You are on page 1of 27

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Diare secara epidemiologik biasanya didefinisiskan sebagai keluarnya tinja yang lunak atau cair lima kali atau lebih dalam satu hari. Namun para orangtua mungkin menggunakan istilah yang berbeda-beda untuk menggambarkannya, tergantung pada apakah konsistensi tinjanya lebih lunak, cair, berdarah, atau berlendir, atau adanya muntah. Sangat penting untuk mengetahui istilah ini apabila menanyakan apakah anak menderita diare. Bayi yang mendapatkan ASI penuh biasanya mengeluarkan tinja beberapa kali tinja yang lunak atau agak cair setiap hari. Untuk hal tersebut, lebih praktis mendefinisikan diare sebagai meningkatnya frekuensi tinja atau konsistensinya menjadi lebih lunak sehingga dianggap abnormal oleh ibunya (biasanya lunak, ini jadi lebih lunak lagi). Diare cair akut adalah buang air besar lebih dari 5 kali dalam 24 jam dengan konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 1 minggu. Penyebab terbanyak diare pada usia 0-2 tahun adalah infeksi rotavirus. Diare merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian pada anak di negara berkembang, dengan perkiraan 3,2 juta kematian tiap tahun pada balita. Secara keseluruhan anak-anak ini mengalami rata-rata 3,3 episod diare per tahun, tetapi di beberapa tempat dapat lebih dari 9 episod per tahun. Sekitar 80% kematian yang berhubungan dengan diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. Penyebab utama kematian karena diare adalah dehidrasi sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit melalui tinjanya. Diare adalah penyebab penting kekurangan gizi. Ini disebabkan karena adanya kehilangan selera makan pada penderita diare sehingga dia makan lebih sedikit daripada biasanya dan kemampuan menyerap sari makanan juga berkurang. Padahal kebutuhan sari makanannya meningkat akibat dari infeksi. Secara umum penanganan diare akut ditujukan untuk mencegah/menanggulangi dehidrasi serta gangguan keseimbangan elektrolit dan asam basa, kemungkinan terjadinya intolerasi, mengobati kausa diare yang spesifik, mencegah dan menanggulangi gangguan gizi serta mengobati penyakit penyerta.Untuk melaksanakan

Makalah Keperawatan Anak dengan Diare Akut/Kelompok !

terapi diare secara komprehensif, efisien dan efekstif harus dilakukan secara rasional. Pemakaian cairan rehidrasi oral secara umum efektif dalam mengkoreksi dehidrasi. Pemberian cairan intravena diperlukan jika terdapat kegagalan oleh karena tingginya frekuensi diare, muntah yang tak terkontrol dan terganggunya masukan oral karena infeksi. B. RUMUSAN MASALAH Kasus 1 An. Y 2,5 tahun dibawa oleh ibunya ke poliklinik anak RS Uin Syahid. Saat dianamnesa oleh Ns. Ana, ibu mnyampaikan keluhan An. Y sudah 2 hari ini buang air besar lebih dari 10 kali, sejak tadi pagi saja sudah 8 kali, konsistensi cair, tidak mau makan, minum hanya satu gelas dalam sehari. Ada riwayat sejak kemarin ibu memberikan susu tidak seperti biasanya. Diganti dari formula 2 menjadi formula 3 kemudian sorenya An. Y langsung BAB Cair. Ibu juga sudah berusaha untuk memberikan bubur tempe. Saat dilakukan pemeriksaan fisik anak tampak lemas dan mata cekung. Menderita sakit apa Berapa derajatnya Apa yang dimaksud dengan bubur temped dan apa manfaatnya Apa yang dimaksud dengan rehidrasi oral C. TUJUAN PENULISAN Adapun tujuan dari penulisan ini adalah :
1. Mengetahui dan memahami lebih dalam tentang diare akut 2. Mengetahui cara mendiagnosis dan mengetahui macam-macam diare akut 3. Mengetahui penatalaksanan dari diare akut 4. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak II

Makalah Keperawatan Anak dengan Diare Akut/Kelompok !

BAB II PEMBAHASAN A. DEFINISI Diare akut merupakan diare yang terjadi secara akut dan berlangsung kurang dari 14 hari (bahkan kebanyakan kurang dari 7 hari), dengan pengeluaran tinja yang lunak / cair yang sering dan tanpa darah. Mungkin disertai muntah dan panas. Diare akut menyebabkan dehidrasi, dan bila masukan makanan kurang dapat mengakibatkan kurang gizi. Kematian yang terjadi disebabkan karena dehidrasi. Penyebab terpenting diare pada anak-anak adalah Shigella, Campylobacter jejuni dan Cryptosporidium, Vibrio cholera, Salmonella, E. coli, rotavirus (Behrman, 2009). B. ETIOLOGI Terdapat beberapa macam penyebab diare antara lain sebagai berikut 1. Faktor infeksi Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare, meliputi infeksi bakteri (Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dsb), infeksi virus (Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dll), infeksi parasit (E. hystolytica, G.lamblia, T. hominis) dan jamur (C. albicans). Infeksi parenteral yaitu infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat menimbulkan diare seperti otitis media akut, tonsilitis, bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya.(Behrman, 2009). 2. Faktor Malabsorbsi Malabsorbsi karbohidrat yaitu disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Intoleransi laktosa merupakan penyebab diare yang terpenting pada bayi dan anak. Di samping itu dapat pula terjadi malabsorbsi lemak dan protein. 3. Faktor Makanan Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi terhadap jenis makanan tertentu.

Makalah Keperawatan Anak dengan Diare Akut/Kelompok !

4. Faktor Psikologis Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas).

Bagan Penyebab penyakit diare

Makalah Keperawatan Anak dengan Diare Akut/Kelompok !

C. PATOFISIOLOGI Terdapat beberapa mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare yaitu: 1. Gangguan osmotik Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam lumen usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektroloit ke dalam lumen usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare (Poorwo, 2003). 2. Gangguan sekresi Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam lumen usus dan selanjutnya timbul diare karena peningkatan isi lumen usus. 3. Gangguan motilitas usus Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya dapat timbuldiare (Poorwo, 2003). Sedangkan akibat dari diare akan terjadi beberapa hal sebagai berikut: 1. Kehilangan air (dehidrasi) Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari pemasukan (input), merupakan penyebab terjadinya kematian pada diare. 2. Gangguan keseimbangan asam basa (metabik asidosis) Hal ini terjadi karena kehilangan Na-bicarbonat bersama tinja. Metabolisme lemak tidak sempurna sehingga benda kotor tertimbun dalam tubuh, terjadinya penimbunan asam laktat karena adanya anorexia jaringan. Produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguria/anuria) dan terjadinya pemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler kedalam cairan intraseluler.

Makalah Keperawatan Anak dengan Diare Akut/Kelompok !

3. Hipoglikemia Hipoglikemia terjadi pada 2-3% anak yang menderita diare. Hal ini terjadi karena adanya gangguan penyimpanan/penyediaan glikogen dalam hati dan adanya gangguan absorbsi glukosa.Gejala hipoglikemia akan muncul jika kadar glukosa darah menurun hingga 40 mg% pada bayi dan 50% pada anak-anak. 4. Gangguan gizi Terjadinya penurunan berat badan dalam waktu singkat, hal ini disebabkan oleh: Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare atau muntah yang bertambah hebat. Walaupun susu diteruskan, sering diberikan dengan pengeluaran dan susu yang encer ini diberikan terlalu lama. Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorbsi dengan baik karena adanya hiperperistaltik. 5. Gangguan sirkulasi Sebagai akibat diare dapat terjadi renjatan (shock) hipovolemik, akibatnya perfusi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis bertambah berat, dapat mengakibatkan perdarahan otak, kesadaran menurun dan bila tidak segera diatasi klien akan meninggal.

Makalah Keperawatan Anak dengan Diare Akut/Kelompok !

Bagan Patofisiologi Penyakit Diare

Makalah Keperawatan Anak dengan Diare Akut/Kelompok !

D. KOMPLIKASI 1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik). 2. Renjatan hipovolemik. 3. Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoni otot, lemah, bradikardi, perubahan pada elektro kardiagram). 4. Hipoglikemia. 5. Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase karena kerusakan vili mukosa, usus halus. 6. Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik. 7. Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga mengalami kelaparan. E. MANIFESTASI KLINIS Pada Diare akut dapat ditemukan gejala dan tanda-tanda sebagai berikut : 1. BAB lebih cair/encer dari biasanya, frekwensi lebih dari 5 kali sehari 2. Apabila disertai darah disebut disentri (diare akut invasif) 3. Dapat disertai dengan muntah, nyeri perut dan panas 4. Pemeriksaan fisik : Pada pemeriksaan fisik harus diperhatikan tanda utama, yaitu kesadaran, rasa haus, turgor kulit abdomen.Perhatikan juga tanda tambahan, yaitu ubun-ubun besar cekung atau tidak, mata cekung atau tidak, ada atau tidak adanya air mata, kering atau tidaknya mukosa mulut, bibir dan lidah.Jangan lupa menimbang berat badan. Penilaian derajat dehidrasi dilakukan sesuai kriteria sebagai berikut: a. Dehidrasi ringan (kehilangan cairan < 5% berat badan): 1) Tidak ditemukan tanda utama dan tanda tambahan 2) Keadaan umum baik, sadar 3) Tanda vital dalam batas normal 4) Ubun-ubun besar tidak cekung, mata tidak cekung, air mata ada, mucosa muluut dan bibir basah 5) Turgor abdomen baik, bising usus normal 6) Akral hangat.

Makalah Keperawatan Anak dengan Diare Akut/Kelompok !

Pasien dapat dirawat di rumah, kecuali apabila terdapat komplikasi lain (tidak mau minum, muntah terus-menerus, diare frekuen) (Ardhani, 2008). b. Dehidrasi sedang (kehilangan cairan 5-10% berat badan) 1) Apabila didapatkan dua tanda utama ditambah dua atau lebih tanda tambahan 2) Keadaan umum gelisah atau cengang 3) Ubun-ubun besar sedikit cekung, mata sedikit cekung, air mata kurang, mucosa mulut dan bibir sedikit kering 4) Turgor kurang 5) Akral hangat Pasien harus rawat inap(Ardhani, 2008). c. Dehidrasi berat (kehilangan cairan > 10% berat badan) 1) Apabila didapatkan dua tanda utama ditambah dengan dua atau lebih tanda tambahan 2) Keadaan umum lemah, letargi atau koma 3) Ubun-ubun sangat cekung, mata sangat cekung, air mata tidak ada, mucosa mulut dan bibir sangat kering 4) Anak malas minum atau tidak bisa minum 5) Turgor kulit buruk 6) Akral dingin Pasien harus rawat inap (Ardhani, 2008). Diare akut karena infeksi dapat disertai muntah-muntah, demam, tenesmus, hematoschezia, nyeri perut dan atau kejang perut.Akibat paling fatal dari diare yang berlangsung lama tanpa rehidrasi yang adekuat adalah kematian akibat dehidrasi yang menimbulkan renjatan hipovolemik atau gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang berlanjut. Seseorang yang kekurangan cairan akan merasa haus, berat badan berkurang, mata cekung, lidah kering, tulang pipi tampak lebih menonjol, turgor kulit menurun serta suara menjadi serak. Keluhan dan gejala ini disebabkan oleh deplesi air yang isotonik. (Behrman, 2009).

Makalah Keperawatan Anak dengan Diare Akut/Kelompok !

Karena kehilangan bikarbonat (HCO3) maka perbandingannya dengan asam karbonat berkurang mengakibatkan penurunan pH darah yang merangsang pusat pernapasan sehingga frekuensi pernapasan meningkat dan lebih dalam (pernapasan Kussmaul) Gangguan kardiovaskuler pada tahap hipovolemik yang berat dapat berupa renjatan dengan tanda-tanda denyut nadi cepat (> 120 x/menit), tekanan darah menurun sampai tidak terukur.Pasien mulai gelisah, muka pucat, akral dingin dan kadang-kadang sianosis.Karena kekurangan kalium pada diare akut juga dapat timbul aritmia jantung. Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun sampai timbul oliguria/anuria. Bila keadaan ini tidak segera diatsi akan timbul penyulit nekrosis tubulus ginjal akut yang berarti suatu keadaan gagal ginjal akut. F. PEMERIKSAAN PENUNJANG a) Tinja 1. Dapat disertai darah atau lendir 2. PH asam/basa 3. Leukosit > 5/LBP 4. Biakan dan test sensitivitas untuk etiologi bakteri/ terapi 5. ELISA (bila memungkinkan, untuk etiologi viruz) (Poorwo, 2003). b) Darah 1. Dapat terjadi gangguan elektrolit atau gangguan asam bassa Elektrolit Na K Ca Cl PO4 Mg Rujukan 135-145 3.5-5.2 8.5-10.5 95-105 2.5-4.5 1.5-2.5 Satuan mEq/l, mmol/I mEq/l, mmol/l mEq/l, mmol/l mEq/l, mmol/l mEq/l, mmol/l mEq/l, mmol/l

Makalah Keperawatan Anak dengan Diare Akut/Kelompok !

10

2.

Analisa gas darah (Poorwo, 2003). Keterangan pH PaCO2 PaO2 HCO3 O2 Sat BE (base excess) Total CO2 Rujukan 7.35-7.45 35-45 95-100 21-28 95-99 -2.5- 2.5 19-24 Satuan mmHg mmHg mmHg % %

3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal FUNGSI GINJAL Fungsi ginjal Asam urat darah Ureum darah Creatinin darah Rujukan <7 20-40 0-40 Satuan mg/dl mg/dl mg/dl

G. PRINSIP PENATALAKSANAAN DIARE AKUT 1. Medis Dasar pengobatan diare adalah: a. Pemberian cairan, jenis cairan, cara memberikan cairan, jumlah pemberiannya. REHIDRASI ORAL Salah satu cara untuk mengatasi dehidrasi adalah dengan memberikan minuman rehidrasi pada anak. Minuman rehidrasi dapat membantu mencegah atau mengatasi dehidrasi. Pemberian cairan pengganti (cairan rehidrasi) baik yang diberikan secara oral (diminumkan) maupun parenteral (melalui infus) telah berhasil menurunkan angka kematian akibat dehidrasi pada ribuan anak yang menderita diare. Oralit merupakan cairan rehidrasi oral (CRO) yang mengandung elektrolit (Na, K, Cl, HCO3) dan glukosa telah terbukti dapat mengganti cairan saluran secara efektif dan memberikan

Makalah Keperawatan Anak dengan Diare Akut/Kelompok !

11

dehidrasi. Saat ini telah banyak cairan rehidrasi oral di pasaran dengan berbagai nama. Pengamatan klinis merupakan langkah awal yang penting dalam serangkaian penanganan diare pada anak, terutama dalam hal penentuan derajat dehidrasi. Kita mengenal 3 status dehidrasi pada seorang anak yang mengalami diare, yaitu (1) tanpa dehidrasi ; (2) dehidrasi ringan sedang ; (3) dehidrasi berat. Tetapi cairan yang diberikan pun disesuaikan dengan derajat dehidrasi yang ada. Pada keadaan tanpa dehidrasi, secara klinis anak masih terlihat aktif dan buang air kecil masih berlangsung normal. Pada keadaan ini tidak perlu membatasi pemberian makanan dan minuman termasuk susu formula. ASI diteruskan pemberiannya. Untuk mencegah dehidrasi dapat diberikan CRO sebanyak 5-10cc/kg BB setiap buang air besar dengan tinja cair. Pada bayi, oralit dapat diberikan dengan cara berselang-selang dengan cairan yang tidak mengandung kadar Na seperti air putih atau ASI. Rehidrasi dengan menggunakan clear fluid (air putih, cairan rumah tangga, sari buah, dsb) akan memberikan hasil tidak optimal. Karena, kandungan natriumnya kurang. Sebaiknya, pemberian jus buah dan coal dapat memperbesar keadaan diare, karena mengandung osmolaritas tinggi di samping kadar Na yang rendah. Dehidrasi Ringan-Sedang Pada keadaan dehidrasi ringan-sedang, anak terlihat gelisah, rewel, sangat haus, dan buang air kecil mulai berkurang. Mata agak cekung, tidak ada air mata, turgor (kekenyalan kulit) menurun, dan mulut kering. Rehidrasi dilaksanakan dengan memberikan CRO sebanyak 75ml/kg BB yang diberikan dalam 3-4jam. Apabila telah tercapai rehidrasi dapat segera diberikan makan dan minum, ASI diteruskan, pemberian CRO rumatan (5-10ml/kg BB) setiap buang air besar cair. Minuman, seperti cola, gingerale, apple juice, dan minuman olahraga sports drink umumnya mengandung kadar Na yang rendah sehingga tidak dapat mengganti kehilangan elektrolit yang telah terjadi. Makanan tidak perlu dibatasi, karena meneruskan pemberian makanan (early feeding) akan mempercepat penyembuhan. Bila disertai muntah, CRO dapat diberikan secara bertahap; 1 atau 2 sendok teh setiap 1 atau 2 menit dengan peningkatan jumlah

Makalah Keperawatan Anak dengan Diare Akut/Kelompok !

12

sesuai dengan kemajuan daya terima anak. Tindakan ini perlu di bawah pengawasan, sehingga dapat dilaksanakan dalam suatu ruang observasi yang dikenal dengan Ruang Upaya Rehidrasi Oral atau Ruang Rawat Sehari. Pada akhir jam ke 3-4, pasien dapat dipulangkan untuk mendapat terapi rumatannya di rumah, atau tetap diobservasi untuk mendapat terapi lebih lanjut bila dehidrasi masih berlangsung. Suatu hal yang paling penting sebelum memulangkan pasien adalah orangtua harus paham betul dalam menyiapkan dan memberikan CRO dengan benar. Seorang anak tidak boleh hanya diberikan CRO saja selama lebih dari 24 jam. Early feeding harus segera diberikan. Makanan sehari-hari dapat dicapai secara bertahap dalam 24 jam. Memuaskan anak yang menderita diare hanya akan memperpanjang durasi diarenya. Dehidrasi Berat Pada dehidrasi berat, selain tanda klinis pada dehidrasi ringan-sedang, juga terlihat kesadaran anak menurun, lemas, malas minum, mata sangat cekung, mulut sangat kering, pola napas yang sangat cepat dan dalam, denyut nadi cepat, dan kekenyalan kulit sangat menurun. Pada keadaan ini, anak harus segera dirawat untuk mendapat terapi rehidrasi parenteral (melalui infus). Pemberian susu formula khusus pada bayi diare hanya pada kasus yang terindikasi. Pemberian susu yang mengandung rendah atau bebas laktosa hanya diberikan kepada anak yang secara klinis jelas memperlihatkan gejala intoleransi laktosa (tidak dapat mencerna laktosa yang terdapat di dalam susu). Sebagian besar diare pada anak terutama pada bayi disebabkan oleh virus, oleh karena itu antibiotik pada bayi dengan diare hanya diberikan pada kasus tertentu saja. Pemberian obat antidine yang banyak beredar saat ini meskipun dari beberapa laporan memperlihatkan hasil yang baik dalam hal lama dan frekuensi diare. Tetapi, hal ini belum dimasukkan ke dalam rekomendasi penanganan diare pada anak. Secara singkat, pemahaman gejala dehidrasi dan penanganan yang benar merupakan kunci keberhasilan anak dengan terapi diare.

CARA MEMBUAT CAIRAN REHIDRASI

Makalah Keperawatan Anak dengan Diare Akut/Kelompok !

13

1. Dibuat dengan bubuk sereal dan garam Bahan yang terbaik adalah tepung beras. Namun anda bisa menggunakan jagung pipil yang sudah dihaluskan, tepung terigu, sejenis gandum, atau kentang matang yang dihaluskan Cara membuatnya:

Masukkan sendok teh prs garam ke dalam 1 liter air bersih dan Juga masukan 8 sendok teh penuh bubuk sereal. Didihkan selama 5 sampai 7 menit sampai menjadi bubur encer. Cepat

matang,

dinginkan dan mulai berikan kepada anak diare. Perhatian: Cicipi minuman ini setiap kali sebelum diberikan kepada penderita untuk meyakinkan minuman tidak basi. Pada cuaca panas, minuman sereal seperti ini bisa basi dalam beberapa jam saja. 2. Dibuat dengan gula dan garam Anda dapat menggunakan gula kasar, gula coklat atau gula putih, atau sirop gula. Cara membuatnya:

Masukkan sendok teh prs garam ke dalam 1 liter air bersih dan Juga masukkan 8 sendok teh prs gula. Aduk rata.

matang,

Perhatian: Sebelum menambahkan gula, cicipi dulu dan pastikan minumannya tidak seasin air mata Orang tua harus waspada dan mengetahui tanda-tanda jika diare si anak memburuk. Bawa anak ke fasilitas pelayanan kesehatan atau ke dokter jika kondisinya tidak membaik dalam 3 hari atau buang air besar cair bertambah sering, muntah berulang-ulang, makan atau minum sangat sedikit, terdapat demam dan tinja anak berdarah. REHIDRASI PARENTERAL Rehidrasi parenteral dibutuhkan terutama untuk dehidrasi berat dengan atau tanpa syok, sehingga dapat mengembalikan dengan cepat volume darahnya, serta

Makalah Keperawatan Anak dengan Diare Akut/Kelompok !

14

memperbaiki renjatan hipovolemiknya. Cairan Ringer Laktat (RL) adalah cairan yang banyak diperdagangkan dan mengandung konsentrasi natrium yang tepat serta cukup laktat yang akan dimetabolisme menjadi bikarbonat. Namun demikian kosentrasi kaliumnya rendah dan tidak mengandung glukosa untuk mencegah hipoglikemia. Cairan NaCL dengan atau tanpa dekstrosa dapat dipakai, tetapi tidak mengandung elektrolit yang dibutuhkan dalam jumlah yang cukup. Jenis cairan parenteral yang saat ini beredar dan dapat memenuhi kebutuhan sebagai cairan pengganti diare dengan dehidrasi adalah Ka-EN 3B. Mengenai seberapa banyak cairan yang harus diberikan tergantung dari berat badan atau ringannya dehidrasi, yang diperhitungkan kehilangan cairan sesuai dengan umur dan berat badannya. Dehidrasi ringan. - 1 jam pertama 25 50 ml / Kg BB / hari - Kemudian 125 ml / Kg BB / oral Dehidrasi sedang. - 1 jam pertama 50 100 ml / Kg BB / oral - kemudian 125 ml / kg BB / hari. Dehidrasi berat. Untuk anak umur 1 bulan 2 tahun dengan berat badan 3 10 kg = 15 tetes atau 13 tetes / kg BB / menit. 7 jam berikutnya 12 ml / kg BB / jam = 3 tetes / kg BB / menit ( infus set 1 ml = 20 tetes ). 16 jam berikutnya 125 ml / kg BB oralit per oral bila anak mau minum,teruskan dengan 2A intra vena 2 tetes / kg BB / menit atau 3 tetes / kg BB / menit. Untuk anak lebih dari 2 5 tahun dengan berat badan 10 15 kg. ml = 15 tetes ) atau 10 tetes / kg BB / menit ( 1 ml = 20 tetes ). 7 jam kemudian 127 ml / kg BB oralit per oral,bila anak tidak mau minum dapat diteruskan dengan 2A intra vena 2 tetes / kg BB / menit atau 3 tetes / kg BB / menit. 1 jam pertama 30 ml / kg BB / jam atau 8 tetes / kg BB / menit ( infus set 1

1 jam pertama : 40 ml / kg BB / jam = 10 tetes / kg BB / menit (infus set 1 ml

Makalah Keperawatan Anak dengan Diare Akut/Kelompok !

15

Untuk anak lebih dari 5 10 tahun dengan berat badan 15 25 kg. ml = 20 tetes ).

1 jam pertama 20 ml / kg BB / jam atau 5 tetes / kg BB / menit ( infus set 1 16 jam berikutnya 105 ml / kg BB oralit per oral. 2.Tata kerja terarah untuk mengidentifkasi penyebab infeksi. Untuk mengetahui penyebab infeksi biasanya dihubungkan dengan dengan keadaan klinis diare tetapi penyebab pasti dapat diketahui melalui pemeriksaan biakan tinja disertai dengan pemeriksaan urine lengkap dan tinja lengkap (Hasan, 2007) Gangguan keseimbangan cairan, elektrolit dan asam basa diperjelas melalui pemeriksaan darah lengkap, analisa gas darah, elektrolit, ureum, kreatinin dan BJ plasma. Bila ada demam tinggi dan dicurigai adanya infeksi sistemik pemeriksaan biakan empedu, Widal, preparat malaria serta serologi Helicobacter jejuni sangat dianjurkan. Pemeriksaan khusus seperti serologi amuba, jamur dan Rotavirus biasanya menyusul setelah melihat hasil pemeriksaan penyaring (Hasan, 2007) Secara klinis diare karena infeksi akut digolongkan sebagai berikut: a. Koleriform, diare dengan tinja terutama terdiri atas cairan saja. b. Disentriform, diare dengan tinja bercampur lendir kental dan kadang-kadang darah. 3.Memberikan terapi simtomatik Terapi simtomatik harus benar-benar dipertimbangkan kerugian dan keuntungannya. Antimotilitas usus seperti Loperamid akan memperburuk diare yang diakibatkan oleh bakteri entero-invasif karena memperpanjang waktu kontak bakteri dengan epitel usus yang seyogyanya cepat dieliminasi.(Pusponegoro, 2004). 4. Memberikan terapi definitif. Terapi kausal dapat diberikan pada infeksi: a. Kolera-eltor: Tetrasiklin atau Kotrimoksasol atau Kloramfenikol. b. V. parahaemolyticus, E. coli, tidak memerluka terapi spesifik

Makalah Keperawatan Anak dengan Diare Akut/Kelompok !

16

c. A. aureus : Kloramfenikol d. Salmonellosis: Ampisilin atau Kotrimoksasol atau golongan Quinolonseperti Siprofloksasin e. Shigellosis: Ampisilin atau Kloramfenikol f. Helicobacter: Eritromisin g. Amebiasis: Metronidazol atau Trinidazol atau Secnidazol h. Giardiasis: Quinacrine atau Chloroquineitiform atau Metronidazol i. Balantidiasis: Tetrasiklin j. Candidiasis: Mycostatin k. Virus: simtomatik dan support (Hasan, 2007) b. Pengobatan dietetik Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat badan kurang dari 7 kg, jenis makanan: - Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan lemak tak jenuh - Makanan setengah padat (bubur atau makanan padat (nasi tim) Manfaat Bubur Tempe Untuk Anak Bubur tempe ternyata sangat bermanfaat untuk memperpendek masa diare dan meningkatkan berat badan setelah diare. Bubur tempe yang diproduksi oleh pabrik maupun dari tempe tradisional dapat mengurangi gejala lebih baik dibandingkan dengan formula kedelai. Tempe lebih mudah dicerna karena kandungan asam lemak bebas, peptida, dan asam amino yang tinggi. Proses peragian tempe menghasilkan vitamin B. Kecuali itu selama proses produksinya terjadi pengurangan jumlah rafinose dan stakiose, sehingga keluhan kembung yang disebabkan kedua zat tersebut telah berkurang. Berdasarkan penelitian, Anak yang mendapat bahan makanan campuran tempe-terigu berhenti diare setelah 2,39 0,09 hari (rerata), lebih cepat bila dibandingkan dengan anak yang mendapat bahan makanan campuran beras-susu (rata-rata 2,94 0,33 hari). Sebuah studi uji klinis randomized controlled double-blind yang dilakukan oleh Soenarto et al (1997) menunjukkan bahwa formula yang berbahan dasar tempe dapat mempersingkat durasi diare akut serta

Makalah Keperawatan Anak dengan Diare Akut/Kelompok !

17

mempercepat pertambahan berat badan setelah menderita satu episode diare akut. Resep Variasi Bubur Tempe : Bisa disajikan pada bayi mulai 7-9 bulan. Bahan utama adalah ubi, tempe dan kangkung. Bahan: 1 potong 30 gr ubi ungu atau ubi merah Kukus 1 potong 25 gr tempe kukus, potong dadu 1,5 sdm (20 gr) daun kankung muda, kukus 5 sdm (50 ml) sufor/ASI Cara Membuat: Campurkan semua bahan, lalu diblender. Masukkan dalam wadah dan siap disuapkan pada bayi Anda. Tips: * Pilih ubi berukuran sedang karena teksturnya lebih baik * Jangan simpan ubi dalam kulka karena dapat merusak rasa * Ubi dapat digantikan dengan singkong, kentang atau labu kuning * Kangkung bisa diganti dengan sayuran lain Selain untuk mempersingkat masa Diare pada bayi Tempe juga memiliki beberapa manfaat yang lain nya seperti : Protein yang terdapat dalam tempe sangat tinggi, mudah dicerna sehingga baik untuk mengatasi diare Mengandung zat besi, flafoid yang bersifat antioksidan sehingga menurunkan tekanan darah. Mengandung superoksida desmutase yang dapat mengendalikan radikal bebas, baik bagi penderita jantung. Penanggulangan anemia. Anemi ditandai dengan rendahnya kadar hemoglobin karena kurang tersedianya zat besi (Fe), tembaga (Cu), Seng (Zn), protein, asam folat dan vitamin B12, di mana unsur-unsur tersebut terkandung dalam tempe.

Makalah Keperawatan Anak dengan Diare Akut/Kelompok !

18

Anti infeksi. Hasil survey menunjukkan bahwa tempe mengandung senyawa anti bakteri yang diproduksi oleh karang tempe (R. Oligosporus) merupakan antibiotika yang bermanfaat meminimalkan kejadian infeksi. Daya hipokolesterol. Kandungan asam lemak jenuh ganda pada tempe bersifat dapat menurunkan kadar kolesterol. Memiliki sifat anti oksidan, menolak kanker. Mencegah masalah gizi ganda (akibat kekurangan dan kelebihan gizi) beserta berbagai penyakit yang menyertainya, baik infeksi maupun degeneratif. Mencegah timbulnya hipertensi. Kandungan kalsiumnya yang tinggi, tempe dapat mencegah osteoporosis - Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan misalnya susu yang tidak mengandung laktosa dan asam lemak yang berantai sedang atau tak jenuh. c. Obat-obatan Prinsip pengobatan menggantikan cairan yang hilang dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain. 2. Keperawatan Masalah klien diare yang perlu diperhatikan ialah resiko terjadinya gangguan sirkulasi darah, kebutuhan nutrisi, resiko komplikasi, gangguan rasa aman dan nyaman, kurangnya pengetahuan orang tua mengenai proses penyakit. H. Asuhan Keperawatan 1. 1. Pengkajian Identitas Nama : An. y Usia : 2, 5 Tahun 2. 3. Keluhan Utama BAB cair 10x sejak 2hari, tadi pagi sudah 8x muntah Riwayat Penyakit Sekarang 19 A. Data Umum

Makalah Keperawatan Anak dengan Diare Akut/Kelompok !

Tidak mau makan hanya minum 1 gelas dalam sehari


4. Riwayat Penyakit Dahulu: ibu membelikan susu tidak seperti

biasanya diganti dari formula 2 ke formula 3 kemudian an.Y langsung BAB cair.
5. Riwayat Nutrisi:An. Y berusia 2,5 tahun susah makan,Tidak mau

makan hanya minum 1 gelas dalam sehari 6. Riwayat Kesehatan Keluarga Tidak ada masalah kesehatan dalam keluarga Data Subjektif:
1. Ibu mengatakan An. Y BAB >10x sejak 2 hari yang lalu tadi pagi lebih dari 8x 2. Ibu mengatakanibu membelikan susu tidak seperti biasanya diganti dari

formula 2 ke formula 3 kemudian an.Y langsung BAB cair. Data Objektif: 1. Maka, Berat Badan Ideal Untk An BBI untuk anak (1-10 tahun) BBI = (umur (thn) x 2 ) + 8 A= (2,5x2) + 8= 13 kg

2. Keadaan umum : An. A tampak gelisah, dan lemas

3. Kepala : ubun-ubun tak teraba cekung 4. Mata : cekung 5. Sistem pencernaan : a. mukosa mulut lembab b. Peristaltik 37 x/menit ( normal 35x./ menit) c. nafsu makan menurun d. mual muntah e. minum lahap 6. Sistem Pernafasan : 41 x/menit (normal 40x/menit) 7. Sistem kardiovaskuler : a. nadi cepat 122 x/menit dan lemah (normal 120x/menit)

Makalah Keperawatan Anak dengan Diare Akut/Kelompok !

20

b. Tekanan Darah menurun 48/28 mmHg ( TD normal 50-70 mmHg sistolik dan 30-45 mmHg diastolik) 8. Sistem integumen : a. warna kulit pucat b. Cubitan perut sangat lambat > 2 dt c. suhu 37 C d. kemerahan pada daerah perianal 9. Sistem perkemihan : a. frekuensi berkurang dari sebelum sakit

Analisis Data Data BAB cair 10x dalam 2 hari BAB 8x dengan konsistensi cair sejak pagi tadi, Mata : cekung, Turgor : buruk Tidak mau makan, Nafsu makan menurun, minum hanya 1 gelas dalam sehari, lemas BAB cair 10x dalam 2 hari BAB 8x dengan konsistensi cair sejak pagi tadi, Perubahan nutrisi kurang dari Masalah Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit diare. berhubungan dengan kehilangan cairan sekunder terhadap

kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya intake dan out put. Resiko gangguan integritas kulit perianal berhubungan dengan peningkatan frekwensi BAB

Intervensi Keperawatan

Makalah Keperawatan Anak dengan Diare Akut/Kelompok !

21

Diagnosa Keperawatan 1 Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan sekunder terhadap diare. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam keseimbangan dan elektrolit dipertahankan secara maksimal. Kriteria hasil :

Tanda vital dalam batas normal (N: 120-60 x/mnt, S; 36-37,50 c, RR : < 40 x/mnt) Turgor elastik , membran mukosa bibir basah, mata tidak cowong, UUB tidak cekung. Konsistensi BAB lembek, frekwensi 1 kali perhari

Intervensi : 1) Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan dan elektrolit R/ Penurunan sirkulasi volume cairan menyebabkan kekeringan mukosa dan pemekatan urin. Deteksi dini memungkinkan terapi pergantian cairan segera untuk memperbaiki defisit 2) Pantau intake dan output R/ Dehidrasi dapat meningkatkan laju filtrasi glomerulus membuat keluaran tak adekuat untuk membersihkan sisa metabolisme. 3) Timbang berat badan setiap hari R/ Mendeteksi kehilangan cairan , penurunan 1 kg BB sama dengan kehilangan cairan 1 lt 4) Anjurkan keluarga untuk memberi minum banyak pada kien, 2-3 lt/hr R/ Mengganti cairan dan elektrolit yang hilang secara oral 5) Kolaborasi : - Pemeriksaan laboratorium serum elektrolit (Na, K,Ca, BUN) R/ koreksi keseimbang cairan dan elektrolit, BUN untuk mengetahui faal ginjal (kompensasi).

Makalah Keperawatan Anak dengan Diare Akut/Kelompok !

22

- Cairan parenteral ( IV line ) sesuai dengan umur R/ Mengganti cairan dan elektrolit secara adekuat dan cepat. - Obat-obatan : (antisekresin, antispasmolitik, antibiotik) R/ anti sekresi untuk menurunkan sekresi cairan dan elektrolit agar simbang, antispasmolitik untuk proses absorbsi normal, antibiotik sebagai anti bakteri berspektrum luas untuk menghambat endotoksin. Diagnosa Keperawatan 2 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya intake dan out put Tujuan:

Setelah dilakukan tindakan perawatan selama dirumah di RS kebutuhan nutrisi terpenuhi

Kriteria Hasil: Nafsu makan meningkat BB meningkat atau normal sesuai umur

Intervensi Keperawatan 1) Diskusikan dan jelaskan tentang pembatasan diet (makanan berserat tinggi, berlemak dan air terlalu panas atau dingin) R/ Serat tinggi, lemak,air terlalu panas / dingin dapat merangsang mengiritasi lambung dan sluran usus. 2) Ciptakan lingkungan yang bersih, jauh dari bau yang tak sedap atau sampah, sajikan makanan dalam keadaan hangat R/ situasi yang nyaman, rileks akan merangsang nafsu makan. 3) Berikan jam istirahat (tidur) serta kurangi kegiatan yang berlebihan R/ Mengurangi pemakaian energi yang berlebihan 4) Monitor intake dan out put dalam 24 jam R/ Mengetahui jumlah output dapat merencenakan jumlah makanan. 5) Kolaborasi dengan tim kesehtaan lain :

Makalah Keperawatan Anak dengan Diare Akut/Kelompok !

23

a. terapi gizi : Diet TKTP rendah serat, susu b. obat-obatan atau vitamin ( A) R/ Mengandung zat yang diperlukan , untuk proses pertumbuhan Diagnosa 3 Resiko gangguan integritas kulit perianal berhubungan dengan peningkatan frekwensi BAB Tujuan : Setelah dilakukan tindaka keperawtan selama di rumah sakit integritas kulit tidak terganggu Kriteria hasil : - Tidak terjadi iritasi : kemerahan, lecet, kebersihan terjaga - Keluarga mampu mendemontrasikan perawatan perianal dengan baik dan benar Intervensi : 5) Diskusikan dan jelaskan pentingnya menjaga tempat tidur R/ Kebersihan mencegah perkembang biakan kuman 6) Demontrasikan serta libatkan keluarga dalam merawat perianal (bila basah dan mengganti pakaian bawah serta alasnya) R/ Mencegah terjadinya iritassi kulit yang tak diharapkan oleh karena kelebaban dan keasaman feces 7) Atur posisi tidur atau duduk dengan selang waktu 2-3 jam R/ Melancarkan vaskularisasi, mengurangi penekanan yang lama sehingga tak terjadi iskemi dan iritasi .

EVALUASI 1. Volume cairan dan elektrolit kembali normal sesuai kebutuhan. 2. Kebutuhan nutrisi terpenuhi sesuai kebutuhan tubuh. 3. Integritas kulit kembali normal.

Makalah Keperawatan Anak dengan Diare Akut/Kelompok !

24

BAB III KESIMPULAN Diare seringkali muncul karena berbagai penyebab, termasuk diantaranya infeksi, malabsorpsi, makanan dan psikologis. Karena berbagai panyebab inilah maka akan timbul berbagai mekanisme yang akan menyebabkan diare. Penanganan diare sangat penting agar tidak terjadi komplikasi yang serius, dimana penangan yang utama adalah penggantian terapi cairan diikuti dengan medikamentosa untuk mengobati penyebabnya Pada prinsipnya dalam penanganan medikameentosa tidak boleh diberikan obat anti diare, penggunaan antibiotikpun harus sesuai hasil pemeriksaan penunjang. Sebagai pilihan adalah kotrimoksazol, amoxicilin dan atau sesuai dengan hasil uji sensitivitas.Dapat juga digunakan obat antiparasit seperti metronidazol. Sedangkan pada penanganan cairan dan elektrolit pada diare cair akut dapat menggunakan beberapa jenis cairan antara lain: Peroral: cairan rumah tangga, oralit Parenteral: ringer laktat, ringer asetat, larutan normal salin Pemberian volume cairan disesuakan dengan derajat dehidrasinya, pada kasus yang mengalami dehidrasi ringan kita dapat melakukan rehidrasi peroral dengan cairan rumah tangga atau ASI semau anak. Serta diberikan oralit setiap kali BAB dengan volume 50-100cc untuk usia dibawah 1th, dan 100-200cc untuk usia 1-5tahun, dan untuk usia lebih dari 5tahun dapat diberikan cairan semaunya. Sedangkan untuk diare cair akut dengan dehidrasi sedang dapat kita berikan oralit 75cc/kgBB untuk 3 jam pertama, setelah itu dilanjutkan pemberian cairan sesuai umur seperti pada dehidrasi ringan. Sedangkan untuk dehidrassi berat, kita dapat melakukan rehidrasi perenteral dengan cairan ringer laktat atau ringer asetat 100cc/kg BB. Dengan cara pemberian sebagai berikut: usia kurang dari 1 tahun, 30cc/kgBB dalam 1 jam pertama dilanjutkan 70cc/kgBB dalam 5 jam berikutnya. Lebih dari 1 tahun: 30cc/kgBB dalam jam pertama dilanjutkan 70cc/kgBB dalam 2 jam berikutnya.

Makalah Keperawatan Anak dengan Diare Akut/Kelompok !

25

Minum diberikan jika pasien sudah mau minum 5cc/kgBB selama proses rehidrasi (Pusponegoro, 2004).

Makalah Keperawatan Anak dengan Diare Akut/Kelompok !

26

DAFTAR PUSTAKA Ardhani punky, 2008, Art of Theraphy: Ilmu Penyakit Anak, Pustaka Cendekia Press: Jogjakarta Behrman Richard et all, 2009, Nelson textbook of Pediatrics, Sanders: Phyladelpia. Pusponegoro hardiyono et all, 2004, Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak: edisi I, Ikatan Dokter Anak Indonesia. Poorwo sumarso et all, 2003, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak: Infeksi & Penyakit Tropis, Ikatan Dokter Anak Indonesia. Hasan Rusepno et all, 2007, Ilmu Kesehatan Anak 1: cetakan ke 11, Infomedika: Jakarta.

Makalah Keperawatan Anak dengan Diare Akut/Kelompok !

27

You might also like