You are on page 1of 13

Mengapa kita membutuhkan Kontrasepsi Ada bermacam-macam alasan pribadi: untuk mengatur jumlah dan jarak anak yang

diinginkan, mencegah kehamilan di luar nikah dan mengurangi resiko terjangkit penyakit hubungan seksual. Secara internasional, kontrasepsi dibutuhkan untuk membatasi jumlah penduduk dunia dan menjamin ketersediaan sumber daya alam sehingga menjaga kualitas hidup manusia. Serba-serbi kontrasepsi Mengambil keputusan yang tepat untuk sebuah keluarga yang terencana bukanlah hal mudah. Seyogyanya, pasangan harus mengetahui fakta dan informasi yang benar seputar kontrasepsi, termasuk plus minusnya agar semakin mantap membuat keputusan yang tepat. Zaman sekarang banyak wanita lebih memilih oral kontrasepsi atau lebih dikenal sebagai pil KB. Kenapa begitu? Selain paling efektif, aman dan efek sampingnya relatif rendah, penggunaannya juga praktis. Pil kontrasepsi yang banyak beredar di pasaran umumnya tersedia dalam bentuk calendar pack. Setiap kemasan berisi 21 buah pil aktif yang harus diminum setiap hari selama 21 hari. Menstruasi akan terjadi saat minum plasebo atau pada interval 7-hari bebas minum pil. Pil kontrasepsi kombinasi mengandung estrogen dan progestin / progesteron.Ada pula pil kontrasepsi dengan efektivitas lebih rendah karena hanya mengandung progesteron (POP = progestin-only-pill), biasanya digunakan pada masa menyusui. MACAM-MACAM KONTRASEPSI Supaya bisa memutuskan pilihan yang paling tepat sesuai kebutuhan dan kondisi Anda, ayo kenali berbagai jenis alat kontrasepsi dan cari tahu mana yang sesuai untuk Anda. Efektivitas suatu metode kontrasepsi biasanya dinyatakan dengan angka z (PI). Angka ini menunjukkan jumlah kehamilan yang terjadi pada 100 wanita bila menggunakan metode kontrasepsi tersebut selama 1 tahun. Angka PI yang semakin kecil menandakan semakin efektifnya metode kontrasepsi tersebut. Berikut ini adalah angka PI berbagai macam metode kontrasepsi: METODE KONTRASEPSI HORMONAL Kontrasepsi Oral 1. Pil Kombinasi ( Estrogen + Progesteron) 2. Pil Sequential ( Estrogen + Progesteron bertahap) 3. POP = Progesteron Only Pill (Progesteron saja) 1 bulan (estrogen + progesteron) 3 bulan (depot progesteron) Depot progesteron 1. Spiral (IUD = Intra Uterine Device AKDR = Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) PI (PEARL INDEX) 0,1 2,0 2,3 0,7 - 1,0 0,7 - 1,1 0,7 - 1,0 1,0 - 2,0 (tembaga) 1,0 - 5,0 (plastik) 2. Kondom 3. Diafragma 10 20

Suntikan MEKANIK Susuk/Implan Alat-alat mekanik

TEKNIK

Teknik

4. Spermatisida 5. Diafragma + Spermatisida 1. Senggama terputus (Coitus Interruptus) 2. Kalender/Pantang berkala

20 12 17 23 80

NONKONTRASEPSI Tanpa kontrasepsi

A. KONTRASEPSI STERILISASI Yaitu pencegahan kehamilan dengan mengikat sel indung telur pada wanita (tubektomi) atau testis pada pria (vasektomi). Proses sterilisasi ini harus dilakukan oleh ginekolog (dokter kandungan). Efektif bila Anda memang ingin melakukan pencegahan kehamilan secara permanen, misalnya karena faktor usia. B. KONTRASEPSI TEKNIK

1. Coitus Interruptus (senggama terputus): ejakulasi dilakukan di luar vagina. Efektivitasnya 752.
80%. Faktor kegagalan biasanya terjadi karena ada sperma yang sudah keluar sebelum ejakulasi, orgasme berulang atau terlambat menarik penis keluar. Sistem kalender (pantang berkala): tidak melakukan senggama pada masa subur, perlu kedisiplinan dan pengertian antara suami istri karena sperma maupun sel telur (ovum) mampu bertahan hidup s/d 48 jam setelah ejakulasi. Efektivitasnya 75-80%. Faktor kegagalan karena salah menghitung masa subur (saat ovulasi) atau siklus haid tidak teratur sehingga perhitungan tidak akurat. Prolonged lactation atau menyusui, selama 3 bulan setelah melahirkan saat bayi hanya minum ASI dan menstruasi belum terjadi, otomatis Anda tidak akan hamil. Tapi begitu Ibu hanya menyusui < 6 jam / hari, kemungkinan terjadi kehamilan cukup besar.

3.

C. KONTRASEPSI MEKANIK

1. Kondom: Efektif 75-80%. Terbuat dari latex, ada kondom untuk pria maupun wanita serta
berfungsi sebagai pemblokir / barrier sperma. Kegagalan pada umumnya karena kondom tidak dipasang sejak permulaan senggama atau terlambat menarik penis setelah ejakulasi sehingga kondom terlepas dan cairan sperma tumpah di dalam vagina. Kekurangan metode ini: o Mudah robek bila tergores kuku atau benda tajam lain o Membutuhkan waktu untuk pemasangan o Mengurangi sensasi seksual Spermatisida: bahan kimia aktif untuk 'membunuh' sperma, berbentuk cairan, krim atau tisu vagina yang harus dimasukkan ke dalam vagina 5 menit sebelum senggama. Efektivitasnya 70%. Sayangnya bisa menyebabkan reaksi alergi. Kegagalan sering terjadi karena waktu larut yang belum cukup, jumlah spermatisida yang digunakan terlalu sedikit atau vagina sudah dibilas dalam waktu < 6 jam setelah senggama. Vaginal diafragma: lingkaran cincin dilapisi karet fleksibel ini akan menutup mulut rahim bila dipasang dalam liang vagina 6 jam sebelum senggama. Efektivitasnya sangat kecil, karena itu harus digunakan bersama spermatisida untuk mencapai efektivitas 80%. Cara ini bisa gagal bila ukuran diafragma tidak pas, tergeser saat senggama, atau terlalu cepat dilepas (< 8 jam ) setelah senggama. IUD (Intra Uterine Device) atau spiral: terbuat dari bahan polyethylene yang diberi lilitan logam, umumnya tembaga (Cu) dan dipasang di mulut rahim. Efektivitasnya 92-94%. Kelemahan alat ini yaitu bisa menimbulkan rasa nyeri di perut, infeksi panggul, pendarahan di luar masa menstruasi atau darah menstruasi lebih banyak dari biasanya.

2.

3.

4.

IUS atau Intra Uterine System adalah bentuk kontrasepsi terbaru yang menggunakan hormon progesteron sebagai ganti logam. Cara kerjanya sama dengan IUD tembaga, ditambah dengan beberapa nilai plus: Lebih tidak nyeri dan kemungkinan menimbulkan pendarahan lebih kecil Menstruasi menjadi lebih ringan (volume darah lebih sedikit) dan waktu haid lebih singkat. D. KONTRASEPSI HORMONAL Dengan fungsi utama untuk mencegah kehamilan (karena menghambat ovulasi), kontrasepsi ini juga biasa digunakan untuk mengatasi ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh. Harus diperhatikan beberapa faktor dalam pemakaian semua jenis obat yang bersifat hormonal, yaitu: Kontraindikasi mutlak: (sama sekali tidak boleh diberikan):kehamilan, gejala thromboemboli, kelainan pembuluh darah otak, gangguan fungsi hati atau tumor dalam rahim. Kontraindikasi relatif (boleh diberikan dengan pengawasan intensif oleh dokter): penyakit kencing manis (DM), hipertensi, pendarahan vagina berat, penyakit ginjal dan jantung. Kontrasepsi hormonal bisa berupa pil KB yang diminum sesuai petunjuk hitungan hari yang ada pada setiap blisternya, suntikan, susuk yang ditanam untuk periode tertentu, koyo KB atau spiral berhormon. 1. Pil Kontrasepsi Kombinasi (OC / Oral Contraception) Berupa kombinasi dosis rendah estrogen dan progesteron. Merupakan metode KB paling efektif karena bekerja dengan beberapa cara sekaligus sbb: Mencegah ovulasi (pematangan dan pelepasan sel telur) Meningkatkan kekentalan lendir leher rahim sehingga menghalangi masuknya sperma Membuat dinding rongga rahim tidak siap menerima hasil pembuahan Bila pasien disiplin minum OC-nya, bisa dipastikan perlindungan kontrasepsi hampir 100%. Selain itu, OC merupakan metode yang paling reversibel, artinya bila pengguna ingin hamil bisa langsung berhenti minum pil dan biasanya bisa langsung hamil dalam 3 bulan. MANFAAT TAMBAHAN OC Selain berfungsi sebagai alat kontrasepsi, OC ternyata juga memberikan manfaat yang tidak langsung berhubungan dengan efek kontrasepsi (non-contraceptive benefits) yaitu menyembuhkan atau mengurangi resiko terjadinya beberapa kelainan atau keluhan tertentu seperti: Manfaat penyembuhan OC: Menyembuhkan kelainan menstruasi Pil kontrasepsi dapat menyembuhkan beberapa kelainan menstruasi umum antara lain: Siklus menstruasi yang tidak teratur (irregular cycle) Darah yang keluar pada saat menstruasi terlalu banyak (hiper-menore) Sindroma sebelum haid (premenstrual syndrome / PMS) Haid dengan rasa nyeri hebat di perut (dismenore).

Dengan mengkonsumsi OC, siklus haid menjadi teratur dan lebih ringan sehingga resiko terkena anemia dan defisiensi besi berkurang s/d 50%. Mengatasi masalah hiper-androgenisme Dalam tubuh wanita diproduksi hormon reproduksi estrogen, progesteron, dan androgen. Hormon androgen (testosteron) yang umum disebut hormon reproduksi pria dibutuhkan oleh wanita dalam jumlah sangat sedikit ( 0,5 mg / liter darah) untuk daya tahan tubuh dan gairah seksual (libido). Wanita usia reproduktif ( 15 - 40 tahun) sering mengalami ketidakseimbangan hormonal dimana produksi hormon androgennya akan meningkat sehingga terjadi hiper-androgen yang bisa menyebabkan: Masalah pada kulit dan rambut: kulit berminyak, komedo, jerawat, ketombe (yang bisa menyebabkan kebotakan) atau hirsutisme (pola tumbuh rambut pada yang wanita yang menyerupai pria / male hair pattern) Masalah ginekologis: gangguan siklus haid, PCOS (poly-cystic-ovarian-syndrome) yang bisa menyebabkan sulit punya anak, kegemukan (obesitas) dan abnormalitas metabolisme tubuh.

OC istimewa mengandung CPA (Siproteron Asetat), zat anti-androgen paling efektif saat ini yang bekerja khusus mengatasi masalah hiper-androgen dengan menekan produksi androgen (dalam tubuh) dan minyak (di bawah permukaan kulit) sehingga mencegah timbulnya komedo dan ketombe bahkan jerawat. Berbeda dengan obat-obatan topikal dan antibiotik yang membunuh bakteri dan mengobati infeksi di permukaan kulit, CPA langsung bekerja pada akar masalah yaitu dengan mencegah produksi minyak yang berlebihan. Tetapi karena obat ini bekerja step-by-step dari dalam tubuh untuk menormalkan kadar hormon androgen, perbaikan pada kulit wajah baru bisa dilihat setelah 1-3 bulan pemakaian. Manfaat pencegahan, yaitu OC mengurangi resiko terkena: Infeksi pada organ reproduksi internal, s/d 50% Kanker ovarium dan endometrium, s/d 40% Benjolan jinak payudara, s/d 40% Kista ovarium, s/d 80% Infertilitas primer, s/d 40% Kehamilan ektopik (di luar kandungan), s/d 90%

CARA MINUM OC OC harus diminum tiap hari dengan cara mengikuti petunjuk nama hari yang tertera di blisternya. Untuk memulai blister pertama Anda, mulailah minum pil pada hari pertama haid, misalnya: Anda mendapat haid pada hari Rabu maka ambil pil yang dibawahnya ada tanda Rabu. Lanjutkan minum pil setiap hari sampai habis (21 hari) yang pasti jatuh pada hari Selasa. Kemudian berhenti minum pil selama 7 hari (akan terjadi menstruasi). Setelah 7 hari bebas pil ini, lanjutkan minum pil dari kemasan yang baru pada hari Rabu lagi, jadi untuk blister ke-2 dst, selalu ikuti siklus 21 hari minum pil +7 hari bebas tablet. 2. Suntik Tersedia suntik 1 bulan (estrogen + progesteron) dan 3 bulan (depot progesteron, tidak terjadi haid). Cukup praktis tetapi karena memasukkan hormon sekaligus untuk 1 atau 3 bulan, orang yang sensitif sering mengalami efek samping yang agak berat. 3. Susuk KB (Implan)

Depot progesteron, pemasangan dan pencabutan harus dengan operasi kecil. 4. Koyo KB (Patch) Ditempelkan di kulit setiap minggu, sayangnya bagi yang berkulit sensitif sering menimbulkan reaksi alergi. 5. Disclaim Data dan informasi yang ditampilkan di situs ini disediakan atas kerjasama kami dengan perusahaan yang memproduksi produk tersebut dan dapat digunakan sebagai salah satu bahan referensi. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menampilkan data dan informasi seakurat mungkin, namun medicastore dan semua mitra yang menyediakan data dan informasi tidak bertanggung jawab atas segala kesalahan dan keterlambatan memperbarui data atau informasi, atau segala kerugian yang timbul karena tindakan yang berkaitan dengan penggunaan informasi yang disajikan. KONTRASEPSI Kontrasepsi adalah pencegahan kehamilan atau pencegahan konsepsi. Untuk mencapai tujuan tersebut, berbagai cara dapat dilakukan, antara lain penggunaan pil KB/ kontrasepsi oral, suntikan atau intravaginal, penggunaan alat dalam saluran reproduksi (kondom, alat kontrasepsi dalam rahim/implan), operasi (tubektomi, vasektomi) atau dengan obat topikal intravaginal yang bersifat spermisid. Dari sekian banyak cara tersebut, penggunaan obat hormonal oral atau suntikan dan alat kontrasepsi dalam rahim, merupakan cara yang paling banyak digunakan karena sudah lama dikenal dan efetivitasnya sebagai kontrasepsi cukup tinggi. Kontrasepsi Oral Ada 4 pil KB / kontrasepsi oral :

1. Pil KB / kontrasepsi oral tipe kombinasi


Terdiri dari 21-22 pil KB / kontrasepsi oral dan setiap pilnya berisi derivat estrogen dan progestin dosis kecil, untuk pengunaan satu siklus. Pil KB / kontrasepsi oral pertama mulai diminum pada hari pertama perdarahan haid, selanjutnya setiap pil hari 1 pil selama 21-22 hari. Umumnya setelah 2-3 hari sesudah pil kb / kontrasepsi oral terakhir diminum, akan timbul perdarahan haid, yang sebenarnya merupakan perdarahan putus obat. Penggunaan pada siklus selanjutnya, sama seperti siklus sebelumnya, yaitu pil pertama ditelan pada hari pertama perdarahan haid.

2. Pil KB / kontrasepsi oral tipe sekuensial


Terdiri dari 14-15 pil KB / kontrasepsi oral yang berisi derivat estrogen dan 7 pil berikutnya berisi kombinasi estrogen dan progestin. Cara penggunaannya sama dengan tipe kombinasi. Efektivitasnya sedikit lebih rendah dan lebih sering menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan.

3. Pil KB / kontrasepsi oral tipe pil mini

Hanya berisi derivat progestin, noretindron atau norgestrel, dosis kecil, terdiri dari 21-22 pil. Cara pemakaiannya sama dengan cara tipe kombinasi

4. Pil KB / kontrasepsi oral tipe pil pascasanggama (morning after pil)


Berisi dietilstilbestrol 25 mg, diminum 2 kali sehari, dalam waktu kurang dari 72 jam pascasanggama, selama 5 hari berturut-turut. Pil KB / kontrasepsi oral di pasaran Pada umumnya pil KB / kontrasepsi oral di pasaran terdiri dari 28 pil kontrasepsi, biasanya 7 diantaranya berisi plasebo (zat netral). Hal ini dilakukan untuk mendisiplinkan pemakaian pil KB / kontrasepsi oral. Pil KB / kontrasepsi oral selain untuk mencegah kehamilan juga untuk mengatur haid agar teratur. Ada juga pil KB / kontrasepsi oral yang menggunakan bahan yang tidak menimbulkan efek samping berat badan naik, tulang keropos. Pada produk tertentu pil KB / kontrasepsi oral juga menjanjikan kehalusan kulit pada pemakainya. Semua kembali kepada pilihan anda dan dokter yang menangani permasalahan ini. Kontrasepsi suntikan. Kontrasepsi suntikan yang banyak digunakan ialah medroksiprogesteron asetat 150 mg dalam bentuk depo (lepas lambat) dan kombinasi medroksiprogesteron asetat 50 mg dengan 10 mg estradiol cipionat. Kedua jenis kontrasepsi suntikan ini diberikan secara IM (intra muskular) dan harus cukup dalam, di daerah gluteus. Untuk jenis kontrasepsi suntikan medroksiprogesteron asetat 150 mg disuntikkan tiap12 minggu pada hari ke 1 sampai dengan hari ke 5 dalam siklus haid atau dalam waktu 6 minggu setelah melahirkan Sedangkan kombinasinya diberikan setiap 30 hari. Kontrasepsi lainnya. 1. IUD bentuk T dengan kawat tembaga tipis yang distabilkan dengan inti polyethylene. Dipasang selama akhir periode haid atau 1-2 hari pasca haid.

2. 3.

Implan yang mengandung etonogestrel, merupakan kontrasepsi reversible jangka panjang. IUD yang mengandung levonorgestrel bisa digunakan untuk jangka waktu 3 atau 5 tahun. Kontrasepsi ini dipasang pada rongga rahim /subdermal antara hari pertama sampai dengan hari ke

7 siklus menstruasi. Juga dapat dipasang segera dalam 4 bulan pertama pasca aborsi. Pemasangan pasca melahirkan harus ditunda sampai dengan 6 minggu sesudah melahirkan. Hampir semua pasangan suami-istri memerlukan perencanaan kehamilan dan sekaligus membatasi jumlah anak. Karena itu, kontrasepsi dibutuhkan. Alasan penggunaan kontrasepsi bisa macam-macam, dari menunda kehamilan, menjarangkan jarak kehamilan, sampai menyetop kehamilan. Masing-masing pasangan punya alasan. Mungkin karena urusan sekolah, pekerjaan, usia, kesehatan dan segala macam. Bisa juga karena sudah memiliki anak dan hendak menunda kehamilan berikutnya. Atau, ya, ingin berhenti karena anak sudah banyak, jelas dr. Andon Hestiantoro, Sp.OG, dari RSUPN Cipto Mangunkusumo. Seperti kita tahu, ada begitu banyak alat kontrasepsi. Secara garis besar, kontrasepsi itu dibagi dalam tiga bagian besar. Yaitu kontrasepsi mekanik, hormonal, dan kontrasepsi mantap. KONTRASEPSI MEKANIK Dinamakan mekanik karena sifatnya sebagai pelindung. Maksudnya, kontrasepsi ini mencegah bertemunya sperma dan sel telur dalam rahim. Nah, ada beberapa kontrasepsi yang termasuk dalam golongan mekanik ini, yaitu kondom dan diafragma. Kondom

Dulu kondom terbuat dari kulit atau usus binatang. Setiap akan digunakan direndam dulu. Kemudian terbuat dari linen. Kini kondom terbuat dari bahan karet yang tipis dan elastis. Bentuknya seperti kantong. Fungsi kondom sebenarnya untuk menampung sperma sehingga tidak masuk ke dalam vagina. Perlindungan tersebut efektif 90 persen. Terlebih jika dipakai bersama dengan spermisida (pembunuh sperma). Rata-rata, dari 100 pasangan dalam setahun, sekitar 4 wanita yang hamil, ujar Andon. Kondom harganya murah, mudah didapat, tidak perlu resep dokter, tidak perlu pengawasan dan juga bisa mencegah penularan penyakit kelamin. Tapi tidak selalu cocok terutama jika pemakai alergi terhadap bahan karet. Dan mungkin saja terjadi kebocoran, karena bahannya yang sangat tipis. Diafragma

Kontrasepsi wanita yang mirip kondom. Bentuknya seperti topi yang menutupi mulut rahim. Terbuat dari bahan karet dan agak tebal. Kontrasepsi ini dimasukkan ke dalam vagina, semacam sekat yang dapat mencegah masuknya sperma ke dalam rahim. Diafragma digunakan jika akan berhubungan seksual. Setelah itu bisa dilepas lagi atau tetap pada tempatnya. Karena bahannya lebih tebal dari kondom, kontrasepsi ini tidak mungkin bocor. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

Alat Kontrasepsi dalam Rahim/AKDR/IUD lebih dikenal dengan nama spiral. Berbentuk alat kecil dan banyak macamnya. Ada yang terbuat dari plastik seperti bentuk huruf S (Lippes Loop). Ada pula yang terbuat dari logam tembaga berbentuk seperti angka tujuh (Copper Seven) dan mirip huruf T (Copper T). Selain itu, ada berbentuk sepatu kuda (Multiload).

Yang paling terkenal *Copper T* dan *Multiload*. Kontrasepsi tersebut jadi pilihan karena kenyamanannya. Modifikasi terbaru *Copper T*, yaitu *Nova T*memiliki keunggulan lebih lembut, jelas Andon. Alat kontrasepsi ini dimasukkan ke dalam rahim oleh dokter dengan bantuan alat. Benda asing dalam rahim ini akan menimbulkan reaksi yang dapat mencegah bersarangnya sel telur yang telah dibuahi di dalam rahim. Alat ini bisa bertahan dalam rahim selama 2-5 tahun, tergantung jenisnya dan dapat dibuka sebelum waktunya jika Anda ingin hamil lagi. Sebagai pemakai, Anda bisa memeriksa sendiri keberadaan alat tersebut. Caranya dengan meraba benang alat kontrasepsi tersebut di mulut rahim. Seandainya Anda sudah melakukan pemasangan kontrasepsi ini, jangan lupa melakukan pemeriksaan ulang. Apakah itu 2 minggu sekali, 1-2 bulan sekali, atau setiap enam bulan sampai satu tahun setelah pemasangan. Pemakaian kontrasepsi tanpa bahan aktif Copper dapat terus berlangsung sampai menjelang menopause. Sedangkan kontrasepsi dengan bahan aktif Copper, 3-4tahun harus diganti. Yang perlu diingat kontrasepsi ini bukanlah alat yang sempurna. Masih ada kekurangannya. Misalnya, kehamilan bisa tetap terjadi, perdarahan, atau infeksi. Mungkin akibat benang dari alat tersebut dapat merangsang mulut rahim sehingga menimbulkan perlukaan dan menganggu dalam hubungan seksual. Pemakaian AKDR juga membuat kita lebih mudah keputihan. Karena itu sebaiknya kontrasepsi ini tidak digunakan jika terdapat infeksi genetalia atau perdarahan yang tidak jelas. Keuntungannya, alat ini bisa dipakai untuk jangka panjang. Bahkan sama sekali tidak menganggu produksi ASI, jika ibu sedang menyusui. Efektifitas pemakaian kontrasepsi dalam rahim ini, dari seribu pasangan, sekitar 5 wanita dalam setahun akan hamil, ujar Andon. Spermisida

Kontrasepsi ini merupakan senyawa kimia yang dapat melumpuhkan sampai membunuh sperma. Bentuknya bisa busa, jeli, krim, tablet vagina, tablet, atau aerosol. Sebelum melakukan hubungan seksual, alat ini dimasukkan ke dalam vagina. Setelah kira-kira 5-10 menit hubungan seksual dapat dilakukan. Penggunaan spermisida ini kurang efektif bila tidak dikombinasi dengan alat lain, seperti kondom atau diafragma. Dari 100 pasangan dalam setahun, ada 3 wanita yang hamil. Tapi karena sering salah dalam pemakaiannya, bisa terjadi sampai 30 kehamilan, jelas Andon. Diakuinya, banyak wanita merasa tak nyaman menggunakan spermasida. Keluhannya, tidak enak dan timbul alergi, ujar Andon kemudian. Selain itu, pemakaiannya agak merepotkan menjelang hubungan senggama. Pasangan pun sulit mencapai kepuasan. KONTRASEPSI HORMONAL Kontrasepsi ini menggunakan hormon, dari progesteron sampai kombinasi estrogen dan progesteron. Penggunaan kontrasepsi ini dilakukan dalam bentuk pil, suntikan, atau susuk. Pada prinsipnya, mekanisme kerja hormon progesteron adalah mencegah pengeluaran sel telur dari indung telur, mengentalkan cairan di leher rahim sehingga sulit ditembus sperma, membuat lapisan dalam rahim menjadi tipis dan tidak layak untuk tumbuhnya hasil konsepsi, saluran telur jalannya jadi lambat sehingga mengganggu saat bertemunya sperma dan sel telur. Pil atau Tablet

Pil bertujuan meningkatkan efektifitas, mengurangi efek samping, dan meminimalkan keluhan. Sebagian besar wanita dapat menerima kontrasepsi ini tanpa kesulitan. Di Indonesia, jenis ini menduduki jumlah kedua terbanyak dipakai setelah suntikan. Pil ini tersedia dalam berbagai variasi. Ada yang hanya mengandung hormon progesteron saja, ada pula kombinasi antara hormon progesteron dan estrogen. Cara menggunakannya, diminum setiap hari secara teratur. Ada dua cara meminumnya yaitu sistem 28 dan sistem 22/21. Untuk sistem 28, pil diminum terus tanpa pernah berhenti (21 tablet pil kombinasi dan 7 tablet plasebo). Sedangkan sistem 22/21, minum pil terus-menerus, kemudian dihentikan selama 7-8 hari untuk mendapat kesempatan menstruasi. Jadi, dibuat dengan pola pengaturan haid (sekuensial). Pada setiap pil terdapat perbandingan kekuatan estrogenik atau progesterogenik, melalui penilaian pola menstruasi. Wanita yang menstruasi kurang dari 4 hari memerlukan pil KB dengan efek estrogen tinggi. Sedangkan wanita dengan haid lebih dari 6 hari memerlukan pil dengan efek estrogen rendah. Sifat khas kontrasepsi hormonal yang berkomponen estrogen menyebabkan mudah tersinggung, tegang, berat badan bertambah, menimbulkan nyeri kepala, perdarahan banyak saat menstruasi, Sedangkan yang berkomponen progesteron menyebabkan payudara tegang, menstruasi berkurang, kaki dan tangan sering kram, liang senggama kering. Penggunaan pil secara teratur dan dalam waktu panjang dapat menekan fungsi ovarium. Kerugian lainnya, mungkin berat badan bertambah, juga rasa mual sampai muntah, pusing, mudah lupa, dan ada bercak di kulit wajah seperti vlek hitam. Juga dapat mempengaruhi fungsi hati dan ginjal. Kecuali itu, kandungan hormon estrogen dapat mengganggu produksi ASI. Keuntungannya, pil ini dapat meningkatkan libido, sekaligus untuk pengobatan penyakit endometriosis. Haid menjadi teratur, mengurangi nyeri haid, dan mengatur keluarnya darah haid. Efektifitas penggunaan pil ini 95-98 persen. Jadi, ada sekitar 7 wanita yang hamil dari 1.000 pasangan dalam setahun. Suntikan

Kontrasepsi suntikan mengandung hormon sintetik. Penyuntikan ini dilakukan 2-3 kali dalam sebulan. Suntikan setiap 3 bulan *(Depoprovera)*, setiap 10 minggu *(Norigest)*, dan setiap bulan *(Cyclofem)*. Salah satu keuntungan suntikan adalah tidak mengganggu produksi ASI. Pemakaian hormon ini juga bisa mengurangi rasa nyeri dan darah haid yang keluar. Sayangnya, bisa membuat badan jadi gemuk karena nafsu makan meningkat. Kemudian lapisan dari lendir rahim menjadi tipis sehingga haid sedikit, bercak atau tidak haid sama sekali. Perdarahan tidak menentu. Tingkat kegagalannya hanya 3-5 wanita hamil dari setiap 1.000 pasangan dalam setahun. Susuk

Disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit pada lengan kiri atas. Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus silastik (plastik berongga) dan ukurannya sebesar batang korek api. Susuk dipasang seperti kipas dengan enam buah kapsul. Kini sedang diuji coba susuk satu kapsul*implanon)*. Di dalamnya berisi zat aktif berupa hormon atau Levonorgestrel. Susuk tersebut akan mengeluarkan hormon tersebut sedikit demi sedikit. Jadi, konsep kerjanya menghalangi terjadinya ovulasi dan menghalangi migrasi sperma.

Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun *(Norplant)* dan 3 tahun *(Implanon)*. Sekarang ada pula yang diganti setiap tahun. Penggunaan kontrasepsi ini biayanya ringan. Pencabutan bisa dilakukan sebelum waktunya jika memang ingin hamil lagi. Efektifitasnya, dari 10.000 pasangan, ada 4 wanita yang hamil dalam setahun. Efek sampingnya berupa gangguan menstruasi, haid tidak teratur, bercak atau tidak haid sama sekali. Kecuali itu bisa menyebabkan kegemukan, ketegangan payudara, dan liang senggama terasa kering. Kendala lainnya dalam pencabutan susuk yaitu sulit dikeluarkan karena mungkin waktu pemasangannya terlalu dalam. Hal tersebut dapat menimbulkan infeksi. KONTRASEPSI MANTAP Dipilih dengan alasan sudah merasa cukup dengan jumlah anak yang dimiliki. Caranya, suami-istri dioperasi (vasektomi untuk pria dan tubektomi untuk wanita). Tindakan dilakukan pada saluran bibit pada pria dan saluran telur pada wanita, sehingga pasangan tersebut tidak akan mendapat keturunan lagi. *Aman Bagi Pasangan Baru Menikah* ** Jika Anda baru menikah dan belum berencana punya anak, gunakanlah metoda sederhana untuk menunda kehamilan. Apa saja itu? 1. KONDOM Sperma yang keluar akan ditampung oleh kondom, sehingga tidak masuk ke dalam rahim. Kegagalan mungkin saja terjadi. Biasanya karena kondom robek dan bocor. 2. PANTANG BERKALA Untuk menghindari kehamilan, lakukan hubungan intim hanya saat istri dalam masa tidak subur. Ini bisa dilakukan pada pasangan yang istrinya mempunyai siklus haid teratur. Kerjasama dan pengertian suami sangat dibutuhkan dalam hal ini. 3. SENGGAMA TERPUTUS Cara ini mungkin bisa menghindari kehamilan. Konsepnya, mengeluarkan alat kelamin menjelang terjadinya ejakulasi. Cuma, cara ini memang agak mengganggu kepuasan kedua belah pihak. Tingkat kegagalannya cukup tinggi, 30-35 persen. Ini lebih disebabkan suami tidak bisa mengontrol, sehingga sperma tetap saja tertumpah di mulut rahim dan tetap bisa masuk vagina. ujar Andon. Metode Kondom Cara Pemandulan Metode Coitus Interruptus Tekhnologi mutakhir telah merambah berbagai segi kehidupan, sehingga mempengaruhi segala perilaku manusia. Banyak sekali pengaruh positif dari kemajuan zaman, namun tidak sedikit pula halhal negatif yang ikut berkembang mengiringinya. Semakin banyak orang yang telah meninggalkan kehidupan alamiah dan natural, pola hidup instantaneous, yakni keinginan meraih sesuatu dengan cepat dan instant sudah menjadi budaya yang

lazim. Namun sebenarnya tidak semua yang serba cepat, kilat dan mudah didapat selalu baik bagi kehidupan orang itu sendiri. Adapun alat kontrasepsi merupakan salah satu hasil dari tekhnologi, namun dampaknya tidak selalu berpengaruh baik bagi penggunanya. Bahkan jika fatal akan berakibat pengeringan dan kemandulan. Oleh sebab itu kita harus waspada dan bepikir seribu kali terlebih dahulu untuk menggunakannya. Atau kita mencoba melongok ke metode alternatif lain yang lebih aman dan nyaman. Beberapa metode pencegahan kehamilan Metode Kondom Kondom merupakan salah satu metode pencegahan kehamilan pada suatu kegiatan senggama dengan menggunakan alat berbentuk kantong tipis, yang dikenakan pada alat vital seorang pria. Kondom sudah dikenal oleh banyak orang, bahkan pada masa awal sosialisai KB di negera kita, alat ini banyak dibagi- bagikan secara gratis kepada penduduk. Kondom dibuat dari bahan elastis dan tipis, memang penggunaan alat ini sangat praktis dan mudah. Namun terkadang kenyamanan dalam bersenggama sering terganggu dalam arti secara secara esensi kontak antara si pria dan si wanita menjadi semu. Sehingga secara mental relasi keduanya secara hakiki menjadi tidak intim dan kurang personal. Bahkan untuk beberapa wanita ada yang alergi terhadap bahan dari alat ini. Cara Pemandulan (Vasektomi/vertilisasi)

Cara lain untuk menghindari kehamilan adalah dengan cara membuat si pria tidak subur lagi. Cara ini sering disebut vasektomi. Buah zakar atau testis pada alat kelamin pria adalah penghasil sel mani atau spermatozoa yang kemudian disalurkan keluar melalui saluran sperma. Dengan dasar ini seorang pria dapat dimandulkan dengan cara memutus hubungan saluran sel mani tersebut. Caranya dengan melakukan operasi untuk memutus saluran tersebut atau mengikatnya. Sehingga sel sperma yang dihasilkan oleh testis tidak dapat keluar, tetapi sel sperma ini mengurai kembali ke dalam saluran darah. Pada seorang wanita cara memandulkan ini juga dengan prinsip yang sama yakni mengikat/memutus saluran sel terlur. Bahaya yang mungkin timbul pada seorang pria yang melakukan pemandulan adalah kemungkinan terjadi auto-immun, yakni suatu bentuk gangguan pada fisik. Sedangkan pada seorang wanita yang melakukan pemandulan, gangguan yang dapat terjadi adalah kelainan pada organ tersebut, yang bisa berakibat pendarahan yang banyak sehabis operasi.

Metode Coitus Interruptus Coitus interruptus artinya senggama yang diputus/dihentikan mendadak. Dalam pengertian bahwa seorang pria pada saat melakukan senggama bila akan mencapai klimaks yaitu ditandai dengan terpancarnya sperma keluar dari alat vitalnya. Pada detik-detik sebelum keluar, ia akan merasakan bahwa sebentar lagi sperma akan keluar, dan pada saat itulah dilakukan pencabutan alat kelamin pria dari dalam liang senggama, sehingga sperma terpancar di luar liang senggama. Metode ini secara umum akan mengakibatkan kekecewaan pada si wanita, apalagi bila si wanita belum mencapai klimaks. Dan untuk pria sendiri juga menjadi kurang puas dan kurang enjoy. Sehingga secara mental metode ini akan sangat mengakibatkan pengaruh yang buruk pada relasi berikutnya. Untuk mencegah kehamilan metode ini masih kurang efektif, karena ada kemungkinan bahwa sperma atau sel sperma sudah ada yang mendahului keluar bersamaan cairan bening pada pria, atau pencabutannya kurang tepat, sehingga ada sperma yang tercecer di sekitar liang senggama. Dimana sel sperma masih mampu merambat masuk ke liang senggama yang lebih dalam dan bisa mengakibatkan kehamilan. Metode Spiral Spiral atau IUD adalah suatu alat berbentuk spiral yang dipasang di dalam liang senggama seorang isteri.

Alat ini bekerja dengan cara menggagalkan penempelan zygot (sel sperma dan sel telur yang telah bersatu) di dalam dinding rahim. Karena selaput lendir pada dinding rahim dibuat menjadi radang. Oleh sebab itu zygot tidak dapat menempel dan akhirnya mati. Pencegahan kehamilan dengan cara ini jelasjelas secara esensi merupakan bentuk aborsi/pengguguran. Karena bersifat membunuh sel telur yang sudah dibuahi. Menggurgurkan adalah berarti membunuh. Metode Pil / Obat-Obatan Metode pil adalah suatu cara mencegah kehamilan dengan cara menggunakan obat-obatan dalam bentuk pil/obat oral.

Obat atau pil ini bekerja dengan titik sasaran pada kelenjar hypothalamnus dan kelenjar hypophisis, yang bertujuan untuk mempengaruhi indung telur dalam proses produksi sel telur. Pil ini bekerja untuk membuat produksi sel telur terhenti supaya tidak terjadi ovulasi. Selain itu pil ini juga bekerja pada dinding rahim dengan cara mengeringkan lendir rahim, sehingga bila terjadi ovulasi dan dibuahi oleh sel sperma, zygot ini tidak dapat menempel, artinya sama dengan aborsi pada tahap awal. Sama juga dengan membunuh janin. Metode Susuk

Susuk artinya benda yang dimasukkan ke dalam tubuh seseorang isteri, yang biasanya dipasang pada lengan di dalam salah satu urat. Susuk ini akan mempengaruhi hormon pada wanita sehingga mengakibatkan tidak subur. Akibat yang sering ditimbulkan oleh susuk ini adalah seperti yang sering dikeluhkan oleh ibu-ibu, antara lain tubuh menjadi gemuk, sering mengalami pusing-pusing, dan sebagainya. Masih banyak pengaruh buruk lain yang mungkin bisa ditimbulkan oleh alat kontrasepsi ini. Yang dirasakan oleh para pemakainya melalui gejala-gejala yang dirasakannya. Bahkan ada indikasi bahwa banyak anak cacat fisik maupun mental adalah diakibatkan oleh alat ini. Yakni penggunaan pil yang gagal,

dimana pil digunakan namun janin masih kuat dan hidup sehingga pertumbuhannya menjadi abnormal sampai dilahirkan.

You might also like