You are on page 1of 35

DAFTAR ISI

i.

Kata Pengantar

... 2

ii.

Daftar Isi

1. ISI LAPORAN

. 3

1.1 Pengertian Heat Treatment

1.2 Proses Heat Treatment

1.2.1 1.2.2 1.2.3 1.2.4 1.2.5 1.2.6

Proses Anneling Proses Hardening Proses Quencing Proses Tempering

. 4 8 12 14 17 19

Proses Normalizing Proses Blakening

1.3 Stuktur Logam

21

1.4 Uji Kekerasan 1.4.1 1.4.2 1.4.3 Metoda Rockwell Metoda Vicker

22 ... 22 ... 29 . 31

Diagram Keseimbangan Besi Karbon

2. PENUTUP

34

3. Daftar Pustaka

... 35

KATA PENGANTAR Rasa syukur alhamdulillahirabbi aalamiin penulis panjatkan, karena tak ada kata lain indah seperti itu yang penulis mampu ucapkan karena-NYA. Atas berkat dan rahmat serta kepastian Ilmu - Nya jualah penulis dapat menyelesaikan laporan hasil praktik Heat Treatment beserta Pengujian Kekerasan Bahan. Laporan ini disusun guna melengkapi tugas praktikum Heat Treatment. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Umen selaku Dosen Pembimbing dan instruktur praktik, Orang tua dan rekan rekan yang telah membantu penulis, sehingga penulis

dapat menyelesaikan Laporan ini dengan baik dan tepat waktu. Tak ada yang sempurna. Semua pasti ada kekurangan. Begitupun dalam penyusunan laporan ini. Masih banyak kekurangan didalamnya. Oleh karena itu, penulis selalu mengharapkan adanya saran dan kritik yang membangun. Akhir kata, penulis berharap laporan ini dapat memenuhi persyaratan nilai tugas Praktik. Dan mudah mudahan laporan ini dapat bermanfaat dan bisa dijadikan pedoman bagi penulis

khususnya dan pembaca umumnya.

Penulis

Bandung, April 2010

LAPORAN PRAKTIKUM HEAT TREATMENT dan PENGUJIAN KEKERASAN

1. ISI LAPORAN

1.1 Pengertian Heat Treatment


Heat Treatment (perlakuan panas) adalah salah satu proses untuk mengubah struktur logam dengan jalan memanaskan specimen pada elektrik terance (tungku) pada temperature rekristalisasi selama periode waktu tertentu kemudian didinginkan pada media pendingin seperti udara, air, air faram, oli dan solar yang masing-masing mempunyai kerapatan pendinginan yang berbeda-beda. Sifat-sifat logam yang terutama sifat mekanik yang sangat dipengaruhi oleh struktur mikrologam disamping posisi kimianya, contohnya suatu logam atau paduan akan mempunyai sifat mekanis yang berbeda-beda struktur mikronya diubah. Dengan adanya pemanasan atau pendinginan degnan kecepatan tertentu maka bahan-bahan logam dan paduan memperlihatkan perubahan strukturnya. Perlakuan panas adalah proses kombinasi antara proses pemanasan aatu pendinginan dari suatu logam atau paduannya dalam keadaan padat untuk mendaratkan sifat-sifat tertentu. Untuk mendapatkan hal ini maka kecepatan pendinginan dan batas temperature sangat menetukan. Bentuk struktur baja: Body Centered Cubic (BCC), kubus pusat dalam, yaitu bentuk struktur yang terbuka. Close Packed Hexagonal (CPH), yaitu benuk struktur yang sangat tertutup. Face Centered Cubic (FCC), yaitu bentuk struktur tertutup. BCC CPH FCC

1.2 Proses Heat Treatment


Benda KerjaKeadaan awal Setelah Proses hampelas dan Polehing

1.2.1

Anneling Proses anneling atau melunakkan baja adalah prose pemanasan baja di atas temperature kritis ( 723 C )selanjutnya dibiarkan bebrapa lama sampai temperature merata disusul dengan pendinginan secara perlahan-lahan sambil dijaga agar temperature bagian luar dan dalam kira-kira samahingga diperoleh struktur yang diinginkan dengan menggunakan media pendingin udara. Tujuan proses anneling : y Melunakkan material logam y Menghilangkan tegangan dalam / sisa y Memperbaiki butir-butir logam. Oven pemanas Posisi Benda Kerja

Benda Kerja setelah proses Anneling

1.2.2.

Hardening Proses quenching atau pengerasan baja adalah suatu proses pemanasan logam sehingga mencapai batas austenit yang homogen. Untuk mendapatkan kehomogenan ini maka audtenit perlu waktu pemanasan yang cukup. Selanjutnya secara cepat baja tersebut dicelupkan ke dalam media pendingin, tergantung pada kecepatan pendingin yang kita inginkan untuk mencapai kekerasan baja. Pada waktu pendinginan yang cepat pada fase austenit tidak sempat berubah menjadi ferit atau perlit karena tidak ada kesempatan bagi atom-atom karbon yang telah larut dalam austenit untuk mengadakan pergerakan difusi dan bentuk sementitoleh karena itu terjadi fase lalu yang mertensit, imi berupa fase yang sangat keras dan bergantung pada keadaan karbon.

Langkah langkah yang harus diperhatikan Ketika memulai proses hardening: 1. Jenis material yang akan dikeraskan. 2. Pemanasan: a. Pemanasan awal (suhu 600-700 oC ) b. pemanasan akhir (suhu 1000 oC) c. penahanan waktu (waktu yang dibutuhkan agar pemanasan merata ke seluruh bagian ) a. pemanasan awal Ini merupakan tahap awal pada proses hardening, bertujuan agar benda tidak terkejut pada saat proses . proses ini memakai suhu 600 - 700C , diberikan agar panas menyebar ke seluruh benda. Setelah suhu meningkat untuk mencapai suhu austenite. b. pemanasan akhir Ini merupakan proses akhir setelah proses pemanasan awal sampai benda mulai berubah ke level austenite (kurang lebih suhu mencapai 930C ). c.penahanan waktu y y y Diberikan agar benda yang telah di panaskan memiliki suhu yang merata. Apabila terlalu lama akan membuat besarnya butiran austenite dan memperbesar jumlah sisa austenite, yang akan menurunkan kekerasannya. Apabila terlalu pendek waktu, karbon tidak akan larut dengan sempurna sehingga kekerasannya rendah.

Jenis-jenis pengerasan permukaan


a. Karburasi Carburizing adalah perlakuan panas proses di mana besi atau baja dipanaskan di hadapan material lain (tetapi di bawah titik leleh logam) yang membebaskan karbon seperti 5

terurai. Permukaan luar atau kasus akan memiliki kandungan karbon lebih tinggi daripada bahan asli. Ketika besi atau baja didinginkan dengan cepat oleh pendinginan, semakin tinggi kandungan karbon pada permukaan luar menjadi keras, sedangkan inti tetap lembut dan tangguh. Cara ini sudah lama dikenaloleh orang sejak dulu. Dalam cara ini, besi dipanaskan di atas suhu dalam lingkungan yang mengandung karbon, baik dalan bentuk padat, cair ataupun gas. Beberapa bagian dari cara kaburasi yaitu kaburasi padat, kaburasi cair dan karburasi gas

Kedalaman Pengerasan: Tidak ada batasan teknis kedalaman pengerasan dengan teknik carburizing, tetapi tidak umum untuk carburize untuk kedalaman lebih dari 0,050 masuk Carburizing Time: 4-10 jam Carburizing Suhu: 1750 o F (di atas temperatur kritis atas wilayah Austenite) Kuens: Semua proses carburizing (paket, gas, cair) memerlukan pendinginan dari temperatur carburizing atau suhu yang lebih rendah atau pemanasan kembali dan pendinginan. Bagian tersebut kemudian marah kekerasan yang diinginkan.

Pack Carburizing: Dalam proses ini, bagian yang harus carburized dikemas dalam wadah baja sehingga benar-benar dikelilingi oleh butiran arang. Arang yang diperlakukan dengan bahan kimia seperti mengaktifkan Barium Karbonat (Babo 3) yang mendorong 6

pembentukan Karbon Dioksida (CO 2). Gas ini pada gilirannya bereaksi dengan kelebihan karbon dalam arang untuk menghasilkan karbon monoksida, CO.Carbon Monoksida bereaksi dengan baja karbon rendah permukaan untuk membentuk atom karbon yang berdifusi ke dalam baja. Karbon Monoksida gradien persediaan karbon yang diperlukan untuk difusi. Hanya meningkatkan kandungan karbon untuk beberapa kedalaman yang telah ditentukan di bawah permukaan ke tingkat yang cukup memuaskan untuk memungkinkan pengerasan berikutnya. Karbon Monoksida Reaksi: CO 2 + C ---> 2 CO Reaksi sementit untuk Karbon Monoksida: 2 CO + 3 Fe ---> Fe 3 C + CO 2

Proses pendinginan: Sulit untuk memuaskan bagian segera, sebagai paket tertutup harus dibuka dan bagian harus dikeluarkan dari kemasan. Salah satu teknik yang sering digunakan adalah untuk memperlambat mendinginkan seluruh paket dan kemudian mengeras dan kesabaran bagian setelah itu akan dihapus dari paket tertutup. Gas Carburizing: Dapat dilakukan dengan gas karbon, seperti metana, etana, propana, atau gas alam. Kebanyakan carburizing gas yang mudah terbakar dan kontrol yang diperlukan untuk menjaga carburizing gas pada 1700 o F dari menghubungi udara (oksigen). Keuntungan dari proses ini di pak carburizing adalah meningkatkan kemampuan untuk memuaskan dari temperatur carburizing. Tungku perapian Conveyor membuat pendinginan dalam suasana yang terkendali mungkin Liquid Carburizing: Dapat dilakukan di internal atau eksternal garam cair dipanaskan pot. Carburizing garam mengandung senyawa sianida seperti natrium sianida (NaCN). Siklus kali untuk cyaniding cair jauh lebih pendek (1 sampai 4 jam) dibandingkan paket gas dan proses carburizing. Kerugian adalah pembuangan garam. (Masalah lingkungan) dan biaya (pembuangan yang aman adalah sangat mahal). Perubahan dalam sifat-sifat material Sifat-sifat material Kerja Efek carburizing Mekanis y Peningkatan kekerasan permukaan y Peningkatan ketahanan aus y Peningkatan kelelahan / tarik kekuatan Fisik y Grain Pertumbuhan mungkin terjadi

y Kimia

Perubahan volume dapat terjadi Peningkatan kandungan karbon permukaan

b. Karbonitiding Adalah suatu proses pengerasan permukaan dimana baja dipanaskan di atas suhu kritis di dalam lingkungan gas dan terjadi penyerapan karbon dan nitrogen. Keuntungan karbonitiding adalah kemampuan pengerasan lapisan luar meningkat bila ditambahkan nitrogen sehingga dapat diamfaatkan baja yang relative murah ketebalan lapisan yang tahan antara 0,80 sampai 0,75 mm. Proses ini melibatkan dengan baik difusi karbon dan nitrogen ke dalam baja dilakukan proses surface. di atmosfer tungku gas menggunakan gas carburizing seperti propane atau metana dicampur dengan beberapa persen (berdasarkan volume) dari amonia. Methane atau paropane berfungsi sebagai sumber karbon, amonia berperan sebagai sumber nitrogen. Quenching is done in a gas which is not as severe as water quench. Pendinginan dilakukan dalam gas yang tidak separah air memuaskan. Sebagai hasil dari les parah memuaskan, ada sedikit distorsi pada material yang akan diperlakukan. Sebuah sistem carbonitriding tipikal ditampilkan dalam slide berikutKasus hardnesses dari 60-65 HRC tercapai pada permukaan. (Tidak setinggi Nitrided permukaan.) Kasus kedalaman 0,003-0,030 dalam dapat dilakukan dengan carbonitriding. Salah satu keuntungan dari proses ini adalah bahwa hal itu dapat diterapkan pada baja karbon biasa yang memberikan kedalaman kasus signifikan. Carbonitriding memberikan kurang distorsi dari carburizing. Carbonitriding dilakukan pada temperatur di atas suhu transformasi dari baja (1400 o F-ke 1600 o F)

Cyaniding

Adalah proses dimana terjadi absobsi karbon dan nitrogen untuk memperoleh specimen yang keras pada baja karbon rendah yang sulit dikeraskan. Hal ini mirip dengan carbonitriding, dan melibatkan kedua difusi karbon dan nitrogen ke dalam permukaan baja. Sumber unsur yang berdifusi dalam metode ini adalah garam 8

sianida cair seperti natrium sianida. Ini adalah perlakuan superkritis melibatkan suhu dalam kisaran 1400 o 1600 o F F. Kasus kedalaman adalah antara 0,010 dan 0,030 masuk masuk Difusi waktu kurang dari satu jam. Memadamkan air atau minyak diperlukan. Jenis ini sekarang kasus distorsi yang signifikan. Keuntungan dari metode ini adalah membutuhkan waktu singkat untuk menyelesaikan difusi, jika tidak maka harus dihindari karena distorsi tinggi. b. Nitriding Adalah proses pengerasan permukaan yang dipanaskan sampai 510c dalam lingkungan gas ammonia selama beberapa waktu. Dalam proses ini, nitrogen menyebar ke dalam permukaan baja yang sedang dirawat. Reaksi nitrogen dengan baja menyebabkan pembentukan besi yang sangat keras dan paduan senyawa nitrogen. Kasus nitrida yang dihasilkan lebih sulit daripada alat carburized baja atau baja. keuntungan dari proses ini adalah bahwa kekerasan dicapai tanpa minyak, air atau udara memuaskan. Sebagai keuntungan tambahan, pengerasan dicapai dalam atmosfer nitrogen yang mencegah penskalaan dan perubahan warna. Nitriding suhu di bawah temperatur kritis yang lebih rendah dari baja dan sudah diatur antara 925 o F dan 1050 o F. Sumber nitrogen biasanya Amonia (NH 3).. Pada suhu nitriding amonia terdisosiasi menjadi Nitrogen dan Hidrogen. 2NH3 ---> 2N + 3H 2 Nitrogen berdifusi ke dalam baja dan hidrogen habis. Setup nitriding tipikal diilustrasikan pada Gambar 3.

Proses nitriding

Lapisan putih ditunjukkan pada Gambar 4 mempunyai efek merugikan pada kehidupan kelelahan Nitrided bagian, dan ini biasanya dikeluarkan dari bagian sasaran layanan parah. Dua tahap proses nitriding gas dapat digunakan untuk mencegah pembentukan lapisan putih. Ketebalan lapisan putih dapat bervariasi antara 0,0003 dan 0.002 inci yang tergantung pada waktu nitriding. Yang paling sering Nitrided baja paduan kromium-molibdenum baja dan Nitralloys. Permukaan hardnesses dari 55 HRC sampai 70 HRC dapat dicapai dengan 9

kedalaman kasus bervariasi dari 0,005 ke 0,020 in Nitrided baja yang sangat keras dan grinding operasi tidak boleh dilakukan setelah nitriding. Lapisan putih dihilangkan dengan memukul-mukul.

Nitriding waktu untuk berbagai jenis baja paduan

Pengerasan Permukaan (Case Hardening) a. Flame Hardening Flame Hardening dilakukan dengan menyemburkan api intensitas tinggi ke permukaan bendakerja, biasanya dengan api dari brander oxyacetylene, sehingga sebelum panas sempat menjalar ke bagian dalam bagian permukaan sudah mencapai temperatur austenitising, kemudian segera dicelup (quench) ke dalam air atau oli. Dengan demikian di bagian permukaan terbentuk lapisan martensit, sedang dibagian dalam tetap seperti semula. Baja yang akan diflame Hardening harus memiliki hardenability yang memadai, kadar karbonnya 0,30 0,50 %. Kekerasan lapisan terutama tergantung pada kadar karbon dari bajanya sedang tebal lapisan tergantung pada seberapa tebal bagian permukaan yang mengalami pemanasan sampai menjadi austenit dan didinginkan dengan cara dicelup. Proses ini terdiri dari pengerasan permukaan dengan memanaskan suatu benda itu di atas suhu transformasi menggunakan intensitas tinggi api dari kompor yang didesain khusus dan kemudian semakin pendinginan dalam air, minyak atau sintetis cocok quenchant. Kedalaman lapisan mengeras dapat berkisar antara 1 hingga 10 mm. Seorang cukup tingkat keterampilan dan pemahaman yang diperlukan untuk proses dan tergantung pada kerumitan bagian yang akan mengeras, sejumlah besar variabel yang perlu diperiksa sebelum pekerjaan harus dilanjutkan. 10

Benda kerja terlebih dahulu diikat dengan kawat baja

Tempat Pembakaran

Holding time

b. Induction Hardening Induction Hardening sama dengan flame Hardening, hanya saja disini pemanasan ditimbulkan oleh arus induksi yang terjadi karena adanya medan magnit yang berubah-ubah dengan sangat cepat. Arus induksi ini akan menim-bulkan panas pada permukaan benda kerja.Panas ini akan sangat intens bila arus bolak-balik yang me-nimbulkan induksi ini adalah arus bolak-balik dengan fre-kuensi tinggi. Proses ini mampu tingkat tinggi otomatisasi dan dengan demikian dapat digunakan untuk produksi volume tinggi. Memanaskan melibatkan komponen oleh arus eddy diinduksi pada suhu di mana tingkat pembentukan austenit berlangsung cepat dan kemudian memadamkan untuk mentransformasikan austenit untuk martensit. Induced arus dihasilkan di permukaan logam menggunakan induktor yang dirancang khusus yang sesuai dengan bentuk dan permukaan menggunakan arus bolak-balik pada induktor pada frekuensi dari 50Hz ke 1000kHz, tergantung pada kedalaman pengerasan diperlukan. Keuntungan dari pengerasan induksi adalah bahwa proses cepat, efisien dan degradasi permukaan minimal. Kerugiannya adalah modal dan mengatur biaya tinggi.

11

c. Lacer Hardening Lacer Hardening adalah pengerasan dengan sinar laser dengan memanaskan logam pada permukaan kemudian di quenching. Pengerasan dilakukan hanya pada daerah yang diingin-kan.

Keuntungan penggunaan sinar leser:


y y y y y

kecepatan produksi tinggi, proses mudah dikontrol, dapat digunakan untuk benda ukuran rumit, daerah terpengaruh panas tipis, distorsi sedikit dan pengerjaan bersih. 1.2.3. Quenncing

Pendinginan (Queencing). Untuk proses Hardening kita melakukan pendinginan secara cepat dengan menggunakan media pendingin. Tujuanya adalah untuk mendapatkan struktur martensite, semakin banyak unsur karbon,maka struktur martensite yang terbentuk juga akan semakin banyak. Karena martensite terbentuk dari fase Austenite yang didinginkan secara cepat. Hal ini disebabkan karena atom karbon tidak sempat berdifusi keluar dan terjebak dalam struktur kristal dan membentuk struktur tetragonal yang ruang kosong antar atomnya kecil,sehingga kekerasanya meningkat.

12

Gambar : kurva pendinginan pada diagram TTT (time-temperature-transformation) Dari diagaram pendinginan diatas dapat dilihat bahwa dengan pendinginan cepat (kurva 6) akan menghasilkan struktur martensite karena garis pendinginan lebih cepat daripada kurva 7 yang merupakan laju pendinginan kritis (critical cooling rate) yang nantinya akan tetap terbentuk fase austenite (unstable). Sedangkan pada kurva 6 lebih cepat daripada kurva 7,sehingga terbentuk struktur martensite yang kekerasanya berkisar antara 600 BHN-750 BHN, tetapi bersifat rapuh karena tegangan dalam yang besar. Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan proses hardening pada baja karbon tinggi akan meningkatkan kekerasanya. Dengan meningkatnya kekerasan, maka efeknya terhadap kekuatan adalah sebagai berikut : y Kekuatan impact (impact strength) akan turun karena dengan meningkatnya kekerasan, maka tegangan dalamnya akan meningkat. Karena pada pengujian impact beban yang bekerja adalah beban geser dalam satu arah , maka tegangan dalam akan mengurangi kekuatan impact. Kekuatan tarik (tensile sterngth) akan meningkat. Hal ini disebabkan karena pada pengujian tarik beban yang bekerja adalah secara aksial yang berlawanan dengan arah dari tegangan dalam, sehingga dengan naiknya kekerasan akan meningkatkan kekuatan tarik dari suatu material.

13

Proses Quenncing

Benda kerja dikeringkan

Benda Kerja

1.2.4 Tempering Setelah melalui prses quenching, maka benda kerja harus segera di tempering, karena apabila terlalu lama didiamkan, kemungkinan benda kerja akan retak, karena atom-atom pada benda kerja sangat rapat, dengan tempering benda kerja akan dipanaskan secara merata hingga atom-atom akan memiliki kerenggangan seperti semula.

Perubahan warna pada saat tempering terjadi sesuai unsur-unsur yang terdapat pada logam yang ditempering, karena unsur-unsur yang terdapat pada loga akan mempengaruhi lepasnya atom Fe dengan unsur-unsur untuk berikatan dengan O2.

14

Proses tempering adalah pemanasan baja sampai temperature sedikit di bawah temperature kritis, kemudian didiamkan dalam tungku dan suhunya dipertahankan sampai merata selama 15 menit. Selanjutnya didinginkan dalam media pendingin. Jika kekerasan turun, maka kekuatan tarik turun pula. Dalamhal ini keuletan dan ketangguhan baja akan meningkat. Meskipun proses ini akan menghasilkan baja yang lebih lemah. Proses ini berbeda dengan anneling karena dengan proses ini belum tentu memperoleh baja yang lunak, mungkin berupa pengerasan dan ini tergantung oleh kadar karbon. As-dikuens baja dikeraskan begitu rapuh sehingga bahkan sedikit dampak dapat menyebabkan fraktur. Tempering adalah perlakuan panas yang mengurangi kerapuhan dari baja tanpa secara signifikan menurunkan kekerasannya dan kekuatan. Semua mengeras baja harus marah sebelum digunakan. Quench Tempering dan proses: y Konvensional Heat, Quench dan proses Temper Dalam proses ini, Austenite ditransformasikan ke martensit sebagai hasil yang cepat memuaskan dari tanur sampai suhu kamar. Kemudian, martensit dipanaskan ke suhu yang memberikan kekerasan yang diinginkan. Salah satu kelemahan serius adalah kemungkinan penyimpangan dan cracking logam akibat pendinginan berat yang diperlukan untuk membentuk martensit tanpa mengubah apapun dari austenit menjadi perlit. Tipis bagian yang didinginkan lebih cepat daripada bagian dengan penampang yang lebih besar daerah. Apakah ini berarti bahwa transformasi dari Austenite yang berjalan dengan kecepatan yang berbedaSebagai logam mendingin, tetapi juga kontrak dan menempati mikrostruktur kurang volume Extreme variasi dalam ukuran bagian-bagian logam menyulitkan pekerjaan merawat panas dan harus dihindari dalam mendesain bagian logam. Ini berarti ada batas ukuran keseluruhan bagian-bagian yang dapat dikenakan seperti pengolahan termal. Gambar 1 menunjukkan pengerasan konvensional, proses tempering.

y Martempering (Marquenching) Untuk mengatasi pembatasan pendinginan konvensional dan penemperan, proses Martempering dapat digunakan. Martempering atau izin marquenching transformasi Austenite untuk martensit terjadi pada waktu yang sama di seluruh struktur bagian logamHal ini diperlihatkan pada Gambar 2. Dengan menggunakan sela memuaskan, pendingin adalah berhenti pada suatu titik di atas wilayah transformasi martensit untuk memungkinkan waktu yang cukup untuk pusat untuk mendinginkan suhu yang sama seperti permukaan. Kemudian dilanjutkan pendinginan melalui wilayah martensit, diikuti oleh penemperan biasa.

15

y Pengaustemperan Ini adalah metode kedua yang dapat digunakan untuk mengatasi pembatasan konvensional dan penemperan memuaskan. Terganggu yang memuaskan pada temperatur yang lebih tinggi daripada membiarkan Martempering logam pada pusat bagian untuk mencapai suhu yang sama seperti permukaan. Dengan mempertahankan suhu, baik pusat dan permukaan yang diperbolehkan untuk mengubah ke bainit dan kemudian didinginkan sampai suhu kamar. Keuntungan dari pengaustemperan: - Kurang distorsi dan cracking dari martempering, - Tidak perlu penemperan akhir (kurang memakan waktu dan energi lebih efisien) - Peningkatan ketangguhan (dampak resistensi yang lebih tinggi daripada konvensional memuaskan dan penemperan) - Peningkatan keuletan Keterbatasan pengaustemperan: Pengaustemperan dapat diterapkan untuk bagian di mana transformasi untuk perlit dapat dihindari. Ini berarti bahwa bagian harus didinginkan cukup cepat untuk menghindari pembentukan perlit. Bagian tipis dapat didinginkan lebih cepat dari bagian besar. Sebagian besar aplikasi industri telah pengaustemperan terbatas pada bagian kurang dari 1 / 2 in tebal. Ketebalan dapat ditingkatkan dengan menggunakan baja paduan, tapi kemudian waktu untuk menyelesaikan transformasi untuk bainit dapat menjadi berlebihan.

16

Dalam proses pengaustemperan, produk akhir adalah 100% bainit. Hal ini dilakukan dengan memanaskan pertama bagian ke suhu properr austenitizing diikuti dengan pendinginan cepat dalam mandi serpihan kayu yang dipertahankan antara 400 dan 800 o F. Bagian yang tersisa di bak mandi sampai transformasi untuk bainit selesai. Baja ini disebabkan untuk pergi langsung dari austenit ke bainit. Proses Temering secara 4 tahap, yaitu Pada suhu 200 derajat celcius Pada suhu 250 derajat celcius Pada suhu 300 derajat celcius Pada suhu 400 derajat celcius Energi panas dihasilkan dari Oven pemanas

1. 2. 3. 4.

Benda keja hasil temper

Normalizing Normalizing adalah suatu proses pemanasan logam hingga mencapai fase austenit yang kemudian diinginkan secara perlahan-lahan dalam media pendingin udara. Hasil pendingin ini berupa perlit dan ferit namunhasilnya jauh lebih mulus dari anneling. Prinsip dari proses normalizing adalah untuk melunakkan logam. Namun pada baja karbon tinggi atau baja paduan tertentu dengan proses ini belum tentu memperoleh baja yang lunak. Mungkin berupa pengerasan dan ini tergantung dari kadar karbon. Perbedaan utama antara anil dan normalisasi penuh adalah bagian anil sepenuhnya seragam dalam kelembutan (dan machinablilty) di seluruh bagian; karena seluruh bagian yang terkena pendinginan tungku yang terkendali. Dalam kasus normal bagian, tergantung pada bagian geometri, pendingin adalah non-seragam yang menghasilkan non-sifat bahan seragam di seluruh bagian. Ini mungkin tidak mudah untuk dilaksanakan jika mesin lebih diinginkan, karena itu membuat pekerjaan mesin agak tak terduga. Dalam kasus seperti itu adalah lebih baik untuk melakukan anil penuh.

1.2.5.

17

Seperti normalisasi memerlukan sedikit waktu, lebih ekonomis efisien daripada metode perlakuan panas anil penuh.

Normalisasi internal menghilangkan stres yang disebabkan oleh kerja dingin sementara butir pertumbuhan dibatasi oleh laju pendinginan yang relatif tinggi sehingga sifat mekanik (kekuatan, kekerasan) dari baja normalized lebih baik daripada dalam baja anil. Karena laju pendinginan dalam perlakuan panas normalisasi tidak dikontrol, struktur yang dihasilkan tergantung pada ketebalan bagian baja, sehingga efek peningkatan sifat mekanik yang lebih besar di bagian tipis. Kualitas permukaan setelah mesin dari bagian normalized juga lebih baik daripada di bagian anil. Efek ini disebabkan oleh peningkatan keuletan dari baja anil memihak pembentukan robek di permukaan mesin. Normalisasi baja yang dilakukan dengan pemanasan sekitar 100 o F di atas UCT (Upper Critical Temperature) yang diikuti oleh pendinginan di udara untuk suhu kamar. Normalisasi dapat diterapkan di atas UCT untuk kedua hypoeutectoid dan hypereutectoid baja. Gambar 1 menunjukkan suhu normalisasi.

Berikut ini adalah daftar alasan untuk normalisasi baja: y Untuk menghasilkan baja yang lebih keras dan lebih kuat daripada full annealing y Memperbaiki mesin y Untuk mengubah dan memperbaiki struktur butir y Untuk mendapatkan keuletan yang relatif baik tanpa mengurangi kekerasan dan kekuatan Angka 2, 3, 4 dan 5 menunjukkan efek anil dan normalisasi pada keuletan, kekuatan tarik, kekerasan dan titik luluh baja.

18

Keuletan baja normal. Sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 2, anil dan normalisasi tidak ada perbedaan yang signifikan pada keuletan baja karbon rendah. Ketika konten karbon meningkat, anil mempertahankan% elongasi sekitar 20%. Di lain pihak, keuletan dari baja karbon tinggi normalisasi drop menjadi 1 tingkat 2%.

1.2.6. Blackening  Komponen benda kerja diikat dengan menggunakan kawat baja terlebih dahulu, pengikatan secara merata ke seluruh bagian dari benda kerja.

 Pembakaran benda kerja hingga mencapai temperatur 500C atau hingga benda kerja berwarna hitam kemerah-merahan

Quenching benda kerja menggunakan oli blackening, lalu bersihkan dengan minyak tanah Saat pencelupan oli blakening

Lakukan proses blackening minilal 3 kali untuk menghasilkan hasil yang terbaik.

19

Hasil dari proses Blakening

Tujuan blackening : y Menahan korosi, proses blackening bisa menahan korosi karena logam pada saat dipanaskan beraksi menjadi Fe3O4. Fe3O4 ini mempunyai sturktur pori-pori permukaan yang besar, sehingga setelah dipanaskan 500C lalu quenching di oli blackening, maka pori-pori permukaan yang renggan itu akan diisi oleh oli tersebut, sehingga akan menahan korosi. y Membuat permukaan benda kerja menjadi lebih bagus, karena warnanya hitam merata Terjadinya terak pada saat proses blackening Terak terjadi akibat temperatur pada saat hardening >500C, sehingga unsur C pada benda kerja akan beraksi dengan O2 dan membentuk CO2, secara terus menerus CO2 akan bertumpuk dipermukaan dan mengendap lalu menguap membentuk terak.

20

Macam-macam struktur logam antara lain:


1. Struktur ferrite Struktur ferrite sering juga disebut besi murni. Struktur ferrite dapat berubahubah sifat apabila dipanaskan, perubahan tersebut antara lain : a. Besi murni atau besi alfa ( ) Struktur besi murni (ferrite) atau besi alfa, dibawah suhu 723 oC, sifatnya magnetis dan lunak serta susunan kristalnya berbentuk kubus pusat ruang(BCC) b. Besi beta ( ) Struktur ferrite pada suhu 768 oC-910 oC mulai berubah sifat dari magnetis menjadi tidak magnetis yang disebut besi beta, susunan kristalnya mulai berubah dari kubus pusat ruang (BCC) menjadi kubus pusat bidang (FCC). c. Besi gamma (besi ) Struktur ferrite pada suhu 910 oC-1391 oC mulai berubah menjadi struktur austenite (besi gamma) yang mempunyai sifat tidak magnetis serta susunan kristalnya dalam bentu kubus pusat bidang (FCC). d. Besi delta (besi ) Struktur ferrite yang sudah menjadi struktur austenite pada suhu 1392 oC sampai mencair pada suhu 1539 oC berubah menjadi besi delta yang susunan 13 kristalnya sama dengan besi dalam bentuk kubus pusat ruang (BCC) tapi jarak antar atomnya lebih besar. Struktur pearlite Struktur pearlite adalah struktur yang terbentuk karena persenyawaan antara struktur ferrite dan struktur sementite yang seimbang dalam struktur pearlite,. Struktur pearlite jika dipanaskan sampai suhu 723 oC akan berubah menjadi struktur austenite. Struktur sementite Struktur sementite adalah suatu senyawa kimia antara besi (Fe) dan zat arang C. Struktur sementite dengan rumus kimia Fe3C yang terdiri 3 atom Fe yang mengikat sebuah atom zat arang C menjadi sebuah molekul. Jika suatu logam besi mengandung zat arang lebih banyak, di dalam bahan tersebut akan terdapat struktur sementite yang lebih besar. Struktur sementite adalah struktur yang sifatnya sangat keras. Struktur austenite Struktur austenite adalah struktur yang berasal dari struktur ferrite yang dipanaskan pada suhu 910 oC-1391 oC atau struktur pearlite yang dipanaskan pada suhu 723 oC-1392 oC. Struktur austenite juga disebut besi gamma ( ), sifatnya tidak magnetis. Susunan kristalnya berbentuk kubus pusat ruang (FCC). Sruktur martensite Struktur martensite sifatnya sangat keras dengan susunan kristalnya berbentuk kubus pusat tetragonal (BCT).

2.

3.

4.

5.

21

UJI KEKERASAN Uji Kekerasan dengan metoda Rockwell Kekerasan Rockwell menguji metoda terdiri dari memberi spasi/memesan bahan ujian dengan suatu kerucut berlian atau pelekkuk peluru/bola baja terkeraskan. Pelekkuk itu memaksa supaya bahan ujian di bawah suatu beban kecil pendahuluan F0 (Buah ara. 1A) biasanya 10 kgf. Ketika keseimbangan sudah dicapai, satu menandakan peranti, yang mengikuti bergeraknya pelekkuk dengan demikian bereaksi terhadap perubahan-perubahan sungguh-sungguh mendalam tembusan pelekkuk itu di-set ke(pada suatu posisi angka kenyataan. Sementara beban kecil pendahuluan masih diterapkan satu beban utama tambahan diterapkan dengan menghasilkan peningkatan di dalam tembusan (Buah ara. 1B). Ketika keseimbangan mempunyai lagi; kembali jangkauan, beban utama tambahan dipindahkan tetapi beban kecil pendahuluan masih dipelihara; dipertahankan. Kepindahan dari beban utama tambahan mengizinkan[membiarkan suatu perolehan yang sebahagian, maka mengurangi jeluk tembusan (Buah ara. 1C). Peningkatan yang permanen sungguh-sungguh mendalam tembusan, sebagai hasil penerapan dan kepindahan dari beban utama tambahan digunakan untuk mengkalkulasi Nomor kekerasan Rockwell. HR =E -e F0 = beban kecil pendahuluan di kgf F = beban utama tambahan di kgf F = beban total di kgf e = peningkatan permanen sungguh-sungguh mendalam tembusan karena beban yang utama F1 mengukur di dalam unit-unit dari 0002 juta E = suatu konstan yang tergantung pada bentuk dari pelekkuk: 100 satuan untukpelekkuk berlian, 130 satuan untuk pelekkuk bola baja HR = Kekerasan Rockwell jumlah D = diameter dari bola baja A.

y y y

y y y

Penerapan Khas Rockwell Skala kekerasan HRA Karbida tersemen, baja tipis/encer dan baja berpengalaman dangkal HRB Campuran tembaga, baja lunak, paduan aluminium, belenggu yang lunak, dll. HRC Baja, besi cor sulit(keras, baja berpengalaman dan bahan-bahan lebih keras dari 100 HRB HRD lain baja Baja dan zantara berpengalaman tipis/encer dan besi/ setrika yang lunak pearlitic HRE Besi cor, aluminium dan paduan magnesium, logam bantalan HRF Campuran tembaga didinginkan, logam lembaran lembut tipis/encer HRG Brons pospor, tembaga berilium, belenggu yang lunak 22

y y

HRH Aluminium, zn, laju-awal HRK, HRL, HRM, HRP, RR, HRS, HRV } Logam bantalan lembut, plastik dan bahan-bahan sangat lembut lain Keuntungan-keuntungan dari Metoda kekerasan Rockwell termasuk langsung Kekerasan Rockwell jumlah read out dan ujian waktu cepat. Kerugian-kerugian termasuk banyak timbangan arbitrer dan kemungkinan akibat tidak berhubungan dari benda uji mendukung bantalan (mencoba meletakkan sebatang kertas sigaret di bawah suatu pengujian menghalangi dan memperhatikan pengaruh pada skala kekerasan yang membaca! Vickers dan Brinell metodametoda tidak pengaruh menderita penyakit ini). Rockwell Alat Uji Kekerasan Alat uji kekerasan Rokwell

Master penempat identor

Diagram Hasil Pengujian


 As Itis Benda kerja praktik
59.6 59.4 59.2 59 58.8 1 2 3 4 5

Materai St 37
74.1 74 73.9 73.8 73.7 1 2 3 4 5 50 0 150 100

Material Amutit

23

Material EMS 45
150 100 50 0 1 2 3 4 5

Material Stainless Steel


100 98 96 94 92 1 2 3 4 5

 Benda Kerja praktik setelah Proses Aneling

Diagram Hasil Uji

98 97 96 95 94 1 2 3 4 5

98 97.5 97 96.5 96 1 2 3 4 5

 Benda Kerja setelah Proses Hardening

24

Diagram Hasil Uji

64.5 64 63.5 63 62.5 62 61.5 1 2 3 4 5

65 64 63 62 61 60 59 58 1 2 3 4 5

 Benda kerja setelah Proses Tempering tahap awal (200 derajet Celcius)

Diagram Hasil Uji

66 64 62 60 58 56 54 1 2 3 4 5

66 64 62 60 58 56 54 1 2 3 4 5

25

 Benda kerja setelah Proses Tempering tahap kedua (250 derajet Celcius)

Diagram Hasil Uji

60 58 56 54 52 50 1 2 3 4 5

62 60 58 56 54 52 50 1 2 3 4 5

 Benda kerja setelah Proses Tempering tahap ketiga (300 derajet Celcius)

Diagram Hasil Uji

56.5 56 55.5 55 54.5 54 1 2 3 4 5

57 56 55 54 53 52 51 1 2 3 4 5

26

 Benda kerja setelah Proses Tempering tahap terakhir (400 derajet Celcius)

Diagram Hasil Uji

50.5 50 49.5 49 48.5 1 2 3 4 5

56 54 52 50 48 46 44 42 1 2 3 4 5

Diagram Perbandingan ke empat tahap proses Tempering

60 58 56 54 52 50 48 46 44 200 250 300 400

27

Perbandingan Kekerasan Setelah Mengalami Beberapa Proses

70 60 50 40 30 20 10 0 1 2 3 4 5 Hardening Temp 200C Temp 250C Temp 300C Temp 400C

70 60 50 40 30 20 10 0 1 2 3 4 5 Hardening Temp 200C Temp 250C Temp 300C Temp 400C

28

B.

Uji Kekerasan dengan metoda Vicker

Preparation before testing Vicker Methode 1. Gerinda hingga permukaan benda kerja mencapai kehalusan N5 2. Sanding Proses secara bertahap (120,200,360 ,600,800,1000,1200) 3. Poleshing ( Alumina , Autosol ) Operational Procedure Vicker Test 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Hidupkan mesin dan bebaskan posisi ragum terhadap identor. Periksa benda kerja, cekam benda kerja dengan menggunakan ganjalan. Cekam secara parlahan sambil tekan benda kerja dengan tekanan optimum terhadap ganjalan. Satukan dua garis indicator pada layar mikroskop, lalu matikan kembali mesin. Hidupkan mesin kembali. Fokuskan kondisi benda kerja dengan memutar perlahan pengatur ketinggian ragum. Tekan tombol start Ukur hasil penetrasi dengan menggunakan mikroskop pada kedua diameter. Tekan read untuk mengunci pengukuran Hasil akan muncul pada layar, baik nilai D1, D2 ataupun HV.

29

Data Hasil Ui Kekerasan dengan metode Vicker

Benda kerja yang diuji meliputi,      ST 37 Besi Tuang Kelabu Stainless Steel HAZ Besi Tuang Kelabu HAZ ST 37

Nilai Hasil kekerasan      ST 37 BT Stainless Steel HAZ BT HAZ ST 37

(HV) 172.1 208.0 269.4 326.4 183.4

( HRC ) 3 13.4 25.6 33.3 6

30

DIAGRAM KESEIMBANGAN BESI KARBON

31

BOHLER quenchant HOT WORK STELS TOOL

Average hardness in HRC after obtainable tempering At .Oc hardness hardening HRC 100 200 300 400 500 600 temp Oc

W 302 US ULTRA OIL salt 52-56 isodics &isobics (500-550) 64 COLD WORK STEELS TOOL

5054 55 50 1020-1080

K100 Special K

OIL salt (200-2500) 63-65 OIL salt(200250) 63-65 OIL 56-59

64 64 60 60

62 62 57 50

59 60 52 56

57 58 55 53

59 60 -

940-970

K105 Special KNL K455 My Exstra

60 at 520 980-1010 870-900

k460 Amutit S

OIL salt(200250) (<20) 63-65 Water (<12) oil 64-66

64

62

58

52

780-820 780-810 810-840

K510 Silver Steel PLASTICS STEELS MOULD

64

62

57

51

M200 MACHINERY STEELS V155 VCN 150 VCL 140

OIL Air Blast

55

53

50

47

42

35

840-860 860-880

OIL OIL Water (<12) oil

54-57 54-57

57 57

56 56

53 53

49 49

42 42

38 38

830-800 830-800

K 954 EMS-45

58

57

54

48

800-830

32

Typical Analysis (%) BOHLER C HOT WORK TOOL STELS W 302 US ULTRA isodics &isobics 0,39 1,1 Si Mn Cr Mo V W

Standarts

Other DIN

JIS

AISI

anneali temp o

0,4 5,2 1,4 0,95 -

1.2344 X40CrMoVs1

SKD61

~H11

750-800

COLD WORK TOOL STEELS 1.2080 X210Cr12

K100 Special K K105 KNL Special

0,25 0,3 12

~SKD1

~D3

800-850

1,6

0,35 0,3 12

0,6 0,3

0,5

1.2601 X165CrMoV12 1.2550 60WCrWo

800-850

K455 My Exstra

0,63 0,6

0,3 1,1 -

0,18 2

~S1

710-750

k460 Amutit S K510 Steel Silver

0,95 0,25 1,1 0,6 -

0,1

0,55 -

~1.250 ~100MnCrWo 1.2210 115CrV3

~SKS 3 1

710-750

1,18 0,25 0,3 0,7 -

0,1

710-750

PLASTICS MOULD STEELS S 0,08 1.2312 40CrMnMoS86 -

M200 MACHINERY STEELS

0,4

0,4

1,5 1,9 0,2 -

~P20

720-740

V155 VCN 150

0,34 0,3

0,6 1,5 0,2 -

Ni 1,5

1.6582 34CrNiMo6

~SNCM1 ~4340

650-700

33

Penutup
Heat Treatment (perlakuan panas) adalah salah satu proses untuk mengubah struktur logam dengan jalan memanaskan specimen pada elektrik terance (tungku) pada temperature rekristalisasi selama periode waktu tertentu kemudian didinginkan pada media pendingin seperti udara, air, air faram, oli dan solar yang masing-masing mempunyai kerapatan pendinginan yang berbeda-beda.

A. Masalah Yang Timbul saat praktik 1. 2. 3. 4. Kekerasan yang diinginkan tidak tercapai. Hasil kekerasan tidak merata. Tidak terjadi perubahan kekerasan. Proses tempering tidak merata.

B. Solusi permasalahan 1. Apabila kekerasn masih belum mencapai 40 HRc maka lakukan kembali pemanasan sampai mencapai suhu yang telah ditentukan dan pada saat proses quenching jangan terlalu lama di udara, tapi harus langsung dicelupkan. Ini terjadi karena pada saaat proses pemanasan panas yang terjadi pada baja belum sama namun sudah dilakukuan proses quenching.maka perhatikan warna baja pada saat pembakaran smapai merata. Hal ini disebabkan karena salahnya nyala api yang digunakan dan proses pemanasan yang tidak tepat. Pada saat tempering menggunakan pembakaran lansung maka harus diperhatikan putaran baja, nyala api, dan warna yang terjadi.

2.

3. 4.

C. Simpulan Pada praktek heat tretment ini diperlukan kejelian dan persiapan sebelum melakukan proses heat treatment, seperti pengikatan benda kerja, media quenching, suhu yang harus dicapai, dan sebagainya karena sangat berpengaruh pada hasil yang diinginkan. Selain hal tersebut perlu diperhatikan masalah keselamatan kerja, seperti menggunakan helm pengaman dan baju pengaman untuk mengeluarkan benda kerja dari dapur kamar karena sangat tingginya suhu tersebut. Gunakan alat uji kekerasan dengan baik dan hati- hati,sesuai dengan prosedur kerja. Gunakan Vaseline untuk mencegah korosi pada alat lat uji.

34

Daftar Pustaka
www.google.teoriperlakuanpanas.com www.google.heattreatment.com www.wikipedia.teoriperlakuanpanas.com www.yahoonews.com Buku Modul Praktik Perlakuan panas Buku Modul Teori Perlakuan Panas Buku Modul Teori Pengetahuan Bahan I Buku Modul Teori Pengetahuan Bahan II

35

You might also like