You are on page 1of 7

PERKEMBANGAN WARALABA DI IDONESIA

Oleh : Pyco Putra Anugra 170610080048

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NIAGA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2011

PENDAHULUAN Di Indonesia usaha waralaba ini sudah mulai berkembang sejak tahun 1985pada berbagai skala usaha terutama bisis makanan seperti : Pizza Hut, Kentucky Fried Chicken, Mc Donald, dalam bisis eceran seperti : Carrefour, Smart, dll. Fakta menunjukkan, bahwa waralaba yang lebih berkembang di Indonesia adalah waralaba yang sumber teknologinya datang dari luar negeri sebagai pemilik Hak Kekayaan Intelektual (Intellectual Property Right). Implikasinya, sebagian besar pendapatan yang diperoleh dari bisnis waralaba tersebut mengalir ke kantong pengusaha di luar negeriuntuk pembayaran royalti secara terus menerus. Maka dalam rangka memperkuat perekonomian negara perlu dikembangkanbisnis waralaba lokal. Saat ini terdapat 42 perusahaan waralaba lokal jauh lebih sedikit jumlahnya dari waralaba asing yang jumlahnya mencapai 230 perusahaan.

APA ITU WARALABA ? Waralaba didefinisikan secara berbeda-beda oleh beberapa pihak, antara lain :

PH Collin dalam Law Dictionary mendefinisikan Franchise sebagai license to trade using a brand name and paying a royalty for it dan franchising sebagai act of selling a license to trade as a franchise. Dalam definisi tersebut menekankan pada pentingnya peran nama dagang dalam pemberian waralaba dengan imbalan royalty.

Menurut Peraturan pemerintah RI No 16 tahun 1997 tanggal 18 Juni 1997 tentang WARALABA dikatakan bahwa : Waralaba adalah perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan inteletual atau penemuan atau cirri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan dan atau penjualan barang dan atau jasa. Sumber: http://id.shvoong.com/business-management/2154959-definisi-dan-pengertianwaralaba-franchise/#ixzz1SSMCZmGN

Definisi Franchisor dan Franchisee Franchisor atau pemberi waralaba, adalah badan usaha atau perorangan yang memberikan hak kepada pihak lain untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimilikinya. Franchisee atau penerima waralaba, adalah badan usaha atau perorangan yang diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas yang dimiliki pemberi waralaba.

PERKEMBANGAN WARALABA DI INDONESIA sistem waralaba di Indonesia mulai dikenal pada tahun 1950-an, yaitu dengan munculnya dealer kendaraan bermotor melalui pembelian lisensi. Perkembangan kedua dimulai pada tahun 1970-an, yaitu dengan dimulainya sistem pembelian lisensi plus, yaitu franchise tidak sekedar menjadi penyalur, namun juga memiliki hak untuk memproduksi produknya. Agar waralaba dapat berkembang dengan pesat, maka persyaratan utama yang harus dimiliki satu teritori adalah kepastian hukum yang mengikat baik bagi franchisor maupun franchisee. Karenanya, kita dapat melihat bahwa di negara yang memiliki kepastian hukum yang jelas, waralaba berkembang pesat, misalnya di AS dan Jepang. Tonggak kepastian hukum akan format waralaba di Indonesia dimulai pada tanggal 18 Juni 1997, yaitu dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP) RI No. 16 Tahun 1997 tentang Waralaba. PP No. 16 tahun 1997 tentang waralaba ini telah dicabut dan diganti dengan PP no 42 tahun 2007 tentang Waralaba. Selanjutnya ketentuan-ketentuan lain yang mendukung kepastian hukum dalam format bisnis waralaba adalah sebagai berikut: 1. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No. 259/MPP/KEP/7/1997 Tanggal 30 Juli 1997 tentang Ketentuan Tata Cara Pelaksanaan Pendaftaran Usaha Waralaba.

2. Peraturan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No. 31/M-DAG/PER/8/2008 tentang Penyelenggaraan Waralaba. 3. Undang-undang No. 14 Tahun 2001 tentang Paten. 4. Undang-undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek. 5. Undang-undang No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang. Format bisnis waralaba memang tak dapat dipungkiri eksistensinya dan digemari oleh pengusaha-pengusaha mengingat kecilnya risiko kegagalan yang mungkin timbul dalam menjalankan usaha khususnya bagi pengusaha-pengusaha pemula. Bahkan dibanyak negara, kegagalan usaha yang mempergunakan format bisnis waralaba prosentasenya tidak lebih dari satu digit. Di Indonesia, waralaba sebagai format bisnis mulai dikenal pada awal dekade 80-an, seiring masuknya waralaba asing disektor usaha rumah makan siap saji (fast food chain restaurant) antara lain, KFC, Pioneer Take Out, Texas Church, dan lain-lainnya. Jaringan bisnis ini berkembang sangat pesat dalam waktu yang singkat, bahkan menurut data di Deperindag RI hingga tahun l997 (sebelum terjadinya Krisis Moneter) telah terdaftar lebih dari 250 perusahaan sebagai penerima waralaba (franchisee) dari suatu waralaba asing, dan tersebar di beberapa bidang usaha, antara lain;

rumah makan/restoran jasa pemasaran hotel toko buku dan toko cindera mata minimarket persewaan kendaraan pusat kebugaran dan perawatan tubuh penata rambut, salon kecantikan, dll. Di sisi lain, perusahaan lokal yang telah mengembangkan usahanya dengan

mempergunakan format bisnis waralaba jumlahnya tidaklah sebanyak waralaba asing banyak atau hanya sekitar 10 persen dari jumlah waralaba asing yang ada di Indonesia. Perusahaan lokal

tersebut antara lain; Es Teller 77, CFC, ILP, LIA, Lutuye Salon, Rudy Hadisuwarno, Indomaret dan lain-lainnya. Pada tahun 2011, franchise di Indonesia diyakini akan lebih bergairah dan mengalami pertumbuhan. Bahkan franchise akan lebih dibidik calon pengusaha pemula. Tahun 2011 agaknya momen yang bakal menjadi peluang besar bagi para franchisor di Indonesia. Pasalnya pameran franchise di penghujung tahun pada pada November silam mendapat sambutan yang meriah. Terbukti meningkatnya jumlah pengunjung pameran yang ingin berbisnis dengan system franchise. Perkembangan positif ini tentu semakin membakar optimisme banyak pelaku di industri ini pada tahun 2011. Tidak hanya itu, tren kewirausahaan juga dirasakan mengalami lonjakan. Hal ini tampak makin bertumbuhnya pelatihan entrepreneur bagi para purna karya, entrepreneur pemula maupun mahasiswa. Bahkan diberbagai kampus sudah banyak dibangun entrepreneur center. Ini menunjukan bahwa tren ini akan semakin memberikan angin segar bagi industri franchise. Terlebih franchise dijadikan sebagai salah satu bahan dalam pembekalan entrepreneurship. Jika Anda calon pengusaha pemula, waralaba menjadi pilihan bisnis yang menarik di tahun 2010. Pasalnya, Anda tidak memulai bisnis dari NOL lagi. Melalui pola franchise, setidaknya Anda mengantongi berbagai keuunggalan: baik dari sisi brand, system, support, sharing experience, promosi nasional dan lainnya. Dengan berbagai keuunggulan diatas tentunya, tingkat resiko kegagalan dalam membangun bisnis dapat ditekan. Bagi Anda franchisor, 2011 saya melihat para calon franchisee akan makin selektif, jeli dan bahkan kritis terhadap bisnis yang akan dipilihnya. Terlebih ledakan informasi mengenai bisnis franchise semakin terasa dan mudah diakses dimana-mana. Baik lewat majalah, pameran franchise, internet, TV, blog, surat kabar, radio, media sosial seperti facebook, youtobe, twitter, dll. Tentu kemudahan akses informasi ini akan berdampak baik bagi franchisor pasalnya calon franchisee akan semakin paham berbisnis dengan pola franchise. Kedua mereka akan mendapat beragam informasi yang mereka butuhkan dengan mudah dan cepat. Namun yang perlu menjadi catatan franchisor pada 2011, bahwa franchisee akan lebih terbuka dan kritis mengungkapkan kekecewaan di depan publik. Terbukti ketika saya mengisi

sebuah seminar entrepreneurship baru baru ini ada 3 orang franchisee yang tidak segan-segan menyebut merek franchise yang membuat mereka kecewa. Tentu saja efek dari word of mouth seperti hal tersebut diatas akan terus bergerilya kemamana. Sebab itu dibutuhkan kepiawaian seorang franchisor untuk mengelola franchiseenya dengan baik sesuai dengan hak dan kewajibannya. Memasuki tahun 2011, ditengarai penetrasi bisnis franchsie di luar Jawa akan semakin cepat. Pasalnya berbagai EO pameran franchise juga mulai membuat perencanan pameran baik di Jawa, Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan. Tentu dengan adanya pameran franchise di berbagai kota ini akan semakin meningkatkan penetrasi bisnis franchise ke berbagai daerah di luar pulau jawa. Tidak hanya itu saja, dengan makin banyaknya edukasi terhadap bisnis franchise diyakini 2011 juga akan diwarnai makin menjamurnya merek-merek baru di bisnis ini. Lalu bisnis franchise apa yang akan menjadi pilihan para franchisee di 2010. Adapun waralaba yang diprediksi bakal di-pinang calon franchisee antara lain: 1. Franchise yang bisa membuat sukses franchisee. Calon franchisee akan lebih pandai dalam memilih bisnis franchise. Oleh karena itu mereka (calon franchisee) akan melakukan investigasi terhadap outlet yang berjalan. Apakah menguntungkan atau tidak. Franchise-franchise yang terbukti mampu memberikan keuntungan bagi franchisee akan menjadi bidikan calon franchisee lain. Franchise yang akan ditingalkan adalah bisnis franchise yang banyak mengalami penutupan gerai dan mengecewakan franchisee. 2. Waralaba Franchisor Operator. Banyak orang yang ingin memiliki bisnis franchise namun tidak memiliki waktu dan mereka tidak mau melepas pekerjaannya sebelum bisnisnya berjalan dengan baik. Banyak sekali peminat di kategori ini waralaba yang menggunakan pola franchisor operator juga akan dibidik para calon franchisee. 3. Waralaba baru yang memiliki prospek baik. Munculnya waralaba-waralaba baru prospektif selalu ditunggu oleh para investor di bisnis franchise, bahkan mereka melihat market yang belum jenuh menjadikan daya tarik tersendiri.

Tentu bagi pendatang baru harus membuktikan bahwa bisnisnya sudah proven dan layak franchise. Tentu bagi calon franchisee harus ekstra hati hati dalam memilih franchise baru ini. 4. Low Invesment yang Sustainable.

Waralaba / business opportunity yang relatih rendah nilai investasi masih menjadi bidikan calon franchisee. namun yang perlu dicatat jangan memilih bisnis dengan produk yang musiman. Jangan sampai bisnis Anda hanya bertahan dalam hitungan bulan, pilihlah bisnis yang memiliki tingkat lifecycle produk yang panjang.

You might also like