You are on page 1of 25

ZAKAT

Zakat adalah jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang yang beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (fakir miskin dan sebagainya) menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh syarak.[1] Zakat merupakan rukun ketiga dari Rukun Islam.

Etimologi
Secara harfiah zakat berarti "tumbuh", "berkembang", "menyucikan", atau "membersihkan". Sedangkan secara terminologi syari'ah, zakat merujuk pada aktivitas memberikan sebagian kekayaan dalam jumlah dan perhitungan tertentu untuk orang-orang tertentu sebagaimana ditentukan.

Sejarah zakat
Setiap muslim diwajibkan memberikan sedekah dari rezeki yang dikaruniakan Allah. Kewajiban ini tertulis di dalam Al-Quran. Pada awalnya, Al-Quran hanya memerintahkan untuk memberikan sedekah (pemberian yang sifatnya bebas, tidak wajib). Namun, pada kemudian hari, umat Islam diperintahkan untuk membayar zakat. Zakat menjadi wajib hukumnya sejak tahun 662 M. Nabi Muhammad melembagakan perintah zakat ini dengan menetapkan pajak bertingkat bagi mereka yang kaya untuk meringankan beban kehidupan mereka yang miskin.[2]. Sejak saat ini, zakat diterapkan dalam negara-negara Islam. Hal ini menunjukan bahwa pada kemudian hari ada pengaturan pemberian zakat, khususnya mengenai jumlah zakat tersebut.[3]. Pada zaman khalifah, zakat dikumpulkan oleh pegawai sipil dan didistribusikan kepada kelompok tertentu dari masyarakat. Kelompok itu adalah orang miskin, janda, budak yang ingin membeli kebebasan mereka, orang yang terlilit hutang dan tidak mampu membayar.[4]. Syari'ah mengatur dengan lebih detail mengenai zakat dan bagaimana zakat itu harus dibayarkan. Kejatuhan para khalifah dan negara-negara Islam menyebabkan zakat tidak dapat diselenggarakan dengan berdasarkan hukum lagi. [5]

Hukum zakat
Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi salah satu unsur pokok bagi tegaknya syariat Islam. Oleh sebab itu hukum zakat adalah wajib (fardhu) atas setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Zakat termasuk dalam kategori ibadah seperti salat, haji, dan puasa yang telah diatur secara rinci berdasarkan Al-Qur'an dan As Sunnah. Zakat juga merupakan amal sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat berkembang sesuai dengan perkembangan ummat manusia.

Jenis zakat
Zakat terbagi atas dua jenis yakni:
y

Zakat fitrah Zakat yang wajib dikeluarkan muslim menjelang Idul Fitri pada bulan Ramadan. Besar zakat ini setara dengan 3,5 liter (2,5 kilogram) makanan pokok yang ada di daerah bersangkutan. Zakat maal (harta) Mencakup hasil perniagaan, pertanian, pertambangan, hasil laut, hasil ternak, harta temuan, emas dan perak. Masing-masing jenis memiliki perhitungannya sendirisendiri.

Yang berhak menerima


Ada delapan pihak yang berhak menerima zakat, yakni: 1. Fakir - Mereka yang hampir tidak memiliki apa-apa sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok hidup. 2. Miskin - Mereka yang memiliki harta namun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar untuk hidup. 3. Amil - Mereka yang mengumpulkan dan membagikan zakat. 4. Mu'allaf - Mereka yang baru masuk Islam dan membutuhkan bantuan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan barunya 5. Hamba sahaya yang ingin memerdekakan dirinya 6. Gharimin - Mereka yang berhutang untuk kebutuhan yang halal dan tidak sanggup untuk memenuhinya 7. Fisabilillah - Mereka yang berjuang di jalan Allah (misal: dakwah, perang dsb) 8. Ibnus Sabil - Mereka yang kehabisan biaya di perjalanan.

Yang tidak berhak menerima zakat[6]


y y y y y

Orang kaya. Rasulullah bersabda, "Tidak halal mengambil sedekah (zakat) bagi orang yang kaya dan orang yang mempunyai kekuatan tenaga." (HR Bukhari). Hamba sahaya, karena masih mendapat nafkah atau tanggungan dari tuannya. Keturunan Rasulullah. Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya tidak halal bagi kami (ahlul bait) mengambil sedekah (zakat)." (HR Muslim). Orang yang dalam tanggungan yang berzakat, misalnya anak dan istri. Orang kafir.

Beberapa Faedah Zakat[7]


[sunting] Faedah Diniyah (segi agama)
1. Dengan berzakat berarti telah menjalankan salah satu dari Rukun Islam yang mengantarkan seorang hamba kepada kebahagiaan dan keselamatan dunia dan akhirat. 2. Merupakan sarana bagi hamba untuk taqarrub (mendekatkan diri) kepada Rabb-nya, akan menambah keimanan karena keberadaannya yang memuat beberapa macam ketaatan. 3. Pembayar zakat akan mendapatkan pahala besar yang berlipat ganda, sebagaimana firman Allah, yang artinya: "Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah" (QS: Al Baqarah: 276). Dalam sebuah hadits yang muttafaq "alaih Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam" juga menjelaskan bahwa sedekah dari harta yang baik akan ditumbuhkan kembangkan oleh Allah berlipat ganda. 4. Zakat merupakan sarana penghapus dosa, seperti yang pernah disabdakan Rasulullah Muhammad SAW.

[sunting] Faedah Khuluqiyah (Segi Akhlak)


1. Menanamkan sifat kemuliaan, rasa toleran dan kelapangan dada kepada pribadi pembayar zakat. 2. Pembayar zakat biasanya identik dengan sifat rahmah (belas kasih) dan lembut kepada saudaranya yang tidak punya. 3. Merupakan realita bahwa menyumbangkan sesuatu yang bermanfaat baik berupa harta maupun raga bagi kaum Muslimin akan melapangkan dada dan meluaskan jiwa. Sebab sudah pasti ia akan menjadi orang yang dicintai dan dihormati sesuai tingkat pengorbanannya. 4. Di dalam zakat terdapat penyucian terhadap akhlak.

[sunting] Faedah Ijtimaiyyah (Segi Sosial Kemasyarakatan)


1. Zakat merupakan sarana untuk membantu dalam memenuhi hajat hidup para fakir miskin yang merupakan kelompok mayoritas sebagian besar negara di dunia. 2. Memberikan dukungan kekuatan bagi kaum Muslimin dan mengangkat eksistensi mereka. Ini bisa dilihat dalam kelompok penerima zakat, salah satunya adalah mujahidin fi sabilillah. 3. Zakat bisa mengurangi kecemburuan sosial, dendam dan rasa dongkol yang ada dalam dada fakir miskin. Karena masyarakat bawah biasanya jika melihat mereka yang berkelas ekonomi tinggi menghambur-hamburkan harta untuk sesuatu yang tidak bermanfaaat bisa tersulut rasa benci dan permusuhan mereka. Jikalau harta yang demikian melimpah itu dimanfaatkan untuk mengentaskan kemiskinan tentu akan terjalin keharmonisan dan cinta kasih antara si kaya dan si miskin. 4. Zakat akan memacu pertumbuhan ekonomi pelakunya dan yang jelas berkahnya akan melimpah. 5. Membayar zakat berarti memperluas peredaran harta benda atau uang, karena ketika harta dibelanjakan maka perputarannya akan meluas dan lebih banyak pihak yang mengambil manfaat.

[sunting] Hikmah Zakat


Hikmah dari zakat antara lain: 1. Mengurangi kesenjangan sosial antara mereka yang berada dengan mereka yang miskin. 2. Pilar amal jama'i antara mereka yang berada dengan para mujahid dan da'i yang berjuang dan berda'wah dalam rangka meninggikan kalimat Allah SWT. 3. Membersihkan dan mengikis akhlak yang buruk 4. Alat pembersih harta dan penjagaan dari ketamakan orang jahat. 5. Ungkapan rasa syukur atas nikmat yang Allah SWT berikan 6. Untuk pengembangan potensi ummat 7. Dukungan moral kepada orang yang baru masuk Islam 8. Menambah pendapatan negara untuk proyek-proyek yang berguna bagi ummat.

[sunting] Zakat dalam Al Qur'an


y y

QS (2:43) ("Dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'".) QS (9:35) (Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu.") QS (6: 141) (Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan).

Sum http://id.wikipedia.org/wiki/Zakatber : http://id.wikipedia.org/wiki/Zakat

SEJARAH ISLAM DI INDONESIA

Pada tahun 30 Hijri atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun dari wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman ibn Affan RA mengirim delegasi ke Cina untuk memperkenalkan Daulah Islam yang belum lama berdiri. Dalam perjalanan yang memakan waktu empat tahun ini, para utusan Utsman ternyata sempat singgah di Kepulauan Nusantara. Beberapa tahun kemudian, tepatnya tahun 674 M, Dinasti Umayyah telah mendirikan pangkalan dagang di pantai barat Sumatera. Inilah perkenalan pertama penduduk Indonesia dengan Islam. Sejak itu para pelaut dan pedagang Muslim terus berdatangan, abad demi abad. Mereka membeli hasil bumi dari negeri nan hijau ini sambil berdakwah.

Lambat laun penduduk pribumi mulai memeluk Islam meskipun belum secara besar-besaran. Aceh, daerah paling barat dari Kepulauan Nusantara, adalah yang pertama sekali menerima agama Islam. Bahkan di Acehlah kerajaan Islam pertama di Indonesia berdiri, yakni Pasai. Berita dari Marcopolo menyebutkan bahwa pada saat persinggahannya di Pasai tahun 692 H / 1292 M, telah banyak orang Arab yang menyebarkan Islam. Begitu pula berita dari Ibnu Battuthah, pengembara Muslim dari Maghribi., yang ketika singgah di Aceh tahun 746 H / 1345 M menuliskan bahwa di Aceh telah tersebar mazhab Syafi'i. Adapun peninggalan tertua dari kaum Muslimin yang ditemukan di Indonesia terdapat di Gresik, Jawa Timur. Berupa komplek makam Islam, yang salah satu diantaranya adalah makam seorang Muslimah bernama Fathimah binti Maimun. Pada makamnya tertulis angka tahun 475 H / 1082 M, yaitu pada jaman Kerajaan Singasari. Diperkirakan makammakam ini bukan dari penduduk asli, melainkan makam para pedagang Arab.

Sampai dengan abad ke-8 H / 14 M, belum ada pengislaman penduduk pribumi Nusantara secara besar-besaran. Baru pada abad ke-9 H / 14 M, penduduk pribumi memeluk Islam secara massal. Para pakar sejarah berpendapat bahwa masuk Islamnya penduduk Nusantara secara besar-besaran pada abad tersebut disebabkan saat itu kaum Muslimin sudah memiliki kekuatan politik yang berarti. Yaitu ditandai dengan berdirinya beberapa kerajaan bercorak Islam seperti Kerajaan Aceh Darussalam, Malaka, Demak, Cirebon, serta Ternate. Para penguasa kerajaan-kerajaan ini berdarah campuran, keturunan raja-raja pribumi pra Islam dan para pendatang Arab. Pesatnya Islamisasi pada abad ke-14 dan 15 M antara lain juga disebabkan oleh surutnya kekuatan dan pengaruh kerajaankerajaan Hindu / Budha di Nusantara seperti Majapahit, Sriwijaya dan Sunda. Thomas Arnold dalam The Preaching of Islam mengatakan bahwa kedatangan Islam bukanlah sebagai penakluk seperti halnya bangsa Portugis dan Spanyol. Islam datang ke Asia Tenggara dengan jalan damai, tidak dengan pedang, tidak dengan merebut kekuasaan politik. Islam masuk ke Nusantara dengan cara yang benar-benar menunjukkannya sebagai rahmatan lil'alamin.

Dengan masuk Islamnya penduduk pribumi Nusantara dan terbentuknya pemerintahanpemerintahan Islam di berbagai daerah kepulauan ini, perdagangan dengan kaum Muslimin dari pusat dunia Islam menjadi semakin erat. Orang Arab yang bermigrasi ke Nusantara juga semakin banyak. Yang terbesar diantaranya adalah berasal dari Hadramaut, Yaman. Dalam Tarikh Hadramaut, migrasi ini bahkan dikatakan sebagai yang terbesar sepanjang sejarah Hadramaut. Namun setelah bangsa-bangsa Eropa Nasrani berdatangan dan dengan rakusnya menguasai daerahdemi daerah di Nusantara, hubungan dengan pusat dunia Islam seakan terputus. Terutama di abad ke 17 dan 18 Masehi. Penyebabnya, selain karena kaum Muslimin Nusantara disibukkan oleh perlawanan menentang penjajahan, juga karena berbagai peraturan yang diciptakan oleh kaum kolonialis. Setiap kali para penjajah - terutama Belanda - menundukkan kerajaan Islam di Nusantara,

mereka pasti menyodorkan perjanjian yang isinya melarang kerajaan tersebut berhubungan dagang dengan dunia luar kecuali melalui mereka. Maka terputuslah hubungan ummat Islam Nusantara dengan ummat Islam dari bangsa-bangsa lain yang telah terjalin beratus-ratus tahun. Keinginan kaum kolonialis untuk menjauhkan ummat Islam Nusantara dengan akarnya, juga terlihat dari kebijakan mereka yang mempersulit pembauran antara orang Arab dengan pribumi.

Semenjak awal datangnya bangsa Eropa pada akhir abad ke-15 Masehi ke kepulauan subur makmur ini, memang sudah terlihat sifat rakus mereka untuk menguasai. Apalagi mereka mendapati kenyataan bahwa penduduk kepulauan ini telah memeluk Islam, agama seteru mereka, sehingga semangat Perang Salib pun selalu dibawa-bawa setiap kali mereka menundukkan suatu daerah. Dalam memerangi Islam mereka bekerja sama dengan kerajaan-kerajaan pribumi yang masih menganut Hindu / Budha. Satu contoh, untuk memutuskan jalur pelayaran kaum Muslimin, maka setelah menguasai Malaka pada tahun 1511, Portugis menjalin kerjasama dengan Kerajaan Sunda Pajajaran untuk membangun sebuah pangkalan di Sunda Kelapa. Namun maksud Portugis ini gagal total setelah pasukan gabungan Islam dari sepanjang pesisir utara Pulau Jawa bahu membahu menggempur mereka pada tahun 1527 M. Pertempuran besar yang bersejarah ini dipimpin oleh seorang putra Aceh berdarah Arab Gujarat, yaitu Fadhilah Khan Al-Pasai, yang lebih terkenal dengan gelarnya, Fathahillah. Sebelum menjadi orang penting di tiga kerajaan Islam Jawa, yakni Demak, Cirebon dan Banten, Fathahillah sempat berguru di Makkah. Bahkan ikut mempertahankan Makkah dari serbuan Turki Utsmani.

Kedatangan kaum kolonialis di satu sisi telah membangkitkan semangat jihad kaum muslimin Nusantara, namun di sisi lain membuat pendalaman akidah Islam tidak merata. Hanya kalangan pesantren (madrasah) saja yang mendalami keislaman, itupun biasanya terbatas pada mazhab Syafi'i. Sedangkan pada kaum Muslimin kebanyakan, terjadi percampuran akidah dengan tradisi pra Islam. Kalangan priyayi yang dekat dengan Belanda malah sudah terjangkiti gaya hidup Eropa. Kondisi seperti ini setidaknya masih terjadi hingga sekarang. Terlepas dari hal ini, ulama-ulama Nusantara adalah orang-orang yang gigih menentang penjajahan. Meskipun banyak diantara mereka yang berasal dari kalangan tarekat, namun justru kalangan tarekat inilah yang sering bangkit melawan penjajah. Dan meski pada akhirnya setiap perlawanan ini berhasil ditumpas dengan taktik licik, namun sejarah telah mencatat jutaan syuhada Nusantara yang gugur pada berbagai pertempuran melawan Belanda. Sejak perlawanan kerajaan-kerajaan Islam di abad 16 dan 17 seperti Malaka (Malaysia), Sulu (Filipina), Pasai, Banten, Sunda Kelapa, Makassar, Ternate, hingga perlawanan para ulama di abad 18 seperti Perang Cirebon (Bagus rangin), Perang Jawa (Diponegoro), Perang Padri (Imam Bonjol), dan Perang Aceh (Teuku Umar). (Bersambung)

http://camelia86.blogspot.com/2010/01/tarikh-islam.html

DOA
Maret 9, 2007 pada 3:26 pm (Abad Shohihah, Adab, Adab & Akhlaq, Adab Dan Akhlaq, Adab Mulia, Adab Shohihah, Adat, Adat Istiadat, Akhlaq, Akhlaq Mulia, Akhlaq Muslim, Akhlaq Shohihah, Artikel, Iman, Islam, Islamic, Kepribadian, Mental, Muamalah, Mukmin, Muslim, Peradaban, Peradaban Islam, Perilaku, religion, religius, Sholeh, Sifat, Tauhid)

MediaMuslim.Info Rasululloh shallallahu alaihi wa sallam seorang yang banyak berdoa, memohon dan menunjukkan ketergantungan kepada Alloh Subhanahu wa Taala. Beliau sangat menyukai kalimat-kalimat yang ringkas namun sarat makna dan juga menyukai ucapan-ucapan doa. Doa adalah ibadah yang sangat agung, yang tidak boleh dipalingkan kepada selain Alloh Subhanahu wa Taala. Hakikat doa adalah menunjukkan ketergantungan kita kepada Alloh Subhanahu wa Taala dan berlepas diri dari daya dan upaya makhluk. Doa merupakan tanda Ubudiyah (penghambaan diri secara totalitas kepada Alloh Subhanahu wa Taala). Doa juga merupakan lambang kelemahan manusia. Di dalam ibadah doa terkandung pujian terhadap Alloh Subhanahu wa Taala. Disamping itu terkandung juga sifat penyantun dan pemurah bagi Alloh Subhanahu wa Taala. Oleh sebab itu Rasululloh shallallahu alaihi wa sallam bersabda, yang artinya: Doa itu adalah ibadah (HR: Tirmidzi) Di antara doa Rasululloh shallallahu alaihi wa sallam adalah, yang artinya: Ya Alloh, tolonglah daku dalam menjalankan agama yang merupakan pelindung segala urusanku. Elokkanlah urusan duniaku yang merupakan tempat aku mencari kehidupan. Elokkanlah urusan akhiratku yang merupakan tempat aku kembali. Jadikanlah kehidupanku ini sebagai tambahan segala kebaikan bagiku dan jadikanlah kematianku sebagai ketenangan bagiku dari segala kejahatan. (HR: Muslim) Di antara doa beliau adalah, yang artinya: Ya Alloh, Yang Maha Mengetahui yang ghaib dan yang nyata. Ya Rabb Pencipta langit dan bumi, Rabb segala sesuatu dan yang merajainya. Aku bersksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan diriku, kejahatan setan dan bala tentaranya, atau aku melakukan kejahatan terhadap diriku atau yang aku tujukan kepada seorang muslim lain. (HR: Abu Daud) Demikian pula doa berikut ini: Ya Alloh, cukupilah aku dengan rizki-Mu yang halal (supaya aku terhindar) dari yang haram, perkayalah aku dengan karunia-Mu (supaya aku tidak meminta) kepada selain-Mu. (HR: At-Tirmidzi) Di antara permohonan beliau kepada Alloh Subhannahu wa Taala, yang artinya: Ya Alloh, ampunilah dosaku, curahkanlah rahmat-Mu kepadaku dan temukanlah aku dengan teman yang tinggi derajatnya. (Muttafaq alaih) Rasululloh shallallahu alaihi wa sallam senantiasa berdoa memohon kepada Rabb Subhanahu wa Taala baik pada waktu lapang maupun pada saat sempit. Pada peperangan Badar, beliau berdoa kepada Alloh Subhanahu wa Taala hingga jatuh selendang beliau dari kedua pundaknya, memohon kepada Alloh Subhanahu wa Taala agar menurunkan pertolongan bagi kaum muslimin dan menjatuhkan kekalahan atas kaum musyrikin. Beliau sering berdoa untuk dirinya sendiri, untuk keluarga dan ahli bait beliau, untuk sahabat-sahabat beliau bahkan untuk segenap kaum muslimin. (Sumber Rujukan: Sehari Di Kediaman Rasululloh Shallallahualaihi Wasallam, Asy-Syaikh Abdul Malik bin Muhammad bin Abdurrahman Al-Qasim)

Kiat Kiat Agar Doa Dikabulkan ( Pendoanya )


Posted by Khalid Abdullah in Uncategorized Saya akan mencoba membagikan kiat kita agar sebuah doa dikabulkan. Kiat kiat agar sebuah doa dikabulkan ini saya dapat dari ustad saya.

OKeh, kita bahas. Agar sebuah doa dikabulkan banyak sekali yang harus diperbaiki dan dioptimalkan. ( Yang bener-bener banget bisa berhasil 99 % dikabulkan ). Dalam hal ini ada 4 objek pokok yang harus diperhatikan. 4 objek itu adalah : 1. Pendoanya 2. Waktu 3. Tempat 4. Situasi Nah untuk postingan kali ini, akan saya bahas dari objek pendoanya terlebih dahulu. ada 5 hal yang bisa diperbaikin dari objek utama yaitu pendoanya.

1. Lurus Menghadap Kiblat


Lurus Menghadap Kiblat ? Ya ! Disaat anda doa sambil menghadap kiblat, lebih mendapat kemungkinan sebuah doa dikabulkan oleh Allah. Kenapa ??? Ya kalo dibayangkan, sekali lagi hanya dibayangkan, Alabila Allah adalah manusia sama seperti kita, Apakah anda akan lebih senang jika anak anda meminta uang kepada sambil : menatap anda, dengan tidak bergerak sambil menatap mata anda dengan tulus ??? Atau anak anda meminta dengan berkata : Ayah bagi uang donk.. disertai sambil sambil lari mengambil tasnya, karena dia udah ditunngu temannya untuk pergi dengan motor ?? Saya yakin anda akan lebih mengabulkan permintaan minta uang anak anda dengan sikap yang pertama. Dengan anak kita meminta dengan posisi badan yang menghadap kita dan dengan mata yang menatap lurus kita, kita akan merasa lebih dihargai. Dan tentunya peluang anak kita tersebut dikabulkan lebih besar untuk dikabulkan. Nah kalau Allah suka apabila kita berdoa dalam posisi menghadap kiblat.

2. Bersih Hatinya
Jelas harus lagi hati yang bersihlah yang dikabulkan oleh Allah doanya. Bersih seratus persen saya rasa tidaklah mungkin. Mungkin lebih gampangnya. Bersih dari :
y y y y y

Rasa Marah Rasa Dendam Rasa Dengki Rasa Iri Rasa Nafsu

3. Yakin Dikabulkan
Banyak orang yang berdoa tapi tidak yakin. Hei ! Berdoa itu haris yakin dikabulkan. Memang terkadang dengan merasa banyak dosa, kita jadi merasa tidak pantas dikabulkan, yang berakibat kurang yakinnya dalam berdoa, bahwa doanya akan dikabulkan. Padahal Allah senang apabila hambaNya berdoa dengan penuh melas dan penuh keyakinan kalau Allah akan mengampuni doa dari hambanya yang melas dan pasrah itu.

4. Banyak Berbuat Baik


Nah yang ini nich, Begini, banyak para oknum oknum yang sering agak memebrikan sogokan kepada seseorang yang dinilai akan bisa membantunya dalam kepentingan hidupnya. Ya, misal nyogok dosen dengan parsel saat lebaran, biar IPnya dikasih tinggi. contohnya. Apakah Allah perlu disogok juga ? Secara banget bangetnya ya gak perlulah Allah disogok. Gak butuh dan gak perlu sama sekali malah ! Namun apakah bersalah jika kita yang sedang mempunyai maksud tertentu kepada Allah, menyiapkan diri dengan sogokan berupa beramal baik terlebih dahulu, sebelum meminta maksud tertentu itu. Tolong jangan bilang ke saya : kalo gitu mah namanya berbuat baik kalau ada maunya doank ! Hei ! Kalau anda bilang begitu, terus lebih baik meminta doa kepada Allah tanpa berbuat baik sama sekali gitu ??? pendapat yang lebih baikkah ???!!! Yang disarankan ( yang biasanya dari cerita-cerita orang yang dikabulkan doanya ), biasanya berbuat baiknya adalah :

y y y

Berinfak, Beramal, Berwaqaf. ( Dan julukan memberi lainnya ) Mengunjungi Orang Sakit Habis Memaafkan Kesalahan Orang Lain, padahal berhak banget buat kita untuk marah dan membalasnya.

5. Merendahkan Diri Di Hadapan Allah


Kita gak pantes sombong. Sedangkan Allah pantes banget untuk sombong ! yaiyalah Maha Kuasa. Nah sudah sepatutnya kita berdoa dengan merendahkan hati terlebih dahulu. Memujinya lewat shalawat-shalawat dan surat Al-Fatihah. Pernah melihat orang yang berdoa sambil meringkuh, merunduk, meringkuk sedemikian rupa ? Nah seperti itulah posisi badan dan hati seharusnya dalam berdoa agar dikabulkan. EHem cukup sekian point-point penting singkat yang dihadirkan di artikel ini agar doa dikabulkan. Akan berlanjut dari segi segi lainnya. Semoga Bermanfaat.

Sumber : http://khalidabdullah.com/kiat-%E2%80%93-kiat-agar-do%E2%80%99a-dikabulkan

Akhlakul Karimah
hamba tuhan on Mon Feb 28, 2011 3:14 pm
Akal dan nurani seorang setiap manusia dapat dilihat melalui kelakuan yang biasa ia tampakkan dalam keseharian. Dengan kata lain, akhlak merupakan satuan ukuran yang digunakan untuk mengukur ketinggian akal dan nurani seseorang. Aisyah ra pernah menuturkan: Rasulullah bukanlah seorang yang keji dan tidak suka berkata keji, beliau bukan seorang yang suka berteriak-teriak di pasar dan tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Bahkan sebaliknya, beliau suka memaafkan dan merelakan . (HR. Ahmad) Al-Husein cucu Rasulullah saw menuturkan keluhuran budi pekerti beliau. Ia berkata: Aku bertanya kepada ayahku tentang adab dan etika Rasulullah saw terhadap orang-orang yang bergaul dengan beliau, ayahku menuturkan: Beliau saw senantiasa tersenyum, luhur budi pekerti lagi rendah hati, beliau bukanlah seorang yang kasar, tidak suka berteriak-teriak, bukan tukang cela, tidak suka mencela makanan yang tidak disukainya .

Seorang lelaki menemui Rasulullah saw dan bertanya, Ya Rasulullah, apakah agama itu? . Rasulullah saw menjawab, Akhlak yang baik . Kemudian ia mendatangi Nabi dari sebelah kanannya dan bertanya, Ya Rasulullah, apakah agama itu? . Nabi saw menjawab, Akhlak yang baik . Kemudian ia menghampiri Nabi saw dari sebelah kiri dan bertanya, Ya Rasulullah, apakah agama itu? . Dia bersabda, Akhlak yang baik . Kemudian ia mendatanginya dari sebelah kirinya dan bertanya, Apakah agama itu? . Rasulullah saw menoleh kepadanya dan bersabda, Belum jugakah engkau mengerti? Agama itu akhlak yang baik . (al-Targhib wa al-Tarhib 3:405) Nabi saw bersadba, Aku menjamin sebuah rumah di surga yang paling tinggi bagi orang-orang yang berakhlak baik . (HR. Abu Dawud) Dengan demikian, ibadah dan akhlak merupakan pasangan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Ibadah dan akhlak laksana pohon dengan buahnya. Kualitas akhlak merupakan cermin dari kualitas ibadah seseorang. Setiap manusia pastilah memiliki akhlak. Dan setiap akhlakqul karimah merupakan buah dari ketaataannya kepada Allah swt. Kata akhlak secara etimologi berasal dari kata al-akhlaaqu yang merupakan bentuk jamak dari kata al-khuluqu yang berarti tabiat, kelakuan, perangai, adat kebiasaan atau khalqun yang berarti kejadian, buatan, ciptaan. Jadi secara etimologi akhlak itu berarti perangai, tabiat atau sistem perilaku yang dibuat. Pengertian Akhlak Secara terminologi, akhlak adalah pola perilaku yang berdasarkan kepada dan memanifestasikan nilai-nilai Iman, Islam dan Ihsan. Menurut Imam Ghazali, akhlak yaitu suatu keadaan yang tertanam di dalam jiwa yang menampilkan perbuatan dengan senang tanpa memerlukan penelitian dan pemikiran. Sedangkan karimah berarti mulia, terpuji, baik. Apabila perbuatan yang keluar atau yang dilakukan itu baik dan terpuji menurut syariat dan akal maka perbuatan itu dinamakan akhlak yang mulia atau akhlakul karimah. Peranan Akhlakul Karimah Dalam Kehidupan Aqidah yang kuat merupakan akar bagi tegak dan kokohnya bangunan Islam. Kemudian syariah dan ibadah merupakan cabang-cabang yang akan membuatnya semakin rimbun, tampak subur, teduh dan kian menjulang. Sementara akhlak adalah buah yang akan dihasilkan oleh pohon yang berakarkan aqidah serta bercabang syariah dan berdaun ibadah. Pohon yang baik, tentunya akan menghasilkan buah yang baik. Maka aqidah, syariah serta ibadah yang mantab tentunya akan menghasilkan akhlak yang mantab pula, yaitu akhlakul karimah. Akhlak merupakan salah satu faktor kehidupan yang sangat mendasar dan vital. Hal ini dibuktikan dengan diutusnya Rasulullah saw ke muka bumi ini yang tidak lain adalah untuk menyempurnakan akhlak umat manusia, sebagimana tertuang dalam salah satu hadits Rasulullah saw yang artinya: Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia . (HR. Bukhari, Baihaqi, dan Hakim) Selain itu, Rasulullah saw juga bersabda: Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya. (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)

Berdasarkan hadits di atas, dapat dilihat bahwa sesungguhnya akhlak yang mulia bukan hanya diperuntukkan bagi umat muslim saja, namun bagi seluruh manusia. dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam . QS. Al Anbiyaa: 107 Ayat ini dikaitkan dengan hadits yang berbunyi Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia . (HR. Bukhari, Baihaqi, dan Hakim) menyiratkan satu isyarat bahwa Rasulullah saw diutus untuk akhlak manusia yang merupakan kunci untuk mendapatkan rahmat Allah swt. Akhlak mulia menjadi salah satu perintah vital di dalam Al Quran yang dilaksanakan dengan meneladani Rasulullah saw. Aisyah ra. ditanya mengenai akhlaq Rasulullah saw, maka beliau menjawab Akhlaq Rasulullah adalah Al Quran . (HR. Muslim) Dunia ini adalah alam sosialis yang mengharuskan setiap manusia atau bahkan hewan dan tumbuhan untuk dapat saling berinteraksi dengan baik. Dan itulah urgensi dari akhlakul karimah, sebagai sarana yang dapat melahirkan kehidupan sosial yang tenteram tanpa gontok-gontokan. Pada hakikatnya, hidup adalah untuk beribadah kepada Allah swt semata sebagaimana firman Allah swt yang artinya: dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku. QS. Adz Dzariyaat:56 Dan tentunya, ketenteraman dalam beribadah akan semakin mudah diraih manakala ketenteraman kehidupan pun ada. Dan ketenteraman hidup tentunya akan sangat membutuhkan timbal balik akhlakul karimah antar individu. Nabi saw bersabda, Tahukah kalian siapa orang yang bangkrut? . Mereka menjawab, Orang yang bangkrut adalah orang yang tidak mempunyai uang dan harta . Beliau lalu menjelaskan, orang yang bangkrut di antara umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa shalat, puasa dan zakatnya. Namun ia pernah mencela orang, mencaci orang, memakan harta orang, memukul dan menumpakan darah orang. Maka iapun harus memberikan pahala baiknya kepada orang-orang itu. Jika amal baiknya sudah habis sebelum dibayar semua, diambillah dosa mereka untuk diberikan kepadanya. Maka iapun dilemparkan ke neraka. (HR. Muslim dan Tirmidzi) Rasulullah saw bersabda, Demi Allah tidak beriman, Demi Allah tidak beriman, Demi Allah tidak beriman . Mereka bertanya, Siapa ya Rasul? . Beliau menjawab, Orang yang tetangganya merasa tidak aman dari keburukannya. (HR. Muslim dan Imam Ahmad) Beberapa orang datang kepada Rasulullah saw. Mereka berkata, Wahai Rasulullah, fulanah terkenal rajin mengerjakan shalat, berpuasa dan berzakat. Hanya saja, ia sering menyakiti tetangganya . Rasul saw menjawab, Dia di neraka . Lalu disebutkan ada seorang wanita yang shalat, puasa dan zakatnya biasa saja tetapi ia tidak menyakiti tetangganya. Maka Rasul saw menjawab, Dia di surga . Bagaimana mungkin seorang yang rajin beribadah dapat masuk neraka, sementara yang biasa-biasa saja masuk surga hanya karena yang rajin beribadah suka menyakiti tetangganya sedangkan yang biasa-biasa saja tidak pernah menyakiti tetangganya? Mudah saja. Loginya, seorang yang biasa menyakiti tetangganya tentunya ia mempunyai hutang yang harus dibayar di akhirat. Bagaimana jika

hutang atau dosa kepada tetangganya itu ternyata jauh lebih besar ketimbang amal ibadahnya? Tentu saja jawabannya adalah Neraka . Yang harus kita ingat adalah, kita tidak pernah tahu bahwa keburukan yang kita lakukan kepada sesama dan kita anggap sepele ternyata besar di mata Allah swt karena meninggalkan luka yng teramat mendalam di hati hamba-Nya. Sebaliknya, kita juga tidak pernah tahu manakala amala ibadah yang kita sangka sangat besar, ternyata sangat sepele bahkan tidak bernilai di mata Allah swt karena berunsur riya dan sebagainya. Wallahua lam Syarat-Syarat (Kriteria) Akhlak Suatu perbuatan dapat dikategorikan sebagai akhlak jika ia memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut: 1. Dilakukan berulang-ulang (continue). Jika dilakukan sekali saja atau jarang-jarang maka tidak dapat disebut sebagai akhlak. Sebagai contoh: jika seseorang tiba-tiba memberi hadiah kepada orang lain karena alasan tertentu maka orang tersebut tidak dapat dikatakan berakhlak mulia. 2.Timbul dengan sendirinya, tanpa pikir-pikir atau ditimbang berulang-ulang karena perbuatan itu telah menjadi kebiasan baginya. Jika suatu pernuatan dilakukan setelah dipikir-pikir dan ditimbangtimbang, apalagi karena terpaksa maka perbuatan itu bukanlah pencerminan akhlak. (Ensiklopedi Islam, Jilid I, 1993:102) Sifat Akhlak Islami Bagaimanakah yang dimaksud dengan akhlak Islami? Akhlak Islami bersumber dari Al Quran dan Al Hadits, sifatnya tetap (tidak berubah-ubah) dan ia berlaku untuk selamanya-lamanya. Sedangkan etika dan moral hanya bersumber dari adat istiadat dan pikiran manusia, ia hanya berlaku pada waktu tertentu dan di tempat tertentu saja, ia selalu berubah-ubah (berubah-ubah seiring bergantinya masa dan kepemimpinan). Perkataan etika berasal dari bahasa Yunani, yaitu Ethos yang berarti kebiasaan. Adapun arti moral dari segi bahasa berasal dari bahasa latin, mores yaitu jamak dari kata mos yang berarti adat kebiasaan. Baik dan buruk dalam pandangan akhlak adalah bergantung pada Al Quran dan Hadits yang selamanya tidak akan pernah berubah. Sedangkan dalam pandangan etika dan moral, baik dan buruk adalah bergantung kepada adat istiadat dan pemikiran manusia yang masih berlaku di suatu waktu dan tempat. KESIMPULAN Kemuliaan akhlak adalah maklumat utama bagi ajaran Islam sebagaimana yang ditegaskan oleh Rasulullah saw tentang tujuan pengutusan beliau ke muka bumi: Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia . (HR. Bukhari, Baihaqi, dan Hakim) Berdasarkan pengertiannya, maka akhlak bukanlah sesuatu yang ada dan melekat pada diri seseorang dengan sendirinya, melainkan ditanam dan dilekatkan melalui suatu usaha atau proses (pembiasaan). Fungsi akhlakul karimah dalam kehidupan adalah sebagai buah dari satu-satunya latar belakang diciptakannya manusia, yaitu untuk beribadah (menyembah) kepada Allah swt. Karena akhlakul karimah merupakan cermin dari berbagai aktivitas ibadah kepada Allah swt. Tanpa buah (akhlakul karimah) ini maka ibadah hanyalah sebagai upacara dan gerak-gerik yang tidak memiliki nilai dan manfaat apa-apa. Sumber : http://murtadinkafirun.forumotion.net/t9801-akhlakul-karimah _________________ Matius 19:28 Kata Yesus kepada mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada waktu

penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel. Inget-inget lho...bagi yang bukan 12 suku israel, ayat matius 19:28 berlaku kelak sesudah kiamat yaitu waktu penciptaan kembali..

hamba tuhan
SILVER MEMBERS

Number of posts: 7972 Age: 11 Location: Aceh Humor: Obrolan Santai dengan Om Yesus Reputation: 49 Points: 9351 Registration date: 2010-09-19

y y y y y y y

Re: Akhlakul Karimah


agus on Mon Feb 28, 2011 3:19 pm
Cocok buat mata kuliah tambahan buat si bandot neh bro...

_________________

SHAGGY YANG MALANG

agus
SILVER MEMBERS

Number of posts: 7451 Location: Everywhere but no where Job/hobbies: Baca-baca Humor: Shaggy yang malang Reputation: 73 Points: 8780 Registration date: 2010-04-16

Hukum-hukum Puasa Secara ringkas: Rukun dan Syarat

Mudzakarah tentang Hukum Puasa

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Al-Wushabi hafizhahullah berkata: Berikut ini adalah ringkasan tentang hukum puasa, aku haturkan kepada saudara-saudaraku muslimin, semoga Allah memberi manfaat aku dan mereka dengannya, baik di dunia dan akhirat. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar Maha Dekat lagi Maha Mengabulkan doa.

RUKUN SHIYAM (PUASA) ada empat: 1. Orang yang berpuasa, dia muslim dan muslimah. 2. Siapa tujuan niat puasa? Yaitu Allah. Dan inilah niat. 3. Apa yang seharusnya seorang muslim berpuasa (menahan diri) darinya? Yaitu perkara-perkara yang membatalkan puasa. 4. Waktu puasa, yaitu waktu dari terbitnya fajar shadiq sampai terbenamnya matahari. *** BIMBINGAN PUASA

HUKUM PUASA RAMADHAN

Puasa pada bulan Ramadhan adalah merupakan salah satu rukun Islam, Allah Taala berfirman:

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.(QS.Al Baqarah:183)

Maka barangsiapa diantara kamu melihat bulan itu (Ramadhan), hendaklah ia berpuasa. (QS. Al Baqarah:185) Dari Abu Abdirrahman Abdullah ibnu Umar Ibnul Khaththab radhiallahu anhuma berkata: Aku telah mendengar Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda: Islam dibangun diatas lima perkara: bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang haq selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, membayar zakat, menunaikan haji dan puasa pada bulan Ramadhan. (HR. Bukhari , Muslim) Dalam riwayat Muslim:..puasa pada bulan Ramadhan dan menunaikan haji. Kaum Muslimin telah berijma (bersepakat) bahwa puasa pada bulan Ramadhan hukumnya adalah wajib dan barangsiapa mengingkarinya maka ia kafir. Puasa Ramadhan ini diwajibkan pada tahun kedua Hijriyyah, maka Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam berpuasa selama sembilan kali Ramadhan. (Majalis Syarh Ramadhan, karya Syaikh Utsaimin hal 21 dan setelahnya). Setiap orang Islam yang telah baligh lagi berakal maka wajib atasnya berpuasa pada bulan Ramadhan. (Fushul Fi Ash Shiyam wa At Tarawih wa Az Zakah, Ibnu Utsaimin hal 5) TARGHIB (DORONGAN) UNTUK BERPUASA RAMADHAN 1. Pengampunan Dosa-Dosa Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dari Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda:

Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan pengharapan maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (HR. Bukhari dan Muslim) Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda:

Shalat yang lima waktu, Jumat ke Jumat, Ramadhan ke Ramadhan adalah penghapus dosa yang terjadi diantara masa tersebut apabila dosa-dosa besar dijauhinya. (HR.Muslim) Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, bahwa Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam pernah naik mimbar lalu berkata: Amien, Amien, Amien. Beliau ditanya:Ya Rasulullah, anda naik mimbar kemudian mengucapkan:Amien, Amien, Amien? Beliau

bersabda:Sesungguhnya Jubril Alaihis Salam datang kepadaku lalu berkata: Barangsiapa yang mendapati bulan Ramadhan tetapi tidak diampuni dosanya lalu dia masuk neraka maka Allah akan jauhkan dia. Katakan : Amien. Maka akupun mengucapkan:Amiendst. (HR. Ibnu Khuzaimah dan Ahmad dan Al Baihaqi. hadits ini shahih). 2. Dikabulkannya Doa dan Dibebaskan dari Api Neraka Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda: Sesungguhnya Allah memiliki hambahamba yang dibebaskan dari neraka setiap siang dan malam bulan Ramadhan, dan semua orang muslim yang berdoa akan dikabulkan doanya. (HR. Al Bazzar, Ahmad. Hadits ini shahih). 3. Orang yang Berpuasa termasuk Shiddiqin dan Syuhada Dari Amr bin Murrah Al Juhani radhiallahu anhu berkata: Datang seorang laki-laki kepada Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam lalu berkata:Ya Rasulullah! Apa pendapatmu jika aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang haq untuk diibadahi kecuali Allah. Engkau adalah Rasulullah, aku shalat lima waktu, aku tunaikan zakat, aku lakukan puasa Ramadhan dan shalat tarawih di malam harinya, termasuk orang yang manakah aku?. Beliau Shalallahu Alaihi Wassalam menjawab: Termasuk dari Shiddiqin dan Syuhada. (HR. Ibnu Hibban. Sanadnya shahih). ANCAMAN BAGI ORANG YANG MEMBATALKAN PUASA RAMADHAN DENGAN SENGAJA Dari Abu Umamah Al Bahiliy radhiallahu anhu berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda: Ketika aku sedang tidur, datanglah dua orang laki-laki lalu memegang dua lenganku membawaku ke satu gunung yang kasar (tidak rata), keduanya berkata:Naiklah. Aku jawab:Aku tidak mampu. Lalu keduanya berkata:Kami akan memudahkannya untukmu. Lalu akupun naik hingga ketika aku sampai di puncak gunung, ketika itulah aku mendengar suara yang keras. Akupun bertanya:Suara apakah ini?. Mereka menjawab:Ini adalah teriakan penghuni neraka. Kemudian keduanya membawaku, maka ketika aku melihat orang-orang yang digantung dengan kaki diatas, mulut mereka rusak/robek, darah mengalir dari mulut mereka, aku bertanya: Siapakah mereka? Dia menjawab:Mereka adalah orang-orang yang berbuka sebelum halal puasa mereka (sebelum tiba waktunya). (HR. An Nasai, Ibnu Hibban dan Al hakim. Hadits ini Shahih). MENJELANG BULAN RAMADHAN 1. Menghitung Hari Bulan Syaban Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu berkata: Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda: Puasalah kamu karena melihat hilal (bulan) dan berbukalah karena melihat hilal. Jika kamu terhalangi awan, sempurnakanlah bulan Syaban tiga puluh hari. (HR.Bukhari dan Muslim). Dari Abdullah bin Umar radhiallahu anhuma, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda: Janganlah kamu puasa hingga melihat hilal, jangan pula kamu berbuka hingga melihatnya, jika kamu terhalangi awan hitunglah bulan Syaban. (HR.Bukhari dan Muslim) Dari Adiy bin Hatim radhiallahu anhu berkata: Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda: Jka datang bulan Ramadhan puasalah tiga puluh hari, kecuali kamu melihat hilal sebelum itu (hari ketiga puluh). (HR. At Thahawi, Ahmad, At Thabrani) 2. Larangan Berpuasa Pada Hari yang Diragukan Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam pernah bersabda: Janganlah kamu mendahului Ramadhan dengan melakukan puasa satu atau dua hari sebelumnya kecuali seseorang yang telah rutin berpuasa maka berpuasalah. (HR. Muslim)

Shilah bin Zufar meriwayatkan dari Ammar berkata: Barangsiapa yang berpuasa pada hari yang diragukan berarti telah durhaka kepada Abul Qosim (Rasulullah). (HR.Bukhari secara taliq) Maraji: Kitab Fiqih Ramadhan, oleh Ustadz Abdullah Sholeh Al Hadrami, penerbit Majelis Taklim dan Dakwah Husnul Khatimah, Malang
SYARAT PUASA BULAN RAMADHAN Syarat Puasa Bulan Ramadhan ada tujuh: Dan dibagi menjadi 2 jenis: Jenis pertama: syarat sahnya puasa, ada empat: 1. Islam, 2. berakal, 3. Berniat pada malam hari, untuk setiap hari puasa, dan mengikatnya pada awal waktunya ketika seorang menyelesaikan dari sahurnya. Dari Hafshah Ummul Mukminin radhiyallahu anha, dia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Barangsiapa yang tidak meniatkan puasa pada malam hari sebelum fajr, maka tidak ada puasa baginya. HR Ahmad (6/287), Abu Dawud No 2454, At-Tirmidzi No 730, An-Nasai (4/196), Ibnu Majah No 1700, Ibnu Khuzaimah No 1933, Ibnu Hibban dalam Al-Majruhin (2/46) dan Ad-Daruquthni (2/172)

* Syaikh Ibnu Baz rahimahullah memberikan keterangan terhadap hadits ini dalam Hasyiyah beliau terhadap Bulughul Maram karya Ibnu Hajar hal 404 No 626: Hadits ini menunjukkan perintah untuk melakukan niat puasa pada awal waktunya, ketika seorang menyelesaikan sahurnya.

4. Dintambah khusus untuk seorang wanita, hendaknya dia tidak sedang haidh dan nifas.

Baca Selengkapnya: Bimbingan Islam | ahlussunnah wal jama-ah | salafiy: Hukum-hukum Puasa Secara ringkas: Rukun dan Syarat http://bimbingan-islam.blogspot.com/2011/07/hukum-hukumpuasa-secara-ringkas-rukun.html#ixzz1TGNY97NV

Apa itu Puasa? Puasa ialah menahan diri dari makan dan minum serta melakukan perkara-perkara yang boleh membatalkan puasa mulai dari terbit fajar sehingga terbenamnya matahari. Hukum Puasa Hukum puasa terbahagi kepada tiga iaitu :

* Wajib Puasa pada bulan Ramadhan. * Sunat Puasa pada hari-hari tertentu. * Haram Puasa pada hari-hari yang dilarang berpuasa. Syarat Wajib Puasa * Beragama Islam * Baligh (telah mencapai umur dewasa) * Berakal * Berupaya untuk mengerjakannya. * Sihat * Tidak musafir Rukun Puasa * Niat mengerjakan puasa pada tiap-tiap malam di bulan Ramadhan(puasa wajib) atau hari yang hendak berpuasa (puasa sunat). Waktu berniat adalah mulai daripada terbenamnya matahari sehingga terbit fajar. * Meninggalkan sesuatu yang membatalkan puasa mulai terbit fajar sehingga masuk matahari. Syarat Sah Puasa * Beragama Islam * Berakal * Tidak dalam haid, nifas dan wiladah (melahirkan anak) bagi kaum wanita * Hari yang sah berpuasa. Sunat Berpuasa * Bersahur walaupun sedikit makanan atau minuman * Melambatkan bersahur * Meninggalkan perkataan atau perbuatan keji * Segera berbuka setelah masuknya waktu berbuka * Mendahulukan berbuka daripada sembahyang Maghrib * Berbuka dengan buah tamar, jika tidak ada dengan air * Membaca doa berbuka puasa Perkara Makruh Ketika Berpuasa * Selalu berkumur-kumur * Merasa makanan dengan lidah * Berbekam kecuali perlu * Mengulum sesuatu Hal yang membatalkan Puasa * Memasukkan sesuatu ke dalam rongga badan * Muntah dengan sengaja * Bersetubuh atau mengeluarkan mani dengan sengaja * kedatangan haid atau nifas * Melahirkan anak atau keguguran * Gila walaupun sekejap * Mabuk ataupun pengsan sepanjang hari * Murtad atau keluar daripada agama Islam
Sumber : http://radensomad.com/syarat-dan-rukun-puasa-ramadan.html

Puasa Ramadhan wajib dilakukan bagi seseorang yang memenuhi lima syarat : 1. Islam 2. Baligh 3. Berakal 4. Mukim 5. Sehat. 6. Tidak dalam keadaan haidh atau nifas. Rukun Puasa : 1. Niat, puasa dianggap tidak sah tanpa disertai dengan niat yang dilakukan di malam hari sebelum terbitnya fajar. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam : Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung pada niatnya HR. Bukhori dan Muslim. 2. Menahan diri dari hal hal yang bisa membatalkan puasa, seperti makan, minum, bersetubuh dengan istri, mulai terbit fajar sampai terbenamnya matahari. Hal hal yang membolehkan seseorang untuk berbuka puasa : 1. Safar 2. Sakit. 3. Mengandung dan menyusui. 4. Jompo, atau usia lanjut. 5. Kehausan dan kelaparan, yang melampaui batas Hal hal yang disunnahkan dalam berpuasa : 1. Sahur walaupun dengan seteguk air, Menyegerakan berbuka. 2. Berdoa ketika akan berbuka. 3. Menahan anggota tubuh untuk tidak melakukan hal hal yang bisa mengurangi pahala puasa. 4. Berusaha untuk mandi janabah atau mandi setelah haidh atau nifas sebelum fajar, agar puasanya sejak pagi sudah dalam keadaan suci, walaupun jika mandinya dilakukan setelah fajar tetap puasanya dianggap sah. Memberi makan pada orang lain untuk berbuka puasa, baik makanan ringan, minuman atau lainnya, walaupun yang lebih utama adalah yang mengenyangkan. 5. Itikaf, terutama pada sepuluh hari yang terakhir di bulan Ramadhan, Hal hal yang dimakruhkan ketika berpuasa : 1. Puasa wishol (dua hari bersambung tanpa berbuka). 2. Melakukan hubungan mesra dengan istri tanpa bersetubuh, seperti mencium, meraba, dan lain lain, karena dikhwatirkan bisa mengeluarkan air mani yang bisa membatalkan puasa, dan dikhawatirkan jatuh dalam persetubuhan yang haram untuk dilakukan, yang bisa memberatkan dalam hukuman. 3. Berlebih lebihan dalam melakukan hal yang mubah, seperti mencium wangi wangian disiang hari bulan Ramadhan. 4. Mencicipi makanan, karena dikhawatirkan bisa tertelan dan bisa tercampur ludah yang kemudian tertelan. 5. Berkumur dan istinsyaq (menghirup air dengan hidung) secara berlebihan, karena dikhwatirkan bisa tertelan yang mengakibatkan puasanya menjadi batal Hal hal yang bisa membatalkan puasa : I. Yang membatalkan puasa dan mengharuskan untuk qodho: 1. Makan dan minum dengan sengaja, jika makan dan minum itu dilakukan tidak dengan sengaja, seperti lupa atau dalam paksaan, maka tidak membatalkan puasa, dan tidak mengharuskan untuk diqodho. Barang siapa yang lupa sedangkan ia sedang berpuasa, kemudian ia makan atau minum, maka teruskan puasanya, karena

ia telah diberi makanan dan minuman oleh Allah swt. (HR Jamaah) 2. Minuman atau obat obatan yang bisa berfungsi seperti makanan, seperti infus, fitamin, dan lainnya. Muntah dengan sengaja, jika muntah tanpa sengaja maka puasanya tidak batal, dan tidak wajib diqodho. 3. Haidh dan nifas walaupun sedikit dan terjadi sesaat menjelang terbenamnya matahari. 4. Istimna, yaitu mengeluarkan air mani dengan sengaja, baik dengan onani, menghayal, atau mencium istrinya. 5. Memasukkan sesuatu yang bukan makanan pokok melalui lobang yang bisa sampai pada perut besar, seperti gula, garam, mentega, dan lain lain. 6. Makan, minum dan bersetubuh dengan meyakini bahwa matahari sudah terbenam atau fajar belum terbit, ternyata sebaliknya, matahari belum terbenam atau fajar sudah terbit. Dalam keadaan seperti ini batallah puasa dan baginya wajib mengqodhonya di kemudian hari. II. Yang membatalkan puasa dan mengharuskan qodho dan kaffarah Jima atau bersetubuh di siang hari bulan Ramadhan, dengan sengaja, walaupun tanpa mengeluarkan air mani, dan kewajiban ini berlaku bagi keduanya, laki laki dan wanita. Seperti yang terjadi pada seorang badui yang datang pada Nabi dan menceritakan bahwa ia telah melakukan hubungan suami istri, maka kemudian Nabi mewajibkan ia untuk membayar kaffarah, yaitu secara berurutan; memerdekakan budak, jika tidak mampu puasa dua bulan berturut turut, dan jika tidak mampu memberi makan 60 orang miskin. (HR. Jamaah dari Abi Hurairah. Lihat : Nailul Author 4/214)

Artikel Ramadhan : Dasar Wajib Puasa, Hikmah Puasa, Syarat Sah Puasa, Syarat Wajib Puasa,Rukun-rukun Puasa, Hal yang Membatalkan Puasa, Problematika Puasa, Sunnah-sunnah dalam Puasa, Makruh dalam Puasa, Hal-hal yang Membatalkan Puasa
Published on July 28, 2010 in Bulan Ramadhan and Artikel Islam.

Secara bahasa (etimologi) berarti : menahan.Menurut istilah syara (terminologi) berarti menahan diri dari perkara yang membatalkan puasa mulai terbit fajar sampai terbenamnya matahari dengan niat tertentu. Dasar wajib puasa:

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orangorang sebelum kalian agar kalian bertakwa, (Al-Baqoroh 183) Puasa diwajibkan pada bulan Syaban tahun kedua hijriyyah. Hikmah puasa : menahan hawa nafsu, mengurangi syahwat, memberikan pelajaran bagi si kaya untuk merasakan lapar sehingga menumbuhkan rasa kasih sayang kepada fakir miskin, dan menjaga dari maksiat. Syarat sah puasa:

1. 2. 3. 4.

Islam Berakal Bersih dari haid dan nifas Mengetahui waktu diperbolehkan untuk berpuasa.

Berarti tidak sah puasa orang kafir, orang gila walaupun sebentar, perempuan haid atau nifas dan puasa di waktu yang diharamkan berpuasa, seperti hari raya atau hari tasyriq. Adapun perempuan yang terputus haid atau nifasnya sebelum fajar maka puasanya tetap sah dengan syarat telah niat, sekalipun belum mandi sampai pagi. Syarat wajib puasa: 1. Islam Puasa tidak wajib bagi orang kafir dalam hukum dunia, namun di akhirat mereka tetap dituntut dan diadzab karena meninggalkan puasa selain diadzab karena kekafirannya. Sedangkan orang murtad tetap wajib puasa dan mengqodho kewajiban-kewajiban yang ditinggalkannya selama murtad. 2. Mukallaf (baligh dan berakal). Anak yang belum baligh atau orang gila tidak wajib puasa, namun orang tua wajib menyuruh anaknya berpuasa pada usia 7 tahun jika telah mampu dan wajib memukulnya jika meninggalkan puasa pada usia 10 tahun. 3. Mampu mengerjakan puasa (bukan orang lansia atau orang sakit). Lansia yang tidak mampu berpuasa atau orang sakit yang tidak ada harapan untuk sembuh menurut medis wajib mengganti puasanya dengan membayar fidyah yaitu satu mud (7,5 ons) makanan pokok untuk setiap harinya. 4. Mukim (bukan musafir sejauh Rukun-rukun puasa:
1. Niat,

82 km dan keluar dari batas daerahnya sebelum fajar).

Niat untuk puasa wajib, mulai terbenamnya matahari sampai terbitnya fajar di setiap harinya. Sedangkan niat untuk puasa sunnah, sampai tergelincirnya matahari (waktu duhur) dengan syarat: a. diniatkan sebelum masuk waktu dhuhur b. tidak mengerjakan hal-hal yang membatalkan puasa seperti makan, minum dan lain-lain sebelum niat. Niat puasa Ramadhan yang sempurna:

Saya niat mengerjakan kewajiban puasa bulan Ramadhan esok hari pada tahun ini karena Allah SWT.
1. Menghindari perkara yang membatalkan puasa. Kecuali jika lupa atau dipaksa atau karena kebodohan yang ditolerir oleh syari at (jahil ma dzur).

Jahil madzur/kebodohan yang ditolerir syariat ada dua: a. hidup jauh dari ulama. b. baru masuk islam. Hal-hal yang membatalkan puasa :
1. Masuknya sesuatu ke dalam rongga terbuka yang tembus ke bagian dalam tubuh seperti mulut, hidung, telinga dan lain-lain jika ada unsur kesengajaan, mengetahui keharamannya dan atas kehendak sendiri. Namun jika dalam keadaan lupa, tidak mengetahui keharamannya karena bodoh yang ditolerir atau dipaksa, maka puasanya tetap sah. 1. Murtad, sekalipun masuk islam seketika. 2. Haid, nifas dan melahirkan sekalipun sebentar. 3. Gila meskipun sebentar. 4. Pingsan dan mabuk sehari penuh. Jika masih ada kesadaran sekalipun sebentar, tetap sah. 5. Bersetubuh dengan sengaja dan mengetahui keharamannya. 6. Mengeluarkan mani dengan sengaja, seperti dengan tangan atau dengan menyentuh istrinya tanpa penghalang. 7. Muntah dengan sengaja.

Masalah masalah yang berkaitan dengan puasa: 1. Apabila seseorang berhubungan dengan istrinya pada siang hari Ramadhan dengan sengaja, tanpa terpaksa dan mengetahui keharamannya maka puasanya batal, berdosa, wajib menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa sampai maghrib dan wajib mengqodhoi puasa serta wajib membayar kaffaroh [denda] yaitu: membebaskan budak perempuan yang islam jika tidak mampu, wajib berpuasa dua bulan berturut turut,

jika tidak mampu maka wajib memberi makanan pada 60 orang miskin masing-masing berupa 1 mud (7,5 ons) dari makanan pokok. Denda ini wajib dikeluarkan hanya bagi laki laki. 2. Hukum menelan dahak :
y y

Jika telah mencapai batas luar tenggorokan, maka haram menelan dan membatalkan puasa. Jika masih di batas dalam tenggorokan, maka boleh dan tidak membatalkan puasa.

Yang dimaksud batas luar menurut pendapat Imam Nawawi (mutamad) adalah makhroj huruf kha ( ), dan dibawahnya adalah batas dalam. Sedangkan menurut sebagian ulama batas luar adalah makhroj huruf kho( ), dan di bawahnya adalah batas dalam. 3. Menelan ludah tidak membatalkan puasa dengan syarat: Murni (tidak tercampur benda lain) Suci

Berasal dari sumbernya yaitu lidah dan mulut, sedangkan menelan ludah yang berada pada bibir luar membatalkan puasa karena sudah di luar mulut. 4. Hukum masuknya air mandi ke dalam rongga dengan tanpa sengaja: Jika sebab mandi sunnah seperti mandi untuk sholat jumat atau mandi wajib seperti mandi janabat maka tidak membatalkan puasa kecuali jika sengaja atau menyelam. Jika bukan mandi sunnah atau wajib seperti mandi untuk membersihkan badan maka puasanya batal baik disengaja atau tidak. 5. Hukum air kumur yang tertelan tanpa sengaja:
y y

Jika berkumur untuk kesunnahan seperti dalam wudhu tidak membatalkan puasa asalkan tidak terlalu ke dalam (mubalaghoh) Jika berkumur biasa, bukan untuk kesunnahan maka puasanya batal secara mutlak, baik terlalu ke dalam (mubalaghoh) atau tidak.

6. Orang yang muntah atau mulutnya berdarah wajib berkumur dengan mubalaghoh (membersihkan hingga ke pangkal tenggorokan) agar semua bagian mulutnya suci. Apabila ia menelan ludah tanpa mensucikan mulutnya terlebih dahulu maka puasanya batal sekalipun ludahnya nampak bersih. 7. Orang yang sengaja membatalkan puasanya atau tidak berniat di malam hari, wajib menahan diri di siang hari Ramadhan dari perkara yang membatalkan puasa (seperti orang puasa) sampai maghrib dan setelah Ramadhan wajib mengqodhoi puasanya. 8. Berbagai konsekuensi bagi orang yang tidak berpuasa atau membatalkan puasa Ramadhan: 1.
y y

Wajib qodho dan membayar denda :


Jika membatalkan puasa demi orang lain. Seperti perempuan mengandung dan menyusui yang tidak puasa karena kuatir pada kesehatan anaknya saja. Mengakhirkan qodho hingga datang Ramadhan lagi tanpa ada udzur.

2. Wajib qodho tanpa denda. Berlaku bagi orang yang tidak berniat puasa di malam hari, orang yang membatalkan puasanya dengan selain jima (bersetubuh) dan perempuan hamil atau menyusui yang tidak puasa karena kuatir pada kesehatan dirinya saja atau kesehatan dirinya dan anaknya. 3. Wajib denda tanpa qodho. Berlaku bagi orang lanjut usia dan orang sakit yang tidak punya harapan sembuh, jika keduanya tidak mampu berpuasa.

4. Tidak wajib qodho dan tidak wajib denda. Berlaku bagi orang yang gila tanpa disengaja. Yang dimaksud denda di sini adalah 1 mud (7,5 ons) makanan pokok daerah setempat untuk setiap harinya. Hal-hal yang disunnahkan dalam puasa Ramadhan: 1. Menyegerakan berbuka puasa. 2. Sahur, sekalipun dengan seteguk air. 3. Mengakhirkan sahur, dimulai dari tengah malam. 4. Berbuka dengan kurma. Disunnahkan dengan bilangan ganjil. Bila tak ada kurma, maka air zam-zam. Bila tak ada, cukup dengan air putih. Bila tak ada, dengan apa saja yang berasa manis alami. Bila tak ada juga, berbuka dengan makanan atau minuman yang diberi pemanis. 5. Membaca doa berbuka yaitu:

. .
6. Memberi makanan berbuka kepada orang berpuasa. 7. Mandi janabat sebelum terbitnya fajar bagi orang yang junub di malam hari. 8. Mandi setiap malam di bulan Ramadhan 9. Menekuni sholat tarawih dan witir. 10. Memperbanyak bacaan Al Quran dengan berusaha memahami artinya. 11. Memperbanyak amalan sunnah dan amal sholeh. 12. Meninggalkan caci maki. 13. Berusaha makan dari yang halal 14. Bersungguh-sungguh di sepuluh hari terakhir, dan lain-lain Hal-hal yang dimakruhkan dalam puasa Ramadhan:
1. Mencicipi makanan.2. Bekam [mengeluarkan darah].3. Banyak tidur dan terlalu kenyang. 4. Mandi dengan menyelam.5. Memakai siwak setelah masuk waktu duhur.

Hal hal yang membatalkan pahala puasa:


1. Ghibah (gosip)2. Adu domba3. Berbohong 4. Memandang dengan syahwat5. Sumpah palsu.6. Berkata jorok atau jelek

Rasulullah SAW bersabda :

Lima perkara yang membatalkan (pahala) puasa : berbohong, ghibah, adu domba, sumpah palsu dan melihat dengan syahwat (H.R. Anas) Sumber Forsan Salaf

You might also like