You are on page 1of 45

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP ETIKA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DAN PENILAIAN ETIKA BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan meningkatnya kompetensi dan peningkatan global, profesi akuntan pada saat ini dan saat mendatang menghadapi tantangan yang semakin berat, sehingga dalam menjalankan aktivitasnya seorang akuntan dituntut untuk selalu meningkatkan

profesionalismenya. Kondisi perekonomian sekarang ini yang cenderung tidak stabil juga mengalami keterpurukan. Hal ini dapat dijelaskan bahwa dengan kondisi ekonomi yang tidak memadai, sehingga menyebabkan kualitas pelaporan keuangan juga kurang baik. Di Indonesia sendiri system pelaporan keuangan masih perlu ditingkatkan dan diperbaiki, salah satu factor yang masih harus ditingkatkan untuk meningkatkan kualitas pelaporan keuangan di Indonesia menyangkut etika dan sifat positif akuntan Indonesia. Di Indonesia sendiri sistem pelaporan keuangan masih perlu ditingkatkan dan diperbaiki, salah satu factor yang masih harus masih ditingkatkan kualitas pelaporan keuangan di Indonesia dan menyangkut etika dan sikap positif akuntan Indonesia. Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia mulai tahun 1997 menurut berbagai pihak merupakan akibat dari kurangnya praktek Good Corporate Governance di Indonesia. Dalam survei pemeringkatan Corporate Governance yang dilakukan oleh Credit Lyonnaise Securities Asia tahun 2000, hanya 18 perusahaan yang dinilai baik secara internasional walaupun demikian hanya satu perusahaan yang memperoleh nilai diatas 60 yaitu PT Unilever Indonesia
1

Menurut Wyatt (2004) bahwa kelemahan yang terdapat pada akuntan adalah keserakahan individu yang korporasi, pemberian jasa yang mengurangi independensi, sikap terlalu lunak pada klien dan peran serta dalam menghindari aturan akuntansi yang ada. Wyatt menambahkan bahwa untuk menghindari hal-hal tersebut, akuntan pendidik seharusnya memberikan perhatian yang lebih besar dalam hal pendidikan akuntansi atas dua hal, yaitu apresiasi terhadap profesi akuntan dan apresiasi mengenai dilemma etika ( ethical dilemmas ). Hal ini dapat dituangkan dalam bentuk pengajaran, metode pengajaran sampai ke penyusunan kurikulum yang berlandaskan nilai-nilai etika dan moral. Pendidikan akuntansi di Indonesia bertujuan menghasilkan lulusan yang beretika dan bermoral tinggi. Berbagai upaya dilakukan untuk memperkenalkan nilai nilai profesi dan etika akuntan kepada mahasiswa. Dalam upaya pengembangan ini pendidikan akuntansi yang berlandaskan etika ini dibutuhkan adanya umpan baik mengenai kondisi yang ada sekarang ini, yaitu apakah pendidikan akuntansi di Indonesia telah cukup membentuk nilai nilai positif mahasiswa akuntasi. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui persepsi mahasiswa dengan maksud mengetahui kadar etika mahasiswa dan efektivitas kurikulum yang ada dalam membentuk mahasiswa. Terjadinya beberapa pelanggaran etika yang terjadi di Indonesia, baik yang dilakukan oleh akuntan public, akuntan intern, maupun akuntan pemerintah. Seharusnya hal seperti ini tidak akan terjadi jika setiap akuntan dan calon akuntan mempunyai pengetahuan , pemahaman, dan dapat menerapkan etika secara memadai dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang akuntan yang professional. Pekerjaan seorang akuntan harus dikerjakan dengan sikap yang professional yang sepenuhnya berlandaskan pada moral dan etika yang ada. Dengan sikap akuntan yang professional maka akan mampu menghadapi tekanan yang muncul dari dirinya
2

sendiri ataupun dari pihak eksternal, dimana kemampuan seorang akuntan untuk dapat mengerti dan peka terhadap persoalan etika juga sangat dipengaruhi oleh lingkungan dimana dia berada. Dalam hal ini ada salah satu factor yang dapat mempengaruhi perilaku seorang akuntan adalah lingkungan pendidikan. Terkadang penyajian laporan keuangan yang telah dibuat oleh akuntan menyimpang dari etika dan sikap positif seorang akuntan. Tidak mengherankan jika sejak dahulu etika selalu menyoroti akuntan dalam menyajikan laporan keuangan. Profesi akuntan Indonesia pada masa yang akan datang akan menghadapi tantangan yang semakin berat, untuk itu kesiapan yang menyangkut profesi seorang akuntan mutlak diperlukan. Profesionalisme suatu profesi akuntan mensyaratkan tiga hal utama yang harus dipunyai oleh setiap anggota akuntan yaitu keahlian, pengetahuan, dan berkarakter. Karakter menunjukkan kepribadian seorang akuntan yang diwujudkan dalam sikap dan tindakan etis akuntansi akan sangat menentukan posisinya di masyarakat, pemakai jasa dan akan menentukan keberadannya dalam persaingan di antara rekan profesi dari negara lainnya. Dunia pendidikan akuntansi juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap perilaku etis seorang akuntan. Oleh sebab itu pemahaman seorang calon akuntan (mahasiswa akuntansi) sangat diperlukan dalam hal etika dan keberadaan pendidikan etika ini juga memiliki peranan penting dalam perkembangan profesi akuntansi di Indonesia. Mata kuliah yang mengandung muatan etika tidak terlepas dari misi yang telah dimiliki oleh pendidikan tinggi akuntansi sebagai subsistem pendidikan tinggi, tetapi pendidikan tinggi akuntansi juga bertanggung jawab pada pengajaran ilmu pengetahuan yang menyangkut tentang etika yang harus dimiliki oleh mahasiswanya dan agar mahasiswanya mempunyai kepribadian (personality) yang utuh sebagai calon akuntan yang profesional.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi terhadap etika penyusunan laporan keuangan di Indonesia. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan Angelia (2007) untuk melihat apakah fenomena yang diperoleh pada penelitian terdahulu juga akan terjadi pada penelitian kali ini. Perbedaan utama antara penelitian ini dengan penelitian Angelia (2007) yaitu pada ruang lingkup penelitiannya. Penelitian Angelia (2007) mencoba mengetahui pandangan diantara mahasiswa akuntansi dan manajemen di Perguruan Tinggi di STIE Stikubank, sedangkan penelitian ini mencoba kembali menguak perbedaan pandangan antara etika laporan keuangan pada mahasiswa akuntansi angkatan awal dan angkatan akhir di Perguruan Tinggi Unisbank. Berdasarkan fenomena ini tersebut diatas maka penulis bermaksud untuk mengangkat persepsi persepsi mahasiswa akuntansi ke dalam judul skripsi dengan judul PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP ETIKA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DAN PENILAIAN ETIKA

1.2 Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana persepsi mahasiswa akuntansi mengenai manajemen laba. 2. Bagaimana persepsi mahasiswa akuntansi mengenai salah saji dalam laporan keuangan. 3. Bagaimana persepsi mahasiswa akuntansi mengenai tanggung jawab terhadap laporan keuangan.

4. Bagaimana persepsi mahasiwa akuntansi mengenai cost benefit terhadap laporan keuangan. 5. Bagaimana persepsi mahasiswa akuntansi mengenai tanggung jawab penyajian laporan keuangan. 6. Bagaimana persepsi mahasiswa akuntansi mengenai penilaian etika.

1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui persepsi mahasiswa akuntansi mengenai manajemen laba, antara mahasiswa. 2. Untuk mengetahui persepsi mahasiswa akuntansi mengenai salah saji dalam laporan keuangan. 3. Untuk mengetahui persepsi mahasiswa akuntansi mengenai tanggung jawab terhadap laporan keuangan. 4. Untuk mengetahui persepsi mahasiwa akuntansi mengenai cost benefit terhadap laporan keuangan. 5. Untuk mengetahui tanggung jawab dalam penyajian laporan keuangan.

1.4 Manfaat Penelitian 1. Penelitian ini bertujuan memperoleh bukti empiris mengenai persepsi antara mahasiswa akuntansi tentang etika penyajian laporan keuangan serta memperoleh bukti empiris mengenai persepsi mahasiswa akuntansi tentang tanggung jawab terhadap pengguna laporan keuangan.

2. Untuk menilai efektivitas pendidikan akuntansi dalam menimbulkan tanggung jawab mahasiswa terhadap pengguna laporan keuangan. 3. Memberikan informasi kepada kalangan akademisi mengenai kadar etika mahasiswa jurusan akuntansi untuk dijadikan dasar penyusunan kurikulum dalam mewujudkan Good Corporate Governance

1.5 Pembatasan Masalah Dalam suatu upaya penelitian sangatlah penting menentukan ruang lingkup

permasalahannya. Hal ini dimaksudkan untuk mendekatkan pada pokok permasalahan yang akan dibahas sehingga terarah dan tidak terjadi pembahasan yang meluas. Adapun pembahasan dalam penelitian kali ini adalah mahasiswa jurusan akuntansi yang sudah dan yang belum mengambil mata kuliah etika bisnis atau auditing I di Perguruan Tinggi Unisbank.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Persepsi, Etika, dan Laporan Keuangan Suatu hal yang tidak dapat dipungkiri ialah bahwa dalam suatu organisasi selalu terjadi proses komunikasi antara yang satu dengan yang lainnya, baik secara perorangan maupun secara kelompok. Dalam proses tersebut, siapapun yang mengambil inisiatif, apakah seorang bawahan ataukah seorang manajer, pengambil inisiatif selalu berharap agar tujuan berkomunikasi dapat diterima dan dimengerti oleh yang menerima. Penerima inilah yang disebut persepsi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI 199;175) persepsi adalah tanggapan (penerimaan) langsung dari suatu atau merupakan proses seseorang mengetahui

seberapa hal yang diketahui orang lain dalam memahami setiap informasi tentang lingkungan melalui panca indera. Persepsi juga dikatakan sebagai suatu proses pengenalan atau identifikasi sesuatu dengan menggunakan panca indera (Dreverdalam Sasanti, 2003). Kesan yang diterima individu sangat tergantung pada seluruh pengalaman yang telah diperoleh melalui proses berpikir dan belajar, serta dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam diri individu. Sabri (1993) mendefinisikan persepsi sebagai aktivitas yang memungkinkan manusianmengendalikan rangsangan-rangsangan yang sampai kepadanya melalui alat

inderanya, menjadikannya kemampuan itulah dimungkinkan individu mengenali milleu (lingkungan pergaulan) hidupnya. Proses persepsi terdiri dari tiga tahap yaitu tahapan pertama terjadi pada pengideraan diorganisir berdasarkan prinsip-prinsip tertentu, tahapan ketiga yaitu stimulasi pada penginderaan diinterprestasikan dan dievaluasi. Marat (1981) mengatakan bahwa persepsi adalah suatu proses pengamatan seseoran yang berasal dari suatu kognisi secara terus menerus dan dipengaruhi oleh informasi baru dari lingkungannya. Riggio (1990) juga mendefinisikan persepsi sebagai proses kognitif baik lewat penginderaan, pandangan, penciuman dan perasaan yang kemudian ditafsirkan. Mengapa persepsi itu penting? Persepsi itu penting semata mata karena perilaku orang orang didasarkan pada persepsi mereka mengenai apa realitas itu, bukan mengenai realitas itu sendiri. Dunia yang dipersepsikan adalah dunia yang penting dari segala perilaku. Menurut Stephen Robbins (2003) factor factor yang mempengaruhi persepsi : 1. Perilaku Persepsi Bila seorang individu memandang pada suatu obyek dan mencoba menafsirkan apa yang dilihatnya, penafsiran itu sangat dipengaruhi oleh karakteristik pribadi dari perilaku individu itu. Factor factor yang dikaitkan pada prilaku prsepsi mempengaruhi apa yang yang dipersepsikan nya. Diantara karakteristik itu pribadi yang lebih relevan yang mempengaruhi persepsi adalah sikap, motif, minat, pengalaman masa lalu dan pengharapan.

2. Target Karakteristik dari target yang akan diamati dapat mempengaruhi apa yang dipersepsikan. Karena target tidak dipandang dalam keadaan terisolasi, hubungna suatu target dengan latar belakangnya mempengaruhi persepsi, seperti

kecenderungan kita mengelompokan benda benda yang berdekatan apa yang mirip. 3. Situasi Penting bagi kita melihat konteks obyek atau peristiwa unsur unsur lingkungan sekitar mempengaruhi prsepsi kita. Waktu adalh obbyek atau peristiwaitu dapat dilihat dapat mempengaruhi perhatian. Menurut Walgito dalam Jaka Winarta (2003), ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar individu dapat menyadari dan dapat membuat persepsi yaitu : a. Adanya obyek yang harus dipersepsikan. b. Alat indera yaitu alat untuk menerima rangsangan. c. Adanya perhatian yang merupakan langkah pertama dalam mengadakan persepsi. Etika adalah seperangkat aturan atau norma atau pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun manusia atau masyrakat atau profesi. Di Indonesia, etika diterjemahkan menjadi kesusilaan karena sila berarti dasar, kaidah atau aturan, sedangkan su berarti baik, benar dan setuju. Etika menurut kamus besar Bahasa Indonesia, adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak). Tujuan penelitian pendidikan dalam bidang akuntansi menurut Loeb,1998 dalam Hiltebeitel dan Jones 1992 adalah :

1. Menghubungkan pendidikan akuntansi kepada persoalan etis. 2. Mengenalkan persoalan dalam akuntansi perusahaan yang mempunyai implikasi etis. 3. Mengembangkan suatu perasaan berkewajiban atas tanggung jawab moral. 4. Mengembangkan kemampuan yang berkaitan dengan konflik etis. 5. Belajar menghubungkan dengan ketidakpastian profesi akuntasi. 6. Menyusun tahapan untuk suatu perubahan dalam perilaku etis. 7. Mengapresiasikan dan memahami sejarah dan komposisi seluruh aspek etika akuntansi dan hubungan terhadap bidang umum dan etika. Informasi akuntansi merupakan bagian terpenting dari seluruh informasi yang diperlukan oleh manajemen, akuntasi terutama berhubungan dengan data keuangan perusahaan agar data keuangan yang ada dapat dimanfaatkan baik oleh pihak manajemen maupun pihak luar perusahaan. Informasi akuntansi digolongkan menjadi tiga jenis yaitu : (1) informasi operasi, (2) informasi akuntansi, (3) informasi

akuntansi keuangan (Baridwa, 1991 : 1) Informasi akuntansi manajemen menunjukkan kondisi dan hasil usaha perusahaan, yang digunakan oleh para pemakainya sesuai dengan kepentingan

masing masing. Informasi disajikan dalam lapora keuangan. Adapun pengertian laporan keuangan adalah sebagai berikut : (SAK Per 1 April 2004). Laporan keuangan merupakan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, dan perubahan laporan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai pelaporan arus kas atau laporan arus dana) dan catatan atas laporan

10

keuangan. Sedangkan etika penyusunan laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. 2.1.2. Tujuan Laporan Keuangan Laporan Keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dalam data atau aktivitas perusahaan tersebut (PAI, 1994 : 9). Dalam (IAI,2007) Laporan Keuangan merupakan bagian dari proses keuangan. Laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang kurangnya setahun sekali untuk memenuhi kebutuhan pengguna laporan keuangan. Pada dasarnya Laporan Keuangan bagi perusahaan hanyalah sebagai alat penguji dari pekerjaan bagian pembukuan. Laporan keuangan pada umumnya terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan mdal atau laporan laba ditahan. Tetapi dalam prakteknya sering diikutsertakan laporan keuangan lain yang sifatnya membantu untuk memperoleh penjelasan lebih lanjut maupun kepentingan analisa. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan. Pengguna laporan keuangan tersebut antara lain investor, karyawan, pemberi pinjaman, kreditor, pelanggan, pemerintah, dan masyarakat yang berkepentingan. Agar laporan keuangan membeerikan manfaat optimal bagi pemakai, maka peenyajiannya harus memenuhi karakteristik kualitatif pokok, yaitu :

11

1. Dapat dipahami Karakteristik pokok pertama yang harus dimiliki sebuah laporan keuangan adalah kemudahannya untuk cepat dimengerti oleh pemakai laporan keuangan yang diasumsikan memiliki kompetensi untuk memahami aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta ketekunan yang wajar. 2. Relevan Semua laporan keuangan dapat dikatakan relevan bila dapat mempengaruhi keputusan ekonomi para pemakai keuangan dengan mengeavluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan dan menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu 3. Dapat Diandalkan ( Reliable ) Suatu informasi dapat dikatakan reliable jika bebas dari pengertian menyesatkan dan kesalahan material, serta dapat diandalkan oleh pemakaiannya yang tulus dan jujur (faithfull representation). Untuk itu penyajiannya harus memenuhi kriteria sebagai berikut : a. Penyajian Jujur Transaksi atau peristwa yang digambarkan harus tersaji secara jujur atau wajar. Anggapan kesalahan tidak jujur dapat dikarenakan unsur kesengajaan maupun ketidaksengajaan seperti kesulitan dalam menerapkan ukuran dan penentuan teknik penyajian yang sesuai dengan transaksi.

12

b. Substansi Mengungguli Bentuk Karena substansi transaksi tidak selalu konsisten dengan yang tampak dalam bentuk hukum, maka pencatatan transaksi disajikan sesuai dengan subtansi dan realitas ekonomi dengan tetap memprhatikan bentuk hukumnya. c. Netralitas Netralitas itu sendiri mengandung pengertian bahwa dalam penyusunan dalam laporan keuangan tidak berpihak atau tidak bergantung pada kepentingan pihak manapun. d. Perimbangan Sehat ( Prudence) Perimbangan sehat berarti mennggunakan unsure kehati hatian pada saat dilakukan penaksiran dalam kondisi ketidakpastian, seperti kerugian piutang tak tertagih, umur ekonomi aktiva, tuntutan, atau garansi e. Kelengkapan Untuk menghindari kesengajaan untuk tidak mengunkapkan yang dapat meengurangi reliability suatu laporan keuangan. 4. Dapar dibandingkan Pembandingan laporan keuangan ini dapat dibagi menjadi 2 bentuk, yaitu : a. Pembandingan laporan keuangan suatu perusahaan antara periode bertujuan untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan perusahaan. b. Pembandingan laporan keuangan antar perusahaan dalam suatu periode yang sama (IAI, 2004 : 25 40 )

13

Pembandingan ini dimaksudkan unutk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan serta relatif dengan pembandingan tersebut diharapkan pemakai laporan keuangan dapat menyimpulkan kebijakan akuntansi yang digunakan perusahaan dalam penyusunan laporan keuangan beserta perubahan kebijakan dan dampak dari perusahaan tersebut. Laporan keuangan biasanya terdiri dari nerasa, laporan laba rugi, laporan perubahan perubahan modal yang dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Neraca Neraca merupakan bagian dari laporan keuangan dengan definisi sebagai berikut : Neraca harus disusun secara sistematis sehingga dapat memberikan gambaran mengenai posisi keuangan perusahaan pada saat tertentu. (Soemarso, 1994, hal. 62) Pengertian neraca yang lain sebagai berikut : Neraca adalah daftar yang menggambarkan tentang posisi aktiva (harta kekayaaan), hutang dan modal yang dimiliki prusahaan pada saat tertentu. (Mardiasmo, 1990, Hal. 28) Dari pendapat diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa neraca adalah suatu daftar yang menggambarkan tentang aktiva, hutang dan modal yang disusun oleh suatu badan atas perusahaan pada saat tertentu. Komponen neraca dapat digolongkan sebagai berikut : a. Aktiva Pengertian aktiva adalah : Sumber ekonomi yang dimiliki perusahaan dan diharapkan akan memberikan manfaat dimasa yang akan datang. (Al. Haryono Jusup, 1991. Hal.8)

14

Dari pengertian ini tidak terbatas pada kekayaan perusahaan yang berwujud saja, tetapi juga termasuk biaya yang masih harus dialokasikan pada penghasilan yang akan datang, serta aktiva tidak berwujud lainnya. Aktiva dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1) Akitva Lancar 2) Investasi 3) Aktiva Tetap 4) Aktiva tidak Berwujud 5) Aktiva Lain lain b. Hutang Pengertian hutang adalah : Suatu kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi dimana ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditur. (Munawir, 1993. Hal.18) Kewajiban lancar dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1) Kewajiban lancar 2) Kewajiban jangka panjang 3) Kewajiban lain lain c. Modal Pengertian modal adalah : Merupakan bagian hak dan pemilik dalam perusahaan yaitu selisih antara aktiva dan hutang ( kewajiba) yang ada, dan dengan demikian tidak merupakan ukuran nilai jual perusahaan tersebut. (IAI, 1991, hal. 19)

15

Modal dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1) Modal saham 2) Agio saham 3) Laba yang ditahan 2. Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi merupakan laporan tentang perubahan posisi keuangan yang berasal dari kegiatan operasi selama periode tertentu. Pengertian laporan laba rugi adalah : perhitungan rugi laba harus disusun sedemikian rupa agar memberikan gambaran mengenai perusahaan dalam periode tertentu Dalam penyusunn laporan keuangan laba rugi bagi tiap tiap perusahaan belum tentu ada keseragaman, tetapi prinsip yang lazim ditetapkan dalam laporan keuangan adalah sebagai berikut : (Munawir, 1993, hal.26 ) a. Bagian pertama menunjukkan penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok perusahaan diikuti dengan harga pokok dari barang yang dijual sehingga diperoleh laba kotor. b. Bagian laba kedua menunjukkan bahwa biaya biaya operasioanl yang terdiri dari biaya penjualan dan biaya umum atau administrasi. c. Bagian ketiga menunjukkan hasil hasil yang diperoleh di luar operasi pokok perusahaan, yang diikuti dengan biaya biaya yang terjadi di luar usaha pokok perusahaan. d. Bagian keempat menunjukkan laba rugi yang insidentil, sehingga akhirnya diperoleh laba bersih sebelum pajak pendapatan.

16

3. Laporan Perubahan Modal Laporan perubahan modal merupakan ringkasana tentang hasil hasil aktivias keuangan suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu dan menyajikan sebab sebab perubahan perubahan posisi keuangan tersebut. Laporan ini menunjukkan perubahan yang terjadi untuk tiap jenis elemen modal dan perubahan modal secara total. Laporan ini menggambarkan kenaikan atau penurunan setiap aktiva lancar, hutang lancar serta perubahan modal dalam suatu periode tertentu. Perubahan modal dalam komponen modal kerja dibagi dalam peningkatan dan penurunan modal. Dalam laporan perubahan modal kerja ini akan terlihat apakah modal mengalami kenaikan atau penurunan.

2.1.3. Pemakai Laporan Keuangan Dalam memanfaatkan laporan keuangan para pemakai mengutamakan informasi yang berbeda beda, merek terdiri dari (Iman Ghozali dan Anis Chariri, 2003) : 1. Investor Penananaman modal memerlukan informasi untuk menentukan apakah

seharusnya membeli, menahan, atau menjual investasi yang telah dilakukan guna mengurangi resiko khususnya bagi pemegang saham, informasi laporan keuangan berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam membayar deviden. 2. Manajemen Informasi yang perlu disajikan manajemen meliputi :

17

a. Stabilitas dan Profibilitas b. Penilaian kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan kesempatan kerja. 3. Pemberian Pinjaman Pemberi pinjaman menganalisis laporan keuangan sebagai dasar pertimbangan apakah pinjaman yang diajukan beserta bunganya dapat dibayar perusahaan saat jatuh tempo. 4. Pemasok dan Kreditur usaha lainnya Pemasok dan kreditur berkepentingan memutuskan jaminan yang terutang akan dibayar perusahaan pada saat jatuh tempo. 5. Pelanggan Pelanggan lebih memfokuskan hidup perusahan, terutama dalam jangka panjang atau perjajnjian yang sangat bergantung pada perusahaan. 6. Pemerintah Pemerintah beserta lembaga lembaga yang berada dibawahnya perlu mengalokasi sumber daya sehingga dapat mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakn pajak dan sebagai acuan dalam menyusun statistik pendapatan nasional. 7. Masyarakat Masyarakat dapat mengikuti kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir perusahaan dengan menganalisis laporan keuangan.

18

2.1.4 Elemen Laporan Keuangan Dalam SFAC (Statement of Financial Accounting Concepts) No.3 dijelaskan bahwa ada 9 elemen laporan keuangan, yaitu : 1. Aktiva (Assets) Aktiva adalah manfaat ekonomi yang mungkin terjadi di masa mendatang yang diperoleh atau dikendalikan oleh suatu entitas tertentu sebagai akibat transaksi atau peristiwa masla lalu. Manfaat ekonomi di masa depan yang terwujud dalam aktiva tetap adalaha potensi aktiva tersebut untuk memberikan sumbangan, baik secara langsung maupun tidak langsung, arus kas ( dan setara kas ) kepada perusahaan. Manfaat ekonomi dimasa depan dapat mengalir kedalam perusahaan dengan cara digunakan dalam produksi barang dan jasa, dipertukarkan dengan aktiva lain, digunakan untuk menyelesaikan kewajiban atau dibagikan kepada para pemilik perusahaan. 2. Kewajiban Kewajiban adalah pengorbanan manfaat ekonomi yang mungkin terjadi dimasa mendatang yang berasal dari kewajiban sekarang suatu entitas untuk mentransfer aktiva atau menyerahkan jasa pada entitas lain di masa mendatang sebagai akibat dari transaksi masa lalu. Kewajiban suatu perusahaan dapat diselesaikan dengan cara melakukan pembayaran kas, menyerahkan aktiva lain, memberikan jasa, mengganti kewajiban dengan kewajiban lain, mengkonversi kewajiban menjadi ekuitas atau dengan cara dihapuskan.

19

3. Ekuitas ( Equity ) Ekuitas adalah hak asasi ( residual interest ) atas aktiva suatu entitas setelah dikurangi dengan hutang. Dalam perusahaan bisnis, ekuitas sama dengan hak pemilik ( ownership interest ). Dalam perseroan terbatas, setoran modal oleh para pemegang saham, saldo laba ditahan, penyisihan saldo laba, dan penyisihan penyesuaian pemeliharaan model dapat disajikan secara terpisah. Penyajian seperti ini berguna untuk mengidentifikasi pembatasan hukum dan pembatasan lainnya terhadap kemampuan perusahaan untuk membagikan atau menggunakan ekuitas serta merefleksikan fakta bahwa berbagai pihak mempunyai hak yang berbeda. Jumlah ekuitas yang disajikan pada neraca bergantung pada pengukuran aktiva dan kewajiban. 4. Investasi Oleh Pemilik Investasi oleh pemilik adalah kenaikan aktiva netto suatu perusahaan yang berasal dari transfer suatu entitas lain ke perusahaan tersebut atas sesuatu yang bernilai untuk memperoleh atau meningkatkan hak kepemilikan ( atau ekuitas ) dalam perusahaan tersebut. Aktiva adalah hal yang paling umum diterima sebagai investasi oleh pemilik, tetapi termasuk juga jasa atau konversi atas hutang perusahaan. 5. Laba Komprehensif ( Comprehensif Income ) Laba komprehensif adalah perubahan ekuitas ( aktiva netto ) suatu entitas selama satu periode yang berasal dari sumber yang bukan berasal dari pemilik. Laba komprehensif mencakup semua perubahan dalam ekuitas selama satu periode diluar perubahan yang berasal dari investasi oleh pemilik dan distribusi oleh pemilik.

20

6. Pendapatan ( Revenue ) Pendapatan adalah aliran masuk atau kenaikan aktiva suatu entitas atau penurunan hutang entitas ( atau kombinasi keduanya ) selama satu periode, yang berasal dari pengiriman atau produksi barang, penyerahan jasa atau pelaksanaan kegiatan lainnya, yang merupakan kegiatan utama perusahaan secara terus menerus. Pendapatan juga mencakup keuntungan dari penjualan atau pertukaran aktiva ( selain saham yang diperdagangkan ), bunga, dan deviden yang diperoleh dari investigasi, dan peningkatan lainnya dalam ekuitas pemilik kecuali yang berasal dari kontribusi modal dan penyesuaian modal. 7. Biaya ( Expense ) Biaya adalah aliran keluar atau pemakai aktiva suatu entitas atau penambahan hutang suatu entitas ( atau kombinasi keduanya ) selama satu periode yang berasal dari pengiriman atau produksi barang, penyerahan jasa atau pelaksanaan kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan utama perusahaan secara terus menerus. Biaya yang belum habis masa berlakunya adalah biaya yang berkaitan dengan produksi pendapatan di masa depan. Biaya yang sudah habis masa berlakunya tidak berkaitan dengan produksi pendapatan di masa depan, dan oleh karena itu diperlakukan sevagai pengurang dari pendapatan sekarang atau dibebankan terhadap laba ditahan. 8. Keuntungan ( Gains ) Keuntungan adalah kenaikan ekuitas ( aktiva netto ) dari transaksi insidentik suatu entitas dan berasal dari semua transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya yang

21

mempengaruhi entitas dalam satu periode diluar transaksi yang berasal dari pendapatan dan investasi oleh pemilik. Sebagian besar keuntungan berasal dari pertukaran, sehingga diperlukan perbandingan diantara aspek aspek menguntungkan dan tidak menguntungkan. Pengukuran aspek yang menguntungkan serupa dengan pengukuran pendapatan dan aspek yang tidak menguntungkan harus diukur sam dengan beban. 9. Kerugian ( Losses ) Kerugian adalah penurunan ekuitas ( aktiva netto ) dari transaksi insidentil suatu entitas dan berasal dari semua transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya yang mempengaruhi entitas dalam satu periode diluar transaksi yang berasal dari biaya dan distibusi pada pemilik (Dr. Imam Gozali, M.Com, Akt, 2003). Kerugian menggambarkan habisnya niali yang tidak berkaitan dengan operasi normal periode manapun. Jadi, kerugian terjadi karena kejadian kejadian diluar perusahaan, yang tidak berulang dan tidak diharapkan akan terjadi dalam proses menghasilkan pendapatan.

2.1.5. Prinsip Etika Menurut Mulyadi ( 2002 ), prinsip etika ada 8 yaitu : 1. Tanggung Jawab Profesi Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai professional, setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan professional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.

22

Sebagai professional, anggota mempunyai peran penting dalam masyarakat sejalan dengan peranan tersebut, anggota mempunyai tanggung jawab kepada semua pemakai jasa professional mereka. Anggota juga harus selalu bertanggung jawab untuk bekerja sama dengan sesame anggota untuk mengembangkan profesi akuntansi, memelihara, kepercayaan masyarakat dan menjalankan yanggung jawab profesi dalam mengatur dirinya sendiri. 2. Kepentingan Publik Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen atas profesionalisme. Salah satu cirri utama dari suatu profesi adalah penerimaan tanggung jawab kepada publik. Kepentingan publik didefinisikan sebagai kepentingan masyarakat dari institusi yang dilayani anggota secara keseluruhan. 3. Integritas Untuk mememlihara dan meningkatkan kepercayaan public, setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin. Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan professional. Integritas mengharuskan seorang anggota untuk, antara lain, bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa, pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi.

23

2.1.6. Penilaian Etika Kata etika berasal dari Yunani ethos yang berarti karakter, sifat, atau kebiasaan. Etika menggambarkan prinsip moral atau peraturan perilaku individu atau kelompok individu uyang mereka akui, dan berlaku saat seseorang mengambil keputusan. Seringkali etos atau etika digunakan untuk membedakan perilaku, sifat, atau kebiasaan dari suatu group etnis, masyarakat, atau bangsa tertentu. Misalnya etos kerja suku Madura, suku Jawa, suku Padang, etos kerja bangsa Jepang, etos kerja bangsa Indonesia, dll. Etika lokal (masing-masing suku bangsa) dari suatu bangsa kemungkinan saling berbeda satu sama lain, dan berbeda pula dengan etia bangsa tersebut. Dalam mengambil keputusan, ada beberapa criteria yang berlainan, yaitu : 1) Kriteria Utilitarian (Utilitarisme) Utilitarisme meiliki alas an bahwa moralitas suati tindakan didorong oleh konsekuensi dari tindakan yang dilakukan. Moral merupakan fungsi dari manfaat apa yang akan diperoleh dan berapa biaya yang akan dikeluarkan atau dikorbankan. Suatu tindakan moral akan berupaya untuk memaksimalkan kesejahteraan pada tingkat yang tertinggi dan akan berusaha untuk meminimukmkan pengorbanan. Alas an utilitarianism pada dasaranya di latarbelakangi oleh adaya berfikir cost and benefit. Dari kelima prinsip penilaian etika, utilitarianisme termasuk dalam prinsip tanggung jawab profesi dari prinsip etika 2) Kriteria Yang Menekankan Pada Hak (Egoisme) Alasan egoism, juga dilatarbelakangi tindakan yang didorong oleh konsekuensi untuk memaksimumkan kesejahteraan secara individu. Prinsip egoisme tidak termasuk dari kedelapan prinsip etika. Karena dari kedelapan prinsip etika ini selalu

24

mengedepankan tanggung jawab, kejujuran, benar, adil, kehati hatian, dan berusahan mendahulukan kepentingan uumum daripada kepentingan pribadi 3) Kriteria Keadilan (Justice) Justice berasal dari apa yang ditulis oleh Arsitoteles. Pendekatan ini menyatakan bahwa melakukan sesuatu yang benar (The right rhing to do). Keebenaran tersebut ditentukan oleh prinsip - prinsip kebenaran formal ( formal justice ). Keadilan formal tersebut diartikan bahwa sesuatu yang sama dan yang berbeda harus diberlakukan secara berbeda. Dalam lingkungan profesi akuntan komitmen terhadap perusahaan klien dengan adanya keragaman klien yang harus diperlakukan secara adil. Dari kelima prinsip penilaian etika prinsip justice termasuk dalam prinsip integritas dan obyektivitas dari prinsip ekonomi. 4) Deontology Deontology merajuk pada penggunaan logika dalam mengidentifikasi kewajiban atau hubungan antar individu dengan lingkungan social dan orang lain. Individu memiliki kewajiban kepada orang lain yang ditunjukan dengan melakukan sesuatu yang benar ( the right thing to do). Sebagai contoh dalam praktik akuntan public merupakan suatu keharusan bagi kantor akuntan public untuk melayani kepentingan masyarakat. Dari kelima prinsip penilaian etika, prinsip deontology termasuk dalam prinsip kepentingan publik dan kompetensi dan kehati hatian professional. 5) Relativisme Relativisme adalah suatu cara model berfikir yang pragmatis. Alasannya adalah bahwa aturan etika tidak universal, oleh karena itu etika dilatarbelakangi oleh budaya dimana masing masing budaya memiliki aturan yang berbeda beda yang belum

25

tentu dapat diterapkan ditempat yang memiliki budaya yang berbeda. Hal ini sangat penting dalam praktik akuntan public yang berkaitan dengan kantor akuntan multinasional yang terdapat di masing masing negara. Dari kelima prinsip

penilaian etika, prinsip relativisme termasuk dalam kepentingan public.

2.1.6. Etika Penyusunan Laporan Keuangan Agar pembaca laporan keuangan memperoleh gambaran yang jelas, maka laporan keuangan yang disusun harus didasarkan pada prinsip akuntansi yang lazim, di Indonesia prinsip ekonomi disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Oleh karena itu sifat akuntansi sebagai suatu kegiatan jasa. Unsur penyajian laporan keuangan yang layak terdiri dari keempat, yaitu : 1) Mistate (kecenderungan untuk melakukan salah saji dalam laporan keuangan) Kecenderungan bagi setiap perusahaan di Indonesia yang sring mengalami kesulitan dalam menyajikan laporan keuangan yang baik dan sesuai standar akuntansi merupakan sesuatu problematika tersendiri. Dan hal ini merupakan Sesuatu kondisi yang ada korelasinya memiliki keterkaitan antara penyusunan laporan keuangan dan sikap serta perilaku baik para penyaji maupun pengggunanya. Hal ini mau tidak mau memunculkan semacam kode etik yang terbentuk secara procedural dan sistematis yang telah ditetapkan oleh pihak yang berwenang, yaitu dalam hal itu adalah IAI ( Ikatan Akuntansi Indonesia ). Namun demikian masih saja terdapat perbedaan perbedaan persepsi tentang penyajian laporan keuangan yang terbentuk dari sikap dan perilaku masing masing individu. Oleh karena itu sifat manusia yang cenderung memiliki ketidakterikatan tentang suatu pemikiran. Bahkan

26

didalam naungan perusahaan yang sama pun akan terjadi diantara individu individu yang berkepentingan terhadap penyajian laporan keuangan 2) Disclosure (Pengungkapan Laporan Keuangan) Laporan keuangan merupakan komponen sentral dan memegang peranan penting dalam mengkomunikasikan efek dari berbagai transaksiserta kejadian kejadian ekonomi lain bagi para pengambil keputusan. Untuk itu laporan keuangan harus dapat menyediakan informasi mengenai perusahaan dan operasinya kepada pihak yang berkepentingan sebagai basis dalam pengambilan keputusan yang disajikan secara bervariasi sesuai dengan kebutuhan dan masalah yang tercakup. Variasi tersebut antara lain meliputi informasi mengenai laba atau rugi terhadap investasi untuk mengidentifikasikan hubungan hubungan informasi tersebut, maka diperlukan analisis data yang diungkapkan dalam perhitungan laporan laba rugi, neraca, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan tersebut sebagai komponen laporan keuangan. Pengungkapan secara sederhana dapat diartikan sebagai pengeluaran informasi ( the relase of information ). Menurut penelitian Ahmed dan Nicolas ( 1994 ) dan Alfrod dkk ( 1993 ) membuktikan bahwa laporan tahunan merupakan media yang tepat untuk menyampaikan corporate disclosure sesuai dengan salah satu sasaran Undang undang pasar modal yaitu meningkatkan transparasi dan menjamin perlindungan terhadap masyarakat pemodal, disebutkan bhwa setiap perusahaan yang menawarkan efeknya melalui pasar modal wajib mengungkapkan seluruh informasi mengenai keadaan usahanya termasuk keadaan keuntungan, aspek hokum, manajemen, dan harta kekayaan perusahaan ( full disclosure ) kepada masyarakat.

27

Sedangkan pengungkapan laporan keuangan yang terdapat pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.1 adalah : a. Ruang Lingkup Pernyataan ini diterapkan dalam penyajian laporan keuangan untuk tujuan umum yang disusun dan disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. b. Tujuan Laporan Keuangan Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan. c. Tanggung Jawab atas Laporan Keuangan Manajemen perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan perusahaan. d. Pertimbangan Menyeluruh Meliputi penyajian secara wajar, kebijakan akuntansi, kelangsungan usaha, dasar akrual, konsitensi penyajian, materialitas dan agrefasi, saling hapus (offsetting) dan informasi komparatif. e. Struktur dan Isi Meliputi identifikasi laporan keuangan, periode pelaporan dan tepat waktu. f. Neraca Meliputi pembagian lancar dan tidak lancar dan jangka pendek dengan jangka panjang, aktiva lancar, kewajiban jangka pendek, informasi yang

28

disajikan dalam neraca dan informasi disajikan di neraca atau di catatan atas laporan keuangan. g. Laporan Laba Rugi Meliputi informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi, informasi disajikan dilaporan laba rugi atau di catatan atas laporan keuangan. h. Laporan Perubahan Ekuitas Perubahan ekuitas perusahaan menggambarkan peningkatan atau

penurunan aktiva bersih atau kekayaan alam selama periode bersangkutan berdasarkan prinsip pengkuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan. i. Laporan Arus Kas Laporan arus kas disusun berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan terkait. j. Catatan Atas Laporan Keuangan Meliputi struktur, penyajian kebijakan akuntansi dan pengungkapan lain. k. Tanggal Berlaku Efektif Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan ini berlaku efektif untuk penyusunan dan penyajian laporan keuangan yang mencakup periode laporan yang dimulai tanggal 1 Januari 1999. 3) Cost & Benefit (Beban perusahaan untuk melakukan pengungkapan) Laporan keuangan merupakan ringkasan dari transaksi transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan itu sendiri dibuat oleh pihak manajemen yang memiliki tujuan untuk mempertanggung jawabkan tugas

29

tugas yang dibebankan sehingga menghasilkan informasi bagi pihak pihak terkait. Laporan ini sangat bergua bagi tiap pihak yang mempunyai kepentingan demi mencapai tujuan. 4) Responbility (Tanggung jawab dalam penyajian laporan keuangan yang informative bagi penggunanya) Menurut IAI, Laporan keuangan merupaka bagian dari proses pelaporan keuangan . Tujuan pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan yang bermanfaat bagi sejumlah yang besardalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan disusun untuk tujuan memenuhi kebutuhan sebagian besar pemakai. Namun demikian laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan ekonomi secara umum

menggambarkan pengaruh keuangan informasi dari kejadian masa lalu dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan. Pihak manajemen harus bertanggung jawab atas apa yang dilaporkan dalam laporan keuangan artinya pihak manajemen harus membuat laporan itu sesuia dengan kenyataan sebenarnya sehingga laporan keuangan itu memberikan informasi yang dipercayai bagi penggunanya. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewarship) atau pertanggung jawaban manajemen atas sumber daya yang dipercyaakan kepadanya. Pemakai yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atas pertanggung jawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi.

30

Keputusan ini mungkin mencakup misalnya keputusan untuk menanam atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atas keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen. Beberapa tindakan yang lalu yang dilakukan perusahaan merupakan bagian dari kegiatan yang berdampak masa depan. Oleh karena itu, peristiwa yang lalu itu tidak akan dapat dinilai tanpa melihat tanpa melihat dampaknya dimasa yang akan datang. Dengan kata lain, pertanggung jawaban memerlukan informasi tentang potensi dan juga hasil yang sudah diperoleh. Sebagai bagian dari kegiatan peramalan, sebaiknya para pemakai laporan disajikan informasi tentang keadaan sekarang, keadaan masa yang akan datang dan juga keadaan masa lalu. Pertanggung jawaban menyangkut pelaporan secara periodic kemajuan perusahaan dalam mencapai tujuannya. Pihak manajemen harus bertanggung jawab atas apa yang dilaporkan dalam laporan keuangan artinya pihak manajemen harus membuat laporan itu sesuai dengan kenyataan sebenarnya sehingga sehingga laporan itu memberikan informasi yang dapat dipercaya bagi penggunanya. Pertanggung jawaban memberikan suatu dasar untuk mengungkapkan informasi yang diperlukan untuk menilai prestasi yang lalu. Keputusan ekonomi yang dilakukan oleh para pemakai menimbulkan kebutuhan informasi tentang masa lalu dan informasi yang diperlukan dalam mencapai tujuan perusahaan dimasa yang akan datang. 5) Manajemen Laba Manajemen Laba merupakan usaha pihak manajer yang disengaja untuk memanipulasi laporan keuangan dalam batasan yang diperbolehkan oleh prinsip

31

prinsip akuntansi berterima umum dengan tujuan untuk memberikan informasi yang menyesatkan bagi pengguna laporan keuangan untuk kepentingan pihak manajer (Meutia, 2004). Healy dan Watrler (1998) dalam Yulianti (2005) menyatakan bahwa manajemen laba terjadi manajer menggunakan judgement dalam laporan keuangan dan menyesatkan stakeholder untuk merubah laporn keungan sehingga mempengaruhi contractual outcomes yang tergantung pada angka akuntansi yang dilaporkan. Sementara itu Schipper (1989) dalam Yulianti (2005) mengartikan manajemen laba sebagai disclousure manajemen, definisi yang diberikan oleh Schipper ini berbeda dengan Hearly dan Watrlen (1998) dalam sudut pandangnya mereka meninjau dari segi keterkaitan dengan badan penetap standar Sthipper (1989) melihat dari segi fungsi pelaporan kepada pihak eksternal dan bukan pelaporan akuntansi manajerial dan aktivitas yang ditetapkan melalui upaya lobbying. Definisi schipper tidak mendasarkan pada konsep khusus mengenai laba namun berdasar pada pandangan bahwa angka akuntansi sebagai suatu informasi. Surifah (1999) memberikan pendapatnya mengenai dampak manajemen laba terhadap kredibilitas laporan keuangan. Menurut Surifah (1999) manajemen laba dapat mengurangi kredibilitas laporan keuangan apabila untuk pengambilan keputusan, karena manajemen laba suatu bentuk manipulasi atas laporan keuangan yang terjadi sarana komunikasi antara manajemen pihak eksternal perusahaan. Mengacu pada Surifah (1999) diatas maka manajemen laba dinyatakan dalam prospektif opurtunisti dibandingkan perspektif efisiensi. Perspektif efisiensi

32

menyatakan bahwa manajer melakukan pilihan atas kebijakan akuntasi untuk memberikan informasi yang lebih baik tentang cash flow yang akan datang dan untuk meminimalkan agency cost yang terjadi karena konflik kepentingan antara stakeholder dan manajer (Jiambolvo, 1996) Manajemen laba merupakan suatu tindakan yang dapat menyesatkan pemakai laporan keuangan dengan menyajikan informasi yang tidak akurat, bahkan terkadang merupakan penyebab terjadi tindakan illegal, misalnya penyajian laporan keuangan yang terdistorsi atau tidak sesuia degan sebenarnya National Commission on Fraudelent Financial Reporting(1987) dalam Merchant dan Rokness (1994). Ditinjau dari sudut pandang auditor tindakan ini merupakan pelanggaran terhadap kepercayaan masyarakat (Ficher dan Rosenzweig, 1995). Adapun teknik untuk merekayasa laba dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu : memanfaatkan peluang untuk membuat estimasi akuntansi, merubah metode akuntansi, menggeser periode biaya atau pendapatan. Kesempatan bagi manajemen untuk mendistorsi laba timbul karena : 1. Kelemahan yang inheren dalam akuntansi itu sendiri. 2. Informasi asimetri antara manajer dengan pihak luar. Menurut Scott (1995) dalam Saputro dan Setiawati (2003), terdapat berbagai

motivasi mengapa perusahaan dalam hal ini manajer melakukan manajemen laba, antara lain:

33

1. Bonus Plan Hypothesis Pada hipotesis ini menyatakan bahwa manajer pada perusahaan dengan bonus plan cenderung untuk menggunakan metode akuntansi yang akan meningkatkan pendapatan pada saat ini. 2. Debt to Equitu Hypothesis Suatu perusahaan yang mempunyai rasio debt to equity besar maka manajer cenderung menggunakan metode akuntansi yang akan meningkatkan pendapatan maupun laba. 3. Political Cost Hypothesis Pada hipotesis ini suatu perusahaan besar yang mempunyai kegiatan operasi yang

menyentuh sebagian masyarakat akan cenderung mengurangi laba yang dilaporkan. Menurut Scoot (2000) dalam Yulianti (2005) ada beberapa bentuk manajemen laba, antara lain: y Taking bath Digunakan selama periode seperti pemilihan CEO. Jika manajer merasa harus melaporkan kerugian, maka ia akan melaporkan dalam jumlah besar. Dengan tindakan ini manajer berharap dapat meningkatkan laba yang akan datang dan kesalahan atas kerugian yang dapat dilimpahkan kepada manajer lama, jika terjadi pergantian manajer. y Income minimization Dipilih selama periode dengan profitabilitas tinggi, sehingga jika periode yang akan dating diperkirakan laba turun drastic, dapat diatasi dengan pengambilan jatah laba sebelumnya. y Income maximation Dilakukan manajer utama dengan tujuan untuk mendapatkan bonus. Perusahaan yang berada pada pelanggaran syarat perjanjian utang juga melakukan income maximation.

34

Income smoothing Dilakukan dengan meratakan laba yang dilaporkan, dengan tujuan pelaporan eksternal, terutama bagi investor adalah risk averse dan menyukai laba yang relatif stabil.a

2.2 Review Penelitian Terdahulu Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, dimana memuat variabel variabel yang hamper sama dengan penelitian yang penulis lakukan, dimana pada penelitian sbelumnya diperoleh hasil : 1. Hasil penelitian Rusma Ardiansyah (2006) mengenai persepsi mahasiswa terhadap etika penyusunan laporan keuangan yang meliputi manajemen laba, misstate, disclousure, cost-benefit, dan responbility. Terhadap pengguna laporan keuangan. Sample penelitian yang digunakan adalah sebanyak 100 mahasiswa pada PTN dan PTS di Kota Pontianak yang terbagi tingkat awal dan akhir. Teknik analisis yang digunakan adalah uji validitas, reabilitas dan uji beda non parametik yaitu krusal wallis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan persepsi yang signifikan antara mahasiswa akuntansi tingkat awal dan tingkat akhir pada PTN dan PTS di kota Pontianak terhadap etika penyusunan laporan keuangan yang meliputi manajemen laba, misstate,disclousure, cost-benefit, dan responbility.

2. Hasil penelitian Angelia (2007) mengenai persepsi mahasiswa terhadap etika penyusunan laporan keuangan yang meliputi manajemen laba, misstate, disclousure, cost-benefit, dan responbility. Sample penelitian adalah 81 mahasiswa dan 75

35

mahasiswa non akuntansi. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji beda t-test, validitas, dan realiabilitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan persepsi untuk variable misstate, disclousure, cost-benefit, dan responbility antara mahasiswa akuntansi dan mahasiswa manajemen. 3. Hasil penelitian Yulianti (2005) mengenai persepsi mahasiswa akuntansi terhadap etika penyusunan laporan keuangan yang meliputi manajemen laba, misstate, disclosure, cost-benefit dan responbility. Sample penelitian yang digunakan adalah 139 mahasiswa akuntansi dan 124 mahasiswa manajemen yang terbagi tingkat awal dan akhir. 4. Penelitian yang dilakukan oleh Desriani Fahmi (1993) mengenai persepsi akuntan public terhadap kode etik akuntan, menunjukkan baha terdapat perbedaan persepsi yang signifikan antara kelompok akuntan public terhadap kode etik akuntan. 5. Lobo dan Zhou (2001) melakukan penelitian tentang manajemen laba. Penelitian dilakukan di 1444 perusahaan selama 5 tahun dan menemukan bukti kuat bahwa kualitas pengungkapan berkolerasi negative dengan manajemen laba.

36

2.3 Kerangka Pemikiran

Persepsi Mahasiswa Akuntansi Angkatan awal

Persepsi Mahasiswa Akuntansi Angkatan Akhir

Etika Penyusunan Laporan Keuangan y y y y y Manajemen Laba Misstate Disclousure Cost Benefit Responbility

Analisis Uji Beda

Hasil Penelitian

37

2.4 Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini merupakan suatu petunjuk dalam pengumpulan dan analisis data yang diperlukan. Sering juga diartikan sebagai suatu jawaban terhadapat permasalahan penelitian. Sampai terbukti melalui penelitian dari data data yang terkumpul. Hipotesis dalam penelitian ini meliputi : H1 : Tidak terdapat persepsi mengenai manajemen laba pada mahasiswa jurusan akuntan. H2 : Tidak terdapat persepsi mengenai salah saji dalam laporan keuangan dalam perusahaan pada mahasiswa jurusan akuntansi. H3 : Tidak terdapat persepsi mengenai pengungkapan informasi yang sensitive dalam

perusahaan pada mahasiswa jurusan akuntansi. H4 : Tidak terdapat persepsi mengenai cost benefit pada mahasiswa jurusan akuntansi,

38

3.1. Jenis dan Obyek Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat behavioral (perilaku dan persepsi). (perilaku dan persepsi mahasiswa akuntansi di Fakultas Ekonomi Stikubank Semarang) 3.2. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer . Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber data atau objek penelitian (tidak melalui perantara) yaitu dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden yang merupakan sumber data asli (Soemono,dkk,1993,36) 3.3. Populasi dan Sampel Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian pada umumnya dalam setiap kegiatan penelitian. Baik yang bersifat alamiah maupun yang bersifat social. Perlu diadakan pembatasan populasi dengan cara pengambilan sampel. Sedangkan unsure dalam penelitian harus bersifat representative, yaitu dapat mewakili keseluruhan populasi.

39

Populasi yang digunakan penulis adalah mahasiswa akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Stikubank Semarang. Untuk menentukan sampel dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik sampling purposive, yaitu cara pengambilan sampel yang didasarkan pada kriteria - kriteria tertentu. Kriteria kriteria tersebut antara lain mahasiswa jurusan akuntansi angkatan 2006 2007 di Fakultas Ekonomi Universitas Stikubank. Pada penelitian ini penulis mengambil sampel mahasiswa jurusan akuntansi di Fakultas Ekonomi Stikubank Semarang. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan pendekatan statistic yaitu dengan rumus sebagai berikut :

n=

N 1 + Nd2

Seperti yang kita ketahui bahwa n adalah jumlah sampel populasi dan d adalah presisi yang ditetapkan atau presentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan sebesar 10 % (prof.Dr. Augusty Ferdianand, MBA, 2006) Pada awalnya penulis meminta izin kepada bagian pengajaran untuk menyebarkan kuesioner tersebut. Untuk mahasiswa jurusan akuntansi, penulis membagi kuesioner tersebut pada

mahasiswa yang mengambil jurusan S1 akuntansi.

No

Jawaban

Kode

Nilai (bobot)
40

1 2 3 4 5 6 7

Sangat Tidak Setuju Sekali Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju Sangat Setuju Sekali

STSS STS TS N S SS SSS

1 2 3 4 5 6 7

3.4.

Metode

Pengumpulan Data

Penulis mengumpulkan data dengan menggunakan teknik kuesioner, yaitu berupa pertanyaan pertanyaan yang berkaitan dengan persepsi mahasiswa terhadap etika penyusunan laporan keuangan. Pertanyaan dalam kuesioner tersebut digunakan untuk mengukur masing masing variable yang masih bersifat kategoris. Jawaban yang masih bersifat

kategoris tersebut kemudian diubah dengan cara diberi nilai (bobot) berskala. Skala yang digunakan adalah skala Likert untuk variable manajemen Laba, salah saji dalam laporan keuangan, pengungkapan informasi yang sensitive, cost benefit, dan tanggung jawab tampak dalam label berikut:

41

a.

Definisi Operasional Manajemen Laba merupakan tindakan manajemen yang berupa campur tangandalam proses penyusunan laporan keuangan dengan maksud untuk mengkatkan kesejahteraan secara personal maupun untuk meningkatkan nilai perusahaan Misstate merupakan kecenderungan untuk melakukan salah saji dalam laporan keuangan. Disclosure merupakan suatu hasil akhir laporan keuangan dari proses pencatatan, yang merupaka suatu ringkasan dari transaksi transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Cost and benefit merupakan biaya dan keuntungan perusahaan untuk melakukan pengungkapan dasar laporan keuangan. Responbilty merupakan persepsi mengenai tanggung jawab untuk menyajikan laporan keuangan yang informative bagi penggunanya.

b.

Uji Instrumen Data a. Uji Validitas

42

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya sutu kuesioner dengan menggunakan analisa faktor. Analisa factor digunakan untuk menguji apakah pertanyaan pertanyaan atau indikator yang digunakan dapat mengkonfirmasikan sebuah faktor faktor atau konstruk atau variabel. Faktor instrument ini dinyatakan valid jika skor faktornya diatas 0,4 (Imam, Ghozali, 2005). Bila masing masing pertanyaan merupakan indikator pengukuran, maka akan dipilih loading faktor yang tinggi. Analisis faktor akan mengelompokan masing masing pertanyaan didalam faktor , dan dengan sendirinya akan dikelompokan menjadi satu dengan faktor loading yang tinggi. b. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui keampuhan atau keandalan dari butir butir instrument sebelum diadakan pengumpulan data. Perhitungan ini akan dilakukan dengan meggunakan SPSSS dengan uji statistik Cornbanh Alpha > 0,60 artinya kuesioner dapat dipercaya dan dapat digunakan untuk penelitian. c. Uji Normalitas Uji normalitas berkaitan dengan uji sebuah distribusi data, uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data nrmal atau mendekati normal.

43

Salah satu uji statistik untuk menguji normalitas data , yaitu dengan menggunakan uji kolmogorov-Smirnov. Apabila angka probabilitas > normal, sebaliknya apabila angka probabilitas < d. Uji beda T-test (uji beda rata- rata) Uji beda t-test digunakan untuk menentukan apakah dua sample yang tidak berhubungan memiliki nilai rat rata yang berbeda (Ghozali,2005). Uji beda t-test dilakukan dengan cara membandingkan perbedaan antara dua nilai rata rata dengan standard error dari perbedaan rata rata pada group tersebut mempunyai nilai rata rata yang sama tidak secara signifikan. Apabila data terdistribusi secara tidak normal maka pengujian dilakukan dengan uji statistic non parametic yang khusus digunakan untuk dua sampel bebas yaitu uji Mann Whitney U. Apabila nilai probabilitas < dari 00,5 maka hipotesis diterima, dan sebaliknya apabila nilai probibilitas > dari 00,5 maka hipotesis di tolak. 0,05 mak data akan dikatakan

0,05 maka data dikatakan tidak normal.

44

45

You might also like