You are on page 1of 2

Cara Kerja USG USG atau ultrasonografi adalah alat bantu diagnostik di bidang kedokteran untuk menampilkan gambaran

struktur bagian dalam tubuh manusia yang bekerja dengan menggunakan bantuan teknologi gelombang suara frekuensi tinggi seperti yang dimiliki kelelawar. Alat ini terdiri atas monitor dan transducer. Transduser merupakan alat yang akan mentransfer pantulan gelombang suara menjadi sebentuk gambar yang akan tampil dilayar monitoir, hasilnya disebut sonogram. Berdasarkan cara kerjanya dibedakan menjadi dua, yang pertama transduser ditempelkan di permukaan kulit tubuh (bagian perut) yang disebut USG Transabdominal. Sebelum transduser ditempelkan dipermukaan perut, permukaan kulit dilapisi dengan suatu ultrasound gel agar-agar khusus. Lalu transduser digerakkan keatas dan kebawah. Pada saat itu juga komputer akan menerjemahkan gelombang suara kedalam suatu bentuk gambar. Sebelum menjalani pemerikasaan ultrasonografi ini, pasien diminta untuk meminum air putih dalam jumlah yang cukup banyak, untuk memudahkan pemeriksaan karena gelombang suara merambat lebih baik dalam air. Cara yang kedua, transduser dimasukkan ke dalam tubuh melalui vagina sehingga disebut USG Transvaginal. Biasanya cara yang kedua ini dilakukan pada kehamilan muda. Sebelum menjalani pemeriksaan, pasien diminta untuk mengosongkan kantung kemih sehingga mempermudah masuknya transduser kedalam rahim (Anonim, 2001). Pada awalnya, metode Ultrasound yang dikembangkan adalah metode Ultrasound dua dimensi. Ada dua macam Ultrasound dua dimensi, yaitu Ultrasound Doppler dan Ultrasound berwarna. Ultrasound Doppler hanya menampilkan gambar hitam putih, dan biasa digunakan untuk mengamati denyut jantung janin. Ultrasound dengan warna masih menampilkan gambar dua dimensi, tettapi dalam warnawarna khusus yang biasanya ditujukan untuk memperbaiki kualitas gambar. Namun bukan berarti warna organ yang ditampilkan pada monitor adalah warna organ yang sesungguhnya.

Perkembangan selanjutnya, metode Ultrasound yang digunakan adalah Ultrasound tiga dimensi (3D). Ultrasound 3D memberikan gambar yang berkualitas lebih baik, yaitu memiliki volume. Gambar yang ditampilkan tidak datar (hanya terdiri dari panjang dan lebar saja), tetapi juga memiliki ketebalan. Oleh sebab itu, jenis Ultrasound ini lebih sering digunakan untuk mengamati organ yang perlu dilihat volumenya, misalnya melihat adanya anomali atau keanehan congenital atau cacat pada kerangka janin. Perkembangan terakhir dari metode Ultrasound ini adalah ditemukannya Ultrasound empat dimensi (4D). Ultrasound 4D merupakan penyempurnaan dari Ultrasound 3D yang tidak hanya menampilkan gambaran tiga dimensi, tetapi juga menciptakan gambaran yang bergerak. Teknik Ultrasound 4D menghadirkan perbedaan antara video dengan sekedar foto. Melalui revolusi teknologi ini, gambaran tiga dimensi janin dikembangkan menjadi semacam gambaran hidup, sehingga perkembangan janin dapat dianalisis dengan jauh lebih baik (Anonim, 2004b) Daftar pustaka Anonim. 2001. Mnanfaat USG. Femina. Februari 2001. Vol.29. No:6. p:76-77. Anonim. 2004a. Ultrasound-Obstetric. Radiological Society of North America. April 12, 2004. Anonim. 2004b. Live 3D Ultrasound (4D). Midland Ultrasound & Medical Specialists.

You might also like