Professional Documents
Culture Documents
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Langsung ke: navigasi, cari
Ritual pemujaan berhala sapi emas dibuat oleh Nicolas Poussin: citra yang di tampilkan terpengaruh gaya Romawi Greco bacchanal Dalam Islam, Berhala adalah obyek berbentuk makhluk hidup atau benda yang didewakan, disembah, dipuja dan dibuat oleh tangan manusia. Sesuai dengan salah satu surah didalam AlQur'an yang berbunyi:
"Apakah mereka mempersekutukan (Allah dengan) berhala-berhala yang tak dapat menciptakan sesuatupun? Sedangkan berhala-berhala itu sendiri buatan orang." (Al-A'raaf 7:138)
Menurut syariat Islam, pada saat menjelang waktu Yawm al-Qiy mah, akan ada pertanda besar dari Hari Kebangkitan itu ditandai dengan adanya kaum yang akan kembali melakukan ajaran paganisme berdasarkan salah satu hadits shahih Imam Muslim.[1] Ritual terpenting dari ajaran paganisme berkaitan dengan seks dan perang. Segala bentuk penyembahan berhala bertumpu pada pemuasan hawa nafsu dan kekuatan fisik duniawi untuk mencapai surga duniawi. Tidak ada aspek transcendental dalam semua ajaran paganisme. Sementara agama samawi menitik beratkan pencapaian tertinggi dalam kehidupan bersifat transcendental, dalam konsep kebahagiaan ruhaniyah yang abadi sesudah mati dialam akhirat.
Daftar isi
[sembunyikan]
y
y y y y y
2 Paganisme dari masa ke masa o 2.1 Arab Jahiliyah (Pra Islam) 2.1.1 Jenis berhala Jahiliyah o 2.2 Ninawa (Yunus) o 2.3 Phiniq & Bani Israel (Ilyas) o 2.4 Saba' (Sulayman) o 2.5 Bani Israel (Musa) o 2.6 Rass, Madyan & Aykah (Syu'aib) o 2.7 Kald n (Ibrahim) o 2.8 d (Hud) o 2.9 Bani Rasib (Nuh) 3 Kepercayaan para musyrikin didalam Al Qur'an 4 Catatan kaki 5 Referensi 6 Pranala luar 7 Lihat pula
[sunting] Etimologi
Kata berhala dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sebagai kata benda memiliki arti patung dewa, kemudian penggunaan kata berhala kemudian meluas menjadi makhluk/benda (matahari, bulan, malaikat, hewan) apa saja yang disembah selain perintah Allah adalah termasuk dalam kategori berhala.[2] Sedangkan kata kerja dari memberhalakan berarti memuja dan mendewakan, bisa pula dijadikan menjadi kata kerja yang artinya berbeda lagi, seperti memberhalakan sesuatu tidak selalu berarti bahwa pemujanya mengatakan inilah Tuhan yang harus disembah. Tidak juga berarti bahwa ia mesti bersujud dihadapannya. Kemudian kalimat memberhalakan pun meluas menjadi dapat diartikan kepada rasa suka seseorang terhadap sesuatu melebihi rasa sukanya kepada Allah. Misalnya, lebih takut kepada seseorang/ benda dibanding rasa takut kepada Allah, atau lebih mencintai seseorang/ benda dibanding cintanya kepada Allah.
itu, al-asnam mengalami perluasan makna yang digunakan untuk menunjukkan makna majazi dari berhala. 2. Awsan dari bahan baku pembuatnya sama dengan al-asnam, namun kata ini lebih umum daripada al-asnam, karena dapat berupa segala sesuatu yang berbentuk dan tidak berbentuk, baik kecil maupun besar. Sehingga, kata al-asnam dapat dimasukkan ke dalam kategori al-awsan. 3. Ansab adalah batu yang tidak memiliki bentuk tertentu yang digunakan untuk tempat menyembelih binatang yang akan dipersembahkan (altar) untuk berhala-berhala. Alansab juga dipakai untuk jenis batu yang tidak dibentuk yang disembah apabila tidak mampu membuat al-asnam. Selain itu, ada sebagian kamus-kamus bahasa Arab yang menyamakan ketiga istilah tersebut sehingga makna dari ketiganya menjadi tidak jelas.
Hubal Berhala yang dianggap sebagai "Dewa Bulan" ini dibawa oleh 'Amr bin Luhay dari Ma'arib (Moab) suatu daerah di Balqa'. Menurut kisah dari Ibnu Hisyam, ia berkata bahwa salah seorang dari orang berilmu berkata kepadaku bahwa orang yang pertama mendatangkan Berhala ke Makkah adalah 'Amr bin Luhay.
L tta Berhala berupa batu yang dipahat, yang dibangun sebuah rumah di atasnya. Zaman dahulu Latta adalah seorang lelaki yang shalih yang biasa mengadon tepung untuk memberi makan jamaah haji. Ketika dia meninggal, orang-orang pun membangun sebuah rumah di atas kuburannya dan menutupinya dengan tirai-tirai. Berhala ini adalah sesembahan kaum Saqif di Taif. Uzz Berhala pohon dari Sallam yang terletak di lembah Nakhlah yang terletak antara Mekkah dan Thaif. Di sekitarnya terdapat bangunan, dan tirai-tirai. Berhala ini juga mempunyai pelayan-pelayan (penjaga-penjaga). Uzza ini adalah berhala milik suku Quraisy, Sulaim; Gathafan dan Jusyam serta serta suku-suku yang ada di sekitarnya. Man t Berhala berupa batu besar yang terletak tak jauh di Gunung Qudayd diantara Mekkah dan Madinah. Berhala ini adalah milik suku Khuzaah, Aus, dan Khazraj. Jika sedang berhaji, mereka berihram di sisinya, dan mereka menyembahnya.
Sebenarnya keempat berhala ini hanyalah orang saleh yang pernah hidup pada zaman Ibrahim. Sesudahnya mereka meninggal, beberapa orang membuat berhala untuk menghormati orangorang soleh itu secara berlebihan. Mereka menganggapnya sebagai anak-anak Tuhan. Tidak cukup dengan berhala-berhala besar tersebut itu saja buat orang-orang Arab guna menyampaikan sembahyang dan memberikan kurban-kurban dan sesaji, tetapi kebanyakan mereka itu mempunyai pula patung-patung dan berhala-berhala dalam rumah mereka masing-masing. Berikut adalah beberapa berhala yang tidak begitu terkenal, namanya tidak disebutkan didalam Al-Qur'an, hanya disebutkan didalam hadits, literatur Arab klasik dan lain-lain. Diantaranya adalah:
y
Dzu al-Khalashah[4] Berhala berbentuk batu api putih yang dipahat dan di atas batu tersebut ada sesuatu yang berbentuk mahkota. Pelayan berhala ini adalah Bani Umamah dari Bahilah bin Ashar. Dzu as-Shara Berhala yang berbentuk batu berwarna hitam dan berbentuk tak beraturan, disembah oleh suku Arab keturunan Ismail, yaitu kaum Nebayot dan kaum Duma, nama lain berhala ini adalah Dusares, yang mendapat julukan "Sang Dewa Gunung Shara". Al-Qalas[5] Berhala milik Bani Thayyi berhasil dihancurkan oleh pasukan perang dibawah kepemimpinan Ali bin Abu Thalib. Al-Qais[6] Shai al-Qawn[7]
y y
[sunting] Jenis berhala Jahiliyah Sesembahan-sesembahan pada zaman jahiliyah inipun berbeda-beda pula antara sebutan berhala yang satu dengan yang lainnya, sebutan lainnya adalah sebagai berikut: 1. Shanam adalah patung berbentuk manusia yang terbuat dari logam atau kayu, 2. Wathan adalah patung berbentuk manusia yang terbuat dari batu, 3. Nushub adalah batu karang tanpa suatu bentuk tertentu.
Sebuah gambaran dewa yang berhasil digali oleh para arkeologis Iraq. Yunus diutus Allah untuk berdakwah di sebuah tempat bernama Ninawa, dimana penduduknya menyembah berhala, sesuai dengan ajaran turun-temurun sejak zaman nenek moyangnya. Ajaran-ajaran Yunus itu bagi para penduduk Ninawa merupakan hal yang baru yang belum pernah mereka dengar sebelumnya. Karenanya mereka tidak dapat menerimanya untuk menggantikan ajaran dan kepercayaan nenek moyang mereka, yang sudah menjadi adat kebiasaaan mereka. Mereka menantang Yunus untuk menimpakan azab terhadap mereka, pada akhirnya Yunus pergi dengan marah sambil meminta Allah menghukum mereka. Sepeninggal Yunus, kaum Ninawa gelisah, karena cuaca dikota mendung gelap, binatang peliharaan gelisah, wajah mereka pucat pasi, dan angin bertiup kencang yang membawa suara bergemuruh. Mereka takut ancaman Yunus benar-benar terjadi menimpa mereka. Akhirnya mereka sadar bahwa Yunus adalah orang yang benar dan ajarannya berasal dari Allah, kemudian menyesali perbuatan mereka. Mereka lari tunggang langgang dari kota mencari Yunus sambil berteriak meminta pengampunan Allah atas dosa mereka. Allah akhirnya mengampuni mereka dan segera seluruh keadaan pulih seperti sedia kala. Penduduk Ninawa kemudian tetap berusaha mencari Yunus agar ia bisa mengajari agama dan menuntun mereka di jalan yang benar.
itu benar. Setelah kaumnya tersadar, Ilyas berdoa kepada Allah agar musibah kekeringan itu dihentikan. Namun setelah musibah itu berhenti dan perekonomian mereka memulih, mereka kembali durhaka kepada Allah. Akhirnya kaum Ilyas kembali ditimpa musibah yang lebih berat daripada sebelumnya, yaitu gempa bumi yang dahsyat sehingga mereka mati bergelimpangan.
Kuil Bar'an yang terdapat di Ma'rib, sebuah tempat penyembahan matahari dan bulan. Kisah penyembahan Kaum Saba' terhadap matahari dan bulan, berdasarkan berita yang dibawa oleh burung Hud, yang pernah melintasi daerah Yaman Selatan. Saba adalah nama kerajaan di zaman dahulu, dengan ibu kotanya Ma'rib yang letaknya dekat kota Shan' ibu kota Yaman sekarang. Kisah tersebut tercantum dalam Surat An Naml 20-44. Burung Hud berkata kepada Sulayman bahwa ia melihat kaum Saba' menyembah matahari, selain Allah; kemudian syaitan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka. Kemudian Sulayman tidak lantas mempercayai kabar burung Hud tersebut, lalu memerintahkan burung Hud agar membawa surat dan menjatuhkan surat tersebut kepada Ratu Balqis. Surat itu berisikan ajakan untuk berserah diri kepada Sulayman untuk tunduk dan meyakini Allah sebagai Sang Penguasa alam semesta. Setelah ada pertemuan antara Balqis dan para pembesar istana Saba, mereka berencana untuk mengirimkan hadiah kepada Sulayman. Penelitian yang dilakukan terhadap reruntuhan mengungkapkan bahwa seorang ratu yang pernah berada di kawasan ini hidup antara 1000 - 950 SM dan ia pernah melakukan perjalanan ke Utara menuju Jerusalem. Pada akhirnya Ratu Bilqis pun berserah diri kepada Sulayman, menurut kisah lain dikatakan bahwa Bilqis pada akhirnya menjadi istri Sulayman.
malaikat Jibril ketika Musa dan pengikutnya menyeberangi Laut Merah. Sehingga mulut sapi betina itu bisa mengeluarkan suara. Samiri membuat patung tersebut terpengaruh oleh agama/budaya Mesir Kuno, ia meniru dewa Hathor, adalah salah satu dewi Mesir kuno, disembah sebagai sapi dewata dari akhir 2700 S.M. selama dinasti kedua.[9]
dengan nama "ziggurat" yang dahulu kala digunakan sebagai observatorium (tempat penelitian bintang-bintang) sekaligus sebagai kuil, tempat peribadatan yang dibangun terbentang sejak dari Mesopotamia hingga ke kedalaman Anatolia, disinilah beberapa tuhan, terutama dewa(i) Rembulan yang bernama "Sin" disembah oleh orang-orang ini. Pada saat itu Ibrahim menghancurkan berhala dengan kapaknya. Ironisnya ayah Ibrahim yang bernama Azar adalah seorang pembuat berhala. Risalah Ibrahim di Kan n ini bertujuan menyebarkan paham tauhid dan mengikis praktik-praktik pemujaan terhadap dewa-dewa. Dalam buku Sejarah Nabi-nabi Allah, Ahmad Bahjat, mengungkapkan bahwa saat itu Ibrahim menghadapi tiga kelompok penyembah berhala. Kelompok penyembah berhala itu menurut Ahmad Bahjat diantaranya adalah:
y y y
Penyembah patung-patung yang terbuat dari kayu dan batu, Penyembah benda-benda langit dan, Penyembah raja-raja atau penguasa.
[sunting]
d (Hud)
Hud di utus di tengah suku d, mereka suka membuat patung-patung dan mereka beri nama Shamud dan Al-Hattar. Patung-patung itu yang disembah sebagai tuhan mereka, yang menurut kepercayaan mereka, dapat memberi kebahagiaan, kebaikan dan keuntungan serta dapat menolak kejahatan, kerugian dan segala musibah. Kenikmatan hidup yang mereka terima, dianggap sebagai karunia dari berhala tersebut. Tanah yang subur dan menghasilkan hasil tanaman yang melimpah ruah. Karenanya mereka tidak putus-putus bersujud kepada berhala itu dan mensyukurinya sambil memohon perlindungannya dari segala bahaya dan mushibah berupa penyakit atau kekeringan.
Wadd Berhala Bani Kalb yang dianggap sebagai tuhan lelaki di Dimt al-Jundal. Suw Berhala Bani Hudzail yang dianggap sebagai tuhan perempuan, yang berada di sekitar Yanb' dekat Madinah. Yagh ts Berhala Bani Murad yang dianggap sebagai tuhan singa, kemudian untuk Bani Ghuthoif
y y
dilereng bukit yang terletak dikota Saba. Menurut yang disampaikan oleh Ibnu Kalbi berhala ini disembah pula oleh Bani Madzhij dan Bani Jurasy. Yaq Berhala untuk Bani Hamdn dan Bani Kinnah yang dianggap sebagai tuhan kuda. Nasr Berhala untuk Bani Himyar di Yaman, yang dianggap sebagai tuhan rajawali, sesembahan keluarga Dzi Kila. Dan mereka berkata, Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) Wadd, dan jangan pula Suwaa, Yaghuts, Yauq dan Nasr. (Nuh 71:23).
Tiap-tiap kabilah mempunyai berhala yang mereka sembah, akan tetapi berhala-berhala itu mempunyai kedudukan yang berbeda-beda. Penyembahan berhala-berhala itu kemudian turun, yakni berpindah kepada bangsa Arab. Maka terdapat pulalah pada bangsa Arab berhala-berhala yang dinamai dengan nama-nama yang pernah dipakai oleh kaum Nuh itu.
Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui. (Al Ankabuut:41)
ditangannya seraya membaca ayat: Telah datang kebenaran dan musnahlah kebatilan, karena sesungguhnya kebatilan itu adalah sesuatu yang pasti musnah. Kebenaran telah datang dan yang batil itu tidak akan memulai dan tidak pula akan mengulangi. Ibnu Abu Umar menambahkan: Peristiwa itu terjadi pada saat penaklukan kota Mekah. 4. ^ Buku Kisah-kisah berhala musyrikin jahiliyah, Penerbit Gema Ilmu Yogyakarta tahun 2008, Hal. 69-70 5. ^ Buku Kisah-kisah berhala musyrikin jahiliyah, Penerbit Gema Ilmu Yogyakarta tahun 2008, Hal. 68-69 6. ^ Kitab Al-Atsnam min Abi al-Mundzir Hisyam bin Muhammad bin Al-Sab al-Kalbi (Cairo: Al-Dar al-Qaumiyah lil thabaah wa al-Nasyr, 1965),h.9. 7. ^ Penggunaan Bahasa Arab, Khususnya Kata Allah, di lingkungan Kristen 8. ^ Hukum Memajang Foto Orang Shalih? 9. ^ Cerita mendalam tentang Kabbalah 10. ^ Majalah Hidayah tahun 3-edisi 32-maret 2004, "Menengok Peninggalan Raja Namrud" hal. 54-57. 11. ^ Menurut Imam Bukhari, Ibnul Munzir, Ibnu Mardawaih dari Ibnu `Abbas "Kemudian berpindahlah berhala-berhala itu kepada bangsa Arab, maka jadilah Wad, nama kabilah Kalb; Suwa, nama berhala kabilah Huzail; Yagus, nama berhala kabilah Gutaif; Ya'uq nama berhala kabilah Hamdan dan Nasr adalah nama kabilah berhala kabilah Himiar". Hadits riwayat Imam Bukhari no. 4920.