You are on page 1of 3

Optimalisasi Pelayanan Kecamatan melalui PATEN

Oleh : Nasuhaidi, S.Pd., S.Sos., M.Si. Kecamatan adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia di bawah kabupaten atau kota. Kecamatan terdiri atas desa-desa atau kelurahan-kelurahan. Dalam konteks otonomi daerah di Indonesia, Kecamatan merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten atau Kota yang mempunyai wilayah kerja tertentu yang dipimpin oleh seorang Camat. Istilah "Kecamatan" di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam disebut juga dengan "Sagoe Cut" sedangkan di Papua disebut dengan istilah "Distrik". Pemerintah Kecamatan menjadi ujung tombak pelayanan publik di daerah. Sebenarnya cukup banyak jenis pelayanan yang dibutuhkan masyarakat dan harus diurus atau diselesaikan di tingkat kecamatan. Urusan KTP misalnya, walaupun di beberapa daerah sudah dipusatkan di kabupaten, tetapi tidak sedikit daerah lain di Indonesia masih harus ditangani oleh pemerintah kecamatan. Juga pengurusan berbagai perijinan. Selain melayani berbagai urusan pelayanan administratif kependudukan dan perijinan, pemerintah kecamatan juga mengemban tugas melaksanakan pelayanan dasar sektoral, mulai dari urusan ketertiban dan kemanan, pendidikan, kesehatan, pengentasan kemiskinan, pemberdayaan masyarakat, dan upaya-upaya konkrit mensejahterakan masyarakat. UU No. 32/2004 menyatakan fungsi Pemerintah Daerah sebagai pelayan masyarakat. Karena itu, unit-unit pemerintahan yang memberikan pelayanan langsung, seperti kecamatan dan kelurahan, perlu memperoleh perhatian yang lebih. Selain itu, perlu diambil langkahlangkah strategis untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik, di antaranya dengan membangun budaya melayani di kalangan birokrasi, meningkatkan kualitas front line officer dengan berbagai pelatihan, serta mengembangkan sistem pelayanan one stop service dan/atau one roof system. Secara normatif, kecataman memang sangat memungkinkan untuk ditetapkan sebagai pusat pelayanan masyarakat, sebagaimana pasal 126 Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menyebutkan bahwa Camat dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan sebagian wewenang Bupati/Walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah. Atas dasar hal tersebut, Kecamatan sebagai perangkat Daerah

Kabupaten/Kota mempunyai peran yang sangat sangat strategis, karena kecamatan menjadi

ujung tombak pelayanan serta barometer kinerja penyelenggaraan pelayanan publikdi Kabupaten/Kota. Peran strategis inilah yang harus didukung oleh semua komponen agar kecamatan betul-betul dapat berfungsi sebagai agen penyelenggaran pelayanan prima bagi masyarakat. PATEN Paten Maksud penyelenggaraan PATEN adalah mewujudkan kecamatan sebagai pusat pelayanan masyarakat dan menjadi simpul pelayanan bagi kantor/badan pelayanan terpadu di kabupaten/kota. PATEN menpunyai tujuan untuk meningkatkan kualitas dan mendekatkan pelayanan kepada masyarakat Merupakan inovasi manajemen dlm rangka mendekatkan, mempermudah, dan mempercepat pelayanan administrasi perijinan/non perijinan di tingkat Kecamatan utamanya bagi Kecamatan yg letaknya jauh dari kantor Kab./Kota dan sulit dijangkau karena faktor kondisi geografis dan infrastruktur jalan yg belum memadai.

Pengalaman beberapa kecamatan di Indonesia, terutama Aceh, Kaltim dan Riau beberapa perijinan telah diproses di kecamatan, antara lain : izin mendirikan bangunan (IMB), izin gangguan (berskala kecil) dan pengurusan KTP dan lain-lain sebagainya. Bahkan, sejenis izin operasional ojek, izin mangkal ojek, izin pendirian tower sangat dimungkinkan untuk dilimpahkan kepada Camat sebagai langkah perberdayaan kecamatan. Tentunya semua ini harus terlebih dahulu mempertimbangkan SDM dan fasilitas yang tersedia di kecamatan. Untuk itu, kepada pemerintah kabupaten/kota sebaiknya menerapkan kebijakan ini secara bertahap dengan menunjuk satu atau dua kecnamatan sebagai percontohan. Fakta di lapangan juga menunjukkan bahwa menerapkan PATEN sebagai upaya optimalisasi peran kecamatan tentunya tidak semudah membalik telapak tangan. Banyak kendala yang masih harus dicarikan jalan keluarnya, seperti keengganan Bupati/Walikota untuk melimpahkan sebagian kewenangannya kepada Camat, relatif banyak kantor kecamatan yang belum layak untuk menyelenggarakan pelayanan dan sarana dan prasarana yang sangat minim serta SDM kecataman yang relatif terbatas.

Dengan beban berat seperti itu, nyatanya pemerintah kecamatan tidak mendapat dukungan yang memadai, baik dari sisi kewenangan, keuangan, SDM, maupun sarana dan prasarana. Tidak heran bahwa sampai saat ini masih banyak warga masyarakat yang mengeluhkan rendahnya mutu pelayanan yang dilakukan pemerintah kecamatan.. (Penulis
adalah dosen STISIP NH Jambi, pemerhati dan praktisi pelayanan publik)

You might also like