You are on page 1of 14

MAKALAH TEKNOLOGI SEDIAAN FARMASI PADAT

BAHAN PENGISI DAN PENGIKAT PADA SEDIAAN TABLET

Oleh :

ISWAN MAHYUDDIN NIM : 0711015233

UP. FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA 2010

ISI

Tablet adalah sediaan padat, dibuat secara kempa - cetak berbentuk rata atau cembung rangkap, umumnya bulat mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa bahan tambahan. Bahan tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai bahan pengisi, bahan pengembang, bahan pengikat, bahan pelican, bahan pembasah atau bahan lain yang cocok. Kelebihan suatu tablet sebagai berikut : 1. Mudah dalam penyimpanan dan dapat dibawa kemana-mana karena volumenya kecil. 2. Mempunyai kestabilan yang tinggi disbanding bentuk sediaan yang lain. 3. Tablet mengandung bahan aktif merata. 4. Rasa dan bau tidak enak pada obat tidak terasa karena langsung ditelan, sehingga kontak denga selaput lendir tidak lama. 5. Pelepasan bahan aktif yang dapat diatur. 6. Dapat dibuat secara besar-besaran sehingga dapat menekan biaya. 7. Cara pemakaian mudah. Sedangkan kekurangan dari tablet yaitu : 1. Proses pembuatan cukup rumit karena tergantung pada sifat-sifat bahan aktif dan bahan aditif. 2. Efek terapi secara umum dibandingkan larutan. 3. Tablet dengan bentuk dan warna yng menarik, baud an rasa yang enak dapat menarik anak-anak menggunakannya sehinga dapat menyebabka keracunan. 4. Tidak diberikan pada pasien yang tidak dapat menelan atau pasien yang muntahmuntah 5. Tidak dapat digunakan pada bayi.

Suatu tablet harus dinyatakan baik harus memenuhi syarat sebagai berikut: 1. Memiliki kemampuan atau daya tahan terhadap penagaruh mekanik selama proses produksi, paking, distribusi dan penggunaannya. 2. Bebas dari kerusakan seperti pecah-pecah, rompal pada sisi-sisinya, warna yang memucat dan kontaminasi baik dari bahan obat lain maupun dari pengotoran lainnya. 3. Dapat menjamin kestabilan fisik maupun kimia dari bahan berkhasiat yang terkandung di dalamnya. 4. Mampu untuk membebaskan bahan berkhasiat dengan baik sehingga

memberikan efek biologis yang dikehendaki.

Dalam proses pembuatan tablet tidak lepas dari adanya bahan tambahan. Bahan tambahan ini umumnya dikelompokkan sesuai dengan fungsi utamanya di dalam tablet dikarenakan beberapa bahan tambahan mempuyai fungsi sekunder. Pemilihan bahan tambahan akan lebih kritis pada tablet. Obat-obat yang tidak larut, karena bahan tambahan yang inert sebenarnya juga dapat mempengaruhi sifatsifat sediaan akhir.pengetahuan tentang sifat-sifat akhir dan bagaimana bahan tambahan dapat mempengaruhi sifat formulasi total sangat diperlukan, khususnya jika dosis obat cukup kecil. Jumlah bahan tambahan yang diperlukan untuk pembuatan tablet adalah besar. Namun klasifikasinya secara tegas tidaklah mungkin, oleh karena setiap bahan

mampu memenuhi berbagai macam fungsi. Pada dasarnya bahan tambahan tablet harus bersifat netral, tidak berbau dan tidak berasa serta sedapat mungkin tidak berwarna. Contoh dari bahan tambahan pada sediaan tablet adalah bahan pengisi dan bahan pengikat.

1. Bahan Pengisi Bahan pengisi adalah zat inert yang ditambahkan dalam formula tablet yang ditujukan untuk membuat bobot tablet sesuai dengan yang diharapkan. Biasanya tablet yang mengandung zat aktif dengan dosis kecil memerlukan zat pengisi yang banyak. Jika dosis besar maka pengisi sedikit atau tidak sama sekali. Zat khasiat kadangkala memiliki dosis efektif sangat kecil hanya beberapa mikrogram saja, untuk zat khasiat yang demikian itu perlu adanya bahan pengisi untuk memperoleh tablet dengan ukuran yang cocok, karena tablet yang sangat kecil akibat dosis obat yang sangat kecil juga tidak hanya menimbulkan kesulitan di dalam penanganannya tetapi juga dapat

membahayakan di dalam penggunaannya. Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk zat yang higrokopis yaitu : a. Sorpsi atau disorpsi air oleh obat atau eksipien tidak selalu reversibel. Kelembaban yang diabsorpsi mungkin tidak mudah dihilangkan selama proses pemanasan. b. Kelembaban dapat mempengaruhi sistem penerimaan larutan granulasi dengan pembasah air c. Kandungan lembap dan laju up-take kelembaban merupakan fungsi temperature dan lembap. d. Kandungan lembap dalam granulasi mempengaruhi karakteristik tablet yang digranulasi. e. f. Data higrokopisitas dapat membantu perencanaan proses pembuatan tablet. Obat-obat yang peka terhadap lembap jangan di kombinasi dengan eksipien yang higrokopis. Kepekaan pengisi terhadap perubahan fisika kimia yang disebabkan oleh processing atau manufacturing dapat mempengaruhi kualitas tablet, sehingga perlu diperhatikan dalam pemilihan pengisi.

Pada peracikan obat dalam jumlah yang sangat kecil (misalnya alkaloida, hormon, vitamin dan sebagainya) diperlukan bahan pengisi untuk memungkinkan suatu pencetakan. Bahan pengisi ini menjamin tablet memiliki ukuran atau massa yang dibutuhkan (0,1 0,8 gram). Di samping sifatnya yang harus netral secara kimia dan fisiologis, konstituen semacam itu juga dapat dicernakan dengan baik. Contoh-contoh bahan pengisi yaitu : a. Avicel (mikrokristalin selulosa) Avicel relatif lebih banyak digunakan sebagai pengisi cetak langsung dibandingkan laktosa atau pati. Keuntungan dari avicel adalah mempunyai kemampuan untuk mengontrol laju pelepasan obat (jika dikombinasi dengan laktosa, pati, maupun dikalsium posfat). Avicel mempunyai 2 bentuk yaitu pH 101 (powder) dan pH 102 (granul) menunjukkan kekerasan dan

friabilitas yang baik. Dalam beberapa formula tablet, avicel menunjukkan sifat sebagai pengikat dan disintegran. Berikut ini karakteristik dari avicel (mikrokristalin selulosa) : 1) Bentuk 103 memiliki keunggulan dibandingkan dengan 101, 102 karena volume spesifiknya kecil, aliran lebih baik dan waktu hancur lebih singkat. 2) Insoluble, non-reaktif, aliran kurang baik, kapasitas pegang 50%. 3) Menghasilkan tablet yang keras dengan tekanan kecil (kompresibilitas baik) dan friabilitas tablet rendah, waktu stabilitas panjang. 4) Menghasilkan mendistribusikan pembasahan yang cepat dan rata massa sehingga serbuk;

cairan penggranul ke seluruh

menghasilkan distribusi warna dan obat yang merata. 5) Bertindak sebagai pembantu mengikat, menghasilkan granul yang keras dengan sedikit fines. 6) Bisa bersifat pengikat kering, disintegran, lubrikan dan glidan. 7) Penggunaannya membutuhkan lubrikan; penggunaannya dapat

dikombinasi dengan laktosa, manitol, starch, kalsium sulfat.

8) Membantu mengatasi zat-zat yang jika overwetting (terlalu basah) menjadi seperti clay yang sukar digranulasi dan ketika kering granulnya menjadi keras dan resisten terhadap disintegrasi. Contoh: kaolin, kalsium karbonat. 9) Avicel dalam GB memperbaiki ikatan pada pengempaan, mengurangi capping dan friabilitas tablet. 10) Avicel membantu obat larut dengan air agar homogen, mencegah migrasi pewarna larut air dan membantu agar evaporasi cepat dan seragam. 11) Untuk obat dengan dosis kecil, Avicel digunakan sebagai pengisi dan pengikat tambahan. 12) 60% avicel PH 101 dan 40% amilum sebagai pasta 10% membuat massa lembab mudah digranulasi, membentuk granul yang kuat pada pengeringan dengan sedikit fine daripada pasta yang hanya terbuat dari amilum. 13) Bentuk PH 101: serbuk, PH 102: granul, PH 103: serbuk.

b.

Kalsium Sulfat Dihidrat NF) Lazimnya pengisi ini digunakan sebagai pengisi untuk tablet yang mengandung zat aktif 20-30 %. Hanya pengisi ini mahal tetapi memiliki stabilitas yang baik. Berikut merupakan karakteristik dari Kalsium Sulfat Dihidrat : 1) Digunakan sebagai pengisi untuk granulasi dengan jumlah zat aktif 2030%. 2) Sinonim: terra alba, snow white filler. 3) Insoluble : non-higroskopis. 4) Semakin tinggi grade-nya semakin putih, pengisi paling murah, bisa dipakai untuk zat aktif asam, netral, basa; punya kapasitas absorpsi yang tinggi untuk minyak.

5) Pengikat yang disarankan: PVP, MC, starch paste. c. Dibasik Kalsium Fosfat Dihidrat (NF) Nama dagangnya yang paling dikenal adalah Em-compress. Umumnya digunakan sebagai pengisi dan pengikat pada formula cetak langsung, dengan persentase zat aktif 40-50%. Emcompress bersifat non higroskopis mengandung 0,5% lembab. Dalam formula cetak langsung, diperlukan Mg

stearat 0,5-0,75%. Ada kemungkinan dapt terjadi interaksi kimia dengan asam bila kelembabannya tinggi

d.

Laktosa USP Monohidrat Merupakan gula asam dari susu untuk keperluan industri, laktosa diperoleh dari produk alam yaitu susu sapi. Sabagai produk alam, laktosa stabil secara kimia, fisika, mikrobiologis, dengan kompatibilitas yang lebih tinggi dibandingkan bahan tambahan lain. Laktosa sangat banyak digunakan sebagai pengisi dalam formula tablet, bentuk hidrat lebih sering digunakan dalam sistem yang digranulasi dan dikeringkan. Bentuk laktosa monohidrat yang ada dipasaran : 1) Kasar = 60 80 mesh 2) Halus = 80 100 mesh Jika laktosa dilarutkan secara bebas ke dalam air, maka ukuran partikel laktosa dapat mempengaruhi laju pelepasan obat. Tetapi umumnya formula dengan laktosa menunjukkan laju pelepasan obat yang baik, mudah dikeringkan dan relatif tidak sensitif terhadap variasi kekerasan tablet.

e.

Laktosa USP Anhidrat Laktosa anhidrat lebih menguntungkan dibandingkan bentuk hidrat, karena tidak reaktif terhadap reaksi maillard (yang menyebabkan timbulnya warna coklat). Tablet laktosa anhidrat hanya mempunyai waktu hancur yang cepat, friabilita baik, variasi bobot kecil, tidak terjadi sticking binding maupun capping.

f.

Spray-Dried Laktosa USP Spray-dried laktosa adalah campuran -laktosa monohidrat 80-90%

(Kristal) dengan 10-20% laktosa berbentuk amorf dibuat dengan spraydrying. Spray-dried laktosa mempunyai aliran dan ikatan yang lebih baik dari laktosa regular. Hal ini merupakan indikasi bentuk sperik umum dari aglomerat. Spray-dried laktosa hanya dikombinasi dengan mikro-kristalin selulosa dan digunakan sebagai pembawa pada formula tablet cetak langsung. Secara tunggal umumnya spray-dried laktosa digunakan dengan konsentrasi 40 50% dari bobot tablet. Hati-hati dalam penyimpanan spray-dried laktosa karena kehilangan lembab 3% dapat mempengaruhi sifat-sifat kompresi. Spray-dried laktosa akan berwarna coklat jika di kombinasi dengan senyawa amin, fosfat laktat atau asetat. Dengan adanya lubrikan netral atau asam dapat memperlambat timbulnya warna coklat, sedangkan lubrikan alkali dan adanya lembab akan mempercepat timbulnya warna coklat. Obat-obat yang dapat melepaskan radikal, misalnya garam-garam amino juga dapat menyebabkan terjadinya reaksi maillard. Sifat direct compression spray-dried laktosa berkurang jika kadar air < 3%, dapat dicampur dengan 20-25% zat aktif tanpa kehilangan sifat direct compression-nya. Kapasitas pegang 20-25% terhadap zat aktif; punya aliran

baik dan karakteristik pengikatan yang lebih baik dibandingkan laktosa biasa. Harga spray-dried laktosa tidak terlalu mahal dan tablet yang dihasilkannya menunjukkan stabilitas fisika yang lebih dalam friabilita dan kekerasan dibandingkan dengan laktosa regular. Kelemahan dari spray-dried laktosa yaitu dapat menghitam dengan adanya lembab, amin, atau senyawa lain yang mengandung furaldehid.

g.

Sukrosa USP Powder Bahan tambahan ini berfungsi sebagai pengisi dalam tablet kunyah atau tablet regular yang dibuat dengan metode granulasi. Sukrosa ini bukan merupakan sukrosa murni karena mengandung pati

h.

Dekstrosa Dekstrosa dapat bermanfaat sebagai pengisi, pengikat dan pengembang dalam formula tablet kunyah. Untuk formula cetak langsung dekstrosa dapat dikombinasi dengan spray-dried laktosa. Dekstrosa memerlukan lubrikan yang lebih banyak dari spray-dried laktosa. Kelemahan dari dekstrosa yaitu menjadi coklat pada penyimpanan.

i.

Manitol USP Manitol merupakan pengisi yang baik untuk tablet kunyah karena rasanya enak, sedikit manis, halus, dingin (negatif heat solution). Rasa manisnya 72 % sukrosa.

Manitol dapat digunakan untuk formulasi vitamin, menghasilkan granul yang lebih halus dari sukrosa atau dekstrosa. Kadar lembab granul yang dibuat dari sukrosa, dekstrosa, dan manitol setelah pengeringan semalam pada 140-150 F adalah 0,2%.

Kelemahan dari manitol adalah non-higroskopis, aliran jelek, membutuhkan lebih banyak cairan pengikat.

j.

Emdex dan Celutab Merupakan pati yang terhidrolisis, mengandung 90-92% dekstrosa. 35% maltose, dan sisanya adalah glukosa. Emdex dan Celutab merupakan serbuk yang bebas mengalir terdiri dari sphere maltose-dekstrosa yang terkristalisasi akibat spray. Pati yang terhidrolisis ini sering digunakan sebagai pengganti manitol karena rasa yang manis dan raba mulut yang baik. Emdex dan Celutab dapat bereaksi dengan senyawa amin perifer aktif pada suhu dan kelembaban tinggi.

k.

Starch (Pati) Pati berasal dari jagung, terigu atau kentang. Fungsi pati ini adalah sebagai bahan pengisi, pengikat dan disintegran. Tablet yang mengandung pati dalam konsentrasi tinggi sering lunak dan sulit dikeringkan. Jika pati digunakan dalam sistem granulasi basah dengan air, maka pemakaian specially dried starch akan sia-sia, karena teknik pengeringan biasa akan menghasilkan kadar lembab 6-8%.

l.

Direcly Compressible Starch (Sta-Rx1500) Sta-Rx1500 merupakan pati jagung yang secara kimia tidak berbeda dengan starch. Sta-Rx1500 mempunyai aliran yang baik dan merupakan eksipien cetak langsung yang dapat digunakan sebagai pengisi, pengikat dan disintegran. Jika dikompresi sendiri, Sta-Rx1500 mempunyai sifat self lubricating dan self disintegrating, tetapi jika dikombinasi dengan 5 10 % zat aktif, Sta-Rx1500 akan menjadi tidak self lubricating sehingga memerlukan penambahan lubrikan.

m. Sarbitol Sarbitol merupakan isomer dari manitol, bersifat higroskopis pada kelembaban >65% dan lebih larut dibandingkan manitol. Sarbitol dapat dikombinasi dalam bobot yang sama dengan dikalsium fosfat. Manitol dan sarbitol merupakan gula nonkaresino-genik yang berfungsi sebagai nutrient dan mrngandung kalori yang rendah.

2. Bahan Pengikat Kelompok bahan tambahan ini dimaksudkan untuk memberikan

kekompakan dan daya tahan tablet. Oleh karena itu, bahan pengikat menjamin penyatuan beberapa partikel serbuk dalam sebuah butir granulat. Demikian pula kekompakan tablet dapat dipengaruhi, baik oleh tekanan pencetakan maupun bahan pengikat. Hendaknya diperhatikan bahwa kekompakan tablet dan kehancurannya merupakan suatu antipoda. Oleh sebab itu, sebaiknya bahan pengikat digunakan sesedikit mungkin. Bahan pengisi yang telah diuraikan sebelumnya juga dapat memenuhi fungsi bahan pengikat. Bahan pengikat dalam jumlah yang memadai ditambahkan ke dalam bahan yang akan ditabletasi melalui bahan pelarut atau larutan bahan perekat yang digunakan pada saat granulasi. Pembentukan granul akan membantu konversi serbuk menjadi granul, yang akan lebih seragam mengalir dari hopper ke sistem pengisi dan mengisi ruang. Pada waktu kompresi, kecendrungan granul menyerap udara juga lebih kecil dibandingkan serbuk. Tujuan penambahan bahan pengikat adalah untuk meningkatkan daya kohesivitas serbuk sehingga jika dikompresikan akan membentuk massa yang kohesif atau kompak sebagai tablet. Kriteria pemilihan pengikat adalah harus tersentuh dengan komponen tablet yang lain dan harus member kohesi yang memadai terhadap serbuk.

Contoh-contoh bahan pengikat antara lain : a. Akasia Bahan ini digunakan pada konsentrasi 10-25%, untuk mengurangi mephenesin (dosis besar dan sukar digranulasi). Keuntungan dari bahan ini adalah menghasilkan granul yang keras tetapi tidak mengeras pada penyimpanan. Kelemahannya yaitu dapat terkontaminasi mikroba. Bahan ini kadang ditambah lubrikan cair PEG 6000 untuk membantu pencetakan tablet dan disintegrasi tablet.

b.

Tragakan Cara yang terbaik dalam penggunaan bahan ini adalah dengan menambahkannya dalam bentuk kering, kemudian diaktivasi dengan penambahan air.

c.

Sukrosa Bahan ini digunakan sebagai sirup dengan konsentrasi 50-75%. Sukrosa sangat baik sebagai pembawa soluble dyes dan menghasilkan warna yang beragam. Digunakan untuk menggranulasi tribasic fosfat yang umumnya memerlukan pengikat yang lebih kohesif dari musilago amili, pada tablet ferro sulfat, bertindak sebagai pengikat dan pelindung ferrosulfat dari oksidasi.

d.

Gelatin Gelatin merupakan pengikat yang baik dan memberikan tablet dengan kekerasan mirip dari yang dihasilkan akasia atau tragakan. Bahan ini digunakan pada konsentrasi 5-10% sebanyak 1-5% dari formula. Gelatin ini sendiri sudah jarang digunakan, digantikan PVP, MC. cenderung menghasilkan tablet yang keras dan memerlukan disintegran yang aktif. Kelebihan dari gelatin ini adalah dapat digunakan untuk senyawa yang sulit

diikat sedangkan kelemahan dari bahan ini adalah rentan bakteri dan jamur. Jika masih diperlukan pengikat yang lebih kuat, dapat digunakan larutan gelatin dalam air 2-10%, yang dibuat dengan menghidrasi gelatin dalam air dingin selama beberapa jam/semalam kemudian dipanaskan sampai mendidih, larutan gelatin harus dipertahankan hangat sampai digunakan karena akan menjadi gel pada pendinginan.

e.

Glukosa Glukosa ini digunakan sebagai larutan 50% yang dapat digunakan untuk tujuan yang sama dengan sukrosa.

f.

Pati Sebagai pasta dalam menghasilkan tablet yang lunak dan rapuh. Pada prosesnya, pati memerlukan panas dan tergantung jumlah panas yang diberikan, pati dapat terhidrolisis menjadi dekstrin atau glukosa.

g.

Sellulosa Metil sellulosa dan CMC menghasilkan tablet dengan kekerasan sedang. Sellulosa dapat digunakan sebagai larutan kental atau ditambahkan dalam keadaan kering, yang kemudian diaktivasi dengan air. Tetapi cara ini menyebabkan pembentuk granul kurang efektif. Sellulosa terdapat dalam berbagai bobot molekul, yang mempengaruhi viskositasnya di dalam air (sesuai dengan sifat mengembangnya. Sellulosa dapat digunakan untuk menggranulasi soluble/insoluble powder, pengikat yang baik untuk eksipien laktosa, manitol, dan gula. Keuntungan dari sellulosa yaitu dapat dikompres cepat, tidak mengeras pada penyimpanan

h.

Polivinil Pirrolidon (PVP) PVP merupakan hasil plimerisasi N-Vinil pirrolidon (polimerisasi radikal bebas)yang berifat larut dan mempunyai struktur rantai panjang. Bentuk terlarut dari PVP berperan penting sebagai koloid sintetik, karena larut di dalam airdan beberapa pelarut organik. Sifat dari PVP yaitu inert, larut air dan alkohol, digunakan dalam konsentrasi 3-15%, sedikit higroskopis, tidak mengeras selama penyimpanan (baik untuk tablet kunyah). Tablet efervesen bisa dibuat menggunakan PVP dalam etanol anhidrat. Jangan menggunakan isopropanol anhidrat karena meninggalkan bau pada granul. Konsentrasi 5% menghasilkan kompresibilitas yang baik dari serbuk Natrium bikarbonat dan asam sitrat sehingga tablet bereaksi cepat dan disolusi cepat. Di perdagangan PVP dikenal dengan 2 nama dagang yaitu kollidon (BASF) dan Plasdone (GAF). Kollidon 25, 30 dan 90 akan menghasilkan granul yang kerasdan bebas mengalir, dengan sedikit debu. Di dalam tablet, granul tersebut mempunyai ikatan yang baik. Konsentrasi kollidon 25 atau 30 lazim digunakan adalah 25% bobot tablet. Sedangkan kollidon 90 yang mempunyai daya ikat yang lebih besar umumnya digunakan sebesar 2%. Plasdone hamper tidak berwarna di dalam air dan di dalam pelarut organik, sehingga plasdone merupakan pengikat yang ideal untuk tablet effervescens. Konsentrasi plasdone yang lazim digunakan bagi pengikat tablet adalah 1-5%, yang paling banyak digunakan untuk tujuan ini adalah plasdone K-29 / 32 dan plasdone K-26 / 28.

You might also like