You are on page 1of 13

MAKALAH SEJARAH AMERIKA AMERIKA SERIKAT DALAM PERANG DINGIN

Disusun Oleh: Kelompok 3 1. Rini Puspitasari 2. Sonny Harry Wibowo 3. Andrean Eka S
4.

(09406241009) (09406241010) (09406241011) (09406241012)

Diana Trisnawati

PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2010

BAB.I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Amerika Serikat terletak di tengah-tengah benua Amerika Utara, dibatasi oleh Kanada di sebelah utara dan Meksiko di sebelah selatan. Negara Amerika Serikat terbentang dari Samudera Atlantik di pesisir timur hingga Samudera Pasifik di pesisir barat, termasuk kepulauan Hawaii di lautan Pasifik, negara bagian Alaska di ujung utara benua Amerika, dan beberapa teritori lainnya. Penetap pertama wilayah yang kini menjadi Amerika Serikat berasal dari Asia sekitar 15.000 tahun yang lalu. Mereka menyeberangi jembatan darat Bering ke Alaska. Selanjutnya, penduduk asli Amerika bermukim di wilayah tersebut selama ribuan tahun. Pada tahun 1492, Christopher Columbus berhasil mencapai Amerika. Orang-orang Inggris lalu bermukim di Jamestown, Virginia pada tahun 1607.1 Permukiman ini dianggap sebagai permukiman pertama di Amerika Serikat. Selanjutnya, Amerika Serikat terus didatangi oleh orang-orang Inggris. Orang Perancis, Spanyol, dan Belanda juga bermukim di sebagian Amerika Serikat. Perkembangan koloni-koloni Inggris berakhir tidak baik bagi penduduk asli Amerika, karena banyak dari mereka yang tewas akibat penyakit, dan mereka kehilangan negeri mereka. Wilayah yang paling terkenal di Amerika Serikat adalah New York. Salah satu factor yang membuat kota New York penting adalah lokasinya yang terletak di salah satu pelabuhan alam terbaik.2 Selain itu, lingkungan fisik ikut menentukan berbagai peluang manusia, tetapi tidak dengan sendirinya menentukan kegiatan-kegiatan manusia. Umumnya semakin tinggi tingkat teknologi, semakin besar kemajuan penduduk. Setelah Perang Dunia II berakhir, muncul beberapa peristiwa penting yang mempengaruhi kehidupan bangsa-bangsa di dunia. Peristiwa-peristiwa itu antara lain yaitu: Pertama, Amerika
1 2

www.wikipedia.com diakses pada tanggal 04 November 2010 pukul 18:06 WIB Taat Wulandari, Diktat Pengantar Sejarah Amerika Utara I. (Yogyakarta: Jurusan Pendidikan

Sejarah), 2008, hlm. 8

Serikat muncul sebagai salah satu negara pemenang perang di pihak Sekutu. Peran Amerika Serikat sangat besar membantu negara-negara Eropa Barat untuk memperbaiki kehidupan perekonomiannya setelah Perang Dunia II. Kedua, Uni Soviet juga muncul sebagai negara besar pemenang perang dan berperan membangun perekonomian negara-negara Eropa Timur. Ketiga, munculnya negara-negara yang baru merdeka setelah Perang Dunia II di wilayah Eropa. Perang Dunia II yang berakhir dengan kemenangan di pihak Sekutu tidak terlepas dari peran Uni Soviet, Uni Soviet membebaska Eropa Timur dari tangan Jerman. Sambil membebaskan Eropa Timur dari tangan Jerman, Uni Soviet mempergunakan kesempatan itu untuk meluaskan pengaruhnya, dengan cara mensponsori terjadinya perebutan kekuasaan di berbagai negara Eropa Timur seperti di Bulgaria, Albania, Hongaria, Polandia, Rumania, dan Cekoslowakia, sehingga negara-negara tersebut masuk kedalam pengaruh pemerintahan komunis Uni Soviet. Uni Soviet mengalami penguatan otoritas yang cukup berarti setelah Perang Dunia II. Kerjasama diplomatik dengan 52 negara terbentuk pada saat itu. Uni Soviet pun turut serta dalam Konferensi Paris tahun 1946, untuk membahas nasib negara-negara bekas sekutu Jerman seperti Italia, Bulgaria, Hungaria, Rumania, dan Finlandia.3 Amerika Serikat bersama Uni Soviet juga memprakarsai berdirinya PBB pada tahun 1945 bersama dengan kekuatan anti-Fasis lainnya. Namun kemesraan hubungan negara-negara yang tergabung dalam koalisi anti-Fasisme itu tidak bertahan lamam dan semulus yang diharapkan. Pada tahun 1946, Stalin yang mengusung ide Komunisme Internasional (Komintern) menuduh Inggris dan Amerika Serikat melancarkan kebijakan-kebijakan internasional yang agresif. Tuduhan ini dijawab oleh Perdana Menteri Inggris dengan menentang kekuatan yang disebutnya Komunis Timur, yang akhirnya membelah sistem perpolitikan internasional menjadi dua.

Fahrurodji, A. Rusia Baru Menuju Demokrasi: Pengantar Sejarah dan Latar-belakang

Budayanya. (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia), 2005. Hubungan Strategis AS-Uni Soviet.

B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana asal-usul perang dingin Amerika Serikat Pasca Perang Dunia II? 2. Bagaimana upaya untuk membendung atau mencegah perluasan perang dingin Amerika Serikat? 3. Bagaimana pembagian periode pada perang dingin Amerika Serikat? C. Tujuan 1. Menjelaskan tentang asal-usul perang dingin Amerika Serikat Pasca Perang Dunia II. 2. Menjelaskan tentang upaya untuk membendung atau mencegah perluasan perang dingin Amerika Serikat. 3. Menjelaskan tentang pembagian periode pada perang dingin Amerika Serikat.

BAB.II PEMBAHASAN
A. Asal-Usul Perang Dingin Perang dingin adalah salah satu isu politik terpenting pada periode awal pasca perang. Perang ini muncul dari ketidaksepakatan yang berkepanjangan antara Uni Soviet dengan Amerika Serikat. Pada tahun 1918, tentara Amerika ikut berpartisipasi dsalam intervensi sekutu di Rusia dengan mengatasnamakan pasukan anti Bolshevik. Pengakuan diplomatic Amerika terhadap rezim Bolshevik baru datang pada tahun 1933. Bahkan di saat itupun, kecurigaan tetap ada. Namun, selama perang dunia II kedua Negara menjadi sekutu dan mengabaikan perbedaan mereka untuk melawan ancaman Nazi. Di akhir perang, rasa permusuhan timbul lagi. Amerika Serikat berharap bisa berbagi dengan Negara-negara lain konsep kemerdekaan, persamaan, dan demokrasinya. Dengan seluruh dunia sedang dilanda kekacauan, perang saudara, dan keretakan terjadi di beberapa kerajaan, Amerika berharap bisa menciptakan stabilitas agar rekonstruksi damai bisa dilaksanakan.4 Perang dingin berkembang saat perbedaan-perbedaan tentang bentuk dunia pascaperang telah telah menciptakan kecurigaan dan rasa tidak percaya antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet. Konflik pertama yang muncul dalam perang ini berkaitan dengan Polandia. Moskow menginginkan sebuah pemerintahan di bawah pengaruh Soviet, sedangkan Washington menginginkan pemerintahan yang lebih independen dan representative sesuai dengan model barat. Konferensi Yalta di bulan Februari 1945 menghasilkan kesepakatan yang rentangnya luas yang terbuka untuk interpretasi berbeda-beda. Salah satunya adalah janji akan pemilu yang bebas dan tak terkekang di Polandia. Sebenarnya menurut sejarawan, perang dingin antara AS dan Uni Soviet sudah berlangsung sejak tampilnya komunisme sebagai penguasa di Uni Soviet tahun 1917. Akhir Perang Dunia II (PD II) tanda-tanda perang dingin antara kedua kubu tersebut sangat jelas. Penyebab langsungnya adalah perpecahan dalam aliansi antara Uni Soviet, AS dan Inggeris. Mereka tidak sepakat mengenai penyelesaian masalah rekonstruksi negara-negara yang dikalahkan dalam
4

_____________, Garis Besar Sejarah Amerika, hlm.381

perang, upaya memelihara ketertiban dan keamanan dunia, dan masalah penangamm perubahan sosial ekonomi yang diakibatkan oleh PD E. Ternyata aliansi antara Uni Soviet dan AS selama berlangsungnya perang hanya bersifat semu belaka yang didasarkan atas kepentingan bersama untuk menghadapi negara-negara Axis (Jernian,Italia dan Jepang). Selama berlangsungnya perang, tidak terdapat kesepakatan bulat di antara mereka mengenai isu-isu jangka panjang serta penyelesaian perbedaan pendapat di antara keduanya. Beberapa sejarawan berpendapat bahwa perang dingin sebenarnya tidak akan berkembang menjadi ketegangan internasional apabila Presiden Roosevelt tidak meningal dunia (April 1945) sebelum PD II berakhir, sehingga dia mampu menyelesaikan masalah-misalah akhir perang dan masa transisi untuk menciptakan perdamaian. Penggantinya tidak memiliki konsep yang sama mengenai tujuan dan kepentingan AS dalam urusan diplomatik dengan Uni Soviet. Mereka berniat membatasi kekuatan Rusia sambil memperluas pengaruh AS sesuai dengan kepentingan tradisionalnya Presiden Harry S Truman, pengganti Roosevelt, memperlihatkan sikap yang tegas terhadap Uni Soviet selama Konferensi Postdam (Juli 1945) dan menginginkan dijatuhkannya bom atom terhadap Jepang untuk mengakhiri perang. Tujuannya adalah untuk meneruskan politik luar negeri AS sebagai selalu terbuka (open door). Sikap AS yang curiga terhadap Uni Soviet juga diperlihatkan oleh Menlu James Byrnes yang pada tanggal 28 Juli 1945 menyatakan bahwa Jepang perlu dikalahkan oleh AS sebelum Uni Soviet mampu melakukannya sehingga dia memperoleh dominasi di Asia-Pasifik, dijatuhkannya bom atom di Jepang adalah dalam rangka membatasi pengaruh Uni Soviet di Asia Pasifik serta Eropa Timur. Konfernsi Postdam dan cara mengakhiri PD II merupakan fase awal meletusnya perang dingin antara kedua belah pihak. Dalam Konferensi Postdam, AS mulai menaruh curiga terhadap kebijaksanaan luar negeri Soviet atas Horgaria, Rumania dan Bulgaria. Kecurigaan AS terhadap kebijaksanaan Soviet tersebut dijawab oleh Stalin bahwa negara-negara Barat telah melakukan eksploitasi di Italia dan Yunani, sedangkan Soviet tidak memiliki kepentingan apapun atas daerah tersebut. Presiden Truman bersama delegasinya menyatakan bahwa pembagian daerah pengaruh di Eropa akan menciptakan konflik baru di kawasan Balkan (Eropa Tenggara) dan cepat atau lambat konflik tersebut dapat menyebar Ice selutuh Eropa. AS menginginkan agar perairan Eropa diinternasionalisasi sehingga Uni Soviet tidak memiliki hak apapun atas perairan Dardanela, perairan strategis di Balkan yang memisahkan Turki dan

Yunani. Ketidaksetujuan AS terhadap pembagian Eropa ke dalam daerah pengaruh ternyata tidak berlaku dalam kasus pembagian Jerman sebagai daerah pendudukan. Dalam pembagian Jerman menjadi zone AS, Inggeris, Perancis dan Uni Soviet terlihat adanya konflik kepentingan. Misalnya Uni Soviet masih menginginkan peralatan industri yang diduduki negara-negara Barat. Sedangkan negara-negara Barat menginginkan sumber daya alam yang terdapat dalam daerah pendudukan Uni Soviet. Dalam Konferensi Postdam, pembagian daerah pengaruh tersebut telah memperlihatkan konflik kepentingan di antara mereka. B. Upaya Membendung Perluasan Perang Dingin Pencegahan terhadap meluasnya pengaruh Uni Soviet menjadi kebijakan Amerika Serikat di masa pascaperang. George Kenna, pejabat tinggi di kedutaan Amerika Serikat di Moskow, menggambarkan pendekatan baru ini dalam selembar telegram panjang yang ia kirim ke Departemen Luar Negeri pada tahun 1946. Kennan berpendapat, bahwa dalam keadaan apapun Uni Soviet takkan melunakkan pendiriannya. Moskow, tulisnya dengan fanatic berpegang teguh pada keyakinan bahwa dengan Amerika Serikat takkan ada modus Vivendi (penyeleseian sementara sebuah masalah) permanen karena Amerika Serikat sangat ingin dan berkepentingan untuk mengganggu kerukunan internal masyarakat kita. Penerapan penting doktrin pencegahan ini dilakukan di wilayah Timur Laut Tengah. Inggris selama ini telah membantu Yunani, dimana kekuatan komunis mengancam kekuatan monarki dengan perang saudara, dan di Turki, dimana Uni Soviet mendesak konsesi territorial dan hak untuk membangu pangkalan militer di Bosporus. Pada tahun 1947 Inggris memberitahu Amerika Serikat bahwa mereka tak mampu lagi memberikan bantuan semacam itu. Dengan cepat Departemen Luar Negeri Amerika Srikat membuat rencana bantuan.5 Dijatuhkarmya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki telah mempercepat berakhirnya Perang Dunia II. Namun demikian, peristiwa tersebut tidak menyelesaikan konfhk yang mulai muncul antara AS dan Uni Soviet. Sebelum bom dijatuhkan, Uni Soviet telah memasuki Manchuria yang semula diduduki Jepang. AS merasa khawatir bahwa perjanjian antara Uni Sovit dan China, keduanya berhaluan komunis, akan mengencam kepentingan AS. Oleh karena itu, AS kemudian mengutus Jenderal George C Marshall, seorang arsitek penyerbuan ke Normandia, untuk mendekati Chiang Kai Shek, pemimpin nasionalis China. Marshall dirugaskan untuk
5

Ibid, hlm. 321

membicarakan masalah kerjasama ekonomi dan militer AS dengan pemerintahan nasionalis China. Miirshall meminta agar pemerintahan Chiang mampu memperluas pemerintahannya dengan cara memasukkan kekuatan komunis ke dalam pemerintahannya. Dengan demikian potensi ancaman -kekuatan komunis di bawah Mao Tse-tung yang mungkin mendapat dukungan dari Uni Soviet dapat diredam. Setelah beberapa minggu di China, Marshall masih belum yakin apakah Chiang memehami apa yang diinginkan oleh AS. Sebelum tercapai kesepahaman antara Marshall dan Chiang, pada bulan april 1946 kekuatan Komunis telah menyerang Changchun yang berakibat pada berakhiraya pemerintahan koalisi di China. Misi Marshall di China mengalami kegagalan setelah konflik antara China Nasionalis dengan Komunis berlanjut. Sedangkan kepentingan AS untuk tetap menjaga China dikuasai oleh kekuatan nasionalis tidak bisa dilaksnakan setelah kekuatan komunis memperoleh kemenangan di daratan China. Marshal akhirnya kembali ke AS pada bulan Januari 1947 sambil menyalahkan kelompok koumintang (nasionalis) dan sikap kaku kaum komunis China. Menghadapi situasi di China yang semakin panas, pemerintah AS segera memberikan bantuan sebesar 570 juta dolar kepada pemerintahan Nasionalis China. Namun demikian, bantuan tersebut hanya meningkatkan persaingan yang semakin tajam antara kaum nasionalis dan komunis di China. Sementara kekuatan nasionalis yang didukung oleh AS mengalami kekalahan di mana-mana Pada tahun 1948 tentara nasionalis terpecah, sementara tentara komunis terus melakukan penyerangan. Akhirnya kekuatan nasionalis China melarikan diri ke Taiwan dan mendirikan pemerintahan baru yang beribukota di Taipeh. Ketika kekuatan komunis di China mendirikan pemerintahan RRC tahun 1949 yang anti Barat, pemerintah AS masih meneruskan kebijaksanaannya untuk terus membantu kekuatan nasionalis dan demokratis yang anti komunis. Kebijaksanaan tersebut juga diterapkan untulc Eropa melalui Doktrin Truman dan Marshall Plan, Kebijaksanaan tersebut ditempnh untuk "menyelamatkan" Eropa dari komunisme. Pada esensinya, Doktrin Truman didasarkan atas prinsip moral bagi penentuan nasib sendiri (self determination) bangsa-bangsa di dunia menurut perspektif luar negeri AS. Oleh karena itu AS memprotes pendudukan Polandia, Rumania dan Bulgaria yang berada di bawah regime totaliter yang tidak memperhatikan kepentingan bangsanya untuk menentukan nasibnya sendiri. Berdasarkan doktrin tersebut, AS harus membantii negara-negara yang masih berada di bawah rezim totaliter untuk menjadi negara yang demokratis. AS berkepentingan untuk membantu

negara-negara tersebut membangun institusi yang demokratis untuk kepentingan perdamaian internasional.6 Dilihat dari kerangka perang dingin, doktrin tersebut sebenarnya lebih ditujukan kepada Uni Soviet yang mulai menanamkan pengaruhnya di negara-negara Eropa Timur. Oleh karena itu, atas nama Doktrin Truman, AS akan membantu negara-negara di Eropa untuk memulihkan ekonominya pasca perang sehingga menjadi negara yang demokratis seperti ditafsirkan oleh AS. Melalui Marshall Plan, AS memberikan bantuan ekonomi kepada negaranegara Eropa Barat sebesar 17 milyar dolar. C. Periode Perang Dingin Amerika Serikat Perang Dingin adalah sebutan bagi situasi tegang dan konflik antara Blok Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan Blok Timur yang dipimpin oleh Uni Soviet. Perang ini terjadi pada periode 1947 sampai 1991. Menelusuri sejarah Perang Dingin, kita tidak akan lepas dari Perang Dunia II yang melatarbelakanginya. Pada Perang Dunia II, Blok Sekutu yang digawangi oleh Amerika Serikat, Inggris, dan Uni Soviet berhasil mengalahkan Blok Fasis yang dikawal Jerman, Jepang, dan Italia. Setelah berakhirnya perang tersebut, Inggris yang sebelumnya merupakan negara adikuasa, perlahan luntur pengaruhnya. Oleh karena itu, hanya ada dua negara yang muncul sebagai adikuasa pada saat itu, yaitu Amerika Serikat dan Uni Soviet. Kedua negara adikuasa tersebut berbeda secara ideologis. Amerika Serikat berideologi kapitalisliberal, sedangkan Uni Soviet berideologi komunis. Dunia pun terbagi menjadi dua kutub, yaitu kutub Barat dan kutub Timur. Oleh karena itu, kedua negara itu bersitegang dan berkompetisi secara politik dan militer. Masing-masing adikuasa menggalang dukungan dari negara-negara lain. Amerika Serikat membentuk Blok Barat, yang kebanyakan beranggotakan negara-negara Eropa Barat. Sedangkan, Uni Soviet membentuk Blok Timur, beranggotakan negara-negara Eropa Timur dan negara-negara komunis lainnya, seperti China dan Kuba. Ketegangan antara dua blok secara berhadap-hadapan seperti inilah yang menyulut Perang Dingin. Sejarah Perang Dingin dapat dibagi ke dalam empat periode:
1.

Periode pertama, 1947 1969

http://file.upi.edu/Direktori diakses pada tanggal 04 November 2010 pada pukul 18:10 WIB

Tidak lama setelah berakhirnya Perang Dunia Kedua, Stalin, pemimpin Uni Soviet, menegaskan bahwa Uni Soviet harus bersiap-siap untuk berkonflik dengan kekuatan kapitalis. Tentu yang dia maksud sebagai kekuatan kapitalis adalah Amerika Serikat. Kedua negara sama-sama mengkhawatirkan perkembangan militer lawannya. Maka, perlombaan senjata pun tak terelakkan. Amerika Serikat dan Uni Soviet berebut pengaruh atas negara-negara di dunia. Blok Barat, dipimpin Amerika Serikat, berkumpul pada 4 April 1949 untuk menandatangani kesepakatan membentuk persekutuan militer. Persekutuan inilah yang dinamakan NATO (North Atlantic Treaty Organization/Pakta Pertahanan Atlantik Utara). Sebagai tandingannya, Uni Soviet dan sekutunya membentuk Pakta Warsawa pada 1955.7
2.

Periode kedua, 1969 -1979

Politik antara kedua negara mendingin setelah Richard Nixon meraih posisi presiden Amerika Serikat. Amerika Serikat mulai melakukan pendekatan terhadap Uni Soviet, begitu juga sebaliknya. Maka, kedua adikuasa itu pun bersepakat untuk meredakan ketegangan. Kesepakatan tersebut dinamakan detente.
3.

Periode ketiga, 1979 1985

Rupanya, Uni Soviet tidak dapat mempertahankan politik detente tersebut. Pada 1979, di bawah perintah Presiden Leonid Bresnev, Uni Soviet menyerbu Afghanistan. Aksi ini mendapat tantangan keras dari Reagen sebagai Presiden Amerika Serikat saat itu. Maka, Amerika Serikat pun mendukung perjuangan Afghanistan memerdekakan diri dari Uni Soviet sekaligus dalam rangka membendung kekuatan komunis. Pada periode ini pun Reagen mengobarkan perlombaan senjata nuklir dengan Uni Soviet. Akhirnya, kedua negara terlibat dalam perlombaan itu dan dunia dihantui bayangan kehancuran akibat perang nuklir.
4.

Periode keempat, 1985 1991

Situasi berubah setelah Michael Gorbachev naik ke tampuk kekuasaan Uni Soviet. Negara komunis itu dilanda banyak permasalahan internal hingga terancam perpecahan.

http://www.anneahira.com/ diakses pada tanggal 04 November 2010 pada pukul 19:00 WIB

Gorbachev mengumandangkan politik perestorika, yaitu pemberian kebebasan kepada warganya setelah sebelumnya berada di bawah pemerintahan yang diktator. Dia pun melakukan berbagai pendekatan dialogis dengan Amerika Serikat. Pada 1987, Gorbachev berkunjung ke Negeri Paman Sam untuk berdialog. Pada 1988, tercapai kesepakatan Genewa. Akhirnya, pada 1989 seluruh pasukan Uni Soviet hengkang dari Afghanistan. Pada tahun yang sama, tembok Berlin, yang memisahkan Jerman Barat dari Jerman Timur, runtuh. Peristiwa ini dianggap sebagai penanda berakhirnya pengaruh komunisme di Eropa. Dua tahun kemudian, 1991, negara-negara yang tergabung dengan Uni Soviet memerdekakan diri. Artinya, Uni Soviet pecah, menandakan runtuhnya kekuatan komunis di dunia sekaligus berakhirnya era Perang Dingin.

BAB.III PENUTUP

Simpulan 1. Perang dingin adalah salah satu isu politik terpenting pada periode awal pasca perang. Perang ini muncul dari ketidaksepakatan yang berkepanjangan antara Uni Soviet dengan Amerika Serikat. Perang dingin berkembang saat perbedaan-perbedaan tentang bentuk dunia pascaperang telah telah menciptakan kecurigaan dan rasa tidak percaya antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet. 2. Pencegahan terhadap meluasnya pengaruh Uni Soviet menjadi kebijakan Amerika Serikat di masa pascaperang. Penerapan penting doktrin pencegahan ini dilakukan di wilayah Timur Laut Tengah. Inggris selama ini telah membantu Yunani, dimana kekuatan komunis mengancam kekuatan monarki dengan perang saudara, dan di Turki, dimana Uni Soviet mendesak konsesi territorial dan hak untuk membangu pangkalan militer di Bosporus.
3. Sejarah Perang Dingin dapat dibagi ke dalam empat periode: Periode pertama 1947

1969, Periode kedua 1969 -1979, Periode ketiga 1979 1985, dan Periode keempat 1985 1991.

DAFTAR PUSTAKA
Fahrurodji, A. 2005. Rusia Baru Menuju Demokrasi: Pengantar Sejarah dan Latar-belakang Budayanya. (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia).

Taat Wulandari. 2008. Diktat Pengantar Sejarah Amerika Utara I. (Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Sejarah) _____________, Garis Besar Sejarah Amerika http://www.anneahira.com/ diakses pada tanggal 04 November 2010 pada pukul 19:00 WIB http://file.upi.edu/Direktori diakses pada tanggal 04 November 2010 pada pukul 18:10 WIB www.wikipedia.com diakses pada tanggal 04 November 2010 pukul 18:06 WIB

You might also like