You are on page 1of 15

PERANCANGAN DAN PENAHAN RADIASI DI UNIT RADIOLOGI UNTUK DIAGNOSTIK MENGGUNAKAN SINAR-X

Tito Sutjipto . Teknik Nuklir Fakultas Teknik Universitas

Jurusan
ABSTRAK
PERANC~GAN MENGGUNAKAN

Gadjah Mada

DAN

PENAHAN

RADIASI

DI UNIT

RADIOLOGI

UNTUK

DIAGNOS'IlK

SINAR-X. Setiap pekeIja radiasi selalu mempunyai fisiko paparan radiasi selama menpl.ulkan

tugasnya. Untuk itu perlu diteliti keselamatan dan kesehatan keIja bagi pekerja radiasi dalam kaitannya dnl;.:..n perancangan dan pengukuran laju paparan radiasi di .unit radiologi untuk diagnostik menggunakan sinar-X. Pad! penelitian ini digunakan studi kasus di sekitar pesawat sinar-X untuk kegiatan diagnostik pasien di unit radiologi Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP-4) Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara rancang bangun unit radiologi untuk diagnostik menggunakan sinar-X dengan posisi penempatan pesawat sinar-X. berdasar variabel jarak clan laju paparan radiasi yang terjadi selama diagnostik pasien. Penelitian menggunakan perancangan ini dijalankan dengan mengambil data dari perancangan lmit radiologi untuk diagnostik pasien. Oari data lmtuk unit sinar-X, dan pengukuran laju paparan radiasi yang teIjadi selama diagnostik

tersebut,dapat

dipakai sebagai dasar persyaratan bahan perisai primer maupun sekunder

radiologi danjuga sebagai dasar perhitungan laju paparan radiasi yang terjadi selama diagnostik pasien. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dari segi keselamatan dan kesehatan kerja, paparan radi..." di sekitar pesawat sinar-X arnan, baik untuk bahan perisai di masing-masing ruang pesawat sinar-X, maupun pap.tr..n radiasi yang diterima petugas, karena masih jauh dari nilai batas rerata tertinggi yang boleh ditL-rimanya (11>,07 mR/hari).

ABSTRACT DESIGN AND MEASUREMENT OF RADIATION EXPOSURE RATES AT AN X-RAY DIAGNOSTIC RADIOLOGICAL UNIT. Every radiation employees suffers radiation exposure risk while doing his job. It is important therefore to investigate the occupational health and safety of radiation employees on its relationship with the design and measurement of radiation exposure rates at an X-ray diagnostic radiological unit in this work, a case study was held on the radiological unit at BP-4 Yogyakarta for patient diagnostics, This research anned to investigate the relationship between the design of radiological unit for X-ray diagnostics and the location of the X-ray machine, based on the distance variable and radiation exposure rate during patient diagnostics. This was perfonned using radiological unit design data for X-ray diagnostics and the measurement of radiation exposure rates throughout patient diagnostics. The design data can then be used for determining the requirement of primary and. secondary shielding materials for radiological unit as well as a calculation basis of radiation exposure rates during patient diagnostics. From the result of the research, it can be concluded that from the occupational health and safety point of view, radiation exposure around the X-ray machines are fairly good, both for the shielding materials in each X-ray room and the radiation exposures received by the workers, because they are far beyond the maximum permittable average limit (16.67 mRldays).

I. PENDAHULUAN Dalam penggunaan teknologi nuklir disadari benar bahwa selain dapat diperoleh manfaat bagi kesejahteraan manusia juga ditemui aspek-aspek telenis yang mempunyai potensi bahaya bagi keselamatan manusia. Oleh karena itu

pedoman baku keselamatan yang berisi persyaratan dasar untuk melindungi manusia clan lingkungan terhadap bahaya radiasi nuklir hams ditaati. Salah sam aplikasi radiasi nuklir untuk maksud-maksud damai adalah penggunaannya di bidang kedokteran, khususnya unit radiologi. Aplikasi ini telah cukup beragam, mulai dari

Pmsidil1g Seminar TeknoJogi KeseJamat311Radiasi dan Biomedika Nuklir I

24

penyinaran untuk tujuan diagnostik, pemeriksaan sinar-X gigi, penggunaan radiofannaka, hingga penyinaran untuk tujuan tempi. Hasil studi pendahuluan di Balai Pengobatan Penyakit Pam-Pam (BP-4) Yogyakarta, dijwnpai beberapa hill yang menyebabkan kuraDg sempurnanya disain mang, kurang sempumanya bahan dinding sebagai pelisai, kurang disiplin menggunakan apron. clan kurang disiplin menggunakan dosimeter perorangan. Berdasar studi pendahuluan tersebut di alas, rumusan masalah penelitian ini adalah perancangan clan pengukuran laju paparan radiasi di unit radiologi ~tuk diagnostik menggunakan sinaI-X. Penelitian ini merupakan modifIkasi dari pengetahuan tentang proteksi radiasi, khususnya aspek keselamatan clan kesehatan keIja dalam pengendalian zat radioaktif di lingkungan keIja IIJ. Analisis yang dilakukan meliputi persyaratan ukuran rancang bangun unit radiologi, persyaratan tebal bahan perisai' radiasi primer dan sekunder, daB laju paparan radiasi yang diizinkan selama pekeljaan diagnostik pasien berlangsung. Dengan penelitian ini diharapkan clapat diketahui rancang bangun unit radiologi untuk diagnostik menggunakan sinaI-X, clanlaju paparan radiasi yang diizinkan selama pekeIjaan diagnostik pasien berlangsung. Faedah yang clap diharapkan at untuk pembangunan negara adalah penelitian sejenis dapat dikembangkan untuk berbagai ruang lingkup seperti keselamatan radiasi, meliputi proteksi radiasi clan aplikasi teknik nuklir dalam bidang kedokteran Bertakeselamatan lingkungan. Dari sisi ilmu pengetahuan, basil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti lain sebagai hallaH masukan illltuk pengembangan penelitian sejenis. Tujuan penelitian ini adalah lilltuk mengetalmi sejauh mana aspek keselamatan da..'l kesehatan keIja kaitannya dengan perancangan unit radiologi illltuk diagnostik menggunakan sinaI-X, daB laju paparan radiasi yang diizinkan selama pekerjaan diagnostik pasien berlangsilllg, berdasar variabel-variabel jaritk clanlama paparan radiasi.

ll. TEORI Keselamatan radiasi merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari masalah keselamatan clan kesehatan manusia dan lingkungan. berkaitan pemberian perlindungan terhadap kemungkinan merugikan kesehatan akibat radiasi. Untuk memenuhi tujuan keselamatan radiasi perIu ditetapkan nilai batas dosis radiasi yang diijinkan. yang dikenal dengan sistem
pembatasan dosisl 2.3,4, S.6 I.

Dalam rota Roentgen, sinar-X yang digunakan adalah sinar-X Bremsstrahlung yang dapat menembus jaringan tubuh tertentu, clandapat menghitamkan film setara dengan perbedaan serapan pacta masing-masing jaringan tubuh. Untuk memperkecil radiasi pada pasien clan petugas radiasi, maka ukuran berkas radiasi hambur dalam kamar sinar-X hams dibuat sekecil mungkin sesuai dengan kebutuhan diagnostik dari pemeriksaan tersebut17J. Sinar-X dapat dihasilkan dari pesawat sinar-X yang terdiri beberapa peralatan pokok berikut ini: tabung sinaI-X, katoda, anoda. kolimator, diafragma, dan pendinginl81. Setiap pekeIja radiasi selalu mempunyai fisiko terkena paparan radiasi pengion selama menjalaIIkantugas. Oleh sebab itu, untuk mengetahui kemungkinan buruk yang tidak diinginkan. para pekeIja radiasi diwajibkan menggunakan dosimeter perorangan selama menjalaIIkantugasnya. Tindakan pengendalian untuk radiasi pada pekeIja radiasi clapat dilakukan dengan salah satu atau lebih dari tiga teknik berikut[41 : (a). mengurangi waktu penyinaran; (b). membuatjarak sejauh mungkin dari sumber radiasi; clan (c). membuat perisai untuk swnber radiasi. Usaha ini dapat dilakukan dengan merancang unit radiologi untuk diagnostik menggunakan sinar-X secara tepat, sehingga kontarninasi pacta lingkilligan acta dalam batas-batas yang masih dapat ditelima clan pactatingkat yang serendah-rendahnya. Untuk tujuan perancangan, dikenal perisai primer clan perisai sekunder. Perisai primer dirancang untuk perlindungan terhadap belkas sinal guna, sedangkan perisai selllllder dirancang illltuk perlindilllgan terhadap radiasi baeor daD radiasi hambur. PekeIja radiasi dalam mengoperasikan pesawat sinar-X berada di batik

ProsidiJ1g Sel11in:u Teknologi

KeselaJJlat:U1 Radiasi dan Biomedika

Nuldir 1

25

Dengan bantuan perhitungan untuk nisbah sketsel dan mengenakan apron yang terbuat daTI bahan timbal (Pb), Untuk paparan yang sampai ke penyinaran yang terjadi (K), clan jumlah pekerja radiasi selama menjalankan tugasnya pelemahan yang diperlukan (BLx) serra jumlah masih dikoreksi oleh faktor atenuasi massa sketsel lapisan yang diperlukan (n), dapat disusun

clan apron. Dengan membandingkan nilai paparan yang diterima pekerja radiasi terhadap nilai batas rerata teltinggi yang diizinkan [3,41,maka dapat ditentukan keselamatan clan kesehatan kerja bagi pekerja radiasi,

formula-formula Penyinaran

berikut ini : ini ditimbulkan oleh beban

kerja WU mA-menit per rninggu, maka nisbalmya:

d2P

R 1mA - menit illmggu

K=JTTV[
Jib adalah P.

pacta I meter keboeoran

(1) dengan faktor BLx, maka persyaratan

penYlllaran maksimum mingguan clan perisai melemahkan radiasi

perisai dapat dinyatakan dengan :

B
L<

= P,d2,6001
W,T pelemahan persamaan: sekunder melemahkan radiasi yang dibutuhkan

,..

(2)

Jumlith lapisall setengah nilai (HVL, half Iii/ilL"layc/' daB persepuluh nilai (fVL, tenth vallie lalcll YiUlt!diperIukan untuk mendapatkan tingkat

dihiumg

dengan

kebocoran

(Bb)

dengml jumlah lapisan yang diperlukan terhadap

BL< = O,sn
dengml n adalahjumlah Pekelja pesawat radiasi dalam

(3) lapisml ymlg diperlukan, mengoperasikan sketsel clan di balik

lapisan setengah nilai (n). Ketebalan pelisai dihitung dengml bantuan Tabel VI (LampiI'ml G) yang meneantumkan lapisan setengah nilai (HVL) clan persepuluh nilai (TVL) daTI timbal (Pb) clan heron untuk berbagai energi sinar-X. Tebal pelisai yang dibutuhkan bersifat

sinm'-X berada

mengenakml apron yang terbuat dmi bahan timbal (Pb), Untuk dosis radiasi atau paparan yang sampai ke petugas radiasi selama menjalankan tugasnya masih dikoreksi oIeh faktor atenuasi massa sketsel clan apron, ymlg besarnya paparan radiasi dapat dihitung dengan menggunakml persamaan berikut llli :

=n x HVL.

Papm'ml radiasi oleh sumber radioaktif aeak, Proses papm'ml radiasi tidak

berpengarulI oleh proses paparan sebelumnya, clan juga tidak akan mempengarulIi proses paparan berikutnya. Dengan memperhatikan vanablevariabel jarak clan lama paparan radiasi, lllaka dapat diraneangunit radiologi untuk diagnostik menggunakan sinar-X, berdasm' persyaratanpersyaratml bahml bangunan untuk pelisai radiasi primer maupull perisai radiasi sekunder. Dengan membandingkan basil perhitungan (rmlcang bangull) teoritis terhadap yang telah acta pacta unit radiologi tmtuk diagnostik menggunakan sinar-X, maka dapat ditentukan keselamatan clan kesehatan kelja bagi pm'a petugas atau pekerja radiasi, pasien, dmilingkmlgmlllya. Hipotesis ymlg diajukml dalam penelitian ini adalah "acta hubungan antara peraneangan clan pengukuran laju paparan radiasi di unit radiologi

1= Io,e-ux
dengml : 10: intensitas yang diketahui u : faktor atenuasi x : tebal bahmlpelindung I : intensitas ymlg ditentukml

(4)

Dengan memperhatikmlnilai-nilai yang acta pacta masing-masing mang, kemudiml dibantu dengml Gambar I dan/atau Gambm' 2 (Lampiran F), didapatkan hubungml nisbah penyinaran yang teljadi (K) dengml tebal pelisai plilller, dml juga diperoleh hubungml antm'a faktor untuk pelisai

Pmsiding Seminar TeknoJogi KeseJ:ull;/fanRadiasi dim Biomedika Nukli1"J

26

untuk diagnostik menggunakan sinar-X, berdasar variabel-variabel jarak clan lama paparan radiasi selama diagnostik pasien". TATA KERJA
Obyek penelitian adalah perancangan clan

raJa

titik-titik saar pekelja Peraneangan perisai

radiasi menjalankan sinar-X, raJa

pesawat sinar-X. UIl1urnnya didasarkan raJa peraneangan perisai primer. Hal ini agar diperoleh sistem keselamatan yang setinggi-tingginya clan mempermudah penataal1 peralatan dalam ruang roentgen. Datadata yang diperoleh dari lapangan dapat dipakai untuk peraneangan daB pcngukuran laju paparan radiasi di unit r;\lliologi lIntuk diat!noslik m~nggunakan sin.u'.:\ Berdasm"k,Ul laju paparan masing-masing dihitung keperluan ballaD perisai radiasi sinar-X wltuk pada

pengul'Uran laju paparan di unit radiologi untuk diagnostik menggunakall sinar-X, dengan memperhatik,Ul vm'iabel-variabd yang hellJengmllh, sepel1i : jamk, tchal bahan dinding sebagai perisai primer, tebal bahan dinding sebagai perisai sekilllder, lama laju paparan radiasi selama pekelj<1 mel1jalmlkan tugasl1ya menggunakan pesawat sil1ar-X. il1i Alat utama ymlg dipakai dalam pel1elitial1 berupa detektor surveymeter, dosimeter alat ul'U1" jarak (meterall), spidol,

WI radiologi yang ditinjau, dapat it

masing-masing WILt, baik unluk perhilungall berdasar bahan pcrisai timbal (Pb), maupun perhitungan berdasar ballaD perisai beton" Hasil perhitungmi untuk perancangan daB pen i,,'U kurmi laju paparmi radiasi di Illasing-ma~ing unit radiologi y,Ulg tdah label-label bcrikut. Tahel I dildapkan Icr;UlgkulII pada 'Llh.:! V

perormlgml,

kertas. dmi stop-watch. Dirancmlg suatu unit radiologi untuk diagnostik mel1ggilllakan sinar-X, herdasar ukuran geomdri : panjmlg, lebm". tinggi. Ix>sisi letak pesawat sinar-X, tebal ballan dinding perisai primer. clan tebal bahmi dinding perisai Sel'Ullder. Dari data-data permIcmlgml y,Ulg dibuat, dapat dipakai sebagai dasar perhitungan laju paparan radiasi raJa berbagai jarak yang ditinjau, tebal balimi perisai radiasi primer clan schmeler, clan papm",U) ymig diterima menjalmlkan tugasnya. pekelja radiasi selama

smllp;ti

dclH~an

menunjukkan hahwa .;cmakin j;lIIh sllJnl d;ui perisai, m;tka lebal PCli';;li yang dipcrluLll1 1II.lkin tipis" Hal ini disehahLUI semakin jallh ~lImha radiasi dmi pelisai, maka intensitas radiasi yang sampai ke pelisai makin kecil, yaitu berdasar rurnus kuadrat terbalik" Dengan demikian, semakin kecilnya intensitas radiasi yang mengenai dinding, maka tebal yang diperlukan untuk melema11kan

Data-data yang diperoleh dari pel1gul'U1"an intel1sitas hingga ke intel1sitas ambang juga makin (rmIcmlg bangilll) dibanding dengan basil berl'U1"mlg. perhitungmi berdasar teori yang diacu dari Untuk pesawat dengan tegal1gan PWICak penelitimi ini, kemudiml dimlalisis antara kedua 100 kV dan 125 kV tebal perisai yang diperlukan hasil perhitungan tersebut, berdasm" ukuran geometri unit radiologi, tebal bahmi pelisasi radiasi primer clan sekunder, laju paparan radiasi raJa berbagai jarak ymig ditinjau, dmi laju paparan radiasi ymlg ditelima pekeIja radiasi selama meqjalmlkml tugasnya. untuk menahan intensitas radiasi raJa jarak 2,00 meter dari sUIl1ber adalah berkisar antara 0,85 mm sampai dengan 2,60 mm untuk timbal (Pb), alau 7,50 cm sampai del1gan 21,50 em untuk beton. Bila dibmidingkan dengan data-data yang terdapat raJa Balai Pengobatan Penyakit Paru-Pal1l (BP-4) Yogyakarta, maka kondisi bahan illuding WItuk radiologi Maka ada yang tidak perlu adanya perancangan clan masing-masing unit memenuhi syarat. pel1yempumaan

DI. HASIL DAN PEMBAHASAN Dm"idata ymlg diperoleh di lapmlgan dapat ditel1tukml paparan radiasi untuk masing-masing pengul'U1"ml i lapangan, dengan memperhatikan d faktor kalibrasi surveymeter illltuk konversi dari cpm mel1jadimRljam. Untuk menentukan papm"miyang ditelima pekelja radiasi, dalam perhinmgan dipakai data

terhadap

pengul'Ufan laju paparan radiasi di unit radiologi tersebut.

J" --"

J."-

0:__.",",:/..,.

M..L-fir

')7

Tabel I. Peraneangan Unit Radiologi A Variabel peraneangan : 125 kV, 500 IDA,beban kerja 400 pasienfminggu D (m) 1,00 1,50 2,00 2.50 3,00 K (RImA-menit) 3,000 . 10-5 6,750. 10-5 1,200. 10-' 1.875 . 10-' 2,700. 10-' Tebal timbal (Pb) (mm) 3,20 2,80 2,60 2.40 2,10 Tebal beton (em) 26,00 23,50 21.50 21.00 2".""

--

Tabel II. Peraneanl!an Unit Radiologi B Variabel peraneangan: D (m) 1,00 1,50 2.0n 2.50 3,00 K (RImA-menit) 5,000 . 10-5 1,125.10-4 2,000. 10-4 3,125. 10-4 4,500 . 10-4 125 kV, 500 IDA,beban kerja 240 pasienfminggu Tehal timhal (Ph) (mm) 2,90 2.50 2,30 2,10 2,00 Tehal heton (em) 25,00 22,00 21,lX) 20,00 18,50

Tabel III. Perancangan Unit Radiologi C Variabel peraneangan: 125 kV, 500 IDA,beban kerja 70 pasienlminggu D (m) 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00 K (RImA-menit) 1,714.10-4 3,857 . 10-4 6,857 . 10-4 1,071 . 10-3 1,543. 10.3 Tebal timbal (Pb) (mm) 2,50 2,25 2,00 1,60 1,50 Tebal beton (em) 21,00 19,00 17,50 15,00 14,00

~. p---I

n..A:"..:

rI..~

R:~~DrI;L..,

N,,/.-/;,.

?R

Tabel IV. Perancangan Unit Radiologi D Variabel peraneangan: 125 kV, 320 mA, beban kerja 400 pasienlminggu D
(m) 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00

K
(RlmA-menit) 4,688 "10-5 1,055 "104 1,875 "104 2,936 "104 4,219" 104

Tebal timbal (Pb) (mm) 2,90 2,60 2,40 2,10 2,05

Tebal beton (em) 25,00 21,50 21,00 20,00 19,00

Tabel V. Peraneangan Unit Radiologi E Variabel peraneangan: 100 kV, 300 mA, beban kerja 10 pasienlminggu
D (m) 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00 K (RlmA-menit) Tebal timbal (Pb) (mm) 1,10 1,05 0,85 0,65 0,55 Tebal beton (em) 11,00 10,00 7,50 7,00 6,00

2.000 " 10-3


4,500" 10-3 8,000" 10-3
1,250 "1O1,800" 10"2

KESIMPULAN Oitinjau dmi segi keselmuatan clan kesehatml kelja, paparan radiasi di sekitar pesaWat sinm"-X ymlg teljadi di lingkungml BP-4 Yogyakarta adalah mnan, baik untuk bahan perisai di masing-masing ruang pesawal sinal-X, maupun paparan radiasi yang diterima pekeIja radiasi, km"enamasih jauh dati nilai batas rerata tertinggi ymlg boleh ditel1mmlya(16,67 mR/hari)" Berdasm"kml operasionalnya, diperoleh data-data permleangan dml pengul'Ufml untuk masing-masing wlit radiologi, bahwa untuk pesawat dengan potensial puneak 100 kV clan 125 kY tebal perisai ymlg diperlukan untuk melemahkan intensitas radiasi pacta jarak 2;00 meter dm"ismnber eukup tebal berkism-mltara 0,85 mm smnpai dengan 2,60 mm untuk timbal (Pb), alan 7,50 em smnpai dengml 21,50 em untuk beton" Hal ini sesuai dengan hipotesis yang diajukml bahwa acta hubungan antara peraneangan dml pengukuran laju paparan radiasi di unit

radiologi untuk diagnostik menggunakml sinar-X, khususnya berdasar variabel-variabel jarak clan Imna paparan radiasi selmna diagnostik pasien. Untuk memperkecil risiko yang mungkin teIjadi akibat pemapm-ml,maka perIn diutm"akml beberapa sarmlberil.'Ut ni : i a. khusus peraneangml suatu unit radiologi diperlukan pengetahuan perillal proteksi radiasi clankeselmnatan keIja, dengan melibatkan para ahli di bidang proteksi radiasi clan bangunan, termasuk manajemen keselmnatan clan kesehatan kelja (K3). b. perIn adanya tmnbahan pengetahuan tentang proteksi radiasi clan pengetahuml sejenisnya melalui kursus-kursus singkat alan pendidikan lanjut bagi pekeIja radiasi di unit radiologi. UCAPAN TERIMA KASm PenuIis mengueapkan terima kasih yang sedalmn-dalarnnya kepada Kepala Balai Pengobatan Penyakit Pam-Pam Yogyakarta, yang telah memberikan izin penelitian ini.

ProsidiJ1J! SemllWf

TekJ1o1ogi Kesel:un:lt:1J1R:ldi:/si d:m Biomedikl

Nuklir I

29

DAFTAR PUSTAKA

mendesak setelah masa pinjammIlsewa telah habis masa pakainya. 1. SUTJIPTO, Hubungan Paparan Radiasi Pacta prinsipnya "rekomendasi' yang Dengan Keselamatan daDKesehatan KeIja di dikeluarkan ini sifatnya hanyalah saran setelah Balai Pengobatan Penyakit Pam-Pam ditunjukkan basil rancangan clan pengukuran yang Yogyakarta, Tesis S-2 Program Sturn TImu ham tadi. Dan acta juga yang dilaksanakan Kesehatan KeIja, Jurusan IImu-TImu pembahan desain dikarenakan waktu itu dijalankan Kesehatan, Program Pasca SaIjana UGM, renovasi mangan. Yogyakarta, (1998). 2. UATAN. Ketentuan Keselamatan KeIja Samson, /i.Si - RSUD KIungkung-BaJi ledwdup Radiasi. Harlan Tenaga Atom Melihat dari judul diatas, sejaull ini hanya Nasional, Jakarta, (19~Y). menitik beratkan pacta basil pengukuran, naum 3. CEMBER, H., hJtroduction to Health Physics, sejaull mana perancangan yang ideal bagi PergcunonPress Inc., New York, (1983). pengukuran paparan radiasi di unit radiasi untuk 4. ICRP, RecomJ1Je/ldationsof the Intemational diagnostik. Commission on Radiological Protection,ICRP Publication 60, Pergamon Press, Oxford, Tito Sutjipto ( IY90). Memang betul, sebagai awal penelitian ini 5. MARTIN A. culd HARBISON S.A., An hanya menitik beratkan pacta basil pengukuran. Illlwductio/J to Radiatio/l Protection, Namun dalam penelitian lebih lanjut faktor-faktor ChmnpculculdHall, London, (1979). clan pcu-ameter-parameter yang lainnya selalu 6. I'ROFfO A.E., Radiatio/l Shielding and diseitakcul sebagai faktor koreksi WIttik basil f)osimetIJ~ John Wiley and Sons, New York, pengm..'Ufan tersebut, dCUI yang lebih
( (l)7l). memplihatinkcul adalah bahwa di Rumall

7-

UUS HONG. Radiologic Technologis and }Jrotectioll RadiatIon, CV Mosby Company,

sakitlUnit Radiologi tidak dilengkapi dengan alatalat Bantu lainnya, seperti surveymeter, detektordetektor yang lain clanjuga alat pelindung diri.

8.

London, (1975). CLARK, G.L., Applied X-Rays, Mc GrawHill Book CompculY, ew York, (1955). N

DISKUSI Otto P. Rus/anto

- P3KRBiN

Pacta makalah anda menyatakan bahwa mangcul BP-4 adalah mmah-mmah pinjamcullsewa. Hasil rancangan saudara merekomendasikan renovasi mmah-mmah tersebut. Apakah rekomendasi terse but "dapat diaplikasikail' ?

Heru Prasetyo -P3KRBiN 1- Setelall dilakukcul percuIccuIgcul ulang, bagaimcula basil bacaan atau exposure pacta daerah-daerah yang anda hitung ? Apakah acta pembahan-pembahan exposure pacta daerahdaerah tersebut sebelum clan sesudah pengukuran ? 2. Dalam perancangcul anda hanya mempertimbangkculhamburculplimer, bukankah itu akCUl membebcuripihak BP-4 ? 3. Bagaimana jika anda lakukan pembahculposisi alat untuk mengarahkan radiasi ke daerah yang jarang dilalui orang alan faktor okupansi benda
(T

Tito Sutjipto RUCUIgCUI BP-4 di Yogjakarta memang betul dari mmah-mmah pinjammIlkontrak. Dari pemakaicul mangan yang pertama (awal pemakaian) sudah dimonitoring oleh pihak BATAN. Namun untuk lUang-mang berikutnya, acta yang belum diketahui oleh pihak BATAN dikcu-enakculpindahnya mangcul tersebut sangat

= IA alan

= 1/6)

Tito Su{jipto 1. Hasil bacaan atau exposure pacta daerah yang dihitung tetap sesuai dengan beban keIja yang acta pacta daerah tersebut, hculya seccu"a

ProsidirJJ: Semm:lr Teknologi

Kese1:uJJ:lt:l11 R:ldi:1Sid:m Biomedik:l

Nllklir I

30

perhitungan laju paparan radiasinya mengalami perbaikan untuk kualitas perisaiJdinding. 2. Pada awal penelitian semua faktor/pararneter tetap dilakukan tinjauan, seperti harnburan primer, hamburan yang bocor clan sebagainya. Dari perhitungan yang dominan sebagai parameter adalah harnburan primer clan hamburan lainnya juga tetap dilakukan perhitungan. 3. Pel1lhaheUl posisi alai bisa/dapat dilakukan clan tentunya juga dipcrhatikcUl aktor o""upcUlsinya. f
CUllawall

tersebut bisa saja hanya terdiri dari batu nata atau beton, atau gabungan dari beberapa nahan. 2. Untuk pesawat 125 kV, 500 mA, pasien :t 200500 per rninggu dapat dihitung nilai nisbahnya (Ky, kemudian diplotkan palla kurva yang tersedia (pb atau beton), untuk lllang CT-Scan, prinsip perhitungannyajuga sarna.
Helli YlIliati - P3KRBiN I. 1\:rancang,UI. dim,Ula Ictak perancangmlllya ') 2. bill l'ap;u;UI r;uliasi didapatkclll IA,A mKlhmi. 7 a. I'ada tcg;mg;m (k V) bcrapa '! b. Palla an1S (mA) berapa ? 3. Bagaimana dengan kolimatomya bcrapa Icb,u' ? (lua5 lapangan) Tito SlIljipto I. Perancangan dilakukelll di BP-4 Yogyakar1a, llldiputi 5 unit. y,.illl : UP-4 Pusat MillgjinUl, Kota.~cdc, \\'atcs. amhallg r-.luja-muja Kalasan, U;Ultul darl ?, dibuka

-P3TIR
nahan Berapa dalam YeUlg bapak usulkan

Bapak mengusulkan tarnbahan perisai radiasi dari Pb atau Beton. kerapateUl beton

peranceUlgan dan berapa faktor shielding dari beton Yelllgdiusulkan '! Tito .~'lI~jipto Untuk tamhahelll bahelll perisai radiasi dari beton, kerapatclll yang dipakai adalah p

= 2,359

2. Kctclltuall IA.A mr/h;u'i dihilllng bcrdasar nilai 7 y.m)! diizillk;UI dcngan dasar 5 rcm/rahlll!. Scdangkall 11111111-.: pnalatan tCl'scbut scpclli kV. mA JaIl S mclIgikuti mcdilll kelja ycUl,!? ada, tennasuk bebeUlkcrjarlya. 3. UlItuk kolimatol1lya tetap dioperasikarIldibuka sesuai pada waktu menjalankan pemeriksaan palla pasien ybs. (tergantung besar lapangan, sebagian besar belllpa thorax)

g/cm3, dan faktor shielding dari beton yang dipakai mengikuti kelcntuan persyaratan peralll:eUlgan unit radiologi, khususnya lIlItuk diagnostik (mengikuti ketcntuan yang dikeluarkan oleh pihak Oep. Kesehatan daB BATAN/BAPETEN). .~ri MlIlyasil1RSUP Dr. Kariadi, Semarang unit radio-

I. Apakah persyaratan gedung/tempat

diagnostik daB kedokteran nuklir,.hanrs dilapisi Pb ? karena yang saya tahu, boleh menggunakan dinding bata/beton selena! 20 cm (1 nata) ekivalen dengan Pb, dengan toleransi 10 %. 2. Bagaimana cara menghitung perisai (dinding ballgunan lllang radiodiagnostik delll kedokteran nukIir) dengan kapasitas pesawat 125 kV ; 500 IDA. Untuk pasien :t 200-500 pasien/minggu Scan). (termasuk untuk lllang CT-

Tito .(,'lItjipto 1. Untuk gedwIg/tempat WIltradiodiagnostik daB kedokteran nukIir tidak mutlak hams dilapisi Ph. Hal ini tergantung dari hasil perhitungan keperluan nahan perisai primer dan sekunder yang ada palla lllangan tersebut setelah diperhatikan fungsi alai (kV, mA, S) clanbeban kerja (frekuensi pemakaian dU.) Jadi dinding

ProsidiJ1f!

c)el11iJ1af TekJ1o1ogi

Kesel:U113t:m

Radiasi

d.1l1 BiOl11edika

Nuklir

31

Lampiran

A PERANCANGAN DAN PENGUKURAN UNIT RADIOLOGI A

./:-

4m

6m
Il]

~
4

/~

;I.",~_-:c--~~ -~~

MIj I \I~
~!

f 'I)

,I j

r_~_b

r
E

z
7

1
I '
:

f'1

1
E

'DL--'r L ~.
.
.

j-

,-:,

9
Keterangan Ganibar: 1. R. Tunggu;2. R. GantiPakaian;3. R. Operator;4. R. Periksa Foto; J. R. Cuci Film; 6. R. Baca Foto; 7. R. Admim'strasi; 8. R. Kamar Keci1;9. R. KepaJaInstaJasi.

Variabel
d (m) 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00

.- n __n__- ----

Peraneangan Unit Radiologi A 125 kV. 500 IDA.beban keria 400 "
Tebal timbal (Pb) (mm) 3,20 2,80 2,60 2,40 2,10

__n_- ----n1; 0

K (RlmA-menit) 3,000 . 10.5 6,750. 10-5 1,200 . 10-4 1,875 . 10-4 2,700. 10-4

Tebal beton (em) 26,00 23,50 21,50 21,00 20,00

Pm~idi"v

Seminar

TeknnJoei Kesel:un:ll:m R:ldi:lSi d:m Biomedikl

NLJklir I

32

Lampiran B PERANCANGAN DAN PENGUKURAN UNIT RADIOLOGI B

2m

301

x-

.--.--

5'm

~~.._-

>

1
1"1

(,
E
rl)

E
IV)

4.

3
4----...--.

2,

Keterangan Gambar: 1. R. RoentgeJl;2. R. Ge1ap;3. R. PengeJoJa; . R. Lorang; 5 R. DokteJ~' 4 6. R. Tunggu; 7.R. SiInpan Film; 8. R. Resepsioms; 9. R. KalllarKecil Peraneangan Unit Radiologi B 125 kV. 500 IDA.beban keria 240
K (RlmA-menit) 5,000 . 10-5 1,125.10-4 2,000. 10-1 3,125 . 10-1 4,500 . 10-1 Tebal timbal (Pb) (mm) 2,90 2,50 2,30 2,10 2,00

Variabel
d (m) 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00

--

. -- __un. nf Tebal beton (em) 25,00 22,00 21,00 20,00 18,50

Prosiding

,)e111inaf TeknoJogi

KeseJ:l111:1t:lJJ Radi:lsi

d3l1 BiOllledika

Nuklir

33

Lampiran C PERANCANGAN DAN PENGUKURAN UNIT RADIOLOGI C

~P1

5(11
.."-o.,,..'~' '"

:3""'"

~
9
4

E\ '-0

~
t'()

L
Keterangan Gambar: 1. R. Tunggu;2. R. Roentgen; 3. R. Kontrol; 4. R. Gelap; 5 R. Resepsioms; 6. R. Dokter; 7 R. Pengelola; 8. R. Kamar KecII Peraneangan Unit Radiologi C 125 kV. 500 mA. beban keria 70 Tebal timbal (Pb) (mm) 2,50 2,25 2,00 1,60 1,50

Variabel d (m) 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00

-- -------

----

un

'"1 u_u. uTebal beton (em) 21,00 19,00 17,50 15,00 14,00

K (R/mA-menit) 1,714. 10-4 3,857 . 10-4 6,857 . 10-4 1,071.10-3 1,543 . 10-3

V,'n";,-I;,,,.. '~m;"-u

r~l-""/,,,..;

"'~"~/-Hn-'h"

1)-"'/;-'0; ,I-",

R;"m~,I;l--,

I\T"l-I;~ ,

14

Lampiran D PERANCANGAN DAN PENGUKURAN UNIT RADIOLOGI D

<f

411)

~m

3m

.:x .'l m ->

2,
E
10

6
E
'J'"

8
Keterangan Gambar: 1. R. Tunggu;2. R. Resepsionis; 3. R. Dokfel~'4. R. KawaI Keci1; 5. R. Adininistrasi; 6: R. Roentgen; Z R. Gelap; 8. R. Kontrol Peraneangan Unit RadioltP D 125 kV. 320 mA. beban keria 400 , K (RlmA-menit) 4,688 . 10.5 1,055 . W1,875 . 104 2,936. 104 4,219. 104 Tebal timbal (Pb) (mm) 2,90 2,60 2,40 2,10 2,05

Variabel d (m) 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00

n/

.
Tebal beton (em) 25,00 21,50 21,00 20,00 19,00

ProsidiJ1g

.'>el11mar Teknologi

Keselal11:ll:U1 Radiasi

d:IJ1 Biomedika

Nuklir

35

Lampiran E PERANCANGAN DAN PENGUKURAN UNIT RADIOLOGI E

-(--,I..

.3rn

*----

3m
..,==::--.=

7--".= ~.

3m

>

r i
i , !
I

f:
'{

1 I

.4
8

70
Of

ft

.5

Keterangan Gambar: 1. R. Tunggu;2. R. Roentgen; 3. R. KontraJ;4. R. Lorang; 5. R. Resepsioms; 6: R. GeJap;7. R. Kamar KedJ; 8. R. Dokter. Peraneangan Unit Radiologi E Variabel .,-- __n__."'--- 100 kV. 300 mA. beban keria 10 K Tebal timbal (Pb) (RlmA-menit) 2,000. 10-3 4,500 . 10-3 8,000 . 10-3 1,250 . 10-2
1,800. 10'2

. oj

D (m) 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00

Tebal beton (em) 11,00 10,00 7,50 7,00 6,00

(mm) 1,10 1,05 0,85 0,65 0,55

Prosiding .'>eminafTeknoJogi Kesel:ll11at:m R:ldiasi dan Biomedika Nllklir 1

36

Lampiran F Hubungan harga K dengan tebal perisai: a. untuk timbal; daD b. untuk heron
10' f:-

10,,-

~ u E

.. 10-'

"U '"
Q.. c u E

'"

a:
:.. 1D-.3,-

.i: E

1 ()'

10-5 0

2 TimbJI.

3 Jalam

4 5 mm l.:b31

Gambar 1. Hubungan harga K dengan tebal perisai untuk timbal. (Sumber: Cember, 1983)

lOT ,00

~ ,~' u

Ketd,abn

hCI!>n. em (I'

2.:l5'1/c1I1-')

Gambar 2. Hubungan harga K dengan tebal perisai untuk beton. (Sumber: Cember, 1983)

Prosiding Seminar Teknologi Kesel:lIllaun Radiasi daD Biomedik/ Nllklir 1

37

Lampiran G Tabel VI. Lapisan setengah nilai (HVL) dan persepuluh nilai (TVL) Voltase Puneak, KV 50 70 100
125
I

Materi (bahan) pelemahan Beton. em Timbal (Pb). mm HVL HVL TVL 0,06 0,17 0,43 0,17 0,52 0,84 0,27 0,88 1,6
0,28 0,30 0,52 0,88 1,47 2,5 3,6 7,9 12,5 14,5 16 16,9 16,9 16,6 6,5 12 16,6 0,93 0,99 1,7 2,9 4,8 8,3 11,9 26 42 48,5 53 56 56 55 21,6 40 55 2,0 2,24 2,5 2,8 3,1 3,3 3,6 4,4 6,4 7,4 8,8 10,4 11,4 11,9 4,8 6,2 6,9

TVL 1,5 2,8 5,3


6,6 7,4 8,4 9,4 10,4 10,9 11,7 14,7 21 24,5 29,2 34,5 37,8 39.6 15,7 20,6 23,4

150 200 250 300 400 500 1.000 2.000 3.000 4.000 0.000 x.noo 10.000 Cesimn-137 Kobalt-60 Radium

(Sumber: Cember, 1983)

ProsidiJ1g

.'>e1l1iJ1afTeknologi

Kese131113t:UJ R3di3Si

d:m Bio111edik3

Nuklir

-:19

You might also like