You are on page 1of 9

PROYEK JAMUR A.

PENDAHULUAN Jamur Tiram mempunyai peluang pasar yang cukup besar, potensi pasar tidak hanya pada pemasaran dalam bentuk segar saja tetapi juga dalam bentuk produk olahan. Berbagai macam masakan yang dapat dihasilkan dari bahan utama jamur tiram menjadikan komoditi ini sebagai komoditi dengan tingkat permintaan ulang yang tinggi. Tidaklah mengherankan jika pasokan di pasar (tradisional maupun modern) sering mengalami kekurangan. Sebagian besar petani jamur kita membudidayakan jamur (tiram) dalam skala usaha terbatas dikarenakan minimnya modal yang ada, sehingga rata-rata hanya mempunyai satu unit kumbung. Hal ini menyebabkan kontinuitas dan kuantitas jamur yang bisa disediakan sulit dipenuhi. Selain itu baglog yang berkualitas baik dan jadwal ketersediaan baglog juga menjadi masalah tersendiri, karena kapasitas dan kemampuan produsen baglog juga terbatas. Agar kontinuitas dan kuantitas suplai jamur baik untuk diolah maupun untuk dipasarkan segar, maka perlu dirancang suatu kegiatan bisnis yang di dalamnya terdapat unit-unit produksi yang saling mendukung dan mempunyai fungsi dan tanggungjawab masing-masing. Unit-unit produksi tersebut bisa digambarkan sebagai aliran kegiatan dari hulu sampai ke hilir, yaitu dari Unit Produksi Baglog, Unit Budidaya Jamur, Unit Pengolahan, sampai dengan Unit Pemasaran. Lokasi pembangunan proyek ini direncanakan di daerah Pakem Sleman Yogyakarta. Lahan yang disediakan terdiri 4 blok tanah ukuran 20 x 30 m, total luas lahan 2.400 m2. B. GAMBARAN BESAR PROYEK Proyek ini dirancang sebagai suatu kegiatan yang akan menjalankan unit-unit bisnis yang saling bersinergi. Unit-unit bisnis yang dimaksud adalah dalam kerangka agroindustri jamur tiram, yaitu diawali dengan Unit Produksi Media Tanam yang akan bertanggung jawab menghasilkan baglog dalam jumlah cukup dan mutu baik. Unit berikutnya adalah Unit Budidaya Jamur Tiram yang akan menghasilkan jamur tiram segar dalam jumlah cukup dan mutu baik. Unit Pengolahan adalah unit selanjutnya yang bertanggungjawab mengolah jamur tiram segar menjadi suatu produk yang mempunyai umur simpan lama sehingga dapat dipasarkan dalam jarak dan waktu yang lebih panjang. Selain itu sebagai jawaban atas jamur tiram segar yang tidak lolos mutu untuk dipasarkan dalam bentuk segar. Unit terakhir adalah Unit Pemasaran, yaitu yang bertanggungjawab memasarkan dan membuka pasar baru baik untuk media tanam (baglog), jamur segar maupun bentuk olahan. Lahan yang harus disediakan untuk mewujudkan bisnis jamur tiram dari hulu ke hilir minimal seluas 1000 m2 dalam satu area. Area dasar yang terpadu dalam satu kawasan dimaksudkan untuk memudahkan organisasi dan pengawasan. Lahan yang ada dibagi menjadi beberapa area, yaitu : 1. Zona bersih : a. Manajemen dan kantor ukuran 4x4 m = 16 m2 (dinding penuh)

b. Ruang sortasi 4x4 m = 16 m2 (dinding setengah). c. Pengolahan, pengepakan dan penyimpanan 4x8 m = 32 m2 (dinding penuh) Total zona bersih : 16 m2 + 16 m2 + 32 m2 = 72 m2 (7,2% dari total area) 2. Zona hijau untuk penyangga antara area produksi dengan zona bersih, meliputi jalan, parkir, taman, air dan limbah. Total zona hijau dibuat maksimal 120 m2 (12% dari total area) 3. Zona produksi media tanam : a. Stok serbuk gergaji 7x10 m b. Ruang pencampuran 4x8 m c. Ruang press baglog & stok 4x4 m d. Gudang katul dan bahan-bahan produksi 4x4 m e. Area sterilisasi, boiler dan ruang bakar 4x3 m f. Boiler room 4x3 m g. Ruang pengisian F3, 5x4 m h. Ruang Inkubasi dan alur pengiriman 5x18 m Total zona produksi media tanam = 70 m2 ( terbuka , lantai kasar) = 32 m2 (dinding setengah) = 16 m2 (dinding setengah) = 16 m2 (dinding penuh) = 12 m2 (dinding setengah) = 12 m2 (dinding penuh, cor, pintu besi) = 20 m2 (dinding penuh) = 40 m2 (dinding penuh) = 218 m2 (22% dari total area)

4. Zona budidaya : Seluruh sisa area dimanfaatkan sepenuhnya untuk zona budidaya dengan membangun kumbung-kumbung jamur. Kumbung sebaiknya berukuran sama, dengan demikian isi baglog per kumbung akan sama untuk memudahkan perawatan dan pengawasan produksi. Total zona terpakai : 7,2% + 12% + 22% = 41,2% Sisa untuk zona budidaya : 58,8% setara 580 m2 Kumbung ideal ukuran 4 x 16,5 m = 66 m2 setara 70 m2 (kapasitas 5000 baglog), dengan area yang tersedia untuk budidaya 580 m2 : 70 m2= 8 kumbung. Total kapasitas kumbung 40.000 baglog yang dibagi 4 umur yang berbeda, masing-masing 10.000 baglog/bulan. C. KAJIAN ASPEK PASAR DAN PEMASARAN Pemasaran ditangani oleh Unit Pemasaran/Marketing, tanggungjawab Unit ini meliputi Memasarkan Baglog (Media Tanam), Jamur Segar, dan Produk Olahan (Kripik Jamur). 1. Pasar dan Pemasaran Media Tanam Baglog yang dihasilkan oleh Unit Produksi Media Tanam sebanyak 24.000 baglog sebulan dijual untuk memenuhi kebutuhan sendiri (in house) sebanyak 10.000 baglog sebulan dan sisanya sebanyak 14.000 baglog dijual melalui Loh Jinawi. Penjualan baglog keluar cukup ditangani bagian administrasi karena bagian Unit Pemasaran bekerjasama dengan Lohjinawi. 2. Pasar dan Pemasaran Jamur Segar Pasar jamur segar terbuka luas, permintaan berasal dari : a. Pedagang sayur di pasar tradisional,

Berdasarkan catatan penyusun rata-rata 20 kg jamur segar per hari habis dijual di hampir setiap pasar tradisional di Yogyakarta. Jika diambil sample 10 pasar saja, maka ada 200 kg jamur tiram setiap hari habis dijual. Berdasarkan pengalaman penyusun sebagai supplier jamur di pasar, kebutuhan pedagang jamur di pasar sering tidak terpenuhi. b. Pengepul, Datang dari berbagai daerah di Yogyakarta, bahkan pengepul dari wilayah Klaten berburu jamur tiram segar langsung ke petani jamur yang ada di Yogyakarta. Kebutuhan masing-masing pengepul dapat mencapai 30 kg per hari. c. Pewaralaba Jamur Crispi, Ada satu pewaralaba yang dicatat oleh penyusun di Yogyakarta membutuhkan jamur tiram segar 30-40 kg per hari. Pengusaha ini juga mengeluhkan sering adanya kekurangan stok untuk mensuplai outlet-outletnya. Untuk memasarkan jamur segar dalam proyek ini dapat dilakukan oleh satu orang, direncanakan akan mensuplai pasar dengan jamur segar sebanyak 60 kg per hari. Berdasarkan pengalaman penyusun dan fakta-fakta yang dinyatakan di atas, penyusun merasa yakin mampu mengambil kuota pasar sebesar 60 kg per hari (180 kg per bulan). 2. Pasar dan Pemasaran Kripik Jamur Pengolahan jamur tiram mampu memberi nilai tambah secara signifikan, dan masuk pada pangsa dan segmen pasar yang berbeda dari jamur segar. Kripik jamur tiram sebagai hasil produksi dipasarkan di toko-toko pusat jajanan, untuk sementara yang ada di wilayah DIY. Strategi pemasaran jamur tiram dijelaskan sebagai berikut : a. Penjualan keripik jamur yang dibuat dari jamur olahan dengan target penjualan 80 karton/minggu, atau 320 karton/bulan setara dengan 12.000 dos isi 100 gram/dos. b. Dilakukan dengan sistim konsinyasi ke toko-toko oleh-oleh dengan brand dan tag line Jamur Sehat dan Khas Jogja. Setiap hari Sabtu dan Minggu plus hari Libur Nasional, toko-toko dibantu penjualannya dengan Sales Promotion Girl (SPG) di 8 toko secara bersamaan dan bergilir ke toko lain jika penjualan di toko tersebut sudah cukup stabil. c. Promosi ini akan berjalan selama 6 bulan atau 60 hari promosi, dengan target 40 toko tuntas dalam 60 hari kerja. Total promosi toko 60 hari x 8 SPG= 480 promosi toko selama 6 bulan, sehingga setiap toko akan dijangkau dengan 12 kali promosi toko d. Setiap toko disediakan display ukuran mini sekitar lebar 50 cm, panjang 120 cm, sehingga hanya memakan ruang 0,6 m2 yang diharapkan tidak akan memberatkan pemilik toko, karena dengan memberikan ruang sebesar itu, akan menghasilkan pemasukan yang besar bagi pemilik toko. e. Display mini, rak bertingkat 3 atau 4 layer untuk stok minimal 2 karton (80 dos, 100 gr/dos) kripik jamur ditoko tersebut dengan tinggi rak maksimal 120 cm dan pada sisi atas (eye level) dapat diberi sign board yang dapat menangkap mata konsumen. f. Jika setiap toko diberi rata-rata 2 karton stok x 40 toko = total 80 karton/minggu setara dengan 320 karton/bulan, maka diwajibkan ke 8 SPG dengan target penjualan 80 karton per minggu di 40 toko yang akan setara dengan kapasitas produk olahan 300 karton per bulan.

D. KAJIAN ASPEK TEKNIK DAN TEKNOLOGI 1. Unit Produksi Baglog Baglog adalah media tanam jamur, merupakan nutrisi untuk jamur yang akan dipelihara, ditempatkan pada wadah plastic PP ukuran 20x30 cm dengan ketebalan 0.5 mm agar tidak mudah bocor. Wadah plastic yang bocor akan menyebabkan media mudah terjadi kontaminasi dari jamur atau mikroorganisme lain, terutama disaat masa inkubasi penyebaran miselium di dalam bag log. Bahan media tanam yang berkomposisi baik disiapkan kemudian dicampur dengan merata, dilayukan agar spora-spora liar tergerminasi dan media terfermentasi, sehingga nantinya pertumbuhan jamur yang akan ditanam tidak terganggu jamur lain, dan dengan mudah mencerna nutrisi yang telah terfermentasi di dalam bag log. Setelah dilayukan media dimasukkan ke dalam plastic PP kemudian ditekan dengan mesin press otomatis, tujuannya untuk mendapatkan bag log dengan berat, ukuran, dan kepadatan yang konstan. Kepadatan yang konstan menjadikan bag log memiliki jumlah nutrisi yang standar, nantinya akan mempengaruhi penyebaran bibit tanpa gangguan. Sedang ukuran yang konstan akan mempermudah penempatan baglog pada rak, rata dan tidak mudah ambruk. Baglog disterilkan menggunakan boiler bertekanan dengan pemanasan uap basah yang bertekanan tinggi antara 1.5-2 atm, sehingga uap panas menjadi rata di dalam oven dan seluruh baglog mendapatkan panas yang merata pula. Pemanasan dengan boiler bertekanan biasanya dilakukan selama 5-6 jam sampai suhu diatas 100 0C dan dipertahankan pada suhu tersebut minimal 1-2 jam, merupakan standar minimal untuk mendapatkan bag log dengan mutu stabil dan terjaga, dimana tingkat kontaminasi sangat rendah dibawah 1%. Baglog yang sudah diterilkan dalam boiler didinginkan sampai suhu kamar, kemudian siap diinokulasi dengan bibit jamur tiram. Proses inokulasi dilakukan dengan prosedur standar baik dan steril untuk meminimalkan kontaminasi. Bibit jamur yang dipakai berasal dari turunan F3 dari induk yang baik, dari sumber yang terpercaya, berlabel. Setelah inokulasi bibit F3 dan kapas ditutupkan kembali pada bag log dengan rapat, maka bag log ditempatkan pada ruang inokulasi atau langsung ke kumbung dengan catatan suhu dalam ruang inkubasi atau kumbung dijaga antara 26290C. Fasilitas yang harus disiapkan untuk kegiatan pada Unit Produksi Media Tanam (Baglog) adalah : a. Bahan baku : serbuk gergaji, dedak, kapur pertanian, kapuk b. Gudang bahan baku c. Pekerjaan baglog : mesin press baglog, plastic PP, cincin, tutup, etc d. Pekerjaan sterilisasi : kayu bakar, boiler, boiler room, krat besi, blower, etc e. Inokulasi bibit F3 : ruang steril, stok F3 f. Pekerjaan pengiriman : mobil sewa, troly

Kapasitas boiler 2000 baglog sekali bakar dengan intensitas 3 kali bakar per minggu atau 12 kali bakar per bulan, maka kapasitas pembuatan media tanam 24.000 baglog/bulan dan dapat dinaikkan menjadi maksimal 30.000 baglog/bulan dengan 15 kali bakar setiap 2 hari sekali. Unit Produksi Baglog wajib mensuplai Unit Budidaya sejumlah 10.000 baglog per bulan dan akan terus berputar. Jika kapasitas produksi 24.000 baglog/bulan dan bisa dinaikkan menjadi 30.000 baglog per bulan, maka suplai in house sama sekali bukan masalah. Dengan suplai in house yang pasti sejumlah 10.000 baglog per bulan, maka sisanya sejumlah 14.000 20.000 baglog dapat dipasarkan keluar, bekerja sama dengan Lohjinawi yang sudah pasti memiliki pasar dan sistem marketing yang sudah mereka bangun hanya dengan membayar fee pemasaran saja. 2. Unit Budidaya Jamur Tiram Budidaya jamur tiram dilakukan dalam sebuah bangunan sebagai rumah jamur yang disebut Kumbung. Kumbung dibangun sebanyak 8 unit masing-masing ukuran 4x 16,5m, kapasitas 5000 baglog total 40.000 baglog. Dibagi dalam 4 kelompok umur, masing masing umur kapasitas 10.000 baglog per bulan (dua unit kumbung), artinya setiap bulan akan memasukkan baglog ke kumbung sebanyak 10.000 baglog untuk dua kumbung. Sehingga akan berotasi setiap bulan dan setiap periode habis akan digantikan dengan baglog baru.

Satu periode budidaya dibagi dalam dua fase, yaitu fase pra produksi dan fase produksi. Fase pra produksi berlangsung selama 28-30 hari dan fase produksi berlangsung selama 3-4 bulan. Pada fase produksi satu unit kumbung diharapkan akan menghasilkan jamur rata-rata 25-30 kg per hari, atau satu kelompok umur budidaya menghasilkan 50-60 kg per hari jamur segar. Jamur yang dihasilkan diupayakan mempunyai size sebagian besar diatas 14 cm, karena untuk dijadikan bahan baku pengolahan kripik jamur. Lazimnya size jamur yang disukai oleh konsumen dipasar adalah maks 12 cm, dan untuk memperoleh size tersebut jamur dipanen pada saat umur 3-4 hari sejak mulai tunas jamur tumbuh. Jamur dengan size seperti yang diinginkan yaitu diatas 14 cm, maka umur panen ditunda 1-2 hari dari biasanya. Setelah dilakukan sortasi pasca panen jamur, maka akan diperoleh dua kelompok jamur berdasarkan size yaitu size maks 12 cm (jamur pasar) dan size diatas 14 cm (jamur olahan). Diperkirakan jamur pasar akan diperoleh sebesar 35% dan jamur olahan diperoleh sebesar 65%.

Dengan pembagian 4 umur, masing-masing 10.000 baglog per bulan maka skema produksi diestimasikan sebagai berikut :

Umur Produksi/hari 0 bulan 1 bulan 2 bulan 3 bulan Jumlah

Jumlah Baglog 10.000 10.000 10.000 10.000 40.000

Produksi/hari 0 0 110 50 160 kg kg kg kg kg

+ 15 hari 0 kg 60kg 90kg 30kg 180kg

Karena system per 4 bulan, maka siklus ini akan dapat terjaga, sedang rata-rata produksi per hari dengan estimasi medium adalah berada pada range 160 kg dan 180 kg, sehingga rata-rata produksi per hari 170 kg jamur tiram segar, setara dengan 5.100 kg per bulan. 3. Unit Pengolahan Bekerja sama dengan unit budidaya, menerima seluruh produksi setelah masuk Administrasi Unit Budidaya. Unit Pengolahan mensortir hasil produksi menjadi 2 bagian, yaitu jamur pasar dan jamur olahan. Jamur pasar dengan spesifikasi diameter maksimal 12 cm dan ditargetkan kepada Unit Budidaya, untuk kelompok ini maksimal 35% dari total produksi 170kg setara dengan 60kg segar. Jamur pasar dipasarkan dengan kemasan 100gr, 200gr atau curah. Jamur olahan adalah jamur yang digunakan untuk olahan dengan size diameter diatas 14 cm agar rendemen olahan menjadi tinggi sampai sangat tinggi. Semakin besar diameter jamur, semakin tinggi rendemen olahan yang didapat, demikian sebaliknya. Jika estimasi produksi budidaya 170 kg per hari, dengan 60 kg dijual sebagai jamur pasar, maka kita akan mendapat 110 kg jamur olahan. Rendemen jamur ukuran besar antara 2,5 kg-3 kg jamur basah akan menjadi 1 kg keripik jamur, maka rendemen medium adalah 36%. Dengan penambahan tepung yang terukur, dan rendemen 36% maka dapat diharapkan akan mendapatkan jamur olahan (kripik) sekitar 39,6 kg per hari setara dengan 1.188 kg sebulan. Jika kemasan jual kripik jamur tiram dibuat per 100 gram, maka akan didapat 11.880 dos atau 300 karton isi 40 dos (@ 100 gr/dos). D. KAJIAN ASPEK SOSIAL DAN MANAJEMEN

E. KAJIAN ASPEK FINANSIAL Proyek dikatakan sehat dan layak jika ditinjau secara tekno ekonomi indikator yang diperoleh menyatakan layak dan cash flow menyatakan positif, artinya operasional

perusahaan secara financial dapat dilakukan secara mandiri. Bahwa di dalam perusahaan ini terdapat beberapa Unit Bisnis yang saling bersinergi secara system, maka tidak boleh ada satu unitpun yang dalam posisi merugi. Masing-masing Unit Produksi harus mampu memproduksi sesuai kapasitasnya dan mampu memasarkan produknya dengan harga jual yang baik sehingga memperoleh profit. Jika masing-masing unit mampu menghasilkan profit optimal maka secara keseluruhan proyek berjalan secara sehat dan mandiri. Rekapitulasi kondisi proyek dapat disajikan sebagai berikut : I. ESTIMASI PENDAPATAN Per Bulan

1. Penjualan dari Unit Produksi Media Tanam

Kapasitas minimal 24.000 baglog, 10.000 dijual in house x Rp 1.400 = Rp. 14.000.000,Dijual lewat Lohjinawi 14.000 baglog x Rp. 1.400,Rp. 19.600.000,2. Penjualan Jamur Pasar, jamur segar tanpa diolah =

Kapasitas dan target 1800kg/bulan x Rp. 7.500/kg Rp. 13.500.000,-

3. Penjualan Jamur Olahan ( eceran Rp 10.000/dos 100gr)

Total produksi 11.880 dos dengan harga Rp 5.500/100gr 65.340.000,----------------------- +

= Rp. -----------

Total estimasi pendapatan..= Rp. 112.440.000,-

ESTIMASI PENGELUARAN Per Bulan 1. Pembiayaan total produksi media tanam 24.000baglog x Rp. 1000 = Rp. 24.000.000,2. Tenaga budidaya, sortir dan packing 10 orang x Rp750.000/bulan = Rp. 7.500.000,3. Marketing 1 orang x Rp. 900.000,-/bulan 900.000,= Rp. = Rp. = = = = Rp. -------------------------------+ Total estimasi pengeluaran .= Rp. 79.464.000,-

4. Borongan olahan dengan rendemen 36%, 1188kg x Rp. 28.000,33.264.000,5. Biaya marketing SPG 10hr x 8 SPG x Rp. 50.000,- (6bulan) Rp. 4.000.000,6. 4 orang unit manager x Rp. 1.200.000,Rp. 4.800.000,7. 2 orang direktur x Rp 1.000.000,-

Rp. 2.000.000,8. Office, 2 administrasi, listrik, telpon dan pemeliharaan 3.000.000,-

ESTIMASI SELISIH PENDAPATAN DAN PENGELUARAN Estimasi pendapatan . Rp. 112.440.000,Estimasi pengeluaran .. Rp. 79.464.000,-

SELISIH pendapatan dan pengeluaran Rp. 32.936.000,(sebelum pajak) Selisih pendapatan dan pengeluaran setelah SPG selesai Rp. 36.936.000,(sebelum pajak)

F. PENUTUP DAN KESIMPULAN G. LAMPIRAN a. Tata Letak Unit Utama dan Pendukung b. Tata Letak Ruang c. Cash Flow d. Bagan Jadwal Pembangunan Unit Utama dan Pendukung e. Bagan Organisasi

You might also like