You are on page 1of 6

Cara Mengatasi Agar Siswa Tidak Ribut Dalam Pembelajaran

by admin on 25 Maret 2011 Tulisan ini saya buat untuk memberikan tambahan informasi kepada teman yang mencari informasi tentang hal yang sama. Bagaimanaa mengatasi agar siswa tidak ribut dalam pembelajaran? Dalam konsep pembelajaran kuantum kita mengenal prinsip bahwa semuanya bertujuan. Ini berarti bahwa dalam proses pembelajaran harus diupayakan agar semuanya bertujuan bagi terselenggaranya pembelajaran yang efektif, baik yang terkait dengan komunikasi maupun benda-benda di kelas. Siswa ribut biasanya ada sesuatu yang tidak beres dengan proses pembelajaran yang diselenggarakan oleh guru. Atau, ada sesuatu yang lebih menarik bagi siswa dibanding proses pembelajaran. Itu sebabnya, maka hal yang membuat siswa lebih tertarik itu harus didayagunakan untuk mendukung proses pembelajaran. Guru harus mampu membaca suasana hati siswa ketika mengajar, kemudian menyesuaikan aktivitas pembelajaran dengan suasana hati siswa. Ini penting, agar proses pembelajaran berlangsung mulus. Idealnya, guru menyesuaikan proses pembelajaran dengan suasana hati setiap siswa di kelas. Namun ini agaknya tidak mungkin. Oleh karena itu cukuplah jika guru menyesuaikan proses pembelajaran dengan suasana hati sebagian besar siswa di kelas. Bagaimana caranya? Pertama, masukilah dunia siswa. Guru dapat memasuki dunia siswa dalam pembelajaran melalui pertanyaan pancingan yang mengarah pada sesuatu yang sedang menjadi topik perbincangan siswa. Atau, guru mencermati apa yang sedang menarik perhatian siswa, kemudian membicarakan sesuatu yang menarik dari apa yang diperhatikan siswa tersebut. Sebentar saja. Tujuannya adalah untuk membawa siswa kepada pelajaran. Selanjutnya, cari hubungkan apa yang diperbincangkan tadi dengan materi pelajaran, sehingga siswa memberikan perhatian kepada pelajaran. Jangan dipaksakan! Jika sebentar saja perhatian siswa kembali ke hal di luar pelajaran, maka berarti pelajaran hari itu memang tidak menarik bagi siswa. Dalam situasi seperti ini guru harus cerdas dan kreatif untuk mengubah pelajaran yang tidak menarik itu menjadi menarik bagi siswa. Temukan, apakah karena metode yang tidak tepat, materi yang terlalu sulit, komunikasi yang monoton tidak menginspirasi, atau karena tidak digunakannya media pembelajaran yang sesuai.

Apabila sudah ditemukan penyebab tidak menariknya pelajaran bagi siswa (kalah menarik dibandingkan dengan situasi di luar kelas), maka segera temukan solusinya, dan terapkan dalam pembelajaran. Anda akan menemukan bahwa sebenarnya tidak sulit mengelola situasi di kelas agar fokus pada pembelajaran ketika kita memang sudah mencintai pekerjaan kita, mencintai murid-murid kita, dan berkomitmen untuk memberikan yang terbaik bagi kemajuan dan keberhasilan murid-murid kita. Tagged as: siswa ribut dalam pembelajaran

Bagaimana Guru Menemani Siswa yang Nakal


Tinggalkan komentar Go to comments

Anak disebut nakal berarti ada penyebabnya. Dan perilaku anak bisa diartikan selalu berangkat dari rumah. Bukan hanya bagaimana kedua orang tuanya mendidik dan mengajarkan pendidikan moral dan tindak-tanduk, tetapi bagaimanapun si anak menyerap ilmu dan pengetahuan praktis dari orang tua atau keluarga dan lingkungan. Tapi jangan salah, ada pula anak nakal di sekolah tapi bersikap sangat baik-baik di rumah. Guru harus mampu mendekati si anak secara personal. Tak ragu menghubungi orang tua dan menanyakan perkembangan si anak di rumah. Guru dan orang tua semestinya berbagi informasi secara jujur. Dan orang tua tidak perlu menutupi kekurangan atau kelemahan anaknya. Selain itu, hal terpenting adalah mendekati kawan-kawan karib si anak. Dengan siapa dia bergaul, aktivitas dalam pergaulan. Dalam kondisi macam ini, si anak tidak bisa langsung ditegur. Nanti, dia merasa dimonitor. Itulah pentingnya dialog bersama. Untuk hal terkecil, guru bisa selalu berani dan mau menyapa murid-muridnya bila berpapasan. Tinggalkan image wibawa, bahwa ganjil seorang guru bila menyapa anak didiknya terlebih dahulu. Bagaimana Menemani Siswa yang Sok Pandai atau Terlalu Pandai Dua murid macam ini memang berbeda. Ada yang merasa pandai padahal tidak terlalu pandai, tapi ada yang betul-betul pandai sampai mengalahkan kepandaian sang guru. Sebenarnya hal itu tidak menjadi masalah. Justru karena memiliki murid pandai, guru wajib berbangga. Tapi ini semestinya juga jadi pacuan untuk guru. Bahwa wajib baginya terus belajar, update ilmu pengetahuan sekaligus menerima kenyataan. Jadi ketika anak didik kita sok pandai, maka jangan jadi guru sok tahu. Malah, dengan berpura-pura tidak tahu, guru bisa mengoptimalkan eksplorasi pemikiran anak didiknya. Bagaimana caranya? Guru harus punya cadangan ilmu. Tidak malu bertanya pada siswa. Memang sih, ini terkesan menguji siswa secara halus. Padahal guru sedang memancing siswa berkreasi dengan kepandaiannya itu, karena siapa tahu dia punya cara sendiri mengekspresikan daya pikir dan kecerdasan.

Ini berujung pada betapa pentingnya berkata jujur. Jika guru mau jujur, maka siswa akan merasa lebih dihargai dan ini salah satu cara mengambil hati mereka. Secara tidak langsung, guru harus berani mengakui kelemahan,. Misalnya, kalau tidak bisa atau lupa akan satu materi tertentu, ya mengaku saja. Tak jadi soal, dan tidak akan menurunkan derajat sebagai seorang guru atau trik mudahnya dengan dalih belajar bersama. Selain itu, guru harus loyal pujian. Kenapa harus? Sekali lagi, selain ketulusan karena prestasi siswa, memuji kepandaian siswa berarti juga sebuah trik, di samping menyiapkan trik-trik khusus untuk siswa yang terlalu pandai. Bagaimana pun baik guru maupun siswa pasti akan memiliki kekurangan pada konsentrasi bidang tertentu, karena sama-sama manusia maka keduanya mustahil tahu segalanya. Selain melakukan pendekatan seperti yang dijelaskan di atas, seorang guru juga harus memperhatikan berbagai hal sehingga terjadi keberhasilan dalam proses belajar mengajar.
Cara Menjadi Best Teacher yang Disayangi Siswa 00:38 Ahmad Saleh Muslimin No comments

Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Berbagi ke Google Buzz

Saya yakin banyak orang yang frustasi menjadi guru hanya karena tidak yakin apakah mereka bisa berjalan beriringan dengan siswa mereka. Pasalnya, siswa yang diajarin banyak yang bandel-bandel, sementara yang baik-baik, patuh, lagi disiplin itu bisa dihitung dengan jari. Alihalih mau bersabar malah guru jadi stress, dan stressnya juga minta ampun. Kalau sudah gitu, mungkin sang guru meminta mengajar di kelas yang lebih well organized. Yah, kalau kayak gini mah jadi guru yang tidak professional, karena kerjaannya komplain dan maunya yang mudah saja. Paling ekstrim lagi, kalau udah tidak bisa menanganin murid-murid yang sebenarnya 'baik' but 'a bit hyperactive'akhirnya memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya sebagai seorang guru dan memilih jalur profesi lain. Ceritanya mungkin tidak akan begitu, jika para guru ini tahu caranya memenangkan hati siswa. Di sinilah memang letak tantangan dari orang-orang yang berprofesi sebagai guru. Nah, jika

memang benar-benar Anda pengen bersungguh-sungguh memenangkan hati siswa Anda berikut tips yang bisa Anda terapkan: (1)Be Down to Earth. Artinya seorang guru harus bisa akrab dengan muridnya. DOwn to earth bisa juga berarti merakyat, and be closed to your students. Akrab tidak berarti bahwa Anda membiarkan siswa Anda menjadi liar seenak mereka. Juga tidak berarti dari sikap mereka yang tidak teratur lantas Anda berlaku keras dan kaku. Sebaliknya, ajak mereka bersama-sama dengan bahasa yang wajar, tentunya dalam bahasa yang mereka mengerti, membuat peraturan bersama dan menerapkan asas kedisiplinan yang telah disepakati bersama. Misalnya kita buat kesepakatan dimana merekalah sebagai sumber referensinya. Kita tanyakan saja apa kewajiban yang mereka harus penuhi, dan juga tanyakan konsekwensi apa yang mereka harus lakukan sebagai tanggung jawab dari mereka. So it's not from us, tapi from their own understanding upon their responsibilities as students. Very wise right? (2)Terapkan metode mengajar yang fun. Tentunya akan sangat sulit mengharapkan mereka menguasai keseluruhan materi yang kita ajarkan jika situasi belajarnya terlalu serius. Dan memang tidak ada siswa yang suka mendengarkan guru yang mengajar seala kadarnya dan membosankan. Kalau itu yang dulu pernah Anda lakukan, sekarang saatnya merubahnya. Kita harus punya target mengubah style mengajar kita, buat yang fun, buat mereka ternganga bahwa kita sebenarnya is not just an ordinary teacher. Tunjukan pada diri Anda bahwa Anda bisa memenangkan hati mereka dengan metode mengajar Anda yang fun. Gimana bisa melakukannya, lakukan studi literatur, bisa lewat internet atau buku2 yang dijual di toko buku. Intinya you have to do something to win their hearts. Yah, lakukan seperti layaknya politisi sukses, buat semenarik mungkin. (3)Jadilah pendengar yang baik. Biasanya sebenarnya murid-murid butuh guru mereka sebagai tempat curhat. Mereka butuh saran dari orang tua, tapi mungkin mereka tidak dapatkan dari orang tua mereka. Karena mungkin merasa tidak didengarkan, siswa umumnya membuat ulah bermacam-macam agar menjadi pusat perhatian sekaligus dapat atensi dari guru mereka. Meskipun sebenarnya cara itu salah. Nah, maka dari itu, sebelum memulai kelas alngkah baiknya bertanya tentang keadaan murid, dengarkan cerita mereka, setelah kebutuhan mereka terpenuhi baru kemudian mulailah pengajaran. Jadi kalau bisa di kemudian hari tidak terjadi lagi misinterpretasi terhadap kelakuan siswa yang menurut kita aneh lagi tidak sopan. Pasti ada sesuatu yang terjadi pada siswa itu, dan kita harus cari tahu. Saya yakin kalau kita menjadi pendengar yang baik, insyaAllah mereka juga nantinya akan mendengarkan kata-kata kita. (4)Jadilah guru yang komitmen terhadapa peraturan dan bisa memegang janji. jangan pernah sekali waktupun ketika Anda sudah komitmen terhadap peraturan bersama yang Anda buat bersama siswa Anda lantas Anda melonggarkan aturan kedisiplinan. Karena ada siswa yang sudah mulai disiplin akan melihat Anda sebagai guru yang tidak adil. Selanjutnya,jangan pernah mengatakan janji bila Anda tidak menepatinya. Kenapa karena siswa selalu mengingat apa yang Anda katakan tanpa melewatkan satu detailpun. Dan pasti mereka akan menagih janji Anda. Jika Anda melanggarnya, Anda akan kehilangan cinta mereka. So, play safe. Okay! Mungkin tipsnya untuk kali ini itu saja, and next let's start winning our students' love.

Penguasaan Kelas Tanpa Marah-marah

Menjadi guru memang tidak mudah, perlu pengalaman dan kepribadian yang mendukung untuk menjadi guru yang matang selain juga penguasaan berbagai ilmu psikologi pendidikan praktis untuk mengelola kelas yang baik dan tenang. Ada tips atau saran yang perlu diperhatikan bagi seorang guru, yang kesulitan dalam menguasai kelas, mengatasi anak-anak murid yang selalu ribut, bermain, tidak perhatian dalam belajar dan sebagainya. Hal-hal tersebut disebabkan oleh beberapa kesalahan yang baik sengaja ataupun tidak, dilakukan oleh seorang guru di depan kelas. 1. Kondisi kelas yang tidak mendukung 2. Kelas yang lepas kendali 3. Perbuatan jelek tanpa konsekwensi

Kondisi

Kelas

yang

tidak

mendukung

Kondisi kelas yang tidak mendukung, meja berantakan, murid yang belum siap untuk belajar, keasyikan bermain atau bawa mainan atau bermain dalam kelas dan sebagainya yang semua itu akan mengganggu atau bahkan menggagalkan proses belajar dikelas. Pada dasarnya setiap kelas tidak siap untuk belajar. Gurulah yang seharusnya mempersiapkan, mengkondisikan kelas agar siap untuk belajar. Saya mengenal seorang guru SD teman sesama mengajar, ia masuk kelas 3, sudah siap untuk materi yang akan diajarkan yaitu bahasa Indonesia untuk kelas 3 SD. Tetapi murid tidak siap, mereka asyik bermain karena baru selesai istirahat tetapi bel tanda masuk sudah berbunyi, anak-anak tersebut masih merasa jam istirahat. Ia segera memerintahkan agar anakanak tenang, mereka tidak mau tenang. Perintahnya ia ulang sampai tiga kali tidak juga tenang. Ia ambil spidol menulis di papan tulis besar-besar "HARAP TENANG" dengan harapan murid-murid mengerti bahwa ia sedang marah dan murid segera tenang memulai pelajaran. Sampai akhirnya ia putus asa anakanak tidak juga tenang ia memulai pelajaran dengan keadaan kelas yang ribut, anak-anak asyik cerita sana-sini tidak memperhatikan guru yang sedang menerangkan pelajaran. Sampai waktu pelajaran hampir habis anak tidak juga tenang ia pun melepaskan tanggung jawabnya dengan duduk menenangkan diri di kantor majelis guru. Akhirnya anak-anak kelasnya timbul perkelahian ketahuan oleh kepala sekolah yang disalahkan adalah guru yang mengajar jam berikutnya. Ada juga teman saya yang tegas pada anak. Ia guru Bahasa Inggris. Setiap kali ia masuk kelas ia tidak langsung duduk di meja guru, tetapi berkeliling kelas menegur setiap anak yang asyik cerita, bermain, mengingatkan bahwa jam

pelajaran sudah masuk dan tidak boleh ada yang bermain atau bercerita sesama teman. Bahkan ia mengambil permainan yang dimainkan anak-anak di dalam kelas. Anak-anak untuk sementara ketakutan permainannya diambil segera menyimpan mainannya kedalam tas. Ketika itu pula guru tersebut memerintahkan untuk mengeluarkan buku pelajaran bahasa inggris, dan anak-anak segera mematuhinya. Guru bahasa Inggris ini menguasai kelas dengan baik. Ia dapat dengan tenang mengajar dan konsentrasi muridpun dapat terkondisikan lebih baik untuk belajar. Demikianlah pentingnya mengkondisikan kelas. Gurulah yang mengkondisikan kelas agar tenang dan siap untuk belajar. Bukan guru menunggu agar murid tenang dan siap untuk belajar. Kelas yang lepas Kendali

Kelas perlu kendali dari guru. Gurulah yang pegang kendali agar kelas senantiasa tetap tenang dan kondisi terfokus untuk belajar. Setiap murid selalu mencari celah kelonggaran dari seorang guru agar ia dapat bermain dan bebas berbuat sekehendak hatinya. Bahkan murid sekarang kreatif menciptakan celah kelonggaran kendali guru di kelas. Jangan salahkan murid tetapi gurulah yang senantiasa memegang kendali. Contoh guru bahasa Indonesia teman saya diatas adalah contoh guru yang tidak pernah memegang kendali kelas. Ia biarkan saja murid-murid ribut di kelas. Mengendalikan kelas dengan cara marah-marah, membentak murid, Berteriak-teriak menimbulkan ketegangan dan ketakutan yang tidak baik untuk suasana belajar. Inilah yang perlu di tanamkan dan diajarkan pada murid-murid bahwa setiap perbuatan ada konsekwensinya jadi ia akan mengerti dan berbuat yang lebih baik dan selalu memilih perbuatan yang baik untuk mendapatkan konsekwensi yang baik dari perbuatannya. Perbuatan jelek tanpa konsekwensi

Konsekwensi adalah akibat dari perbuatan yang ia perbuat. Bisa hukuman bagi yang melakukan pelanggaran peraturan kelas, seperti berdiri di salah satu tempat dikelas yang terpisah dari kawankawanya dan sebagainya. Ada banyak konsekwensi yang perlu diterapkan pada anak didik agar mereka mengerti perbuatan baik dan mengerti jika ia melakukan perbuatan salah dapat konsekwensi hukuman dari guru. Konsekwensi ada konsekwensi logis, konsekwensi alam, kosekwensi substitusi dan lain sebagainya. Dapat seorang guru memilih atau membuat konsekwensi substitusi dari perbuatan yang dilakukan anak didik. Jika anak didik tidak diberikan atau tidak dikenalkan pada konsekwensi seperti itu maka anak tidak akan pernah tahu atau mengerti mana perbuatan baik dan benar dilakukan dan mana perbuatan yang salah yang seharusnya tidak dilakukan. Kalau keadaan tanpa konsekwensi ini berulangulang terjadi bukan saja anak didik tidak disiplin tetapi akan sulit mendidiknya untuk mengerti nilai-nilai dan norma yang ada dilingkungan kehidupannya.

You might also like