You are on page 1of 7

1. LINGKUNGAN: Semua yang berada di luar individu sebagai manusia.

Hal ini dapat dibagi menjadi fisik, biologis, sosial, budaya, salah satu atau semua yang dapat mempengaruhi status kesehatan dalam populasi KESEHATAN LINGKUNGAN: Aspek Kesehatan Manusia, termasuk kualitas hidup yang ditentukan oleh faktor fisik, biologis, sosial, dan psikososial di lingkungan. 2.Teori Simpul

3.Pencemaran Tanah Biasanya, kontaminasi tanah dan air tanah disebabkan oleh limbah kimia hasil pembuangan pabrik. Kontaminasi kimia terhadap tanah tidak hanya terbatas pada lokasi bekas maupun lokasi industri saat ini. Lahan pertanian dapat juga terkontaminasi secara kimia misalnya oleh pestisida organoklorin. Bahan yang dapat menyebabkan kontaminasi mencakup :      Logam berat Senyawa bukan organik misalnya sianida Kimia organik khususnya hydrokarbon dari bengkel kendaraan atau depot bahan bakar Minyak dan aspal Gas beracun, yang mudah meledak dan yang menyebabkan sesak napas (mencakup gas dari penguraian limbah)   Bahan yang mudah terbakar Limbah lainnya yang berbahaya.

4.Tindakan pencegahan meliputi: Pemilihan lokasi berbagai pertimbangan harus dilakukan untuk ketentraman lingkungan setempat terhadap pencemaran pada saat pemilihan lokasi. Pemakaian peralatan yang tepat: Hal ini mencakup bahan pelapis untuk melindungi tangkitangki, bangunan utama atau bangunan penunjang, peralatan monitor dan untuk perbaikan pencemaran..

Tata ruang lokasi sistem pembuangan yang efektif, pembersihan segera setelah adanya tumpahan.

Pelatihan: Pengecekan, inspeksi dan pelatihan staf yang teratur.

5.Pencemaran Makanan

Penyakit Bawaan Makanan 1. INFEKSI KUMAN PATHOGEN Bacterial food infection (Salmonellosis) 2. TOKSIN BAKTERI Bacterial food intoxication (Staphylococcus) 3. TOKSIN ALAM Plant and Animal food poisoning (Cyanida) 4. BAHAN PENYEBAB LAINNYA Miscellaneous food poisoning (Mercury)

ANALISIS DAMPAK KESEHATAN LINGKUNGAN (ADKL) JALUR MAKANAN 4 TAHAPAN KEGIATAN : 1. IMPACT IDENTIFICATION ( Identifikasi bahaya) 2. DOSE RESPON ASSESTMENT ( Penilaian dosis yang menimbulkan respon) 3. EXPOSURE ASSESTMENT (Penilaian tingkat pemajanan) 4. RISK CRITERIA (Pengenalan karakter risiko)

ADKL DALAM MAKANAN 1. PENGUMPULAN DATA DAN INFORMASI

2. PENETAPAN KRITERIA BAHAYA 3. PENILAIAN TINGKAT PEMAJANAN. 4. PENGUKURAN DOSIS RESPON 5. PERKIRAAN DAMPAK BAHAYA KESEHATAN 6. PERHITUNGAN POTENSI DAN DAMPAK NYATA. 7. PENETAPAN ALTERNATIF TINDAKAN.

SIMPUL PEMAJANAN DLM MAKANAN. SIMPUL I : SUMBER : - BAHAN - PROSES - MANUSIA - ALAT KERJA - TEMPAT/BANGUNAN SIMPUL II : AMBIENT: - AIR - UDARA - TANAH - BIOTA - PERILAKU - MAKANAN SIMPUL III : BIOMAKER (TANDA DINI): SIMPUL IV : PENDERITA : FOODBORNE INFECTION WATERBORNE DISEASES KERACUNAN MAKANAN ALLERGI MAKANAN MENAHUN (KRONIS) DEGENERATIF. PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN LAINNYA DARAH : cholin esterase, histamin, cholesterol URINE : Calsium, warna, aroma, protein RAMBUT: pirang (fosfor), kusam (vit.A) KUKU : Rapuh (Calcium), TINJA :Telor cacing, Carrier KERINGAT:Amis (protein), tawar (infeksi) SELAPUT : Warna kuning ( hepatitis) KULIT : Warna, gatal (CFS) SYARAF : Tremor, lamban (minamata, itai-itai) OTOT : Asam urat, oksalat.

6. Pengertian Sehat HEALTH : A state of complete physical, mental and social well-being and not merely the absence of disease or infirmity (WHO, 1948) 7. Faktor yang mempengaruhi derajat Kesehatan Masyarakat

Faktor Lingkungan: Lingkungan fisik: - Karakteristik wilayah: pemukiman, agraris, perkantoran/pertokoan, industri - Kondisi alami - Sarana-sarana pelayanan kesehatan - Lahan hijau & Supply air (kualitas dan kuantitas) Lingkungan Masyarakat: - Karakteristik masyarakat - Budaya masyakarakat yang mendukung dan tidak mendukung - SDM Pemda Lingkungan Kebijakan: -Perda-Perda yang ada dan belum ada -Sumber dan besaran dana -Kebijakan nasional dan propinsi yang berpengaruh Agent di lingkungan: -Agent biologi: virus, bakteri, vektor -Agent kimiawi: logam berat, solvent, dioxin, dll -Agent fisik: suhu, kelembaban, kebisingan, partikulat 8.Undang undang 1. UU No. 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular 2. UU No. 16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun 3. UU No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman 4. UU No. 10 Tahun 1985 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera 5. UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan 6. UU No. 24 Tahun 1992 tentang Penataaan Ruang 7. UU No. 23 Tahun 1997 tentang Ketentuan-2 Pokok Pengelolaan LH 8. PP No. 7 Tahun 1987 tentang Penyehan Sebagian Urusan di Bidang Kesehatan Kepada Daerah 9. PP No. 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah 10. PP No. 40 Tahun 1991 tentang Wabah Penyakit Menular 11. Draft Kepmenkes (proses) : Kiat Hidup Aman dan Sehat dengan Medan Listrik dan Medan Magnet 9. Permenkes ttg Air minum 1. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang SyaratSyarat dan Pengawasan Kualitas Air. 2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 907/Menkes/SK/VII/2002 Tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum Jika menyangkut persyaratan kualitas air baku air minum, maka dasar hukum yang dipergunakan adalah Permenkes tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air. Di dalam peraturan

tersebut (Mulia, 2005) dimuat persyaratan air Bersih dapat ditinjau dari beberapa parameter, yaitu Parameter fisika : Parameter fisika meliputi bau, kekeruhan, rasa, suhu, warna dan jumlah zat padat terlarut. 1. Tidak Berbau : Air yang berbau dapat disebabkan proses penguraian bahan organik yang terdapat di dalam air. 2. Jernih : Air keruh adalah air mengandung partikel padat tersuspensi yang dapat berupa zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan. Disamping itu air yang keruh sulit didesinfeksi, karena mikroba patogen dapat terlindung oleh partikel tersebut (Slamet, 2007). 3. Tidak Berasa : Air yang tidak tawar mengindikasikan adanya zat-zat tertentu di dalam air tersebut. 4. Suhu : Air yang baik tidak boleh memiliki perbedaan suhu yang mencolok dengan udara sekitar (udara ambien). Di Indonesia, suhu air minum idealnya 3 C dari suhu udara di atas atau di bawah suhu udara berarti mengandung zat-zat tertentu (misalnya fenol yang terlarut) atau sedang terjadi proses biokimia yang mengeluarkan atau menyerap energi air (Kusnaedi, 2002). 5. TDS : Total Dissolved Solid/TDS, adalah bahan-bahan terlarut (diameter < 10 -6 -10 -3 mm) yang berupa senyawa-senyawa kimia dan bahan-bahan lain (Effendi, 2002). Bila TDS bertambah maka kesadahan akan naik. Kesadahan mengakibatkan terjadinya endapan/kerak pada sistem perpipaan. 10. Rumah Sehat Rumah pada dasarnya merupakan tempat hunian yang sangat penting bagi kehidupan setiap orang. Rumah tidak sekedar sebagai tempat untuk melepas lelah setelah bekerja seharian, namun didalamnya terkandung arti yang penting sebagai tempat untuk membangun kehidupan keluarga sehat dan sejahtera. Rumah yang sehat dan layak huni tidak harus berwujud rumah mewah dan besar namun rumah yang sederhana dapat juga menjadi rumah yang sehat dan layak dihuni Rumah sehat adalah kondisi fisik, kimia, biologi didalam rumah dan perumahan sehingga memungkinkan penghuni atau masyarakat memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Untuk menciptakan rumah sehat maka diperlukan perhatian terhadap beberapa aspek yang sangat berpengaruh, antara lain: 1. Sirkulasi udara yang baik. 2. Penerangan yang cukup. 3. Air bersih terpenuhi. 4. Pembuangan air limbah diatur dengan baik agar tidak menimbulkan pencemaran.

5. Bagian-bagian ruang seperti lantai dan dinding tidak lembab serta tidak terpengaruh pencemaran seperti bau, rembesan air kotor maupun udara kotor. Persyaratan Kesehatan Rumah Tinggal menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 829/Menkes/SK/VII/1999 adalah sebagai berikut: 1. Bahan Bangunan a. Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan zat-zat yang dapat membahayakan kesehatan, antara lain sebagai berikut : yDebu Total tidak lebih dari 150 g m3 yAsbes bebas tidak melebihi 0,5 fiber/m3/4jam yTimah hitam tidak melebihi 300 mg/kg b. Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya mikroorganisme patogen. 2. Komponen dan penataan ruang rumah Komponen rumah harus memenuhi persyaratan fisik dan biologis sebagai berikut: a. Lantai kedap air dan mudah dibersihkan b. Dinding yDi ruang tidur, ruang keluarga dilengkapi dengan sarana ventilasi untuk pengaturan sirkulasi udara yDi kamar mandi dan tempat cuci harus kedap air dan mudah dibersihkan c. Langit-langit harus mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan d. Bumbung rumah yang memiliki tinggi 10 meter atau lebih harus dilengkapi dengan penangkal petir e. Ruang di dalam rumah harus ditata agar berfungsi sebagai ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan, ruang tidur, ruang dapur, ruang mandi dan ruang bermain anak. f. Ruang dapur harus dilengkapi dengan sarana pembuangan asap. 3. Pencahayaan Pencahayaan alam atau buatan langsung atau tidak langsung dapat menerangi seluruh bagian ruangan minimal intensitasnya 60 lux dan tidak menyilaukan. 4. Kualitas Udara Kualitas udara di dalam rumah tidak melebihi ketentuan sebagai berikut : a. Suhu udara nyaman berkisar antara l8C sampai 30C

b. Kelembaban udara berkisar antara 40% sampai 70% c. Konsentrasi gas SO2 tidak melebihi 0,10 ppm/24 jam d. Pertukaran udara e. Konsentrasi gas CO tidak melebihi 100 ppm/8jam f. Konsentrasi gas formaldehide tidak melebihi 120 mg/m3 5. Ventilasi Luas penghawaan atau ventilasi a1amiah yang permanen minimal 10% dari luas lantai. 6. Binatang penular penyakit Tidak ada tikus bersarang di rumah. 7. Air a. Tersedia air bersih dengan kapasitas minmal 60 lt/hari/orang b. Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan air minum sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 8. Tersediannya sarana penyimpanan makanan yang aman dan hygiene. 9. Limbah a. Limbah cair berasal dari rumah, tidak mencemari sumber air, tidak menimbulkan bau dan tidak mencemari permukaan tanah. b. Limbah padat harus dikelola agar tidak menimbulkan bau, tidak menyebabkan pencemaran terhadap permukaan tanah dan air tanah. 10. Kepadatan hunian ruang tidur Luas ruang tidur minimal 8m2 dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari dua orang tidur dalam satu ruang tidur, kecuali anak dibawah umur 5 tahun. Masalah perumahan telah diatur dalam Undang-Undang pemerintahan tentang perumahan dan pemukiman No.4/l992 bab III pasal 5 ayat l yang berbunyi Setiap warga negara mempunyai hak untuk menempati dan atau menikmati dan atau memiliki rumah yang layak dan lingkungan yang sehat, aman , serasi, dan teratur Bila dikaji lebih lanjut maka sudah sewajarnya seluruh lapisan masyarakat menempati rumah yang sehat dan layak huni. Rumah tidak cukup hanya sebagai tempat tinggal dan berlindung dari panas cuaca dan hujan, Rumah harus mempunyai fungsi sebagai : 1. Mencegah terjadinya penyakit 2. Mencegah terjadinya kecelakaan 3. Aman dan nyaman bagi penghuninya 4. Penurunan ketegangan jiwa dan sosial

You might also like