Professional Documents
Culture Documents
TERAPI RADIASI
Terapi radiasi adalah pengobatan dengan menggunakan sinar pengion ditemukan oleh Wilhelm Conrad Roentgen pada tahun 1895 yaitu sinar X yang mulai digunakan untuk pengobatan disamping untuk diagnosis. tujuan utama pengobatan adalah untuk mencapai therapeutic ratio yang baik, artinya adalah meradiasi tumor in vivo dengan memberikan sejumlah dosis radiasi yang diperlukan secara tepat pada daerah target radiasi, tanpa merusak jaringan sehat disekitarnya. Dengan harapan dapat memperbaiki kualitas hidup dan memperpanjang angka kelangsungan hidup penderita dengan menekan angka kambuh lokal
Therapeutic
ratio merupakan hal yang sangat penting dalam terapi radiasi, dimana hal ini merupakan salah satu dasar bahwa terapi radiasi diberikan dalam bentuk fraksinasi dengan mengandalkan beberapa perbedaan sifat biologik sel sehat dan sel tumor, sehingga sel tumor akan mendapat dampak lebih besar akibat pemberian radiasi
Lanjutan..
Terdapat
2 jenis sinar pengion yaitu gelombang elektromagnetik (foton) dan partikel berenergi yang keduanya akan mengakibatkan terjadinya proses ionisasi bila melewati berbagai materi termasuk materi biologik Proses ionisasi adalah perpindahan elektron dari orbit sekitar inti atom atau molekul yang dilewati oleh sinar pengion, sehingga atom atau molekul tersebut akan mempunyai kelebihan muatan positif yang dikenal sebagai ion
Lanjutan..
Mengikuti
Hukum Bergonie Tribondeau: sensitivitas berbagai tumor terhadap radiasi tidak sama tergantung asal dari jaringan tumor tersebut Makin aktif suatu sel berproliferasi, makin sensitif sel tersebut terhadap radiasi
1. 2. 3. 1. 2. 3.
Sensitifitas Tumor Tumor ganas radiosensitif, dosis: 30004000 rad, waktu 3-4 minggu Tumor ganas radioresponsif, dosis: 4000-5000 rad, waktu 4-5 minggu Tumor ganas radioresisten, dosis > 6000 rad Perencanaan Terapi Radiasi Menetapkan letak dan luas tumor Tehnik penyinaran dan distribusi dosis Toleransi jaringan
radiasi (radiasi X voltage tinggi, uranium, radium, Co 60 dsb) Jenis sel (sesuai dengan hukum Bergonie - Tribondeau) Lingkungan sel (vaskularisasi tumor) Bobot radiasi
Jenis sinar X
Sinar
X ray Lemah : 124 eV 12,4 eV X ray Diagnostik : 12,4 KeV 124 KeV X ray Terapi : 124 KeV 1,24 MeV
dermatitis akut tingkat I-III dermatitis kronik (late efek dari dermatitis akut) Mata konjungtivitis, katarak Genetalia interna sterilitas(testis lebih sensitif dibanding ovum), Gravida(janin mati, anomali), mutasi gen Paru batuk, sesak nafas, nyeri dada, fibrosis Tulang gangguan pertumbuhan tulang, osteoporosis Saraf degenerasi jaringan pusat
2 tujuan
Metode radioterapi
Radioterapi jarak jauh (megavoltage therapy) 2. Radioterapi jarak dekat (brachy terapi) 3. Penggunaan radioisotop Radioterapi jarak jauh Menggunakan megavoltage Sumber radiasi diluar tubuh Diberikan pada waktu tertentu
1.
Lanjutan..
1. 2.
3. 1. 2.
Keuntungan terapi megavoltage Dosis maksimum dibawah kulit, skin sparring effect rendah Energi tinggi terjadi secara komplit di daerah tumor, sehingga dosis yang mengenai tulang rendah Penetrasi dalam, untuk tumor yang letaknya profunda Radioterapi jarak dekat Sumber radiasi terletak dipermukaan/didalam tumor Isotope yang biasa digunakan adalah Caesium-407 Cobalt, 60 Cobalt
2. Fluoroskopi - Fluoroskopi adalah alat radiografi yang bertujuan untuk mengambil gambar gerakan. - Dibutuhkan konversi foton xray menjadi sinyal listrik yang dapat dilihat pada monitor TV atau alat perekam lain. - Menggunakan image intensifier sebagai bagian dari konversi tersebut.
3. Mamografi - Mamografi adalah konsep pencitraan medis yang dikhususkan untuk pemeriksaan payudara. - Sinar-X yang digunakan dalam mamografi adalah yang berenergi rendah. - Dalam era modern sekarang ini, mamografi tidak hanya untuk penegakkan diagnosa tetapi untuk screening breast cancer
4. Computerized Tomography (CT) - CT tersedia di rumah sakit sejak awal 1970 adalah merupakan modalitas pencitraan medis pertama yang menggunakan computer. - Citra CT dihasilkan setelah sinar-X melewati tubuh pada sejumlah sudut yang besar yaitu dengan memutarkan tabung sinar-X mengelilingi tubuh pasien. - Satu atau banyak deretan detector dipasang berlawanan terhadap tabung sinar X nya, yang akan mengumpulkan data proyeksi transmisi sinar-X. - Sejumlah data akan dikumpulkan dan disintesa menjadi citra tomografi dengan bantuan algoritma computer.
5.
MRI
scanner menggunakan medan magnetic 10.000 sampai 60.000 kali lebih kuat dari pada medan magnet bumi. MRI menggunakan sifat fisis nuclear magnetic resonance proton seperti atom hydrogen, yang banyak mendominasi tubuh manusia (1 cc akan terdiri dari 1018 proton). Proton mempunyai momen magnetic yang pada saat di letakkan pada medan magnet luar 1,5 T, proton akan terabsorbsi oleh frekuensi radio peresonan 63 MHz.
Pada MRI, pasien yang ditempatkan pada medan magnetic, pulsa gelombang radio dihasilkan dari antenna (coil) yang diletakkan mengelilingi pasien. Proton pada tubuh pasien akan di absorbsi oleh gelombang radio dan akan terjadi emisi gelombang radio dalam periode tertentu tergantung dari sifat magnetic local sekitar jaringan. Gelombang radio yang diemisikan oleh proton dalam tubuh pasien akan dideteksi oleh antenna yang melingkupi pasien. Dengan mengubah kuat medan magnetic sebagai fungsi posisi (menggunakan gradient medan), proton akan beresonansi bervariasi terhadap posisi, karena frekuensi sebanding dengan kuat medan eksternal. Sistem MRI menggunakan frekuensi (dan fase) pada gelombang radio sinyal untuk menyatakan posisi masingmasing sinyal dari pasien. Mode operasi MRI ini dikenal sebagai pencitraan spin echo
Lanjutan.
6. Pencitraan Ultra Sound USG bekerja berdasarkan gelombang suara (ultrasound) Manusia dapat mendengar suara dengan frekuensi 20-20.000 hertz, sedangkan ultrasound menggunakan frekuensi di atas 20.000 hertz. Gelombang suara tidak dapat merambat di ruang vakum seperti gelombang cahaya, sehingga harus melalui medium
Transducer
atau probe mengubah pulsa listrik menjadi pulsa suara dan dikirimkan ke tubuh manusia Gelombang suara akan berjalan melalui jaringan tubuh sampai menumbuk permukaan dimana dua organ tubuh yang berbeda berdekatan. Karena hal itu menyebabkan gelombang suara akan dipantulkan dan beberapa akan terus merambat ke organ selanjutnya. Gelombang suara yang dipantulkan, echo, akan ditangkap oleh transducer dan diubah menjadi sinyal listrik. Sinyal listrik kemudian dikirim ke komputer/layar monitor.
Jenis radioterapi
1. Radiasi Eksterna Berasal dan kata 'tele' (Greek) yang berarti jauh, maka teleterapi diartikan sebagai radiasi dilakukan dengan menggunakan sumber radiasi yang terletak pada jarak tertentu diluar target (tumor) radiasi atau kulit. Keuntungan cara ini adalah dapat mencakup daerah target lebih luas sesuai dengan luas lapangan radiasi yang digunakan. Sedangkan kerugiannya adalah mengenai juga daerah sehat disekitar tumor yang akan mengakibatkan timbulnya gejala efek samping. Cara ini misalnya digunakan sebagai. radiasi awal pada berbagai keganasan misalnya payudara, mulut rahim, kolorektal, nasofaring dll
Brakhiterapi
Berasal dari kata 'brachy' (greek) yang berarti pendek. Sehingga diartikan brakhiterapi adalah radiasi yang dilakukan dengan mendekatkan sumber radiasi pada / di dalam daerah target radiasi (tumor). Tehnik yang dapat dilakukan adalah:
Implantasi Intrakaviter Kontak
Implantasi
Yaitu
menanamkan sumber radiasi kedalam tumor . Teknik ini misalnya dapat dilakukan pada radiasi kanker lidah, dengan menggunakan jarum Cesium 131, atau lridium 192 yang diimplantasikan untuk waktu tertentu (temporer) sesuai dengan dosis yang diperlukan dan akan diangkat setelah dosis tersebut dicapai. Pada kanker tonsil dapat digunakan juga butiran I-125, yang diimplantasikan secara permanen, karena jenis radioaktif ini mempunyai waktu kerja sangat pendek.
Intra kaviter
Yaitu
radiasi yang dilakukan dengan menempatkan sumber radioaktif didalam kavitas tubuh. Tehnik ini misalnya digunakan pada radiasi kanker mulut rahim, yang dilakukan dengan radioaktif Co-60 atau Ir-192 yang diletakkan di cavum uteri dan lumen vagina. Pada kanker osofagus, nasofaring, paru-paru juga dapat dilakukan radiasi metode ini
Kontak
Yaitu
dengan menempelkan sumber radiasi pada daerah yang akan diradiasi. Misalnya radiasi pada conjungtiva dengan menggunakan strontium maupun radiasi menggunakan aplikator yang diletakkan pada permukaan kulit untuk tumor kulit
Kamera
Gamma (Radiasi dengan menggunakan radio farmaka) Radiasi dipancarkan dan bahan radioaktif yang terikat pada radiofarmaka tertentu yang dimasuk dalam tubuh
peroral injeksi intrakaviter
Kemudian
bahan tersebut akan mengikuti proses metabolisme dalam tubuh Karena bahan tersebut mempunyai afinitas terhadap organ tertentu, maka akan terakumulasi dalam organ tersebut, sambil memancarkan radiasi. Kanker thyroidI-131, Proses metastasis ditulang -> fosfor radioaktif.