You are on page 1of 9

SURGERY_WSD@2011

WSD
(WATER SEAL DRAINAGE)
By : Rickky Kurniawan, MD
a. Definisi Tindakan invasif dengan cara memasukkan selang atau tube kedalam rongga toraks dengan menembus muskulus intercostalis b. Tujuan Menyalurkan zat baik berupa zat padat, cairan, udara atau gas dari rongga dada c. Indikasi Operasi

Pneumothoraks > 30%. Pneumothoraks residif Pneumothoraks bilateral Hematothoraks > 300cc Hematothoraks bilateral Hemato-pneumothoraks Flail-chest Fluidothoraks yang hebat,dengan sesak Chylothoraks Empyema thoracis setelah dipungsi tidak berhasil atau pus sangat kental Pasca thoracotomi

d. Pemeriksaan Penunjang Foto toraks

Rickky Kurniawan, MD

SURGERY_WSD@2011 e. Jenis-Jenis WSD


a. WSD dengan sistem satu botol Sistem yang paling sederhana dan sering digunakan pada pasien simple pneumothoraks. Terdiri dari botol dengan penutup segel yang mempunyai 2 lubang selang yaitu 1 untuk ventilasi dan 1 lagi masuk ke dalam botol, Air steril dimasukan ke dalam botol sampai ujung selang terendam 2cm untuk mencegah masuknya udara ke dalam tabung yang menyebabkan kolaps paru, Selang untuk ventilasi dalam botol dibiarkan terbuka untuk memfasilitasi udara dari rongga pleura keluar, Drainage tergantung dari mekanisme pernafasan dan gravitasi, Undulasi pada selang cairan mengikuti irama pernafasan, Inspirasi akan meningkat,Ekpirasi menurun. b. WSD dengan sistem 2 botol Digunakan 2 botol ; 1 botol mengumpulkan cairan drainage dan botol ke-2 botol water seal, Botol 1 dihubungkan dengan selang drainage yang awalnya kosong dan hampa udara, selang pendek pada botol 1 dihubungkan dengan selang di botol 2 yang berisi water seal, Cairan drainase dari rongga pleura masuk ke botol 1 dan udara dari rongga pleura masuk ke water seal botol 2, Prinsip kerjasama dengan sistem 1 botol yaitu udara dan cairan mengalir dari rongga pleura ke botol WSD dan udara dipompakan keluar melalui selang masuk ke WSD, Bisasanya digunakan untuk mengatasi hemothoraks, hemopneumothoraks, efusi peural. c. WSD dengan sistem 3 botol Sama dengan sistem 2 botol, ditambah 1 botol untuk mengontrol jumlah hisapan yang digunakan. Paling aman untuk mengatur jumlah hisapan, Yang terpenting adalah kedalaman selang di bawah air pada botol ke-3. Jumlah hisapan tergantung pada kedalaman ujung selang yang tertanam dalam air botol WSD Drainage tergantung gravitasi dan jumlah hisapan yang ditambahkan Botol ke-3 mempunyai 3 selang.

Rickky Kurniawan, MD

SURGERY_WSD@2011

f. Persiapan Alat Sistem drainage tertutup Motor suction Slang penghubung steril Botol berwarna putih/bening dengan kapasitas 2 liter, gas, pisau jaringan/silet, trokart, cairan antiseptic, benang catgut dan jarumnya, duk bolong, sarung tangan , spuit 10cc dan 50cc,

Rickky Kurniawan, MD

SURGERY_WSD@2011

G. Teknik operasi

Pemasangan WSD

1. Pasien dalam keadaan posisi duduk (+ 45 ). 2. Dilakukan desinfeksi dan penutupan lapangan operasi dengan doek steril. 3. Dilakukan anestesi setempat dengan lidocain 2% secara infiltrasi pada daerah kulit sampai pleura. 4. Tempat yang akan dipasang drain adalah :
Linea axillaris depan, pada ICS IX-X (Buelau). Dapat lebih proximal, bila perlu. Terutama pada anak- anak karena letak

diafragma tinggi.
Linea medio-clavicularis (MCL) pada ICS II-III (Monaldi)

5. Dibuat sayatan kulit sepanjang 2 cm sampai jaringan bawah kulit.

6. Dipasang jahitan penahan secara matras vertikal miring dengan side 0.1. 7. Dengan gunting berujung lengkung atau klem tumpul lengkung, jaringan bawah kulit dibebaskan sampai pleura, dengan secara pelan pleura

Rickky Kurniawan, MD

SURGERY_WSD@2011
ditembus hingga terdengar suara hisapan, berarti pleura parietalis sudah terbuka. Catatan: pada hematothoraks akan segera menyemprot darah keluar, pada pneumothoraks, udara yang keluar. 1. Drain dengan trocarnya dimasukkan melalui lobang kulit tersebut kearah cranial lateral. Bila memakai drain tanpa trocar, maka ujung drain dijepit dengan klem tumpul, untuk memudahkan mengarahkan drain. 2. Harus diperiksa terlebih dahulu, apakah pada drain sudah cukup dibuat atau terdapat lobang-lobang samping yang panjangnya kira-kira dari jarak apex sampai lobang kulit, duapertinganya. 3. Drain kemudian didorong masuk sambil diputar sedikit kearah lateral sampai ujungnya kira-kira ada dibawah apex paru (Bulleau). 4. Setelah drain pada posisi, maka diikat dengan benang pengikat berputar ganda, diakhiri dengan simpul hidup 5. Bila dipakai drainage menurut Monaldi, maka drain didorong ke bawah dan lateral sampai ujungnya kira-kira dipertengahan ronga toraks. 6. Sebelum pipa drainage dihubungkan dengan sistem botol penampung, maka harus diklem dahulu. 7. Pipa drainage ini kemudian dihubungkan dengan sistem botol penampung, yang akan menjamin terjadinya kembali tekanan negatif pada rongga intrapleural, di samping juga akan menampung sekrit yang keluar dari rongga toraks.

Rickky Kurniawan, MD

SURGERY_WSD@2011

Rickky Kurniawan, MD

SURGERY_WSD@2011

h. Komplikasi Bila dilakukan secara benar, komplikasi dapat dihindari. Tetapi dapat juga terjadi emfisema kutis, False route mengenai hepar bila memasang terlalu rendah disebelah kanan terutama pada anak-anak karena letak diafragma masih tinggi i. Mortalitas Morbiditas sangat rendah, mortalitas 0% j. Perawatan Pasca Pemasangan WSD 1. Penderita diletakkan pada posisi setengah duduk (+ 30) 2. Seluruh sistem drainage: pipa-pipa, botol, harus dalam keadaan rapi, tidak terdapat kericuhan susunan, dan dapat segera dilihat. 3. Pipa yang keluar dari rongga thoraks harus difiksasi ke tubuh dengan plester lebar, jingga mencegah goyangan. 4. Dengan memakai pipa yang transparan, maka dapat dilihat keluarnya sekret. Harus dijaga bahwa sekret keluar lancar. Bila terlihat gumpalan darah atau lainnya, harus segera diperah hingga lancar kembali. 5. Setiap hari harus dilakukan kontrol foto torak AP untuk melihat:

keadaan paru posisi drain lain kelainan (emphyema, bayangan mediastonim)

6. Jumlah sekrit pada botol penampungan harus dihitung:


banyaknya sekrit yang keluar (tiap jam tiap hari) macamnya sekrit yang keluar (pus,darah dan sebagainya)

7. Pada penderita selalu dilakukan fisioterapi napas 8. Setiap kelainan pada drain harus segera dikoreksi. k. Pedoman pencabutan 1. Kriteria pencabutan

Sekrit serous, tidak hemorage

Rickky Kurniawan, MD

SURGERY_WSD@2011
o o o

Dewasa: jumlah < 100cc/24jam Anak-anak: jumlah < 25-50cc/24jam Paru mengembang Klinis ; suara paru mengembang kanan = kiri Evaluasi foto toraks

Pada trauma: Hemato/pneumothorak yang sudah memenuhi kedua kriteria, langsung dicabut dengan cara air-tight (kedap udara).

Pada thoracotomi 1. Infeksi: klem dahulu 24 jam untuk mencegah resufflasi, bila baik cabut. 2. Post operatif: bila memenuhi kedua kriteria, langsug dicabut (airtight) 3. Post pneumonektomi: hari ke-3 bila mediastinum stabil (tak perlu air-tight) 4. Alternatif

1. Paru tetap kolaps, hisap sampai 25 cmH20 :


bila kedua kriteria dipenuhi, klem dahulu 24 jam, tetap baik cabut. Bila tidak berhasil, tunggu sampai 2 minggu dekortikasi

1. Sekrit lebih dari 200cc/24 jam: curiga adanya Chylo toraks (pastikan dengan pemeriksaan laboratorium), pertahankan sampai dengan 4 minggu.

bila tidak berhasil

Toracotomi

bila sekrit < 100cc/24jam, klem, kemudian dicabut.

l. Follow Up Ditujukan pada timbulnya komplikasi lanjut seperti empiema, schwarte, gangguan fungsi pernapasan.

Rickky Kurniawan, MD

SURGERY_WSD@2011

Rickky Kurniawan, MD

You might also like