You are on page 1of 16

MAKALAH : PERILAKU KONSUMEN Oleh : Budi Setiawan (NPM 10108443) Gambar 1.

1 : MODEL PRILAKU KONSUMEN

A. MEMPENGARUHI PILIHAN KONSUMEN 1. Konsumen Individu

TIGA

FAKTOR

YANG

Pilihan merek dipengaruhi oleh kebutuhan konsumen, persepsi atas karakteristik merek, dan sikap ke arah pilihan. Sebagai tambahan, pilihan merek dipengaruhi oleh demografi konsumen, gaya hidup, dan karakteristik personalia. 2. Pengaruh Lingkungan Lingkungan pembelian konsumen ditunjukkan oleh budaya (norma kemasyarakatan, pengaruh kedaerahan atau kesukuan), kelas sosial (keluasan grup sosial ekonomi atas harta milik konsumen), grup tata muka (teman, anggota keluarga, dan grup referensi) dan faktor menentukan yang situasional (situasi dimana produk dibeli seperti keluarga yang menggunakan mobil dan kalangan usaha). 3. Marketing strategy Merupakan variabel dimana pemasar mengendalikan usahanya dalam memberitahu dan mempengaruhi konsumen. Variabel-variabelnya adalah barang, harga, periklanan dan distribusi yang mendorong konsumen dalam proses pengambilan keputusan. Pemasar harus mengumpulkan informasi dari konsumen untuk evaluasi kesempatan utama pemasaran dalam pengembangan pemasaran. Kebutuhan ini digambarkan dengan garis panah dua arah antara strategi pemasaran dan keputusan konsumen dalam gambar 1.1 penelitian pemasaran memberikan informasi kepada organisasi pemasaran mengenai kebutuhan konsumen, persepsi tentang karakteristik merek, dan sikap terhadap pilihan merek. Strategi pemasaran kemudian dikembangkan dan diarahkan kepada konsumen.

Ketika konsumen telah mengambil keputusan kemudian evaluasi pembelian masa lalu, digambarkan sebagai umpan balik kepada konsumen individu. Selama evaluasi, konsumen akan belajar dari pengalaman dan pola pengumpulan informasi mungkin berubah, evaluasi merek, dan pemilihan merek. Pengalamn konsumsi secara langsung akan berpengaruh apakah konsumen akan membeli merek yang sama lagi. Panah umpan balik mengarah kembali kepada organisasi pemasaran. Pemasar akan mengiikuti rensponsi konsumen dalam bentuk saham pasar dan data penjualan. Tetapi informasi ini tidak menceritakan kepada pemasar tentang mengapa konsumen membeli atau informasi tentang kekuatan dan kelemahan dari merek pemasar secara relatif terhadap saingan. Karena itu penelitian pemasaran diperlukan pada tahap ini untuk menentukan reaksi konsumen terhadap merek dan kecenderungan pembelian di masa yang akan datang. Informasi ini mengarahkan pada manajemen untuk merumuskan kembali strategi pemasaran kearah pemenuhan kebutuhan konsumen yang lebih baik. B. PENGAMBILAN KEPUTUSAN Tipologi pengambilan keputusan konsumen :
1. Keluasan pengambilan keputusan (the extent of decision making)

Menggambarkan proses yang berkesinambungan dari pengambilan keputusan menuju kebiasan. Keputusan dibuat berdasrkan proses kognitip dari penyelidikan informasi dan evaluasi pilihan merek. Disisi lain, sangat sedikit atau tidak ada keputusan yang mungkin terjadi bila konsumen dipuaskan dengan merek khusus dan pembelian secara menetap. 2. Dimensi atau proses yang tidak terputus dari keterlibatan kepentingan pembelian yang tinggi ke yang rendah. Keterlibatan kepentingan pembelian yang tinggi adalah penting bagi konsumen. Pembelian berhubungan secara erat dengan kepentingan dan image konsumen itu sendiri. Beberapa resiko yang dihadapi konsumen adalah resiko keuangan , sosial, psikologi. Dalam beberapa kasus, untuk mempertimbangkan pilihan produk secara hati-hati diperlukan waktu dan energi khusus dari konsumen. Keterlibatan kepentingan pembelian yang rendah dimana tidak begitu penting bagi konsumen, resiko finansial, sosial, dan psikologi tidak begitu besar. Dalam hal ini mungkin tidak bernilai waktu bagi konsumen, usaha untuk pencarian informasi tentang merek dan untuk mempertimbangkan pilihan yang luas. Dengan demikian, keterlibatan kepentingan pembelian yang rendah umumnya memerlukan proses keputusan yang terbatas a limited process of decision making. Pengambilan keputusan vs kebiasaan dan keterlibatan kepentingan yang rendah vs keterlibatan kepentingan yang tinggi menghasilkan empat tipe proses pembelian konsumen. C. EMPAT TIPE PROSES PEMBELIAN KONSUMEN : 1. Proses Complex Decision Making , terjadi bila keterlibatan kepentingan tinggi pada pengambilan keputusan yang terjadi. Contoh pengambilan untuk membeli sistem fotografi

elektronik seperti Mavica atau keputusan untuk membeli mobil. Dalam kasus seperti ini, konsumen secara aktif mencari informasi untuk mengevaluasi dan mempertimbangkan pilihan beberapa merek dengan menetapkan kriteria tertentu seperti kemudahan dibawa dan resolusi untuk sistem kamera elektronik, dan untuk mobil adalah hemat, daya tahan tinggi, dan peralatan. Subjek pengambilan keputusan yang komplek adalah sangat penting. Konsep perilaku kunci seperti persepsi, sikap, dan pencarian informasi yang relevan untuk pengembangan stratergi pemasaran. 2. Proses Brand Loyalty . Ketika pilihan berulang, konsumen belajar dari pengalaman masa lalu dan membeli merek yang memberikan kepuasan dengan sedikit atau tidak ada proses pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Contoh pembelian sepatu karet basket merek Nike atau sereal Kellogg,s Nutrific. Dalam setiap kasus disini pembelian adalah penting untuk konsumen, sepatu basket karena keterlibatan kepentingan dalam olah raga, makanan sereal untuk orang dewasa karena kebutuhan nutrisi. Loyalitas merek muncul dari kepuasan pembelian yang lalu. Sehingga, pencarian informasi dan evaluasi merek terbatas atau tidak penting keberadaannya dalam konsumen memutuskan membeli merek yang sama. Dua tipe yang lain dari proses pembelian konsumen dimana konsumen tidak terlibat atau keterlibatan kepentingan yang rendah dengan barangnya adalah tipe pengambilan keputusan terbatas dan proses inertia. 3. Proses Limited Decision Making . Konsumen kadang-kadang mengambil keputusan walaupun mereka tidak memiliki keterlibatan kepentingan yang tinggi, mereka hanya memiliki sedikit pengalaman masa lalu dari produk tersebut. Konsumen membeli barang mencoba-coba untuk membandingkan terhadap makanan snack yang biasanya dikonsumsi. Pencarian informasi dan evaluasi terhadap pilihan merek lebih terbatas dibanding pada proses pengambilan keputusan yang komplek. Pengambilan keputusan terbatas juga terjadi ketika konsumen mencari variasi. Kepitusan itu tidak direncanakan, biasanya dilakukan seketika berada dalam toko. Keterlibatan kepentingan yang rendah, konsumen cenderung akan berganti merek apabila sudah bosan mencari variasi lain sebagai perilaku pencari variasi akan melakukan apabila resikonya minimal. Catatan proses pengambilan keputusan adalah lebih kepada kekhasan konsumen daripada kekhasan barang. Karena itu tingkat keterlibatan kepentingan dan pengambilan keputusan tergantung lebih kepada sikap konsumen terhadap produk daripada karakteristik produk itu sendiri. Seorang konsumen mungkin terlibat kepentingan memilih produk makanan sereal dewasa karena nilai nutrisinya, konsumen lain mungkin lebih menekankan kepada kecantikan dan menggeser merek dalam mencari variasi. 4. Proses Inertia . Tingkat kepentingan dengan barang adalah rendah dan tidak ada pengambilan keputusan. Inertia berarti konsumen membeli merek yang sama bukan karena loyal kepada merek tersebut, tetapi karena tidak ada waktu yang cukup dan ada hambatan untuk mencari alternatif, proses pencarian informasi pasif terhadap evaluasi dan pemilihan merek. Robertson berpendapat bahwa dibawah kondisi keterlibatan kepentingan yang rendah kesetiaan merek hanya menggambarkan convenience yang melekat dalam perilaku yang berulang daripada perjanjian untuk membeli merek tersebut contoh pembelian sayur dan kertas tisu.

Keempat proses tersebut digambarkan sebagai berikut :

Pengambilan keputusan konsumen menghubungkan konsep perilaku dan strategi pemasaran melalui penjabaran hakekat pengambilan keputusan konsumen. Kriteria apa yang digunakan oleh konsumen dalam memilih merek akan memberikan petunjuk dalam manajemen pengembangan strategi. Pengambilan keputusan konsumen adalah bukan proses yang seragam. Ada perbedaan antara (1) pengambilan keputusan dan (2) keputusan dengan keterlibatan kepentingan yang tinggi dan keputusan dengan keter-libatan kepentingan yang rendah. D. PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG KOMPLEK (COMPLEKS DECISION MAKING) Untuk memahami keputusan yang komplek maka perlu dipahami hakekat keterlibatan konsumen dengan suatu produk. Kondisi keterlibatan konsumen akan suatu produk, apabila produk tersebut adalah : 1. Penting bagi konsumen karena image konsumen sendiri, misalnya pembelian mobil sebagai simbol status. 2. Memberikan daya tarik yang terus menerus kepada konsumen, misal dalam dunia mode ketertarikan konsumen model pakaian. 3. Mengandung resiko tertentu, misal resiko keuangan untuk membeli rumah, resiko teknologi untuk pembelian komputer. 4. Mempunyai ketertarikan emosional, misal pencinta musik membeli Sistem stereo yang baru.

5. Dikenal dalam kelompok grupnya atau badge value dari barang yang bersangkutan, seperti jaket kulit, mobil marsedes atau scarf dari Gucci. Gambar 2.1 Model keterlibatan konsumen :

Tipe Keterlibatan : 1. Situational involvement. Terjadi hanya dalam situasi khusus dan sementara dan umumnya bila pembelian itu dibutuhkan. Misalnya keputusan mengambil pendidikan MBA adalah karena kabutuhan untuk pekerjaan. 2. Enduring involvement, terus menerus dan lebih permanen umumnya terjadi karena ketertarikan yang berlangsung terus dalam kategori produk, walaupun pembelian itu dibutuhkan atau tidak, misalnya ketertarikan pada baju. Baik enduring maupun situational involvement merupakan hasil proses pengambilan keputusan yang kompleks. Badge value adalah suatu kondisi dimana mencakup keterlibatan situasional dan keterlibatan yang menetap. Penelitian dalam penagambilan keputusan meliputi lima tahap : 1) Penetapan masalah

2) Pencarian informasi 3) Evaluasi terhadap pilihan 4) Pemilihan 5) Hasil dari pilihan Langkah-langkah ini dapat ditransformasikan ke dalam tahap-tahap keterlibatan konsumen dalam pengambilan keputusan yang komplek : 1) Need Aurosal 2) Proses informasi konsumen 3) Evaluasi Merek 4) Pembelian 5) Evaluasi sesudah pembelian Model Dasar Pengambilan Keputusan Yang Komplek (Basic Model Of Complex Decision Making ) Gambar : Model pengambilan keputusan yang kompleks

Pengambilan keputusan yang komplek seringnya untuk produk berkategori : Barang dengan harga tinggi

Barang yang mempunyai resiko penampilan seperti mobil dan produk medis Barang yang kompleks seperti komputer Barang special seperti peralatan olah raga, perabot Barang yang berhubungan dengan ego seseorang seperti pakaian, kosmetik.

Gambar 2.3 NEED AROUSAL

E. PEMBELAJARAN KONSUMEN, KEBIASAAN DAN KESETIAAN (CONSUMER LEARNING, HABIT AND LOYALTY) Kepuasan terhadap suatu merek cenderung mengarahkan konsumen mengulang keputusannya untuk membeli merek yang sama sehingga menjadi kebiasaan. Kebiasaan menjamin kepuasan berdasarkan pengalaman masa lalu dan menyerderhanakan proses pencarian informasi dan evaluasi terhadap suatu merek. Pelajaran konsumen, kebiasaan dan kesetiaan adalah tiga konsep

yang saling berhubungan. Perilaku kebiasaan membeli adalah hasil pembelajaran konsumen dari reinforcement. Reinforcement adalah suatu proses dimana konsumen akan berulangkali membeli apa yang telah memberi kepuasaan terbaik kepadanya. Perilaku tersebut mengarahkan kepada kesetiaan merek. F. PEMBELAJARAN KONSUMEN (CONSUMER LEARNING) Konsep pembelajaran dibutuhkan memahami kebiasaan, pembelajaran dapat didefenisikan sebagai perubahan perilaku yang berasal dari hasil pengalaman masa lalu. Ada dua aliran pemikir tehadap pemahaman proses pembelajaran konsumen (1) pembelajaran perilaku. Menitiberatkan pada dorongan pada pengaruh perilaku atau perilaku itu sendiri. (2) pembelajaran kognitip menitiberatkan pada pemecahan masalah dan menekankan pada variabel pemikiran konsumen yang mempengaruhi pembelajaran. Dalam kelompok perilaku dikembangkan dua teori pembelajaran, perbedaan terjadi pada classical conditioning dan Instrumental conditioning. Pada classical conditioning menerangkan perilaku berdasar pada pendirian hubungan tertutup antar dorongan primer dan dorongan sekunder. Instrumental conditioning memandang perilaku sebagai fungsi dari tindakan konsumen . Kepuasan mengarahkan pada kemungkinan melakukan pembelian. Pembelajaran mengarahkan kepada pembelian yang berulang dan kebiasaan. Dalam model yang menggambarkan perilaku kebiasaan pembelian, pengarahan kebutuhan mengarah langsung pada perhatian membeli, pembelian selanjutnya, dan evaluasi sesudah pembelian. Proses pencarian informasi dan evaluasi merek sangat sedikit (minimal). Kebiasaan menggambarkan dua fungsi penting, yaitu penurunan resiko untuk pembelian dengan tingkat keterlibatan yang tinggi dan penghematan waktu serta energi untuk produk dengan tingkat keterlibatan yang rendah. Kebiasaan seringnya mengarahkan kepada kesetiaan merek yaitu pada pembelian yang berulang berdasarkan pada kesesuaian merek. Teori pembelajaran yang berbeda menjabarkan dua pandangan yang berbeda terhadap kesetiaan merek. Pendekatan instrumental conditioning menunjukkan bahwa pembelian yang konsisten terhadap suatu merek mencerminkan komitmen terhadap suatu merek. Tetapi sebagian loyalitas mencerminkan pembelian yang berulang adalah bukan karena komitmen dengan merek tetapi merupakan proses inertia. Kelompok kognitip percaya bahwa perilaku saja tidak cukup sebagai ukuran loyalitas, diperlukan komitmen sikap terhadap suatu merek. G. PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN KETERLIBATAN YANG RENDAH

Keterlibatan pembelian yang rendah dimana konsumen tidak mempertimbangkan kepentingan produk dalam sistem kepercayaannya dan tidak begitu memperhatikan identifikasi suatu produk. Pemasar mencoba untuk menciptakan keterlibatan konsumen dengan produknya karena keterlibatan konsumen akan cenderung kepada kesetiaan merek dan mencegah konsumen mencari produk saingan. Permasar mencoba menciptakan keterlibatan dengan differensiasi merek melalui pencari periklanan yang bisa memenuhi kebutuhan pembeli. Contoh untuk jenis sereal untuk dewasa pada mulanya adalah produk dengan keterlibatan yang rendah, setelah Kellog memulai menambah nutrisi dan manfaat kesehatan maka tingkat keterlibatan meningkat.. Tiga Teori Dasar Pemahaman Tingkat Pengambilan Keputusan yang Rendah :
1. Theory of passive learning (Krugman); menyatakan bahwa apabila konsumen tidak

terlibat, konsumen tidak melakukan evaluasi secara kognitip terhadap pesan periklanan. Eksposur periklanan dapat terjadi tanpa recalldan luas. 2. Theory of social judgement (Sherif), menyatakan bahwa kondisi keterlibatan yang rendah, konsumen mempertimbangkan beberapa merek, dan dalam mengevaluasi merek menggunakan sedikit atribut. 3. The Elaboration likelihood model ( Petty & Cacioppos) menyatakan bahwa ketidakterlibatan konsumen merupakan reaksi kepada dorongan tanpa pesan dalam komunikasi daripada pesan itu sendiri. Perbandingan Hirearkhi Tingkat Keterlibatan Tinggi dan Rendah Hirearkhi Keterlibatan Rendah Hirearkhi Keterlibatan Tinggi 1. Kepercayaan merek dibentuk pertama dari1.Kepercayaan merek dibentuk pertama passive learning dari active learning 2. Keputusan membeli 2. Evaluasi merek 3. Evaluasi merek sesudah pembelian3. Keputusan membeli mungkin dilaksanakan mungkin tidak Empat Tipe Perilaku Konsumen Berdasarkan pada tingkat keterlibatan dan pengambilan keputusan ada empat tipe perilaku konsumen : Proses keterlibatan tinggi : 1. Pengambilan keputusan yang kompleks 2. Kesetiaan merek Proses keterlibatan rendah : 1. pengambilan keputusan terbatas, dan

2. Inertia. Pada gambar berikut menunjukkan bahwa setiap proses dijelaskan dengan efek hirearkhi yang berbeda. Proses keterlibatan tinggi dan rendah juga dijelaskan dengan teori pembelajaran yang berbeda berdasar hierarkhi keputusan. Proses keputusan : KeputusanProses keputusan : kompleks Pengaruh hirearkhiKeputusan terbatas Pengaruh Kepercayaan Hirearkhi : Kepercayaan Evaluasi Perilaku Teori : Passive learning Proses keputusan Perilaku Evaluasi Teori : Active learning Proses keputusan

Kesetiaan merek PengaruhKesetiaan merek Pengaruh hirearkhi Kepercayaan hirearkhi Kepercayaan Evaluasi Perilaku Teori : Instrumental conditioning Implikasi Rendah Strategi Perilaku Evaluasi Teori : Classical conditionin Pengambilan Keputusan Keterlibatan Kepentingan

Implikasi pengambilan keputusan dengan tingkat keterlibatan yang rendah terhadap pengembangan strategi pemasaran, beberapa pertanyaan strategi muncul :

Haruskah pemasar berusaha membuat konsumen lebih terlibat terhadap suatu produk dengan tingkat keterlibatan yang rendah ? Haruskah pemasar merek yang tidak terkenal mengambil konsumen untuk menggeser dari perilaku inertia ke pencari variasi ? Haruskah pasar dikelompokkan berdasar tingkat keterlibatan konsumen ?

Pengaruh pertama terhadap pilihan konsumen adalah dorongan. Dorongan merupakan reaksi terhadap informasi yang diterima konsumen. Proses informasi terjadi ketika konsumen mengevaluasi informasi dari periklanan, teman, atau pengalaman sendiri terhadap suatu produk. Pengaruh yang kedua dan pengaruh sentral atas pilihan konsumen adalah konsumen. Konsumen digambarkan dengan variabel pemikiran dan karakteristik. Variabel pemikiran konsumen adalah faktor kognitip yang mempengaruhi pengambilan keputusan. Tiga tipe variabel pemikiran berperan secara esensial dalam pengambilan keputusan

: (1) persepsi karakteristik merek (2) sikap lanjutan terhadap merek (3) manfaat keinginan konsumen. Karakteristik konsumen adalah variabel seperti demografis, gaya hidup, dan karakteristik personalia yang digunakan untuk menggambarkan konsumen. Manajer pemasaran pertama menetukan apakah karakteristik tersebut berhubungan atau tidak terhadap perilaku kemudian menggunakan pengetahuan itu untuk mempengaruhi perilaku.Contoh bila pengguna nutrisi dewasa cenderung menjadi muda, berpenghasilan tinggi, berpendidikan, maka pesan iklan dirancang untuk menyesuaikan terhadap grup tersebut. Pengaruh ketiga atas pilihan konsumen adalah respon konsumen adalah hasil akhir proses keputusan konsumen dan merupakan pertimbangan integral seluruh buku ini. Respon konsumen umumnya berkenaan terhadap pilihan merek, namun bisa juga berkenaan terhadap pilihan kategori produk, pilihan toko, pilihan media komunikasi (mencari informasi dari TV ,radio atau membaca majalah). ===== 0000 ====== DAFTAR PUSTAKA Wahana, Jaka dan Kirbrandoko, 1995, Pengantar Mikro Ekonomi Jilid I, Terjemahan Cetakan pertama, Binarupa Aksara, Jakarta http://www.endz4shared.co.cc/2010/03/1.html Filed under: Tugas Makalah Ditandai: | Makalah Prilaku Konsumen Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan hal global yang mempengaruhi hampir seluruh bidang kehidupan masyarakat global. Pengaruh perkembangan tersebut cukup berperan dalam merubah pola hidup masyarakat dunia, yang semula tradisional, berkembang menjadi semitradisional, lalu melesat menuju pola hidup modern. Kita mengidentikkan pola hidup modern dengan pola hidup yang praktis dan serba efisien. Statemen tersebut mungkin cukup tepat untuk mendeskripsikan fenomena tersebut. Secara khusus perkembangan Teknologi Informasi juga mempengaruhi perkembangan di bidang ekonomi masyarakat. Terdapat 3 kelompok dalam kegiatan ekonomi, yaitu ; produsen, konsumen, dan pemerintah. Masing-masing kelompok mempergunakan kesempatan ini untuk memajukan dan memudahkan kegiatan ekonomi mereka. Produsen mempergunakan kemajuan teknologi sebagai alat efisiensi produksi untuk menghasilkan barang dengan biaya murah. Di samping itu, produsen turut serta dalam mengembangkan teknologi di bidang ekonomi untuk mensosialisasikan produknya pada konsumen.

Kita sebagai konsumen cukup dimanjakan dengan kehadiran fasilitas tersebut. Tentunya, secara tidak langsung hal tersebut mempengaruhi pola perilaku sebagai seorang konsumen. Di antara pola perilaku yang mengalami perubahan tersebut yakni sikap kritis kita. Kita-sebagai konsumen-menjadi lebih kritis dan selektif dalam membeli barang melalui berbagai informasi yang kita dapatkan dari berbagai media. Salah satu contoh kemajuan IT yang cukup populer dan berkesan adalah iklan elektronik yang sering kita lihat di beberapa situs. Melalui promosi produk tersebut, kita tidak hanya bisa mengetahui informasinya secara detail tetapi juga bisa memesan produk tersebut melalui via email.
Urusan belanja kian mudah berkat internet. Berbagai inovasi pun dilakukan untuk semakin memanjakan konsumen. Esther Swilley, profesor marketing di Kansas State University, Amerika Serikat, memprediksi bahwa belanja online di masa depan akan berupa dunia virtual yang mirip dengan game Second Life. Apakah itu toko online, butik online. Sekarangpun sudah banyak toko baju, toko pakaian, butik pakaian, butik baju dengan fasilitas online.Para pembelanja pun bakal mendapat berbagai keuntungan dari model semacam itu. Misalnya, konsumen bisa mencoba barang tanpa perlu mendatangi toko dan mengajak teman lain menemani belanja secara virtual. Sebab, toko-toko (toko online, butik online, dsb) akan membuat bangunan tiga dimensi di internet dan memajang barang-barangnya. Lalu, para calon pembeli akan memakai karakter virtual atau avatarnya ke toko-toko virtual tersebut untuk bertransaksi. "Avatar Anda akan bisa bergerak ke toko-toko virtual itu dan memilih barang, misalnya belanja oneline pakaian. Anda bahkan bisa mencoba pakaian dan berkaca sebelum memutuskan membelinya," papar Willey. Swiley juga menambahkan bahwa nantinya, perangkat ponsel juga akan menjadi media belanja online yang populer di mana pembeli dan konsumen saling berinteraksi dengan mudah.

Dampak Sistem Informasi Dampak internet bagi kehidupan manusia

terhadap

teknologi

Informasi

Internet sebagai suatu inovasi teknologi baru memiliki pengaruh yang besar terhadap pola kehidupan manusia. Dengan kemampuan jelajah yang tinggi, teknologi internet mampu memberikan kepuasaan tersendiri bagi para penggunanya.Kepuasaan yang didapat pun beragam. Mulai dari kepuasaan memperoleh informasi hingga pada kepuasan mengekspresikan diri. Berbagai fasilitas informasi yang tersedia kemudian ramai-ramai diadopsi oleh manusia untuk dijadikan media referensi dalam menggapai tujuannya. Internet pun dijadikan sebagai media

mencari teman baru. Teknologi ini meningkatkan kontak dan komunikasi dengan anggota keluarga atau teman. Penetrasi teknologi internet sedemikian pesat pasti akan berdampak pada kehidupan manusia. Nilai yang ditawarkan internet dapatlah dikiaskan sebagai sistem jalan raya dengan transportasi berkecepatan tinggi yang memperpendek perjalanan atau diibaratkan sebuah perpustakaan yang dapat dikunjungi setiap saat dengan kelengkapan buku, sumber informasi, dan kemungkinan penelusuran informasi yang tak terbatas, atau sebagai jamuan pesta semalam suntuk dengan penerima tamu rumah yang siap menyambut kehadiran tamu undangan setiap saat. (Elvinaro Ardianto. 2007.: 151) Menurut jurnal Vibiz Consulting, orang-orang akan semakin terbuka untuk berbagi informasi pribadi, opini dan emosi. Seiring dengan semakin meningkatnya transparansi, maka pandangan publik terhadap privasi juga semakin berubah. Meskipun ini semakin mengakibatkan privasi orang berkurang, namun privasi tetap menjadi suatu hal yang penting bagi sebagian besar orang. Ada orang yang tidak peduli dan bersedia untuk mengumbar privasinya, namun sebagian besar tetap memilih untuk menjaganya. Internet tumbuh menjadi besar sebagai alat informasi dan komunikasi yang tidak dapat diabaikan. Internet memiliki tingkat interaksi dan kecepatan yang dapat dinikmati pengguna untuk menyiarkan pesannya tanpa harus memikirkan jarak geografis yang jauh memisahkan. Hal tersebut misalnya tercermin dari perilaku banyak orang yang lebih memilih belanja online ketimbang datang langsung ke toko yang dimaksud. Dilansir dari sigitdatacenter.site40.net, hasil survei menunjukkan lebih dari dua per tiga orang sudah online dengan berbagai bentuk akses ke internet (modem, kabel, broadband). Dari mereka yang online, sebanyak 50,7 persen berbelanja melalui internet. Kemudahan yang ditawarkan dari sistem belanja online menyebabkan fenomena ini begitu booming saat ini. Hanya dengan sekali klik pada gambar produk yang dimaksud dan ada persetujuan cara pembayaran antara calon pembeli dengan penjual, produk yang diinginkan dapat dengan cepat datang dalam kurun waktu kurang lebih satu hari. Efektifitas waktu merupakan faktor utama. Dokumen-dokumen penting pun dapat segera terkirim ke seluruh dunia dalam waktu singkat dengan fasilitas electronic mail (e-mail) dibanding pengiriman melalui posa dan mesin faksimili. Ini adalah bentuk penghematan dari segi biaya, waktu, dan tenaga. Dalam dunia pendidikan pun, teknologi internet hadir sebagai media yang multifungsi. Berbagai peranan internet dalam ranah pendidikan antara lain sebagai akses ke sumber informasi (online journal, e-library), alat bantu pembelajaran (media komunikasi dan interaksi guru-siswa, siswasiswa), fasilitas pembelajaran (e-learning), dan sebagai infrastruktur sistem informasi institusi lembaga pendidikan. (http://staff.blog.ui.ac.id/) Berbagai peranan ini dinilai sangat istimewa karena mampu meningkatkan arus informasi dengan cepat dan menjadi poin penting bagi perkembangan pendidikan di Indonesia di era

persaingan global. Mahasiswa misalnya, dapat dengan mudah mencari bahan-bahan perkuliahan, program beasiswa, konsultasi dengan pakar, belajar jarak jauh, mencari metode-metode perkuliahan berbasis multimedia, memperkaya pengetahuan, dan mencari sesuatu yang memerlukan kejelasan dan pemahaman mendalam Selain itu, berbagai macam informasi lainnya seperti perpustakaan online, jurnal online, majalah, hingga tersedianya buku-buku teks yang dapat diunduh secara gratis dari berbagai situs internet semakin memudahkan setiap orang dalam menjalani pendidikan. Tersedianya website yang bisa diakses melalui internet membuat hampir semua jenis informasi bisa dicar. Kini siapapun dapat menambah pengetahuannya dalam berbagai bidang disiplin ilmu dengan mudah. Di beberapa perguruan tinggi dalam negeri maupun luar negeri, sudah banyak dosen yang menyimpan catatan kuliah, artikel jurnal, dan bahan bacaan lainnya di dalam homepage pribadi mereka. Mahasiswa dapat dengan leluasa membuka homepage tersebut dan membaca serta mencetak artikel untuk keperluan studi mereka. Namun selain memiliki dampak postif, internet pun memiliki dampak negatif bagi perkembangan kehidupan manusia. Salah satunya adalah penggunaan teknologi internet yang menciptakan suatu ironi pada dunia pendidikan, khususnya di Indonesia. Banyak kalangan pelajar sekedar menyalin bahan tugas (copy paste). Padahal seharusnya teknologi tersebut digunakan untuk mencari referensi yang dapat menambah wawasan. Para pelajar dapat melakukan komparasi pada setiap referensi bahan yang didapatnya, sehingga membuat otak tidak tumpul karena tetap terus dipakai berfikir. Dampak lainnya adalah pada perkembangan anak-anak. Mereka dapat dengan mudah mengakses konten yang belum pantas dilihat, seperti konten pornografi dan hiburan dewasa. Belum jelasnya regulasi, pengamanan, dan kesadaran dari setiap orang membuat hal tersebut sangat sulit dipantau. Peran orang tua sangat membantu dalam menanggulangi hal ini. Selain itu, dengan semakin banyaknya orang yang terhubung antara satu sama lain, privasi seseorang pun semakin terganggu. Apalagi dengan adanya kejahatan internet, sebuah sistem pengamanan bisa saja dijebol oleh seorang cracker. Nomor kartu kredit, ATM, alamat, rahasia perusahaan, dan data pribadi lainnya dapat disalahgunakan oleh orang lain. Sikap individualistis Setiap inci kehidupan di realitas mempunyai ruang sendiri pada dunia virtual, maka waktu yang dihabiskan oleh orang untuk terlibat dalam dunia virtual juga semakin banyak, bahkan akan semakin mengaburkan garis batas dengan realita itu sendiri. Padahal, dunia dan hubungan yang nyata lebih penting dibanding dengan virtual. Memang waktu yang digunakan untuk dunia virtual semakin meningkat, namun tidak akan mendominasi hadirnya dunia nyata (vibizmanagement.com). Dampak negatif internet yang sangat mengkhawatirkan adalah semakin tingginya sikap individulistis antar manusia. Hal ini akan mengurangi interaksi personal secara langsung di

kehidupan sehari-hari yang dengan sendirinya akan membentuk kerenggangan dalam hubungan sosial. Kualitas kepekaan sosial akan tumpul karena seringnya penggunaan perantara, dalam hal ini teknologi internet, dalam berkomunikasi. Dampak Psikologi Menurut situs ancok.staff.ugm.ac.id, teknologi internet menimbulkan dampak psikologi pada manusia. Di antaranya adalah perubahan pola interaksi antar manusia, dan penggusuran manusia. Pada interaksi antar manusia, kehadiran komputer yang terkoneksi dengan internet pada kebanyakan rumah tangga golongan menengah ke atas telah merubah pola interaksi keluarga. Program internet relay chatting (IRC), internet, dan e-mail telah membuat orang asyik dengan kehidupannya sendiri. Melalui program IRC, anak-anak bisa asyik mengobrol dengan teman dan orang asing kapan saja. Selain itu, tersedianya berbagai warung internet (warnet) telah memberi peluang kepada banyak orang yang tidak memiliki komputer dan saluran internet sendiri untuk berkomunikasi dengan orang lain melalui internet. Hal ini masih menimbulkan petanyaan, apakah kematangan sosial anak datang lebih awal,terlambat, atau lebih cepat. Pada dampak penggusuran manusia, dalam kehidupan yang digerakkan oleh teknologi informasi, kesuksesan hidup di dunia sangat tergantung pada penguasaan pengetahuan, kemampuan mengelola emosi, dan kemampuan mengelola hubungan sosial. Persingan dalam kehidupan, baik itu kehidupan bisnis, kehidupan bermasyarakat, maupun kehidupan individual sangat ditentukan oleh kemampuan berinovasi. Untuk bisa berinovasi diperlukan kreatifitas yang tinggi dan pengetahuan yang luas. Teknologi informasi telah mengubah dunia kerja, dari kerja yang bertumpu pada otot ke pekerjaan yang bertumpu pada otak. Pekerjaan masa sekarang lebih menuntut karyawan yang berpengetahuan (knowledge workers). Kondisi ini akan membuat jurang sosial antara mereka yang berpengetahuan (know) dengan yang tidak berpengetahuan (know-not). Mereka yang tidak memiliki pengetahuan akan tergusur dari dunia kerja (Tappscott, 1996). Selain itu, ada korelasi anatara pengetahuan dan kekuasan (power). Mereka yang mempunyai pengetahuan akan memiliki kekuasaan. Sebaliknya, mereka yang mempunyai kekuasaan bisa memiliki pengetahuan karena mereka bisa menggunakan orang yang berpengetahuan untuk kepentingan kekuasaan. Kondisi ini akan membuat jurang sosial yang lain, yakni jurang antara yang memiliki akses pada kekuasaan dan yang tidak memiliki akses pada kekuasaan. Golongan ke dua ini akan termarginalisasi dalam kehidupan. Jurang sosial ini akan menjadi pemicuk konflik yang berwujud keresahan sosial. DAMPAK INTERNET TERHADAP REMAJA Penyimpangan area yang seharusnya tidak boleh dimasuki oleh para remaja yang terhitung belum dewasa, seperti situs porno yang bisa diakses kapanpun. Mungkin dalam perkembangannya, sudah banyak situs porno yang hanya bisa dibuka menggunakan semacam notepad atau kode tertentu tetapi situs porno yang bebas akses pun masih ada dan siap untuk dibuka kapan saja serta oleh siapapun. Selain itu adajuga situs yang menyimpan gambar-gambar

sadis dan menyeramkan yang tidak baik bagi perkembangan dan memori remaja, contohnya saja situs www.rotten.com . Layanan yang memuaskan di internet pun bisa membuat waktu para remaja banyak tersita ataupun bisa membentuk pribadi yang pemalas bila tidak diberi pemahaman yang cukup, karena internet merupakan hasil dari perkembangan teknologi yang mengagungkan kata-kata instant dalam prosesnya Melihat dampak negatif dan positif dari teknologi Audio Visual khususnya Internet di atas, dapat disimpulkan bahwa bila dibandingkan dengan dampak negatif maka dampak positifnya adalah jauh lebih banyak, jadi tidak mungkin kalau sampai dilarang di Inonesia. Untuk mengatasi atau lebih tepat mencegah dampak negatif terutama untuk anak-anak dan remaja buletin LEPISI Vo. 8 No. 10 Juli 1995 menyarankan sebagai berikut. Mencegah memang selalu lebih baik, cepat atau lambat komunikasi Audio visual khususnya Internet akan berada di depan mata kita. Lebih baik kita tahu lebih dahulu dari pada menyesal di kemudian hari. Online block: banyak dari pelayanan komersil, seperti American Online dan Prodigy mempunyai mekanisme untuk mengakses daerah terlarang dan tidak tepat untuk anak-anak. Jika anda bergabung pada pelayanan online, akrabkan dengannya dan gunakan dengan persetujuan. Khusus di Indonesia, Radnet salah satu provider yang ada di Indonesia memang telah memblokir majalah-majalah porno yang terdapat di Internet seperti Playboy dan Penthouse. Cheklist: yakinkan bahwa anak-anak dan remaja tahu mana yang boleh dan tidak boleh. Jangan pernah berikan informasi pribadi kepada orang asing. Jangan melakukan pertemuan face to face dengan user yang lain tanpa persetujuan keluarga. Selalu ingat bahwa anonimitas (ketakbernamaan) dari Net dapat membuat orang menyembunyikan umur dan identitasnya. Menunggu: tetaplah nongkrong ketika anak-anak sedang melakukan sesuatu. Tanyakan favorit apa yang mereka lihat, biarkan mereka mengajarkan pada Anda beberapa strokenet. Jika Anda concern pada kegiatan anak pada online, cobalah berbicara pada mereka tentang hal tersebut. Buatlah komputer menjadi kegiatan keluarga sehingga dapat dinikmati dan didiskusikan bersama oleh seluruh keluarga. Lihatlah jam: Perhatikan berapa yang harus dibayar ketika anak menghabiskan waktunya di online. Banyak tagihan untuk BBS atau Online service. khususnya pada larut malam, mungkin merupakan indikasi dari suatu masalah. Special Software: Pertimbangkan pembelian software pembersih seperti Surfwatch, yang mana akan melindungi computer yang meload dari salah satu tempat access pada Internet yang diketahui berisi hal-hal sexual. Suatu usaha untuk mencari halaman Penthouse Web, sebagai contoh,menghasilkan tulisan di layar Block by Surfwatch. Anda tidak sendiri: Persatuan orang tua dan guru di sekolah atau kelompok lainnya yang concern terhadap masalah itu bersama-sama akan membawa kita ke tempat dimana kita dapat bertukar pengalaman dan mendapatkan support dari orang yang menghadapi masalah yang sama. Juga katakan pada tetangga, karena upaya Anda akan sia-sia jika anak di seberang rumah tanpa batas. Jadi, kesimpulannya adalah setiap teknologi mempunyai berbagai dampak baik positif maupun negative. Apabila adanya pengawasan dan dukungan dari orang-orang terdekat yang dalam hal ini adalah orang tua maka penyimpangan yang terjadi di penggunaan internet bisa diminimalisir atau bahkan dihilangkan. Sehingga perlu adanya tindak kooperatif dan kerjasama yang baik antara remaja dan orang tuanya http://chinthaoktowanti.blogspot.com/2009/01/dampak-internet-terhadap-remaja.html

You might also like