You are on page 1of 4

Rangkuman Diskusi Mailing List Migas Indonesia Bulan November 2006

Pengujian beton
hr_hse@citratubindo.com
Dear Rekan milis, Saya baru-baru ini nyoba membuat beton dengan menggunakan bahan campuran antara scale (sisa proses derusting pipa), pasir dan semen dengan berbagai variasi komposisi. Beton tersebut ( mohon maaf kalo terminologynya kurang pas karena saya bukan civil engineer) menggunakan cetakan dari triplek. Saya mohon pencerahan dari rekans sbb: 1. Kalo untuk pengujian tekannya harus melalui metode apa? Mohon sarannya yang sederhana, jadi bisa applicable dan practicable di lingkungan kami 2. Apa benar untuk pengujian tekan harus direndam ( dibasahi) dulu? Selama berapa lama? Saya inget cara ini karena dulu pernah dapet pengetahuan ini di kuliahan, tapi tidak terlalu mendetail dan sekali lagi mohon maaf kalo ingatan saya salah. Terima kasih atas pencerahannya. Saya sangat awam sekali dalam hal ini.

justinus bambang
Wah, jadi ingin tahu nih. scale itu sbg apa ya? karena material pembentuk beton ada semen, agregat halus(pasir) dan agregat kasar (split/batu pecah). kalo untuk sampel uji tekan casingnya terbuat dari besi berbentuk slinder atau berbentuk kubus. betul mesti direndam .hingga beberapa saat sebelum diuji tekan. uji tekan 7 hari, 14 hari,21 hari dan 28 hari.untuk praktisnya untuk ngetes bisa nebeng di lab beton PU atau kampus sipil terdekat karena alat uji tekan sampel eton nggak murah lo .

Jurie Sulistio Kumara


Mas Deni, Cetakan kubus beton (concrete cube mould) bisa menggunakan material triplek/plywood dengan ukuran 15cm x 15 cm x 15cm untuk pengujian laboratorium. Jika cetakan yang anda buat tidak standard, nanti bisa di kalibrasi sewaktu uji kuat tekan beton. Kalau cetakan anda besar sekali, mungkin bisa dengan load test atau hammer test. Untuk komposisi campuran beton harus di buatkan mix designnya/trial mix (perbandingan pasir+semen+agregat+scale(+admixtures, kalau perlu)). Cetakan kubus per komposisi bisa 6 buah atau 9buah untuk test umur beton 7 hari, 14 hari dan 28 hari (curing time), masing-masing sebanyak 3 buah, gunanya untuk perbandingan nilai (average) atau menghindari kegagalan jika sewaktu2 mesin uji

rusak/bermasalah (sebagai spare) Sebelum casting ke cetakan, dilakukan uji slump (slump test) menggunakan slump cone untuk kontrol kadar air (water content) dan pengujian factor pemadatan. Metode pengujian kuat tekan beton ada beberapa cara, antaranya pengujian yang sifatnya tidak merusak (UT atau Hammer Test) dan pengujian yang sifatnya setengah merusak atau merusak keseluruhan dengan uji pembebanan (Load Test) dan juga ada pengujian laboratorium (compressive strength test) Yang praktis adalah metode pengujian dengan Metode Hammer Test. Kelebihan metode ini adalah: - praktis (mudah penggunaannya) - murah - pengukuran dilakukan dengan cepat - dan tidak merusak. Kekurangannya: - hasil pengujian dipengaruhi oleh kerataan permukaan, kelembaban beton, sifat-sifat dan jenis agregat kasar, derajad karbonisasi dan umur beton. Oleh karena itu perlu diingat bahwa beton yang akan diuji haruslah dari jenis dan kondisi yang sama - Sulit mengkalibrasi hasil pengujian - Tingkat keandalannya rendah - Hanya memberikan imformasi mengenai karakteristik beton pada permukaan Perendaman benda uji dalam hal ini sifatnya wajib, sama halnya curing untuk beton struktur mengambil masa 4hari sampai 7 hari, gunanya untuk mengindari pengerasan terlalu cepat pada permukaan beton. Walaupun sekarang ini ada admixtures yang fungsinya memperlambat atau mempercepat waktu setting beton. Untuk daerah anda, kenapa tidak kerja sama dengan batching plan (ready mix concrete company) setempat? Di Batam ada Remicon, Setia Ready Mix, Utama Beton Raya dll. Masing2 mereka punya laboratorium uji tekan beton dan peralatan pembuatan benda uji. Serahkan saja trial mix ke mereka, tinggal beres menunggu hasil laporan. Atau undang rekan2 mahasiswa yang akan tugas akhir untuk melakukan penelitian kekuatan beton dengan campuran material scale, hasil penelitian tugas akhir mereka bisa di gunakan untuk kepentingan perusahaan anda. Atau, CT kan punya konsultan sipil, serahkan saja ke konsultan untuk pengujian dan prosedurnya. Terlalu beresiko bagi anda yang bukan orang sipil untuk melaksanakan tugas yang bukan merupakan bidangnya. Dan jangan lupa memberitahukan pihak berwenang (BAPPEDAL ?? cmiiw) hasil pengujian anda. Semoga berhasil dan maaf jika salah atau kurang berkenan.

aang
Pak Deni, pertama: tatacara pengujian beton dapat dilihat di ASTM : cube compressive strength atau cylindrical compressive strength. mungkin link ini bisa membantu: http://www.highways.gov.sk.ca/docs/reports_manuals/manuals/STP_DOC/stp2071.pdf

kedua: perendaman yang dilakukan adalah tahap curing dari beton tersebut. mengingat bahwa proses hidrasi terus berlanjut. pengujian kuat tekan beton dilakukan untuk umur tertentu yaitu 1 hari; 7hari; 14hari dan 28hari. semoga bisa membantu

Karina sari
waduh kebetulan aku ngga ngikutin diskusi ini dari awal ya... cuman kayanya bisa ngasi additional info: kekuatan beton itu terdiri dari 1) tegangan-regangan beton terhadap tekan: diuji dengan standar ASTM C39-86 dengan pemberian beban tekan incremental/bertahap pada silinder beton (diameter 150 mm, tinggi 300 mm) sampai hancur. umumnya dibuat 9 sample dimana 3 digunakan untuk test pada saat umur beton 7hari (kekuatan beton 70 % dari fc'), 3 pada saat umur beton 14 hari (kekuatan beton 85-90 % dari fc') dan sisanya untuk 28 hari (kekuatan beton 100 % dari fc') 2) tegangan-regangan beton terhadap tarik: Kekuatan tarik beton ditentukan dari percobaan pembebanan silinder menurut ASTM 496-37 dimana silinder dengan ukuran diameter 150 m dan tinggi 300 mm ditekan dengan beban merata sebesar P disepanjang benda uji sampai bendai uji terbelah dua pada saat dicapainya kekuatan tarik. kekuatan beton terhadap tegangan dan regangan juga akan ditentukan dari sengkang yang digunakan. 3) tegangan-regangan baja: ini tergantung dari kualitas dan ukuran dari tulangan yang digunakan. jadi pada umumnya setelah campuran beton siap dilakukan uji slump (kadar air beton) setelah itu lalu campuran ceton dimasukkan kedalam cetakan (silinder atau persegi 15x15x15 cm). agar rata casing akan diketok2 (kalau dilapangan menggunakan vibrator) setelah itu diletakkan ditempat teduh hingga beton mengeras (jangan terkena matahari langsung karena kadar air dapat menguap sangat cepat ketika curing dan mengakibatkan crack pada beton). kira2 1 hari sebelum hari pengetesan lepaskan beton dari casingnya lalu rendam (biasanya akan keluar gelembung2)... lalu tinggal ditest saja deh... ini prosedur standar untuk semua test beton.... bisa dilakukan dihampir semua laboratorium uji beton...kalau dikampus coba lihat lab beton sipil teknik UI deh (atau Trisakti mungkin) untuk balok beton yang ukurannya tidak standar atau memakai material tertentu di UI ada fasilitasnya (cuman dibatasi hingga ukuran panjang 4 meteran - kalau tidak salah) untuk tes balok yang ukurannya extra ordinary cuman bisa dilakukan di ITB. kalo di UI coba hubungin dosen ku- P.Henky atau Ibu Elly buat nanya2...

hr_hse@citratubindo.com

Terima kasih atas sharing dan pembelajaran rekan-rekan semua tentang masalah beton. Dari ga tau jadi sedikit lebih tau.

You might also like