You are on page 1of 48

Iki Jenis html saka file http://umar-chan.com/download/Skripsi~PENGARUH%20GAYA %20KEPEMIMPINAN%20KEPALA%20MADRASAH.pdf.

G o o g l e ngubah dadi HTML Page 1 1 PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) KOTA BLITAR SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Malang untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan Islam (S. Pdi) Oleh: SITI JUAIRIAH NIM. 02110216 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MALANG 2006 Page 2 2 PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) KOTA BLITAR SKRIPSI Oleh: SITI JUAIRIAH NIM. 02110216 Telah Disetuji Oleh: Dosen Pembimbing Prof. Dr. HM. Djunaidi Ghony NIP. 150 042 031 Tanggal, 02 Januari 2007 Mengetahui Dekan Fakultas Tarbiyah Prof. Dr. HM. Djunaidi Ghony NIP. 150 042 031 Page 3 3 Halaman Pengesahan Page 4 4 PERSEMBAHAN Teriring rasa syukur kepada Allah SWT. skripsiku ini ku persembahkan kepada orang-orang yang sangat berarti dalam hidupku: Ayahku Mujio dan Ibundaku Murtiah Yang dengan jerih payahnya mengasuh dan mendidikku mulai dari kecil hingga sekarang ini, Yang selalu menyayangiku setulus hati, serta berkat doa dan restunya aku bisa menyelesaikan skripsiku ini. Semoga ananda bisa menjadi anak yang bisa dibanggakan Kakeku Nenekkku Yang selalu mendoakan, memberikan nasehat serta menyayangiku. Semoga aku bisa menjadi cucu yang dapat kakek dan nenek banggakan Kakakku Asmawati Yang selalu memberikan kasih sayang dan perhatian kepadaku. Aku sangat menyayangimu Adikku Amanah dan adek Amin

Kalian adalah penyemangatku, yang membuat canda tawa di dalam hari-hariku. Aku sangat menyayangi kalian Teman-teman Pagar Nusa Angkatan 02 Semoga persaudaraan ini tidak akan putus sampai dikaherat nanti Untuk adik-adikku semua semoga Skripsi ini bermanfaat bagi kalian Untuk seseorang yang selalu memberi semangat dan selalu tersenyum untukku tanks banget semoga aku bisa menjadi yang terbaik untukmu Teman-temanku angkatan 2002, Semoga kita dapat mengamalkan ilmu yang telah kita peroleh dengan baik Page 5 5 MOTTO " Ya Tuhan kami anugerahkan kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami) dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa ". (Al-Furqon: 74) Page 6 6 Prof. Dr. HM. Djunaidi Ghony Dosen Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Malang NOTA DINAS PEMBIMBING Hal : Skripsi Siti Juairiah Malang, 02 Januari 2007 Lamp : 4 eksemplar Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang di Malang Assalamu'alaikum Wr. Wb. Sesudah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa maupun tehnik penulisan, dan setelah membaca skripsi ini mahasiswa tersebut di bawah ini: Nama : Siti Juairiah NIM : 02110251 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Judul Skripsi : Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah Terhadap Motivasi belajar Siswa MAN Kota Blitar Maka selaku pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak diajukan untuk diujikan. Wassalamu'alaikum Wr. Wb. Pembimbing Prof. Dr. HM. Djunaidi Ghony NIP. 150 042 031 Page 7 7 SURAT PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka. Malang, 02 Januari 2007 Siti Juairiah

Page 8 8 KATA PENGANTAR Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, dengan judul: Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah Terhadap Motivasi belajar Siswa MAN Kota Blitar. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. yang telah yang telah membimbing umatnya dari zaman kegelapan menuju zaman terang benderang yaitu dinul Islam. Dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini penulis tidak akan terlepas dari bimbingan, dukungan, dan bantuan dari semua pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini izinkanlah kami menghaturkan ungkapan terima kasih yang paling dalam kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini. Ungkapan terimakasih ini kami sampaikan kepada: 1. Bapak Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, selaku Rektor Universitas Islam Negeri Malang. 2. Bapak Prof. Dr. HM. Djunaidi Ghony, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Malang. 3. Bapak Drs. Moh Padil, M. Ag selaku ketua Jurusan Pendidikan Islam Universitas Islam Negeri Malang. 4. Bapak Prof. Dr. HM. Djunaidi Ghony selaku dosen pembimbing yang dengan sabar membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Bapak dan Ibuku yang selalu memberikan doa, dorongan, motivasi, perhatian serta nasihat-nasihat dengan penuh kasih sayang, Page 9 9 6. Bapak Drs. Hasyim Asy'ari selaku Kepala MAN Kota Blitar, yang telah memberikan izin kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 7. Segenap Dewan Guru, Staf dan siswa MAN Kota Blitar, penulis ucapkan terima kasih atas kerja samanya dalam menyelesaikan skripsi ini. 8. Kakakku dan kedua adikku yang telah memberikan perhatian, kasih sayang serta semangat sehingga terselesainya skripsi ini. 9. Serta semua pihak yang telah memberikan bantuan demi terselesainya skirpsi ini. Semoga Allah SWT. Membalas semua amal kebaikan atas bantuan yang telah diberikan kepada kami Akhirnya, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan semua yang membacanya. Amiin. Malang, 02 Januari 2007 Penulis Page 10 10 DAFTAR ISI Halaman Judul i Halaman Pengajuan ii Halaman Persetujuan ............... iii Halaman Pengesahan iv Halaman Persembahan ................ v Halaman Motto . vi Halaman Nota Dinas Pembimbing vii

Halaman Pernyataan.. viii Kata Pengantar... ix Daftar Isi xi Abstrak. xiii BAB I. PENDAHULUAN............... 1 A.Latar Belakang Masalah. 1 B.Ruang Lingkup Pembahasan. 9 C.Rumusan Masalah...... 10 D.Tujuan Penelitian....................... 10 E.Manfaat Penelitian............................. 10 F.Metodelogi Penelitian.. 11 G.Sistematika Pembahasan. 13 BAB II. KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH. A.Pengertian Kepemimpinan Kepala Madrasah 15 1. Tipe-tipe Kepemimpinan 18 a. Tipe Otokrasi. 18 b. Tipe Laissez-Fire. 20 c. Tipe Demokrasi 25 A.Motivasi Belajar.. 44 1. Pengertian............... 44 2. Macam-Macam Motivasi................ 49 Page 11 11 3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi 52 4. Fungsi Motivasi dalam Belajar. C. Pengaruh Gaya Kepemimpina Kepala Madrasah Terhadap Motivasi Belajar Siswa 56 BAB III. Lokasi Penelitian A.Latar Belakang Obyek ... 63 B.Jenis Penelitian.. 63 C.Data dan Sumber Data 64 D.Populasi dan Sampel.. 65

E.Instrumen Penelitian. 68 F.Pengumpulan Data. 69 G.Metode Analisis Data.. . 71 BAB IV Paparan Dan Analisis Hasil Data.. A.Latar Belakang Obyek Penelitian 75 B.Paparan dan Analisis Data Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah yang Demokratis dalam memotivasi Belajar Siswa . 82 C. Paparan Data dan Analisis Data Faktor-Faktor yang Mempenngaruhi Motivasi Belajar Siswa D. Paparan dan Analisis Data Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah Terhadap motivasi Belajar Siswa...87 . BAB V PENUTUP..93 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN Page 12 12 ABSTRAK Juairiah, Siti, 2002. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah Terhadap Motivasi Belajar Siswa Di MAN Kota Blitar, Skripsi, Jurusan Pendidikan Islam, Fakultas TArbiyah, Universitas Islam Negeri (UIN) Malang, Dosen Pembimbing: Prof. Dr. M. Djunaidi Ghoni Kata Kunci: Gaya Kepemimpinan, Motivasi Belajar Gaya kepemimpinan seorang pemimpin atau manajer biasanya dipakai sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Salah satu pendekatan yang digunakan untuk mempelajari kesuksesan pemimpian yaitu dengan mempelajari gaya yang akan melahirkan berbagai tipe atau gaya kepemimpinan. Berdasarkan sifat dan cara-cara pemimpin atau pelaksanaannya dan mengembangkan kegiatan kepemimpinan dalam lingkungan kerja yang dipimpin: gaya kepemimpinan otokratis/ otoriter, gaya kepemmimpinan laissez-fire, dan gaya kepemimpinan demokratis.Untuk memilih gaya kepemimpinan yang akan digunakan perlu dipertimbangkan berbagai factor yang mempengaruhi: (1) factor dalam organisasi, (2) factor pimpinan manajer, (3) factor bawahan, (4) factor situasi penugasan. # # Motivasi belajar merupakan satu kebutuhan dalam belajar yang sangat penting yang tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan belajar. Motivasi belajar ada yang berasal dari diri sendiri yang biasa disebut motivasi intrinsic, ada juga yang berasal dari luar diri yang mana munculnya membutuhkan rangsangan dari luar yang biasa disebut dengan motivasi ekstrinsik. Penelitian ini dilakukan di MAN Kota Blitar yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan kepala madrasah terhadap motivasi belajar siswa. Untuk membuktikan hipotesis dalam penelitian ini metode mengumpulan data yang digunakan adalah tehnik angket, interview, observasi dan dokumen. Sedangkan pengambilan sample mengunakan random sampling yaitu siswa kelas II MAN Kots Bliar yang berjumlsh 156 siswa. Uji validitas menggunakan tehnik korelasi product moment dari person. Sedangkan uji relibialitas mengunakan tehnik alpha dengan bantuan computer. Selanjutnya untuk mengetahui hasil data yang dikumpulkan di lakukan perhitungan dengan menggunakan tehnik product moment. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan (1) ada pengaruh antara gaya kepemimpinan otokrasi terhadap motivasi belajar, dengan koefisien korelasi 0.262 %. (2) ada pengaruh gaya kepemimpinan laissez-fire terhadap motivasi belajar, dengan koefisien korelasi 0.927 %. (3) ada pengaruh gaya kepemimpinan demokratis terhadap

motivasi belajar, dengan koefisien korelasi 0.589 %. Sedangkan sumbangan efektif penelitian sebesar (r 2 x 100 % =24 % ). Berdasarkan data yang terkumpul dan analisis didapatkan hasil yang signifikan ( F =16.033, P< 0.005 ) artinya semakin tinggi gaya kepemimpinan maka motivasi belajar semakin baik dan sebaliknya. Page 13 13 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kepala sekolah sebagai penanggung jawab dalam lembaga pendidikan yang dia pimpin memiliki tugas yang tidak ringan. Sebab baik buruknya lembaga tersebut tidak lepas dari pengawasan kepala sekolah. Kepemimpinan dibidang pendidikan juga memiliki pengertian bahwa pemimpin harus memiliki keterampilan dalam mempengaruhi, mendorong, membimbing, mengarahkan, dan menggerakkan orang lain yang ada hubungannya dengan pelaksanaan dan pengembangan pendidikan dan pengajaran ataupun pelatihan agar segenap kegiatan dapat berjalan secara efektif dan efisien yang pada gilirannya akan mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran yang telah ditetapkan. # # Dikatakan juga bahwa sebagai pemimpin pendidikan kepala sekolah menghadapi tanggung jawab yang berat, untuk itu ia harus memiliki persiapan memadai. Fungsi utama kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan adalah menciptakan situasi belajar mengajar sehingga guru-guru dapat mengajar dan murid dapat belajar dengan baik # # . Didalam kepemimpinan ada 3 unsur yang saling berkaitan yaitu: unsur manusia, unsur sarana, unsur tujuan. Untuk dapat memperlakukan ketiga unsur tersebut secara seimbang seorang pemimpin harus memiliki pengetahuan atau kecakapan dan keterampilan yang diperlukan dalam melaksanakan kepemimpinan. Pengetahuan dan keterampilan ini dapat diperoleh dari pengalaman belajar secara teori ataupun dari pengalaman di dalam praktek selama menjadi pemimpin. Namun secara tidak di sadari seorang pemimpin dalam memperlakukan ketiga unsur tersebut dalam rangka Page 14 14 menjalankan kepemimpinannya menurut caranya sendiri. Dan cara yang digunakannya merupakan cerminan dari sifat-sifat dasar kepribadian seorang pemimpin walaupun pengertian ini tidak mutlak. Cara atau tehnik seorang dalam menjalankan suatu kepemimpinan di sebut tipe atau gaya kepemimpinan. Adapun gaya gaya kepemimpinan yang pokok atau di sebut ekstrem ada 3 yaitu: (!). Otokratis (2). Laizzes faire dan (3). Demokratis. # # Sedangkan Graves di Stanford University memberikan laporan mengenai 4 tipe-tipe kepemimpinan yaitu: (1). Tipe autoritarian (2). Tipe laizzes-fire (3). Tipe Demokratis (4). Tipe Pseudo demokratis. a. Tipe Otokrasi/ Otoriter Otokrasi berasal dari kata oto yang berarti sendiri dan kratos berarti pemerintah. Jadi otokrasi adalah mempunyai pemerintah dan menentukan sendiri. # # Otokrasi merupakan Pemerintahan atau kekuasaan yang dipegang oleh seseorang yang berkuasa secara penuh dan tidak terbatas masanya. Sedangkan yang

memegang kekuasaan di sebut otokrat yang biasanya di jabat oleh pemimpin yang berstatus sebagai raja atau yang menggunakan sistem kerajaan. # # Sedangkan di lingkungan sekolah bukan raja yang menjadi pemimpin akan tetapi kepala sekolah yang memiliki gaya seperti raja yang berkuasa mutlak dan sentral dalam menentukan kebijaksanaan sekolah. Adapun Secara sederhana, gaya kepemimpinan kepala sekolah yang bertipe otokrasi sebagai berikut: a. Keputusan dan kebijakan selalu dibuat pemimpin, dimana gaya kepemimpinan yang selalu sentral dan mengabaikan asas musyawarah mufakat. Page 15 15 b. Pengawasan dilakukan secara ketat yaitu pengawasan kepala sekolah yang tidak memakai prinsip partisipasi, akan tetapi pengawasan yang bersifat menilai dan meghakimi c. Prakarsa berasal dari pemimpin yaitu gaya kepala sekolah yang merasa pintar dan merasa bertanggungjawab sendiri atas kemajuan sekolah d. Tidak ada kesempatan untuk memberi saran, dimana gaya kepala sekolah merasa orang yang paling benar dan tidak memiliki kesalahan. e. Kaku dalam bersikap yaitu kepala sekolah yang tiidak bisa melihat situasi dan kondisi akan tetapi selalu memaksakan kehendaknya. # # Kepala sekolah yang otoriter biasanya tidak terbuka, tidak mau menerima kritik, dan tidak membuka jalan untuk berinteraksi dengan tenaga pendidikan. Ia hanya memberikan interuksi tentang apa yang harus dikerjakan serta dalam menanamkan disiplin cenderung menggunakan paksaan dan hukuman. # # 1. Tipe Laissez-Faire Kepala sekolah sebagai pemimpin bertipe laissez faire menghendaki semua komponen pelaku pendidikan menjalankan tugasnya dengan bebas. Oleh karena itu tipe kepemimpinan bebas merupakan kemampuan mempengeruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan diserahkan pada bawahan. Karena arti lassez sendiri secara harfiah adalah mengizinkan dan faire adalah bebas. Jadi pengertian laissez-faire adalah memberikan kepada orang lain dengan prinsip kebebasan, termasuk bawahan untuk melaksanakan tugasnya dengan bebas sesuai dengan kehendak bawahan dan tipe ini dapat dilaksanakan di sekolah yang memang benar benar mempunyai Page 16 16 sumber daya manusia maupun alamnya dengan baik dan mampu merancang semua kebutuhan sekolah dengan mandiri. # # Adapun ciri-ciri khusus laissez faire yaitu: 1. Pemimpin kurang bahkan sama sekali tidak memberikan sumbangan ide, konsep, pikiran dan kecakapan yang dimilikinya. 2. Pemimpin memberikan kebebasan mutlak kepada stafnya dalam menentukan segala sesuatu yang berguna bagi kemajuan organisasinya tanpa bimbingan darinya. # # Dari gaya kepemimpinan laissez-faire diatas dalam kontek pendidikan indonesia sangat sulit untuk dilaksanakan karena keadaan pendidikan kita masih mengalami beberapa gendala mulai dari masalah pendanaan, sumber daya manusia,

kemandirian, dan lain sebagainya. Menurut Imam Suprayogo, Tipe kepemimpinan ini sangat cocok sekali untuk orang yang betul-betul dewasa dan benar-benar tau apa tujuan dan cita-cita bersama yang harus dicapai. # # 3. Tipe Demokratis Kepemimpinan demokratis adalah kepemimpinan berdasarkan demokrasi yang pelaksanaannya disebut pemimpin partisipasi (partipative leadership). Kepemimpinan partisipasi adalah suatu cara pemimpin yang kekuatannya terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga kelompok. # # Secara sederhana, gaya kepemimpinan kepala sekoalah bertipe demokratis dapat diperjelas sebagai berikut: 1. Wewenang tidak mutlak, artinya segala yang menjadi hak kepala sekolah dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan dasar hukumnya. 2. Bersedia melimpahkan tugasnya pada orang lain dengan sistem pembagian kerja yang jelas maupun sistem pendelegasian. Page 17 17 3. Keputusan yang dibuat bersama, artinya segala kebijakan yang dibuat sekolah merupakan tanggung jawab bersama. 4. Komunikasi berlangsung timbal balik 5. Pengawasan secara wajar yang tidsak mengunakan prinsip otokrasi yang cenderung menilai dan menghakimi. Akan tetapi pengawasan yang bersifat pengembangan dan mendidik. 6. Banyak kesempatan untuk menyampaikan saran kepada sekolah. # # Adanya gaya kepemimpinan kepala sekolah yang bermacam-macam tersebut diharapkan mampu sebagai agen perubahan dalam sekolah sehingga mempunyai peran aktif dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Untuk meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah maka kepala sekolah sebagai pimpinan harus mempunyai kemampuan leadership yang baik. Kepemimpinan yang baik adalah kepala sekolah yang mampu dan dapat mengola semua sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. # # Pengaruh pemimpin itu dapat memperkembangkan hubungan manusia yang lebih baik dapat mempengaruhi pertumbuhan sikap-sikap yang positif daripada individi-individu yang dipimpinnya. Dan yang paling penting ialah pengaruh kepemimpinannya sangat menentukan bagaiman kualitas kegiatan kerjasama dan kualitas hasil yang dapat di capai oleh kegiatan kerjasama dalam situasi group itu. # # Respon anak terhadap situasi situasi sekolah tidak ada yang sama karena adanya perbedaan dalam banyak segi. Perbedaan itu tidak hanya pada prilaku tapi juga pada tingkat perkembangan dan pertumbuhan serta tingkat potensialnya. # # Menurut Philip R.Everson, pada hakekatnya perbedaan-perbedaan individu Page 18 18 adalah perbedaan-perbedaan dalam kesiapan belajar. Anak-anak yang masuk sekolah masing-masing memiliki tingkat kecerdasan, perhatian dan pengetahuan yang berbeda dengan kesiapan belajar yang berbeda-beda. Mereka berbeda dalam potensi bahkan dalam karakternya. Masalahnya adalah pendidikan yang bagaimana yang patut

diberikan kepada mereka agar tercapai perkembangan secara optimal bagi tiap individu sesuai dengan kapasitas dan kecenderungan-kecenderungan mental mereka. # # Banyak sekali, bahkan sudah umum orang menyebut dengan motif untuk menunjukan mengapa orang itu berbuat sesuatu. Menurut Mc. Donald, Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dalam kegiatan belajar mengajar, apabila ada seseorang siswa misalnya tidak berbuat sesuatu yang seharusnya dikerjakan, maka perlu diselidiki sebab-sebabnya. Sebab-sebab itu biasanya bermacam-macam, mungkin ia tidak senang, mungkin sakit, lapar, ada problem pribadi dan lain-lain. Hal ini berarti pada diri anak tidak terjadi perubahan energi, tidak terangsang efeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan belajar. Keadaan semacam ini perlu dilakukan daya upaya yang dapat menemukan sebab-musababnya dan kemudian mendorong seorang siswa itu mau melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan, yakni belajar. Dengan kata lain siswa itu perlu diberikan rangsangan agar tumbuh motivasi pada dirinya. Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual. Perannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. # # Menurut Woodworth dan Marques motif adalah suatu Page 19 19 tujuan jiwa yang mendorong individu untuk aktivitas-aktivitas tertentu dan untuk tujuan terhadap situasi disekitarnya. # # Banyak bakat anak tidak berkembang karena tidak diperolehnya motivasi yang tepat. Jika seorang siswa mendapatkan motivasi yang tepat, maka lepaslah tenaga yang luar biasa, sehingga tercapai hasil yang semula tidak terduga. # # Memotivasi belajar penting artinya dalam proses belajar siswa, karena fungsinya yang mendorong, menggerakkan, dan mengarahkan kegiatan belajar. # # Studi keberhasilan kepala sekolah menunjukkan bahwa kepala sekolah adalah seseorang yang menentukan titik pusat dan irama suatu sekolah. Bahkan lebih jauh study tersebut menyimpulkan bahwa keberhasilan sekolah adalah keberhasilan kepala sekolah. Beberapa diantara kepala sekolah di lukiskan sebagai orang yang memiliki harapan tinggi bagi para staff dan para siswa. Kepala sekolah adalah mereka yang mengerti tugas-tugas mereka dan menentukan irama bagi sekolah mereka. Hal ini menunjukan betapa penting peranan kepala sekolah dalam menggerakkan kehidupan sekolah mencapai tujuan yaitu: Kepala sekolah berperan sebagai kekuatan sentral yang menjadi kekuatan penggerak kehidupan sekolah, dan kepala sekolah harus memahami tugas dan fungsi mereka demi keberhasilan sekolah serta memiliki kepedulian kepada staff dan siswa. Gaya kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor yang penting dalam peningkatan motivasi belajar siswa. Hal ini karena kepala sekolah merupakan figur ideal yang jadi panutan bagi para bawahanya. Maka muncul pertanyaan gaya kepemimpinan kepala sekolah yang seperti apa yang dapat mempengaruhi motivasi Page 20 20

siswa di sekolah tersebut. Kepemimpinan yang efektif ialah suatu proses untuk menciptakan wawasan untuk masa depan yang mempertimbangkan jangka panjang kelompok yang terlibat, mengembangkan strategi yang rasional, mengembangkan suatu kombinasi dari proses biologis, social, psikologis yang kompleks menentukan potensi kepemimpinan seseorang individu bisa saja seseorang memiliki sifat kepemimpinan yang berbeda. Sebagai motivator kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat memberikan motivasi kepada para tenaga pendidikan dalam melakukan berbagai tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat di tumbuhkan melalui pengaturan lingkungan fisik, pengaturan suasana kerja, disiplin, dorongan penghargaan secara efektif dan penyediaan sumber belajar melalui pengembangan pusat sumber belajar. Namun demikian dari semua paparan diatas gaya kepemimpinan kepala sekolah belum begitu jelas terutama dalam memotivasi belajar siswa.Sehubungan dengan masalah tersebut maka penyusun tertarik untuk meneliti tentang Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Belajar Siswa MAN Kota Blitar A. Ruang lingkup Pembahasan Dalam penelitian ini sengaja peneliti membatasi ruang lingkup pembahasan yang meliputi: Gaya kepemimpinan kepala madrasah demokratis dalam memotivasi belajar siswa, Faktor-faktor apa yang mempengaruhi motivsi belajar siswa, serta Pengaruh Gaya kepemimpinan Kepala Madrasah terhadap memotivasi belajar siswa di MAN Kota Blitar B. Rumusan Masalah Page 21 21 Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dipaparkan diatas, maka dapatlah dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan kepala madrasah dalam memotivasi belajar siswa di di MAN Kota Blitar 2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi motivsi belajar siswa di MAN Kota Blitar 3. Pengaruh gaya kepemimpinan kepala madrasah terhadap motivasi belajar siswa di MAN Kota Blitar A. Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini tujuan yang ingin dicapai adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan kepala madrasah dalam memotivasi belajar siswa di di MAN Kota Blitar 2. Untuk mengetahui Faktor-faktor apa yang mempengaruhi motivsi belajar siswa di MAN Kota Blitar 3. Untuk mengetahui Pengaruh Gaya kepemimpinan Kepala Madrasah terhadap memotivasi belajar siswa di MAN Kota Blitar A. Manfaat Peneliltian Dalam penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Lembaga, sebagai sumbangan pemikiran penyusun dalam upaya pelaksanaan kepemimpinan dalam memotivasi belajar siswa di MAN Kota Blitar Page 22 22 2. Ilmu pengetahuan, sebagai informasi dan pertimbangan penyusun apabila nanti terjun dalam lapangan kepemimpinan pendidikan madrasah 3. Peneliti, untuk menambah khazanah pengetahuan tentang kepemimpinan kepala madrasah dalam memotivasi belajar siswa. A. Metedelogi Penelitian 4.Penentuan Populasi Sebelum melakukan penelitian penulis mengambil langkah yang diperlukan dalam hal ini sebagai langkah pertama yaitu penentuan populasi Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian. 1 4

Sedangkan menurut Sutrisno Hadi populasi adalah semua individu untuk siapa kenyataan-kenyataan yang diperoleh dari sampel itu hendak digeneralisasikan. 1 5 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa populasi adalah individu dari keseluruhan subyek penelitian yang dijadikan sarana penelitian guna memperoleh data. Dalam hal ini populasinya adalah kepala sekolah, metode pengumpulan data, dan siswa. 2. Tehnik Penngumpulan Data Metode yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi sebagai bahan utama yang relevan dan obyektif. Dalam penelitian ini adalah: 1. Metode Observasi Metode observasi adalah pengamatan yang dilakukan terhadap fenomena-fenomena yang diteliti. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang letak dan keadaan geografis sekolah, sarana dan prasarana pendidikan, keadaan sekolah dan murid serta kepemimpinan kepala madrasah dalam proses pendidikan, meliputi gaya kepemimpinan kepala sekolah dan perannya dalam Page 23 23 memotivasi belajar siswa. 4. Metode Interview Metode Interview sering juga disebut dengan wawancara atau kuesioner lisan, yaitu sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari wawancara (interviewee). 1 6 Interview dapat dipandang sebagai teknik pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis berlandaskan pada tujuan umum penyelidikan. 1 7 Berarti yang dimaksud interview adalah usaha mengumpulkan informasi dengan cara mengajukan pertanyaan secara lisan, untuk dijawab secara lisan pula, secara langsung dengan tatap muka (face to face relationship) antara si pencari unformasi dengan sumber informasi, antara peneliti dengan responsen secara sistematis berdasarkan pada tujuan peneliti. 5. Metode Analisa Analisa data dalam suatu penelitian merupakan bagian yang sangat penting, karena dengan analisis ini data yang ada akan nampak manfaatnya terutama dalam memecahkan masalah penelitian untuk mencapai tujuan akhir penelitian. Untuk data kuantitatif digunakan analisis statistic. Sedangkan untuk data kualitatif di gunakan tehnik desdkriktif. G. Sistematika Pembahasan Untuk lebih mempermudah pembahasan dalam penulisan ini peneliti menulis mensistematikan pembahasan dalam beberapa sub bab sebagai berikut BAB I : Pendahuluan Merupakan gambaran yang secara umum menjelaskan mengenai latar Page 24 24 belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup pembahasan, dan sistematika penulisan skripsi BAB II : Kajian teori Membahas mengenai kajian teori yang berhubungan dengan permasalahan dalam penelitian yaitu tentang pengertian kepemimpinan, gaya kepemimpinan kepala madrasah dalam memotivasi belajar siswa yang

terdiri dari 3 sub bab yaitu kepemimpinan kepala madrasah, motivasi belajar dan pengaruh gaya kepemimpinan kepala madrasah terhadap motivasi belajar siswa BAB III : Metodelogi Penelitian Berisi tentang penjelasan mengenai variabel-variabel yang mendukung penyelesaian masalah, tentang obyek penelitian, populasi, sample, metode pengumpulan data dan analisa data yang berfungsi untuk memperoleh gambaran tentang permasalahn dari obyek yang diteliti BAB IV : Hasil Penelitian Yang meliputi latar belakang obyek penelitian, pemaparan dan analisa data BAB V : Kesimpulan dan Saran Dalam BAB ini akan diuraikan kesimpulan dari keseluruahn hasil penelitian yang telah dilakukan dan juga berisi tentang saran-saran yang berhubungan dengan topik pembahasan yang ada. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN Page 25 25 BAB II KAJIAN TEORI A. Kepemimpinan Kepala Madrasah 1. Pengertian Kepemimpinan Kepala Madrasah Dalam bahasa inggris kepemimpinan sering disebut leader dari akar kata to lead dan kegiatannya disebut kepemimpinan atau leadership. Dalam kata kerja to lead tersebut terkandung dalam beberapa makna yang saling berhubungan erat yaitu, bergerak lebih cepat, berjalan ke depan, mengambil langkah petama, berbuat paling dulu, mempelopori, mengarahkan pikiran atau pendapat orang lain, membimbing, menuntun menggerakkan orang lain lebih awal, berjalan lebih depan, mengambil langkah pertama, berbuat paling dulu, mempelopori suatu tindakan, mengarahkan pikiran atau pendapat, menuntun dan menggerakkan orang lain melalui pengaruhnya. # # Sedangkan menurut istilah kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas individu atau group untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu dalam situasi yang telah ditetapkan. Dalam mempengaruhi aktifitasnya individu pemimpin menggunakan kekuasaan, kewenangan, pengaruh, sifat dan karakteristik, dan Tujuannya adalah meningkatkan produktivitas dan moral kelompok. # # Dalam Islam istilah kepemimpinan sering diidentikkan dengan istilah khilafah dan orangnya di sebut kholifah dan Ulil Amri yang orangnya di sebut Amir (pemegang kekuasaan). # # J. Reberu dalam dasar-dasar Kepemimpinan memberikan definisi tentang kepemimpinan. Kepemimpinan adalah kesanggupan menggerakkan sekelompok Page 26 26 manusia kearah tujuan bersama sambil menggunakan daya-daya badani dan rohani yang ada dalam kelompok tersebut. Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa kepemimpinan merupakan unsur dinamis yang sanggup mengkaji masa lampau, menelaah masa kini dan menyoroti masa depan, untuk kemudian berani mengambil keputusan yang di tuangkan dalam tindakan Dirawat mendeskripsikan kepemimpinan adalah: Kemampuan dan kesiapan yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat

mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakkan, dan kalau perlu memaksa orang lain agar ia menerima pengaruh untuk selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu pencapaian sesuatu maksud dan tujuan. # # Sedangkan Marjiin Syam dalam bukunya Kepemimpinan dalam Organisasi mendeskripsikan: Kepemimpinan adalah keseluruhan tindakan guna mempengaruhi serta menggerakkan orang dalam usaha bersama untuk mencapai tujuan, atau proses pemberian bimbingan (pimpinan), tauladan dan pemberian jalan yang mudah (fasilitas) dari pada pekerjaan orng-orang yang terorganisir formal. # # Dari beberapa definisi di atas tampak beberapa hal penting yaitu: 1. Kepemimpinan dilihat sebagai serangkaian proses atau tindakan 2. Adanya tujuan yang hendak dicapai bersama 3. Fungsi kepemimpinan itu adalah untuk mempengaruhi, menggerakkan orang lain dalam kegiatan atau usaha bersama 4. Kegiatan atau proses memimpin untuk antar beberapa pemberian contoh atau bimbingan kegiatan atau usaha yang terorganisasi Page 27 27 5. Kegiatan tersebut berlangsung dalam organisasi formal Kepemimpinan juga diterjemahkan ke dalam istilah : sifat-sifat prilaku pribadi, pengaruh terhadap orang lain, pola-pola interaksi, hubungan kerja sama antar kedudukan dari suatu jabatan administrasi. # # Berbagai pengertian tentang arti kepemimpinan di atas dapat diambil pengetian secara comprehensive yaitu bahwa pemimpin adalah pribadi yang memiliki kecakapan khusus atau superioritas tertentu, sehingga dia memiliki kewibawaan dan kekuasaan untuk menggerakkan orang lain, sera dia harus berpengetahuan yang luas, dan ber-visi jauh ke depan sera memenuhi syarat-syarat tertentu dan mampu mempengaruhi kegiatan-kegiatan anggota dari kelompok. Istilah kepemimpinan pendidikan mengandung dua pengetian, dimana kata Pendidikan menerangkan dilapangan apa dan dimana kepemimpinan itu berlangsung, dan sekaligus menjelaskan pula sifat atau, ciri-ciri kepemimpinan. Dengan demikian kepemimpinan pendidikan merupakan perpaduan antara konsep kepemimpinan dan pendidikan yang keduanya mempunyai pengertian sendiri-sendiri, yang pada akhirnya terpadu dalam bentuk keilmuan yang menunjukkan ciri-ciri khusus dari suatu bentuk kepemimpinan secara umum. Kepemimpinan pendidikan juga berarti sebagai bentuk kemampuan dalam proses mempengaruhi, menggerakkan, memotivasi, mengkoordinir orang lain yang ada hubungannya dengan ilmu pendidikan dan pengajaran agar supaya kegiatan yang dijalankan dapat lebih efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan pendidikan dan pengajaran. # # Kepemimpinan dibidang pendidikan juga memiliki pengertian bahwa pemimpin Page 28 28 harus memiliki keterampilan dalam mempengaruhi, mendorong, membimbing, mengarahkan, dan menggerakkan orang lain yang ada hubungannya dengan pelaksanaan dan pengembangan pendidikan dan pengajaran ataupun pelatihan agar segenap kegiatan dapat berjalan secara eektif dan efisien yang pada gilirannya akan mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran yang telah ditetapkan. #

# Sedangkan kepala sekolah dapat didefinisikan sebagai seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar atau tempat dimana terjadi ineraksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran. # # Adapun istilah kepala sekolah berasal dari dua kata kepala dan sekolah. Kepala dapat diartikan ketua atau pemimpin. Sedangkan sekolah diarikan sebuah lembaga yang didalamnya terdapat aktivitas belajar mengajar. Sekolah juga merupakan lingkungan hidup sesudah rumah, di mana anak tinggal beberapa jam, tempat tinggal anak yang pada umumnya pada masa perkembangan, dan lembaga pendidikan dan tempat yang berfungsi mempersiapkan anak untuk menghadapi hidup. # # Dengan demikian kepala sekolah adalah seorang tenaga professional atau guru yang diberikan tugas untuk memimpin suau sekolah dimana sekolah menjadi tempat interaksi antara guru yang memberi pelajaran siswa yang menerima pelajaran, orang tua sebagai harapan, pengguna lulusan sebagai penerima kepuasan dan masyarakat umum sebagai kebanggaan. # # Kepemimpinan sering diidentikan dengan otoritas, wewenang, pengaruh dominasi, dan tentu saja materi. Wajar jika banyak morang mengira kepemimpinan hanya hanya dikitari dengan hal-hal yang menyenangkan. Dan banyak orang berambisi Page 29 29 meraih kepemimpinan, namun hanya sedikit orang yang benar-benar menjalaninya dengan efektif. # # Kepala sekolah sebagai pemimpin di sebuah lembaga pendidikan, didalam kepemimpinanya ada beberapa unsur yang saling berkaitan yaitu: unsur manusia, unsur sarana, unsur tujuan. Untuk dapat memperlakukan ketiga unsur tersebut secara seimbang seorang pemimpin harus memiliki pengetahuan atau kecakapan dan keterampilan yang diperlukan dalam melaksanakan kepemimpinan. Pengetahuan dan keterampilan ini dapat diperoleh dari pengalaman belajar secara teori ataupun dari pengalaman di dalam praktek selama menjadi kepala sekolah 2. Tipe-Tipe Kepemimpinan Konsep seorang pemimpin pendidikan tentang pemimpinnan dan kekuasan yang memproyeksikan diri dalam bentuk sikap, tingkah laku dan sifat kegiatan pemimpinan yang dikembangkan dalam lembaga pendidikan atau unit administrasi pendiikan yang dipimpinnya akan mempengaruhi situasi kerja, mempengaruhi kerja anggota staff, sifat hubungan-hubungan kemanusian diantara sesama, dan akan mempengaruhi kwalitas hasil kerja yang mungkin dapat dicapai oleh lembaga atau uit administrasi pendidikan tersebut # # Ditinjau dari pelaksanaan tugas maka kepala sekolah dalam menjalankan kepemimpinannya dikenal dengan 3 tipe kepemimpinan yang masing-masing dapat di jelaskan sebagai berikut: a.Tipe Otokrasi/ Otoriter Otokrasi berasal dari kata oto yang berarti sendiri dan kratos berarti Page 30 30 pemerintah. Jadi otokrasi adalah mempunyai pemerintah dan menentukan sendiri. #

# Otokrasi merupakan Pemerintahan atau kekuasaan yang dipegang oleh seseorang yang berkuasa secara penuh dan tidak terbatas masanya. Sedangkan yang memegang kekuasaan di sebut otokrat yang biasanya di jabat oleh pemimpin yang berstatus sebagai raja atau yang menggunakan sistem kerajaan. # # Sedangkan di lingkungan sekolah bukan raja yang menjadi pemimpin akan tetapi kepala sekolah yang memiliki gaya seperti raja yang berkuasa mutlak dan sentral dalam menentukan kebijaksanaan sekolah. Adapun Secara sederhana, gaya kepemimpinan kepala sekolah yang bertipe otokrasi sebagai berikut: 1. Keputusan dan kebijakan selalu dibuat pemimpin, dimana gaya kepemimpinan yang selalu sentral dan mengabaikan asas musyawarah mufakat. 2. Pengawasan dilakukan secara ketat yaitu pengawasan kepala sekolah yang tidak memakai prinsip partisipasi, akan tetapi pengawasan yang bersifat menilai dan meghakimi 3. Prakarsa berasal dari pemimpin yaitu gaya kepala sekolah yang merasa pintar dan merasa bertanggungjawab sendiri atas kemajuan sekolah 4. Tidak ada kesempatan untuk memberi saran, dimana gaya kepala sekolah merasa orang yang paling benar dan tidak memiliki kesalahan. 5. Kaku dalam bersikap yaitu kepala sekolah yang tiidak bisa melihat situasi dan kondisi akan tetapi selalu memaksakan kehendaknya. # # Jadi tipe otoriter, semua kebijaksanaan policy semuanya di tetapkan pemimpin, sedangkan bawahan tinggal melaksanakan tugas. Semua perintah, Page 31 31 pemberian dan pembagian tugas dilakukan tampa ada konsultasi dan musyawarah dengan orang-orang yang dipimpin. Pemimpin juga membatasi hubungan dengan stafnya dalam situasi formal dan tidak menginginkan hubungannya yang penuh keakraban, keintiman serta ramah tamah. Kepemimpinan otokrasi ini mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan yang selalu harus dipatuhi. Pemimpin selalu mau berperan sebagai pemain tunggal pada one an show. # # Pemimpin otokrasi, dalam membawa pengikutnya ketujuan dan cita-cita bersama, memegang kekuasaan yang ada pada gaya secara mutlak. Dalam gaya ini pemimpin sebagai penguasa dan yang dipimpin sebagai yang dikuasai. Termasuk dalm gaya ini adalah pemimpin yang mengatakan segala sesuatu harus dikerjakan oleh pengikutnya. Yang dilakukan oleh pemimpin model ini, hanyalah membei perintah, aturan, dan larangan. Para pengikutnya harus tunduk, taat dan melaksanakan tampa banyak pertanyaan. Dalam gaya ini, mereka yang dipimpin dibiasakan setia kepada perintah dan dengan betul-betul kritis, dimana kesempatan mereka yang dipimpin dibawah kekuasaan orang yang memimpin. # # Kepala sekolah yang otoriter biasanya tidak terbuka, tidak mau menerima kritik, dan tidak membuka jalan untuk berinteraksi dengan tenaga pendidikan. Ia hanya memberikan interuksi tentang apa yang harus dikerjakan serta dalam menanamkan disiplin cenderung menggunakan paksaan dan hukuman. # # Kepala sekolah yang otoriter berkeyakinasn bahwa dirinyalah yang bertanggung jawab atas segala sesuatu, menganggap dirinya sebagai orang ang

paling berkuasa, dan paling mengetahui berbagai hal. Ketika dalam rapat sekolah pun ia menentukan berbagai kegiatan secara otoriter, dan yang dangat dominan Page 32 32 dalam memutuskan apa yang akan dilakukan oleh sekolah. Para tenaga pendidikan tidak diberi kesempatan untuk memberikan pandangan, pendapat maupun saran. Mereka dipandang sebagai alat untuk melaksanakan apa yang telah ditetapkan oleh kepala sekolah. # # Pada situasi kepemimpinan pendidikan seperti ini dapat di bayangan suasana kerja yang berlangsung di dalam kelompok tersebut bagaimana hubungan-hubungan kemanusian yang berlangsung dan bagaimna konflik-konflik antara pemimpin dan bawahan-bawahan dan antara anggota-anggota staff kerja itu sendiri. Penyelidikan yang dilakukan oleh Leppit seorang ahli kepemimpinan berkesimpulan bahwa konflik-konflik dan sikap-sikap atau tindakan agresif yang terjadi dalam suatu lembaga di bawah pemimpin seorang pemimpin otoriter kurang lebih 30 kali sebanyak yang timbul dari pada dalam suasana kerja yang dipimpin oleh seorang pemimpin yang demokratis. # # Tipe kepemimpinan pendidikan yang otoriter dengan segala vareasi dan bentuknya yang lebih samar-samar, sangat mengingkari usaha-usaha pencapaian tujuan lembaga pendidikan secara maksima. Oleh karena potensi-potensi yang sebenarnya ada dan dimiliki oleh masing-masing staf kerja tidak terbangkit,tidak tergugah dan tidak tersalurkan secara bebas dan kreatif. Penekanan kemampuan dan poitensi riil dan kreatif daripada individu-individu ynag dipimpin itu sejak dari proses penetapan policy umum sampai pada pelaksanna program kerja lembaga dimana pikiran-pikiran dan skill inisiatif-inisiatif yang konstruktif-kreatif tidak termanfaatkan secara baik. Suasana kerjasams yang dinamis dan kreatif dikalangan angota-anggota staff yang akan memudahkan pemecahan setiap problema yang Page 33 33 dihadapi, akan hilang lenyap karena situasi kepemimpinan yang melumpuhkan itu. # # Seseorang dengan gaya kepemimpianan seperti ini umumnya merasa menang sendiri karena mempunyai keyakinan ia tahu apa yang harus dilakukannya dan merasa jalan pikirannya paling benar. Dalam situasi kerja sama, ia berusaha mengambil peran sebagai pengambil keputusan dan mengharapkan orang lain mendukung ide dan gagasannya, Ia tidak ingin dibantu apalagi dalam menentukan apa yang seharusnya ia lakukan. # # Tipe otokrasi ini apabila diterapkan dalam dunia pendidikan tidak tepat karena dalam dunia pendidikan, kritik saran dan pendapat orang lain itu sangat perlu untuk diperhatikan dalam rangka perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan. . 1. Tipe Laissez-Faire Kepala sekolah sebagai pemimpin bertipe laissez faire menghendaki semua komponen pelaku pendidikan menjalankan tugasnya dengan bebas. Oleh karena itu tipe kepemimpinan bebas merupakan kemampuan mempengeruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan diserahkan pada bawahan. Karena arti lassez sendiri secara harfiah adalah mengizinkan dan faire adalah bebas. Jadi pengertian laissez-faire adalah memberikan kepada orang lain dengan prinsip kebebasan, termasuk bawahan

untuk melaksanakan tugasnya dengan bebas sesuai dengan kehendak bawahan dan tipe ini dapat dilaksanakan di sekolah yang memang benar benar mempunyai sumber daya manusia maupun alamnya dengan baik dan mampu merancang semua Page 34 34 kebutuhan sekolah dengan mandiri. # # Pemimpin laissez-faire merupakan kebalikan dari kepemimpinan otokratis, dan sering disebut liberal, karena ia memberikan banyak kebebasan kepada para tenaga pendidikan untuk mengambil langkah-langkah sendiri dalam menghadapi sesuatu # # . Jika pemimpin otokratis mendominasi, maka tipe pemimpin laissez-faire ini menyerahkan persoalan sepenuhnya pada anggota. Pada tipe kepemimpinan laissez faire ini sang pemimpin praktis tidak memimpin, sebab ia membiarkan kelompoknya berbuat semau sendiri. # # Dalam rapat sekolah, kepla sekolah menyerahkan segala sesuatu kepada para tenaga kependidikan, baik penentuan tujuan, prosedur pelaksanaan, kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan, serta sarana dan prasarana yang akan digunakan. Kepala sekolah bersifat pasif, tidask ikut terlibat langsung dengan tenaga pendidikan, dan tidak mengambil inisiatif apapun. Kepala sekolah yang memiliki laissez-faire biasanya memposisikan diri sebagai penonton, meskipun ia mberada ditengah-tengah para tenaga pendidikan dalam rapat sekolah, karena ia menganggap pemimpin jangan rerlalu banyak mengemukakan pendapat, agar tidak mengurangi hak dan kebebasan anggota. # # Kedudukan pemimpin hanya sebagai simbul dan formalitas semata, karena dalam realitas kepemimpinan yang dilakukan dengan memberikan kebebasan sepenuhnya kepada orang yang dipimpinnya (bawahan) untuk berbuat dan mengambil keputusan secara perorangan. Disini seorang pemimpin mempunyai keyakinan bahwa dengan memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada bawahan, maka usahanya akan cepat berhasil. # # Page 35 35 Dalam suasana kerja yang dihasilkan oleh kepemimpinan pendidikan semacam itu, tidak dapat dihindarkan timbulnya berbagai ekses negatif, misalnya berupa konflik-konflik kesimpang siuran kerja dan kesewenang-wenangan oleh karena masing-masing individu memunyai kehendak yang berbeda-beda menuntut untuk dilaksanakan sehingga akibatnya masing-masing adu argumentasi, adu kekuasaan dan adu kekuatan serta persaingan yang kurang sehat diantara anggota disamping itu karena pemimpin sama sekali tidak berperan menyatukan, mengarahkan, mengkoordinir serta menggerakkan anggotanya. # # Adapun ciri-ciri khusus laissez faire yaitu: 1. Pemimpin kurang bahkan sama sekali tidak memberikan sumbangan ide, konsep, pikiran dan kecakapan yang dimilikinya. 2. Pemimpin memberikan kebebasan mutlak kepada stafnya dalam menentukan segala sesuatu yang berguna bagi kemajuan organisasinya tanpa bimbingan darinya. #

# Baik prestasi-prestasi kerja yang bisa dicapai oleh setiap individu, maupun kelompok secara keseluruhan, tidak bisa diharapkan mencapai tingkat maksimal, oleh karena tidak semua anggota staff pelaksana kerja itu memiliki kecakapan dan keuletan serta ketekunan kerja sendiri tampa piminan, bimbingan, dorongan, dan koordinansi yang kontinyu dan sisitematis daripada pimpinannya. Pada pihak lain lembaga kerja itu hampir sama sekali tidak memberikan sumbangn ide-ide, konsepsi-konsepsi, pikiran-pikiran dan kecakapan yang ia miliki yang justru sangat dibutuhkan oleh suatu lembga kerjasama yang dinamis dan kreatif # # Dari gaya kepemimpinan laissez-faire diatas dalam kontek pendidikan indonesia sangat sulit untuk dilaksanakan karena keadaan pendidikan kita masih Page 36 36 mengalami beberapa gendala mulai dari masalah pendanaan, sumber daya manusia, kemandirian, dan lain sebagainya. Dalam tipe kepemimpinan ini setiap kelompok bergerak sendiri-sendiri sehingga semua aspek kepemimpinan tidak dapat di wujudkan dan di kembangkan. Menurut Imam Suprayogo, Tipe kepemimpinan ini sangat cocok sekali untuk orang yang betul-betul dewasa dan benar-benar tau apa tujuan dan cita-cita bersama yang harus dicapai. # # Beberapa sebab timbulnya laissez faire dalam kepemimpinan pendidikan indonesia antara lain: a. Karena kurangnya semangat dan kegairahan kerja si pemimpin sebagai penanggung jawab utama dari pada sukses tidaknya kegiatan kerja suatu lembaga b. Karena kurangnya kemampuan dan kecakapan pemimpin itu sendiri. Apalagi jika ada bawahan yang lebih cakap, lebih berbakat memimpin dari pada dirinya, sehingga si pemimpin cenderung memilih alternatif yang paling aman bagi dirinya dan prestise jabatan menurut anggapannya, yaitu dengan memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada setiap anggota staff, kepada kelompok sebagai satu kesatuan, untuk menetapkan policy dan program serta cara-cara kerja menurut konsepsi masing-masing yang dianggap baik dan tepat oleh mereka sendiri. c. Masalah sulitnya komunikasi, misalnya karena letak sekolah yang terpencil jauh dari kantor P dan K tersebut terpaksa mencari jalan sendiri-sendiri, sehingga sistem pendidikan atau tata cara kerjanya, mungkin sangat menyimpang atau sangat terbelakang jika dibandingkan dengan sekolah-sekolah yang banyak Page 37 37 mendapat bimbingan dari petugas-petugas teknis kantor Departemen P dan K. # # 3. Tipe Demokratis Kepemimpinan demokratis adalah kepemimpinan berdasarkan demokrasi yang pelaksanaannya disebut pemimpin partisipasi (partipative leadership). Kepemimpinan partisipasi adalah suatu cara pemimpin yang kekuatannya terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga kelompok. # # Kepemimpinan kepala sekolah yang demokratis merupakan kepemimpinan yang menganggap dirinya bagian dari kelompok pelaku sekolah, orang tua siswa, dan masyarakat umum, dimana kepala sekolah tidak selalu membuat keputusan dan kebijakan menurut dirinya sendiri, akan tetapi melalui musyawarah mufakat dan dialog dengan asas mufakat. Sebagaimana tertuang dalam al-Qur'an surat as-Syuura:

38 Artinya: Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruhan Tuhannya dan mendirikan Sholat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka, dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang kami berikan kepada mereka (QS. Asy-Syuura: 38). # # Kepala sekolah yang demokratis menyadari bahwa dirinya merupakan bagian darikelompok, memiliki sifat terbuka, dan memberikan kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk ikut berperan aktif dalam membuat perencanan, keputusan, serta menilai kinerjanya. Kepala sekolah yang demokratis memerankan diri sebagai pembimbing, pengarah, pemberi petunjuk, serta bantuan kepada para tenaga pendidikan. Oleh karena itu dalam rapat sekolah, kepala sekolah ikut melibatkan diri secara langsung dan membuka interaksi dengan tenaga pend idikan, Page 38 38 serta mengikuti berbagai kegiatan rapat sekolah. # # Dalam suasana kerja kepemimpinan yang demokratis sebagian besar atau hampir seluruhpolicy dan keputusan-keputusan penting berasal dari dan disesuaikan dengan tuntutan-tuntutan situasi kelompok, di man pemimpin bersama-sama dengan anggota kelompok ambil bagian secara aktif di dalam perumusan policy umum, keputusn-keputusan penting dan program lembaga kerja itu. # # Kepala sekolah dalm melaksankan tugasnya hendaknya atas dasar musyawarah, unsur-unsur demokrasinya harus nampak dalam seluruh tata kehidupan di sekolah, misalnya: a. Kepala sekolah harus menghargai martabat tiap anggota/guru yang mempunyai perbedaan individu. b. Kepala sekolah harus menciptakan situasi pekerjan sedemikian rupa sehingga nampak dalam kelompok yang saling menghargai dan saling mengormati c. Kepala sekolah hendaknya menghargai cara berfikir meskipun dasar pemikiran itu bertentangan dengan pendapat sendiri d. Kepala sekolah hendaknya menghargai kebebasan individu Secara sederhana, gaya kepemimpinan kepala sekoalah bertipe demokratis dapat diperjelas sebagai berikut: 1. Wewenang tidak mutlak, artinya segala yang menjadi hak kepala sekolah Page 39 39 dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan dasar hukumnya. 2. Bersedia melimpahkan tugasnya pada orang lain dengan sistem pembagian kerja yang jelas maupun sistem pendelegasian. 3. Keputusan yang dibuat bersama, artinya segala kebijakan yang dibuat sekolah merupakan tanggung jawab bersama. 4. Komunikasi berlangsung timbal balik 5. Pengawasan secara wajar yang tidsak mengunakan prinsip otokrasi yang cenderung menilai dan menghakimi. Akan tetapi pengawasan yang bersifat pengembangan dan mendidik. 6. Banyak kesempatan untuk menyampaikan saran kepada sekolah. # # Selanjutnya dalam kepemimpinan yang demokrasi pemimpin dalam memberikan penilaian, kritik atau pujian, ia berusaha memberikannya atas dasar kenyataan yang seobyektif mungkin. /ia berpedoman pada kriteria-kriteria yang didasarkan pada standar

hasil yang semestinya dapat dicapai menurut ketentuan terget program umum sekolah yang telah ditetapkan mereka bersama. # # Dalam hasil research bahwa untuk mencapai kepemimpinan yang demokratis, aktiitas pemimpin harus: a) Meningkatkan interaksi kelompok dan perencanan kooperif b) Menciptakan iklim yang sehat untuk berkembangan individual dan memecahkan pemimpin-pemimpin potensial. Hasil ini dapat dicapai kalau ada partisipasi yang aktif dari semua anggota kelompok yang berkesempatan untuk secara demokratis memberi kekuasaan dan tanggungjawab. # # Page 40 40 Konsep kepemimpiann yang demokratis harus dapat dibuktikan kepemimpinannya dengan arah tindakan dimana: a) Kebebasan pemikiran seseorang atau kelompok menghasilkan tindakan yang bertanggungjawab b) Perbedaan penilaian dan kepercayaan ndapat dimanfaatkan perbedaan itu untuk lebih mendekatkan kebenaran c) Motivasi perasaan dan sentimen orang-orang mendorong dan mengarahkan kepada pemecahan masalah-masalah d) Kelompok-kelompok dapat mencari pertimbangan antara kepentingan kelompok dan kepentingan umum e) Orang-orang memamkai kecakapan dengan efektif dalam menyelesaikan masalah-masalah f) Orang-orang bukan saja memakai sumber-sumber intern, tapi meluas keluar untuk melaksanakan imajinasi, inisiatif dan kreativitas dan menetapkan dan memecahkan masalah. # # 1. Dasar Kepemimpinan Pendidikan yang Demokratis Sudah menjadi keyakinan kaum demokrat bahwa akar yang terdal;am dari pada tegaknya falsafah demokrasi termasuk didalam kehidupan pendidikan dan pengajaran terletak pada: a. Pengakuan yang mendalam tentang hak-hak asasi manusia yang berintikan pengakuan kesamaan hak dan kebebasan bagi setiap individu. b. Pengakuan yang mendalam tentang adanya perbedaan-perbedaan dan keunikan pribadi setiap individu disamping kesamaan umum yang harus Page 41 41 dihormati dan diperlakukan secara layak.. c. Pengakuan yang mendalam tentang pentingnya individu-individu bekerjasama dalam suasana persaudaraan untuk mencapai tujuan-tujuan dan kepentingan bersama sesuai dengan hakekatnya sebagai mahluk sosial. Masalah yang timbul dalm bidang pendidikan adalah bagaimana menterjemahkan falsafah demokrasi itu kedalam bahasa pendidikan, sehingga dapat

dipahami dan dihayati secara mendalam dan yang selanjutnya dapat pula dilaksanakan oleh personil-personil pimpinan dan pelaksana pendidiakn dan pengajaran pada setiap bentuk aktifitas pimpinan dan pelaksana pendidikan dan pengajaran dalam bentuk nyata-konkrit.Prinsip-prinsip apa yang harus menjadi pedoman kepemimpinan pendidikan yang demokratis itu; bagaiman membina hubungan-hubungan kemanusian dan hubungan kerja yang berlandaskan demokrasi dan dan bagaiman struktur organisasi paling efektif didalam membina kehidupan demokrasi dalam bidang demokrasi. Bagaimana cara menerapkan prinsif-prinsif kepemimpinan yang demokratis yang bersumber dari ketiga pengakuan tentang dasar falsafah demokrasi tersebut diatas.Inilah yang menjadi salah satu problem penting didalam pembinaan pembaharuan pendiidkan di Indonesia, atau dengan kata lain problema-problema tersebut itu adalah problema masa depan Indonesia yang sebagian terbesar ditentukan oleh sistem dan mutu pendidikan nasional dewasa ini. 2. Prinsip-prinsip kepemimpinan yang Demokratis Suatu kepemimpinan pendidikan tidaklah dapat dikatakan berciri demokratis jikalau kegiatn pimpinan dan situasi kerja yang dihasilkannya tidak menunjukkan secara nyata penerapan prinsip-prinsip kepemimpinan sebagai berikut dibawah ini: Page 42 42 a. Prinsip partisipasi Dalam suatu kepemimpinan pendidikan yang demokratis masalah partisipasi setiap anggota staff pada setiap usaha lembaga tersebut dipandang sebagai kepentingan yang mutlak harus dibangkitkan.Pemimpin dengan berbagai usaha mencoba membangkitkan dan memupuk subur kesadaran setiap anggota staffnya agar mereka merasa rela ikut bertanggungjawab, dan selanjutnya secara aktif ikut serta memikirkan dan memecahkan masalah-masalah juga menyangkut perencanaan dan pelaksanaan program pendidikan dan pengajaran. Berhasilnya pemimpin menimbulkan minat, kemauan dan kesadaran bertanggungjawab daripada setiap anggota staff dan bahkan individu diluar staff yang ada hubungan langsung dan tidak langsung dengan penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran pada lembaga kerjanya itu, dan yang selanjutnya menunjukkan partisipasi mereka secara aktif, berarti satu fungsi kepemimpinan telah dapat dilaksanakannya dengan baik. b. Prinsip Koperasi Adanya partisipasi anggota staff belum berarti bahwa kerjasama diantara mereka telah terjalin dengan baik.Partisipasi juga bisa terjadi dalam bentuk spesialisasi bentuk tugas-tugas, wewenang tanggungjawab secara ketat diantara anggota-anggota, dimana setiap anggota seolah-olah berdiri sendiri-sendiri dan berpegang teguh pada tugas-tugas, tanggung jawab dan wewenang masing-masing individu. Partisipasi harus ditingkatkan menjadi kerjasama yang dinamis, dimana setiap individu bertanggungjawab terhadap tugas-tugas yang diperuntukkan Page 43 43 khusus bagi dirinya, merasa berkepentingan pula pada masalah-masalah yang menyangkut suksesnya anggota-anggota lain, perasaan yang timbul karena kesadaran bertangungjawab untuk mensukseskan keseluruhan program lembaga kerjanya. Adanya perasaan dan kesadaran semacam itu memungkinkan mereka untuk bantu membantu, bekerjasama pada setiap usaha pemecahan masalah yang timbul didalam lembaga, yang mungkin bisa menghambat keberhasilan dalam pencapaian tujuan program lembaga kerja secara keseluruhan yang telah disepakati dan ditetapkan bersama-sama. c. Prinsip Hubungan kemanusiaan yang Akrab Suasana kerjasama demokratis yang sehat tidak akan ada, tampa adanya rasa

persahabatan dan persaudaraan yang akrab, sikap saling hormat menghormati secara wajar diantara seluruh warga lembaga-lembaga kerja tersebut.hubungan kemanusiaan seperti itu yang disertai unsur-unsur kedinamisan, merupakan pelicin jalan kearah pemecahan setiap masalah yang timbul dan sulit yang dihadapi. Pemimpin harus menjadi sponsor utama bagi terbinanyan hubungan-hubungan sosial dan situasi pergaulan seperti tersebut diatas didalam lembaga kerja yang dipimpinnya itu.pemimpin tidak berlaku sebagai majikan atau mandor terhadap pegawai dan buruhnya, tetapi ia sejauh mungkin menempatkan diri sebagai sahabat terdekat daripada semua anggota staff dan penyumbang-penyumbang diluar staff dengan tidak pula meninggalkan unsur-unsur formal jabatan. d. Prinsip Pendelegasian dan Pemencaran Kekuasan dan Tanggungjawab Page 44 44 Pemimpin pendidikan harus menyadari bahwa kekuasaan, wewenang dan tanggungjawab yang ada padanya sebagian harus didelegasikan dan dipancarkan kepada anggota-anggota staff kerja juga mampu untu menerima dan melaksanakan pendelegasian dan pemancaran kekuasaan, weenang, dan tanggungjawab agar proses kerja lembaga secara keseluruhan berjalan lancar efisien dan efektif. Melalui delegation and sharing of autthority and responsibility yang tepat, serasi dan merata, moral kerja akan ikut terbina secara sehat, semangat kerja dan perasaan tanggungjawab akan terbangkit dan bertumbuh dengan subur. Melalui cara ini perkembangan pribadi dan jabatan staff akan terangsang untuk bertumbuh secara kontinyu, pemimpin dapt berkesempatan untuk mengetahui, menemukan dan selanjutnya membinan kader-kader pemimpin yang potensial dikalangan staffnya. Pembinaan kepemimpinan melalui latihan dalam bentuk delegasi dan pemencaran kekuasaan, wewenang dan tanggungajawab merupakan cara yang paling praktis disamping usaha-usaha pembinaan lainnya, bagi kepentingan kepemimpinan pendidikan yang lebih bermutu dimasa depan. e. Prinsip Kefleksibelan organisasi dan Tata kerja Organisasi kerja disusun dengan maksud mengatur kegiatan dan hubungan-hubungan kerja yang harmonis, efiseien dan efektfi. Kefleksibelan organisasi menjamin orgasnisasi dn tata kerja serta hubungan-hubungan kerja selalu sesuai dengan kenyataan-kenyataan dan problema-problkema baru yang slalu muncul dan berubah terus menerus. Harl R. Douglas menyatakan bahwa: Demokratic administration provides for such fleksibility of organiation that Page 45 45 adjustment may be made from time to time in the matter of human relationship as the occusion and developments may seen indicate. Jadi jelas bahwa prinsip fleksibilitas itu meupakan faktor penting dalm organisasi administrasi pendidikan yang demokratis. Dalam kebutuhan yang lebih luas fleksibilitas itu tidak hanya terbatas pada struktur organisasi, hubungan-hubungan tata kerja, tetapi juga pada masalah-masalah dan hal-hal lain yang menyangkut kehidupan individu dan kelompok dalm lembaga kerja. f. Prinsip Kreatifitas Pertumbuhan dan perkembangan sesuatu lembaga pendidikan pengajaran disamping faktor material dan fasilitas lainnya, terutama tentang pertumbuhan dan perkembangan program dan aktivitas kerja, sebagian besar berakar pada kreativitaskerja pada setiap personil pimpinan dan pelaksana didalam lembaga itu. Untuk dapat menyesuaikan diri denga perubahan yang ada dimasyarakat, lembaga pendidikan harus menjadi lembaga lembaga kerja yang kreatif dan

dinamis, dimana setiap anggota staff memiliki ide-ide, pikiran-piokiran dan konsep baru tentang prosedur, tata kerja dan metode-metode mendidik dan mengajaran yang lebih efektif. # # 3. Implikasi Kepemimpinan pendidikan yang Demokratis Didalam proses kegiatan pimpinan pendidik, pelaksanaan prinsip tersebut diatas bersifat saling melengkapi satu sama lainnya. Sehingga menghasilkan kesatuan tindakan yang harmonis serasi dan simultan. Ciri khas yang menonjol dari kepemimpinan pendidikan yang demoikratis ialah pelaksanaan prinsip-prinsip tersebut dalam bentuk kegiatan policy and decesion Page 46 46 makang yang menyangkut orang-orang yang akan dipengaruhi, atau terlibat didalamnya. Kepala sekolah bersama guru-guru dan staff sekolah lainnya, wakil siswa, wakil orang tua siswa serta wakil masyarakat lainnya berfikir dan bekerjasama didalam penetapan program umum sekolah. Jika pelaksanan program tersebut didukung oleh dan dilaksanakan dengan penuh kesadaran dan tanggungjawab bersama sesuai dengan fungsi dan kemampuan masing-masing maka akan tampak hasil yang sesuai dengan tujuan yang direncanakan bersama. Dengan demikiann kepala sekolah, hendaknya melaksanakn prinsif-prinsif kepemimpiann yang demokratis pada setiap kegiatan-kegiatan dengan mengikut sertakan semua piahak yang berkepentingan atau mempunyai hubungan langsung dengannya. Prinsip itu hedaknya diterapkan secara sadar dan penuh kesungguhan, dimulai dari perencanann program sekolah, pelaksanan dan evaluasi terhadap hasil dan pelaksanan program itu sendiri. Kerjasama yang yang terjalin antara semua pihak hendaknya dijaga sehingga terbina suasana yang harmonis, penuh persahabatan, persaudaraan serta hormat menghormati antara sesama. Inisiatif dan kreatifitas setiap anggota hedaknya dirangsang dan dibangkitkan sebaik-baiknya. Sekolah harus tumbuh menjadi satu lembaga kerjasama yang demokratis dan penuh dinamika. Dalam suasana sekolah seperti itulah diharapkan bisa meletakkan harapan untuk dapat membina calon-calon warga negara dimasa depan yang dinamis, penuh semangat, dapat menggunakan haknya, bebas dan tanggungjawab, penuh aspirsi dan kreasi murni dari kepribadiannya yang utuh. Page 47 47 Adanya gaya kepemimpinan kepala sekolah yang bermacam-macam tersebut diharapkan mampu sebagai agen perubahan dalam sekolah sehingga mempunyai peran aktif dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Untuk meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah maka kepala sekolah sebagai pimpinan harus mempunyai kemampuan leadership yang baik. Kepemimpinan yang baik adalah kepala sekolah yang mampu dan dapat mengola semua sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. # # Dengan adanya tiga gaya kepemimpinan diatas yang memiliki perbedaan kelebihan masing-masing untuk diterapkan disekolah. Dimana gaya kepemimpinan otokrasi dapat diterapkan pada bawahan yang kurang berpengetahuan yang masih membutuhkan bimbingan secara langsung dan kontinyu. Gaya kepemimpina laissez faire dapat diterapkan pada sekolah yang bawahanya sudah mandiri dan dapat melaksanakan tugasnya sesuai dengan prosedural. Sedangkan gaya demokrasi sangat sesuai apabila di terapkan disekolah yang mengutamakan prinsip timbal balik dan saling memberikan manfaat bagi sesamanya. Beberapa studi yang telah dilakukan menunjukkan adanya pengaruh pola asuh terhadap kualitas kepribadian anak. Coppersmith, menemukan bahwa anak yang diasuh

dengan pola demokrasi memiliki harga diri yang tinggi, percaya diri padsa diri sendiri, tidak menonalak bila dilritik, mandiri dn optimis di dalam menghadapi persoalan. # # Jika dikaitkan dengan demokrasi, sifat-sifat ini adalah sifat yang perlu dimiliki oleh orang-orang yang mampu berdemokrasi. Oleh karena di dalam alam demokrasi seseorang harus memiliki sifat terbuka, bisa menerima kritikan, dan tidak bersifat bahwa pendapat sendirilah yan paling benar. # # Page 48 48 Sebaliknya anak-anak yang dididik denga pola otoriter memiliki harga diri yang rendah, pesimis, tidak suka dikritik, dipresif, dan tidak mandiri. Bila dikaitkan dengan sifat-sifat seseorang yang demokratis maka ciri-ciri seperti di atas akan membuat anak menjadi otoriter (anti demokrasi). Orang yang otoriter ingin menang sendiri, dia tidak siap untuk menerima kekalahan. Di dalam menghadapi perbedaan pendapat dia tidak bisa bersifat rasional. Walaupun pendapatnya jelas-jelas mempunyai kelemahan yang besar, teapi dia tidak mau menerima kekurangan tersebut. Selain itu mereka juga tidak memiliki kreatifitas yang tinggi.. # # Bertolak pada pendekatan behavior (tingkah laku) bahwa variasi dan kombinasi tiap-tiap kepemimpinan itu terlihat dengan jelas pada teori-teori kepemimpinan sebagai berikut: a) James Mac. Greger Burns, menyimpulkan dalam batasan kepemimpinannya-bahwa sumber power untuk pemimpin itu dari si terpimpin/kelompok, walaupun pemimpin itu mempengaruhi kelompok tersebut. Selanjutnya pengaruh itu menciptakan interaksi pribadi di dalam kelompok, yang merupakan penampilan kelompok dalam mencapai tujuan yang telah disetujui bersama(J.M.G. Burns, 1972). b) Robert Tannenbaum dan Waren H. Schmidt, menyatakan bahwa aplikasi tiga gaya/ tipe kepemimpinan itu bergerak dari ujung otoriter sampai dengan laissez-faire, yang bterkenal dengan teori kontinyu tingkah laku pemimpin.Hal ini berarti, bahwa momentum kepemimpinan itu tergantung pada siapa yang dipimpin, bilamana (waktu) terjadi interaksi kepemimpinan itu terjadi, di mana dan tugas apa yang akan diberikan si pemimpin. Page 49 49 c) Teori Ohio State University, teori Managerial Grid dan teori Tiga Dimensi menekankan pada perhatian terhadap hubungan antara yang dipimpin dan perhatian pada tugas atau tjuan yang akn dikerjakan atau yang akan dicapai. Dengan demikian gaya kepemimpinan yang efektif tergantung pada penyesuian terhadap hubungan antara kedua variabel diatas. d) Paul Harsey dan Kenneth Blancahard (R. Owens, 1981). Teori ini menyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang efektif, selain perhatian terhadap hubungan kedua variabel tersebut (perhatian terhadap hubungna orang dan tugas), juga si pemimpin hendaknya memperhitungkan situasw kematangan si pemimpin dalam rangka melakukan tugas yang akan diberikan. Justru situasi kematangan terpimpin itu akan menentukan titik poerteuan tentang gaya kepemimpina apa yang lebih efektif 3. Tugas Dan Fungsi kepala Madrasah Menurut pandangan demokrasi kegiatan kepemimpinan pendidikan diwujudkan sedemikian rupa sehingga tugas-tugas pokok dapat terleasir. Adapun tugas-tugas kepemimpinan pendidikan adalah sebagai berikut: 1. Membantu orang-orang di dalam masyarakat sekolah merumuskan tujuan-tujuan pendidikan. 2. Memperlancar proses belajar mengajar dengan mengembangkan pengajar yang

lebih efektif. 3. Membentuk /membangun suatu unit beroganisasi yang produktif. 4. Menciptakan iklim dimana kepemimpinan pendidikan dapat bertumbuh dan berkembang. 5. Memberikan sumber-sumber yang memadai untuk pengajaran yang efektif. Page 50 50 Secara esensial keberadaan kepala sekolah memiliki dua fungsi utama bagi sekolah yang dikelolanya. Pertama, kepalas ekolah sebagai administrator. Dalam fungsi ini, kepala sekolah bertugas melaksankan fungsi-fungsi administrasi pendidiakan di sekolah. Dan tugas-tugas tersebut meliputi pengelolaan yang bersifat administratif dan operatif. Kedua, kepala sekolah sebagai educator. Dalam fungsi ini kepala sekolah bertugas melaksanakn fungsi-fungsi edukatif dalm pendidikan di sekolah. # # Aswarni Sudjud Dkk dalm buku Administrasi pendidikan' menyebutkan bahwa fungsi kepala sekolah sebagai berikut: 5) Perumusan tujuan kerja dan membuat kebijaksanaan (policy) sekolah. 6) Mengatur tata kerja (mengorganisassikan) sekolah, mencakup : mengatur pembagian tugas dan wewenang, mengatur petugas pelaksana, menyelenggarakan kegiatan ( mengkoordinasi). 7) Pensupervisi, kegiatan sekolah, meliputi: mengatur kelancaran kegiatan, mengarahkan pelaksanaan kegiatan, mengevakuasi pelaksanaan kegiatan, membimbing dan meningkatan kemampuan pelaksanaan. # # Secara garis besar tugas dan fungsi kepala sekolah dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Sebagai Pendidik (edukator) 1) Prestasi sebagai guru mata pelajaran. Seorang kepala sekolah dapat melaksanakan program pembelajaran dengan baik. Dapat membuat prota, kisi-kisi soal, analisa dan dapat melakukan program perbaikan dan pengayaan. Page 51 51 2) Kemampuan membimbing guru dalam melaksanakn tugas. Mampu memberikan alternatif pembelajaran yang efektif. 3) Kemampuan membimbinng karyawan dalam melaksanakan tugas sebagai tata usaha, pustakawan, laboratorium dan bendaharawan. 4) Kemampuan membimbing stafnya lebih berkembang secara pribadi dan profesinya. 5) kemampuan membimbing bernacam-macam kegiatan kesiswaan. 6) Kemampuan belajar mengikuti perkembangan IPTEK dalam forum diskusi, bahan referensi dan mengikuti perkembangan ilmu melalui media elektronika. a. Sebagai Manajer 1) Kemampuan menyusun program secara sistematis, pereodik dan kemampuan melaksanakn program yang dibuatnya secara skala prioritas. 2) Kemampuan menyusun organisasi personal dengan uraian tugas sesuai

dengan standar yang ada. 3) Kemampuan menggerakkan stfnya dan segala sumber daya yang ada serta lebih lanjut memberikan acuan yang dinamis dalam kegiatan rutin dan temporer. a. Sebagai Administrator 1) Kemampuan mengelola semua perangkat KBM secara sempurna dengan bukti data administrasi yang akurat. 2) Kemampuan mengelola administrasi kesiswaan, ketenagaan, keuangan, sarana dan prasarana dan administrasi persuratan dengan baik sesuai dengan Page 52 52 ketentuan yang berlaku. Sudrajat menambahkan bahwa fungsi kepala sekolah sebagai pemimpin ada 5 yaitu: 1) Perencanaan sekolah dalam arti menetapkan arah sekolah sebagailembaga pendidikan dengan cara merumuskan viai, misi, tujuan dan srategi pencapaian. 2) Mengorganisasikan sekolah dalam arti membuat struktur organisasi (structuring), menetapkanstaff(staffing), dan menetapkan fungsi-fungsi dan tugas-tugas (funcitionalizing). 3) Menggerakkan staff dalam arti memotivasi staff melalaui internal marketing dan memberi contoh ekternal marketing. 4) Mengawasi dalam arti melakukan supervisi, mengendalikan, dan emmbeimbing semua staff dan warga sekolah. 5) Mengevaluasi proses dan hasil pendidikan untuk dijadikam dasar peningkatan dan pertumbuhan kualitas, serta melakukan problem solving baik secara analisis sistematis maupun pemecahan masalah secara kolitif, dan menghindarkan serta mengangulangi konflik. # # a. Sebagai Supervisor 4) Kemampuan menyusun program supervisi pendidikan di lembaganya dan dapat melaksanakan dengan baik. Melaksanakan supervisi kelas secara berkala baik supervisi akademis maupun supervisi klinis. 5) Kemampuan memanfaatkan hasil supervisi untuk peningkatan kinerja guru dan karyawan. Page 53 53 6) Kemampuan memanfaatkan kinerja guru/ karyawaan untuk mengembangkan dan meningkatkan mutu pendidikan. e. Sebagai Pemimpin (Leader) 1) Memiliki kepribadian yang kuat. Seagai seorang muslim yang taat beribadah, memelihara norma agama dengan baik dan jujur, percaya diri, dapat berkomunikasi dengan baik, tidak egois, bertindak dengan

obyektif, penuh optimis, bertanggung jawab demi kemajuan dan perkembangan, berjiwa besar dan mendelegsikan sebsgsi tugas dan wewenang kepada orang lain. 2) Memahami semua persoalan yang memilikikondisi yangn berbeda begitu juga kondisi siswanya berbeda dengan yang lain. 3) Memiliki upaya untuk meningkatan kesejahteraan guru dna karyawan. 4) Mau mendengar kritik/ usul/ saran yang konstruktif dari semua pihak yangterkait dengan tugasnya baik dari staf, karyawan atau siswanya sendiri. 5) Memiliki visi dan misi yang jelas dari lembaga yang dipimpinnya. Visi dan misi terseebut disampaikan dalam pertemuan individual atau kelompok. 6) Kemampuan berkomunikasi dengan baik, mudah dimengerti teratur sistesis kepada semua pihak. 7) Kemampuan mengambil keputusan bersama secara musyawarah 8) Kemampuan menciptakan ubungan kerja yang harmonis, membagi tugas secara merata dan dapat diterima oleh semua pihak. Page 54 54 a. Sebagai inovator 7) Memiliki gagasan baru untuk inovasi kemajuan dan perkembangan sekolah.. Maupaun memilih yang relevan untuk kebutuhan lembaganya. 8) Kemampuan mengimplimentasikan ide yang baru tersebut dengan baik. Ide atau gagasan tersebut berdampak positif kearah kemajuan. Gagasan tersebut dapat berupa pengembangan kegiatan KBM, peningkatan perolehan NEM Ebtanas, penggalian dan operasional, peningkatan prestasi siswa melalui kegiatan ekstrakulikurel dan sebagainya. 9) Kemampuan mengatur lingkungan kerja sehingga lebih kondusif (pengaturan tata ruang kantor, kelas, perpustakaan, halaman, interior, musholla). Dengan lingkungan kerja yang baik mendorong kearah semangat kerja yang baik. Lebih kondusif untuk belajar bagi siswa dan kondusif bagai guru/ karyawan. Dalam memberdayakan masyarakat dan lingkungan sekitar, kepala sekolah merupakn kunci keberhasilan yang harus menaruh perhatian tentang apa yang dipikirkan orang tua dan masyarakat tentang sekolah. Kepala sekolah profesional tidak saja dituntut untuk melaksanakan berbagai tugasnya di sekolah, tetapi ia juga harus mampu menjalin hubungan/ kerja sama dengan masyarakat dalam rangka membina pribadi peserta didik secara optimal. # # B. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi dan Belajar Page 55 55 Motivasi adalah suatu perubahan energi yang berciri timbulnya suatu perasaan yang didahului oleh reaksi-reaksi yang ingin mencapai tujuan. Oleh karena manusia selalu berusaha mencapai tujuan. Menurut Mc. Donald, Motivation is a energy change within person characterized by affective and anticipatory goal reactions Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan. Perumusan ini mempunyai tiga unsur yang saling berkaitan sebagai berikut: a. Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi. Perubahan-perubahan dalam moivsi timbul dari perubahan-perubahan tertentu

didalam sistem neurofisiologi dalam organisme manusia, misalnya adanya perubahan dalam sisitewm pencerenaan akan menimbulkan motif lapar. Akan tetapi ada perubahan energi yang tidak diketahui. b. Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan (affective arousal). Mula-mula meupakan ketegangan psikologi, lalu merupakan suasana emosi. Suasana emosi ini menimbulkan kealkuan yang bermotif. c. Motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Pribadi yang bermotivasi mengadakn respon-respon yang tertuju kearah suatu tujuan. Respon-respon itu berfungsi mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh perubahan energi dalam dirinya. # # Oleh karena manusia selalu berusaha mencapai tujuan kita dapat berkesimpulan bahwa telah terjadi perubahan energi dalam diri yang bersangkutan yang memberikan kekuatan (daya) untuk bertingkah laku (berbuat sesuatu) guna mencapai tujuan yang Page 56 56 dimaksud. # # Menurut Woodworth dan Marques motif adalah suatu tujuan jiwa yang mendorong individu untuk aktivitas-aktivitas tertentu dan untuk tujuan terhadap situasi disekitarnya. # # Sedangkan J.P Chaplin memberiakn pengertian motivasi adalah: mendorong untuk berbuat sesuatu atau bereaksi, menjalankan tugas sebagi intensif atau sebagi tujuan, satu keadaan ketegangan di dalam individu, yang membangkitkan, memelihara dan mengarahkan tingkah laku menuju pada satu tujuan atau sasaran, alasan yang disadari, yang diberikan individu bagi tingkah lakunya. # # Sedangkan menurut Creto, bahwa motivasi merupakan suatu bagian dalm pribadi seseorang yang menyebabkan seseorang melakukan pekerjaan atau tindakan tertentu dengan cara tertentu dengan dua unsur, yaitu unsur kebutuahn secara hakiki dan unsur dorongan. Dimana kebutuha menurut Creto suatu hal yang biologis dimiliki manusia yang cenderung nafsu, sedangkan dorongan adalah sessuatu dari akal yang berfungsi sebagai petunjuk untuk mencapai tujuan atau kebutuhan-kebutuhan di inginkan, baik kebutuhan psikis maupun fisik. # # Motivasi penting bagi proses belajar mengajar, karena motivasi menggerakkan organisme, mengarahkan, tindakan serta memilih tujuan belajar yang di rasa paling berguna bagi kehidupan individu. # # Pentingnya motivasi di sekolah dan tuntutan kepala sekolah serta komponennya untuk merealisasikan motivasi di sekolah dengan rancangan dan pedoman motivasi yang sangat mudah dipahami dan dipraktekkan oleh semua komponen sekolah, misalnya pengajar, siswa, wali murid, pengguna lulusan dan masyarakat umum, adapun Page 57 57 bentuk-bentuk motivasi di sekolah sebagai berikut: 1. Memberikn hadiah adalah bentuk motivasi yang diberikan pada seseorang yang mampunyai prestasi lebih dari yang lainnya, hadiah sendiri bermacam-macam

mulai dari pemberian jasa, uang, pangkat dan lain-lain. 2. Pujian adalah salah satu bentuk motivasi yang memberikan dorongan atas prestasi yang diberikan kepala sekolah, sekaligus sebagai penambah gairah belajar. # # Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual. Perannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. # # Banyak bakat anak tidak berkembang karena tidak diperolehnya motivasi yang tepat. Jika seorang siswa mendapatkan motivasi yang tepat, maka lepaslah tenaga yang luar biasa, sehingga tercapai hasil yang semula tidak terduga. # # Motivasi belajar penting artinya dalam proses belajar siswa, karena fungsinya yang mendorong, menggerakkan, dan mengarahkan kegiatan belajar. # # dalam diri yang bersangkutan yang memberikan kekuatan (daya) untuk bertingkah laku (berbuat sesuatu) guna mencapai tujuan yang dimaksud. # # Belajar adalah suatu aktivitas yang menuju kearah tujuan tertentu. Untuk mencapai tujuan itu perlu adanya faktor-faktor yang perlu diperhatikan, misalnya saja faktor bimbingan. # # Berapa para ahli mendefinisikan belajar sebagai berikut: 1. Hilgard dan Bower, dalam buku Theories of Learning mengemukakan : belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi Page 58 58 tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat) 2. Gagne, dalam bukunya The Conditions of Learning menyatakan bahwa: Belajar terjadi apabila sesuatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehinggga perbuatannya (performance-nya) berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu kewaktu sesudah ia mengalami situasi tadi 3. Morgan, dalam buku Intruducition to Psychology mengemukakan: Belajar adalah setiap pereubahan yang reatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai hasil dari latihan atau pengalaman. 4. Witherington, dalam buku Educational Psyschology mengemukakan Belajar adalah siatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai sutau pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian. # # 3. Macam-macam Motivasi Di lihat dari dasar pembentukannya motivasi ada dua macam, yaitu: 7. Motif-motif bawaan. Yang dimaksud denagn motif bawaan adalah motif yang dibvawa sejak lahir, jadi

motivasi mitu ada tampa dipelajari. Sebagai contoh dorongan untuk makan/ minum, dorongn untuk bekerja, dorongan untuk beristirahat, dorongan seksual. Motif-motif ini sering disebut motif-motif yang disyaratkan secara biologis. Page 59 59 8. Motif-motif yang dipelajari. Maksudnya motif-motif yang timbul karena dengsn proses dipelsajsri. Contoh: dorongn untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan motif seperti inisering disebut denagn motif diisyaratkan secara sosial. Sebab manusia hidup dalam lingkungan sosial dengan sesama manusia yang lain, seingga motivasi itu terbentuk. 1. Fungsi Motivasi Dalam Belajar a. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan.Tanpa motivasi tidak akan timbul suatu perbuatan seperti belajar. b. Sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan kepada pencapaian tujuan yang diinginkan. c. Sebagai penggerak. Ia berfungsi sebagai mesin bagi mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lembatnya suatu pekerjaan. Motivasi sangat penting karena suatu kelompok yang mempunyai motivasii akan lebih berhasil ketimbang kelompok yang tidak punya motivasi (belajarnya kurang atau tidak berhsil). Dengan demikian, motivasi harus dikembangkan berdasarkan pertimbangan individual. Secara umum semua manusia membutuhkan motivasi untuk dapt giat belajar kecuali (mungkin) orang sudah tua atau orang yang sedang sakit. # # Motivasi para remaja ditandai oleh harapan untuk sukses dalam memecahkan masalah tingkah laku, tinjauan masa depan yang optimistis dan prestasi akademis, dorongan sosial, dorongan aktivitas, dorongan untuk merasa aman, dorongan untuk materi, dorongan untuk dihargai dan dorongan untuk dimiliki. # # Page 60 60 Penggerakkan motivasi belajar didasarkan atas prinsip-prinsip memberikan pujian lebih efektif dibandingkan dengan hukuman, pemuasan kebutuhan-kebutuhan psikologis, motivasi yang timbul dari dalm individu lebih efektif daripada motivasi yang dipaksakan dari luar, penguatan atas jawaban atau perbuatan yang sesuai dengan keinginan, motivasi mudah menjalar kepada orang lain, pemahaman tentang tujuan belajar akan merangsang motivasi. 5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar adalah umur, kondisi fisik, dan kekuatan intelegensi yang juga harus dipertimbangkan dalam hal ini. Tujuan utama dari pemberian motivasi belajar bagi seseorang adalah untuk membangkitkan dan menggairahkan pencapaian puncak kreatifitas dan prestasi belajarnya seoptimal mungkin. Sebagai individu historis, keberadaan sikap mental pelajar dan pola pikirnya dipengaruhi oleh berbagai macam faktor budaya, peradapan, etnik, pola pikir dan lain sebagainya. Berdasarkan ha ini ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar, yaitu: a) Faktor internal, berupa kondisi jasmani dan rohani siswa yang bisa berupa kesehatan fisik, kepribadian, watak, tingkah laku, cita-cita dan lain-lain b) Faktor eksternal, berupa kondisi tradisi sekitar siswa yang bisa berupa keadaan alam, tradisi tempat tinggal, pergaulan sebaya dan kehidupan masyarakat c) Pendekatan belajar, yaitu jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan sisiwauntuk melakukan kegiatan pembelajaran meteri-meteri pelajaran.

# # Page 61 61 Pendapat lain ada yang menyatakan bahwasanya faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar, adalah: a) Kemasakan, untuk dapat mengerti motivasi individu harus diperhatikan kemasakannya baik secra fisik, psikis maupun sosial. Karena bila tidak diperhatikan akan menimbulkan frustasi yang akhirnya akan bisa mengurangi kapasitas belajar. b) Usaha yang bertujuan dan ideal. Motif mempunyai tujuan atau goal. Makin terang tujuannya makin kuat itu didorong. Tiap usaha untuk membuat yang lebih kuat itu adalah suatu langkah menuju motivasi yang efektif. c) Pengetahuamn mengenai hasil dalm motivasi. Apabila tujuan sudah terenag dan individu selalu diberitakan tentang kemajuannya, maka dorongan untuk usaha akan semakin besar. Kemajuan perlu diberitahuakn karena dengan mendapatkan kemajuan ini individu tersebut akan merasa puas. Sesuai dengan low of effect dari Torndike, kepuasan ini akan membawa kepada usaha yang lebih besar. d) Penghargaan dan hukuman. Penghargaan dapat berupa material seperti uang, hadiah ataupun yang lain seperti kedudukan, promosi atau yang berupa spritual seperti pujian dan doa. Hukuman merupakan motivasi negatif, karena didasarkan atas rasa takut. Sehingga kemungkinan dapat menghilanhkan inisiatif. Hukuman ini dapat pula menghilangkan moral dan aspek pribadi. e) Partisipasi. Salah satu dari dinamika individu adalh keinginan berstatus, keinginan untuk ambil bagian dalam aktifitas-aktifitas untuk berpartisipasi. Partisipasi ini dapat menimbulkan kreatrifitas, originilitas, inisiatif dan emmberti kesempatan kepadnya untuk berpartisipasi pada segala keinginan. f) Perhatian. Insentif adalh rangsang terhadap perhatian sebelum menjadi motif. Ini Page 62 62 dapat di timbulkan dengan beberapa cara antara lain dengan alat peraga seperti televisi, radio, VCD, gambar hidup, laboratorium dan lain-lain.Motivasi belajar yang terbaik adalah apabila seluruh kepribadian orang yang bersangkutan dapat ditimbulkan. # # Faktor-faktor lain yang mempengaruhi belajar adalah sebagai berikut: a. Kemampuan Pembawaan Kemampuan tiap orang mempunyai potensi kemampuan sendiri-sendiri. Kemampuan pembawan ini akan mempengaruhi belajarnya anak. Anak yang amempunyai kemampuan pembawan lebih akan lebih mudah dan lebh cepat belajar dari pada anak yang nmempunyai kemmpuan yang kurang. b. Kondisi Fisik Orang yang Belajar Orang belajar tidak lepas dari kondisi phisiknya. Maka adanya anak yang cacat misalnya kurang pendengaran, kurang penglihatan prestasinya juga kurang apabila dibandingkan dengan anak yang normal. Maka perlulah diperhatikan kondisi fidik anak yang belajar. c. Kondisi Psikis Anak Keadaan psikis yang kurang baik banyak sebabnya, mungkin ditimbulkan oleh keadan fisik yang tidak baik, sakit, cacat, mungkin disebabkan oleh ganguan atau keadaan lingkungan, situasi rumah, keadaan ekonomi keluarga. # # Belajar atau menuntut ilmu dalam pandangan Islam adala suatu hal yang dipandang baik ada banyak al-Qur'an dan hadis Nabi Muhammad S.A.W yang mengungkapkan mengenai belajar serta memotivasi manusia untuk selalu belajar, diantaranya adalah sebgai berikut: Page 63

63 Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepada kamu berlapang-lapanglah dalam majelis maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan berdirilah kamu maka berdirilah, Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yangdiberi ilmu beberapa derajat, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan.(Q.S Al-Mujadilah: 11) Artinya: (Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri sedang ia takut kepada (adzab) akherat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah adakah sama orang-orang yang mengetahui dan orang-orang yang tidak mengetahui, sesungguhny orang-orang yang berakallah yang menerima pelajaran(Q. S Az-Zumar: 9) # # Artinya: Dari Abi Darda' r.a saya mendengar Rasulullah S.A.W bersabda: Barangsiapa yang berjalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan jalannya ke surga(H.R Turmudzi). Ayat dan hadis diatas adalah sebuah tuntutan, anjuran bahkan perintah guna meningkatkan kualitas hidup dan beribadah terutama dalam menuntut ilmu atau belajar. # # Hadis lain yang memberikan motivasi untuk belajar adalah: Artinya: Menuntut ilmu itu (hukumnya) wajib bagi orang Islam laki-laki dan Page 64 64 perempuan(HR Muslim). Artinya: Tuntutlah ilmu walaupun sampai ke(negeri) cina(HR Muslim). Artinya: Dari abdillah bin Mas'ud berkata, Nabi S. A. W bersabda: tidak ada hasad (iri) kecuali pada dua hal, yaitu pada seseorang yang diberi harta oleh Allah dan dihabiskan di jalan kebenaran dan seseorang yang diberi ilmu oleh Allah kemudian dia membuat keputusan (suatu masalah) dengannya dan dia mengajarkannya(H.R Bukhori). # # Dari hadis tersebut diatas dapat kita ketahui bahwasanya orang yang diberi ilmu lebih tinggi boleh di-ri, sehingga nantinya diharapkan bisa menjadi motivasi seseorang untuk belajar lebih bangyak lagi. Satu riwayat juga memandang pentingnya dalam menuntut ilmu hingga tidak perlu malu bertanya jika tidak mengetahui tentang sesuatu hal, adalh sebagai berikut: Artinya: Aisyah r.a berkata: sebaik-baik wanita adalh wanita(kaum) anshor yang tidak malu mempelajari agama(H.R Bukhori). # # Menurutr ijma' atau persepakatan ulama' sendiri bahwasanya berpergian menuntut ilmu hukumnya adalah sunnah. # # C. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah Terhadap Motivasi Belajar Siswa Seseorang melakukan aktivitas karena di dorong oleh adanya faktor-faktor, kebutuhan biologis, instink, dan unsur-unsur kejiwan lainnya serta adanya pengaruh perkembangan budaya manusia. Dalam persoalan ini Skinner lebih cenderung merumuskan dalam bentuk mekanisme stimulus dan respon. Page 65 65

Stimulus dan respon inilah memunculkan suatu aktivitas. # # Dalam hubungan dengan belajar, yang penting adalah bagaiman menciptakan kondisi atau proses yang mengarahkan siswa melakukan aktivitas belajar. Peran kepala sekolah juga berpengaruh dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Siswa adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses belajar mengajar. Di dalam proses tersebut siswa sebagai pihak yang ingin meraih cita-cita memiliki tujuan dan ingin mencapainya secara optimal. Siswa menjadi faktor penentu sehingga menuntut dan dapat mempengaruhi segala sesuatu yang diperlukaan untuk mencapai tujuan belajarnya. # # Untuk dapat mencapai tujuan dalm proses belajar, siswa di tuntut untuk mengembangkan dan membangkitkan motivasi yang ada di dalam dirinya secara terus menerus. Untuk dapat membangkitkan dan mengembangkan motivasi dalam belajar, siswa daapt melakukannya dengan menentukan atau mengetahui tujuan belajar yang hendak di capai, menanggapi dengan positif pujian atau dorongan dari orang lain menentukan target ataau sasaran penyelesaian tugas belajar dan lain-lain. # # Motivasi berkaitan erat dengan tujuan, dan tujuan berkaitan erat dengan kebutuhan. Seseorang akan terdorng melaukan sesuatu bila merasa ada suatu kebutuhan. Kebutuhan timbul karena adanya keadaan yang tidak seimbang, tidak serasi atau rasa ketegangan yang menuntut suatu kepuasan. Keadaan yang tidak seimbang atau adanya rasa tidak puas, perlukan motivasi yang tepat. Kalau kebutuhan tidak terpenuhi, amaka aktivitas itu akan berkurang dan sesuai dengan dinamika kehidupan manusia, mak akan timbul tuntutan kebutuhan yang baru. Hal Page 66 66 ini menunjukkan bahwa kebutuhan manusia bersifat dinamis, berubah-ubah sesuai dengan sifat kehidupan manusia itu sendiri. # # Menurut Morgan dan ditulis kembali oleh S. Nasution, dikatakan bahwa manusia hidup memiliki berbagai kebutuhan yaitu: a) Kebutuhan untuk berbuat sesuatu untuk sesuatu aktivitas Penting bagi anak untuk melakukan kebutuhan diatas, kerena perbuatan itu mengandung suatu kegembiraan bainya. Sesuai dengan konsep ini orang tua yang memaksa anaknya untuk diam di rumah saja adalah bertentangan dengan hakikat anak. b) Kebutuhan untuk menyenagkan orang lain Banyak orang yang dalm kehidupannya memiliki motivasi untuk banyak berbuat sesuatu demi kesenangan orang lain. Harga diri8 seseorang daapt dinilai dari berhasil tidaknya usaha memberikan kesenangan pada orang lain. Hal ini merupakan kepuasan dan kebahagiaan tersendiri bagi orang yang melakukan kegiatan tersebut. Konsep ini dapat diterapkan pad kegiatan belajar untuk orang yang disukainya. c) Kebutuahan untuk mencapai hasil Suatu pekerjaan atau kegiatan belajar aakn berhasil bila disertai denagn pujian. Aspek pujian merupakan dorongan bagi seseorang untuk bekerja dan belajar dengan giat dan pujian harus dikaitkan dengan prestsi yang baik. Apabila hasil pekerjan atau usaha belajar tidak dihiraukan orang lain, dalam hal ini guru, orang tua, maka kegiatan anak akan berkurang d) Kebutuahan untuk mengatasi kesulitan

Page 67 67 Suatu kesulitan atau hambatan hendaknya menjadi dorongan untuk mencari kompensasi dengan usaha yang tekun dan luar biasa, sehingga tercapai kelebihan atau keunggulan dalam bidang tertentu. # # Sondang menjelaskan bahwa baik dikalangan ilmuan maupun praktis bersepakat bahwa tipe kepemimpinan demokratis adalah paling ideal dan paling didambakan. Memang pemimpin yang demokratis tidak selalu pemimpin yang paling efektif dalam kehidupan organisasi, adakalnyan dalam hal bertindak dan mengambil keputusan, bisa terjadi keterlambatan sebagai konsisten keterlibatan para bawahan dalam proses pengambilan keputusan. Tetapi dengan kelemahannya, pemimpin demokrasi tetap dipandang sebagai pemimpin yang terbaik karena kelebihan-kelibahannya mengalahkan kekurangannya. # # Tipe pemimpin demokratis itu perhatiannya pada seluruh elemen sekolah baik itu pada benda atau alat-alat maupun pada siswa-siswanya dan segala keputusan dan tindakan itu akan senntiasa dimusyawarahkan bersama karena pemimpin ini menganut prinsif mufakat yaitu segala sesuatunya akan dilaksanakn dan dipertanggungjawabkan bersama. # # Ciri pemimpin yang efektif adalah yang punya motivasi tinggi. Mereka berusaha untuk mencapai sasaran-sasaran tinggi dengan menetapkan standar prestasi, mempunyai sifat enerjik, slalu ditantang problema yang tidak terpecahkan disekitarnya. Pemimpin tersebut berusaha mengubah keinginan seseorang untuk melaksankan sesuatu dengan menunjukkan arah yang harus ditempuh serta membina ke arah penyelesaian hasil pekerjaan kelompok. Kepemimpinan yang efektif harus melibatkan orang lain termasuk bawahanya untuk bekerja sama dengan ikhlas sesuai dengan tujuan yang telah Page 68 68 direncanakan. Ia harus mempunyai motivasi yang tinggi agar organisasinya dapat berkembang dan siap untuk bersaing dengan menggunakan strategi, inisiatif serta akal banyak. Page 69 69 BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN A. LATAR BELAKANG OBYEK PENELITIAN 1. Sejarah Singkat Berdirinya Madrasah Aliyah Negeri Kota Blitar MAN Kota Blitar berasal dari SPIAN Sunan Ampel Blitar, berdiri pada tanggal 2 januari 1969, pada saat itu bertempat digedung SPG Negeri Kota Blitar Dijalan Mayjen Sungkono Blitar ( sekarang PGSD Blitar). (Hasil wawancara dengan kepala madrasah di MAN Kota Blitar tanggal 7 desember 2006 jam 12.00 wib ) Para pendiri MAN Kota Blitar itu terdiri dari beberapa orang, antara lain: a.

K. H. Zahid Syafi'i b. K. H. Thohir Widjaya c. Maskur Efendi d. Suwoko e. H. Ali Muhsin f. Supriyo g. Afandi Idhar h. Drs. Mukarom Muslimin i. Suharyadi. (Hasil wawancara dengan kepala madrasah di MAN Kota Blitar tanggal 7 desember 2006 jam 12.00 wib ) Pada tanggal 12 mei 1970, SPIAN dinegerikan oleh Menteri Agama RI. Page 70 70 Pada waktu itu diwakili oleh Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Bapak H. Rus'an dan mendapat fasilitas gedung Chungwa-Chungwi di Jln. Tanjung No1 Blitar. Atas dasar penegerian tanggal 12 mei 1970 itu, maka tanggal 12 mei dijadikan hari berdirinya MAN Kota Blitar. Dengan SK Menteri Agama RI No.17 tahun 1978 SPIAN Sunan Ampel Blitar diganti menjadi MAN Kota Blitar. Pada tahun 1983 MAN Kota Blitar pindah di Jln. Jati No 78. Dengan pindahnya MAN Kota Blitar tersebut, akhirnya lokasi WTS yang berada tepat disebelah utara MAN Kota Blitar ditutup. Berkaitan dengan itu pula tanah yang dijadikan sebagai lahan peternakan babi dijual pula oleh pemiliknya, dan MAN Kota Blitar mampu membeli tanah tersebut untuk dijadikan lokasi pembelajaran. Para pejabat yang pernah memimpin di MAN Kota Blitar antra lain: a. Drs. H. Mukarom Muslimin tahun 1970-1976 b. Drs. H. Mu'ad Rahman Widjaya tahun 1976-1990 c. H. Muhadi, BA tahun 1990-1996 d. Drs. Shidiq Ghazaly tahun 1996-1997 e. H. Mathari, BA tahun 1997-2002 f. Drs. H. Hasyim As'ari, M. Pd tahun 2002 sampai dengan sekarang(Hasil wawancara dengan kepala madrasah di MAN Kota Blitar tanggal 7 desember 2006 jam 12.00 wib ) 1. Visi dan Misi Sekolah a. Visi Sekolah Page 71 71 Visi yang dimiliki oleh MAN Kota Blitar, sebagai sekolah yang dibawah naungan Departemen Agama dan sebagai sekolah yang handal serta berorientasi pada masa depan serta mewujudkan manusia yang bertaqwa kepada Allah SWT, berahlakul karimah, berwawasan luas, berprestasi, berdisiplin tinggi yang

mampu mengaktualisasikan diri dalam kehidupan bermasyarakat. (Dokumentasi sekolah tahun 1970) b. Misi Sekolah Sebagaimana sekolah-sekolah yang lain MAN Kota Blitar juga memiliki misi, antara lain: 1. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar dari bimbingan objektif, demokratis dan dinamis. 2. Mengoptimalisasikan sumber daya manusia (SDM) akademik, lulusan siswa dan tingkat ketaqwaan kepada Allah SWT. 3. Mendorong semua warga madrasah memiliki semangat berprestasi. 4. Menyiapkan lulusan yang profesional untuk menuju jenjang berikutnya yang berkompetensi dibidangnya dalam masyarakat. (Dokumentasi sekolah tahun 1970) Page 72 72 1. Keadaan Guru Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, diperoleh data bahwa jumlah guru yang ada di MAN Kota Blitar saat ini berjumlah 74 orang. Seiring dengan kemajuan yang telah dicapai oleh MAN Kota Blitar, untuk melakukan pembenahan disegala bidang terutama pada kompetensi guru yang ada. Sebagian besar dari guru yang ada di MAN Kota Blitar merupakan guru yang sesuai dengan bidangnya. Mereka berasal dari berbagai Universitas dengan menyandang gelar S1. Bahkan ada dari beberapa guru yang sedang menempuh progaram S2. Selain itu untuk meningkatkan kompetensi guru ada kebijakan dari kepala sekolah agar para guru melakukan pelatihan sesuai dengan bidangnya secara bergantian. (Hasil wawancara dengan kepala madrasah di MAN Kota Blitar tanggal 7 desember 2006 jam 12.00 wib ) Guru sebagai pembimbing sangat berperan dalam mendidik dan membimbing siswa. Karena itu sudah selayaknya jika guru harus memiliki potensi yang lebih tinggi dari pada siswa dalam segala hal. Tidak lepas dari proses belajar mengajar, guru juga dituntut untuk memilih suatu metode yang tepat untuk digunakan, yang mana metode tersebut diharapkan bisa memberikan motivasi belajar siswa. Salah satu metode yang digunakan oleh guru MAN Kota Blitar adalah metode resitasi atau penugasan. 2. Keadaan Siswa Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, bahwa 95% dari jumlah siswa yang menempuh pendidikan di MAN Kota Blitar merupakan siwa yang berasal dari kota blitar, dan mereka juga berdomosili didekat sekolah. Page 73 73 Sedangkan 5% siswa MAN Kota Blitar berasal dari luar kota blitar. Secara ekonomi keadaan siswa ini hampir sama. Mereka sebagian besar berasal dari keluarga menengah kebawah, hanya sedikit yang berasal dari keluarga mampu. (Dokumentasi sekolah tahun ajaran 2006/2007) Siswa adalah salah satu komponen dalam pembelajaran disamping faktor guru, tujuan, serta metode pembelajaran. Sebagai salah satu komponen maka dapat dikatakan bahwa siswa adalah komponen terpenting diantara komponen yang lain. Tanpa adanya siswa proses belajar mengajar tidak akan pernah terjadi. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah siswa MAN Kota Blitar penulis sajikan dalam tabel dibawah ini. TABEL I JUMLAH SISWA KELAS II MAN KOTA BLITAR TAHUN PELAJARAN 2006-2007 N O KELAS PA

PI JUMLAH 1. II BHS 13 31 44 2. II IPA 1 20 26 48 3. II IPA 2 22 23 45 4. II IPS 1 19 28 48 5. II PS 2 12 34 46 6. II IPS 3 18 30 48 7. II IPS 4 17 20 47 8. II IPS 5 18 21 39 9. II IPS 6 4 40 44 JUMLAH 143 265 409 Sumber Data : Tata Usaha MAN Kota Blitar Tahun 2006 Page 74 74 3. Sarana Dan Prasarana Dalam suatau lembaga, sarana dan prasarana merupakan alat penunjang keberhasilan dalam mencapai tujuan. Apalagi dalam suatu lembaga sekolah khususnya MAN Kota Blitar, sarana dan prasarana merupakan alat penunjang keberhasilan proses belajar mengajar. Untuk lebih jelasnya sarana dan prasarana yang ada di MAN Kota Blitar, penulis sajikan dalam table berikut ini. TABEL II SARANA DAN PRASARANA MAN KOTA BLITAR TAHUN PELAJARAN 2006-2007 No. Nama Jenis Barang Jumlah Keterangan 1. Kelas

27 Baik 2. Masjid 1 Baik 3. Musola 1 Baik 4. Kantor 1 Baik 5. Ruang Guru 1 Baik 6. MR.Computer 1 Baik 7. Lab Bahasa 2 Baik 8. Lab IPA 1 Baik 9. Lapangan Basket 1 Baik 10. Lapangan Voly 1 Baik 11. Lapangan Tenis Meja 1 Baik 12. Aula 1 Baik 13. Tata Boga 1 Baik 14. Tata Busana 1 Baik 15. Perpustakaan 1 Baik 16. Kantin 3 Baik 17. Kopsis 1 Baik 18. Parkir 3 Baik 19. WC Guru 2 Baik 20. WC Siswa

11 Baik 21. Ruang Bp 1 Baik 22. Ruang Osis 1 Baik 23. Gudang 1 Baik 24. Pos Satpam 1 Baik Sumber Data : Tata Usaha MAN Kota Blitar Tahun 2006 Page 75 75 Suatu lembaga tanpa memiliki sarana dan prasarana akan mengalami kesulitan dalam melakukan aktifitasnya. Begitu juga MAN Kota Blitar dalam proses belajar mengajar juga sangat memerlukan sarana dan prasarana dalam menunjang kegiatan belajar mengajar, sehingga siswa tidak mengalami kesulitan dalam belajar karena tidak memiliki sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana yang ada di MAN Kota Blitar bisa dikatakan belum lengkap tapi sarana dan prasarana yang ada berpengaruh terhadap proses belajar mengajar. Hal ini disebabkan karena siswa tidak hanya diberi resitasi oleh guru di dalam kelas saja, tapi siswa juga diberi resitasi untuk mencari, mengamati dan memecahkan masalah yang ada disekitar mereka. Disinilah pentingnya sarana dan prasarana yang ada di MAN Kota Blitar dalam proses belajar mengajar. (Observasi tanggal 07 desember 2006) 4. Stuktur Organisasi Setiap suatu organisasi baik lembaga formal maupun lembaga non formal pasti memiliki struktur organisasi yang jelas. Sebab dalam struktur tersebut menempatkan orang-orang dalam suatu kelompok atau ;penempatan hubungan antara orang-orang dalam suatu kelompok baik berupa kewajiban, hak, dan tanggung jawab masing-masing didalam struktur organisasi yang telah ditentukan. Penentuan struktur organisasi, serta tugas dan tanggung jawab dimaksudkan agar tersusun pola kegiatan yang tertuju pada tercapainya tujuan bersama dalam lembaga pendidikan. Seperti halnya lembaga-lembaga yang lain, MAN Kota Blitar juga memiliki Page 76 76 struktur organisasi yang tertata dengan rapi guna menjalankan proses pendidikan. Adapun struktur organisasi yang ada di MAN Kota Blitar dapat dilihat dalam lampiran. B. Paparan Dan Analisis Data Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah yang Demokratis dalam Memotivasi Belajar Siswa MAN Kota Blitar Sondang menjelaskan bahwa baik dikalangan ilmuan maupun praktis bersepakat bahwa tipe kepemimpinan demokratis adalah paling ideal dan paling didambakan. Memang pemimpin yang demokratis tidak selalu pemimpin yang paling efektif dalam kehidupan organisasi, adakalnyan dalam hal bertindak dan mengambil keputusan, bisa terjadi keterlambatan sebagai konsisten keterlibatan para bawahan dalam proses pengambilan keputusan. Tetapi dengan kelemahannya, pemimpin demokrasi tetap dipandang sebagai

pemimpin yang terbaik karena kelebihan-kelibahannya mengalahkan kekurangannya. # # Tipe pemimpin demokratis itu perhatiannya pada seluruh elemen sekolah baik itu pada benda atau alat-alat maupun pada siswa-siswanya dan segala keputusan dan tindakan itu akan senntiasa dimusyawarahkan bersama karena pemimpin ini menganut prinsif mufakat yaitu segala sesuatunya akan dilaksanakn dan dipertanggungjawabkan bersama. # # Analisis data tentang gaya kepemimpinan kepala madrasah dengan motivasi belajar siswa MAN Kota Blitar tahun ajaran 2006/2007, dimaksudkan untuk menguji hepotesis yang telah diajukan.Yatiu teradap pengaruh signifikan antara gaya Page 77 77 kepemimpinan dengan motivasi belajar siswa semakin tinggi gaya kepemimpinan kepala sekolah akan semakin meningkat pula motivasi belajar siswanya. Sebelum peneliti menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan kepala madrasah dengan motivasi belajar siswa secara umum terlebih dahulu peneliti menganalisis dan menguji korelasi antar item-item variable independent / X (gaya kepemimpina), dengan variable dependen / Y (motivasi belajar).Untuk mengetahui indikaor mana dari gaya kepemimpinan kepala madrasah mempunyai korelasi dan pengaruh yang kuat terhdap moivasi belajar. Berikut tabel korelasi gaya kepemimpinan kepala madrasah terhadap motivasi belajar siswa Page 78 78 Dari tabel korelasi antara gaya kepemimpinan otokrasi dengan motivasi belajar berkorelasi positif sebesar 0.271 dan signifikan pada 0.001. Korelasi antara gaya kepemimpinan laissez-fire dengan motivasi belajar berkorelasi Positif sebesar 0.285 dan signifikansi pada 0.000. Korelasi antara gaya kepemimpinan demokrasi dengan motivasi belajar berkorelasi positif sebesar 0.308 dengan signifikansi 0.000. Sehingga dengan demikian dapat diambil kesimpulan suatu pengertian bahwa gaya kepemimpinan kepala madrasah demokratis sangat mempengaruhi motivasi belajar siswa.dengan nilai signifikansi paling besar dibandingkan dengan dua gaya kepemimpinan laissez dan otokratis. C. Paparan dan Analisis Data Tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Siswa MAN Kota Blitar. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar adalah umur, kondisi fisik, dan kekuatan intelegensi yang juga harus dipertimbangkan dalam hal ini. Tujuan utama dari pemberian motivasi belajar bagi seseorang adalah untuk membangkitkan dan menggairahkan pencapaian puncak kreatifitas dan prestasi belajarnya seoptimal mungkin. Sebagai individu historis, keberadaan sikap mental pelajar dan pola pikirnya dipengaruhi oleh berbagai macam faktor budaya, peradapan, etnik, pola pikir dan lain sebagainya. Berdasarkan hal ini ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar, yaitu: a) Faktor internal, berupa kondisi jasmani dan rohani siswa yang bisa berupa kesehatan Page 79 79 fisik, kepribadian, watak, tingkah laku, cita-cita dan lain-lain b) Faktor eksternal, berupa kondisi tradisi sekitar siswa yang bisa berupa keadaan alam,

tradisi tempat tinggal, pergaulan sebaya dan kehidupan masyarakat c) Pendekatan belajar, yaitu jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan sisiwa untuk melakukan kegiatan pembelajaran meteri-meteri pelajaran. # # Sebagaiman telah dikemukakan bahwa proses pengumpulan data tentang motivasi belajar adalah menggunakan angket, yang mana angket tersebu disebarkan pada 156 siswa MAN Kota Blitar yang menjadi responden. SEtelah data terkumpul, diadaakn penyekoran moivasi belajar dengan penjelasan bahwa pada variable tersebut disediakan 10 item petanyaan dan disediakan lima alternative jawaban, sehingga kemungkina skor tertinggi untuk variable ini adalah 10 X 5 = 50 sedangkan skor terendah adalah 10 X 1 = 10. Dari angket motivasi yang telah diisi oleh para responden, hasil skornya kemudian dikategorikan menjadi tiga kategori sebagai berikut: - interval skor tinggi ( 27 - 50 ) - interval skor sedang ( 18 - 26 ) - interval skor rendah (10 - 17 ) Supaya diketahui secara jelas jumlah frekuensi masing-masing kategori berikut ini akan disajikan frekuensi masing-masing kategori. Page 80 80 TABEL MOTIVASI BELAJAR SISWA MAN KOTA BLITAR Motivasi Belajar Frekuensi Prosentase Tinggi 22 14.16 % Sedang 113 72.44 % Rendah 21 13.40 % Jumlah 156 100 % Berdasarkan data diatas, maka dapat diketahui bahwa dari 156 responden yang ada 22 orang (14.16 %) yang memiliki motivasi belajar tinggi, 113 orang responden (72. 44 %) bermotivasi sedang, 21 orang dari responden (13.40 %) memiliki motivasi rendah. Analisis data tentang gaya kepemimpinan kepala madrasah dengan motivasi belajar siswa MAN Kota Blitar tahun ajaran 2006/2007, dimaksudkan untuk menguji hepotesis yang telah diajukan.Yaitu terhadap pengaruh signifikan antara gaya kepemimpinan dengan motivasi belajar siswa semakin tinggi gaya kepemimpinan kepala sekolah akan semakin meningkat pula motivasi belajar siswanya. Sebelum peneliti menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan kepala madrasah dengan motivasi belajar siswa secara umum terlebih dahulu peneliti menganalisis dan menguji korelasi antar item-item variable independent / X (gaya kepemimpina), dengan variable dependen / Y (motivasi belajar).Untuk mengetahui indikaor mana dari gaya kepemimpinan kepala madrasah mempunyai korelasi dan pengaruh yang kuat terhdap moivasi belajar. Page 81 81 Berikut peneliti sajikan tabel

TABEL Analisis Korelasi Variabel Independen Dengan Motivasi Belajar Korelasi Mean Std. Deviasi N Gaya Otokrasi Gaya Laissez-fire Gaya Demokrasi Gaya Kepemimpinan Motivasi Belajar 6.53 1.31 11.90 19.74 22.35 2.14 1.35 1.49 1.71 4.00 156 156 156 156 156 Dari hasil uji korelasi diketahui bahwa dari beberapa indicator gaya kepemimpinan kepala madrasah yang ada ternyata yang mempunyai korelasi dan pengaruh yang paling kuat terhadap motivasi belajar adalah gaya kepemimpinan kepala madrasah demokratis Dari semua analisis uji korelasi diatas peneliti menggunakan bantuan program computer SPSS for windows. D. Pemaparan Dan Analisisi Data Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah Terhadap Motivasi Belajar Siswa MAN Kota Blitar Berdasarkan hasil perhitungan korelasi product moment dengan bantuan SPSS for windos di peroleh data sebagai berikut: 1. Hasil Uji Hipotesis Uji hepotesis dilakukan dengan menggunakan tehnik product moment dari Page 82 82 pearson yang dibantu dengan program (SPSS). Berdasarkan data yang terkumpul dan analisis di dapatkan hasil koefisiern korelasi (r = 0.159; P < = 0.05). Maka dapat diartikan bahwa ada pengaruh yang signifikann antara gaya kepemimpinan dengan motivasi belajar. Dapat dilihat pada table dibawah ini: Variabel Mean Std. Dev r p n Gaya kepemimpina n 19.74 371 0.159

0.000 156 Motivasi Belajar 22.35 4.00 0.159 0.000 156 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jika r hitung > r tabel maka instrumen tersebut valid. Artinyan instrument yang digunakan layak diujikan untuk mengetahui motivasi belajar siswa MAN Kota Blitar. Selanjutnya untuk mengetahui korelasi antara gaya kepemimpinan kepala madrasah dengan motivasi belajar siswa secara umum, peneliti menggunakan rumus analisis korelasi product moment. 2. Pengujian Hipotesis Sebagaiman telah diungkapkan dalam rumusan masalah bahwa yang akan dicari dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh antara gaya kepemimpinan demokratis dengan motivasi belajar siswa . Secara teoritik permasalahan tersebut telah diajukan jawaban dalam Page 83 83 bentuk hepoptesis dan untuk membuktikan kebenarannya diadakan analisis terhadap data yang telah dikumpulkan, sehubungan dengan itu maka digunakan metode analisis statistik sebagaimana diatas dan selanjunya dengan hal tersebut juga diadakan pengujian hipotesis sebagai berikut: Ha : ada pengaruh antara gaya kepemimpinan dengan motivasi belajar siswa Ho : tidak ada pengaruh antara gaya kepemimpinan dengan motivasi belajar siswa Untuk menguji hipoesis ini digunakan tehnik analisis dengan menggunakan rumus product moment yang hasilnya 0.483 > 0.001 (sig dg 5 %). Hal ini berarti Ho ditolak dengan iterval kepercayaan 5 % dan ini menunjukkan adanya pengaruh yang positif antara gaya kepemimpinan dengan motivasi belajar siswa di MAN Kota Blitar dan ini menunjukkan bahwa Ha diterima. Data yang disajikan diperoleh dari hasil interview dan observasi terhadap kepemimpinan kepala madrasah dengan Bapak Hasyim selaku kepala madrasah di MAN Kota Blitar. Sebagaimana diketahui bahwa gaya kepemimpinan kepala madrasah sangat berperan dalam memberikan tujuan yang akan dicapai. Keberhasilan suatu lembaga bergantung pada kepemimpina kepala madrsah karena kepala madrasah merupakan pemimpin dalam lembaga pendidikan maka harus mampu membawa lembaganya kearah tercapainya tujuan yang telah ditetapkan untuk madrasah. Page 84 84 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa ada pengaruh signifikan antara keseluruhan ketiga gaya kepemimpinan kepala madrasah berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa dengan nilai (f = 16.033, sig = 0.000 < 0.05). Besarnya pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi sebesar R 2

x 100 = 24 %. Ini berarti bahwa gaya kepemimpiann kepala madrasah terhadap motivasi sebesar 24 %. Sedangkan 76 % di pengaruhi factor lain. Menurut peneliti jika kepala madrasah sebagai penentu kebijakan sekolah maka bukan hanya gaya kepemimpinan saja yang mempengaruhi. Akan tetapi dari factor sikap, dan sifat yang dimiliki merupakan factor pendukung yang tak kalah Page 85 85 pentingnya. Kepala madrasah seharusnya bias memahami keadaan para siswa nya. Karena kondisi siswa sangat mempengaruhi kemauan untuk belajar. Dengan melihat tabel diatas urutan gaya kepemimpinan kepala madrasah yang paling mempengaruhi motivasi belajar siswa saat ini adalah sebagai berikut: Gaya kepemimpinan kepala madrasah demokratis dengan nilai 0.367 (sig= 0.000), gaya kepemimpinan laissez-fire dengan nilai 0.313 (sig =0.000), dan gaya kepemimpinan kepala madrasah yang otokrasi dengan nilai 0.140 (sig = 0.069). `Dari table diatas dapat diprediksi jika motivasi yang dihasilkan seperti saat ini maka gaya kepemimpinan kepala madrasah yang sesuai adalah gaya kepemimpinan kepala madrasah yang laissez-fire. Menurut peneliti berdasarkan tabel diatas bahwa gaya kepemimpinan masing-masing mempunyai efek bagi kelangsungan belajar siswa sendiri. Kepala madrasah yang menerapkan gaya demokrasi cenderung membuat murid merasa dihargai dan diperhatikan dengan sering meminta pendapat para murid atau bahkan melibatkan para murid dalam menentukan kebijakan sekolah. Sedangkan gaya Page 86 86 Kepemimpinan yang laissez-fire biasa membentuk siswa untuk bertanggung jawab terhadap kepercayaan guru karna dalam gaya ini seorang pemimpin memberikan kebijakan penuh kepada bawahan.akan tetapi kelemahan gaya ini adalah jika siswa yang tidak mempunyai kesadaran akan tanggung jawab dan amanah akan menyia-nyiakan kepercayaan ini bahkan bisa mengakibatkan siswa menjadi lepas control. Gaya yang ketiga yakni gaya kepemimpinan yang otokrasi. Akan menimbulkan dampak keterpaksaan dalam setiap kegiatan yang dilakukan. Karna semakin dikekang siswa akan semakin berani melawan dan bisa mengakibatkan hilangnya semangat untuk belajar karna merasa tidak dipaksa. Karna motivasi tidak aakn timbul dengan paksaan melainkan timbul dari dalam diri dan kesadaran. Page 87 87 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan dari keseluruhan hasil analisis, dapat dikemukakan bebrapa kesimpulan sesuai dengan masalah yang diajukan dalam penelitian ini: 1. Terbukti dari analisis data dan penyebaran angket bahwa kepala sekolah di MAN Kota Blitar menerapkan gaya kepemimpinan demokrasi dalam memotivasi belajar para siswanya dalam menjalankan fungsinya sebagai kepala madrasah. Hal ini terbukti dengan nilai rata-rata dari pendapat para siswa tentang gaya kepemimpinan kepala madrasah yang demokrasi di MAN Kota Blitar sebesar 0.308 dengan sigfikansi = 0.000. Ini merupakan gaya kepemimpinan yang paling berpengaruh dalam memotivasi belajar siswa di MAN Kota Blitar. 2. Bahwa Tujuan utama dari pemberian motivasi belajar bagi seseorang adalah untuk membangkitkan dan menggairahkan pencapaian puncak kreatifitas dan prestasi belajarnya seoptimal mungkin. Sebagai individu historis, keberadaan sikap mental pelajar dan pola pikirnya dipengaruhi oleh berbagai macam faktor budaya, peradapan, etnik, pola pikir dan lain sebagainya. Berdasarkan data diatas, maka dapat diketahui bahwa dari 156 responden yang ada 22

orang (14.16 %) yang memiliki motivasi belajar tinggi, 113 orang responden (72. 44 %) bermotivasi sedang, 21 orang dari responden (13.40 %) memiliki motivasi rendah. 3. Besarnya pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi sebesar R 2 x 100 = 24 %. Ini berarti bahwa gaya kepemimpiann kepala madrasah terhadap motivasi sebesar 24 %. Sedangkan 76 % di pengaruhi factor lain. Page 88 88 Gaya kepemimpinan kepala madrasah yang paling mempengaruhi motivasi belajar siswa saat ini adalah sebagai berikut: Gaya kepemimpinan kepala madrasah demokratis dengan nilai 0.367 (sig= 0.000), gaya kepemimpinan laissez-fire dengan nilai 0.313 (sig =0.000), dan gaya kepemimpinan kepala madrasah yang otokrasi dengan nilai 0.140 (sig = 0.069). Dari table diatas diprediksi jika motivasi yang dihasilkan seperti saat ini maka gaya kepemimpinan kepala madrasah yang sesuai adalah gaya kepemimpinan kepala madrasah yang laissez-fire. 2. Saran Dalam akhir penelitian ini penulis ingin memberikan saran kepada para oranmg-orang yang bertanggung jawab terhadap pendidikan yaitu: 1. Kepala Madrasah Untuk lebih meningkatkan motivasi belajar para siswa hedaknya perlu memberikan perhaian dan pendekatan-pendekatan kjepada siswa yang mengalami bahkan kesulitan dalam belajar. Hal ini bias edipicu oleh factor ekonomi, tingkat kenakaln remaja, dan factor dari diri sendiri. 2. Siswa. Untuk lebih memperhatikan pelajaran, dan meningkatkan motivasinya dalam belajar untuk meraih cita-cita masa depan. Karna dipundaknyalah harapan bangsa kan terpenuhi dengan prestasi tentunya. Page 89 89 Responden: siswa-siswa kelas II MAN kodya Blitar Nama : Kelas : 1. Cara mengisi angket Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan cara memberi tanda ( x ) pada pilihan jawaban yang telah disediakan sesuai dengan keadaan dan menurut pendapat anda yang sesuai dan tepat. 2. ktiteria jawaban a. SS : Sangat Setuju b. S : Setuju c. RR : Ragu-Ragu d. TS : Tidak Setuju e.STS : Sangat Tidak Setuju Quesioner Variabel (x) 1. Kepala madrasah selalu memaksakan kehendaknya a. sangat setuju b. setuju c ragu-ragu. d. tidak setuju e. sangat tidak setuju 2. Kepala madrasah sangat ditakuti oleh para siswanya a. sangat setuju b. setuju c. ragu-ragu d. tidak setuju e. sangat tidak setuju

3. Kepala madrasah selalu sewenang-wenang memberikan hukuman kepada para siswa a. sangat setuju b. setuju c. ragu-ragu d. tidak setuju e. sangat tidak setuju 4. Kepala madrasah punya disiplin tinggi a. sangat setuju b. setuju c. ragu-ragu d. tidak setuju e. sangat tidak setuju 5. Kepala madrasah tidak mempunyai kemampuan untuk memimpin a. sangat setuju b. setuju c. ragu-ragu d.tidak setuju e. sangat tidak setuju 6. Kepala madrasah tidak punya wibawa dalam pandangan para siswa a. sangat setuju b. setuju c. ragu-ragu d. tidak setuju e. sangat tidak setuju 7. Kepala madrasah selalu ikut dalam setiap kegiatan yang diadakan a. sangat setuju b. setuju c. ragu-ragu d. tidak setuju e. sangat tidak setuju Page 90 90 8. Kepala madrasah memahami keadaan siswa-siswanya a. sangat setuju b. setuju c. ragu-ragu d. tidak setuju e. sangat tidak setuju 9. Kepala madrasah selalu hangat dan terbuka dengan kritikan para siswa a. sangat setuju b. setuju c. ragu-ragu d. tidak setuju e. sangat tidak setuju 10. Saya senang dengan kepemimpiann kepala madrasah selama ini a. sangat setuju b. setuju c. ragu-ragu d. tidak setuju e. sangat tidak setuju Quesioner Variabel ( y ) 1. Saya belajar dengan perasaan senang a. sangat setuju b. setuju c. ragu-ragu d. tidak setuju e. sangat tidak setuju 2. Saya selalu disiplin dalam belajar untuk bidang tertentu a. sangat setuju b. setuju c. ragu-ragu d. tidak setuju e. sangat tidak setuju 3. Saya rajin belajar karna untuk memperoleh hadiah a. sangat setuju b. setuju c. ragu-ragu d. tidak setuju e. sangat tidak setuju 4. Saya belajar demi meningkatkan gengsi sosial a. sangat setuju b. setuju c. ragu-ragu d. tidak setuju e. sangat tidak setuju 5. Saya belajar karena menghindari hukuman a. sangat setuju b. setuju c. ragu-ragu d. tidak setuju e. sangat tidak setuju 6. Saya selalu semangat dalam mengerjakan tugas yang diberikan a. sangat setuju b. setuju c. ragu-ragu d. tidak setuju e. sangat tidak setuju 7. Saya selalu antusias dalam menerima pelajaran yang disampaikan a. sangat setuju b. setuju c. ragu-ragu d. tidak setuju e. sangat tidak setuju 8. Dengan kepemimpinan kepala madrasah saat ini saya mengikuti kegiatan yang ada dimadrasah dengan penuh semangat a. sangat setuju b. setuju c. ragu-ragu d. tidak setuju e. sangat tidak setuju 9. Dengan figur kepemimpinan kepala madrasah saya punya disiplin tinggi dan selalu mematuhi tata tertib yang ada dimadrasah a. sangat setuju b. setuju c. ragu-ragu d. tidak setuju e. sangat tidak setuju 10. Dengan kepemimpinan kepala madrasah saat ini membuat saya termotivasi untuk belajar mengejar cita-cita a. sangat setuju b. setuju c. ragu-ragu d. tidak setuju e. sangat tidak setuju Page 91 91 BAB I II METODE PENELITIAN A. Lokasi penelitian Lokasi penelitian yang dilakukan di MAN Kota Blitar Jl. Jati No.78. B. Jenis Penelitian Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang metode penelitian yang di gunakan kiranya perlu difahami mengenai metode penelitian itu sendiri. Sutrisno Hadi dalam bukunya Metodelogi penelitian memberikan definisi metode penelitian:

Rersearch didefinisikan sebagai usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, usaha mana dilakukan dengan menggunakan metode-metode ilmiah untuk research di sebut metode research # # Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan korelasional yaitu penelitian yang berupa mengungkapkan pengaruh antara variable yang satu dengan variable yang lainnya. Dalam hal ini diungkap pengaruh gaya kepemimpinan kepala madrasah terhadap motivasi belajar siswa Berdasarkan jenis datanya penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif yang datanya berupa data hasil angket. Kuantitatif adalah penelitian yang pengolahan datanya menggunakan pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan metode statistik. # # Page 92 92 C. Data dan Sumber Data Data yang merupakan hal sangatpenting untuk menguak suatu masalah dan data diperlukan untuk menjawab masalah penelitian atau mengisi hipoteses yang sudah dirumuskan. Data adalah hasil pencatatan penelitian baik berupa fakta maupun angka. Dari sumber data SK Mentri P dan K No. 0259/U/1997 tanggal 11 1977 disebutkan bahwa data adalh segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu keperluan. # # Sedangkan sumber data adalah subyek dari mana data diperoleh. # # Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalh data primer dan data sekunder. Data primer adalgh data yang bersumber dari informasi secara langsung berkenan dengan masalh uyang teliti. Seperti dikatakan Moloeng, bahwa kata-kata atau ucapan lisan dan prilaku manusia merupakan data utama dan data primer dalam suatu penelitian. # # Adapun data primer dalam peelitian ini adalah siswa di MAN Kota Blitar. Subyek penelitian ini adalah kepala MAN Kota Blitar. Suharsini Arikunto menyatakan bahwa, D. E. Populasi dan Sampel F. Intrumen Penelitian G. Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah cara yang digunakn untuk mengumpulkan data yang diperoleh dan sesuai dengan tujuan penelitian. metode yang digunakn penulis adalah: Page 93 93 3. Observasi (pengamatan) Observasasisering kali diartiakn sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematika berbnagai fenomena yang diteliti. Winarno Surahmad memberikan ulasan tentang metode ini: tehnik pengumpulan data dimana peneliti mengadakan pengamatan secara langsung (tapa alat) terhadap segala gejala-gejala subyek yang diselidiki, baik pengamatan itu dilakukan didalam situasi sebenarnya maupun dalam situasi buatan khusus diadakan.

# # Winarno menambahkan bahwa observasi bukan hanya sekedar pengamatan dan catatan akan tetapi di daalamnya terdapat tjuan , alat dan sistem. Metode observasi peneliti gun akanuntuk memperoleh data tentang keadaan, sarana dan prasarana, serta kegiatan yang ada di MAN Kota Blitar. 4. Intrview (wawancara) Interview merupakan cara yang digunakan untuk mengumpulakn data ataumencarai keterangan secara lisan dengan melakakukan tanya jawab dengan seseorang aatau kelopok orang.Menurut Suharsuni Arikunto interview yang sering disebut wawancara atau quesioner lisan adalh sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara intuk memperoleh informasi dari terwawancara. # # A. Analisis Data B. Identifikasi Variable Penelitian Penelitian tentang pengaruh gaya kepemimpinan kepala madrasah terhadap motivasi belajar siswa ini mencakaup dua variable yaitu variable bebas Page 94 94 (independent) dan variable terikat (dependent). Variable bebas dibagi menjadi tiga sub variable yaitu: gaya kepemimpinan otokrasi, gaya kepemimpinan laizess-fire, dan gaya kepemimpianan demokratis 1. Populasi Menurut Hadi yang dimaksud dengan populasi adalah sejumlah individu yang paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama atau semua obyek yang dimaksud untuk diselidiki. # # Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua siswa MAN Kodya Blitar 2. Sampel Menurut Azwar bahwa banyak ahli riset menyarankan untuk mengambil sampel sebanyak 10% dari populasi. Namun bila populasinya sangat besar, maka prosentase dapat kurangi. # #

You might also like

  • Silabus Ipa 4
    Silabus Ipa 4
    Document41 pages
    Silabus Ipa 4
    Unik Tangguh Prasetya
    100% (3)
  • Kunci Jawaban Mapel Bahasa Indonesia 3
    Kunci Jawaban Mapel Bahasa Indonesia 3
    Document1 page
    Kunci Jawaban Mapel Bahasa Indonesia 3
    Unik Tangguh Prasetya
    No ratings yet
  • Prota Ipa
    Prota Ipa
    Document6 pages
    Prota Ipa
    Unik Tangguh Prasetya
    No ratings yet
  • B.indonesia KLS 1 Edit
    B.indonesia KLS 1 Edit
    Document7 pages
    B.indonesia KLS 1 Edit
    Unik Tangguh Prasetya
    No ratings yet
  • RPP Ipa 4
    RPP Ipa 4
    Document166 pages
    RPP Ipa 4
    Unik Tangguh Prasetya
    No ratings yet
  • RPP Ipa
    RPP Ipa
    Document167 pages
    RPP Ipa
    Unik Tangguh Prasetya
    No ratings yet
  • KKM Ipa
    KKM Ipa
    Document28 pages
    KKM Ipa
    Unik Tangguh Prasetya
    No ratings yet
  • Promes Ipa
    Promes Ipa
    Document24 pages
    Promes Ipa
    Unik Tangguh Prasetya
    No ratings yet
  • Silabus Bina
    Silabus Bina
    Document35 pages
    Silabus Bina
    Unik Tangguh Prasetya
    No ratings yet
  • SK & KD Ipa
    SK & KD Ipa
    Document6 pages
    SK & KD Ipa
    Unik Tangguh Prasetya
    No ratings yet
  • Silabus Ipa
    Silabus Ipa
    Document116 pages
    Silabus Ipa
    Unik Tangguh Prasetya
    No ratings yet
  • RPP Bina
    RPP Bina
    Document95 pages
    RPP Bina
    Unik Tangguh Prasetya
    No ratings yet
  • KKM Bina
    KKM Bina
    Document21 pages
    KKM Bina
    Unik Tangguh Prasetya
    No ratings yet
  • Pemetaan SK & KD Ipa
    Pemetaan SK & KD Ipa
    Document23 pages
    Pemetaan SK & KD Ipa
    Unik Tangguh Prasetya
    No ratings yet
  • Prota Bina
    Prota Bina
    Document6 pages
    Prota Bina
    Unik Tangguh Prasetya
    No ratings yet
  • RPP Inggris 5
    RPP Inggris 5
    Document76 pages
    RPP Inggris 5
    Unik Tangguh Prasetya
    No ratings yet
  • Promes Bina
    Promes Bina
    Document13 pages
    Promes Bina
    Unik Tangguh Prasetya
    No ratings yet
  • Pemetaan SK &amp KD Bina
    Pemetaan SK &amp KD Bina
    Document8 pages
    Pemetaan SK &amp KD Bina
    Unik Tangguh Prasetya
    No ratings yet
  • Dupak Lengkap Unik
    Dupak Lengkap Unik
    Document8 pages
    Dupak Lengkap Unik
    Unik Tangguh Prasetya
    No ratings yet
  • SK &amp KD BINA
    SK &amp KD BINA
    Document4 pages
    SK &amp KD BINA
    Unik Tangguh Prasetya
    No ratings yet
  • Promes Inggris
    Promes Inggris
    Document18 pages
    Promes Inggris
    Unik Tangguh Prasetya
    No ratings yet
  • PTK Ips
    PTK Ips
    Document44 pages
    PTK Ips
    Unik Tangguh Prasetya
    100% (1)
  • Pemetaan SK &amp KD Inggris
    Pemetaan SK &amp KD Inggris
    Document9 pages
    Pemetaan SK &amp KD Inggris
    Unik Tangguh Prasetya
    No ratings yet
  • RPP Inggris 6
    RPP Inggris 6
    Document82 pages
    RPP Inggris 6
    Unik Tangguh Prasetya
    No ratings yet
  • RPP Inggris 4
    RPP Inggris 4
    Document73 pages
    RPP Inggris 4
    Unik Tangguh Prasetya
    No ratings yet
  • Silabus Inggris 6
    Silabus Inggris 6
    Document37 pages
    Silabus Inggris 6
    Unik Tangguh Prasetya
    No ratings yet
  • KTSP Madrasahku
    KTSP Madrasahku
    Document20 pages
    KTSP Madrasahku
    Unik Tangguh Prasetya
    No ratings yet
  • Penguatan Emis 2012
    Penguatan Emis 2012
    Document22 pages
    Penguatan Emis 2012
    Mapenda Kabmadiun
    No ratings yet
  • Proposal PTK Matematika Yoni
    Proposal PTK Matematika Yoni
    Document7 pages
    Proposal PTK Matematika Yoni
    Unik Tangguh Prasetya
    No ratings yet
  • Rekomendasi RT BSM 2012
    Rekomendasi RT BSM 2012
    Document85 pages
    Rekomendasi RT BSM 2012
    Unik Tangguh Prasetya
    No ratings yet