You are on page 1of 48

ASPEK AL QURAN

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

KEGIATAN 1 : Ayat-ayat Al Quran Tentang Anjuran Bertoleransi


: Memahami ayat-ayat Al Quran tentang anjuran bertoleransi : Membaca QS. Al Kafirun, Yunus : ayat 40-41, dan Al Kahfi ayat 29. Menjelaskan arti QS. Al Kapirun, Yunus ayat 40-41 dan Al Kahfi ayat 29. Membiasakan perilaku bertoleransi seperti terkandung dalam QS. Al Kafirun Yunus : 40-41 dan Al Kahfi ayat 29. : Siswa dapat : Membaca dan mengidentifikasi tajwid dalam QS. Al Kafirun, Yunus ayat 40-41 dan Al Kahfi ayat 29 Mengartikan setiap kata, ayat, dan menjelaskan arti/ kandungan ayat QS. Al Kafirun, Yunus : 40-41 dan Al Kahfi ayat 29 Membiasakan , mempraktekkan dan menujukkan perilaku bertoleransi sesuai dengan QS. Al Kafirun, Yunus : 40-41 dan Al Kahfi ayat

Tujuan Pembelajaran

Ringkasan Materi
I. QS. Al Kafirun Membaca Surat Al Kafirun 1-6 .1.1


1. 2. Hukum Bacaan Bacaan Hukum Bacaan Mad wajib muttasil Mad arid Cara Membaca Yaaaa (panjangnya 5 harakat Al-Kafirun (panjangnya 2,4 atau 6 harakat Ang tum (dibaca samar) Abattum (memasukkan huruf dal pada huruf ta) Abudd Alasan / Sebab Karena huruf mad mhdapi hrf hamzah dlm satu kata Karena adanya huruf mad bertemu huruf mati berhenti (waqaf) dalam bacaan Kerena nun mati menghadapi huruf ta Tanda sukun pd hrf dal menghdpi hrf ta berhakat, keduanya sm makhrajnya dan lain sifatnya Huruf dal berharakat sukun karena waqaf

r't crx69$ OFRr& nt6t

Ikhfa Idgham mutajanisain

Qolqolah kubra

1.3. Arti secara Harfiah / setiap kata Katakanllah Wahai orang-orang kafir = =

Aku tidak akan menyembah Apa yang kamu sembah Dan kamu bukan Penyembah (Tuhan) Yang aku sembah Dan aku tidak pernah Menjadi penyembah Apa yang kamu semabah Dan kamu tidak pernah Menjadi penyembah Yang aku sembah Untukmulah agamamu Dan untukkulah agamaku

= = = = = = = = = = = = =

1.4. Arti per ayat / terjemahan ayat 1. Katakanlah: Wahai orang-orang Kafir! 2. Aku tidak menyembah apa yang kamu sembah 3. Dan kam bukan penyembah Tuhan yang aku sembah 4. Dan aku tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang kamu sembah 5. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah 6. Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku 1.5. Isi Kandungan Ayat Menolak ajakan kaum musrikin untuk tukar menukar pengamalan keimanan dan peribadatan atau untuk keluar dari agama Islam dan menganut agama mereka dengan tegas dan bijaksana. ( pelajari QS. Al Baqarah ayat 217 ).

Penegasan bahwa Tuhan yang disembah oleh Nabi Muhammad Saw dan umat Islam berbeda dengan orang-orang kafir. Demikian juga cara peribadatannya. Setiap Muslim / Muslimah akan bertekad dan berusaha secara sungguh-sungguh agar selama hidup di alam dunia ini senantiasa meyakini kebenaran agama Islam yang dianutnya dan mengamalkan seluruh ajarannya dengan bertakwa kepada Allh Swt. Tidak ada kompromi (toleransi) dalam hal keimanan (akidah) dan peribadatan, namun dalam pergaulan bermasyarakat antara umat Islam dan umat lain (non Islam) hendaknya saling menghormati dan menghargai serta bekerja sama dalam urusan dunia demi terwujudnya keamanan, ketertiban, kedamaian, dan kesejahteraan bersama. 1.6. Membiasakan perilaku bertoleransi seperti terkandung dalam surat Al Kafirun a. Identifikasi perilaku bertoleransi sesuai dengan surat Al Kafirun ayat 1-6 - Setiap muslim harus bersikap tegas dalam mempertahankan dan keyakinan sebagai muslim. - Sikap tegas itu harus disampaikan dengan cara yang baik, agar tidak menyinggung persasaan orang lain yang berbeda keyakinan. - Tidak mau berkompromi dalam hal akidah dan keyakinan, dengan dalih dan alasan apa pun. misalnya dengan menghadiri perayaan misa, natal, waisak, dan lainya. - Bersikap saling menghormati dan menghargai terhadap sesama, meskipun terdapat perbedaan satu sama lain b. Menunjukkan perilaku bertoleransi sesuai dengan surat Al Kafirun ayat 1-6 - Tidak mengganggu orang lain yang berbeda agama dan keyakinan dengan kita. sebab dalam agama Islam tidak ada paksaan bagi siapa pun untuk memeluk agama Islam. - Tidak mau menerima pujuk rayu dari orang lain yang bermaksud mengajak kita keluar dari agama Islam - Menganggap orang lain sebagai saudara, meskipun berbeda agama dan keyakinan, sehigga tercipta kerukunan dan kedamaian. - Selalu bersikap hormat dan menghargai orang lain yang berbeda keyakinan gamanyas ehingga tercipta kbersamaan dalam perbedaan - Selalu menghindari sikap bermusuhan dan kebencian pada orang lain yang berbeda agama. sebab Islam adalah agama damai yang menganjurkan umatnya bersikap prilaku kasih saying. c. Mempraktikkan perilaku tolernsi seperti terkandung dalam QS Al Kafirun ayat 1-6 Untuk dapat membiasakan diri berperilaku toleran terhadap sesama, hendaknya terlebih dahulu kamu memperhatikan beberapa hal berikut ini; - Tanamkan sikap persaudaraan dan kebersamaan dengan sesama, baik sesama, baik sesama muslim maupun sesame warga negara dan sesama umat manusi. - Hindari sikap egois dan merasa diri paling benar, sehingga tidak ada orang atau pihak yang merasa dilecehkan atau direndahkan yang pada gilirannya akan menimbulkan permusuhan dan saling membenci. - Hindari sikap buruk sangka dan curiga terhadap orang lain yang memiliki perbedaan pandangan, pendapat dan keyakinan dengan kita tanpa alas an yang jelas. - Mulailah memiasakan diri bersikap toleran dalam kehidupan sehari-hari, baik di Lingkungan keluarga, sekolah maupun di lingkungan masyarakat yang luas.

2.

QS. Yunus ayat 40 -41 2.1. Membaca Sutar Yunus ayat 40-41

Nk]Bur `B `Bs m/ Nk]Bur `B w Bs m/ 4 y7/uur On=r& tJ9$$/ b)ur x8q/x. @)s k< ?yJt N3s9ur N3=yJt ( OFRr& tbqt/ !$JB @yJr& O$tRr&ur t/ $JiB tbq=yJs?
2.2 Hukum Bacaan Bacaan Hukum Bacaan Izhar Idgham bila gunnah Ikhfa Cara Membaca Minhum (dibaca jelas) Malla (dibaca berpadu tanpa dengung) Ing kazzabu (dibaca samara) Bariiun (panjangnya lima harakat) Tamaluun (panjangnya 2,4 atau 6 harakat) Alasan / Sebab Karena nun mati menghadapi huruf ha Karena nun mati menghadapi huruf lam Karena nun mati menghadapi huruf kaf (salah satu hrf ikhfa) Karena huruf mad menghadapi huruf hamzah dlm satu kata Karena adanya hruf mad bertemu hrf mati berhenti(waqaf) dlm bacaan.

Nk]B w`B

x q/x. b)u x t/ bq=yJs?

Mad arid Mad arid

2.3. Arti secara Harfiah / setiap kata Dan, di antara mereka Ada orang-orang beriman Kepadanya (Al Quran) Dan, di antara mereka Ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya ( Al Quran) Dan Tuhanmu lebih mengetahui Tentang orang-orang yang berbuat kerusakan Dan jika mereka mendustakan kamu Maka katakanlah bagiku pekerjaanku = = = = =

= = = =

Dan bagimu pekerjaanmu Kamu berlepas diri Terhadap apa yang kamu kerjakan Dan aku berlepas diri

= = = = =

Terhadap apa yang kamu kerjakan

2.4. Arti per ayat / terjemahan ayat 40. Di antara mereka ada orang-orang yang tidak beriman kepada Al Quran, dan diantaranya ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Tuhanmu lebih mengetahui tentang orangorang yang berbuat kerusakan. 41. Jika mereka mendustakan kamu, maka katakanlah!. Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu berlepas diri terhadap apa yang aku kerjakan dan aku pun berlepas diri terhadap apa yang kamu kerjakan. 2.5..Isi Kandungan Ayat Umat Islam yang hidup setelah diutusnya Nabi Muhammad Saw. sebagai Rasul Allah Swt. yang terakhir, terbagi menjadi dua golongan. Ada golongan umat manusia yang beriman terhadap kebenaran kerasulannya, dan kitab suci yang disampaikannya, dan ada pula golongan yang mendustakan kebenaran kerasulan Nabi Muhammad Saw. dan tidak beriman kepada Al Quran Allah Maha Mengetahui sikap dan perilaku orang-orang beriman yang selama hidupnya di dunia senantiasa bertakwa kepada-Nya. Allah Swt pun Mengetahui terhadap sikap dan perilaku orang yang tidak beriman / kaum Kafir yang senantiasa berbuat durhaka kepada Allah Swt. dan banyak berbuat durhaka kepada Allah Swt. dan banyak berbuat kerusakan di muka bumi. Dalam menghadapi orang-orang yang tidak beriman kepada Al Quran dan mendustakan kebenaran kerasulan Nabi Muhammad Saw., orang-orang yang beriman harus berpendirian teguh dan yakin bahwa Nabi Muhammad Saw betul-betul Rasul Allah Swt yang terakhir dan Al Quran merupakan kitab suci. 2.6. Membiasakan perilaku bertoleransi seperti terkandung dalam QS. Yunus Ayat 40-41 a. Identifikasi perilaku bertoleransi sesuai dengan durat Yunus ayat 40-41 - Bahwa di dunia ini selalu ada perbedaan, ada orang yang beriman kepada Allah dan ada pula yang tidakberiman. - Orang yang tidak beriman itu perbuatannya cendrung merusak.

Jika mereka orang yang tidak beriman mengoda dan memperdaya kamu, hendaknya kamu jangan terpengaruh oleh tipu daya mereka, hendaknya bersikap tegas. Setiap orang hendaknya tidak saling mengganggu atau merendahkan satu sama lain, dan jika ada gangguan dari pihak lain, hendaknya kita tetap dalam keyakinan dan keimanan yang kita miliki.

b. Menunjukkan perilaku bertoleransi sesuai denga surat Yuns ayat 40-41 - Selalu menghargai akidah dan keyakinan yang diant orang lain. Sebab setiap orang berhak memiliki keyakinannya masing-masing - Selalu bersikap waspada terhadap orang atau pihak lain yang bermaksud menghancurkan akidah kita, tanpa harus mencurigai atau memusuhi orang tersebut. - Selalu menerima kehadiran orang lain, meskipun berbeda keyakinan dengan kita. - Selalu menghindari sikap egois, sombong dan angkuh yang dapat membuat orang lain tersinggung, sehingga pesatuan dan kesatuan sukar diwujudkan. c. Mempraktikkan perilaku toleransi seperti terkandung dalam QS. Yunus ayat 40-41 .Untuk dapat membiasakan diri bersikap toleran seperti terkandung dalam QS. Yunus : 40-41, hendaknya terlebih dahulu kamu memperhatikan beberapa hal berikut ini; - Pelajari agama Islam dengan baik dan benar, dan amalkan sesuai dengan petunjuknya Tanamkan sikap hormat dan menghargai orang lain dalam segala hal, baik dalam berpendapat, berperilaku maupun berkeyakinan erhadap agama yang dianutnya. - Hindari sikap arogansi dan keras kepala yang mengganggu diri sebagai yang terbaik dan paling benar, sehingga dapat menimbulkan kebencian dan kemarahan orang laina - Mulailah membiasakan diri bersikap perilaku toleran dari lingkungan yang paling kecil dalam hal yang sangat sederhana, seperti dalam lingkungan keluarga ketika berbeda pendapat dengan adik atau kakaktentang sesuatu. Hargai setiap pendapat dan hormati setiap keyakinan orang lain.. 3. QS. Al Kahfi ayat 29 3.1. Membaca surat Al Kahfi ayat 29

@%ur ,ys9$# `B O3n/ ( `yJs u!$x `Bs=s tBur u!$x 3u=s 4 !$R) $tRtGr& tJ==9 #$tR x%tnr& Nk5 $yg% u 4 b)ur (#qVtGo (#qO$t &!$yJ/ # @gJ9$%x. qo onq_q9$# 4 [/ >#u9$# Nu!$yur $)xs?B
3.2 Hukum Bacaan Bacaan Hukum bacaan Idgham Bila gunnah Ikhfa Haqiqi

O3n/`B ( u!$x(

Cara membaca Mirrabbikum (bunyi sukun menjadi satu dengan ra) Famany-syaa-a (suara nun ttp terdengar

Alasan / Sebab Nun sukun bertemu huruf ra Nun sukun bertemu huruf

`yJs ur u`B
Idgham Bigunnah Mad jaiz Munfasil

! $tRtGr&$ R) #$tR

tp samar antara izhar dan idgham Miwwa (waw skn dimaskkan menjd satu dgn huruf waw dgn mendengung Innaa atadnaa (panjangnya 2,3,4, atau 5 harakat Naa raa (tanwin tdk berbunyi, brbh menjd a

syin

Nun sukun bertemu huruf waw Mad tabiI bertemu hamzah pada kata berikutnya Tanwin fathah pada hrf ra dibaca waqaf dan panjangnya 2 harakat

Mad Iwad

3.3. Arti secara Harfiah / setiap kata Dan katakanlah kebenaran itu (datangnya) dari Tuhanmu Maka barang siapa yang ingin (beriman) Hendaklah dia beriman Dan barang siapa yang ingin , (kafir) Bialah dia kafir Sesungguhnya kami Telah disediakan Bagi orang yang zhalim itu neraka Yang gejolaknya mengepung mereka Dan jika mereka minta minum mereka Akan diberi minum Dengan air seperti besi yang mendidih Yang menghanguskan muka = = = = = = = = = = = = = =

Minuman yang paling buruk Tempat istirahat yang paling jelek

= =

3.4. Arti per ayat / terjemahan ayat 29 Dan katakanlah: kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu, maka barang siapa yang ingin beriman, dan barang siapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir. Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi oang yang zhalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang yang paling jelek. 3.5. Isi Kandungan Ayat Kebenaran itu datangnya dari Allah Swt. sedangkan yang sari selah datangnya dari selain Allah Swt. Manusia baik sebagai individu maupun kelompok, memiliki kebebasan penuh untuk menentukan pilihan terhadap agama yang akan dianutnya. Manusia yang memilih agama yang salah yakni yang tidak berasal dari Allah Swt. dan mengandung unsur menyekutukan Allah Swt. dianggap zalim, dan balasan bagi orang zalim adalah neraka. 3.6. Membiasakan perilaku bertoleransi seperti terkandung dalam surat Al Kahfi ayat 29 a. Identifikasi perilaku bertoleransi sesuai dengan durat Al Kahfi ayat 29 - Setiap muslim harus berpegang teguh kepada kebnaran yang hakiki, yakni kebenaran dari Allah SWT. - Agama Islam memberikan kebebasan kepada manusia, termasuk dalam memilih agama. Apakah ia mau menjadi muslim atau tetap menjadi kafir. - Agama Islam menganggap orang yang tidak beriman termasuk oramh berbuat aniaya terhadap dirinya, dan perbuatannya itu hanya akan mencelakakan dirinya sendiri. - Dakwah Islam harus di siarkan ke segala penjuru dunia, tapi tidak boleh dengan jalan memaksa. . b. Menunjukkan perilaku bertoleransi sesuai denga surat Al Kahfi ayat 29 - Bersikap teguh pendirian dalam menegakkan kebenaran, sesuai yang diajarkan agama Islam. - Bersikap demokratis dan jiwa besar dalam menghadapi perbedaan, termasuk pebedaan agama dan keyakinan.. - Tidak memaksa kehendak sendiri, termasuk memaksa orang lain agar memeluk agama islam. . - Selalu mempertebal keimanan agar tidak mudah tergoda oleh pihak lain yang menginginkan kita keluar dari agama Islam. . c. Mempraktikkan perilaku bertoleransi seperti terkandung dalam QS. Al Kahfi : 29 Untuk dapat membiasakan diri bersikap toleran seperti terkandung dalam QS. Yunus : 40-41, hendaknya terlebih dahulu kamu memperhatikan beberapa hal berikut ini;

Bersikap menghargai perbedaan, sebab perbedaan adalah pertanda kemajuan dan kekayaan kelompok yang suatu saat dapat bermanfaat bagi kehidupan sesama.. Perluas wawasan dan pemikiran dengan cara banyak membaca, berpikir dan belajar dari pengalaman, baik pengalaman diri sendiri maupun pengalaman orang lain. . Hindari sikap menutup diri dan membatasi pergaulan yang luas dengan sesama, sehingga terhindar dari sikap perilaku picik dan memandang sebelah mata terhdap orang lain. Tanamkan keyakinan bahwa besikap toleran akan mendatangkan banyak kawan dan saudara, sebaliknya sikap egois hanya dapat mengundang kebencian dan banyak musuh.

LEMBAR KERJA SISWA


1.1. Isilah titik-titik pada kolom berikut ! No. 1. Bacaan Hukum Bacaan Cara Membaca . Duu di baca panjang 2 harokat (1 Alif) Ang tum . Alasan Fathah pada huruf lam (mad) menghadapi alif mati dan hamzah

. Idgham mutajanisain

2. 3. 4.

5.

6. 7.

8.

Nun mati menghadapi ya

Mad Asli .

Waminhum

. Setelah huruf mad bertemu huruf yang mati Huruf dal

10

9.

berharakat sukun

..

1.2. Soal Pilihan Ganda Berilah tanda Silang (X) pada salah satu jawaban yang paling tepat. 1. Islam dikatakan sebagai agama yang toleran, maksudnya adalah. a. Menghargai dan menghormati penganut agama lain. b. Tidak ada paksaan untuk memeluk agama Islam. c. Agama Islam tidak boleh menghalangi seseorang untuk menentukan agama yang akan dianutnya. d. Agama Islam senantiasa berdampinga dengan agama lain. e. Agama Islam menanamkan sikap peduli antarsesama muslim. 2. Berikut ini yang tidak termasuk kandungan Surah Yunus ayat 40-41 adalah. a. di dunia ini ada orang-orang yang beriman kepada Al Quran dan ada pula yang tidak beriman b. Allah Swt Maha Mengetahui orang-orang yang berbuat kebaikan dan orang yang berbuat kerusakan. c. Dalam menghadapi kaum yang tdak beragama Islam, umat Islam harus berpendirian teguh. d. Setiap orang berlepas diri dari apa yang dikerjakan orang lain. e. Umat Islam dan umat non-Islam sama-sama umat yang diredhoi oleh Allah Swt. 3. artinya adalah. a. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah tuhan yang kamu sembah. b. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. c. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. d. Aku tidak akan mennyembah apa yang kamu sembah. e. Untukmulah agamamu dan untukkulah agama ku. 4. a. 5. a. b. Kita tidak boleh bersikap toleransi dalam hal . muamalah b. keperluan c. akidah d. kehiidupan e. ekonomi Minuman orang-orang kafir di neraka adalah. besi yang keras c. besi yang kuat e. besi yang mendidih timah yang mendidih d. duri yang keras

1.3. Soal Uraian Jawablah pertanyaan dengan singkat dan benar. 1. Identifikasikan perilaku bertoleransi yang terkandung dalam surat Al Kaafiruun ayat 1-6 ! 2. Tulis Isi kandungan surat Yunus ayat 40-41. 3. Bagaimana sikap anda terhadap orang yang berbeda pendapat dan keyakinan dengan anda! 4. Memilih suatu agama untuk dianut merupakan Hak Azazi Manusia. Jelaskan apa maksudnya!

5. Kemukakan alasan-alasannya bahwa tukar-menukar keimanan dan peribadatan Islam dengan keimanan dan peribadatan yang bukan Islam itu hukumnya haram. 6. Tulis masing-masing tiga contoh dari perbuatan zhalim terdap Allah Swt dan sesame manusia 7. Tulis beberapa contoh hukum bacaan idgham dalam surat Yunus : 40-41 dan Al Kahfi : 29. 8. Jelaskan sebab turunnya surah Al Kafirun ayat 1-6. 9. Tulis isi kandungan surat Al Kahfi ayat 29. 10. Artikan kata di bawah ini a. b. d. b, c. e. 1.4. Tugas ! 1. Diskusikan dan kemukakan contoh-contoh kerja sama antara umat Islam dan umat lain (nonIslam) dalam urusan dunia yang dibenarkan syara 2. Carilah referensi buku-buku Agama Islam dan buku lainnya. Tulis judul dan nama pengarang buku yang dijadikan referensi!. a. Bagaimana bersikap toleransi yang baik dan benar menurut ajaran Islam ! b. Tulis beberapa contoh perilaku toleransi terhadap orang yang berbeda agama !

2. Ranah Afektif (berkelanjutan)

No

ASPEK AL QURAN
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

KEGIATAN 2 : Ayat-ayat Al Quran Tentang Etos Kerja


: : Memahami ayat-ayat Al Quran tentang Etos Kerja

Membaca QS. Al Mujadilah ayat 11 dan QS. Al Jumuah ayat 9-10. Menjelaskan arti QS. Al Mujadilah ayat 11 dan QS. Al Jumuah ayat
9-10.

Membiasakan perilaku etos kerja seperti terkandung dalam QS. Al


Mujadilah ayat 11 dan QS. Al jumuah ayat 9-10 Tujuan Pembelajaran : Siswa dapat : Membaca dan mengidentifikasi tajwid dalam QS. Al Mujadilah : 11 dan Al Jumuah : 9-10

Mengartikan setiap kata, ayat, dan menjelaskan arti (kandungan) ayat


QS. Al Mujadilah : 11 dan Al Jumuah : 9-10.

Membiasakan , mempraktekkan dan menujukkan perilaku etos kerja


sesuai dengan QS. Al Mujadilah : 11 dan Al Jumuah : 9-10.

RINGKASAN MATERI
I. QS. Al MUJADILAH AYAT 11 1.1. Membaca Surat Al Mujadilah ayat 11


1,2 Hukum Bacaan Bacaan Hukum Bacaan Mad Jaiz Munfsil Mad Jaiz Munfasil Cara Membaca Yaa ayyuhallaiina (ya dibaca panjang 2 s/d 5 harakat) Aamanuu izaa (nun dibaca panjng antara 2 s/d 5 harakat Alasan / Sebab Karena huruf mad menghdpi hrf hamzah pada kata berikutnya Sda

Waqaf Jaiz

Boleh berhenti (waqaf) & Waqaf Jaiz boleh pula disambung Qiilang syuzuu (dibaca samara) Nun mati menghadpi huruf syin

Ikhfa

La waqfa fihi 1.3 Arti secara Harfiah / Setiap kata Wahai

Tdk boleh berhenti tanpa Karena tidak berada di mengulangi ayat sblmnya akhir ayat =

Orang-orang yang beriman Apabila Dikatakan Kepadamu Berlapang-lapanglah

= = = = =

Dalam Majlis

Maka lapangkanlah Niscaya Allah akan memberi kelapangan Untukmu Dan apabila dikatakan Berdirilah kamu Maka berdirilah Niscaya Allah akan meninggikan Orang-orang yang beriman Di antara kamu Dan orang-orang Yang diberi ilmu pengetahuan Beberapa derajat Dan Allah Terhadap apa yang kamu kerjakan Maha mengetahui 1.4. Arti per ayat / Terjemahan ayat

= = = = = = = = = = = = = = =

Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu; Berlapang-lapanglah kamu dalam majlis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan; Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. 1.5. Isi kandungan Ayat Perintah untuk memberikan kelapangan kepada orang lain da-orang beriman lam majlis ilmu, majlis zikir, dan segala majlis yang sifatnya mentaati Allah SWT. dan Rasul-Nya. Apabila disuruh bangun untuk melakukan hal-hal yang baik dan diridhai Allah, maka patuhilah suruhan tersebut dengan segera dan dengan cara yang sebaik-baiknya. Allah Swt mengangkat orang-orang beriman atas orang-orang yang tidak beriman dengan beberapa derajat tingginya, dan Allah Swt. mengangkat orang-rang beriman an berilmu pengathuan atas orang-oran yang beriman tetapi tidak berilmu pengetahuan beberapa derajat tingginya. Ringkasnya Allah Swt. meningggikan derajat orang-orang beriman, teristimewa orang-orang beriman lagi berilmu pengetahuan. . 1.6. Membiasakan beretos kerja seperti terkandung dalam surat Al Mujaadillah ayat 11. a. Identifikasi perilaku beretos kerja seperti terkandung dalam QS Al Mujaadillah : 11 Perilaku etos kerja yang terdapat dalam ayat tersebut, di antaranya yaitu sebagai berikut; - Perilaku disiplin dan taat asas, sehingga tidak ada pihak yang dirugikan, baik diri sendiri maupun orang atau pihak lain. - Menghormati hak dan kewibawaan orang lain, sebab pada dasarnya semua orang ingin dihargai dan dihormati kewibawaannya. - Rajin dan giat mencari ilmu, baik ilmu-ilmu umum maupun ilmu-ilmu agama, sehingga tidak ada waktu yang terbuang sia-sia, dan semakin hari semakin bertambah banyak ilmunya. - Rajin dan taat beribadah kepada Allah sehingga imannya terus bertambah dan semakin kuat. - Bersikap sportif dan konsekuen dengan bersedia menerima kesalahan dan kekurangan diri sendiri, serta mengakui kelebihan dan kebenaran dari orang lain. b. Menunjukkan perilaku etos kerja sesuai dengan surat Al Mujadillah ayat 11. Sebagai Muslim kita harus menunjukkan sikap perilaku etos kerja yang bagus, apa pun pekerjaan kita dan di manapun tempat kita bekerja. Misalnya, sebagai pelajar, pekerjaannya adalah belajar dan menggali ilmu pengetahuan. Maka belajarlah dengan menunjukkan perilaku etos kerja yang baik. Di antara perilaku etos kerja yang baik adalah; - Bekerja / belajar sesuai dengan aturan yang telah ditentukan, sebab pekerjaan yang dilakukan tidak sesuai aturan, akan mendatangkan hasil yang buruk. - Bekerja / belajar dengan penuh semangat, sehinga pekerjaan dipandan sebagai sesuatu yang menyenangkan bukan beban yang memberatkan. - Bekerja denagan sikap penuh tangung jawab, tidak hanya kepada manusia melainkan kepada Allah Swt. Sehingga tertanam rasa takut akan berbuat curang atau aniaya terhadap siapa pun. - Bekerja dngan didasari niat ibadah kepada Allah Swt., sehingga setiap tugas dan pekerjaan dijalankan dengan ikhlas, dan sepanjang menjalankan pekerjaan senantiasa mendapat pahala dari Allah Swt.

c. Mempraktikkan beretos kerja seperti terkandung dalam surat Al Mujadillah ayat 11. Sebagai generasi yang hidup di era modern, dimana persaingan hidup semakin ketat dan peluang mendapat pekerjaan semakin sempit, hendaknya kita dapat mempersiapkan diri dengan berbagai bekal ilmu pengetahuan dan keterampilan, serta etos kerja yan baik. Untuk dapat membiasakan diri beretos kerja yang baik, hendaknya terlebih dahulu kamu perhatikan beberapa hal berikut : - Pahami dengan baik, bahwa waktu dan kesempatan datanganya hanya satu kali dalam seumur hidup. Hari ini tidak akan dating lagi esok atau lusa, ia akan terkubur oleh hari-hari berikutnya, waktu yang telah berlalu tidak akan pernah kembali, ia akan menjadi sebuah kenangan. - Biasakan menghargai waktu dan menggunakannya untuk hal-hal yan positif. Jangan biarkan waktu berlalu tanpa arti atau terisi dengan perbuatan yan sia-sia. - Biasakan hidup teratur dan bersikap disiplin, taat kepada aturan, tepat atas komitmen, dan setia pada janji. Sehingga hidup terasa indah dan bermakna. - Jadikan suatu pekerjaan atau tugas sebagai kewajiban yang harus ditunaikan, sehingga tidak terbersit pikiran akan menyepelekan atau mengabaikannya. - Mulailah membiasakan diri beretos kerja yang baik sejak sekarang, dengan menata jadwal kegiatan sendiri dan berusaha menepati dan melaksanakannya sesuai komitmen diri. 2. QS. AL Jumuah ayat 9 - 10 2.1. Membaca QS. Al Jumuah ayat 9 - 10


2.2. Hukum Bacaan Bacaan Hukum Bacaan Idgham bigunnah Izhar syafawi Cara Membaca Miy yaumin Zaalikum khoirun Alasan / Sebab Karena nun mati bertemu dgn hruf Ya Mim mati bertemu dengan huruf Kha

Idgham bilagunnah

Kassyirallaallakum

Fathah tanwin bertemu dgn Lam

Ikhfa Ikhfa

Ing kuntum Fantasyiiruu

Nun mati bertemu dengan huruf Kaf Nun mati bertemu Dgn huruf Ta

2.3. Arti secara Harfiah / Setiap kata Wahai orang-orang yang beriman =

Apabila diseru Untuk menunaikan salat Pada hari jumat

= = =

Maka bersegeralah Kepada mengingat Allah Dan tinggalkanlah jual beli Yang demikian itu Lebih baik bagimu Jika kamu Mengetahui Maka Apabila Telah ditunaikan salat

= = = = = = = = =

Maka bertebaranlah Di muka bumi Dan carilah Dari karunia Allah Dan ingatlah Allah

= = = = =

Banyak-banyak Supaya kamu Beruntung

= = =

2.4. Arti per ayat / Terjemahan ayat 9. Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan salat pada hari Jumat maka bersegeralah kamu mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli, yang demikian itu lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. 10. Apabila telah ditunaikan salat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. 2.5. Isi kandungan ayat Seruan Allah Swt. terhadap orang-orang beriman atau umat Islam yang telah memenuhi syarat-syarat sebagai mukhallaf untuk melaksanakan shalat Jumat, dan wajib meninggalkan segala pekarjaannya, seperti menuntut ilmu dan jual beli atau pekerjaan di kantor-kantor, dan pabrik-pabrik. Jika tidak maka aktivitas tersebut hukumnya haram. Umat Islam yang telah selesai menunaikan shalat diperintahkan Allah Swt. untuk berusaha atau bekerja kembali agar memperoleh karunia-Nya. Mengajar kita agar senantiasa berdisiplin dalam menunaikan ibadah wajib dan tetapberusaha dengan sungguh-sungguh dan bekerja keras, sehingga hidup akan bermakna dan bermanfaat. 2.6. Membiasakan beretos kerja seperti terkandung dalam surat Al Jumuah ayat 9 10. a.. Identifikasi peilaku etos kerja sesuai denan surat Al jumuah ayat 9 10.: - Perilaku disiplin dan konsekuen terhadap peraturan dan ketentuan hukum yang berlaku, baik peraturan negara maupun peraturan agama. - Bersikap perilaku seimbang terhadap pekerjaan duniawi mencari nafkah atau menuntut ilmu, denan pekerjaan ukhrawi, yakni beribadah kepada Allah Swt. - Perilaku pandai mengatur waktu, sehingga tidak ada waktu yang terbuang tanpa pekerjaan yang berarti.

Perilaku ulet, tekun dan bekerja keras dalam mendapatkan kebahagiaan hidup, baik hidup di dunia maupun di akherat. - Perilaku jujur dan adil dalam bekerja, sehingga tidak ada pihak yang dirugikan akibat perbuatan curang dan zalim. b.. Menunjukkan perilaku etos kerja sesuai dengan surah Al Jumuah ayat 9 10 Beberapa perilaku etos kerja di atas, hendaknya ditunjukan oleh setiap muslim yang beriman dalam kehidupannya sehari-hari. Sehingga apa pun pekerjaannya dapat mendatangkan keberuntunan baik bagi dirinya maupun orang lain. Di antara perilaku etos kerja yang harus ditunjukkan dalam kehidupan sehari-hari, antara lain sebagai berikut ; - Selalu berpegang teguh kepada aturan dan ketentuan yang berlaku, baik aturan yang dibuat manusia maupun aturan Allah Swt. - Tidak merendahkan pekerjaan yang menjadi tugas dan kewajibannya, sebab sikap perilaku demikian itu hanya akan megurangi semangat bekerja. Misalnya menganggap pekerjaan sebagai sampingan atau sementara. - Selalu bersikap seimbang antara pekerjaan dunia untukmencari nafkah dengan pekerjaan akhirat untuk beribadah. - Selalu bersikap perilaku serius dalam menjalankan tugas pekerjaan, sehingga dapat mendatangkan hasil yang optimal, dan terhindar dari kecelakaan kerja. - Selalu mengisi waktu luang dengan mengerjakan sesuatu yang bermanfaat. Baik bagi diri sendiri maupun orang lain. c. Mempraktikan beretos kerja seperti terkandung dalam surat Al Jumuah ayat 9-10 Setelah memahami dan menhayati ayat di atas, hendaknya kita mampu membiasakan diri beretos kerja yang tinggi dan mampu mempergunakan waktu sebaik-baiknya, sehingga tidak ada waktu yang terlewatkan dengan percuma, yang pada gilirannya dapat mendatangkan penyesalan di kemudian hari. Untuk dapat membiasakan diri beretos kerja yang tinggi, hndaknya kamu perhatikan terlebih dahulu beberapa hal berikutini ; - Tanamkan keyakinan bahwa menyia-nyiakan waktu adalah suatu kerugian yang amat besar, sebab waktu adalah peluang dan kesempatan yang diberikan oleh Allah Swt. kepada umatNya untuk diisi dan dipergunakan sebaik-baiknya. - Yakinkan dalam hati bahwa hidup di dunia ini satu kali, tanpa diisi dengan amal shaleh dan perbuatan terpuj, kita akan merugi, baik di dunia maupun di akherat. - Tanamkan keyakinan bahwa tidak ada kebahagiaan dan kesuksesan yang turun dari langit, tanpa diraih dengan kerj sia keras, tekun, ulet dan rajin beribadah serta berdoa kepada Allah. Sebab doa tanpa usaha adalah mimpi belaka, dan usaha tanpa doa membuat hati mudah kecewa dan putus asa. - Tanamkan keyakinan bahwa dihadapan Allah tidak ada pekerjaan baik yang sia-sia melainkan semuanya akan mendapat balasannya yang setimpal. Si rajin akan mendapat prestasi dan pujian dan si malas akan tertimpa malapetaka dan hinaan. - Mulailah membiasakan diri beretos kerja yang tinggi sejak sekarang dari hal-hal yang sederhana, seperti mengisi waktu dengan belajar, bekerja membantu orang tua, menguji ilmu agama dan sebagainya.

KEGIATAN 3 ASPEK AL QURAN


Standar Kompetensi Kompetensi Dasar : : Meningkatkan keimanan kepada Hari Akhir

Menampilkan perilaku yang mencerminkan keimanan terhadap hari


Tujuan Pembelajaran : akhir. Menerapkan hikmah beriman kepada hari akhir Membiasakan perilaku etos kerja seperti terkandung dalam QS. Al Mujadilah ayat 11 dan QS. Al jumuah ayat 9-10

Siswa dapat : Menjelaskan dan menampilkan keimanan terhadap hari akhir.

perilaku

yang

mencerminkan

Menjelaskan, mendeskripsikan dsn menerapkan hikmah beriman kepada hari akhir.

Beriman pada hari akhir merupakan cirri orang-orang yang bertaqwa (muttaqin). Allah berfirman sebagai berkut:


4. dan mereka yang beriman kepada kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-Kitab yang telah diturunkan sebelummu[17], serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat[18].
[17] Kitab-Kitab yang telah diturunkan sebelum Muhammad s.a.w. ialah Kitab-Kitab yang diturunkan sebelum Al Quran seperti: Taurat, Zabur, Injil dan Shuhuf-Shuhuf yang tersebut dalam Al Quran yang diturunkan kepada Para rasul. Allah menurunkan kitab kepada Rasul ialah dengan memberikan wahyu kepada Jibril a.s., lalu Jibril menyampaikannya kepada rasul. [18] Yakin ialah kepercayaan yang kuat dengan tidak dicampuri keraguan sedikitpun. akhirat lawan dunia. kehidupan akhirat ialah kehidupan sesudah dunia berakhir. yakin akan adanya kehidupan akhirat ialah benar-benar percaya akan adanya kehidupan sesudah dunia berakhir.

Jadi, orang yang mengaku Islam tetapi tidak beriman kepada hari akhir dianggap murtad. Pada pelajaran ini, kita akan membahas tentang hari akhir atau sering disebut sebagai hari kiamat. 2.1. Hari Kiamat Menurut Al Quran 2.1.1. Kiamat Sugra Kiamat sugra berarti kerusakan kecil. Misalnya kematian atau berbagai macam bencana alam, seperti gempa bumi, gunung meletus, atau banjir, yang banyak menelan korban jiwa. Kematian atau ajal itu adalah terpisahnya antara jasmani dengan rohani. Jasmani kembali ke asalnya yaitu tanah, sedangkan rohani terus hidup di alam Barzakh sampai mereka dibangkitkan dari kuburnya masing-masing untuk kemudian ditentukan Allah, apakah mereka masuk surga atau masuk neraka. Firman Allah menyatakan sebagai berikut :


57. tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan. 2.1.2. Kiamat Kubro Kiamat kubro / kerusakan besar adalah hancurnya alam semesta dengan sedala isinya. Bumi, matahari, dan bintang saling bertabrakan sehigga mengalami kehancuran total. Manusia, Jin, tumbuhan, dan hewan

seluruhnya mati. Peistiwa ini terjadi setelah sangkakala pertama kali ditiupkan oelh Malaikat Israfil. Firman Allah :


13. Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup[1507] 14. dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali bentur. 15. Maka pada hari itu terjadilah hari kiamat, 16. dan terbelahlah langit, karena pada hari itu langit menjadi lemah.
[1507] Maksudnya: ialah tiupan yang pertama yang pada waktu itu alam semesta menjadi hancur.

Di dalam Al Quran banyak disebutkan tentang kepastian datangnya hari akhir, sebagaimana Firman Allah :


56. dan berkata orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan dan keimanan (kepada orang-orang yang kafir): "Sesungguhnya kamu telah berdiam (dalam kubur) menurut ketetapan Allah, sampai hari berbangkit; Maka Inilah hari berbangkit itu akan tetapi kamu selalu tidak meyakini(nya)."


26. semua yang ada di bumi itu akan binasa. 27. dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan. 2.1.3. Tanda-tanda Adanya Hari Akhir Waktu terjadinya hari akhir memang tidak ada yang tahu, termasuk Rasulullah saw sendiri. Namun dalam haditsnya rasul menjelaskan tentang tanda-tanda telah dekatnya hari kiiamat. Tanda-tanda hari akhir secara garis

besar dapat dikategorikan ke dalam dua macam., yaitu tanda-tanda kecil, dan tanda-tanda besar. Tanda-tanda kecil yang dimaksud adalah Hamba sahaya (perempuan) dikawini oleh tuannya Ilmu agama sudah tidak dianggap penting lagi. Perzinahan terjadi dimana-mana, dan minuman keras merajalela. Jumlah kaum perempuan lebih banyak dari kaum laki-laki ( 50 berbanding 1). Adanya dua golongan besar yang saling membunuh, tapi sama-sama mengaku dirinya memperjuangkan agama islam. Munculnya Dajjal ( para pendusta besar) yang mengaku dirinya sebagai utusan Allah. Gempa bumi dan tsunami terjadi di mana-mana dan fitnah merajalela menimpa kehidupan manusia. Pembunuhan terjadi di mana-mana dan banyak yang menginginkan dirinya mati. Sedangkan tanda-tanda besar antara lain sebagai berikut : Matahari terbit dari arah barat dan terbenam di ufuk timur. Munculnya binatang-binatang ajaib yang bias berbicara. Munculnya Imam Mahdi, yaitu juru selamat pada hari akhir Munculnya bangsa Yakjuj dan Makjuj, yaitu bangsa atau kaum perusak di muka bumi Rusaknya Kabah atau Baitullah oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Al-Quran sudah tidak dianggap sebagai pedoman hidup manusia, melaink sekedar bahan bacaan biasa Banyaknya manusia yang menjadi kufur dan murtad. 2.2. Perilaku yang Mencerminkan Keimanan terhadap Hari Akhir. Perilaku sebagai pencerminan keimanan terhadap hari akhir itu antara lain: Senantiasa bertaqwa kepada Allah SWT, yakni melaksanakan semua perintah-Nya dan meninggalkan larangan-larangan-Nya. Hal ini disebabkan adanya keyakinan, bahwa oran yang ketika di dunianya bertaqwa tentu di alam akheratnya akan terbebas dari neraka dan masuk surga (Baca QS. Ali Imran (3) ayat 131 dan 133. Disiplin dalam melaksanakan shalat lima waktu dan ibadah-ibadah lain yang hukumnya wajib. Mancintai fakir miskin yang diwujukan melalui sikap, ucapan, perbuatan, dan bantuan harta benda. Hal ini karena adanya keyakinan bahwa mencintai fakir miskin merupakan kunci untuk masuk surga. Menyantuni, memelihara, mengasuh, dan mendidik anak-anak yatim dengan penuh kasih saying

Berperilaku baik terhadap tetangga, menghormati tamu, dan bertutur kata yang baik-baik saja atau diam. Melaksanakan tujuh macam perilaku yang menyebabkan memperoleh naungan (perlindungan) Allah SWT di alam akherat kelat, yaitu pemimpin yang adil, pemuda yang rajin beribadah kepada Allah SWT, orang yang hatinya selalu rindu dengan masjid, dua orang yang saling berkasih saying dengan dilandasi niat ikhlas karena Allah, baik tatkala keduanya berkumpul ataupun pada waktu berpisah, orang lelaki yang diajak berzina oleh wanita bangsawan nan cantik, kemudian menolaknya sambil berkata Sesungguhnya saya takut pada Allah. Orang yang bersedekah secara rahasia dan orang yang mengingat Allah ketika sendirian, sehigga mencucurkan air mata. (H.R.Bukhari dan Muslim). Berkeyakinan di dunia ini tidak ada yang abadi, segala sesuatunya pasti berakhir termasuk kehitupan manusia dan alam semesta. Perbanyak amal shaleh dan perbanyak berzikir kepada Allah SWT sebagai bekal di hari akhir nanti, serta perbanyak mengingat mati 2.3. Memperbanyak Beribadah dan Bertaubat dalam Kehidupan seharihari Bagi manusia, hari akhir sesungguhnya, merupakan awal bagi kehidupannya yang abadi, yaitu kehidupan di alam akherat. Dalam kehidupan yang abadi itu, semua orang tentu ingin hidupnya bahagia. Oleh sebab itu hendaknya memperbanyak ibadah kepada Allah SWT dan segera bertaubat atas segala dosa yang telah diperbuat, sebelum semuanya terlambat. Manusia diberi kesempatan oleh Allah SWT. untuk beribadah dan bertaubat kepada-Nya, sepanjang nyawa belum di tenggorokan. Oleh sebab itu, segerakan memperbanyak ibadah khususnya shalat,. puasa di bulan ramadhan, tunaikan zakat jika telah berkemampuan, dan perbanyak sedekah dan amal shaleh lainnya, serta segera bertaubat, jika berbuat dosa. Shalat wajib merupakan salah satu amal yang pertama kali harus dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT. Bahkan ibdah shalat dijadikan ukuran diteima atau tidaknya amal ibadah manusia yang lainnya. Artinya, jika seseorang ibadah shalatnya diterima, maka amal ibadah lainnya kemungkinan besar diterima juga. 2.4. Menampilkan perilaku yang mencerminkan keimanan terhadap Hari Akhir Setiap Muslim yang beriman hendaknya mampu menampilkan sikap keimanannya terhadap Hari Akhir. Beriman kepada Hari Akhir, tidak hanya diyakini di dalam hati dan diucapkan di mulut, melainkan juga harus diterapkan dalam bentuk perilkau yang terpuji, sehingga keimanannya tersebut dapat membimbing sikap perilakunya menuju kebaikan. Untuk dapat menampilkan sikap yang mencerminkan keimanan kepada hari akhir, hendaknya diperhatikan terlebih dahulu beberapa hal;

1. 2. 3. 4. 5.

Meyakini bahwa beriman kepada hari akhir merupakan kewajiban setiap muslim. Tanamkan keyakinan bahwa di dunia ini tidak ada yang abadi. Perbanyak amal shaleh dan perbuatan terpuji, sebagai bekal kelak di hari akhir. Perbanyak mengingat mati, sebab kematian pasti terjadi pada setiap makhluk hidup. Perbanyak zikir kepada Allah Swt, agar senantiasa mendapat bimbingan.

A. Hikmah beriman kepada hari akhir. Keimanan terhadap hari akhir tentu saja akan mendatangkan hikmah yang besar bagi pelakunya. Orang yang beriman terhadap hari akhir, hidupnya senantiasa terkendali dan selalu dalam petunjuk dan bimbingan Allah Swt. Oleh sebab itu, keimanan terhadap Allah dan hari akhir akan mendatangkan hikmah bagi keidupannya, baik di dunia maupun di akherat. Di antara hikmah yang dapat dipetik dari keimanan terhadap hari akhir ialah sebagai berikut : 1. Menyadari pentingnya kehidupan akirat Orang yang beriman kepada hari akhir akan menyadari pentingnya hidup di alam akherat, sehinga hidupnya di dunia selalu dimanfaatkannya untuk mengerjakan amal shaleh dan segala sikap perbuatannya selalu mengutamakan kepentingan akherat. Sebagaimana firman Allah; .


77. Katakanlah: "Kesenangan di dunia Ini Hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun. . 2. Bersikap hati-hati dan waspada Bagi orang yang beriman kepada hari akhir, ia berkeyakinan semua ucapan, perilaku dan tindakan akan diperhitungkan dan dipertanggungjawabkan kelak di akherat. Oleh sebab itu sikap, ucapan dan perbuatannya selalu dijaga dan dipelihara dari hal-hal yang keji dan munkar. Perhatikan Firman Allah Swt.


7. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. 8. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula 3. Selalu berada dalam kebenaran Orang yang beriman kepada hari akhir, ia akan selalu berusaha agar hidupnya berada dalam kebenaran dan lindungan Allah Swt, dan selalu menauhkan diri dari kemaksiatan, sebagaiman firman Allah Swt;

8.

Apakah dia mengada-adakan kebohongan terhadap Allah ataukah ada padanya penyakit gila?" (Tidak), tetapi orang-orang yang tidak beriman kepada negeri akhirat berada dalam siksaan dan kesesatan yang jauh. 4. Mendapatkan dua keuntungan Orang yang beriman kepada hari akhir selain mendapat keuntungan di dunia berupa kebaikan dan keshalehan dalam bersikap, berucap, dan bertindak, ia juga dapat keuntungan di akherat berupa pahala dan kebehagiaan yang abadi. Firman Allah Swt.


20. Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat. B. Mendeskripsikan hikmah beriman kepada hari akhir Setelah kamu memahami hikmah beriman kepada hari akhir, hendaknya dapat mendeskripsikannya dalam bentuk diskusi kelompok bersama teman-teman. Namun sebelumnya perhatikan beberapa petunjuk berikut; 1. Pahami pengertian beriman kepada hari akhir. 2. Ketahui dengan baik beberapa tanda-tanda akan terjadinya hari akhir. 3. Identifikasi beberapa perilaku yang mencerminkan keimanan kepada hari akhir. 4. Identifikasi beberapa hikmah yang terkandung dalam keeimanan kepada hari akhir. C. Menerapkan hikmah beriman kepada hari akhir Setiap orang yang beriman kepada hari akhir, niscaya akan mendapatkan hikmah atas keimanan terhadapya, dan hikmah keimanan itu mampu diterapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai muslim yang beriman, hendaknya kita juga mampu mengambil hikmah dari keimanan kepada hari akhir tersebut, untuk kemudian diterapkan dalam sikap perilaku kita sepanjang hayat. Untuk dapat menerapkan hikmah beriman kepada hari akhir dalam kehidupan sehari-hari, hendaknya perhatikan terlebih dahulu beberapa hal berikut ini: 1. Isilah kehidupan dengan berbagai amal perbuatan yang baik. 2. Hendaknya selalu bersikap optimis dan penuh semangat juang. 3. Hendaknya selalu menjaga diri dari perbuatan maksiat dan dosa. 4. Hendaknya selalu bersikap tawadhu atau menghindari sikap sombong. 5. Hendaknya selalu memelihara sikap ikhlas beramal, baik dalam beribadah kepada Allah Swt., belajar menuntut ilmu, bekerja mencari nafkah maupun dalam segala hal.

KEGIATAN 4 ASPEK AKHLAK


Standar Kompetensi Kompetensi Dasar : : Membiasakan prilaku terpuji

Menjelaskan pengertian adil, ridha dan amal shaleh.


Menampilkan contoh prilaku adil, ridha dan amal shaleh.

Membiasakan perilaku adil, ridha dan amal shaleh dalam kehidupan


Tujuan Pembelajaran : sehari-hari. Siswa dapat : Menjelaskan pengertian adil, ridha dan amal shaleh. Menampilkan contoh prilaku adil, ridha dan amal shaleh Menunjukkan dan membiasakan prilaku adil, ridha dan amal shaleh dalam kehidupan sehar-hari.

RINGKASAN MATERI 1. Adil

1.1. Pengertian Adil Adil menurut bahasa ialah menempatkan sesuatu pada tempat yang semestinya. Sedangkan menurut istilah, adil ialah suatu keputusan atau tindakan yang tidak memihak dan dapat memberikan kepuasan bathin bagi pihak lain atau menerima hak tanpa lebih dan memberikan hak orang lain tanpa melebihinya atau menguranginya. Sebagai muslim, kita harus senantiasa bersikap adil dan menegakkan keadilan tanpa pandang bulu, baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain, bahkan terhadap musuh sekalipun. Sebab keadilan adalah milik semua orang, dan kewajiban setiap orang untuk menegakkan dan menjunjung tinggi keadilan tersebut. Perhatikan firman Allah Swt. dalam Surat Al Maidah ayat 8 di bawah ini !


8. Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) Karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. berlaku adillah, Karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Menurut Ulama, adil terbagi kepada tiga macam; a. Adil terhadap diri sendiri Bersikap adil terhadap diri sendiri misalnya, memberikan hak tidur buat mata, hak istirahat buat seluruh anggota badan, hak makan dan minum buat tenaga, dan sebagainya. Islam melarang umatnya melakukan perbuatan yang dapat menganiaya diri sendiri, sebab hal itu termasuk perbuatan aniaya yang dapat merugikan dirinya Sebagaimana Firman Allah Swt. dalam surat Al Baqarah ayat 195


195. Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat

baiklah, Karena Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. b. Adil terhadap sesama makhluk Allah Swt. Selain adil terhadap diri sendiri, kita juga harus mampu bersikap adil terhadap sesama makhluk Allah, baik terhadap manusia maupun alam semesta. Bersikap adil terhadap sesama makhluk Allah merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Perhatikan Firman Allah Swt.


90. Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. c.. Adil terhadap Allah Swt. Manusia adalah makhluk yang diciptakan Allah Swt., yang diberi tugas sebagai khalifah di muka bumi. Banyak nikmat dan karunia Allah Swt., yang khusus diberikan kepada manusia, baik yang dapat dirasakan keberadaannya maupun yang secara otomatis telah menyatu dengan diri manusia, seperti kehidupan, kesehatan, dan akal pikiran. Dengan demikian, manusia harus bersikap adil terhadap Allah Swt., dengan jalan memenuhi segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya. Bersikap adil terhadap Allah Swt., sesungguhnya sangat menguntungkan manusia itu sendiri. Sebab semakin adil seseorang terhadap Allah, Allah semakin saying terhadapnya, dan selalu akan menambah nikmat-Nya terhadap oran tersebut. Perhatikan Firman Allah Swt.:


7. Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".

1.2. Contoh dan cara membiasakan diri bersikap perilaku adil dalam kehidpan sehari-hari Di antara sikap prilaku adil yang harus dimiliki oleh setiap orang, termasuk kamu sebagai siswa muslim adalah kamu menyukai semua pelajaran, dan semua guru yang mengajarmu, tanpa pilih kasih atau tidak hanya menyukai pelajaran tertentu, guru tertentu dan waktu belajar tertentu dengan mengabaikan yang lainnya. Perbuatan tidak menyukai semua pelajaran dan gurunya termasuk sikap perilaku tidak adil, yang tidak akan mendatangkan keuntungan bagi diri kamu, dan itu artinya kamu telah berbuat tidak adil bagi dirimu sendiri. Begitu pula dalam mengerjakan tugas piket di sekolah misalnya. Jika setiap kali piket, kamu selalu dengan sengaja datang terlambat dan selalu dan beralasan kesiangan, artinya kamu sedang berbuat tidak adik terhadap orang lain. Selain itu, menyontek pada saat ujian atau meminta jawaban kepada orang lain, juga termasuk perbuatan tidak adil / zhalim. Membiarkan bunga di taman sekolah kekeringan dan layu juga termasuk perbuatan tidak adil terhadap sesama makhluk Allah, atau sengaja melukai binatang tanpa ada alasan syari pun termasuk perbuatan tidak adil. Membuang sampah sembarangan atau bukan pada tempatnya, juga termasuk perbuatan tidak adil terhadap orang lain dan lingkungan. Untuk dapat menunjukkan atau membiasakan diri bersikap adil, hendaknya terlebih dahulu kamu ; Meningkatkan keyakinan bahwa bersikap perilaku adil itu merupakan perintah Allah Swt. yang harus dipatuhi. Bersikap kasih sayang baik terhadap diri sendiri maupun terhadap sesama makhluk Allah Swt., sehingga terhindar dari sikap dan kemauan untuk berbuat aniaya. Senantiasa berkata benar dan bersikap perilaku jujur, sehingga tidak merugikan orang atau pihak lain. Menghindari sikap sombong dan ankuh terhadap sesama, sebab kesombongan hanya akan mendatangkan kezaliman dan aniaya. Biasakan menghargai waktu dan oran lain, sehingga tidak ada orang atau pihak yang merasa dikecewakan dan teraniaya. Senantiasa bersikap tawadhu atau rendah hati, agar tertanam sikap jiwa pemurah, pengasih dan penyayang, sehingga mempunyai semangat untuk menegakkan keadilan. Mulailah bersikap adil terhadap hal-hal yang sederhana, seperti tidak begadang di tengah malam tanpa tujuan dan manfaat, bersikap acuh kepada guru dan sebagainya 2. Ridla. 2.1. Pengertian Ridla Ridla artinya rela menerima atau mengerjakan sesuatu, tanpa ada perasaan terpaksa atau terbebani. Ridla juga dapat diartikan suka atau senang terhadap sesuatu dan bersedia menerima atau melakukannya. Ridla yang dimaksudkan disini adalah ridla terhadap takdir Allah Swt. Takdir dapat disebut juga qadar atau nasib, yaitu rencana ketentuan Allah Swt., terhadap makhluk-Nya yang telah menjadi kenyataan. Ridla terhadap takdir Allah maksudnya adalah selalu bersyukur kepada-Nya jika menerima takdir baik berupa kenikmatan, dan senantiasa bersabar jika menerima takdir buruk berupa musibah Ridla terhadap takdir Allah merupaka kewajiban seseorang hamba terhadap khalik penciptanya. Orang yang tidak ridla terhadap ketentuan dan kekuasaan Allah atas nasib yang menimpanya tergolong orang yang berputus asa dari rahmat Tuhannya dan akan mendatkan azab yang sangat pedih.

Perhatikan Firman Allah Swt.:


23. Dan orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah dan pertemuan dengan Dia, mereka putus asa dari rahmat-Ku, dan mereka itu mendapat azab yang pedih. 2.2. Contoh dan Cara Membiasakan diri bersikap perilaku rida dalam kehidpan sehari-hari Misalnya, ketika kamu hendak mengikuti Ujian Nasional, tentu jauh-jauh hari kamu telah mempersiapkan diri dengan belajar yang giat dan rajin, bahkan menambah ilmu dengan mengikuti les, privat, dan bimbingan belajar. Kamu pun yakin bahwa hasil ujianmu akan bagus, dan kamu akan lulus dengan nilai tertinggi, sesuai dengan kerja kerasmu. Namun ternyata tidak demikian, justru hasilnya tidak sesuai dengan harapan. Kamu mendapatkan nilai rata-rata sama dengan temanmu yang lain, bahkan hampir dibawah standar kelulusan. Sebagai manusia, tentu kamu merasa kecewa dan bisa jadi mencari kambing hitam dengan menyalahkan orang atau pihak lain. Tetapi sebagai muslim yang beriman, kamu menermanya dengan ridha dan ikhlas, sebab mungkin masih ada kelemahan dan kekurangan dalam diri kamu yang ingin ditunjukkan oleh Allah Swt. Misalnya karena adanya rasa sombong dan angkuh bahwa kamu pasti bisa menjawab semua soal ujian dengan mudah, sehingga kamu tidak berhati-hati bahkan tergesa-gesa dalam mengisi jawaban. Akibatnya banyak jawaban yang keliru atau salah mengisi nomor jawaban, yang semestinya jawaban untuk nomor dua kamu simpan di nomor lima. Oleh sebab itu, apa pun yang menimpa diri kita hendaknya diterima dengan ridha dan ikhlas, agar kita dapat mengambil suatu hikmah atau pelajaran dari setiap peristiwa yang terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Untuk dapat menunjukkan atau membiasakan diri bersikap ridha,hendaknya terlebih dahulu kamu ; Meningkatkan keimanan yang kuat dalam hati, agar tidak mudah tergoda oleh bujuk rayu syetan yang akan menjerumuskan manusia ke dalam jurang kebinasaan. Berkeyakinan bahwa setiap musibah dan bencana yang menimpa manusia, hakekatnya datang dari Allah Swt., sesuai dengan rencana yang telah ditentukan-Nya. Berkeyakinan bahwa Allah tidak.akan memberi ujian dan cobaan tehadap hamba-Nya di luar batas kemampuannya. Biasakan berbuat sesuatu tanpa pamrih atau mengharap imbalan dari pihak atau orang lain, sebab perbuatan demikian itu hanya akan mendatangkan kecewa manakala tidak mendapatkannya. 3. Amal Saleh 3.1. Pengertian Amal Shaleh Menurut bahasa amal artinya perbuatan, saleh artinya baik. Menurut istilah dalam pengertian yang khusus amal saleh atau perbuatan yang baik ialah

setiap hal yang mengajak dan membawa ketaatan terhadap Allah Swt., atau setiap perbuatan yang mengantar kepada ketaatan kepada Allah, baik perbuatan lahir mapun bathin. Dalam pengertian yang umum, amal saleh ialah semua perbuatan lahir atau bathin,yan berakibat pada hal yang positip atau bermanfaat. Setiap muslim diwajibkan untuk beramal saleh sepanjang hayatnya, sebab setiap perbuatan, ucapan, dan tindakan kelak akan diperhitungkan dan dimintai pertnggungjawaban di hadapan Allah Swt. Dalam ajaran Islam, setiap perbuatan yang baik,bermanfaat dan tidak melanggar aturan agama dan negara termasuk amal saleh, jika disertai niat yang tulus dan ikhlas serta keimanan yang kuat kepada Allah Swt. Orang yang beramal dan beriman kepada Allah, niscaya akan diberikan kehidupan yang lapang oleh Allah, baik di dunia dan di akhirat. Sebagaimana firman Allah Swt. berikut :


40. Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, Maka dia tidak akan dibalasi melainkan sebanding dengan kejahatan itu. dan barangsiapa mengerjakan amal yang saleh baik laki-laki maupun perempuan sedang ia dalam keadaan beriman, Maka mereka akan masuk surga, mereka diberi rezki di dalamnya tanpa hisab. Banyak ayat Al-Quran yang menyebutkan amal saleh, diantaranya sering kali beriringan dengan kata iman. Hal ini menunjukkan bahwa orang yang beriman harus beramal saleh, atau amal saleh itu hendaknya dilandasi dengan iman. Syarat sahnya amal saleh : Amal saleh itu dikerjakan dengan niat ikhlas karena Allah Swt. semata ( llihat QS. Az Zumar ayat 11 dan 12 ). Amal saleh itu hendaknya dilakukan secara sah, sesuai dengan petunjuk sara ( lihat juga QS. Az Zumar ayat 11 dan 12. Dilakukan dengan mengetahui ilmunya. Apabila amal saleh itu dikerjakan dengan niat yang ikhlas karena Allah, sesuai dengan ketentuan sara dan sesuai dengan ilmunya, tentu akan mendatangkan kebaikan-kebaikan baik begi kehidupan di alam dunia maupun bagi kehidupan di akherat. Allah berfirman ;


Dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni surga; mereka kekal di dalamnya. 3.2. Contoh dan Cara Membiasakan diri bersikap perilaku amal saleh dalam kehidupan sehari-hari. Setiap perbuatan yang baik menurut agama dan hokum Negara, serta mendatangkan manfaat bagi pelaku dan masyarakat lingkungannya termasuk amal saleh, misalnya perbuatan melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya, membantu orang lain yang membutuhkan pertolongan, baik berupa moril maupun material menengok teman atau saudara yang sakit, menyumbang dana bai pembangunan masjid, madrasah, pondok pesantren, ataupun fasilitas umum yang lainnya, turut bekerja bakti membersihkan lingkungan sekolah, mendonorkan darah untuk keperluan kemanusiaan dan sebagainya. Semua perbuatan tersebut, tentunya harus didasari keimanan dan keikhlasan, sehingga di hadapan Allah Swt. dapat digolongkan amal saleh. Untuk dapat menunjukkan atau membiasakan diri bersikap amal saleh, hendaknya terlebih dahulu kamu ; Meningkatkan keimanan yang kuat agar dapat terjaga dari godaan syetan. Pahami dengan bak makna keimanan yang dimiliki, sehingga dapat melaksanakan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Setiap perbuatan harus didasarkan kepada niat yang baik dan ikhlas, sehingga terhindar dari perbuatan riya yang dapat menghancurkan pahala. Perbanyak bergaul dengan orang-orang saleh agar dapat terbawa arus pergaulan yang baik dan bermanfaat. 82.

KEGIATAN 5 ASPEK FIQIH


Standar Kompetensi Kompetensi Dasar : : Memahami Hukum Islam tentang Hukum Keluarga Menjelaskan ketentuanhHukum perkawinan dalam Islam Menjelaskan hikmah perkawinan. Menjelaskan ketentuan perkawinan menurut perundang-undangan di Indonesia. Siswa dapat : Menjelaskan ketentuan hokum Islam tentang nikah, talak dan ruju. Menjelaskan hikmah nikah, talak dan ruju Menjelaskan ketentuan perkawinan menurut perundang-undangan di Indonesia dan menguraikan kompilasi hukum perkawinan di Indonesia Tujuan Pembelajaran :

RINGKASAN MATERI 1. Ketentuan Hukum Islam tentang Nikah 1.1. Arti dan Tujuan pernikahan Nikah berasal dari bahasa Arab yang artinya dalam bahasa Insonesia adalah kawin. Menurut istilah hokum syara, nikah ialah akad atau ikatan perjanjian yang menghalalkan hubungan antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan, yang bukan muhrim untuk membentuk rumah tangga yang diridhai Allah Swt. Adapun tujuan pernikahan dalam Islam antara lain sebagai berikut; Untuk mencapai ketenangan hidup yang diliputi kasih sayang lahir bathin dari suami istri.

Untuk memperoleh keturunan yang sah, yaitu keturunan yang mengenal atau diketahui kedua orang tua yang bertanggung jawab kepada keturunannya. Untuk menjaga diri seseorang agar tidak mudah jatuh ke lembah kemaksiatan terutama perzinaan, karena orang yang telah menikah akan merasa segala tindakannya senantiasa mendapat pengawasan langsung dari suami atau istrinya Untuk mewujudkan keluarga muslim yang sejahtera, bahagia, tentram, dan damai serta menciptakan pendidikan menurut ajaran islam, sehingga mencerminkan keluarga yang taat menjalankan ibadah. Untuk menyalurkan nafsu seksual dengan wajar dan sah, secara naluriah. 1.2. Hukum Pernikahan Mubah; hukum asli pernikahan, artinya setiap orang yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu boleh menikah dengan calon pasangannya. Sunnah; bagi mereka yang telah memenuhi syarat-syarat pernikahan , dan berkeinginan untuk mnikah, mempunyai kemampuan lahir (memberi nafkah) dan bathin (sehat mental dan rohaninya), serta memiliki tanggung jawab terhadap rumah tangga. Wajib; bagi mereka yang telah mempunyai kemampuan lahir dan bathin, cukup umur, dan khawatir terjerumus ke dalam perbuatan zina. Makruh; bagi mereka yang belum berkeinginan untuk menikah, belum mempunyai kemampuan yang cukup, dan khawatir setelah menikah tidak bertanggung jawab atas rumah tangganya. Haram; manakala pernikahan tersebut dimaksudkan menyakiti atau balas dendam terhadap pasangannya, atau menikahi orang yang masih mahram. Dalil-dalil tentang pernikahan Qs. Ar Rum ayat 21

1.3.


21. Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu isteriisteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.

Qs. Nisa ayat 34 34. Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh Karena Allah Telah ..

melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan Karena mereka (laki-laki) Telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.

Qs. Ali Imran ayat 14


14. Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatangbinatang ternak[186] dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).

Qs. Al Baqarah ayat 223

223. Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, Maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki.

1.4. Rukun dan syarat pernikahan Calon suami dan istri; Calon suami, dengan syarat Beragama islam Bukan muhrim calon istri Tidak dipaksa atau terpaksa Calon istri ; dengan syarat Beragama islam atau ahli kitab Bukan muhrim calon istri Sedang tidak mempunyai suami Tidak dalam masa idah Wali dengan syarat Beragama islam Sudah dewasa Saleh. Adil Dua orang saksi; syarat untuk menjadi saksi sama dengan syarat seorang wali. Ijab Kabul 1.5. Hak dan kewajiban suami istri

Kewajiban suami atau hak istri Memimpin, memelihara dan membimbing keluaga, serta menjaga dan bertanggung jawab atas kesejahteraan dan keselamatan keluarganya. Memberi nafkah lahir batin sesuai dengan kemampuan serta mengusahakan segala keperluan rumah tangga, terutama sandang, pangan dan tempat tinggal. Membantu tugas-tugas istri terutama dalam hal mendidik dan memelihara anak dengan penuh rasa tanggung jawab. Memberi kebebasan berpikir dan bertindak kepada istri sepanjang sesuai dengan ajaran islam, tidak mempersulit apalagi membuat istri menderita lahir batin yang dapat mendorong istri berbuat jahat. Dapat mengatasi keadaan, mencari penyelesaian secara bijaksana dan tidak berbuat semena-mena. Sebab suami adalam pemimpin bagi keluarganya. Perhatikan Firman Allah Swt. . 34. Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh Karena Allah Telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan Karena mereka (laki-laki) Telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. (QS. An Nisa ayat 34). Kewajiban istri atau hak suami. Melayani suami lahir batin dengan penuh tanggung jawab, rajin merawat diri dan bersolek untuk menyenangkan suami, sehingga suami tidak mudah tertarik oleh perempuan lain. Mengatur dan menata suasana rumah tangga dengan menempatkan setiap perabot atau alat rumah tangga sesuai dengan yang semestinya, sehingga tampak indah dan menyegarkan dipandang mata. Dengan demikian suami merasa terhibur di dalam rumahnya sendiri, dan merasa tidak perlu mencari hiburan di tempat lain. Merawat dan memelihara anak-anak serta mendidiknya dengan penuh kasih sayang, sebagai amanah dari Allah Swt. Menghormati dan menerima pemberian suami walaupun sedikit, dan selalu berusaha mencukupkan nafkah yang diberikan sesuai dengan kemampuan suami. Bersikap lemah lembut dan tidak bermuka masam, sehingga suami selalu merasa senang memandangnya serta mengerjakan urusan rumah tangga dengan ikhlas dan penuh tanggung jawab.

Jika suami sedang tidak ada di rumah, tidak melakukan hal-hal yang mencurigakan. Misalnya pulang larut malam, menerima tamu laki-laki di luar batas kesopanan dan sebagainya. Bila sudah mempunyai anak maka tidak dijadikan alas an untuk mengabaikan suami karena perhatiannya habis tercurahkan kepada anak. Jika suami sedang khilaf berbuat salah, hendaknya diperingatkan dengan cara dan waktu yang baik dan tepat. Sehingga suami tidak tersinggung.

2. Ketentuan Hukum Islam tentang Talak 2.1. Pengetian dan hukum talak Menurut bahasa, talak artinya lepasnya ikatan. Dalam kaitannya dengan pernikahan, talak berarti lepasnya ikatan pernikahan dengan lafaz-lafaz talak atau yang searti dan mengandung maksud sama dengan talak. Hukum talak pada dasarnya makruh, kerena talak merupakan perbuatan halal yang paling tidak disukai oleh Allah Swt. Menurut mazhab Hambali, hukum talak sebagai beikut; Wajib; talak wajib dijatuhkan manakala suami istri yang berselisih tidak dapat didamaikan lagi oleh majlis hakim, dan kedua pihak memandang perceraian merupakan jalan terbaik untuk menyelesaikan perselisihan mereka. Haram; talak haram dijatuhkan tanpa ada alasan yang jelas dan dapat dibenarkan menurut syara, dan yang akan merugikan bagi kedua belah fihak, baik bagi pihak suami, istri maupun anak-anak bagi yang telah mempunyai anak. Sunnah; talak yang dijatuhkan kepada istri-istri yang telah melanggar hukum-hukum Allah swt., akhlaknya sudah tidak bisa diperbaiki dan sudah tidak mampu menjaga harga diri dan kehormatannya. Mubah; talak yang dijatuhkan jika diperlukan, misalnya talak yang dijatuhkan kepada istri yang akhlaknya buruk, dan tidak dapat diperbaiki di kemudian hari. 2.2. Syarat dan rukun talak Talak dapat dijatuhkan manakala telah terpenuhi syarat-syaratnya, yaitu; Islam; suami istri beragama islam dan melakukan akad nikah secara islam. Baligh; suami sudah dewasa. Berakal sehat; suami tidak sedang mabuk, tidak marah, tidak terpaksa, tidak sedang sakit keras, tidak gila atau ayan, dan tidak karena keliru. Merdeka; suami bukan hamba sahaya, tidak sedang ditahan atau dipenjara. Istri sedang dalam iddah dari talak raji maupun bain sughra Sedangkan rukun talak terdiri dari dua, yaitu: Niat atau azam.

Lafaz atau kata-kata yang menegaskan adanya talak, misalnya; Kutalak kamu atau Saya cerai kamu sekarang atau Pulanglah ke rumah orang tuamu atau Pergilah kamu dan jangan pulang lagi ke rumah ini. 2.3. Macam-macam talak Dilihat dari segi metoda atau cara dijatuhkannya, talak terbagi lima macam. Talak sharih; talak yang diucapkan suami dengan kalimat yang tegas dan jelas. Talak kinayah talak yang diucapkan suami dengan kalimat sindiran Talak dengan isyarat. Talak dengan mengirim utusan.

Dilihat dari segi keadaan istri yang akan diceraikan, talak terbagai dua. Talak sunni; suami yang menceraikan istri yang sudah disetubuhinya dengan satu talak pada waktu suci, dan kemudian merujunya, dan sekali lagi mentalaknya, lantas merujunya kembali. Setelah talak yang kedua itu, suami boleh pilih mau terus dilanjutkan atau diceraikan. Talak bidI; talak yang dijatuhkan suami dengan talak tiga sekaligus, baik dalam satu kali ucapan maupun dengan tiga kali ucapan dan dalam tiga tempat. Juga menjatuhkan pada saat istri sedang haid atau nifas, atau suci, namun sebelumnya disetubuhi terlebih dahulu. 2.4. Iddah Iddah ialah masa menunggu bagi wanita yang telah diceraikan oleh suaminya, guna mengetahui apakah ia sedang hamil atau tidak. Iddah terbagi tiga macam, yaitu; Iddah hamil, masa iddahnya sampai melahirkan anak, baik cerai mati atau cerai hidup. Iddah cerai mati; jika tidak hamil masanya empat bulan 1sepuluh hari. Iddah cerai hidup, jika ia masih haid masanya tiga kali suci, jika tidak haid lagi masanya tiga bulan. 3. Ketentuan Hukum Islam tentang Rujuk 3.1. Pengertian dan hukum ruju Ruju ialah kembali suami kepada bekas istrinya yang ditalak rajI, yang masih berada dalam masa iddah. Apabila masa iddahnya habis maka tidak boleh ruju, tetapi harus melalui akad nikah yang baru. Hukum ruju sangat tergantung pada situasi dan kondisi para pelaku ruju, yakni; Mubah / jaiz; merupakan hukum asli ruju, karena suami berhak kembali kepada istri Sunnah; jika diyakini ruju akan mendatangkan kebaikan bagi keduanya dan anak. Wajib; khusus bagi suami yang berpoligami, dan istri yang diceraikan belum sempurna gilirannya. Haram; jika diyakini bahwa ruju akan mendatangkan kemudaratan, dan penderitaan bagi keduanya. Makruh; jika diyakini bahwa perceraian itu justru lebih baik bagi keduanya. 3.2. Rukun dan syarat ruju. Suami; syaratnya merdeka dan atas dasar kehendak sendiri. Istri; syaratnya

Dalam keadaan talak raji Terjadinya ruju harus pada waktu istri masih dalam keadaan iddah. Sudah disetubuhi. Jelas orangnya, artinya istri yang akan diruju itu orangnya ada. Sighat; syaratnya harus mengucapkan lafaz ruju, baik secara tegas atau sindiran. Saksi; syarat dua orang saksi yang adil dan berakal sehat.

II. Materi Ajar A. Hikmah Perkawinan. Pernikahan yang dilakukan sesuai dengan ketentuan syariat Islam akan mengandung hikmah bagi kehidupan sebuah keluarga, diantaranya sebagai berikut: Dapat menentramkan Jiwa. Pernikahan adalah upaya penyaluran nafsu biologis secara sah dan sehat. Sah dalam pandangan agama, halal hukumnya, dan sehat karena terhindar dari hubungan seks bebas yang mengandung resiko tertulaanya penyakit kelamin. Dengan demikian, pernikahan dapat menentramkan jiwa pelakunya, sebab tidak ada perasaan galau, khawatir atau takut terhadap akibat hubungan seksnya dengan lawan jenisnya. Menghindarkan diri dari maksiat. Dengan pernikahan seorang dapat trhindar dari pebuatan maksiat, terutama perbuatan zina. Orang yang sudah memasuki usia dewasa, akan berusaha memenuhi kebutuhan biologisnya dengan lawan jenis. Tanpa pernikahan, dia akan terjerumus ke dalam jurang kemaksiatan, yakni perzinaha. Namun dengan pernikahan yang sah, dia dapat memenuhi kebutuhan biologisnya sekaligus juga menghindar diri dari kemaksiatan. Melestarikan keturunan secara sah. Pernikahan dapat melanjutkan keturunan manusia secara sah dan berwibawa. Anak yang dilahirkan di luar pernikahan, menurut ajaran islam kedudukannya sama dengan anak-anak yang lain. Namun secara psikologis, memiliki beban mental yang amat berat, misalya rasa malu terhadap teman-temannya. Meningkatkan tanggung jawab . Pernikahan dapat membuat orang memiliki tanggung jawab terhadap yang lainnya, dalam hal ini keluarganya. Pernikahan akan mendorong seseorang untuk senantiasa bekerja keras dalam mencari nafkah. Ada kewajiban yang harus dipenuhinya, dan ada tanggung jawab yang disandangnya. Dia akan giat bekerja karena rasa tanggung jawab terhadap anak-anak dan istrinya. Tanggung jawab untuk mensejahterakan keluarga merupakan kewajiban bagi setiap suami. Sebagaimana firman Allah Swt dalam surat At Tahrim ayat 6.


6. Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. Mempererat ukhuwah (persaudaraan) Pernikahan dapat mempersatukan hubungan dua keluarga besar, yang tadinya bisa saja tidak saling kenal. Pernikahan dapat menjalin hubungan keluarga yang erat, baik antara kedua mempelai maupun bagi keluarga masing-masing. Selain itu, pernikahan juga dapat menimbulkan rasa kasih sayang diantara anggota keluarga. Antara suami dengan istri, orang tua dengan anak, dan sesame saudara dalam keluarga tersebut. B. Hikmah Talak Syariat islam yang diturunkan Allah Swt. kepada umatnya, tidak semata-mata untuk membebani umat-Nya, melainkan demi kemaslahatan dan kebaikan umat itu sendiri. Begitu pula dengan disyariatkannya talak. Diantara hikmah talak sebagai berikut; Menghindari kemudaratan dan pendritaan. Jika suatu rumah tangga sudah tidak dapat dipertahankan keutuhannya, dan jika dipaksakan untuk tetap dipertahankan dapat mndatangkan bencana bagi semuanya, maka talak merupakan jalan terbaik bagi keduanya. Melestarikan tali silaturahmi Meskipun hubungan pernikahan telah diakhiri dengan talak, tapi hubungan kekeluargaan, sebagai muslim dan sebagai sesame manusia harus tetap dilestarikan. Untuk menjaga kelestarian hubungan keluarga itu maka perpisahan sebuah rumah tangga harus atas dasar kehendak bersama. Dengan demikian, talak tidak boleh dijatuhkan oleh suami tanpa ada sebab-sebab yang jelas dan manusiawi. Memberi kedamaian lahir batin Jika seorang merasa gelisah, takut, dan tertekan karena suatu pernikahan maka jalan yang terbaik baginya adalah talak. Sebab kondisi yang demikian itu, sangat bertentangan dengan tujuan pernikahan, yakni membuat jiwa menjadi tenang.. Memungkinkan untuk islah (berdamai) Dengan syariat talak, seorang suami dapat melakukan islah (damai) kembali kepada istrinya. Tentu saja sepanjang istri bersedia untuk ruju, dan sesuai dengan ketentuan syariat agama. Berpisah dengan baik-baik Meskipun awal mula talak adalah perselisihan, pertengkaran dan silang pendapat antara suami istri, tetapi dengan dijatuhkannya talak atas dasar kesadaran keduany, dapat menimbulkan kerukunan kembali untuk tidak saling membuka aib masing-masing.

C. Hikmah Ruju

Dibolehkan ruju dalam Islam merupakan tanda bahwa Islam tidak menghendaki umatnya terpecah belah. Maka jika ada diantara suatu keluarga yang dilanda sengketa, hendaknya diselesaikan dengan jalan damai. Dan salah satunya dengan melakukan ruju atas istri yang ditalak. Dengan demikian, ruju mengandung hikmah bagi kehidupan umat manusia. Diantaranya sebagai berikut: Merajut kembali barang yang pecah. Perceraian adalah perpecahan dan perpisahan, maka dengan ruju seseorang dapat merajut kembali barangnya yang sudah pecah. Di dunia ini tidak ada orang yang sempurna, semua memiliki kelebihan dan kekurangannya. Maka kesadaran akan hal itu, hendaknya dapat menjadikan kedua belah pihak menjadi intim kembali, agar dapat menyelamatkan segala hal yang selama ini menjadi cita-cita bersama. Menemukan cinta kasih yang baru Jika selama ini, cinta kasih diantara keduanya seakan telah raib entah kemana, maka dengan ruju diharapkan, mereka dapat menemukan kembali mahkota kasih sayang yang sempat hilang tersebut. Menyelamatkan aset keluarga Aset yang paling berharga dalam sebuah keluarga adalah anak-anak, mereka adalah aset masa depan bagi keluarganya. Maka hendaknya mereka diselamatkan oleh kedua orang tuanya. Ruju merupakan upaya positif yang mesti dilakukan untuk menyelamatkan aset penting tersebut. II. Materi Ajar Ketentuan perkawinan menurut perundang-undangan di Indonesia (Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 dan kompilasi hukum islam). Ketentuan perkawinan di Indonesia diatur dalam undang-undang nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan, terdiri dari 14 bab, dan terbagi dalam 67 pasal, dan Kompilasi Hukum Islam yang disahkan melalui Instruksi Presiden Indonesia Nomor 1 tahun 1991 Tanggal 10 Juni 1991 serta Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 1 tahun 1991 Tanggal 10 Juni 1991. Diantara hal-hal yang harus diketahui dari undang-undang dan kompilasi hukum Islam tersebut ialah sebagai berikut: 1) Pengertian perkawinan Mengenai pengertian perkawinan dielaskan dalam pasal 1 yang berbunyi; Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan yang Maha Esa. 2) Pencatatan perkawinan Mengenai pencatatan perkawinan tercantum pada pasal 2 ayat 2 yang berbunyi; Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Adapun yang menjadi tujuan pencatatan perkawinan adalah; Agar terjamin ketertiban perkawinan bagi masyarakat Islam, setiap perkawinan harus dicatat. Pencatatan perkawinan harus dilakukan oleh pegawai pencatat nikah. Sikap perkawinan harus dilangsungkan dihadpan dan di bawah pengawasan Pegawai Pencatat Nikah. Perkawinan yang dilakukan di luar pengawasan Pegawai Pencatat Nkah tidak mempunyai kekuatan hukum.

3) Sahnya perkawinan Dalam pasal 2 ayat 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 dinatakan bahwa: Perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaan itu . Pernikahan antara laki-laki muslim dan wanita muslimah adalah sah, dan pencatatan nikahnya di Kantor Urusan Agama (KUA), sedankan pencatatan nikah abtara muslin dengan non muslim atau antar agama selain islam dilakukan di Kantor Catatan Sipil. 4) Tujuan perkawinan Menurut Undang-undang Nomor 1 tahun 1974, tujuan perkawinan adalah membentuk keluarga yang bahagia dan kekal. Untuk itu suami istri perlu saling membantu dan melengkapi agar masing-masing dapat mengembangkan kepribadiannya membantu dan mencapai kesejahteraan spiritual dan material. 5) Akta nikah Dalam pasal 7 ayat (1) dari kompilasi Hukum Islam di bidang hokum perkawinan dijelaskan bahwa perkawinan hanya dapat dibuktkan dengan Akta Nikah yang dibuat oleh Pegawai Pencatat Nikah, yakni KUA Kecamatan tempata dilangsungkannya pernikahan, yang menerangkan bahwa pada hari, tanggal, bulan, tahun, dan jam telah terjadi akad nikah antara seorang laki-laki (dituliskan nama, tanggal dan tempat lahir, pekerjaan dan tempat tinggal) dengan seorang wanita (dituliskan nama, tanggal dan tempat lahir, pekerjaan dan tempat tinggal) dan yang menjadi wali (juga dituliskan nama, tanggal dan tempat lahir, pekerjaan, tempat tinggal, dan apa hubungannya dengan mempelai wanita (yang diwalikan). Surat tersebut ditandatangani oleh Pegawai Pencatat Nikah diatas meteri dan distempel, lalu diserahkan kepada kedua mempelai. 6) Kawin hamil Dalam pasal 53 ayat (1), (2), dan (3) dari Kompilasi Hukum Islam di bidang perkawinan dijelaskan; Seorang wanita hamil di luar nikah, dapat dikawinkan dengan pria yang menghamilinya. Perkawinan dengan wanita hamil yang disebut pada ayat (1) dapat dilangsungkan tanpa menunggu lebih dahulu kelahiran anaknya. Dengan dilangsungkannya perkawinan pada saat wanita hamil, tidak diperlukan perkawinan ulang setelah anak yang dikandungnya lahir. 7) Batasan-batasan dalam berpoligami Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974, tentang perkawinan menganut sistim monogami hal ini ditegaskan pada pasal 3 ayat (1) sebagai berikut; Bahwa pada asasnya dalam suatu perkawinan seorang pria hanya boleh mempunyai seorang istri. Sedang wanita hanya boleh mempunyai seorang suami. Pengadilan hanya akan mengabulkan keinginan suami untuk berpoligami apabila memenuhi beberapa syarat sebagai berikut: Istri tidak dapat menjalankan kewajiban sebagai istri Istri mendapatkan cacat badan atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan Istri tidak dapat melahirkan keturunan

Untuk mengajukan permohonan berpoligami kepada pengadilan, harus dipenuhi syaratsyarat sebagai berikut : Adanya persetujuan dari istri, baik lisan maupun tulisan Adanya kepastian bahwa suami menjamin keperluan hidup istri-istri dan anak anak mereka Adanya jaminan bahwa suami akan berlaku adil terhadap istri-istri dan anak-anak mereka. 8) Peranan Pengadilan Agama dalam penetapan talak menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 dan menurut Kompilasi Hukum Islam. Apabila perceraian antara suami istri tidak dapat dihindarkan maka Pengadilan Agama berperan sebagai lembaga yang berhak memutuskan perceraian mereka. Menurut UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 39 ayat 1 dinyatakan sebagai berikut: Perceraian hanya dapat dilakukan di depan Sidang Pengadilan setelah Pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak. Sebagai penjabaran dari Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974, dalam pasal 16 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 dinyatakan: Pengadilan hanya memutuskan untuk mengadakan sidang pengadilan untuk menyaksikan perceraian yang dimaksud dalam pasal 14 apabila memang terdapat alasan-alasan seperti dimaksud pasal 19 Peraturan Pemerintah (PP) ini, dan Pengadilan berpendapat bahwa antara suami istri yang bersangkutan tidak mungkin lagi didamaikan untuk hidup rukun dalam rumah tangga. Sedangkan menurut Kompilasi Hukum Islam dan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 peran Pengadilan Agama dinyatakan sebagai berikut: Pasal 66 ayat 1 Seorang suami yang beragama Islam yang akan menceraikan istrinya mengajukan permohonan kepada Pengadilan Agama untuk mengadakan sidang guna menyaksikan ikrar talak. Pasal 70 ayat 1 Pengadilan Agama setelah berkesimpulan bahwa kedua belah pihak tidak mungkin lagi didamaikan dan telah cukup alasan perceraian maka Pengadilan menetapkan bahwa perceraian tersebut dikabulkan.

KEGIATAN 6 ASPEK TARIKH DAN PERADABAN ISLAM :


Standar Kompetensi Kompetensi Dasar : : Memahami Perkembangan Islam di Indonesia Menjelaskan perkembangan Islam di Indonesia. Menampilkan contoh perkembangan Islam di Indonesia. Mengambil hikmah dari perkembangan Siswa dapat : Menjelaskan masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia. Mentukan ciri-ciri dan menunjukkan perkembangan Islam di indonesia Mengidentifikasi dan menjelaskan hikmah perkembangan Islam di Indonesia.

Tujuan Pembelajaran

A. Masuk dan Perkembangan Islam di Indonesia. Sebelum agama Islam masuk ke Indonesia, berbagai macam agama dan kepercayaan seperti Animisme, Dinamisme, Hindu, dan Budha telah dianut oleh masyarakat Indonesia. Bahkan pada abad 7-12 M di beberapa wilayah kepulauan Indonesia telah berdiri kerajaan-kerajaan Hindu dan Budha. Menurut hasil seminar Masuknya Islam di Indonesia pada tanggal 17 20 Maret 1963 di Medan yang dihadiri oleh sejumlah budayawan dan sejarawan Indonesia, disebutkan bahwa agama Islam masuk ke Indonesia pertama kali pada abad pertama Hijriah (kira-kira abad 8 M). Islam masuk ke Indonesia melalui dua jalur, yaitu: Jalur Utara, dengan rute; Arab (Mekah dan Madinah) Dmaskus Bagdad Gujarat (Pantai Barat India) Srilangka Indonesia, Jalur Selaan, dengan rute; Arab (Mekah dan Masinah) Yaman - Gujarat - Srilangka Indoesia. Daerah pertama dari kepulauan Indonesia yang dimasuki Islam adalah pantai Sumatera bagian utara. Dari daerah tersebut menyebar ke berbagai pelosok Indonesia, yaitu wilayah Pulau Sumatera, Pulau Jawa, Pulau Sulwesi, Pulau Kalimantan, Kepulauan Maluku dan sekitarnya, dalam kurun waktu yang berbeda. Dalam waktu yang tidak terlalu lama Islam telah tersebar ke seluruh pelosok kepulauan Indonesia, sehingga mayoritas bangsa Indonesia beragama Islam. Hal ini disebabkan antara lain sebagai berikut : 1. Adanya dorongan kewajiban bagi setiap Muslim/Muslimah kususnya para ulamanya, untuk berdakwah mensyiarkan Islam sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing. 2. Adanya kesunggguhan hati dan keuletan para juru dakwah untuk berdakwah secara terus menerus kepada keluarga, para tetangga, dan masyarakat sekitarnya.Mereka berdakwah

sesuai dengan tuntunan Allah SWT dan rasul-Nya, yakni : tidak dengan paksaan dan kekerasan, tapi dengan cara bijaksana, dengan pengajaran yang baik, dengan bertukar pikiran, dengan contoh teladan yang betul-betul islami. 3. Persyaratan untuk masuk islam sangat mudah, yakni dengan mengucapkan dua kaliamat syahadat. Selain itu ajaran-ajaran islam mudah dipahami dan diamalkan oleh segenap rakayat Indonesia. 4. Ajaran Islam tentang persamaan dan tidak adanya system kasta dan diskriminasi mudah menarik simpati rakyat, terutama dari lapisan bawah. 5. Banyak raja-raja Islam yang ada di berbagai wilayah Indonesia ikut berperan aktif melaksanakan kegiatan dakwa islamiah, khususnya terhadap rakyat mereka. Umumnya apa yang dianjurkan oleh para raja senantiasa ditaati oleh rakyatnya. B.Manfaat yang dapat diambil dari sejarah perkembangan Islam di Indonesia 1. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang sejarah perkembangan kaum muslimin dalam mengembangkan agama Islam di bumi Nusantara 2. Dapat meneladani semangat juang dan pengorbanan kaum muslimin terdahulu, dalam rangka menyebarkan agama Islam dan membela bangsa dan Negara 3. Meneladani kecintaan kaum muslimin terdahulu kepada ilmu pengetahuan, baik ilmu-ilmu agama maupun ilmu umum. 4. Meneladani kesuksesan dan menjadikan pelajaran atas kegagalan mereka II. Materi Ajar A. Ciri-ciri perkembangan Islam di Indonesia 1. Islam berkembang secara natural 2. Islam berkembang secara cultural 3. Islam berkembang secara persuasive 4. Islam berkembang secara genetic B. Contoh perkembangan Islam di Indonesia 1. Banyaknya organisasi kemasyarakatan (ormas), organisasi social politik (orsospol), organisasi frofesi, dan sebagainya yang berazaskan Islam atau berlabel Islam. 2. Setelah agama islam menyebar di tengah masyarakat Indonesia, umat silam mengambil peranan penting dalam upaya meraih kemerdekaan bangsa dan negaranya. 3. Setelah kemerdekaan diraih, umat islam dan para ulama senantiasa mengawal setiap program pembangunan yang dicanangkan oleh pemerintah 4. Senantiasa berusaha mempertahan akidah Islam bangsa ini, sehingga agama Islam tetap berkembang dari waktu ke waktu 5. Para ulama dan umat islam pada umumnya, terus berkiprah dan mengambil peran aktif dalam setiap lini pembangunan, baik terlibat langsung secara formal dalam kelembagaan negara maupun secara non formal dan informal melalui organisasi. II. Materi Ajar Hikmah perkembangan Islam di Indonesia 1. Memberikan dorongan positif dalam menegakkan kebenaran

Agama Islam mengajarkan kepada umatnya, agar senantiasa berjuang menegakkan kebenaran dan keadilan, di manapun dan kapanpun mereka berada. Di manapun ada kezaliman dan kemaksiatan, harus segera ditumpas dan keadilan harus segera ditegakkan. Jika kebenaran dan keadilan itu tegak dimuka bumi maka manusia akan mendapatkan kebahagiaan, baik di dunia maupun di akherat. Hal itulah yang mendorong para ulama untuk senantiasa bekerja keras , dan berjuang dengan gigih merebut kemerdekaan bangsanya. Sebab bagi mereka, penjajahan adalah perbuatan zalim yang tidak boleh terjadi di muka bumi ini.Sebagaimana firman Allah dalam surat At- Ataubah ayat 41;


41. Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu Mengetahui.

2. Menumbuhkan sikap percaya diri dalam menyampaikan kebenara Sikap percaya diri sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, sebab tanpa adanya sikap tersebut sesorang tidak akan pernah mendapat kemajuan. Percaya diri adalah keberanian menentukan nasib sendiri. Percaya diri ini telah ditunjukkan oleh para ulama terdahulu, dimana mereka berani mengarungi samudera, menjelajah hutan rimba, dan menapaki jalan-jalan desa untuk menyampaikan kebenaran dan keadilah sesuai risalah Tuhan. 3. Membangun dan menanamkan sikap konstruktif dan dinamis Hanya agama Islam yang mengajarkan asas keseimbangan, yakni kepentingan hidup di dunia harus seimbang dengan kepentingan di akherat. Oleh karena itu ulama terdahulu senantiasa melakukan kegiatan yang senantiasa mendatangkan kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akherat. Islam mendorong umatnya untuk maju dan berkembang dalam kehidupannya, dinamis dalam bertindak, dan konstruktif dalam berpikir. Sehingga tjuan ingin mendapat dua kebahagiaan dapat tercapai dengan selamat. Sikap dinamis dan konstruktif itu, senantiasa ditunjukkan oleh para ulama tempo dulu. 4. Menumbuhkan sikap tenggang rasa dan bijaksana Islam mengajarkan kepada umatnya, agar senantiasa saling tolong menolong dan saling bekerja sama dalam kebaikan. Mengasihi orang lemah, menghormati yang lebih tua adalah ajaran islam yang ditekankan dalam kehidupan sehari-hari. Hal itulah ditunjukkan para ulama terdahulu, sehingga mereka mendapatkan sambutan yang sangat baik dari setiap masyarakat yang disinggahinya. Banyak penduduk suatu wilayah berbondong-bondong masuk Islam karena sikap bijaksana dan tenggang rasa yang diajarkan mubalighnya.

You might also like