surya ini sebagai
pengembangan dari produk atau dengan kata lain disertifikasi produk.

2. KERANGKA PEMIKIRAN
Pada dasarnya sumber energi di dunia banyak dan tersebar dimana-mana.
Tetapi hanya sebagian saja yang banyak dimanfaatkan oleh manusia yaitu energi dari
minyak bumi, bahan fosil dan gas alam, sedangkan sumber energi lain seperti sampah
dedaunan, kayu, angin, air, matahari, dan gelombang pasang sedikit sekali
dimanfaatkan.

Sumber Energi Yang Tidak Dapat Diperbaharui


Sumber energi ini banyak digunakan disegala sektor sekarang ini. Sumber
energi ini yaitu yang berasal dari minyak bumi, bahan fosil, dan gas alam. Semua
sumber ini memerlukan proses yang panjang untuk mendapatkannya dan kemudian
dapat dimanfaatkan, sebagai contoh minyak bumi membutuhkan proses berjuta-juta
tahun. Sebaliknya, pengekplotasianya dilakukan terus-menerus dan bisa dibayangkan
pasti persediaannya akan menipis dan mungkin akan habis. Hal inilah mengakibat
harga minyak bumi dunia melonjak dengan tajam sampai mendekati 100 dolar AS per
barel (Kompas, 2007). Oleh karena itu sekarang ini para ahli berlomba untuk mencari
alternatif sumber energi yang salah satunya yaitu dengan memanfaatkan energi surya
sebagai energi untuk memasak.
Sumber Energi Yang Dapat Diperbaharui

3
Sumber energi ini belumlah banyak dimanfaatkan oleh banyak orang. Sumber
energi ini dapat berasal dari alam sekitar yaitu angin, air, biogas, biomass dan yang
tak kalah pentingnya yaitu sumber energi utama di dunia ini yaitu matahari (Suhut
Simamora, 2006). Hal ini disebabkan energi matahari merupakan energi yang murah
dan ramah lingkungan. Energi matahari ini merupakan energi pancaran dan radiasi
yang dapat digunakan untuk memasak.
Konsep Perpindahan Panas
Teori perpidahan panas bersandar pada persamaan fundamental tertentu yang
dinamakan persamaan-persamaan kecepatan, yang menghubungkan kecepatan
perpindahan energi sebagai panas diantara dua sistem kepada sifat-sifat
thermodinamik dalam sistem tersebut (Filino Harahap, 1987).
Adapun proses perpindahan energi ada tiga mekanisme yaitu:
1. Hantaran (conduction) yaitu proses perpindahan energi sebagai kalor melalui
sebuah medium stasioner, seperti tembaga, air, atau udara.

kA
Q= (T A − TB ) ……………. (1)
L

2. Konveksi (convection) yaitu proses perpindahan energi dengan difusi fluida.

Q = h∆T ……………. (2)

3. Radiasi (radiation) yakni perpindahan energi melalui rambatan yang menyebar ke


segala arah.

Eb = σT 4 …………… (3)

Kontruksi Mesin
Kontruksi mesin merupakan rangkaian dari komponen-komponen tersendiri
yang disusun sedemikian sehingga menjadi satu kesatuan. Dan kesatuan yang telah
disusun itu dapat diterapkan sebagai sebuah bagian atau komponen lagi dari suatu
system yang lebih besar (Hagendoorn, 1989).
Komponen Utama yang Digunakan
a. Kaca Bayang (Cermin)

4
Kaca bayang sangatlah baik digunakan sebagai reflector, yaitu memantul sinar
matahari yang datang untuk di teruskan ke bagian penampungan untuk
digunakan sebagai energi pemanas. Kaca bayang merupakan larutan padat,
homogen dari garam-garam silikat (Sumanto, 1994).
b. Kaca Kwarsa (Kaca Bening)
Kaca kwarsa dibuat langsung dengan melebur kwarsa(pasir murni) di dalam
dapur listrik (Sumanto, 1994). Keunggulan kaca ini adalah ketahannya
terhadap suhu tinggi. Kaca kwarsa ini digunakan untuk menyerap panas yang
diterima melalui kaca bayang ke tempat penampungan.
c. Kayu Triplek
Kayu triplek berasal dari pohon tumbuhan dan termasuk ke dalam bahan
organik (Amstead, BH, 1997). Kayu triplek ini sangatlah cocok sebagai bahan
pembuat rangka mesin, karena ringan.
d. Alumunium Foil (Kertas Prespan).
Bahan dasar kertas ini adalah selulose. Proses pembuatannya yaitu dengan
proses kimia dengan cara menjadikannya bubuk kertas dan kemudian
dicampur dengan senyawa alkali dan di padatkan dengan ditekan pada
tekanan yang tinggi sehingga membuatnya lebih keras dan kuat (Sumanto,
1994).

3. METODELOGI PENELITIAN
a. Pengumpulan Data
Untuk mendesain kompor tenaga surya dengan system reflector tunggal ini
terlebih dahulu mengumpulkan data-data dari literatur yang ada. Data-data
tersebut berupa informasi mengenai sumber energi yang ada dan bagaimana
energi-energi tersebut dapat dimanfaatkan. Dan kemudian mencari informasi
bahan yang dapat digunakan untuk mengumpulkan sumber energi tersebut
sehingga dapat dimanfaatkan. Data-data ini diperlukan untuk membuat disain
prototipe yang akan dibuat, sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat
pengguna.
b. Prototipe yang akan dibuat
Prototipe yang akan dibuat terlihat seperti pada gambar dibawah ini.

5
300

600
400

Gambar 1. Disain Kompor Energi Surya Dengan Sistem Reflektor Tunggal

c. Bahan yang diperlukan


Adapun bahan yang diperlukan untuk pembuatan prototipe ini adalah :
- Kaca bayang (bayang) 1 buah (580mm x 350 mm x 3 mm)
- Kertas Alumunium foil 2 meter
- Kayu triplek 1 lembar
- Kayu Ring 2 batang
- Foam (gabus) 3 meter
- Paku 0.5 kg
- Lem kayu 1 kaleng
- Engsel piano 0.5 meter

d. Jalannya Penelitian
• Tahap persiapan penelitian

Observasi
Yaitu dengan mengumpulkan data-data tentang bahan yang digunakan untuk
pembuatan kompor energi surya dan kompor yang banyak digunakan dilapangan
dengan jalan pengamatan secara langsung dilapangan.
Studi Literatur

6
Menelusuri buku-buku literatur di perpustakaan Politeknik Negeri Sriwijaya,
Perpustakaan Jurusan, internet dan perpustakaan yang ada di kota Palembang
khususnya.
• Pembuatan Kompor Energi Surya Dengan Sistem Reflektor Tunggal
• Pengujian Kompor Energi Surya dengan Sistem Reflektor Tunggal
Kompor diuji dengan mengubah sudut reflector yang berubah-ubah yang
digunakan untuk memasak air. Dan dicatat waktu yang diperlukan selama proses
memasak tersebut dan perubahan waktu yang terjadi setiap 5 menit.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


Dari hasil penelitian ini diperoleh kompor yang dapat digunakan untuk
memasak, memanggang yang diberi nama kompor tenaga surya dengan replektor
tunggal. Kompor ini dapat dibuat dengan bahan sederhana yaitu: kayu triplek, kaca
bening, foam, dan alumunium foil.

Gambar 2. Kompor Tenaga Surya dengan Reflektor Tunggal


Kompor ini memanfaatkan energi surya, dimana panas yang diberikan oleh
sinar matahari akan diserap oleh kompor yang melalui kaca bening kemudian di
tampung ke dalam area penampung yang berupa kotak tempat panci atau wadah
penampung air, kemudian dengan konduksi, konveksi, serta radiasi yang terjadi maka
terjadi perpindahan panas akibat dari proses tersebut air akan mengalami perubahan
suhu.
Dengan menggunakan alumunium foil, kaca bayang dan gabus maka panas
yang diserap akan sangat besar sehingga dapat digunakan untuk proses memasak.
Karena itu dalam waktu sekitar 100 menit air sebanyak 1,5 liter akan mendidih.
Data hasil Pengujian:

7
Setelah kompor reflektor tunggal ini selesai dirancang maka diadakanlah uji unjuk
kerjanya. Adapun spesifikasi yang diuji adalah:
- Waktu yang dibutuhkan untuk memasak 1.5 liter air dengan sudut reflektor
yang berubah-ubah
- Waktu yang dibutuh untuk mencapai suhu maksimum untuk setiap sudut
reflektor.
Data awal :
Temperatur di lingkungan sekitar : 33oC
Temperatur awal air : 28oC
Air yang dimasak : 1.5 liter

Tabel 1. Waktu yang dibutuhkan untuk memasak 1.5 liter air dengan sudut reflektor
yang berubah-ubah.

No. Sudut Reflektor Waktu Temperatur


Percobaan (o) (menit) Akhir Air(oC)
1 30 100 45
2 35 100 47
3 40 100 47
4 45 100 50
5 50 100 65
6 55 100 70
7 60 100 80
8 65 100 80
9 70 100 90
10 75 100 100

Tabel 2. Perubahan Suhu yang Terjadi Dalam Setiap Satuan Waktu

No.
Percobaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu
10 33 34 34 35 36 36 36 36 36 39
20 34 34 34 35 38 38 38 39 40 45
30 35 36 37 36 39 40 43 45 46 55
40 36 37 38 45 45 46 47 53 55 57
50 36 38 38 46 46 46 50 60 60 70
60 37 38 38 48 50 50 55 65 70 77
70 37 39 39 48 51 52 60 72 75 85
80 40 42 43 50 55 58 72 80 85 90
90 43 44 44 50 62 65 80 80 85 93
100 45 47 47 50 65 70 80 82 90 100

8
Perubahan Suhu Terhadap Waktu

120
Sudut Reflektor 30
100
Sudut Reflektor 35
80 Sudut Reflektor 40
Waktu

Sudut Reflektor 45
60
Sudut Reflektor 50
40 Sudut Reflektor 55
Sudut Reflektor 60
20
Sudut Reflektor 65
0 Sudut Reflektor 70
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Sudut Reflektor 75
Temperatur

Grafik 1. Perubahan Suhu yang Terjadi Dalam Setiap Satuan Waktu

5. KESIMPULAN DAN SARAN


a. Kesimpulan
1. Spesifikasi Kompor Tenaga Surya
- Dimensi Kompor :
Panjang 600 mm, Lebar 400 mm, Tinggi 300 mm
2. Waktu yang dibutuhkan untuk memasak air hingga mendidih rata-rata 100
Menit untuk 1.5 liter air dan sudut reflektornya 75oC. Waktu ini bagi penulis
belumlah cukup sebagai waktu yang optimal untuk digunakan.
3. Sudut reflektor yang optimum untuk memasak air adalah 70 s/d 85 derajat.

b. Saran
1. Dalam Penggunaan kompor ini yaitu pada saat mahatari cerah dan keadaan
ruang tempat memasaka sudah mencapai suhu maksimum yaitu sekitar 45oC
sehingga hasil dari memasak dapat tercapai dengan cepat, kemudian untuk
memperpanjang usia pakai hendaknya setelah digunakan segeralah
dibersihkan.
2. Untuk penelitian lanjut dapat dilakukan lagi dengan modifikasi seperti
perubahan bentuk dari kompor, ketebalan isolator, atau juga penambahan
reflektor sehingga dapat memberikan panas yang lebih lagi serta dapat
digunakan di rumah tangga.

9
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim, Dr. 2001. Menggapai Energi Matahari, Dimensi Warta Sains dan
Teknologi. ISSN 1344-0748. Institute for Science and Technology Studies
Chapter Japan.

Filino Harahap (Trans). 1987. Thermodinamika Teknik. Jakarta: Erlangga.

Hagendoorn. J.J.M, Sujono (Trans). 1999. Kontruksi Mesin. PT. Rosda Jaya Putra,
Jakarta.

Sriati Djaprie (Trans). 1997. Teknologi Mekanik. Jakarta: Erlangga.

Suhut Simamora dkk. 2006. Membuat Biogas Pengganti Bahan bakar Minyak & Gas
Dari Kotoran Ternak. Jakarta: PT. AgroMedia Pustaka.

Sumanto. 1996. Pengetahuan Bahan untuk Teknik Mesin dan Listrik. Yogyakarta: Andi
Offset.

……...Harga Minyak Mendekati Level $100 US. 12 Desember 2007. Jakarta: Kompas.

10

You might also like