You are on page 1of 15

BAB 1.

Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Saat ini hutan di Negara kita Indonesia semakin hari semakin berkurang. Hal ini disebabkan karena penebangan liar yang semakin hari semakin menjadi-jadi. Jika hal ini dibiarkan maka lama kelamaan hutan di Negara kita akan gundul dan jika ini dibiarkan lagi maka lama-kelamaan hutan akan menjadi gurun pasir yang tandus seperti di benua afrika. Karena itulah kita harus menjaga dan melestarikan hutan-hutan yang ada dinegara kita ini. Dengan cara menanam pohon pada hutan-hutan yang gundul. Agar bibit dapat tumbuh dengan cepat ada suatu teknik atau metode yang bias anda coba. Seperti teknik `Air Pruning, Teknik ini bukan digunakan untuk bibit dan tanahnya, tetapi teknik ini digunakan untuk potnya. Nah, anda pasti bertanya-tanya. Kenapa pot yang biasanya tidak kita pedulikan dalam menanam bisa berpengaruh untuk mempercepat pertumbuhan tanaman?. Dan apa pengaruh pot itu dengan tanaman. Jawabannya akan diulas lebih lanjut di bab selanjutnya, tapi kami akan mengulas sedikit dilatarbelakang ini. Karena sekarang perkembangan teknologi semakin pesat bahkan bentuk pot saja sudah berkembang sedemikian rupa, sehingga memungkinkan untuk mempercepat pertumbuhan tanaman. Sebenarnya bukan pot lah mempengaruhi pertumbuhan tanaman tapi system perakaran yang baiklah yang menyebabkan itu. Pot hanya sebagai media untuk mempercepat pertumbuhan tanaman itu. Kita sudah mempelajari bahwa system perakaran tanaman yang baik adalah : sehat, rimbun dan bercabang kesegala arah( tidak melingkar ). Untuk mendapatkan system perakaran tanaman yang baik itu. Bentuk pot harus dibuat dengan lebih banyak lobang didasar maupun didinding pot sehingga jika akar yang tumbuh telah mencapai dinding pot atau lantai pot maka pucuk akar yang keluar itu akan mati karena bersentuhan dengan udara luar bukannya air. Namun kematian itu bukanlah akhir dari pertumbuhan tanaman kita tapi hal itu akan merangsang percabangan akar. Logikanya jika satu akar mati maka akan tumbuh akar yang lain untuk mencari sumber air maka akar yang baru akan berlawanan arah dengan jalur akar yang lama dan terjadilah percabangan akar. Itu kalau satu lobang apalagi pot yang kita miliki memiliki banyak lobang yang disusun teratur. Maka cabangcabang akar akan banyak dan terjadilah hal yang diharapkan yaitu system perakaran yang baik.

Sehingga setelah kita tanam dihutan yang gundul maka tanaman itu akan cepat tumbuh dan bisa tahan akan kekurangan air karena memiliki lebh banyak pucuk akat. Nah itulah sebagian dari keuntungan dari teknik air pruning. Penjelasan lebih lanjut akan diulas di BAB 2. 1.2 Rumusan Masalah - Apa fungsi hutan? - Kenapa hutan menjadi gundul? - Apa akibat hutan menjadi gundul? - Apa cara menagnggulagi gundulnya hutan? - Apakah teknik Air pruning dapat meminimalisir gundulnya hutan? 1.3 Tujuan Penelitian Menghijaukan kembali wilayah zamrud khatulistiwa Indonesia

1.4 Manfaat Penelitian 1. Diharapkan pembaca lebih mengerti akan lingkungan 2. Mengetahui penyebab gundulnya hutan di Indonesia
3. Memberi informasi tentang system perakaran yang baik

4. Memberi kesadaran kepada pembaca untuk tidak merusak lingkungan 5. Supaya pembaca dapat mengamalkan teknik air pruning dalam kehidupan sehari-hari

BAB 2. Tinjauan Pustaka


Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh pepohonan dan tumbuhan lainnya. Kawasan-kawasan semacam ini terdapat di wilayah-wilayah yang luas di dunia dan berfungsi sebagai penampung karbon dioksida (carbon dioxide sink), habitat hewan, modulator arus hidrologika, serta pelestari tanah, dan merupakan salah satu aspek biosfer Bumi yang paling penting.Hutan adalah bentuk kehidupan yang tersebar di seluruh dunia. Kita dapat menemukan hutan baik di daerah tropis maupun daerah beriklim dingin, di dataran rendah maupun di pegunungan, di pulau kecil maupun di benua besar.Hutan merupakan suatu kumpulan tumbuhan dan juga tanaman, terutama pepohonan atau tumbuhan berkayu lain, yang menempati daerah yang cukup luas.Suatu kumpulan pepohonan dianggap hutan jika mampu menciptakan iklim dan kondisi lingkungan yang khas setempat, yang berbeda daripada daerah di luarnya. Jika kita berada di hutan hujan tropis, rasanya seperti masuk ke dalam ruang sauna yang hangat dan lembab, yang berbeda daripada daerah perladangan sekitarnya. Pemandangannya pun berlainan. Ini berarti segala tumbuhan lain dan hewan (hingga yang sekecil-kecilnya), serta beraneka unsur tak hidup lain termasuk bagian-bagian penyusun yang tidak terpisahkan dari hutan. Hutan sebagai suatu ekosistem tidak hanya menyimpan sumberdaya alam berupa kayu, tetapi masih banyak potensi non kayu yang dapat diambil manfaatnya oleh masyarakat melalui budidaya tanaman pertanian pada lahan hutan. Sebagai fungsi ekosistem hutan sangat berperan dalam berbagai hal seperti penyedia sumber air, penghasil oksigen, tempat hidup berjuta flora dan fauna, dan peran penyeimbang lingkungan, serta mencegah timbulnya pemanasan global. Sebagai fungsi penyedia air bagi kehidupan hutan merupakan salah satu kawasan yang sangat penting, hal ini dikarenakan hutan adalah tempat bertumbuhnya berjuta tanaman. Tapi sekarang hutan sudah mulai gundul , contohnya saja hutan di Kalimantan selatan. Disebabkan oleh : Ladang Berpindah Sebagaimana kita maklumi di daerah Kalimantan Selatan kualitas sumberdaya lahan dan tanah untuk pertanian di perbukitan sangat kurang, sehingga apabila sudah ditanami dua sampai tiga kali terulang lahan tersebut tidak potensial lagi, ditambah dengan teknologi pertanian yang

sangat tradisional. Karena itulah masyarakat yang dipimpin Kepala Padang (Kepala Ladang) membuka hutan lagi untuk lahan pertanian baru demi kelangsungan hidup mereka. Proses tradisional ini sudah berlangsung ratusan tahun atau semenjak manusia Kalimantan mulai berbudaya hingga sekarang ini. Penebang Liar Di masa orde lama istilah penebang liar tidak pernah dikenal khususnya di daerah Paramasan Bawah. Kalau masyarakat penghuni kawasan hutan berladang untuk mencukupi keperluan pangan beras, maka untuk keperluan hidup lainnya mereka memanfaatkan sumberdaya hutan lainnya. Penebangan Oleh Pemilik HPH Dipenghujung tahun 1960 hutan di kawasan Kabupaten Banjar masih dikategorikan kokoh padat walaupun ada eksploitasi masyarakat secara manual. Di awal tahun 1970 pemilik HPH dalam hal ini PT. KODECO mulai memasukkan alat-alat ke kawasan hutan untuk mengeksploitasi hutan. Peralatan yang handal ini dalam waktu singkat mengakibatkan hutan lumpuh berantakan, istilah hutan gundul mulai dikenal masyarakat. Berikut ini coba kita bandingkan antara aktivitas peladang berpindah, penebang liar dan eksploitasi HPH dengan alat beratnya. Peladang berpindah hanya berlokasi sekitar pemukiman penduduk dan sekadar mencukupi keperluan hidupnya sehari-hari. Tebangan liar hanya berlokasi pada sekitar daerah aliran sungai (DAS) karena hanya mengandalkan tenaga manusia dan siklus alami. Sedangkan eksploitasi pemilik HPH dengan peralatan berat dan modern mampu menjangkau lokasi dan kawasan hutan mana saja yang mereka inginkan. Kita tidak merinci berapa juta pohon yang sudah dibabat dan berapa meter kubik volumenya selama lebih 30 tahun. Kitapun tidak mengungkap bagaimana kejahatan KKN di instansi kehutanan, perilaku tidak bijak dalam mengelola hutan atau manipulasi data dan dokumen di mana terdapat kayu yang tidak memiliki dokumen resmi atau dokumen kayu yang volumenya 2.000 m3 bisa melindungi kayu yang volumenya 10.000 m3?.

Kekhawatiran kita terfokus pada perubahan perilaku alam jika kawasan hutan lumpuh tidak berfungsi sebagaimana mestinya karena ketidakmampuan hutan yang telah dibabat untuk pulih kembali atau tidak ada upaya mengembalikan fungsi hutan dengan rehabilitasi dan reboisasi (yang sebenarnya, bukan di atas atau laporan ketika ada kunjungan pejabat pusat) saja. Jika hutan tidak mampu lagi menyimpan air, menjaga kelembabannya di musim kemarau agar tidak terbakar dan sebagai daerah penyangga luapan air di musim hujan di mana air menumpuk di kawasan hulu sungai daerah pasang surut. Dampak Terjadinya Kerusakan Hutan di Kalsel Hutan yang belum pernah terjamah oleh tangan manusia adalah dengan kerapatan utuh 100 persen maka sinar matahari tidak dapat menembus ke bawah sehingga daun-daun lapuk selalu basah walau di musim kemarau sekalipun sehingga tidak mudah dilalap api. Jika hutan itu terbuka dalam hamparan yang luas seperti pasca eksploitasi HPH, dengan kerapatan dibawah 50 persen maka akan mudah terbakar. Akibatnya dedaunan busuk dengan humus yang tebal, ranting dan dahan yang kering lekang sehingga dengan pemantik kecil saja kawasan ini segera terbakar. Keadaan hutan yang sudah longgar, pohon-pohon besar dan kecil ditebang dan tidak ada regenerasi berdampak pada perairan terutama anak-anak sungai akan banjir besar dan menerima debit air yang melebihi kapasitas normal. Sungai yang dahulunya tidak bisa meluap dan begitu bersahabat sekarang sebaliknya, seperti banjir di Martapura, Kabupaten Banjar tahun 2006. Sedangkan di musim kemarau persediaan air sangat kurang. Fakta di atas menunjukkan bahwa kawasan hutan bukit dan pegunungan di Kalimantan sudah kurang fungsinya sebagai penahan air agar secara perlahan-lahan mengalir ke muara sungai. Yang kita khawatirkan jika musim hujan tiba dengan curah hujan sangat tinggi yang merupakan siklus sepuluh tahunan maka air akan tertumpuk di daerah muara tepatnya di daerah Banjarmasin dan Barito Kuala. Genangan air ini bisa bertahan lama 1 sampai 2 minggu atau lebih karena arus air ke muara tertahan pasang surut sedang kiriman air dari hulu sungai martapura terus berlangsung apalagi di muara juga terjadi hujan. Analisis ini di tahun-tahun mendatang jika benar terjadi berakibat pengungsian penduduk secara massal, karena usaha penduduk mati total di saat banjir. Lahan sawah, kebun dengan

segala infrastrukturnya tergenang dalam waktu cukup lama. Kawasan rawa yang kami maksud sebagai tempat menumpuknya air kiriman dari pegunungan sebenarnya bukan hanya di selatan Kabupaten Banjar, Kota Banjarmasin dan Kabupaten Barito Kuala, tetapi akan terjadi di seluruh kawasan rawa yang diapit pegunungan Muller, Schawanner, dan pegunungan Meratus. Kawasan ini adalah kawasan persawahan pasang surut dan pemukiman penduduk. Dampak bagi daerah selatan atau kawasan pasang surut seperti Kota Banjarmasin dan sekitarnya, air pasang akan bertambah tinggi bisa menjangkau naik ke dalam rumah penduduk dan menggenangi jalan-jalan raya. Apalagi jika kita ingat analisis seorang akademisi Unlam ketika Proyek Lahan Gambut (PLG) Sejuta Hektar di Kalteng digulirkan yang menyatakan tunggu saja limpahan air dari hulu akan menenggelamkan dataran yang lebih rendah (dan sialnya Banjarmasin adalah kawasan rendah yang lebih dekat ke laut Jawa). Benar atau tidaknya analisis ini seyogyanya menyadarkan kita akan bahaya yang mengancam berupa banjir atau genangan air besar-besaran akibat dari rusaknya tatanan hutan, bukan bermaksud menakut-nakuti dengan mendramatisir masalah apalagi memprovokasi tetapi lebih pada warning bahwa penyelamatan hutan merupakan tanggung jawab kita bersama kepada Tuhan bagi anak cucu dikemudian hari. Air sungai, utamanya Sungai Barito terlalu sering surut dan mengalami penurunan fungsi sebagai alur transportasi vital. Terganggunya fauna, terutama habitat perairan bagi ikan. Sangat susah mendapatkan beberapa species ikan di Sungai Barito bahkan di kawasan anak sungai. Dengan sedikit curah hujan bisa mendatangkan luapan sungai-sungai kecil, kebakaran hutan dan lain-lain. Dampak negatif dari kerusakan hutan dan lingkungan yang akan kita wariskan kepada generasi penerus, anak cucu kita haruslah diantisipasi semaksimal mungkin. Walau dampaknya begitu parah tapi ada cara pencegahannya seperti : 1. Mencegah cara ladang pindah / Perladangan Berpindah-pindah Terkadang para petani tidak mau pusing mengenai kesuburan tanah. Mereka akan mencari lahan pertanian baru ketika tanah yang ditanami sudah tidak subur lagi tanpa adanya

tanggung jawab membiarkan ladang terbengkalai dan tandus. Sebaiknya lahan pertanian dibuat menetap dengan menggunakan pupuk untuk menyuburkan tanah yang sudah tidak produktif lagi. 2. Waspada-Waspadalah & Hati-Hati Terhadap Api Hindari membakar sampah, membuang puntung rokok, membuat api unggun, membakar semak, membuang obor, dan lain sebagainya yang dapat menyebabkan kebakaran hutan. Jika menyalakan api di dekat atau di dalam hutan harus diawasi dan dipantau agar tidak terjadi halhal yang lebih buruk. Kebakaran hutan dapat mengganggu kesehatan manusia dan hewan di sekitar lokasi kebakaran dan juga tempat yang jauh sekalipun jika asap terbawa angin kencang. 3. Melakukan metode Tebang Pilih Kombinasi kedua teknik adalah sesuatu yang wajib dilakukan oleh para pelilik sertifikan HPH atau Hak Pengelolaan Hutan. Para perusahaan penebang pohon harus memilih-milih pohon mana yang sudah cukup umur dan ukuran untuk ditebang. Setelah meneang satu pohon sebaiknya diikuti dengan penanaman kembali beberapa bibit pohon untuk menggantikan pohon yang ditebang tersebut. 4. Menempatkan Penjaga Hutan / Polisi Kehutanan / Jagawana Dengan menempatkan satuan pengaman hutan yang jujur dan menggunakan teknologi dan persenjataan lengkap diharapkan mempu menekan maraknya aksi pengrusakan hutan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Bagi para pelaku kejahatan hutan diberikan sangsi yang tegas dan dihukum seberat-beratnya. Hutan adalah aset / harta suatu bangsa yang sangat berharga yang harus dipertahankan keberadaannya demi anak cucu di masa yang akan datang. 5. Melakukan Reboisasi. Lahan yang telah gundul dan rusak karena berbagai hal juga diusahakan dilaksanakan reboisasi untuk mengembalikan pepohonan dan tanaman yang telah hilang. Tapi masalahnya pohon yang ditanam tadi membutuhkan waktu yang lama untuk tumbuh. Untuk itu deperlukan teknik AIR PRUNING untuk mempercepat pertumbuhan pohon dan memperkuat.

TEKNIK AIR PRUNING UNTUK MEMPERCEPAT PERTUMBUHAN TANAMAN Saat ini di Australia dan di negara-negara berkembang lain bentuk pot sudah berkembang sedemikian, sehingga memungkinkan tanaman tumbuh lebih cepat dan kuat karena memiliki sistem perakaran yang baik. Ciri akar tanaman yang baik adalah sehat, rimbun dan bercabang ke segala arah (tidak melingkar-lingkar). Untuk mendapatkan sistem perakaran yang baik, bentuk pot dibuat dengan lebih banyak lubang di dasar mau pun dinding pot. Bila akar yang tumbuh telah mencapai dinding pot, pucuk akar akan keluar melalui lubang-lubang yang ada pada dasar dan dinding pot, dan pucuk akar yang keluar ini akan mati. Namun kematian pucuk akar akan merangsang percabangan akar, sehingga saat ditanam di lapangan lebih cepat tumbuh karena memiliki lebih banyak pucuk. Prinsip ini dikenal dengan air pruning, karena ujung akar yang telah keluar melalui lubang pot akan mati/mengering akibat berhubungan langsung dengan udara luar. Jadi pucukpucuk akar ini mengalami semacam pemangkasan oleh udara, atau air pruning. Prinsip pemangkasan akar oleh udara ini sama dengan pematahan dominasi pucuk (dominasi apikal) pada pemangkasan pohon atau semak, dimana pucuk-pucuk dibuang untuk merangsang pertumbuhan cabang-cabang baru. Selanjutnya, bila cabang-cabang akar yang tumbuh di dalam pot berhasil keluar lagi menembus lubang pot, hal yang sama akan terjadi : pucuk mati, sehingga merangsang percabangan akar lebih lanjut di dalam pot. Akibat dari air pruning alamiah ini, tanaman memiliki sistem perakaran rimbun didalam pot dan merata ke segala arah

Manfaat
Salah satu contoh bentuk pot teknologi baru yang memiliki banyak lubang di dasar mau pun di dinding pot dapat dilihat pada gambar berikut. Tanaman yang ditanam dalam pot semacam ini akan tumbuh pesat bila kelak ditanam di lapangan, karena setiap cabang akar berpotensi tumbuh sangat cepat (karena memiliki banyak pucuk). Di Australia pot seperti pada gambar 1 dan 2 dikenal sebagai Rocket pot, karena tanaman yang ditanam dalam pot ini kelak akan tumbuh cepat (meroket) setelah ditanam di lapangan. Keuntungan lain adalah, tanaman yang memiliki sistem perakaran seperti ini (lebat, banyak pucuk, berkembang ke segala arah) relatif bebas dari penyakit akar dan gejala root

girdling, atau akar yang melingkar-lingkar di dalam pot. Gejala circling roots sering terjadi pada bibit tanaman yang telah terlalu lama berada di dalam pot yang hanya memiliki satu atau sedikit lubang di dasar pot, yaitu pot-pot yang selama ini banyak kita gunakan. Menurut penelitian yang telah dilakukan di Australia, gejala circling roots berakibat buruk pada tanaman (pohon) yang telah ditanam : pohon tumbuh lebih lambat, batang tidak kokoh dan kurang kuat (gampang miring dan lebih mudah rebah terkena angin). Akibat buruk ini baru tampak kurang lebih 4 tahun setelah tanaman ditanam, sehingga memang banyak orang tidak menyadari akibat buruk dari pohon-pohon yang sebelum ditanam di lapangan sempat dibiarkan tumbuh lama dalam pot tradisional dan mengalami circling roots. Prinsip air pruning alamiah ini sudah diterapkan dalam sistem produksi tanaman di Australia, baik produksi bibit tanaman kehutanan, pohon-pohon tepi jalan, buah-buahan, mau pun tanaman hias. Pot-pot kecil (di Australia disebut tubes) untuk menanam stek dan benih pun sudah menerapkan sistem air pruning ini, sehingga tubes ini memiliki banyak sekali lubang di dasar pot, dan dasar pot agak tinggi di atas tanah (tidak rapat dengan tanah). Tujuan dari penggunaan pot dengan banyak lubang adalah untuk mengurangi resiko akar terkena penyakit atau mengalami pertumbuhan melingkar-lingkar. Dalam produksi tanaman kehutanan, tanaman industri dan pohon-pohon untuk penghijauan kota, seringkali penanaman di lapangan harus ditunda karena berbagai hal. Penggunaan pot dengan banyak lubang memungkinkan stek yang sudah berakar mau pun bibit (dari benih) dapat ditahan lebih lama di dalam pot tsb.

Pada gamber di atas dapat dilihat Rocket pot untuk bibit tanaman berukuran besar, terdiri atas dasar, dinding dan stick yang bisa dirakit dan dibuka dengan mudah. Teknik melepaskan tanaman dari pot semacam ini mengurangi kerusakan akar saat akan ditanam di lapangan.

BAB 3. Metodologi Penelitian


Metodologi penelitian kami ialah metode literature pustaka dimana kami mengambil penjelasan penjelasan yang ada dibuku yang kami baca. Alat dan bahan Alat Pisau Pot yang sudah dilobangi atau pot air pruning Bahan Bibit pohon Tanah Air Langkah kerja 1. Lobangi pot karet dengan pisau atau buat pot dengan bahan seperti dibaah ini:

2. Maka jadilah pot seperti ini :

3. Masukkan bibit lalu beri pupuk lalu siram setiap pagi 4. Setelah tumbuh menjadi tanaman muda dan mempunyai akar-akar yang bercabang ke segala arah .

1.

mencekik

2.

berputar

3.

membentuk engkol mobil

4.

pot ikat

5.

Spiral

6.

berkembang dengan baik

5. Tanaman siap dipindahkan dari pot ke lapangan.

6. Tunggu beberapa bulan dan lihat perkembangannya dibanding tanaman yang diletakkan pada pot biasa.

BAB 4. Data Hasil Penelitian


gambar 1. Tanaman yang diletakkan pada pot biasa mempunyai sistem menggulung-gulung dan terikatikat

gambar 2. Tanaman hasil teknik Air pruning terlihat akarnya bercabang ke segala arah

BAB 5. Kesimpulan dan saran a. Kesimpulan


Ternyata pot bukan hanya memiliki fungsi sebagai media tanam dan hiasan tanaman. Tetapi dengan desain pot yang berlobang-lobang bisa membuat tanaman cepat tumbuh. Dan tanaman yang sudah dipindahkan kelapangan atau hutan yang gundul dapat tumbuh dengan cepat dan memiliki batang yang kuat. Jadi teknik ini sangat efektif untuk menghijaukan kembali lingkungan di negara kita.
b.

Saran Jagalah lingkungan sekitar anda Jangan sekali-kali merusak lingkungan Gunakanlah teknik dan cara penanaman yang tepat Diharapkan pemerintah dapat bertindak tegas terhadap oknum-oknum perusak lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

http://depts.washington.edu/propplnt/Chapters/air-pruning.htm http://www.rollitup.org/organics/180376-air-pruning-more-lots-more.html http://www.smartpots.com/smart-pot-air-prunes http://www.renaldo.org/renaldo_sales/agricultural/airprune.html http://anekaplanta.wordpress.com/2010/01/27/teknik-air-pruning-untuk-mempercepatpertumbuhan-tanaman/

Karya Tulis Ilmiah

Memperkenalkan Tekhnik Air Pruning untuk Menghijaukan Hutan Kembali

Oleh : 1. Nabilah Frimeli 2. Teguh Oktaprima XI IPA 1 SMA SEMEN PADANG 2010/2011

You might also like