You are on page 1of 38

PERATURAN DESA CIBATOK SATU

KECAMATAN CIBUNGBULANG KABUPATEN BOGOR NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG

PENGELOLAAN BANTUAN KEUANGAN PROGRAM DESA MANDIRI DALAM PERWUJUDAN DESA PERADABAN TAHUN 2010

LEMBARAN DESA CIBATOK SATU

KECAMATAN CIBUNGBULANG KABUPATEN BOGOR NOMOR 3 TAHUN 2010

PERATURAN DESA CIBATOK SATU


KECAMATAN CIBUNGBULANG KABUPATEN BOGOR
NOMOR 3 TAHUN 2010
TENTANG

PENGELOLAAN BANTUAN KEUANGAN PROGRAM DESA MANDIRI DALAM PERWUJUDAN DESA PERADABAN TAHUN 2010
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA CIBATOK SATU Menimbang : a. bahwa Desa Cibatok Satu merupakan salah satu desa yang terpilih sebagai salah satu penerima Program Desa Mandiri dalam Perwujudan Desa Peradaban berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa Barat untuk menerima bantuan keuangan guna pelaksanaan program tersebut diatas. b. bahwa untuk tertib administrasi dan efektivitas pelaksanaan program tersebut sebagaimana dimaksud pada pertimbangan huruf a di atas, perlu ditetapkan Peraturan Desa tentang Pengelolaan Program Desa Mandiri dalam Perwujudan Desa Peradaban di Desa Cibatok Satu Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia tanggal 4 Juli 1950) jo. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1950 tentang Pemerintahan Jakarta Raya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 15) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4744) dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4010); 2 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3 Undang-Undang Perbendaharaan Nomor Negara 1 Tahun (Lembaran 2004 Negara tentang Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 5 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 6 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587); 7 Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4592); 8 Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 9 Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816); 10 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007 tentang Perencanaan Pembangunan Desa; 11 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 12 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan; 13 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2007 tentang Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM); 14 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 51 Tahun 2007 tentang Pembangunan Kawasan Perdesaan Berbasis Masyarakat;

15 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007 tentang Perencanaan Pembangunan Perdesaan; 16 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2007 tentang Pendataan Program Pembangunan Desa/Kelurahan; 17 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2010; 18 Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 8 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 45); 19 Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 9 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 49); 20 Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 11 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 47); 21 Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 1 Tahun 2009 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2009 (Lembaran Daerah Tahun 2009 Nomor 1 Seri A); 22 Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 2 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013 (Lembaran Daerah Tahun 2009 Nomor 2 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 60); 23 Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 4 Tahun 2010 tentang Anggaran Belanja Daerah Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Tahun 2010 Nomor 4 Seri A); 24 Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2010 tentang Penjabaran Anggaran Belanja Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2010 (Berita Daerah Tahun 2010 Nomor 6 Seri A). 25 Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 147/Kep.290BPMPD/2010 tentang Lokasi Program Desa Membangun Menuju Desa Peradaban di Jawa Barat Tahun 2010; 26 Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 978/Kep.1131BPMPD/2010 tentang Bantuan Keuangan dalam rangka Desa Mandiri dalam Perwujudan Desa Peradaban di Jawa Barat. 27 Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 9 Tahun 2006 tentang Desa ( Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2006 Nomor 254 ); 28 Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 22 Tahun 2008 tentang Bagian Desa Dari Hasil Penerimaan Pendapatan

Daerah ( Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 22 ); 29 Peraturan Bupati Bogor Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa ( Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2007 Nomor 25 ); 30 Peraturan Bupati Bogor Nomor 8 Tahun 2009 Tentang Tata Cara Penyaluran, penggunaan, Pertanggungjawaban dan Pelaporan Bagian Desa dari Hasil Pendapatan Daerah, (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2009 Nomor 8 ); 31 Peraturan Desa Cibatok Satu Nomor 2 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa Cibatok Satu; 32 Peraturan Desa Cibatok Satu Nomor 1 Tahun 2010 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Tahun Anggaran 2010; 33 Peraturan Desa Cibatok Satu Nomor 2 Tahun 2010 tentang Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan Desa. Memperhatikan : Hasil Musyawarah / Rapat Pemerintah Desa, BPD Cibatok Satu, LPMD Cibatok Satu Seluruh lembaga kemasyarakatan dan perwakilan masyarakat tentang pengelolaan Program Desa Mandiri dalam Perwujudan Desa Peradaban, yang diselenggarakan pada tanggal 9 Agustus 2010 di Aula Kantor Desa Cibatok Satu. DENGAN PERSETUJUAN BERSAMA BADAN PERMUSYAWARATAN DESA CIBATOK SATU DAN KEPALA DESA CIBATOK SATU MEMUTUSKAN Menetapkan : PEATURAN DESA CIBATOK SATU TENTANG

PENGELOLAAN BANTUAN KEUANGAN PROGRAM DESA MANDIRI DALAM PERWUJUDAN DESA PERADABAN. BAB. I KETENTUAN UMUM PASAL 1 Dalam Peraturan Gubernur ini, yang dimaksud dengan : 1. Pemerintah Provinsi adalah Provinsi Jawa Barat. 2. Gubernur adalah Gubernur Jawa Barat. 3. Pemerintah Kabupaten adalah Kabupaten Bogor. 4. Bupati adalah Bupati Bogor. 5. Inspektorat Wilayah Provinsi Jawa Barat. Provinsi adalah Inspektorat Wilayah

6. Inspektorat Wilayah Kabupaten adalah Inspektorat Wilayah

Kabupaten Bogor. 7. BPMPD Provinsi adalah Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Barat. 8. Kepala BPMPD Provinsi adalah Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Barat. 9. BPMPD Kabupaten adalah Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kabupaten Bogor. 10. Kepala BPMPD Kabupaten adalah Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kabupaten Bogor. 11. 12. Kecamatan adalah Kecamatan Cibungbulang. Camat adalah Camat Cibungbulang.

13. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat serta yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 14. Desa adalah Desa Cibatok Satu.

15. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat serta yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 16. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa Cibatok Satu dan Badan Permusyawaratan Desa Cibatok Satu. 17. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa. 18. Kepala Desa adalah Kepala Desa Cibatok Satu.

19. Badan Permusyawaratan Desa selanjutnya disebut BPD adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. 20. Badan Permusyawaratan Desa Permusyawaratan Desa Cibatok Satu. 21. 22. adalah Badan

Sekretaris Desa adalah Sekretaris Desa Cibatok Satu Perangkat Desa adalah Perangkat Desa Cibatok Satu.

23. Bendahara Desa adalah seseorang yang diberi tugas untuk dan atas nama desa, menerima, menyimpan dan membayar atau menyerahkan uang atau surat berharga atau barang-barang milik desa.

24.

Bendahara Desa adalah Bendahara Desa Cibatok Satu.

25. Lembaga kemasyarakatan atau yang disebut dengan nama lain adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra pemerintah desa dalam memberdayakan masyarakat. 26. Program Desa Mandiri dalam Perwujudan Desa Peradaban adalah program Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam rangka mendorong Desa yang berpotensi agar maju dan mandiri dalam penyelenggaraan pemerintahan Desa. 27. Desa Mandiri dalam Perwujudan Desa Peradaban adalah Desa yang maju kehidupan lahir bathin, meliputi pendidikan, Kesehatan, ekonomi, keamanan dan ketertiban, partisipasi masyarakat, pemerintahan, lembaga masyarakat dan pengembangan potensi unggulan serta sosial budaya, yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas sosial yang sangat memadai seperti sarana olahraga, kesehatan, pendidikan, tempat ibadah, hiburan dan perbelanjaan yang berada di berbagai tipologi Desa. 28. Pelindung Program adalah Kepala BPMPD Kabupaten

Bogor. 29. Pemeriksa adalah Inspektorat Wilayah Provinsi Jawa Barat

dan Inspektorat Wilayah Kabupaten Bogor. 30. 31. Pembina Program adalah Camat Cibungbulang Pengawas Program adalah Badan Permusayawaratan

Desa Cibatok Satu. 32. Penanggung jawab Program adalah Kepala Desa Cibatok

Satu 33. Penanggung jawab kegiatan adalah Sekretaris Desa

Cibatok Satu 34. Bendahara kegiatan adalah Bendahara Desa Cibatok Satu.

35. Pelaksana Kegiatan adalah Organisasi pengelola kegiatan Pembangunan dibentuk berdasarkan musyawarah antara RT, RW, LPM, Tokoh Masyarakat, Karang Taruna dan Organisasi Masyarakat lainnya serta dikukuhkan dengan keputusan Kepala Desa atas persetujuan BPD yang didukung dengan Berita Acara Hasil Musyawarah.

36. Tim Perencana Desa adalah Tim yang dibentuk oleh Pemerintah Desa Cibatok Satu yang berasal dari masyarakat Desa Cibatok Satu, berdasarkan hasil musyawarah desa dengan mempertimbangkan kemampuan personal dalam bidang perencanaan teknis dan atau pengetahuan rancang

bangunan secara teknis, maupun perencanaan bidang lainya, untuk kemudian di kukuhkan dengan Surat Keputusan Kepala Desa dengan persetujuan BPD.

37.

BUMDes adalah Badan Usaha Milik Desa Cibatok Satu.

38.

Pemilik BUMDes adalah Pemerintah Desa Cibatok Satu.

39. Pembangunan infrastruktur di Desa Cibatok Satu adalah : pembangunan dibidang infrastruktur sarana dan prasarana perekonomian, kesehatan, pendidikan dan sosial, yang seluruh rencana pembangunannya diambil dari skala prioritas Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa tahun 2009 2013 dan juga tertuang dalam Rencana Kerja Pembangunan yang akan dilaksanakan dalam satu tahun anggaran, seluruh rencana tersebut merupakan hasil Musyawarah Rencana Pembangunan (MUSRENBANG) di Desa Cibatok Satu.

40. Swakelola adalah pekerjaan yang direncanakan, dikerjakan, dan diawasi sendiri oleh pelaksana swakelola dengan menggunakan tenaga sendiri dan/ atau tenaga dari luar baik tenaga ahli maupun tenaga upah borongan. Tenaga ahli dari luar tidak boleh melebihi 50% dari tenaga yang berasal dari wilayah desa setempat.

BAB. II STRATEGI PROGRAM DESA MANDIRI DALAM PERWUJUDAN DESA PERADABAN PASAL 2 Strategi yang digunakan dalam Program/Kegiatan Desa Mermbangun Menuju Desa Peradaban di Desa Cibatok Satu, adalah : a. transparansi. Mendorong tumbuh dan berkembangnya prakarsa dan swadaya gotong royong masyarakat, partisipasi masyarakat serta

b. c. d. e.

Meningkatkan Membangun

kapasitas sinergi

kelembagaan berbagai

dan

organisasi yang berakar pada masyarakat. kegiatan pembangunan yang dilaksanakan di Desa dalam konteks kewilayahan. Mendorong tumbuhnya kesalehan sosial dengan Meningkatkan peran dan fungsi lembaga wujud kesetiakawanan sosial dalam konteks pembangunan desa. masyarakat (BPD,LPM, OMS dan lembaga kemasyarakatan lainnya) terutama dalam menjalankan fungsi kontrol sosial terhadap pelaksanaan program-program pembangunan desa.

BAB. III PENDEKATAN PROGRAM DESA MANDIRI DALAM PERWUJUDAN DESA PERADABAN PASAL 3 Pendekatan berikut : a. Pembangunan yang bertumpu pada masyarakat (Community Based Development). b. Bottom Up Planning atau Perencanaan dari bawah artinya perencanaan untuk menentukan prioritas kegiatan dilakukan melalui mekanisme musyawarah perencanaan pembangunan desa; c. Pemberian kredit permodalan lebih diformulasikan kepada masyarakat atau kelompok masyarakat yang memiliki usaha dalam sektor informal, mikro dan usaha kecil melalui pemberdayaan BUMDes. d. Pembukaan unit-unit usaha BUMDes sebagai upaya perluasan jenisjenis usaha BUMDes agar dapat memberikan peluang seluas-luasnya kepada masyarakat, serta mempermudah akses sumber kegiatan ekonomi tersebut, karena tersedia di desa. e. Pembangunan infrastruktur dasar pedesaan diformulasikan pada pembangunan infrastruktur yang dapat mengungkit secara signifikan tingkat ekonomi masyarakat serta meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan dasar kesehatan, pendidikan serta sumberdaya ekonomi.melalui pemberdayaan Organisasi Masyarakat Setempat (OMS). BAB. IV TAHAPAN PELAKSANAAN PADA KOMPONEN PROGRAM KEGIATAN PENINGKATAN PEREKONOMIAN DESA sumberyang digunakan dalam pelaksanaan Program/Kegiatan Desa

Mermbangun Menuju Desa Peradaban di Desa Cibatok Satu, adalah sebagai

PASAL 4 1. Tahap Persiapan untuk kegiatan peningkatan bidang perekonomian a. Petunjuk Pelaksanaan / Teknis Jawa Barat adalah acuan yang terbitkan oleh BPMPD Provinsi dalam pelaksanaan

antara lain : yang dipergunakan

peningkatan perekonomian Desa yang bersumber dari bantuan keuangan dalam rangka Desa Membangun Menuju Desa Peradaban di Jawa Barat Tahun 2010. b. Sosialisasi Program Peningkatan Perekonomian Desa oleh Kepala Desa yang dibantu oleh Tenaga Pendamping, BPD dan LPMD; 2. Penyusunan rencana Pelaksanaan Kegiatan Usaha (Business plan) b. Inventarisir permasalahan dan sumber daya perekonomian yang dapat dikembangkan melalui musyawarah desa. c. Proyeksi pengelolaan usaha BUMDes d. Rencana tata kelola BUMDes e. Proyeksi Cash flow / analisa usaha. 3. Pembentukan BUMDes ditetapkan berdasarkan hasil Keputusan

yang berisikan antara lain :

Pemerintah Desa yang dituangkan dalam Peraturan Desa dan Keputusan Kepala Desa tentang BUMDes. 4. Menetukan kriteria sasaran penguatan ekonomi untuk bantuan b. Pelaku usaha perdagangan berskala usaha kecil dan usaha mikro

permodalan untuk masyarakat dengan ketentuan sebagai berikut : baik yang sudah berjalan maupun yang baru akan membuka usaha . seperti pedagang gorengan, warung dan lain-lain. c. d. e. Pelaku usaha Home Industri seperti makanan olahan, aneka kerajinan Industri rumah tangga dan sejenisnya. Pelaku usaha dibidang (Sarana Produksi) pertanian seperti : Pelaku usaha dibidang jasa seperti : petani penggarap, pemilik sewa alat-alat cuci mesin pertanian, pangkas usaha jahit salon perbengkelan/ motor, rambut/ pengadaan pupuk, obat-obatan, bibit, dan sejenisnya. lahan/penggarap, menjahit,

kecantikan dan sejenisnya. 5. Penyusunan bentuk unit-unit usaha yang di kelola oleh BUMDesa baik

yang dikelola internal manajemen BUMDes, maupun dalam bentuk kerjasama lintas sektoral dengan pihak ketiga seperti : lembaga ekonomi, Akademisi,

Lembaga Swadaya Masyarakat dan atau pihak lainnya, guna optimalisasi kegiatan peningkatan perekonomian pada program ini. PASAL 5 1. Untuk optimalisasi pelaksanaan kegiatan peningkatan perekonomian, seperti yang tertera pada pasal 4 ayat 4 tentang kriteria sasaran pengauatan permodalan, maka komponen kegiatan ini dilaksanakan pada BUMDes, untuk itu maka pola usaha perkreditan atau bantuan permodalan untuk masyarakat dan dapat dilaksanakan secara konvensional atau syariah, yang dimaksud dengan : a. Ketentuan Kredit konvensional yaitu sebagai berikut : a.1. Pagu kredit untuk perorangan dan untuk kelompok maksimal ditetapkan oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) berdasarkan hasil analisis kemampuan usaha oleh Analis kredit bersama dengan tenaga pendamping dan disetujui oleh manager d. Tingkat suku bunga kredit ditentukan berdasarkan peraturan BUMDes yang besarnya terendah. a.2. Denda keterlambatan/ tunggakan angsuran agar ditetapkan berdasarkan Peraturan BUMDes. a.3. Tidak dikenakan biaya provisi dan administrasi; a.4. Biaya materai menjadi beban debitur; b. Syarat-syarat permohonan kredit berupa : b.1. Surat Keterangan dari Desa setempat bahwa pemohon benar benar mempunyai kegiatan usaha dan baru akan membuka usaha; b.2. Fotocopy KTP dan KK yang masih berlaku. b.3. Jaminan/ Agunan bermaterai cukup. b.4. Khusus untuk pemohon yang baru akan membuka usaha baru ditambah dengan proposal permohonan pinjaman tentang rencana penggunaan uang dan jenis usaha yang akan dibukanya. c. Angsuran dibayar setiap bulan sedangkan angsuran pertama : yaitu surat keterangan yang dibuat oleh pemohon yang menyatakan jenis barang yang dijaminkan tidak melebihi jasa bank yang

dibayar 1 (satu) bulan setelah akad kredit;

d.

Pendapatan bunga dan denda menjadi pendapatan BUMDes

yang penggunaannya mengacu pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga BUMDes. e. kredit Pengelolaan kredit secara syariah bisa menggunakan teknik AL BAI BITSAMAN AJIL (kredit barang berjangka) dan

MUSYARAKAH (kredit penyertaan modal/modal ventura). 2. BUMDes dalam operasionalnya juga diberikan kesempatan untuk

membuka unit-unit usaha, seperti yang tertera dalam pasal 4 ayat 5, maka dalam rangka membuka unit-unit usaha tersebut di haruskan yang berbasis pada pengembangan sumber potensi alam dan manusia di wilayah Desa Cibatok Satu untuk dikembangkan menjadi sumber perekonomian masyarakat dengan membuka peluang kerjasama dengan pihak ketiga, lembaga ekonomi, lembaga swadaya masyarakat, akademisi dan atau pihak lainya guna optimalisasi kegiatan peningkatan perekonomian , yang dimaksud dengan : a. Unit usaha pengembangan sumber potensi pertanian adalah sebuah dan atau beberapa unit usaha yang dalam usahanya bergerak dibidang pertanian seperti terminal agribisnis, lumbung desa, Agro wisata, kios saprotan, industri pengolahan hasil panen, penggilingan padi, budi daya tanaman seperti : padi, palawija dan lain-lain. b. Unit usaha pengembangan sumber potensi peternakan dan perikanan adalah sebuah dan atau beberapa unit usaha yang dalam usahanya bergerak dibidang peternakan dan perikanan seperti : penggemukan domba/ kambing, usaha peternakan unggas, budi daya ikan air tawar, terminal agribisnis, pasar ternak, pasar ikan, lain-lain. c. Unit usaha lainya dapat pula dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan peluang usaha yang tersedia di Desa Cibatok Satu maupun wilayah luar Desa Cibatok Satu, untuk kemudian lebih lanjut penanganannya diberikan kepada Direktur dan menager BUMDes. 3 Pemberdayaan ekonomi masyarakat adalah upaya yang dilakukan Agro wisata, industri pengolahan hasil panen peternakan, perikanan dan

pemerintahan Desa Cibatok Satu dan Badan Usaha Milik Desa Cibatok Satu kepada masyarakat, dalam bentuk penumbuhan iklim usaha, pembinaan dan pengembangan mandiri. usaha, sehingga Usaha Kecil dan mikro mampu menumbuhkan dan memperkuat dirinya menjadi usaha yang tangguh dan

Pembiayaan kerjasama pada unit usaha BUMDes adalah penyediaan

dana oleh pemerintah Desa Cibatok Satu melalui Badan Usaha Milik Desa Cibatok Satu, dunia usaha/Pihak Ketiga dan masyarakat dalam rangka memperkuat permodalan usaha kecil dan usaha mikro. 5 Pembinaan dan Pengembangan adalah upaya yang dilakukan oleh

Pemerintah Desa Cibatok Satu dan Badan Usaha Milik Desa Cibatok Satu, dunia usaha dan masyarakat melalui pemberian bimbingan dan bantuan pernguatan untuk menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan usaha kecil dan mikro, agar mampu menjadi usaha yang tangguh dan mandiri; 6 Seluruh bentuk komponen pelaksanaan kegiatan peningkatan

perekonomian melalui BUMDes di atur lebih rinci dalam Peraturan Desa dan Keputusan Kepala Desa Cibatok Satu tentang Badan Usaha Milik Desa.

BAB. V TAHAPAN PELAKSANAAN PADA KOMPONEN PROGRAM KEGIATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DESA PASAL 6 1. bidang pembangunan antara lain : a. Petunjuk Pelaksanaan / Teknis Jawa Barat adalah acuan yang terbitkan oleh BPMPD Provinsi dalam pelaksanaan Tahap infrastruktur pelaksanaan dimulai untuk kegiatan persiapan

dengan

yang dipergunakan

pembangunan infrastruktur Desa yang bersumber dari bantuan keuangan dalam rangka Desa Membangun Menuju Desa Peradaban di Jawa Barat Tahun 2010. b. Sosialisasi Program pembangunan fisik infrastruktur oleh Kepala Desa yang dibantu oleh Tenaga Pendamping, Tim Perencana Desa, BPD dan LPMD; c. Pemerintah Desa bersama BPD, LPMD membentuk Tim Perencana Desa yang berasal dari warga masyarakat yang dipilih dan dibentuk menjadi sebuah Tim Perencana teknis, berdasarkan hasil musyawarah desa dengan mempertimbangkan kemampuan pengetahuan rancang bangunan secara teknis untuk upaya memenuhi kriteria perencanaan yang ditetapkan dalam petunjuk teknis yang diterbitkan oleh BPMPD

Provinsi Jawa Barat dalam tahapan pelaksanaan pembangunan infrastruktur desa. d. Identifikasi Lokasi berdasarkan data RPJM Desa dan RKP, yang dilakukan oleh Kepala Desa bersama-sama Tim Perencana Desa, BPD, LPMD dan tokoh masyarakat mengenaii permasalahan infrastruktur beserta pemecahannya, adapun nantinya yang berkaitan dengan sarana dan prasarana yang akan dibangun disusun dalam suatu daftar yang dibuat berdasarkan urutan prioritas sesuai hasil musyawarah, jumlah objek dan besaran biayanya dipertimbangkan pada ketersediaan Pagu Anggaran yang ditetapkan berdasarkan hasil kajian teknis tim pendamping program dan pelaksana teknis. Daftar skala prioritas tersebut kemudian dibukukan bersamaan dengan informasi yang memuat gambaran umum tentang lokasi kegiatan serta peta lokasi yang menunjukan titik lokasi kegiatan. e. Survey dan Pengukuran Tim dilokasi, dilakukan BPD, oleh LPMD Kepala dan Desa tokoh

bersama-sama

Perencana

Desa,

masyarakat, guna mengetahui lebih rinci kondisi dan kebutuhan atas dibangunnya objek-objek fisik tersebut, serta pagu anggaran yang perlu disediakan sesuai kegiatan yang akan dilaksanakan, kemudian hasil pengukuran tersebut diolah menjadi data pra perencanaan teknis. f. Data pra perencanaan teknis yang telah dibuat kemudian diolah oleh Tim Perencana Desa teknis kepada TIM (TPD) menjadi perencanaan teknis atau DED, bantuan Teknis (Bantek) dari Dinas Tata dalam pembuatannya TPD dapat meminta pendamping serta saran Bangunan /Kebina Margaan/Pengairan yang telah ditunjuk Pemerintah Kabupaten Bogor. Detail Enginering Design (DED) berisikan antara lain : d.1. Daftar Rencana Anggaran Biaya (RAB) serta Harga satuan upah dan bahan material didalamnya, berpedoman kepada Standar Bogor, Harga jika Barang/Jasa, harga yang telah ditetapkan Bupati harga Pemerintah Kabupaten terdapat berdasarkan Keputusan standar

melebihi

barang/jasa maka harus mengajukan untuk perubahan harga tersebut kapada Kepala Desa untuk dibuatkan berita

acara perubahan standar harga yang digunakan, atas dasar musyawarah desa. d.2. Gambar rencana teknis, dibuat berdasarkan data ukur dan pertimbangan teknis yang diaplikasikan kedalam bentuk gambar berskala, gambar tersebut dibuat sebagai dasar acuan pelaksanaan pekerjaan fisik dilapangan, disamping sebagai dasar perhitungan RAB. d.3. Daftar Rencana Kerja atau Time Schedule dan Network Planning perkiraan minggunya. d.4. Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis (RKS) dan berisi tentang perkiraan setiap kerja jangka pekerjaan untuk waktu serta setiap pelaksanaan pekerjaan untuk

pencapaian

progress

didasarkan kepada RAB untuk mengikat pelaksanaan

g. Cara Perhitungan RAB Perhitungan rencana anggaran biaya harga satuannya didasarkan pada HPS (Harga Perkiraan Sendiri) dengan tidak melebihi harga satuan harga Pemerintah Kabupaten Bogor berdasarkan Keputusan Bupati Bogor.

h. Harga Bahan Material adalah besarnya jumlah bahan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan bagian pekerjaan dalam satu kesatuan pekerjaan. Besarnya harga bahan/ material dihitung dengan satuan per unit, buah atau m disesuaikan dengan jenis bahan tersebut.

i. Volume Pekerjaan Volume Pekerjaan adalah menguraikan secara rinci besar volume atau kubikasi suatu pekerjaan. Perhitungan volume adalah perhitungan untuk menghitung isi, luas dan keliling suatu benda sehingga perlu diketahui rumus dan satuan benda yang akan dipergunakan seperti Satuan Panjang, Satuan Luas dan Satuan Isi. Untuk menghitungnya harus menguasaii tata cara membaca gambar bestek berikut gambar detail/ penjelasan.

2.

Rencana kegiatan yang telah diajukan

dalam bentuk proposal oleh Tim Perencana Desa harus mendapat persetujuan Kepala Desa sebagai penanggungjawab program, apabila rencana kegiatan tersebut tidak/ kurang tepat pada sasaran maka dapat diusulkan kembali untuk dirubah dengan syarat : a. Alasan perubahan kegiatan tersebut harus dituangkan dalam bentuk kesepakatan dan hasil musyawarah, untuk mengetahui secara lengkap seluruh alasan perubahan rencana. b. Seluruh hasil musyawarah perubahan rencana dituangkan

dalam Berita Acara perubahan yang ditanda tangani oleh perwakilan peserta musyawarah. c. Proposal perubahan diusulkan kembali kepada

Penanggungjawab Program oleh Tim Perencana Desa untuk mendapat persetujuan.

3.

Penetapan Pola Pelaksanaan kegiatan dan pengadaan barang/ jasa

dikerjakan dengan cara swakelola, oleh (OKMS) dan pelaksana teknis masingmasing lokasi kegiatan, yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa. BAB. VI ORGANISASI PENGELOLA KEGIATAN PENINGKATAN PEREKONOMIAN DESA PASAL 7 1. Seluruh pelaksanaan kegiatan peningkatan perekonomian desa

dilaksanakan oleh organisasi Badan Usaha Milik Desa yang diatur secara rinci oleh Peraturan Desa dan Keputusan Kepala Desa Cibatok Satu tentang BUMDes. 2. unit-unit Untuk organisasi Pengelola Unit Usaha Perkreditan Desa (U2PD) dan usaha lainya adalah organisasi yang berada diluar Struktur

Pemerintah Desa Cibatok Satu, Susunan Organisasi Unit Usaha Perkreditan Desa (U2PD) 3. 4. disesuaikan dengan kebutuhan dengan sekurang-kurangnya terdiri dari : Manager, Analis kredit, Administrasi, Kasir dan suverpisi. Adapun bentuk Bagan struktur Organisasi seperti yang tertera dalam Tugas Pokok dan Fungsi ( TUPOKSI ) seperti yang tercantum dalam 4.1. Pembina adalah Camat Cibungbulang memiliki tugas pokok : lampiran satu, Peraturan Desa ini. bagan struktur adalah sebagai berikut :

a. b.

Melakukan bimbingan dan pembinaan terhadap pelaksanaan dan pengelolaan Unit Usaha Perkreditan Desa (U2PD) Memberikan saran, dan pendapat kepada manajemen untuk kemajuan baik diminta maupun tidak diminta.

4.2. Pemilik adalah Masyarakat Desa Cibatok Satu dalam hal ini Kepala Desa Cibatok Satu untuk dan atas nama masyarakat Desa Cibatok Satu bertindak atas nama jabatannya, bertindak sebagai Komisaris BUMDes, mempunyai tugas pokok : a. Dalam hal penerimaan dan penyaluran dana bantuan keuangan Program Desa Mandiri dalam Perwujudan Desa Peradaban bertindak pula sebagai Penanggungjawab Program. b. Dalam hal penyaluran keuangan untuk untuk peningkatan proses perekonomian melalui BUMDes, mempunyai tugas pokok : b.1. Melakukan pengendalian terhadap percepatan pengajuan pencairan dana program. b.2. Melimpahkan kewenangan kepada Sekretaris Desa selaku Penanggungjawab kegiatan dalam hal melakukan perjanjian penyerahan pemberian bantuan keuangan / Hibah dengan direktur BUMDes. b.3. Memerintahkan kepada penanggungjawab kegiatan dalam hal proses penyaluran bantuan keuangan hibah melalui transfer/pemindahbukuan dari rekening Kas Desa kepada rekening BUMDes. c. d. Melakukan pengawasan terhadap kelancaran pelaksanaan dalam pengelolaan Unit Usaha Perkreditan Desa (U2PD). Melakukan evaluasi dan penilaian terhadap seluruh kinerja Usaha Perkreditan Desa (U2PD). 4.3. Penannggungjawab Kegiatan adalah Sekretaris Desa Cibatok Satu pada kegiatan peningkatan perekonomian mempunyai tugas pokok : a. b. c. d. e. Membantu penanggungjawab program dalam hal pengendalian terhadap percepatan proses pengajuan pencairan. Melakukan perjanjian penyerahan pemberian bantuan keuangan / Hibah dengan direktur BUMDes. Melakukan verifikasi terhadap kelengkapan administrasi permohonan pencairan dari BUMDes. Memerintahkan bendahara untuk mentransfer/ pemindahbukuan dari rekening kas desa kepada rekening BUMDes. Mempertanggungjawabkan Penanggungjawab Program. pelaksanaan tugasnya kepada Unit

4.4. Bendahara a.

kegiatan

adalah

Bendahara

Desa

dalam

kegiatan

ini

mempunyai tugas pokok : Melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan anggaran dalam hal penerimaan dan penyaluran bantuan keuangan pada Program Desa Mandiri dalam Perwujudan Desa Peradaban. b. c. Mentransfer/ memindahbukukan dari rekening kas desa kepada rekening BUMDes atas perintah Penanggungjawab Kegiatan. Membuat laporan penerimaan dan pengeluaran keuangan dan bertanggungjawab 4.5. Pengawas a. b. adalah dalam pelaksanaan tugasnya Desa kepada Satu Penanggungjawab Program. Badan Permusyawaratan Cibatok mempunyai tugas Pokok : Melakukan Pengawasan terhadap jalannya Badan Usaha Milik Desa secara menyeluruh Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan program yang dilaksanakan oleh BUMDes secara meyeluruh. 4.6. Direktur Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah personal yang diangkat oleh Kepala Desa Cibatok Satu atas persetujuan BPD Cibatok Satu, a. setelah melalui hasil musyawarah Desa. Direktur BUMDes mempunyai tugas pokok : dalam hal penerimaan dan penyaluran dana bantuan keuangan Program Desa Mandiri dalam Perwujudan Desa Peradaban, bertindak untuk dan atas nama Badan Usaha Milik Desa dapat menerima, mengelola dan merealisasikan dalam bentuk kegiatan peningkatan perekonomian bersama Manager BUMDes. b. Dalam BUMDes. c. Dalam hal pengelolaan BUMDes secara keseluruhan tugasnya direktur kepada Mempertanggungjawabkan sebagai Komisaris BUMDes. 4.7. Manajer adalah personal yang diangkat oleh Kepala Desa Cibatok Satu atas persetujuan BPD Cibatok Satu, setelah melalui hasil musyawarah Desa. Direktur BUMDes mempunyai tugas pokok : a. Tugas pokok Manager adalah Merencanakan, mengorganisir, merumuskan, memantau, mengendalikan seluruh kegiatan-kegiatan Business enterprice BUMDes. pelaksanaan hal pengelolaan, merumuskan, direktur dapat dan merencanakan, mengendalikan mengorganisir, memantau

Penanggungjawab Program dan atau Kepala Desa Cibatok Satu

b.

Fungsi Manager Bertanggung jawab atas terlaksananya Kegiatan Business enterprice BUMDes yang meliputi : b.1. Mengorganisir,mengkoordinir,dan mendelegasikan kegiatan yang berhubungan dengan operasional Business enterprice BUMDes. b.2. Menjamin terlaksananya pengelolaan operasional dan bisnis b.3. Business enterprice BUMDes dilaksanakan secara efisien, efektif, akurat dan tepat waktu. b.4. Menyusun,merumuskan dan mengevaluasi rencana kegiatan Business enterprice BUMDes. b.5. Merumuskan,memantau,dan mengendalikan rencana kegiatan Business enterprice BUMDes. b.6. Merencanakan serta mengelola pemasaran dan produk jasa kegiatan Business enterprice BUMDes yang terpercaya dan menguntungkan. b.7. Memantau dan mengendalikan penerapan risiko dalam pengelolaan BUMDes. b.8. Merencanakan kepada nasabah b.9. Menjalin dan membina hubungan baik dengan Pembina / pemegang saham dan lembaga terkait b.10. Merencanakan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia, Merencanakan serta menata usahakan administrasi secara tepat, cepat, dan akurat mengelola dan memelihara asset BUMDes. b.11. b.12. b.13. b.14. Mengelola prinsip kehati-hatian dan kepatuhan terhadap Memberikan kontribusi yang nyata untuk mendorong pemberdayaan ekonomi desa. Mempertanggung jawabkan hasil kinerja pelaksanaan Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh pemilik tugas pokok, fungsi serta kegiatannya peraturan yang berlaku serta mengembangkan layanan unggul operasional kegiatan Business enterprice

4.8. Kewenangan Manager : a. Mewakili pemilik dalam hubungan eksternal atau unit kerja lainnya dalam upaya pencapaian usaha Business enterprice BUMDes secara optimal b. Menyetujui pemberian kredit

c. d. e. f. g. h. i.

Menandatangani surat penagihan dan surat peringatan kepada nasabah Menandatangani surta teguran / peringatan yang berkaitan dengan pembinaan pegawai Menyetujui pemberian cuti / izin pegawai Melakukan kunjungan kepada debitur / calon debitur dalam rangka proses pemberian kredit serta pembinaan kepada debitur Menangani masalah dalam rangka penyelamatan dan penyelesaian kredit macet Melakukan penegakan disiplin kerja pegawai dalam lingkungan unit kerjanya Mendelegasikan wewenang yang bersifat teknis operasiaonal dan administrasi kepada bawahannya

4.9. Tenaga pendamping Lapangan (Lokal) memiliki tugas pokok : a. Melakukan tugas koordinasi dengan manajer, memberi masukan dan saran-saran b. dalam rangka peningkatan dan pengembangan Business enterprice BUMDes. Membantu manajer, untuk menyusun program kerja, membuat cashflow, menyusun proyeksi usaha dan perencanaan lain dalam rangka BUMDes. c. d. 4.10. a. b. c. d. e. f. g. 4.11. a. b. c. d. e. Mendampingi manjemen Business Enterprice BUMDes, dalam menganalisa menentukan calon debitur/nasabah. Menyusun laporan progress Kegiatan secara berkala dan insidental untuk untuk disampaikan kepada Ketua Tim Pendamping Lapangan. Tenaga Analis memiliki tugas pokok : Melakukan On The Spot ( OTS ) ke lapangan Melakukan analisa usaha terhadap calon nasabah Membuat pelaporan kredit / bulan yang antara lain : Rekap calon nasabah yang masuk Rekap calon nasabah yang telah di realisasi Melakukan pembinaan terhadap nasabah Melakukan monitoring terhadap nasabah-nasabah Tenaga Administrasi memiliki tugas pokok : Membuat, menerima dan mengarsipkan surat-surat dan fax Melakukan perhitungan penyusutan inventaris Meregister biaya-biaya kantor Menata kerjakan arsip bukti kas Membuat laporan-laporan akhir bulan dan akhir tahun peningkatan dan pengembangan Business Enterprice

f. g. h. i. j.

Menerima berkas permohonan kredit dari calon nasabah Memeriksa kelengkapan syarat-syarat permohonan kredit dari calon nasabah Meregister berkas pemohonan di register permohonan kredit Menyerahkan berkas permohonan kredit yang sudah lengkap bagian analisis kredit Menerima hasil putusan kredit dari manager, untuk kredit yang disetujui dibuat perjanjian kredit, berikut kwitansi. Sedangkan untuk kredit yang ditolak dibuat surat penolakan

k. l.

Menyerahkan perjanjian kredit berikut kwitansi-kwitansi dan kartu Prima Nota kepada manager untuk ditanda tangani Menyrerahkan perjanjian kredit berikut kwitansi-kwitansi dan kartu Prima Nota kepada nasabah untuk ditanda tangani

m. Menyerahkan bukti kwitansi kepada bagian kas untuk dilakukan pembayaran n. o. p. 4.12. a. b. c. d. e. f. g. h. i. 4.13. a. b. Menerima tembusan bukti kwitansi dan mencatat transaksi realisasi kredit pada Kartu Prima Nota Melakukan penata usahaan berkas-berkas kredit Membuat nomatif dan pelaporan kredit Kasir memiliki tugas pokok : Melakukan transaksi penarikan dan penyetoran uang dari nasabah Melakukan validasi terhadap bukti-bukti transaksi penarikan dan penyetoran uang dari debitur Membayar dan menerima uang atas transaksi penarikan dan penyetoran uang dari debitur Melakukan pencatatan di buku rekening nasabah, buku kas, dan kartu prima nota Menyimpan bukti-bukti transaksi secara teratur untuk selanjutnya dilakukan pencocokan dengan uang dan catatan jurnal transaksi Menyrahkan bukti-bukti transaksi penarikan dan penyetoran uang kepada pihak-pihak terkait Membuat laporan kas untuk difiat oleh manager Melakukan penyimpanan uang di brankas Melakukan penyimpanan kunci brankas Supervisi memiliki tugas pokok : Melakukan koordinasi dengan unit lain Melakukan kajian resiko kredit atas fasilitas kredit yang dianjurkan debitur

c. d. e. f. g. 4.14.

Melakukan monitoring debitur secara berkala Memantau dan mengevaluasi fortofolio kredit Melakukan pembinaan kepada debitur kredit bermasalah Melaksanakan prinsip kehati-hatian dan kepatuhan terhadap perda, perwal, dan peraturan lainnya yang berlaku Melaksanakan tugas yang lainnya yang diberikan oleh pemimpin dalam hal pelaksanaan program desa mandiri dalam perwujudan

desa peradaban, yang terkait dengan unit-unit usaha yang dapat dikembangkan a. Unit usaha pengembangan sumber potensi pertanian yang bekerja sama dengan Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Tunas Tani Mandiri (NASTARI), secara rinci dijelaskan dalam surat perjanjian kerjasama. b. Unit usaha pengembangan peternakan penggemukan domba ekor gemuk dan pembibitan kambing boer, bekerja sama dengan RABITHAH FARM (alumnus Fakultas Peternakan IPB), secara rinci dijelaskan dalam surat perjanjian kerjasama. c. Unit usaha lainya dapat pula dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan peluang usaha yang tersedia baik yang tersedia di Desa Cibatok Satu maupun wilayah luar Desa Cibatok Satu, untuk kemudian lebih lanjut penanganannya diberikan kepada Direktur dan menager BUMDes.

BAB. VII ORGANISASI PENGELOLA KEGIATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DESA PASAL 8 1. Seluruh pelaksanaan kegiatan pembangunan infrastruktur desa

dilaksanakan oleh organisasi yang pembentukannya melalui musyawarah desa yang kemudian dituangkan dalam berita acara pembentukan pengelola pembangunan infrastruktur desa untuk kemudian dikukuh dengan Surat Keputusan Kepala Desa Cibatok Satu. 2. Pelaksanaan kegiatan pembangunan infrastruktur desa pada program

Desa Mandiri dalam Perwujudan Desa Peradaban ini mengikuti petunjuk teknis yang diterbitkan BPMPD Provinsi Jawa Barat.

3.

Adapun bentuk Bagan struktur Organisasi seperti yang tertera dalam

lampiran dua Peraturan Desa ini; 4. Tugas Pokok dan Fungsi ( TUPOKSI ) seperti yang tercantum dalam

bagan struktur adalah sebagai berikut : 4.1. Pembina adalah Camat Cibungbulang, mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut : a. b. Melakukan Memberikan tidak diminta. 4.2. Penanggungjawab Program adalah Kepala Desa Cibatok Satu, dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab kepada forum musyawarah desa, Penanggungjawab Program mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut : a. b. c. d. e. f. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan perencanaan program melalui musyawarah desa. Memfasilitasi kegiatan perencanaan dan pelaksanaan program. Mengesahkan rencana kegiatan baik kegiatan infrastruktur yang dibuat oleh Tim Perencana Desa Meminta penjelasan kepada penanggungjawab kegiatan maupun pelaksana kegiatan tehadap permasalahan pelaksanaan kegiatan. Menindak lanjuti permohonan pencairan dana bantuan keuangan atas dasar usulan dari pelaksana kegiatan ( OKMS ) melalui Penanggungjawab kegiatan untuk mendapat persetujuan pembina program tingkat kecamatan dan kabupaten. g. h. i. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pembangunan infrastruktur dan ekonomi Melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan kepada Pembina tingkat kecamatan maupun kabupaten. Mengesahkan laporan pertanggungjawaban dari penanggungjawab kegiatan 4.3. Penanggungjawab a. kegiatan adalah Sekretaris Desa Cibatok Satu, bimbingan saran dan pembinaan terhadap pelaksanaan pembangunan infrastruktur desa. dan pendapat kepada penanggungjawab program dan ketua OKMS untuk kemajuan baik diminta maupun

mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut : Memfasilitasi teknis perencanaan berdasarkan musyawarah desa

b. c.

Meminta penjelasan perkembangan pelaksanaan kegiatan kepada pelaksana kegiatan (OKMS). Memberikan perintah kepada pelaksana kegiatan Penanggungjawab Program. ( OKMS ) untuk melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan atas izin dari

d.

Meneliti dan memberikan persetujuan atas rencana anggaran biaya ( RAB ) dan gambar kegiatan pembangunan infrastruktur yang di susun oleh OKMS.

e. f. g. h. i.

Memberikan persetujuan atas permohonan pencairan dana bantuan keuanganyang diusulkan pelaksana kegiatan ( OKMS ). Meneliti berkas permohonan pencairan dana bantuan keuangan dari pelaksana kegiatan (OKMS ). Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pembangunan infrastruktur. Melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan kepada penanggungjawab Program. Mengesahkan laporan pertanggungjawaban dari pelaksana kegiatan ( OKMS ).

4.4. Bendahara adalah Bendahara Desa Cibatok Satu, mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut : a. b. Menerima dana bantuan langsung program desa peradaban dari provinsi Jawa Barat. Memindah bukukan/ transfer dana bantuan langsung Program Desa Mandiri dalam Perwujudan Desa Peradaban ke rekening pelaksana kegiatan ( OKMS ) atas perintah Penanggungjawab Program. c. Membantu penanggungjawab kegiatan dalam meneliti kelengkapan berkas permohonan pencairan dana bantuan yang yang diusulkan oleh pelaksana kegiatan ( OKMS ). d. Membantu penanggungjawab Kegiatan dalam meneliti kelengkapan surat pertanggungjawaban keuangan (SPJ) yang diajukan pelaksana kegiatan. 4.5. Pelaksana Kegiatan ( OKMS ) adalah unsur Lembaga pemberdayaan masyarakat a. b. c. Ketua Juru Bayar Pelaksana Teknis ( LPM ) dan atau warga masyarakat, yang ditunjuk berdasarkan musyawarah desa, Pelaksana kegiatan terdiri dari :

4.6. Ketua Pelaksana kegiatan ( OKMS ) mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut : a. b. c. d. e. Menyusun Rencana anggaran biaya dan gambar kegiatan yang telah di sahkan oleh Kepala Desa berdasarkan musyawarah desa. Menyusun jadwal pelaksanaan kegiatan dan menyusun rencana kebutuhan pekerja yang akan melaksanakan kegiatan. Mengajukan permohonan pencairan dana bantuan keuangan kepada penanggungjawab program melalui Penanggungjawab Kegiatan. Melaksanakan ditetapkan. Melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan kepada penanggungjawab program melalui Penanggungjawab kegiatan. 4.7. Juru Bayar adalah personal yang ditunjuk berdasarkan musyawarah desa untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawab sebagai berikut : a. Melakukan pembayaran upah kerja kepada pekerja secara langsung sesuai dengan daftar pekerja atau kelompok yang telah ditetapkan oleh penanggungjawab kegiatan. b. c. d. Melakukan pembayaran atas belanja bahan atau alat bangunan sesuai rencana yang telah ditetapkan. Mencatat setiap penerimaan maupun pengeluaran keuangan dalam buku kas umum. Menyusun laporan keuangan yang ditanda tangani oleh ketua pelaksana kegiatan selanjutnya melalui diserahakan kepada Penanggungjawab program untuk mendapat pengesahan. 4.8. Pelaksana Teknis adalah unsur masyarakat dan atau pengurus lembaga kemasyarakatan yang di tunjuk berdasarkan musyawarah desa untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawab a. b. Melaksanakan kegiatan teknis pekerjaan sebagai berikut : dilokasi yang telah penanggungjawab kegiatan pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah

direncanakan atas perintah ketua (OKMS) pelaksana kegiatan. Melapokan perkembangan pekerjaan yang dilaksanakan kepada ketua (OKMS) pelaksana kegitan. 4.9. Pengawas adalah unsur BPD Cibatok Satu dan atau yang dutunjuk berdasarkan musyawarah mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut : a. b. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan teknis Mencatat dan memberikan laporan hasil pengawasan kepada Penanggungjawab program melalui penanggungjawab kegiatan.

4.10. Tenaga Pendamping Lapangan (Lokal) adalah warga Desa Cibatok Satu yang pokok : a. Melakukan tugas koordinasi dengan ketua OKMS, Pelaksana teknis Pekerjaan dan perencana Teknis Desa/ Pengawas Teknis guna memberi masukan dan saran-saran dalam rangka pelaksanaan pekerjaan infrastruktur. b. Membantu ketua OKMS, PelaksanaTeknis Pekerjaan dan Perencana Teknis/Pengawas permasalahan Infrastruktur. c. Menyusun laporan progres pekerjaan secara berkala dan insidental untuk disampaikan kepada Ketua Tim Pendamping Lapangan. 4.11. Tim Perencana Desa mempunyai tugas pokok dan fungsi : a. Melakukan Survey dan Pengukuran dilakukan bersama Kepala Desa, BPD dan LPMD, guna mengetahui lebih rinci kondisi dan kebutuhan atas dibangunnya objek-objek fisik tersebut, serta pagu anggaran yang perlu disediakan sesuai kegiatan yang akan dilaksanakan, kemudian hasil pengukuran tersebut diolah menjadi data pra perencanaan teknis. b. Daftar pra perencanaan teknis yang telah dibuat kemudian diolah oleh Tim Perencana Desa (TPD) menjadi perencanaan teknis atau Detail Engineer Design ( DED ), dalam pembuatannya TPD dapat meminta pendamping serta saran teknis kepada TIM bantuan Teknis (Bantek) dari Dinas Tata Bangunan /Kebina Margaan/Pengairan yang telah ditunjuk Pemerintah Kabupaten Bogor. c. Membuat Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis (RKS) didasarkan kepada RAB untuk mengikat pelaksanaan. d. Melakukan Perhitungan RAB Perhitungan rencana anggaran biaya harga Nomor satuannya : didasarkan pada harga satuan Standar Pemerintah Harga Jasa Kabupaten Bogor berdasarkan Surat Keputusan Bupati Bogor 601/573/Kpts/Huk/2009 tentang Konstruksi dan Jasa Konsultasi. e. Membuat Harga Perkiraan Sendiri (HPS) berdasarkan harga pasar yang berada diwilayah Kabupaten Bogor. Teknis dalam rangka mengatasi berbagai pekerjaan yang berkaitan dengan pelaksanaan ditunjuk oleh Penanggungjawab Program karena alasan mempunyai kemampuan dan pengetahuan teknis, dan memiliki tugas

BAB VIII PENGELOLAAN DANA PROGRAM PASAL 9 1. Dalam hal pengelolaan dana bantuan

keuangan program, Pemerintah Desa dapat membentuk Tim Verifikasi Pecairan Dana untuk membantu Kepala Desa dalam memverifikasi dan memberikan persetujuan untuk pencairan dana untuk teknis pelaksanaan yang terdiri dari unsur Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Lembaga Kemasyarakatan dan Tokoh Masyarakat yang ditetapkan dalam Surat

Keputusan Kepala Desa. 2. Biaya honorarium dan operasional program

dikelola oleh Pemerintah Desa, dengan teknis pengeluaran Tahap I dan Tahap II dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat, sesuai Berita Acara Persetujuan Pencairan dari TIM Verifikasi Pencairan Dana; 3. Dalam hal penggunaan dana Program Desa

Mandiri dalam Perwujudan Desa Peradaban, memenuhi ketentuan Keputusan Gubernur Jawa Barat, bahwa dana bantuan sebesar Rp. 1.000.000.000,- (satu miliar rupiah) terbagi dalam : a. b. Untuk Biaya Honorarium dan Operasional Program sebesar Rp. 75.000.000,- (tujuh puluh lima juta rupiah); Untuk biaya pelaksanaan program sebesar Rp. 925.000.000,(sembilan ratus dua puluh lima juta rupiah). BAB IX PERHITUNGAN DAN PENGGUNAAN DANA BIAYA HONORARIUM DAN OPERASIONAL PROGRAM PASAL 10 1. Biaya honorarium sebesar Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah) atau sama dengan 40 % (empat puluh per-seratus) dari total Biaya Honorarium dan Operasional Program, untuk Kepala Desa, Sekretaris Desa, Bendahara Desa, Perangkat Desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Lembaga Kemasyarakatan Desa, Tenaga Pendamping Lapangan (Lokal), Tim Perencana Desa (TPD) dan tokoh masyarakat yang terlibat aktif dalam pelaksanaan program.

2.

Biaya honorarium seperti yang disebutkan dalam ayat 1, adalah biaya

yang dibagikan perbulan selama satu tahun pada pelaksanaan Program Desa Mandiri Dalam Perwujudan Desa Peradaban. 3. Sesuai ayat 1, diatas maka rician dana biaya honorarium tersebut JUMLAH HONOR PERTAHUN Rp 6,000,000 Rp 1,800,000 Rp 1,200,000 Rp 1,200,000 Rp 1,200,000 Rp 1,200,000 Rp 1,200,000 Rp 1,200,000 Rp 1,800,000 Rp 600,000 Rp 600,000 Rp 600,000 Rp 600,000 Rp 4,800,000 Rp 1,200,000 Rp 1,200,000 Rp 1,200,000 Rp 1,200,000 Rp 1,200,000 Rp 30,000,000

adalah sebagai berikut : NO NAMA PENERIMA PENERIMA HONORARIUM Kepala Desa Sekretaris Desa Kaur Pembangunan Kaur Perekonomian Kaur Keuangan Kaur Kesra Kaur Pemerintahan Kaur Umum Bendahara Desa Kepala Dusun 1 Kepala Dusun 2 Kepala Dusun 3 Kepala Dusun 4 Badan Permusyawaratan Desa Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Tenaga Pendamping Lapangan (Lokal) Tim Perencana Desa Ketua OKMS Pelaksana Teknis TOTAL HONOR PERBULAN Rp 500,000 Rp 150,000 Rp 100,000 Rp 100,000 Rp 100,000 Rp 100,000 Rp 100,000 Rp 100,000 Rp 150,000 Rp 50,000 Rp 50,000 Rp 50,000 Rp 50,000 Rp 400,000 Rp 100,000 Rp 100,000 Rp 100,000 Rp 100,000 Rp 100,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

4. Dalam hal penyaluran dana honorarium secara rinci diatur oleh Keputusan Kepala Desa. PASAL 11

1.

Biaya operasional pada pelaksanaan program adalah sebesar Rp.

45.000.000,- (empat puluh lima juta rupiah) atau sama dengan 60 % (enam puluh per-seratus) dari total Biaya Honorarium dan Operasional Program, digunakan untuk Biaya perencanaan pelaksanaan pembagunan infrastruktur, biaya pembuatan proposal, perjalanan dinas untuk kepentingan pelaksanaan program, belanja Alat Tulis Kantor (ATK), rapat-rapat, pelaporan dan biaya makanan dan miuman. 2. Biaya operasional seperti yang disebutkan dalam ayat 1, adalah

biaya yang direalisasikan selama kurun waktu satu tahun pada pelaksanaan Program Desa Mandiri Dalam Perwujudan Desa Peradaban. 3. NO 1 2 3 4 5 6 7 Sesuai ayat 1, diatas maka rician dana biaya operasional tersebut URAIAN KEGIATAN Biaya Perencanaan Pembangunan Infrastruktur Pembuatan proposal Biaya Perjalanan Dinas Belanja ATK Biaya rapat-rapat Biaya pembuatan laporan Biaya belanja makanan dan minuman TOTAL JUMLAH BIAYA Rp 10,000,000 Rp 5,000,000 Rp 5,000,000 Rp 5,000,000 Rp 5,000,000 Rp 10,000,000 Rp 5,000,000 Rp 45,000,000

adalah sebagai berikut :

4. Dalam hal penyaluran dana honorarium secara rinci diatur oleh Keputusan Kepala Desa. BAB X MEKANISME PENCAIRAN DAN PENYALURAN DANA UNTUK PELAKSANAAN KEGIATAN PROGRAM PASAL 12 1. Dalam hal dana bantuan keuangan program telah masuk ke

Rekening Kas Desa Cibatok Satu, maka Kepala Desa dapat memerintahkan kepada Sekretaris Desa untuk memperoses lebih lanjut dengan Tim Verifikasi Pencairan Dana dengan membuat Berita Acara Persetujuan Pencairan; 2. ketentuan : Tahapan pencairan untuk kegiatan Peningkatan Perekonomian dan

Pembangunan Ifrastruktur Desa dilaksanakan dalam tiga tahapan dengan

a. Tahap

sebesar

40

dicairkan

setelah

pelaksana

kegiatan

mengajukan persyaratan pencairan kepada Kepala Desa; b. Tahap II sebesar 40 % dicairkan setelah realisasi dana Tahap I telah mencapai 80 % sesui dengan ketentuan dan mengajukan persyaratan pencairan kepada Kepala Desa; c. Tahap III sebesar 20 % dicairkan setelah pelaksanaan kegiatan mencapai 80 % dengan ketentuan permohonan pencairan dilampiri dengan bukti pertanggungjawaban penggunaan dari pelaksana kegiatan. PASAL 13 Adapun Tahapan pencairan dana bantuan keuangan program yang harus dilaksanakan oleh pelaksana kegiatan peningkatan perekonomian, dengan ketentuan sabagai berikut : a. Surat permohonan pencairan tahap awal untuk kegiatan peningkatan perekonomian desa, sebesar 40% (empat puluh perseratus) dari total pembiayaan yang diajukan Direktur BUMDes kepada Kepala Desa; b. Pemohonan pecairan untuk kegiatan peningkatan perekonomian harus dibuat oleh BUMDes dengan persyaratan sebagai berikut : b.1. Proposal permohonan; b.2. Proyeksi cash flow yang di ajukan oleh Manajer BUMDes; b.3. Rencana penggunaan dan pemanfaatan dana; b.4. Photo Copy buku rekening Bank Jabar Banten atas nama BUMDes; b.5. Surat perjanjian penyerahan batuan antara Kepala Desa dengan Direktur BUMDes. c. Dalam hal dokumen pencairan telah lengkap maka Kepala Desa dan Bendahara Desa dengan diketahui Tim Pendamping Lokal (counter sign), memindah bukukan dari Kas Desa ke rekening BUMDes, sebesar sebagaimana yang disebutkan dalam point a, sesuai ketentuan perbankan yang berlaku; d. Dalam hal dana tersebut telah masuk ke rekening BUMDes, Kepala Desa memerintahkan Sekretaris Desa untuk menyampaikan tembusan bukti pencairan kepada Kepala BPMPD Provinsi Jawa Barat, Kepala BPMPD Kabupaten Bogor dan Camat Cibungbulang;

e.

Dalam hal dana telah dicairkan oleh Direktur BUMDes sesuai kebutuhan secara bertahap kepada Manajer maka selanjutnya Direktur dan Manajer BUMDes menyampaikan photo copy bukti pencairan kepada Kepala Desa untuk disampaikan tembusannya Kepada Kepala BPMPD Kabupaten Bogor dan Camat Cibungbulang;

f.

Dalam hal pemanfaatan dana tahap awal telah mencapai 80 % serta berjalan dengan baik dan lancar sesuai peruntukannya, maka pencairan berikutnya sebesar 40 % (empat puluh per-seratus) dapat diajukan dengan mekanisme seperti pencairan tahap awal, dengan ketentuan permohonan pencairan dilampiri dengan bukti pertanggungjawaban penggunaan dari Manajer dan Berita Acara hasil pemeriksaan/ audit dari Direktur BUMDes yang diketahui oleh BPD;

g.

Pencairan sisa dana sebesar 20 % (dua puluh per-seratus) dapat dicairkan setelah pelaksanaan kegiatan dan atau pemanfaatan dana telah mencapai 80 % (delapan puluh per-seratus), dengan ketentuan permohonan pencairan dilampiri dengan bukti pertanggungjawaban penggunaan dari Manajer dan Berita Acara hasil pemeriksaan/ audit dari Direktur BUMDes yang diketahui oleh BPD;

h.

Untuk pelaksanaan kegiatan, dibuat surat perjanjian pelaksanaan kegiatan antara Direktur BUMDes dengan Manajer.

PASAL 14 Adapun Tahapan pencairan dana bantuan keuangan program yang harus dilaksanakan oleh pelaksana kegiatan pembangunan infrastruktur desa, dengan ketentuan sabagai berikut : a. Surat permohonan pencairan tahap awal untuk kegiatan pembangunan infrastruktur desa, sebesar 40 % (empat puluh perseratus) dari total pembiayaan yang diajukan Ketua Organisasi Keswadayaan Masyarakat Setempat (OKMS) kepada Kepala Desa; b. Pemohonan pecairan untuk kegiatan pembangunan infrastruktur desa, harus dibuat oleh OKMS dengan persyaratan sebagai berikut : b.1. Kelengkapan administrasi proyek, terdiri atas photo copy Daftar Recana Anggaran Biaya dari masing-masing paket pekerjaan, Daftar Harga Perkiraan Setempat (HPS) dan Gambar-gambar Teknis rencana pekerjaan;

b.2. Photo Copy Surat Perintah Kontrak Kerja, Surat Perintah Mulai Kerja, buku rekening Bank Jabar Banten atas nama OKMS; b.3. Surat perjanjian penyerahan batuan antara Kepala Desa dengan Ketua OKMS. c. Dalam hal dokumen pencairan telah lengkap maka Kepala Desa dan Bendahara Desa dengan diketahui Tim Pendamping Lokal (counter sign), memindah bukukan dari Kas Desa ke rekening OKMS, sebesar sebagaimana yang disebutkan dalam point a, sesuai ketentuan perbankan yang berlaku; d. Dalam hal dana tersebut telah masuk ke rekening OKMS, Kepala Desa memerintahkan Sekretaris Desa untuk menyampaikan tembusan bukti pencairan kepada Kepala BPMPD Provinsi Jawa Barat, Kepala BPMPD Kabupaten Bogor dan Camat Cibungbulang; e. Dalam hal dana telah dicairkan oleh OKMS sesuai kebutuhan secara bertahap kepada Manajer maka selanjutnya OKMS menyampaikan photo copy bukti pencairan kepada Kepala Desa untuk disampaikan tembusannya Kepada Kepala BPMPD Kabupaten Bogor dan Camat Cibungbulang; f. Dalam hal pemanfaatan dana tahap awal telah mencapai 80 % serta berjalan dengan baik dan lancar sesuai peruntukannya, maka pencairan berikutnya sebesar 40 % (empat puluh per-seratus) dapat diajukan dengan mekanisme seperti pencairan tahap awal, dengan ketentuan permohonan pencairan dilampiri dengan bukti pertanggungjawaban penggunaan dari OKMS dan Berita Acara hasil pemeriksaan dari Tim Pendamping Lokal OKMS yang diketahui oleh BPD; g. Pencairan sisa dana sebesar 20 % (dua puluh per-seratus) dapat dicairkan setelah pelaksanaan kegiatan dan atau pemanfaatan dana telah mencapai 80 % (delapan puluh per-seratus), dengan ketentuan permohonan pencairan dilampiri dengan bukti pertanggungjawaban penggunaan dari OKMS dan Berita Acara hasil pemeriksaan dari Tim Pendamping Lokal dan OKMS yang diketahui oleh BPD;

BAB XI

EVALUASI DAN PELAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM PASAL 15 1. Untuk menjaga hasil-hasil pelaksanaan

program agar berhasil optimal serta dapat terus berkesinambungan dan terlestarikan dengan baik, maka seluruh pelaksanaan kegiatan peningkatan perekonomian dan kegiatan pembangunan infrastruktur desa, harus terus dievaluasi; 2. dan pemeriksaan atau audit; 3. evaluasi adalah Kepala Desa Desa Permusyawaratan Ketua OKMS; 4. Hasil evaluasi dapat merubah dan atau Pihak-pihak yang dapat melaksanakan (penanggungjawab sekretaris Desa program), Badan (pengawas), (penanggungjawab Metode evaluasi dilaksanakan melalui :

musyawarah desa, rapat koordinasi, peninjauan lokasi pelaksanaan kegiatan

kegiatan), Tim Perencana Desa, Tim Pendamping Lokal, Direktur BUMDes dan

menetapkan kembali seluruh pelaksanaan kegiatan program sesuai hasil musyawarah desa dan atau rapat koordinasi dengan mengacu pada ketentuan petunjuk teknis pelaksanaan yang diterbitkan oleh BPMPD Provinsi Jawa Barat serta Peraturan Desa ini.

PASAL 16 Bentuk laporan pelaksanaan kegiatan peningkatan perekonomian desa dilaksanakan secara berjenjang, sebagai berikut: a. Laporan bulanan adalah : Manager dan atau pengelola unit usaha membuat laporan kegiatan kepada BUMDES dengan tembusan Sekretaris Desa sebagai penanggungjawab kegiatan untuk kemudian disampaikan kepada Kepala Desa dengan mempergunakan standar administrasi yag sudah dibakukan dalam Akuntansi standar dan menggunakan format pelaporan seperti yang tertera dalam buku petunjuk teknis pelaksanaan yang diterbitkan oleh BPMPD Provinsi Jawa Barat, untuk kemudian Kepala Desa sebagai Pemilik BUMDes melaporkan kepada Camat; b. Laporan Triwulan adalah :

Camat melaporkan seluruh

pelaksanaan sesuai

laporan

yang

sampaikan oleh Kepala Desa kepada Kepala BPMPD Kabupaten setiap tiga bulan sekali/ pertriwulan; c. laporan tahunan adalah : Manager / Pengelola usaha membuat laporan kegiatan pada akhir tahun kepada Direktur BUMDes dengan tembusan kepada Kepala Desa, Camat dan BPMPD Kabupaten dengan mempergunakan standar adminisrtasi yang sudah dibakukan dalam Akuntansi standar dan menggunakan format pelaporan seperti yang tertera dalam buku petunjuk teknis pelaksanaan yang diterbitkan oleh BPMPD Provinsi Jawa Barat. PASAL 17 Bentuk a. laporan pelaksanaan kegiatan pembangunan infrastruktur desa dilaksanakan secara berjenjang, sebagai berikut: Laporan mingguan adalah : Pelaksana kegiatan melaporkan rekpitulasi perkembagan pelaksanaan kegiatan Kepada Ketua OKMS dalam kurun waktu persatu minggu pelaksanaan pekerjaan dengan menggunakan format pelaporan seperti yang tertera dalam buku petunjuk teknis pelaksanaan yang diterbitkan oleh BPMPD Provinsi Jawa Barat, serta menyampaikan tembusan kepada Sekretaris Desa sebagai penanggungjawab kegiatan, untuk kemudian disampaikan kepada Kepala Desa sebagai penanggungjawab program. b. Laporan bulanan adalah : Kepala dalam Desa setiap melaporkan bulan, tingkat perkembangan Camat pelaksanaan melaporkan kegiatan / pekerjaan Kepada Camat sebagai pembina program untuk kemudian perkembangan pelaksanaan Kegiatan / pekerjaan Kepada BPMPD Kabupaten Bogor; c. Laporan pelaksanaan pekerjaan selesai 100 % (sertus per-seratus) adalah : Ketua OKMS bersama pelaksana kegiatan membuat laporan akhir yang berisikan gambar teknis akhir (As Built Drawing) dilengkapi dengan laporan penggunaan biaya beserta dengan perubahan jika terdapat perubahan palaksanaan pekerjaan untuk kemudian diserah terimakan dari Ketua OKMS kepada Kepala Desa sebagai penanggungjawab program, seluruh administrasi pelaporan dan serah terima pekerjaan menggunakan format pelaporan seperti

yang

tertera

dalam

buku

petunjuk

teknis

pelaksanaan

yang

diterbitkan oleh BPMPD Provinsi Jawa Barat. BAB XII KETENTUAN PENUTUP PASAL 18 Dalam hal pelaksanaan Program Desa Mandiri dalam Perwujudan Desa

Peradaban, mengenai segala ketentuan teknis pelaksanaan yang belum diatur oleh Peraturan Desa ini, maka kemudian dapat diatur dengan Keputusan Kepala Desa berdasarkan dengan persetujuan bersama BPD.

PASAL 19 Pada saat Peraturan Desa ini mulai berlaku, maka segala hal yang terkait dengan seluruh aspek pelaksanaan dan optimalisasi Program Desa Mandiri dalam Perwujudan Desa Peradaban di wilayah Desa Cibatok Satu, diatur melalui Peraturan Desa ini. PASAL 20 Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan peraturan desa ini dengan penempatannya dalam Lembaran Desa.

Ditetapkan di Cibatok Satu Pada tanggal 08 September 2010 KEPALA DESA CIBATOK SATU Diundangkan di Cibinong Pada tanggal.......................... SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BOGOR ACEP SUKENDAR Hj. NURHAYANTI, SH, MM, M.Si BERITA DAERAH KABUPATEN BOGOR Tahun 2010, Nomor

Lampiran I Peraturan Desa Cibatok Satu Nomor : 3 Tahun 2010 Tanggal : 08 September 2010 Tentang : Pengelolaan Bantuan Keuangan Program Desa Mandiri dalam Perwujudan Desa Peradaban Tahun 2010. BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANA PENINGKATAN EKONOMI PELINDUNG
KEPALA BPMPD KABUPATEN BOGOR

PEMERIKSA
INSPEKTORAT WILAYAH PROVINSI JAWA BARAT & KABUPATEN BOGOR

PEMBINA
CAMAT CIBUNGBULANG

PENGAWAS BPD CIBATOK SATU

PEMILIK BUMDes KEPALA DESA CIBATOK SATU PENANGGUNGJAW AB PROGRAM KEPALA DESA CIBATOK SATU BENDAHARA DESA CIBATOK SATU PENANGGUNGJAW AB KEGIATAN SEKRETARIS DESA CIBATOK SATU

DIREKTUR BUMDes TIM PENDAMPING LOKAL

MANAGER BUMDes

ANALIS KREDIT

ADMINISTR ASI

KASIR

SUPERVISI

UNIT USAHA PERTANIAN

UNIT USAHA SIMPAN PINJAM

UNIT USAHA PETERNAKAN

: Garis Instruksi : Garis Koordinasi Lampiran II Peraturan Desa Cibatok Satu Nomor : 3 Tahun 2010 Tanggal : 08 September 2010 Tentang : Pengelolaan Bantuan Keuangan Program Desa Mandiri dalam Perwujudan Desa Peradaban Tahun 2010. BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DESA PELINDUNG
KEPALA BPMPD KABUPATEN BOGOR

PEMERIKSA
INSPEKTORAT WILAYAH PROVINSI JAWA BARAT & KABUPATEN BOGOR

PEMBINA
CAMAT CIBUNGBULANG

PENGAWAS BPD CIBATOK SATU

PENANGGUNGJAW AB PROGRAM KEPALA DESA CIBATOK SATU BENDAHARA DESA CIBATOK SATU PENANGGUNGJAW AB KEGIATAN SEKRETARIS DESA CIBATOK SATU

TIM PENDAMPING LOKAL

KETUA OKMS MASYARAKAT CIBATOK SATU

JURU BAYAR PERANGKAT DESA KAUR KEUANGAN PELAKSANA TEKNIS KETUA RW ATAU RT DI LOKASI PENERIMA PROGRAM

PERENCANA TEKNIS

: Garis Instruksi : Garis Koordinasi

You might also like