You are on page 1of 1

Dikisahkan, ada dua orang kakak beradik siswa di sebuah sekolah dipanggil oleh oranng tuanya.

Mereka berdua sama-sama mendapat teguran keras karena nilai yang mereka peroleh tidak menggembirakan. Si Kakak menanggapi teguran orang tuanya itu dengan sikap mental negatif. Ia tertunduk lesu. Yang terpikir dalam benaknya hanyalah kesialan dan menyalahkan dirinya sendiri, Sial nian nasibku. Habislah sudah hidupku. Ah sudahlah, hanya sebuah nilai tak berarti begitu pikirnya dalam hati. Teguran itu menjadi beban baginya, sehingga dia menjadi apatis, mudah menyerah dan gampang putus asa, semangat belajarnya seolah hilang, selepas teguran itu dia menjadi kurang bersemangat sehingga semua pelajarannya menjadi berantakan dan tak memenuhi harapan orangtuanya, prestasinya kian menurun, dan akhirnya sekolahnya benarbenar terhenti disana. Sungguh tragis memang. Sedangkan si adik menanggapi teguran dari orang tuanya itu dengan sikap mental yang positif. Teguran itu tak membuat dirinya patah arang. Yang terpikir dalam benaknya adalah, Saya harus mengatasi segala kesalahan ini, dan membuktikan bahwa saya mampu untuk menjadi lebih baik lagi. Teguran itu dijadikannya oleh si adik sebagai cambuk untuk meningkatkan prestasinya. Berusaha untuk tidak melakukan kekurangan/kesalahan yang pernah dilakukan sebelumnya. Dia menjadi lebih tekun, dan belajar lebih teliti lagi. Prestasinya pun meningkat terus, sampai akhirnya dia mencapai sukses dan selalu menyelesaikan sekolah dengan baik. Cerita tentang di atas, adalah sebuah gambaran sikap mental yang kita miliki dalam menghadapi setiap kejadian yang datang. Baik kejadian yang menggembirakan maupun kejadian yang menyakitkan. Saat seseorang mengalami kegagalan atau kehancuran, hanya orang yang memiliki sikap mental positif-lah yang akan mampu untuk bertahan, menjadi lebih baik, dan berhasil mencapai apa yang dicita-citakan, yaitu kesuksesan, sesuatu yang diinginkan oleh setiap orang. Bukankah kita tahu bahwa tidak ada jalan yang rata dan mudah untuk mencapai keberhasilan. Keberhasilan yang sejati hanya dapat dicapai setelah kita melalui berbagai rintangan, kesulitan, bahkan kegagalan-kegagalan yang terus berulang-ulang, tentunya kesemuanya itu harus kita hadapi dengan sikap mental yang positif. Saat menghadapi kesulitan, tak perlu kita harus mengeluh, hadapi dengan sikap mental yang kuat dan pantang menyerah, Begitu juga ketika kita menghadapi kegagalan, tak perlu kita menghabiskan waktu untuk menyesali kesalahan yang pernah kita lakukan. Mari bangkit dan hadapi dengan sikap mental optimisme yang tinggi. Teguran ataupun hinaan dari siapapun, entah datangnya dari siapapun, tak semestinya kita untuk selalu membuang-buang waktu hanya untuk marah atau sakit hati. Jadikanlah teguran atau hinaan itu sebagai motivator untuk membuktikan bahwa kita mampu menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya, bahkan menjadi yang terbaik diantara yang yang terbaik lain. Sikap mental kita sangat menentukan langkah kita selanjutnya.

Sebuah ilustrasi yang disampaikan dalam rangka pembinaan mental dan spiritual remaja/SIKAP MENTAL POSITIF/GRJB 2011

You might also like