You are on page 1of 12

Proses Pembubaran Koperasi Koperasi merupakan himpunan orang-orang yang dengan sukarela membentuk usaha berdikari yang terorganisir

dengan tujuan memajukan kepentingan ekonomi bersama dari para anggotanya. Koperasi atas dasar tersebut mempunyai fungsi yang penting dalam perekonomian suatu negara begitupun dalam perekonomian di Indonesia dan bahkan secara jelas disebutkan dalam UUD 1945 pasal 33 ayat 1, dimana dikatakan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Koperasi didirikan berdasarkan apa yang telah disebutkan dalam pasal tersebut. Tujuannya hanyalah untuk membantu perekonomian bangsa kita dengan tidak membebani para warganya, hal itu dikarenakan asas kekeluargaan yang dipakai dan dipercaya bisa mensejahterakan para anggotanya. Asas dalam koperasi adalah berdasarkan kerjasama dan asas kekeluargaan. Akan tetapi adakalanya suatu koperasi mengalami pembubaran, pembubaran ini dapat terjadi karena memang suatu koperasi tersebut didirikan atas tujuan tertentu dan pada saat tujuan tersebut telah tercapai maka sudah pada saatnyalah koperasi tersebut mengalami pembubaran, atau juga karena sesab-sebab tertentu. Mengenai pembubaran Koperasi ini kami memakai tiga sumber yaitu :__________________ Dalam pembahasan mengenai pembubaran koperasi akan kami jelaskan menurut ketiga sumber diatas. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut: Berdasarkan Buku Hukum Koperasi karangan Prof. Dr. Hans H. Munker yang dialih bahasakan oleh Abdulkadir Muhammad, S.H. Adanya pembubaran Koperasi disebabkan oleh adanya beberapa pertimbangan yatu : y Koperasi adalah himpunan orang-orang yang dengan sukarela membentuk usaha berdikari yang terorganisir dengan tujuan memajukan kepentingan ekonomi bersama dari para anggotanya. y Unsur kesukarelaan dalam membentuk koperasi ini sesuai dengan hak untuk membubarkannya apabila para anggota merasa bahwa kelangsungan usaha bersama itu tidak mungkin berhasil, atau terdapat alasan objektif dimana usaha bersama tersebut tidak mungkin untuk mencapai tujuan bersama. y Keputusan untuk membubarkan koperasi memiliki banyak konsekuensi dan dapat menuju kepada destruksi hasil usaha bersama jangka panjang para anggota, maka keputusan

tersebut perlu dipertimbangkan dengan hati-hati dan harus diambil dengan suara mayoritas yang jelas dari para anggota aktif. y Apabila suatu koperasi dibubarkan, maka kepentingan para kreditur koperasi harus diselenggarakan dengan cara yang khusus dalam hal kekayaan koperasi tidak cukup untuk menutupi semua tuntutan yang diajukan oleh para kreditur. Dalam hal ini, para anggota koperasi diminta secara perorangan untuk bertanggung jawab bagi hutanghutang koperasi jika terjadi pembubaran. Tanggung jawab para anggota bagi hutanghutang koperasi hanya dapat berlaku berdasarkan dua syarat, yaitu: Dalam hal pemburan koperasi Dalam hal harta kekayaan koperasi tidak cukup untuk menutupi semua tuntutan yang diajukan oleh para kreditur. y Tanggung jawab ini dapat dibatasi hingga jumlah saham yang tidak dibayar, atau saham yang ditandatangani oleh anggota (tanggung jawab terbatas terhadap saham), atau sampai sejumlah uang tambahan tetapi terbatas, misalnya dua kali jumlah saham (tanggung jawab terbatas dengan jaminan). y Tanggung jawab ini dapat dibatasi pada para anggota yang terdaftar pada waktu pembubaran koperasi atau dapat juga diperluas sehingga termasuk para anggota yang telah mengundurkan diri dari koperasi sebelum terjadi pembubaran. y Pihak yang terpengaruh oleh pembubaran koperasi adalah masyarakat umum dan pemerintah. y Kepentingan masyarakat umum terpengaruh oleh pembubaran koperasi apabila koperasi tidak hanya membatasi usahanya untuk para anggota, namun juga menawarkan jasa kepada bukan anggota. Maka, dalam undang-undang koperasi banyak negara ditetapkan bahwa pendapat organisasi puncak koperasi atau instansi pemerintah urusan pengembangan koperasi mengenai konsekuensi sosial dan ekonomi yang bersifat umum tentang pembubaran yang dimaksud, harus dibacakan kepada para anggota dalam rapat umum sebelum keputusan pembubaran koperasi itu diambil, atau keputusan pembubaran koperasi itu harus disetujui oleh instansi pemerintah urusan pengembangan koperasi sebelum keputusan itu berlaku sah. y Kepentingan pemerintah dapat terpengaruh oleh pembubaran koperasi, sejauh mengenai produksi dan fasilitas pemasaran bagi tanaman ekspor, atau fasilitas persediaan bagi

konsumen terhenti, kesempatan kerja dan jasa-jasa koperasi terhenti dan harus disediakan oleh pemerintah di masa mendatang. y Pembubaran koperasi selalu mempengaruhi kepentingan gerakan koperasi di daerah apabila hal tersebut terjadi. Dalam sumber ini dijelaskan mengenai alasan-alasan pembubaran koperasi yaitu : a. Pembubaran oleh rapat umum para anggota Hal ini merupakan salah satu wewenang dari rapat anggota untuk melakukan pembubaran terhadap koperasi. Yang mana dalam hal ini keputusan untuk melakukan pembubaran koperasi harus dsetujui dari seluruh anggota yang hadir. Dan dijelaskan pula bahwa di banyak negara hal ini diatur oleh pemerintah dalam peraturan pemerintah. b. Pembubaran karena habis jangka waktu yang ditetapkan Hal ini dapat terjadi jika dalam anggaran dasar pendirian koperasi disebutkan mengenai klausul pembubaran koperasi dan jika tidak ada keputusan khusus yang dibuat maka koperasi ini berhenti sesuai dengan anggaran dasarnya. c. Pengurangan jumlah anggota di bawah syarat minimum Sebagai badan usaha bersama, koperasi hanya dapat berlangsung dalam jangka waktu yang lama dan hanya dapat berhasil apabila jumlah orang yang turut serta di dalamnya cukup besar. Jika terjadi suatu ketika dimana jumlah anggota koperasi menurun hingga mencapai di bawah minimum yang ditentukan oleh undang-undang dan hal ini tidak hanya berlangsung sementara, tetapi berlangsung terus sepanjang jangka waktu yang ditentukan (misalnya satu tahun), maka dewan pengurus koperasi harus mengajukan permohonan pembubaran kepada instansi pemerintah urusan pengembangan koperasi. Jika pejabat pendaftaran itu mengetahui bahwa jumlah anggota koperasi telah turun di bawah jumlah minimum yang seharusnya, maka koperasi harus dibubarkan secara exofficio, setelah mendengar keterangan dewan pengurus. d. Pembubaran karena tercapai tujuan atau tidak mungkin mencapai tujuan Dalam hal koperasi bertujuan tunggal, seperti koperasi asuransi atau koperasi listrik, dapat terjadi bahwa tujuan koperasi tercapai. Apabila pencapaian tujuan koperasi menjadi tidak mungkin, misalnya jika perusahaan asuransi milik negara diberikan hak monopoli untuk semua usaha asuransi, maka tentu saja koperasi asuransi tersebut tidak dapat meneruskan kegiatannya tanpa melanggar aturan tersebut. Dalam hal demikian,

kepentingan bersama yang menjadi dasar pembentukan koperasi tidak dapat dimajukan kecuali jika ada reorientasi kegiatan dan perubahan tujuan dengan jalan amandemen anggaran dasar. e. Pembubaran karena bankrut Jika koperasi tidak lagi dapat memenuhi hutangnya terhadap para kreditur, atau jika seluruh jumlah hutangnya melebihi prosentasi tertentu dari harta kekayaannya termasuk hutang-hutang perseorangan para anggotanya, maka pengurus koperasi harus mengajukan permohonan kepailitan. Setelah permohonan kepailitan diajukan oleh koperasi atau oleh sakah seorang krediturnya, maka kreditur perseorangan tidak lagi dapat memaksakan tuntutannya terhadap koperasi tersebut. Semua kreditur harus mengajukan tuntutan secara bersama-sama. Para kreditur disusun menurut urutan tuntutannya dalam kategori yang berlainan dan menerima bagiannya apabila harta kekayaan koperasi yang bangkrut tersebut dibagikan. Menurut cara penyelesaian kepailitan biasa, seluruh harta kekayaan debitur yang ada disita untuk kepentingan semua kreditur yang telah berkelompok untuk memperoleh tagihan terhadap harta kekayaan dan kerugian karena pailit. Dalam menyelesaikan tuntutan para kreditur menurut urutan yang mereka ajukan, dibuatlah suatu rencana sehingga semua kreditur dengan bukti hutang menerima bagiannya. Tetapi, bagi koperasi berlaku ketentuan khusus yang mengganti atau melengkapi peraturan kepailitan itu. Hal ini timbul dari struktur koperasi sebagai perhimpunan orang-orang dan dari bentuk khusus keikutsertaan finansial para anggota. Karena koperasi tidak mempunyai modal tetap yang stabil seperti dalam perusahaan perseroan, melainkan modal sahamnya berubah-ubah, maka tanggung jawab koperasi sebagai badan hukum dilengkapi dengan tanggung jawab perorangan para anggotanya. Di kebanyakan negara, diberikan kebebasan kepada koperasi untuk menetapkan dalam anggaran dasarnya mengenai sejauh mana para anggota akan bertanggung jawab secara perorangan bagi hutang-hutang koperasi dalam hal kepailitan. Perluasan tanggung jawab perorangan hanya menjadi kepentingan sekunder, sehingga hanya dapat dilakukan jika harta kekayaan koperasi tidak cukup untuk menyelesaikan semua tuntutan para kreditur. Dalam hal demikian, para anggota membentuk kelompok penanggung resiko (risk sharing commmunity) yang bertanggung jawab bagi tuntutan yang belum terselesaikan. Apabila diputuskan jika koperasi tidak mampu membayar (insolvensi) dan

dinyatakan menurut kriteria khusus ini, maka tidak hanya dewan pengurus namun setiap anggota dewan pengurus individual mempunyai hak dan kewajiban untuk mengajukan permohonan kepailitan tanpa penundaan. Cara penyelesaian kepailitan ini dimasukkan ke dalam daftar koperasi dan diumumkan dalam Berita Negara. Pejabat pendaftaran atau instansi pemerintah urusan pengembangan koperasi harus menunjuk satu atau beberapa wali pengurus dalam kepailitan. Pembubaran dan Likuidasi a. Cara pemberesan Biasanya pemberesan dilakukan oleh dewan pengurus koperasi yang bertindak sebagai pemberes, kecuali jika ketentuan undang-undang koperasi, anggaran dasar, atau keputusan rapat umum para anggota memberikan persetujuan kepada orang lain sebagai pemberes. Dalam hal pembubaran sukarela, penunjukkan pemberes biasanya dilakukan oleh rapat umum. Para pemberes dan setiap penggantian pemberes dimasukkan dalam daftar koperasi, dan diumumkan dalam Berita Negara. Para pemberes mempunyai status hukum yang sama dengan para anggota dewan pengurus. Kewajiban para pemberes antara lain: Menyelesaikan masalah-masalahm koperasi dengan para pengusaha biasa secara baik dan teliti. Memelihara buku-buku rekening sebagaimana mestinya. Membuat neraca keuangan pada permulaan pemberesan dan mempertunjukkan neraca keuangan selanjutnya dalam interval yang reguler. Mematuhi dengan ketat semua peraturan untuk melindungi para kreditur.

Para pemberes yang melanggar tugaasnya bertanggung jawab atas kerugian yang timbul akibat pelanggaran itu. Selama pemberesan, para pemberes diawasi oleh para anggota, oleh dewan pengawas (jika ada) dan oleh pejabat pendaftaran, atau instansi pemerintah urusan pengembangan koperasi. Dalam hal terjaadi kepailitan, kegiatan pemberes juga diawasi oleh para kreditur. Memasuki tahap pemberesan tidak perlu berarti menghentikan semua kegiatan badan usaha koperasi dengan segera. Jika diperlukan untuk pemanfaatan yang paling memungkinkan dari sisa harta kekayaan koperasi, misalnya pemanfaatan bahan mentah yang dijual oleh koperasi.

b. Realisasi tanggung jawab para anggota dalam kepailitan Jika para anggota koperasi bertanggung jawab secara perorangan berdasarkan ketentuan undang-undang koperasi atau berdasarkan anggaran dasar untuk melakukan pembayaran tambahan dari harta kekayaan pribadi mereka terhadap harta kekayaan koperasi yang dibubarkan tersebut, maka ditentukan cara sebagai berikut: Apabila koperasi harus mengajukan permohonan kepailitan karena ketidakmampuan membayar atau insolvensi dan dibubarkan karena alasan ini, dan apabila pemberes koperasi mengetahui bahwa koperasi yang dibubarkan tersebut tidak mampu untuk membayar atau insolvensi dan karenanya mengajukan kepailitan, maka wali pengawas kepailitan membuat neraca keuangan pada permulaan acara penyelesaian kepailitan, yang disimpan pada pejabat pendaftaran atau instansi pemerintah urusan pengembangan koperasi. Berdasarkan neraca keuangan ini dan daftar para anggota, wali pengawas kepailitan menentukan jumlah yang harus dikontribusikan oleh setiap anggota untuk menutup selisih antara jumlah harta kekayaan koperasi dan jumlah tuntutan yang diajukan oleh para kreditur. Dalam perhitungan ini, tidak hanya termasuk para anggota sekarang yang pada waktu pembubaran tercatat dalam daftar anggota, tapi juga orang-orang yang telah mengundurkan diri dari keanggotaan selama jangka waktu tertentu sebelum pembubaran koperasi. Daftar nama penyumbang harus harus memuat nama-nama semua anggota yang bertanggung jawab dan jumlah yang harus mereka sumbangkan. Setelah acara kepailitan mencapai tingkat pembagian harta kekayaan, baru dapat ditentukan kekurangan jumlah untuk memenuhi semua tuntutan. Selain itu, juga untuk menentukan jumlah yang pasti yang harus disumbangkan oleh para anggota dan untuk menentukan para anggota yang harus memberikan sumbangannya. Dalam hal para anggota telah menyumbang uang lebih dari yang diperlukan untuk menyelesaikan semua tuntutan para kreditur, uang itu dikembalikan oleh wali pengawas kepailitan. Hal ini dilakukan agar sumbangan para anggota yang lampau dikembalikan terlebih dahulu. c. Setelah proses pemberesan berakhir

Setelah proses pemberesan berakhir, harta kekayaan koperasi yang dibereskan itu dibagi. Tuntutan yang sah harus diselesaikan oleh pemberes dengan urutan sebagai berikut: Biaya pemberesan termasuk upah pemberes. Pelaksanaan tanggung jawab koperasi, yaitu penyelesaian tuntutan para kreditur menurut urutan yang ditentukan oleh ketentuan umum hukum perdata. Pembayaran kembali kontribusi saham para anggota. Pembayaran dividen, bunga, atau pengembalian dana kepada para anggota yang dalam jangka waktu tertentu belum dibayar. Untuk melindungi para kreditur, pembagian harta kekayaan koperasi yang dibubarkan dan dibereskan itu hanya dapat diselenggarakan setelah jangka waktu tunggu tertentu. Terdapat beberapa pendapat mengenai pembagian uang yang tersisa setalah semua tuntutan dipenuhi. Ada pendapat yang mengatakan bahwa para anggota bebas untuk menentukan dalam anggaran dasarnya mengenai apakah harta kekayaan yang tersisa ini akan dibagi antara para anggota sebagaimana ditunjukkan dalam daftar para anggota pada tanggal pembubaran atau harta kekayaan yang tersisa itu akan dijadikan dana yang tidak dapat dibagi yang akan digunakan untuk kegiatan koperasi atau kegiatan lain demi kepentingan umum. Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa hasil sisa pemberesan setelah penyelesaian semua tuntutan tidak dapat dibagi antara para anggota, tetapi atas persetujuan instansi pemerintah urusan pengembangan koperasi. Setelah berakhirnya pemberesan tersebut, buku-buku dan dokumen koperasi yang dibubarkan itu harus disimpan dalam jangka waktu tertentu. Ketentuan-ketentuan khusus di negara-negara dengan koperasi yang disponsori pemerintah Dalam undang-undang koperasi dimana koperasi didanai oleh pemerintah, pembubaran koperasi dan cara pemberesannya berada di bawah pengawasan pemerintah yang ketat dan khusus. Pembubaran koperasi hanya diperbolehkan apabila hal ini tidak mempengaruhi kebijaksanaan pemerintah mengenai pengembangan koperasi. Oleh karena itu, dalam undang-undang koperasi di banyak negara memuat ketentuan-ketentuan yang menyatakan bahwa tidak ada koperasi yang dapat dibubarkan tanpa persetujuan instansi pemerintah urusan pengembangan koperasi. Implikasinya adalah kepentingan pemerintah dalam koperasi jelas lebih diprioritaskan di atas kepentingan para anggota

yang memperbolehkan koperasi mereka dibubarkan. Masalah yang dapat timbul dari pendanaan pemerintah tersebut adalah dalam hal pengambilan keputusan untuk meneruskan usaha bersama tersebut atau membereskan koperasi juga akan ditentukan dari luar. Ciri lain dari koperasi yang didanai oleh pemerintah adalah pengawasan para pemberes dan cara pemberesan oleh instansi pemerintah urusan pengembangan koperasi dan pengeluaran dari yurisdiksi pengadilan dalam hal pertentangan, yang timbul sehubungan dengan pembubaran koperasi. Ukuran pengawasan pemerintah yang berat dan kompetensi ekslusif instansi pemerintah urusan pengembangan koperasi dalam menentukan keputusan apakah akan membubarkan koperasi atau tidak, dengan mudah dapat mengarah kepada situasi dimana koperasi tetap hidup dengan bantuan dari luar, walaupun mereka tidak lagi arau tidak didukung oleh anggotanya. Dalam keadaan demikian, koperasi menjadi beban keuangan tetap bagi negara dan tujuan semula kebijaksanaan pemerintah mengenai pengembangan koperasi, seperti memajukan organisasi berdikari sebagai sarana untuk membantu rakyat berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan, tidak dapat tercapai. Berdasarkan Buku (bahannya fiona)_______________ Dalam bahan ini juga dijelaskan mengenai cara pembubaran dari koperasi itu sendiri dan penyelesaian jika pembubaran koperasi tersebut telah terjadi. Namun pembahasan dari buku ini lebih menekankan pada UU Perkoperasian yang berlaku di Indonesia yaitu UUNo. 24 tahun 1992 tentang Perkoperasian penjelasannya antara lain sebagai berikut: Cara Pembubaran Cara pembubaran koperasi Indonesia di dalam UU Perkoperasian diatur dalam ketentuan pasal 46 sampai dengan pasal 50 beserta penjelasannya. Menurut pasal 46 uu perkoperasian ada 2 cara yang dapat dilakukan untuk membubarkan koperasi yaitu:
1. Berdasarkan Keputusan Rapat anggota Sebagai perangkat organisasi yang memegang

kekuasaan tertinggi dalam koperasi, dalam memutuskan muntuk membubarkan koperasi, maka terlebih dahulu harus memperhitungkan dan mempertimbangkan baik-buruknya, untung-rugi dari keputusan yang akan diambil tersebut. Apabila dalam rapat anggota telah diputuskan untuk membubarkan koperasi, maka pengurus ataupun mereka yang diberi kuasa dalam rapat anggota, memberitahukan secara tertulis keputusan pembubaran tersebut kepada semua kreditor koperasi dan pemerintah. Alasan harus memberitahukan

pemberitahuan kepada pemerintah tentang pembubaran koperasi adalah karena koperasi adalah suatu badan hukum berdasar suatu pengesahan dari pemerintah jadi untuk menghapus status badan hukum dari koperasi harus melalui suatu keputusan dari pemerintah. Pemberitahuan tertulis kepada pemerintah ini harus dilampiri pula petikan berita acara rapat pembubaran koperasi yang berisi keputusan pembubaran dan akta pendirian yang berisi anggaran dasar koperasi.
2. Pembubaran yang dilaksanakan oleh Pemerintah

Berdasarkan Pasal 48 uu perkoperasian, pemerintah diberikan kewenangan untuk membubarkan koperasi berdasarkan alasan-alasan tertentu. Kewenangan ini dilipahi ke menteri yang membidangi koperasi dan pelaksanaannya dilakukan oleh pejabat yang ditunjuk menteri. Apabila koperasi dirasakan menghambat atau membahayakan system koperasi maka koperasi yang seperti itu lebih baik dibubarkan. Sebelum melakukan pembubaran, menteri terlebih dahulu mempertimbangkan secara objektif segala aspek yang berkaitan dengan koperasi yang bersangkutan. Maka sebelum surat keputusan pembubaran, para pihak yang berkepentingan diberikan kesempatan untuk

menyampaikan pernyataan keberatan. Dalam hal menteri membubarkan koperasi, maka menteri segera menyelenggarakan tindakan penyelesaian terhadap harta kekayaan koperasi yang dibubarkan. Menurut pasal 3 Peraturan Pemerintha Nomor 17 Tahun 1994 tentang pembubaran koperasi, pemerintah dapat membubarkan koperasi apabila: a. Koperasi tidak memenuhi ketentuan dalam Undang-undang No.25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian atau tidak melaksanakan ketentuan dalam anggaran dasar koperasi b. Kegiatan koperasi bertentangan dengan ketertiban umum dan kesusilaan yang dinyatakan berdasarkan keputusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap c. Koperasi tidak melakukan kegiatan usahanya secara nyata selama 2 tahun berturut turut terhitung sejak tanggal pengesahan akta pendirian koperasi Penyelesaian pembubaran suatu koperasi Dalam Pasal 51 sampai dengan 55 UU perkoperasian diatur ketentuan mengenai penyelesaian pembubaran suatu koperasi. Setelah dikeluarkannya keputusan pembubaran koperasi maka segera dilaksanakan penyelesaian pembubaran untuk kepentingan kreditor dan para anggota. Untuk pembubaran berdasar meputusan rapat anggota, penyelesaian ditunjuk

dalam rapat anggota, sedangkan untuk keputusan pemerintah, pembubaran ditunjuk oleh pemerintah. Penyelesaian pembubaran koperasi mempunyai hak dan kewajiban sebagai berikut: a. Melakukan segala perbuatan hukum untuk dan atas nama koperasi b. Mengumpulkan segala keterangan yang diperlukan c. Memanggil pengurus, anggota dan bekas anggota dan bekas anggota tertentu yang diperlukan d. Memperoleh, memeriksa dan menggunakan segala catatan dan arsip koperasi e. Menetapkan dan melaksanakan segala kewajiban pembayaran yang didahulukan dari pembayaran utang lainnya f. Menggunakan sisa kekayaan koperasi untuk menyelesaikan sisa kewajiban koperasi Membagikan sisa hasil penyelesaian kepada anggota g. Membuat berita acara tentang penyelesaian pembubaran tersebut. Hapusnya Status Badan hukum koperasi Menurut pasal 56 ayat 2 undang-undang perkoperasian, hapusnya status badan hukum koperasi sejak pengumuman pembubaran koperasi tersebut dalam berita Negara republic Indonesia. Setelah pemberesan atau penyelesaian tersebut selesai baru notaris membantu untuk mendaftarkan ke Berita Negara Indonesia Peran Notaris Dalam pembubaran koperasi baik yang berdasarkan rapat anggota maupun pembubaran yang dilaksanakan oleh pemerintah, notaris mempunyai peran penting yaitu untuk melakukan due diligence artinya melakukan pemeriksaan yang mendalam baik dari aspek manejemen maupun legal. Dari aspek manejemen keuangan, notaris berperan dalam penyelesaian terutama menyangkut penyelesaian terhadap pihak ketiga dan anggotanya. Di sisi legal, notaris harus membuat berita acara rapat anggota tentang pembubaran dan membuat akta pernyataan keputusan rapat tersebut secara notarial sekaligus memohon pengesahan kepada menteri koperasi dan usaha kecil menengah. Berdasarkan Buku (bahannya Hardi)_______________ Sama seperti Buku sebelumnya Dalam buku ini dipaparkan mengenai cara pembubaran koperasi yaitu dengan keputusan rapat anggota ataupun dengan keputusan pemerintah, begitupun juga dengan tahap penyelesaian setelah koperasi tersebut dibubarkan serupa dengan buku

sebelumnya, namun yang membedakan dalam buku ini dijelaskan mengenai pembagian SHU (Sisa Hasil Usaha) setelah koperasi tersebut dibubarkan, penjelasannya sebagai berikut : Sisa Hasi Usaha (SHU) merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam 1 tahun buku dikurangi biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya, termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. SHU setelah dikurangi dana cadangan dibagikan pada anggota sesuai jasa usaha yang dilakukan masing-masing anggota, sehingga SHU yang akan diterima masing-masing anggota akan berbeda. Sebelum dibagikan ke anggota, harus diperhatikan : SHU total pada 1 tahun buku sebagai pemasukan koperasi yang terdapat pada neraca (laporan laba rugi) koperasi setelah dikurangi pajak (profit after tax) dan biaya pengeluaran lainnya. Penyertaan modal melalui simpanan dan tingkat partisipasi anggota dalam transaksi jual beli barang/jasa menyebabkan perbedaan perolehan SHU, yang berarti jika semakin sering memanfaatkan jasa koperasinya maka semakin besar pula kemungkinan akan mendapatkan SHU. Volume usaha (omzet) adalah total nilai penjualan barang dan/atau jasa pada suatu periode tertentu, misalnya pada akhir tahun buku koperasi yang bersangkutan. Perhitungan SHU untuk dibagikan pada anggota dilakukan dengan memerhatikan prinsipprinsip : SHU yang dibagikan adalah yang bersumber dari anggota. SHU anggota merupakan keuntungan dari modal yang diusahakan melalui wadah koperasi. Pembagian SHU anggota harus dilakukan secara transparan. Pembagian SHU anggota harus dilakukan secara tunai.

Demikianlah pembahasan mengenai Pembubaran koperasi di Indonesia, jika ditinjau dari tiga sumber tersebut dimana dalam hal ini kami kaitkan dengan persamaan dan perbedaan ataupun hal-hal yang dijelaskan dalam bahan-bahan tersebut yang berkaitan dengan koperasi.

Kesimpulan

1. Pembubaran Koperasi dapat terjadi karena alasan : Pembubaran Rapat Umum anggota, Karena habisnya jangka waktu yang ditetapkan, Karena Anggotanya kurang dari syarat minimum, karena dianggap koperasi tersebut sudah tidak mungkin lagi untuk mencapai tujuannya atau karena sudah mencapai tujuannya, dan karena koperasi tersebut bangkrut. 2. Pembubaran tersebut dapat melalui rapat anggota ataupun dengan adanya keputusan pemerintah. 3. Setelah koperasi dibubarkan secara resmi, untuk menyelesaikan urusan terkait kegiatan koperasi tersebut, pemerintah membentuk tim penyelesai koperasi yang bertugas untuk menyelesaikan segala urusan terkait dengan dibubarkannya koperasi. 4. Sisa Hasil Usaha (SHU) yang merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam 1 tahun buku dikurangi biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya, termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. SHU setelah dikurangi dana cadangan dibagikan pada anggota sesuai jasa usaha yang dilakukan masing-masing anggota 5. Dalam hal pembubaran koperasi notaris mempunyai peran penting yaitu untuk melakukan due diligence artinya melakukan pemeriksaan yang mendalam baik dari aspek manejemen maupun legal

You might also like